I. PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya berbagai usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan
pencemaran air, pencemaran udara, kerusakan lahan dan/ atau tanah, serta
meningkatnya pengaduan masyarakat terkait adanya dugaan pencemaran dan/ atau
perusakan lingkungan hidup pada pemerintah.
Kabupaten / Kota, diperlukan pengelolaan lingkungan hidup yang optimal agar
masyarakat mendapatkan lingkukngan hidup yang baik dan sehat. Oleh karena itu,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota perlu memberikan pelayanan minimal bidang
lingkungan hidup.
Dalam rangka pencapaian penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang lingkungan hidup daerah Kabupaten/Kota yang terkait erat dengan
permasalahan lingkungan di daerah, diperlukan upaya pengelolaan hidup secara
efektif dan efesien melalui upaya pencegahan dan penanggulangan berdasarkan
data hasil pemantauan,pengawasan dan tindak lanjut.
Berdasarkan Permen LH No. 20 tahun 2008 tentang petunjuk teknis standar
pelayanan minimal bidang lingkungan hidup daerah Kabupaten/Kota, dijelaskan
bahwa tanah merupakan salah satu kompenen lahan, berupa lapisan teratas kerak
bumi yan terdiri dari bahan mineral dan ahan organic serta mempunyai sifat
fisik,kimia,biologi dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Sementara itu, biomassa adalah tumbuhan atau bagian-
bagiannya yaitu bunga, biji, buah daun, ranting, batang akar, termasuk tanaman
yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman.
Sedangkan produksi biomassa adalah bentuk-bentuk pemanfaatan sumberdaya
tanah untuk menghasilkan.
Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu daerah otonom yang memiliki
keterbatasan sumberdaya lahan atau tanah yang dapat dikembangkan, terutama
untuk budidaya karena sebagian besar wilayahnya berstatus sebagai kawasan
lindung. Pemerintah Tanah Laut dituntut untuk lebih kreatif dalam menggali dan
mengemabangkan potensi daerah sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah guna menigkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu
pertanyaan yang harus dijawab oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut adalah
bagaimana menjadikan keberadaan kawasan konservasi yang ada sebagai kekuatan
pembangunan, bukan sebagai faktor pembatas, sebagaimana kesan yang selama ini
ada.
b. Lingkup Pekerjaan
1. Identifikasi sampah dan crusher (alat penghancur sampah).
Identifikasi pengadaan sampah dan crusher (alat penghancur sampah) yang
akan dipergunakan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat daerah (DPA-SKPD) Tahun Anggaran 2014 dilakukan dengan
tujuan untuk mengaktifkan peran serta masyarakat dalam menanggulangi
pencemaran lingkungan berupa sampah dari rumah tangga, sekolahan,
perkantoran dan fasilitas umum ke Tempat Pembuangan Sementara(TPS)
lanjutkan ke Tempat Pengolahan Akhir(TPA) sehingga umur TPA Bakunci akan
bertambah dikarenakan adanya pengolahan sampah sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Pasal 19
ayat 2 alinea b.
2. Kondisi Harga Penawaran
Masing-masing pengadaan tong sampah sejumlah 73 buah dan crusher (alat
penghancur sampah) sejumlah 2 buah memberikan penawaran yang berbeda-
beda seperti berikut:
a. Harga yang ditawarkan belum termasuk PPN 10%.
b. Sistem pembayaran
c. Harga termasuk ongkos kirim
d. Tempat tong Sampah Bertulisan “BLH APBD TA 2014”.
e. Crusher (alat penghancur sampah) bertulisan “BADAN LINGKUNGAN
HIDUP KABUPATEN TANAH LAUT APBD TA 2014” .
V. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah pengadaan tong sampah
sejumlah 73 buah dan crusher (alat penghancur sampah) 2 buah yang akan
dipergunkan sebagai salah satu acuan untuk peningkatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan persampahan untuk masyarakat dan Pemerintah Daerah
dalam penyusunan langkah tindak lanjut untuk meningkatkan, memelihara,
melestarikan serta memperbaiki kualitas lingkungan.
VI. PENUTUP