Anda di halaman 1dari 4

Bentuk Dan Pola Ruang Aktivitas Komersial Yang Terjadi Pada Ruang Terbuka

Hijau (kasus: Di Kawasan Komersial Simpanglima Kota Semarang)

Oleh:
Al ‘ Aswad, ST, MT1

Pola kegiatan yang dilakukan dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau,
dimana aktivitas kegiatan yang dilakukan untuk sektor informal berada di sekitar ruang
terbuka hijau. Sedangkan untuk aktivitas komersial yang lain juga secara tidak langsung
dipengaruhi oleh adanya ruang terbuka hijau (seperti tempat parkir bangunan komersial).
Empiris dapat diketahui bahwa pola kegiatan pengguna lebih banyak dilakukan
disekitar ruang terbuka hijau. Aktivitas pengguna ini dilakukan apabila mereka berada diluar
bangunan, seperti makan dan minum, jalan dan sebagainya. Pola-pola ini berupa pola yang
terbentuk dari aktivitas komersial informal yang berada di sekitar ruang terbuka hijau. Pola
kegiatan ini mengikuti pola ruang terbuka hijau yang ada, seperti bentuk jalur hijau yang
memanjang maka pola kegiatan membentuk linear sepanjang keberdaan ruang terbuka hijau.
Tetapi ada juga pola kegiatan pengguna yang tidak dipengaruhi oleh keberadaan ruang
terbuka hijau di kawasan studi. Kegiatan ini berupa kegiatan yang berada dalam bangunan
atau ruang bangunan sehingga tidak dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau .
Bahkan menurut pengguna kegiatan dalam bangunan ini, keberadaan ruang terbuka hijau
tidak memiliki manfaat yang dirasakannya kecuali sebagai pengindah saja.Kegiatan ini
berkembang seiring dengan perkembangan bangunan permanen yang ada di kawasan studi,
dimana semua aktivitas dilakukan tidak berada di luar bangunan.

1
Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota UNISSULA Semarang
Sedangkan mengenai pola kegiatan yang ada di kawasan studi dapat dilihat pada
gambar ilustrasi berikut.

Pola Kegiatan Melingkar


Terpusat Mengikuti Bentuk
Ruang Terbuka Hijau Berupa
Taman/Lapangan

Pola Kegiatan Linear


Menerus Mengikuti
Bentuk Ruang Terbuka
Hijau yaitu Jalur Hijau

A
A
Vegetasi
Tenda Aktivitas
Komersial Informal

A A

Lokasi Aktivitas A Vegetasi Berpa Pohon


Komersial Informal Perdu

Payung Taman
Vegetasi Berupa Pohon

GAMBAR 1
ILUSTRASI ANALISIS POLA KEGIATAN PENGGUNA PADA RTH

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2009


Pola ruang yang terbentuk di kawasan studi berdasarkan dipengaruhi oleh ruang
terbuka hijau, dimana membentuk pola ruang aktivitas di sepanjang atau sekitar keberadaan
ruang terbuka hijau (74 %). Sedangkan yang lain diketshui tidak semua pola ruang yang
terbentuk karena adanya ruang terbuka hijau tetapi justru adanya bangunan komersial
kemudian baru dibentuk ruang terbuka hijau sesuai diinginkan. Hal ini terjadi pada aktivitas
komersial berjenis perdagangan tetap atau memiliki bangunan komersial secara permanen.
Pola ruang pengguna ini juga terbentuk dari pola kegiatan yang terjadi, dimana pola ini akan
mengikuti bentuk ruang terbuka hijau dan terjadi seperti sekat yang continues.

Pola Ruang Aktivitas Pengguna Membentuk Pola


Sekat Continues. Pola Ruang ini terbentuk dari
aktivitas komersial informal yang berada di sekitar
vegetasi atau diantara vegetasi.
GAMBAR 2
ILUSTRASI ANALISIS POLA RUANG AKTIVITAS PENGGUNA

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2009

Bentuk ruang terbuka hijau yang sesuai diterapkan pada kawasan komersial
Simpanglima adalah berbentuk taman kecil umum pada lokasi pemukiman dan padat
bangunan/lahan terbangun. Taman kecil umum ini diharapkan dapat menjadi salah satu ruang
terbuka yang ada pada kawasan padat bangunan, selain bersifat umum ruang terbuka hijau ini
dapat memberikan fungsi dan peranannya sebagai tempat resapan air serta bermanfaat
sebagai penghasil oksigen pada kawasan.
Bentuk RTH yang sesuai dengan kawasan studi yang berupa taman kecil umum
bersifat aktif dan pepohonan perdu. Hal ini dikarenakan kawasan studi merupakan kawasan
yang cukup padat akan bangunan atau lahan terbangun sehingga salah satu bentuk ruang
terbuka hijau yang dapat menjadi rekomendasi tindak lanjut pengembangan RTH adalah
taman berskala kecil dan bersifat aktif (publik bukan privat).
Jenis vegetasi yang cocok pada ruang terbuka hijau di kawasan studi adalah jenis
tanaman peneduh dan pengindah. Jenis vegetasi ini harus mempertimbangkan tanaman yang
dapat menyerap polutan dan memiliki kemudahan dalam pemeliharaan serta memiliki
ketahanan yang cukup baik.
Jenis vegetasi yang cocok di kawasan studi adalah jenis peneduh dan pengindah. Hal
ini dikarenakan kondisi iklim/suhu yang cukup panas dan tingakt kepadatan bangunan yang
cukup tinggi dan juga merupakan kawasan pusat kota. Jenis peneduh disini diantaranya
adalah vegetasi yang tidak merusak fisik jalan, dalam hal ini yaitu pohon tanjung yang dapat
dikembangkan disepanjang kawasan jalan raya. Sedangkan jenis vegetasi untuk kawasan
yang lain adalah tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil oksigen adalah:
damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena
leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis) dan beringin (ficus benyamina). Pada kawasan
yang memiliki bukaan yang cukup besar seperti lapangan dan taman harus
mempertimbangkan jenis vegetasi sebagai berikut:
 Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.
 Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang.
 Akarnya menghunjam masuk ke dalam tanah. Jenis ini lebih tahan terhadap hembusan
angin yang besar daripada tanaman yang akarnya bertebaran hanya di sekitar
permukaan tanah.
 Memiliki kerapatan yang cukup (50-60%), yang berupa kerapatan daun ataupun tajuk.
Selain jenis vegetasinya berjenis peneduh dan pengindah, tetapi jenis vegetasi tersebut
juga harus dapat menghilangkan bau atau jenis penyerap dan penapis bau, dimana tanaman
yang ditanam dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk dan
menggantinya dengan bau harum. Tanaman yang dapat menghasilkan bau harum antara lain:
Cempaka (Michelia champaka) dan tanjung (Mimusops elengi). Selain itu juga untuk daerah
di kawasan yang selalu terjadi genangan air maka jenis vegetasi yang dapat dipertimbangkan
adalah jenis tanaman penguap yang sedang-tinggi diantaranya adalah: nangka (Artocarpus
integra), albizia (Paraserianthes falcataria), Acacia vilosa, Indigofera galegoides, kihujan
(Samanea saman) dan lamtoro (Leucanea glauca). Jenis vegetasi diatas dapat dibudidayakan
dan memiliki kemudahan dalam pemeliharaan. Untuk jenis akasia, tanaman ini tidak boleh
berada di sepanjang jalan raya karena sifat perakaran yang mudah merusak fisik jalan dan
kerapuhan dahan yang dimilikinya dapat membahayakan pengguna jalan. Jenis ini hanya
cocok ditanam pada area terbuka seperti taman ataupun lapangan. Untuk jenis yang lain dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan atau kondisi yang terjadi di masing-masing kawasan.
Ruang terbuka hijau yang sesuai untuk kawasan studi adalah tanaman di halaman
rumah. Hal ini dikarenakan sulitnya penciptaan ruang terbuka yang difungsikan untuk ruang
terbuka hijau mengingat kepadatan bangunan dan kurangnya lahan non terbangun pada
kawasan studi. Dalam hal ini hanya ada beberapa bagian kawasan yang terdapat ruang
terbuka hijau berbentuk taman. Bentuk ruang terbuka hijau ini dapat menghasilkan manfaat,
fungsi dan peranannya secara optimal, apabila dapat diperhatikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai