Anda di halaman 1dari 157

Laporan Antara

Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

ANALISIS SUMBER DAYA ALAM


DAN FISIK LINGKUNGAN
PERKOTAAN FAKFAK
Bab ini mengulas mengenai analisis dari beberapa aspek diantaranya
sumberdaya alam dan fisik lingkungan, sosial budaya, kependudukan, lekonomi
dan sektor unggulan, serta sumberdaya buatan dalam lingkup kabupaten dan pada
akhirnya menjadi bahan justifikasi penentuan deliniasi kawasan yang termasuk
dalam Wilayah Perkotaan Fakfak.

4.1 ANALISIS SUMBER DAYA AIR


Air permukaan dan air tanah merupakan sumner air utama yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Sampai saat ini, air permukaan
sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri,
pembangkit tenaga listrik dan keperluan domestik lainnya. Penggunaan air tanah
umumnya masih terbatas untuk air minum, rumah tangga, sebagian industri, usaha
pertanian pada wilayah dan musim-musim tertentu.
1. Air Permukaan
Kabupaten Fakfak memiliki karakteristik alam yang khas, kondisi topografis
yang bervariasi mulai dari dataran rendah sampai dengan daerah perbukitan.
Sumber air permukaan di Kawasan Perkotaan Fakfak terdiri dari air sungai dan air
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 1
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

laut, dilihat dari kondisi hidrologi ditandai dengan mengalirnya beberapa sungai di
sekitar wilayah kota yaitu sungai Kali Mati, sungai Air Besar, sungai Sekartemin dan
sungai Werba. Sungai-sungai ini telah dimanfaatkan Pemerintah Daerah sebagai
sumber air baku untuk air minum oleh PDAM khususnya untuk sungai Kali Mati, Air
Besar dan Sekartemin yang dikosumsi oleh penduduk di Distrik Fakfak dan
sebagian Distrik Fakfak Tengah. Sedangkan untuk penduduk Distrik Fakfak Tengah
dan Fakfak Barat (Kampung Kiat) dengan membuat saluran pipa yang diambil dari
sumber air di bukit/dataran tinggi yang disalurkan ke rumah-rumah.
Sementara aliran sungai Werba juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
tenaga air. Hanya saja debit air sungai-sungai tersebut sangat dipengaruhi oleh
itensitas curah hujan, sehingga pelayanan air bersih belum mencakup ke seluruh
wilayah perkotaan Fakfak. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk
Kawasan Perkotaan Fakfak selain memanfaatkan air dari PDAM ataupun dari
sungai-sungai tersebut, juga menggunakan air hujan yang ditampung.
Di samping sungai, sumberdaya air yang terdapat di kawasan perencanaan
adalah ekosistem perairan yang dalam hal ini adalah ekosistem pesisir dan laut.
Ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di Kawasan Perkotaan Fakfak adalah
hutan mangrove, padang lamun dan sebagian kecil terumbu karang. Ketersediaan
sumberdaya pesisir dan laut yang terdapat di Kawasan Perkotaan Fakfak pada saat
ini khusus untuk hutan mangrove sudah mulai berkurang karena kawasannya
digunakan untuk kawasan permukiman nelayan. Hal lain yang mengganggu pada
keseimbangan ekosistem pesisir dan laut di kawasan perencanaan adalah kegiatan
reklamasi yang akan menggangu pada kondisi tata air.
2. Air Tanah
Air tanah sering disebut air tawar karena tidak berasa asin. Berdasarkan
lokasi air, maka air tanah dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu air permukaan
tanah dan air jauh dari permukaan tanah Air permukaan tanah sangat tergantung
pada air hujan. Yang termasuk air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa,
danau, waduk (buatan). Air permukaan tanah sering dicemari oleh sampah
keluarga, kotoran hewan, limbah industri dan limbah domestik.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 2


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 3


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tata guna sumberdaya air dapat dilihat dari ketersediaan air baik berupa air
tanah maupun air permukaan di kawasan perencanaan. Ketersediaan sumberdaya
air di Kawasan Perkotaan Fakfak sangat banyak, berasal dari beberapa sumber
baik air tanah maupun air permukaan. Hal ini disebabkan karena letak wilayahnya
yang berbukit-bukit dan didominasi oleh Hutan, sehingga ketersediaan air di
kawasan perencanaan sangat banyak. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari akan air bersih, penduduk di kawasan Perkotaan Fakfak menggunakan
air yang bersumber dari air tanah dan air permukaan. Sistem pengambilan air
bersih yang dilakukan di Distrik Fakfak barat (Kampung Kiat) dan Distrik Fakfak
Tengah dilakukan dengan membuat saluran pipa dari sumber air dari bukit di
dataran tinggi yang dialirkan ke rumah-rumah atau sungai dekat perkampungan.
Sedangkan untuk Distrik Fakfak dan sebagian Distrik Fakfak Tengah umumnya
menggunakan air bersih dengan sistem perpipaan PDAM.
Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten, bahwa sumber air baku yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah bersumber dari Air
Besar dengan debit 4000 l/dtk, kampung Sungai dengan debit 6 l/dtk dan Kalimati
dengan debit 30 l/dtk. Semua sumber air baku ini belum dimanfaatkan secara
optimal, karena sampai tahun 2006, yang baru dimanfaatkan adalah Kampung
Sungai 50%, Kalimati dimanfaatkan 67% sedangkan dari sumber Air besar baru
dimanfaatkan 0,5%.
Jenis dan bentuk pengembangan sumber daya air dilakukan dengan cara
penanggulangan masalah sumber daya air dapat dengan pola usaha tani yaitu
antara lain: reboisasi, penghijauan, social forestry, aneka usaha kehutanan, hutan
rakyat, agroforestry, pengkayaan tanaman, suksesi alami, reklamasi bekas
tambang.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Fabfab -
Kabupaten Fakfak penghijauan lingkungan, penanaman tanaman pakan,
penanaman tanaman
keindahan
1. Reboisasi merupakan upaya rehabilitasi berupa kegiatan penanaman pohon
yang dilaksanakan di dalam kawasan hutan;
2. Penghijauan merupakan upaya memulihkan ataumemperbaiki kembali
keadaan lahan kritis diluar kawasan hutan agar dapat berfungsi sebagai
media produksi dan mengatur tata air serta tanaman penguat teras;
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 4
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

3. Social forestry merupakan suatu sistem pengelolaan hutan yang ditujukan


untuk memperoleh manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar
hutan dengan mengusahakan tanaman penghasil komoditas non kayu;
4. Aneka usaha kehutanan merupakan suatu kegiatan pemanfaatan lahan
oleh petani untuk memproduksi hasil-hasil komoditi non kayu yang biasanya
diproduksi sebagai hasil hutan non kayu (sampingan);
5. Hutan Rakyat merupakan hutan yang tumbuh atau dikembangkan pada
lahan milik rakyat/adat/ulayat atau lahan-lahan lainnya yang berada di luar
kawasan hutan;
6. Agroforestry merupakan menejemen pemanfaatan lahan secara optimal dan
lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian
pada unit pengelolaan sosial, ekonomi dan budaya dimana masyarakat
berperan serta;
7. Pengkayaan Tanaman merupakan peningkatan potensi kawasan hutan
bekas tebangan (log over area) yang telah mengalami kerusakan dengan
penanaman tanaman komersial;
8. Suksesi Alami merupakan pemulihan kembali hutan yang telah mengalami
penurunan potensi namun masih cukup sumber biji, khususnya di daerah
rawa, dengan memanfaatkan proses pertumbuhan tegakan secara alami;
9. Penghijauan lingkungan merupakan kegiatan penghijauan yang dilakukan
diluar kawasan hutan yang run off-nya nya tinggi, khususnya di kawasan
permukiman;
10. Penanaman tanaman pakan dan penanaman tanaman keindahan.

4.2 ANALISIS SUMBER DAYA TANAH


Tanah termasuk salah satu sumber daya alam non-hayati yang penting
untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi
berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan
secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah
tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa
organik. Pengelolaan sumber daya non-hayati ini menjadi sangat penting mengingat
pesatnya pertambahan penduduk dan kondisi cemaran lingkungan yang ada.
Manfaat sumber daya tanah antara lain :
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 5
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

1. Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang


dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur
hara yang tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai
dan seimbang
2. Penyedia makanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang
menguraikan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan
oleh tanaman dan organisme lain
3. Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tanah merupakan tempt
manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam
tanah, hidup pula berbagai organisme tanah.
Penggunaan tanah yang paling luas adalah untuk sektor pertanian yang
meliputi penggunaan untuk pertanian tanaman pangan, pertanian tanaman keras,
untuk kehutanan maupun untuk ladang pengembalaan dan perikanan. Untuk
daerah perkotaan penggunaan tanah yang utama adalah untuk permukiman,
industri, dan perdagangan serta penggunaan untuk rekreasi. Penggunaan
sumberdaya tanah untuk berbagai penggunaan bertujuan untuk menghasilkan
barang penggunaan bertujuan untuk menghasilkan barang-barang pemuas
kebutuhan manusia yang terus meningkat sebagai akibat pertambahan penduduk
dan perkembangan ekonomi. Untuk mengejar tingkat kesejahteraan penduduk dan
memacu pertumbuhan ekonomi tinggi, penggunaan sumberdaya tanah sering
kurang bijaksana atau kurang memperhatikan kelestarian sumber daya tanah itu
sendiri.
Pengelolaan sumber daya tanah di Kawasan Perkotaan Fakfak dipandang
penting dan didasari oleh pertimbangan bahwa proses-proses pembangunan yang
akan terjadi masih akan ditumpukan pada potensi sumber daya tanah. Oleh
karenanya, sumber daya tanah dengan segala komponen yang ada di dalamnya
termasuk air, biota, dan lainnya harus dikelola secara baik. Empat sub-agenda
dirumuskan dalam hal - hal berikut ini : (1) penatagunaan sumberdaya tanah, (2)
pengelolaan hutan, (3) pengembangan pertanian dan pedesaan, dan (4)
pengelolaan sumberdaya air. hal penting perlu dicatat dalam hal ini pengelolaan
sumber daya tanah di Kawasan Perkotaan Fakfak antara lain: proses-proses
eksploitasi sumber daya tanah semakin meningkat. Keadaan ini perlu mendapat

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 6


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

perhatian yang serius bagi yang akan terlibat langsung dalam usaha-usaha
pengelolaan lingkungan, pengelolaan sumberdaya tanah harus dilakukan secara
terpadu. Ini berarti bahwa pengelolaan empat aspek di atas (sumber daya tanah,
hutan, pertanian, dan sumber daya air) tidaklah boleh dilakukan secara parsial oleh
karena keterkaitan yang erat di antaranya.
Faktor-faktor pembentuk tanah diantaranya adalah iklim, iklim adalah rata-
rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan unsur-unsur iklim yang
mempengaruhi proses pembentukan tanah yaitu suhu dan curah hujan, suhu akan
berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka
proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan
cepat pula, suhu udara rata-rata di Kawasan Perkotaan Fakfak sama seperti halnya
Kabupaten Fakfak yaitu 28,1oC dengan suhu udara minimal adalah 22,2oC dan
maksimum 29,1oC. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2009 adalah 84,9%
dengan kecepatan angin adalah berkisar antara 04-06 knot. (lihat Tabel 4.1 )
Tabel 4.1. Suhu Udara Maksimum dan Minimum Mutlak ( oC) Kabupaten Fakfak,
Tahun 2006 - 2009
2006 2007 2008 2009
No Bulan
Min Max Min Max Min Max Min Max
1 Januari 22,6 30,1 22,2 22,1 22,1 30,9 22,1 31,3
2 Februari 23,1 30,1 22,3 21,4 21,4 30,4 20,9 30,5
3 Maret 22,8 30,7 22,5 21,7 21,7 29,7 22,2 29,8
4 April 22,9 29,9 22,1 22,4 22,4 30,6 22,7 30,1
5 Mei 22,3 29,4 22,3 22,2 22,2 31,2 22,1 30,0
6 Juni 22,3 28,1 21,9 20,4 20,4 30,2 21,9 29,0
7 Juli 22,2 27,0 22,1 21,6 21,6 30,4 22,3 27,9
8 Agustus 21,2 27,0 22,1 20,0 20,0 31,0 22,2 27,5
9 September 21,9 27,5 20,8 22,3 22,3 32,0 21,3 28,7
10 Oktober 21,0 29,4 22,2 22,4 22,4 31,4 22,4 30,0
11 November 22,0 29,7 21,3 21,6 21,6 30,4 21,7 30,6

12 Desember 22,3 30,6 18,5 20,6 20,6 30,5 22,2 31,3

Rata-
22,3 29,1 21,7 21,6 21,6 30,7 22,0 29,7
rata
Sumber: Kabupaten Fakfak Dalam Angka, 2010.

Curah hujan, Curah hujan merupakan parameter iklim terpenting untuk


pertanian daerah tripika, baik dalam keadaan berlebih ataupun kekurangan.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 7


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Dengan suhu yang dapat dikatakan nisbi seragam, sebaran curah hujan
merupakan patokan utama yang digunakan untuk membuat penggolongan iklim
tropika.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 8


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Curah hujan berkaitan erat dengan kelembaban tanah. Di dalam taksonomi


tanah (USDA) dikenal empat pola kelengasan tanah yang ada di daerah tropika,
termasuk Indonesia diantaranya: Udic, Ustic, Aridic dan Acuic. Curah hujan akan
berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian
tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
Curah hujan di Kawasan Perkotaan Fakfak bervariasi untuk masing-masing
daerah yang ada di setiap kampung. Berdasarkan data lima tahun terakhir
diketahui bahwa rata-rata setiap tahunnya Kawasan Perkotaan Fakfak mengalami
curah hujan yang frekwensinya sama. Jumlah curah hujan di Kawasan Perkotaan
Fakfak adalah sebesar 3.265 mm/tahun, dengan jumlah hari hujan pada tahun
2009 adalah sebanyak 210 hari (lihat Tabel 4.2 dan Tabel 4.3). Berdasarkan hasil
wawancara dengan badan meteorologi dan geofisika kabupaten bahwa curah hujan
yang paling tinggi terdapat di Distrik Fakfak, Fakfak Timur dan Fakfak Barat yaitu
sebesar 3500 mm/tahun, sedangkan curah hujan yang termasuk kriteria sedang
terdapat di Distrik Kokas, Teluk Patipi, Kramomongga dan Bomberay. Disamping
itu, ada pula daerah yang mempunyai curah hujan yang sangat rendah yaitu
terdapat di dataran Otoweri sebelah utara Distrik Kokas.
Tabel 4.2. Banyaknya Curah Hujan Kawasan Perkotaan Fakfak Tahun 2005 - 2009
Tahun
No Bulan
2005 2006 2007 2008 2009
1 Januari 484 385 208,4 2001,1 213,4
2 Februari 169 225 132,3 198,3 257,5
3 Maret 197 288 176,3 267,9 324,1
4 April 620 210 248,7 154,0 229,6
5 Mei 373 308 457,9 166,2 243,8
6 Juni 378 575 256,0 192,8 419,7
7 Juli 273 442 338,9 110,8 476,4
8 Agustus 85 178 539,1 230,6 493,1
9 September 164 445 145,4 130,6 112,4
10 Oktober 44 225 247,9 140,0 101,7
11 November 140 237 108,5 151,3 182,1
12 Desember 282 171 108,5 163,7 210,7
Jumlah 3.209 3.689 3.067,9 2.106,3 3.265
Sumber: Kabupaten Fakfak Dalam Angka, 2010

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 9


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 10


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 4.3. Banyaknya Hari Hujan Kabupaten Fakfak Tahun 2005-2009

No Bulan Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1 Januari 21 24 9 16 11
2 Februari 20 17 17 18 18
3 Maret 15 23 16 19 23
4 April 22 19 17 12 16
5 Mei 26 20 25 14 16
6 Juni 24 23 24 22 16
7 Juli 18 26 27 10 16
8 Agustus 9 20 25 10 29

9 September 17 18 17 16 27

10 Oktober 23 11 16 10 12
11 November 19 14 16 13 10
12 Desember 18 13 16 16 16
Jumlah 232 228 225 1.76 210
Sumber: Kabupaten Fakfak Dalam Angka, 2010

Pendekatan dan metode yang digunakan untuk melindungi tanah agar tidak
rusak dapat dilakukan dengan cara:
1. Tidak menggunakan tanah secara berlebihan, menggunakan cara
pengelolaan yang tepat
2. Melindungi tanah dari energi perusak
3. Memperkecil energi perusak
4. Meningkatkan ketahanan tanah terhadap energi perusak
5. Peningkatan produktivitas tanah dengan cara memperbaiki sifat dan
kualitas tanah dan lahan
6. Memberikan bahan organik dsb kedalam tanah guna memperbaiki kondisi
tanah yang sudah rusak
7. Metode yang digunakan dalam konservasi tanah yaitu dengan cara:
8. Menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya
9. Memberikan perlakuan pada tanah dengan cara melindungi permukaan air
tanah, biasanya dilakukan dengan tanaman, atau disebut juga dengan cara
vegetatif
10. Melakukan pekerjaan teknik sipil pada tanah, disebut juga cara mekanisme
11. Memperbaiki masukan bahan untuk memperbaiki sifat tanah, biasanya

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 11


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

dengan bahan kimia (krilum, kapur dsb) disebut cara kimia.

Berdasarkan amanat dalam UUPA 1960 yang melaksanakan konservsi


tanah adalah: memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta
mencegah kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau
instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan memperhatikan pihak yang
ekonomis lemah, ketentuan tersebut dipertegas dalam berbagai UU berikutnya, dan
yang terakhir UU no 32/2004 yang sekaligus menekankan bahwa dalam
konservasi SDA masyarakat berada di depan, dan pemerintah hanya berfungsi
sebagai regulator dan fasilitator. Selain itu perhatian tergadap aspek konservasi
sumber daya tanah menjadi penting sebab konservasi merupakan upaya
pencegahan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki tanah yang rusak,
memelihara serta menaikkan kesuburan tanah agar tercapai produksi setinggi-
tinggi dalam waktu yang tak terbatas.

4.3 ANALISIS TOPOGRAFI DAN KELERENGAN


Kondisi topografis Kawasan Perkotaan Fakfak bervariasi, mulai dari dataran
rendah sampai dengan daerah perbukitan. Dilihat dari aspek topografisnya,
Kawasan Perkotaan Fakfak didominasi oleh wilayah dengan kondisi kemiringan >
40%, yang disusun dengan wilayah dengan kemiringan 0-15%. Sedangkan yang
lainnya adalah wilayah dengan kemiringan berkisar antara 15 - 40%. Pada kondisi
kemiringan 0-5% di Kawasan Perkotan Fakfak dapat dikembangkan sebagai
kawasan permukiman karena memiliki kontur yang cocok untuk bermukim,
sedangkan pada kondisi kemiringan 15-40% dapat di kembangkan sebagai
kawasan lindung atau kawasan wisata alam, berdasarkan kondisi aktual Wilayah
Perkotaan Fakfak berbatasan dengan Laut Seram, sehingga pengembangan dapat
diarahkan pada potensi yang ada yaitu sebagai wisata laut dengan unsur utama
adalah pemandangan laut (waterfront). Kondisi ketinggian dan kelerengan
Kawasan Perkotaan Fakfak dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 12


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 13


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 14


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 15


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

4.4 ANALISIS KLIMATOLOGI


Kajian meteorologi dan klimatologi yang benar akan mengubah pandangan
kita terhadap cuaca dan iklim dari faktor penghambat menjadi faktor penunjang
yang sangat bermanfaat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pendugaan hasil
pada berbagai kegiatan. Penerapan ilmu cuaca dan iklim tersebut diantaranya
pada bidang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, kelautan, teknik sipil,
kesehatan, perhubungan serta pertahanan negara.

Tiga manfaat pokok dari informasi data cuaca dan iklim yakni:

1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang dapat


ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrem misalnya kekeringan,
banjir serta angin kencang.
2. Menyesuaikan diri atau berusaha untuk menyelnggarakan kegiatan dan
usaha yang serasi dengan sifat cuaca dan iklim sehingga terhindar dari
hambatan atau kerugian yang diakibatkannya.
3. Menyelenggarakan kegiatan dan usaha di bidang teknik, sosial dan ekonomi
dengan menerapkan teknologi pemanfaatan sumber daya cuaca dan iklim.

Metode yang dilakukan pada analisis klimatologi di Kawasan Perkotaan


Fakfak adalah dengan pendekatan keilmuan dari berbagai sudut pandang, karena
wilayah yang dibahas adalah kawasan perkotaan maka pendekatan yang dilakukan
adalah dengan menggunakan pendekatan klimatologi perkotaan (urban
climatology) klimatologi yang membahas berbagai iklim dalam perencanaan
maupun penataan kota. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh tingkat
kenyamanan udara sebaik-baiknya, perolehan data penelitian klimatologi kota
dapat dilakukan dengan teknik observasi bergerak (moving observation technique),
artinya pengukuran dilakukan pada tempat yang berbeda dan dalam waktu yang
relatif singkat. Pada prinsipnya teknik observasi bergerak merupakan upaya untuk
meliputi keseluruhan daerah penelitian dalam waktu sesingkat mungkin dengan
alat dan tenaga yang terbatas, sehingga distribusi unsur iklim dan perubahan unsur
iklim dapat diketahui.Titik observasi dipilih dengan interval 300-400m agar didapat
data yang menyeluruh. Rute pengukuran dipilih sedemikian rupa sehingga waktu
yang digunakan dapat sesingkat mungkin. Pengecekan dilakukan dengan
pengukuran ulang pada titik yang sama dan waktu yang berbeda.
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 16
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Pengukuran iklim di Kawasan Perkotaan Fakfak dapat berperan bagi usaha


perikanan budidaya, penangkapan dan pengolahan, perkebunan dan lain-lain.
Kondisi iklim di Kawasan Perkotaan Fakfak sebagai mana kondisi iklim yang
dijelaskan pada bahasan sebelumnya yang juga merupakan potensi sumberdaya
tanah bahwa iklim di Kawasan Perkotaan Fakfak yaitu 28,1 oC dengan suhu udara
minimal adalah 22,2oC dan maksimum 29,1oC. Rata-rata kelembaban udara pada
tahun 2009 adalah 84,9% dengan kecepatan angin adalah berkisar antara 04-06
knot. Kondisi tersebut berpotensi untuk pengembangan kegiatan usaha baik
dibidang sosial, ekonomi maupun bidang lainnya yang terkait dengan perubahan
iklim yang ada.

4.5 ANALISIS SUMBER DAYA ALAM (ZONA LINDUNG)


Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjadi orientasi
pembangunan negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia sejak
diperkenalkan dalam World Conservation Strategy (Strategi Konservasi Dunia) yang
diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), dan World Wide
Fund for Nature (WWF) pada 1980. Pada dasarnya, pembangunan berkelanjutan
merupakan integrasi tiga pilar, yakni: ekonomi, lingkungan dan sosial yang dapat
dicapai melalui pengembangan dua strategi utama, yakni: strategi pertumbuhan
hijau (Green Growth Strategies) dan ekonomi hijau (Green Economy). Sehingga
kedua strategi tersebut menjadi fokus dalam mendukung pencapaian
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Secara internasional,
belum terdapat kesepakatan tentang pengertian strategi pertumbuhan hijau
ataupun ekonomi hijau tersebut. Namun, Pemerintah Indonesia secara sukarela
berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan
usaha sendiri dan sebesar 41% jika mendapat bantuan internasional pada tahun
2020 untuk bidang BAU (business as usual). Hal tersebut dinyatakan pada
pertemuan G-20 di Pittsburgh, Pensylvania, Amerika Serikat tanggal 25 September
2009. Untuk memenuhi komitmen tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca (RAN- GRK). Pada pasal 6 Perpres tersebut mengharuskan
Gubernur menyususun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 17
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

(RADGRK). Implementasi RAN/RAD- GRK diprioritaskan kepada bidang berbasis


lahan, khususnya kehutanan dan pertanian. Pada tahun 2000 sektor berbasis
lahan menyumbang emisi GRK sekitar 65% dari emisi nasional. Emisi tersebut
berasal dari perubahan penggunaan lahan dan kehutanan (Land Use Change and
Forestry/LUCF) sebesar 47%, kegiatan pertanian (5%) dan kebakaran lahan
gambut 13 %.
Analisis sumberdaya alam di Kawasan Perkotaan Fakfak berprinsip sistem
pembangunan yang berkelanjutan dengan mengedepankan konsep green city,
pengelolaan sumber daya alam (kawasan lindung) dilakukan atas dasar
pencapaian luas/kuantitas dan peningkatan kualitas dari kawasan lindung.
Pecapaian luas kawasan lindung ditempuh, melalui : (a) peningkatan fungsi
kawasan lindung di dalam dan di luar kawasan hutan; (b) pemulihan kembali
secara bertahap kawasan lindung yang telah berubah fungsi; (c) pengalihan fungsi
secara bertahap kawasan hutan cadangan dan hutan produksi terbatas menjadi
hutan lindung; (d) pembatasan pengembangan prasarana wilayah di sekitar
kawasan lindung untuk menghindari tumbuhnya kegiatan perkotaan yang
mendorong alih fungsi kawasan lindung; (f). penetapan luas kawasan hutan
minimal 30% dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sementara itu, peningkatan kualitas kawasan lindung dilakukan, melalui:
a. Optimalisasi pendayagunaan kawasan lindung hutan dan non hutan melalui
jasa lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
b. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan
pada kawasan lindung;
c. Pencegahan kerusakan lingkungan akibat kegiatan budidaya;
d. Rehabilitasi lahan kritis di kawasan lindung; dan
e. Penyusunan arahan insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi dalam
hal alih fungsi dan/atau penerbitan izin pembangunan dan/atau kegiatan di
kawasan lindung.
Pengelolaan Kawasan Lindung yang baik adalah pengelolaan kawasan
lindung yang menjamin tidak terjadinya perubahan fungsi kawasan lindung,
kepastian keberadaan lokasi kawasan lindung, pemanfaatan kawasan lindung
secara lestari dan upaya perlindungan serta peningkatan fungsi kawasan lindung.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 18


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tahapan pengelolaan kawasan yang menunjang hal tersebut meliputi tahapan:


(1) Penataan kawasan lindung,
(2) Pengelolaan kawasan lindung,
(3) Perlindungan dan peningkatan fungsi kawasan lindung.

(1) Penataan Kawasan Lindung


Penataan Kawasan Lindung dimasudkan sebagai kegiatan rancang bangun
unit pengelolaan kawasan lindung. Mencakup pengelompokkan sumberdaya
hutan sesuai dengan tipenya dan potensi yang terkandung di dalamnya
dengan tujuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat secara lestari.

(2) Pengelolaan Kawasan Lindung


Prinsip dasar pengelolaan kawasan lindung ditujukan untuk meningkatkan
manfaat kawasan lindung secara lestari. Tiga pilar pengelolaan kawasan
lindung lestari yakni lingkungan, sosial dan ekonomi, sebagai bentuk
pengelolaan dalam meningkatkan fungsi kawasan lindung yang dapat
menunjang kehidupan manusia. Secara konseptual, kerangka dasar
pengelolaan kawasan lindung seperti Gambar 4-4.

Gambar 4.4 Pengelolaan Kawasan Lindung di Kawasan Perkotaan Fakfak

Terjaminnya variabilitas ekologi, variabilitas ekonomi dan kualitas


lingkungan akan berdampak terhadap terjaminnya kelestarian kawasan
lindung yang dikelola. Kebijakan yang mendukung pengelolaan kawasan

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 19


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

lindung akan sangat mendukung tercapainya kelestarian kawasan lindung.


Di sisi lain, aspek nilai etika/budaya juga sangat berpengaruh dalam sistem
pengelolaan kawasan lindung. Masyarakat dengan nilai etika/budaya yang
baik, akan berakibat pada terjaganya kawasan lindung. Dengan demikian,
kelestarian kawasan lindung akan terjamin.
(3) Perlindungan dan peningkatan fungsi kawasan lindung
Dalam beberapa hal, Kawasan Lindung sering dijadikan sebagai areal
cadangan untuk kegiatan budidaya yang menyebabkan kawasan lindung
mengalami tekanan terhadap pengurangan luasan maupun fungsi kawasan
Oleh karena itu, kegiatan perlindungan di kawasan lindung menjadi penting.
Perlindungan di kawasan lindung ditujukan dalam rangka melindungi kawasan
tersebut dari konversi lahan, perambahan kawasan, kebakaran, penebangan liar
serta penambangan liar. Kegiatan-kegiatan tersebut diprediksi dapat mengganggu
fungsi pokok kawasan lindung dan keanekaragaman hayati.
Mengacu pada landasan hukum dan prinsip pengelolaan kawasan lindung,
dalam mewujudkan capaian luas kawasan lindung dapat dilakukan melalui
intervensi sebagai berikut:
1. Dukungan RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten dalam memberi kepastian
sebaran dan luas kawasan lindung;
2. Dukungan arah kebijakan jangka panjang maupun jangka menengah di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota pro perlindungan kawasan lindung
yang mendukung arah kebijakan pengelolaan kawasan lindung;
3. Dukungan program dan kegiatan dalam meningkatkan kondisi dan fungsi
kawasan lindung;
4. Kegiatan Sosial di tataran masyarakat yang mendukung keberadaan dan
kondisi kawasan lindung;
5. Kegiatan ekonomi yang mampu meningkatkan manfaat kawasan lindung
dalam menunjang kesejahteraan masyarakat.
Tipe kawasan lindung di Kawasan Perkotaan Fakfak dikelompokkan ke
dalam beberapa tipe (tipologi), yaitu:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, meliputi:
a) Kawasan hutan lindung;
b) Kawasan resapan air.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 20


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

2. Kawasan perlindungan setempat:


a) Sempadan pantai;
b) Sempadan sungai;
c) Kawasan sekitar mata air;
d) RTH di kawasan perkotaan.
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya:
a) Cagar alam;
b) Pantai berhutan bakau;
c) Kawasan suaka margasatwa;
d) Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
e) Kawasan mangrove.
4. Kawasan pelestarian alam, meliputi:
a) Taman nasional;
b) Taman hutan raya;
c) Taman wisata alam.
5. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
6. Kawasan rawan bencana alam, meliputi:
a) Kawasan lindung rawan bencana alam geologi, gerakan tanah, sesar
dan gempa;
b) Kawasan rawan tanah longsor;
c) Kawasan rawan gelombang pasang;
d) Kawasan rawan banjir.
7. Kawasan lindung geologi, meliputi:
a) Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars;
b) Kawasan rawan bencana alam geologi;
c) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
8. Kawasan lindung lainnya (terumbu karang).

4.6 KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KAWASAN BAWAHANNYA


Kawasan Lindung ini terdiri dari hutan lindung dan kawasan resapan air.
1. Hutan Lindung
Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang karena keadaan sifat
alamnya diperuntukkan guna pengaturan tata air, pencegahan bencana
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 21
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan. Kriteria hutan lindung:


 Kawasan hutan yang telah ditetapkan sebagai hutan lindung menurut
ketentuan pusat maupun provinsi
 Kawasan hutan dengan analisis faktor kemiringan lereng, jenis tanah
dan curah hujan melebihi nilai skor >175
 Kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng >40%
 Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian > 2.000 meter dpl.

Kawasan hutan lindung di Kawasan Perkotaan Fakfak ditetapkan


berdasarkan pada kelerengan dan fungsi kawasan sebagai kawasan hulu
dari sebagian besar sungai dan mata air potensial, walau terletak pada
ketinggian tidak sampai 2000 meter dpl; dan juga memperhatikan adanya
potensi/rawan bencana gerakan tanah dan gempa. Beberapa
pulau/kepulauan diperairan barat Fakfak ditetapkan pula sebagai hutan
lindung untuk menjaga keberadaan terumbu karang disekitar pulau dan
kerentanan pulau-pulau kecil dari kerusakan.
Pada kawasan hutan lindung dikenakan ketentuan:
 Tidak diijinkan melakukan pemanfaatan ruang yang mengubah
bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi
hidrologis serta kelestarian flora dan fauna.
 Pemanfaatan diijinkan apabila dilakukan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, penyelidikan serta bagi kepentingan pendidikan.
Pemanfaatan oleh penduduk sekitar/penduduk asli masih
memungkinkan dengan pengawasan ketat, dengan luasan tetap dan
masih dalam batas memelihara kelestarian alam lingkungan sesuai
daya dukungnya.(Mengacu pada PP nomor 26 Th 2008 pasal 99 (1)).
2. Kawasan Resapan Air
Kawasan Hutan Resapan Air adalah kawasan dengan kemampuan tinggi
dalam meresapkan air hujan sebagai pengontrol tata air permukaan, terutama
tersebar di lokasi dengan ciri: 1) Batuan porositas dan tanah permeabilitas tinggi;
2) umumnya berada di hulu DAS dengan lereng sedang; dan sesuai fungsinya maka
seharusnya merupakan kawasan bervegetasi lebat dan diperuntukkan bagi
kawasan lindung dengan pemanfaatan ruang berupa hutan. Di Kawasan Perkotaan
Fakfak kawasan ini tersebar di seluruh kawasan. Dengan demikian kawasan hulu
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 22
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

sungai di wilayah ini dipertahankan sebagai kawasan hutan dengan pengendalian


pemanfaatan ruang secara ketat.

4.6.1 Kawasan Perlindungan Setempat


Kawasan perlindungan setempat adalah kelompok kawasan lindung yang
umumnya berupa kawasan non hutan, terdiri dari kawasan sempadan pantai dan
sempadan sungai.
1) Sempadan Pantai
Sempadan Pantai adalah kawasan di sepanjang pantai yang ditetapkan
untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai dan mencegah kerusakan
pantai. Kriteria sempadan pantai, yaitu daratan/pesisir sepanjang tepian
yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal
100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat. Pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai di Kawasan Perkotaan Fakfak diperkirakan dari
panjang garis pantai. Daratan sepanjang tepian laut, diukur dengan jarak
proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
2) Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai termasuk
sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kriteria
sempadan sungai adalah:
 Sekurang-kurangnya 100 meter kiri-kanan sungai besar tidak
bertanggul dan 50 meter di kiri-kanan anak sungai tidak bertanggul
yang berada di luar permukiman
 Untuk sungai bertanggul /di kawasan permukiman berupa sempadan
sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara
10-15 meter atau disesuaikan dengan Peraturan daerah setempat.
 Pemanfaatan ruang kawasan sempadan sungai di Kawasan Perkotaan
Fakfak terdistribusi di sepadan garis pantai yang melintasi kawasan
perkotaan.
3) Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling lokasi mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
mata air. Kriteria kawasan sekitar mata air, yaitu sekurang-kurangnya

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 23


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. Pemanfaatan ruang kawasan
sekitar mata air di Kawasan Fakfak, memanfaatkan mata air Degen.
4) RTH di Kawasan Perkotaan
Guna memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau (persentase total 30% bagi
Kabupaten dengan penyediaan 20% publik dan 10% privat) perlu dilakukan
upaya dalam hal penyediaan, di kawasan perkotaan Fakfak penyediaan
ruang terbuka diarahkan pada kebutuhan dengan bentuk dan jenis ruang
terbuka yang disesuaikan dengan kebutuhan kawasan perkotaan.

4.6.2 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya


Kawasan Lindung dalam kelompok ini terdapat di Kawasan Perkotaan
Fakfak terutama adalah Cagar Alam yang ditetapkan dalam RTRWN yaitu Kawasan
Cagar Alam Pegunungan Fakfak, Pegunungan Kumawa dan Cagar Alam Wagura
Kote.
Kawasan Cagar Alam ditetapkan dengan kriteria:
 Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa dan jenis
ekosistemnya.
 Memiliki kondisi alam dan fisiknya yang masih asli.
 Memerlukan konservasi karena memiliki ciri khas dan merupakan
satu-satunya contoh di wilayah Papua Barat.
1) Cagar alam
Cagar alam di Kawasan Perkotaan Fakfak dikembangkan dalam rangka
mencapai tujuan menjaga ekosistem dan segala isinya, dan dipelihara untuk
dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan/riset dan wisata alam.
2) Pantai berhutan bakau
Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di
sepanjang pantai atau muara sungai dipengaruhi oleh pasut air laut.
Mangrove banyak dijumpai di wilayah pesisir daerah landai yang terlindung
dari gempuran gelombang dan pasut yang kuat. Pada umumnya hutan
mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria,
delta dan daerah pantai yang terlindung. Di Kawasan Perkotaan Fakfak
terutama banyak ditemui di pantai utara.
Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove adalah:

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 24


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

 Sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung pantai dari


abrasi, penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkut oleh
aliran air permukaan.
 Sebagai penghasil sejumlah besar detritus terutama yang berasal dari
daun dan dahan pohon mangrove yang rontok. Sebagian dari detritus
ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi para pemakan
detritus, dan sebagian lagi diuraikan secara bacterial menjadi mineral-
mineral hara yang berperan dalam penyuburan perairan.
 Sebagai daerah asuhan (nursery ground), daerah mencari makanan
(feeding ground) dan daerah pemijahan (spawning ground) bermacam
biota perairan (ikan, udang dan kerang-kerangan) baik yang hidup di
perairan pantai maupun lepas pantai.
Kawasan ini dikembangkan di Kawasan Perkotaan Fakfak dengan kriteria :
koridor pantai yang sesuai, dengan lebar paling sedikit 130 kali nilai rata-
rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis
air surut terendah, kearah darat.
Di Kawasan Perkotaan Fakfak direncanakan kawasan lindung berupa pantai
berhutan bakau untuk kelestarian ekosistem pantai dan pengembangan
potensi perikanan yang diharapkan akan dilestarikan keberadaan hutan
bakau bagi ekosistem yang memadai untuk berkembangbiaknya biota
perairan dan terjaga kelestarian sumberdaya perikanan di sekitar perairan
tersebut, melalui cara- cara pengendalian pemanfatan ruang kegiatan yang
mengganggu. Dengan demikian rencana pengembangan budidaya
perikanan dan agribisnis komoditi ikan dapat terwujud dan memberikan
keuntungan ekonomi.
3) Kawasan suakamargasatwa
Penetapan kawasan suakamargasatwa di Kawasan Perkotaan fakfak di
tetapkam dengan kriteria bahwa habitat satwa dengan populasi tinggi,
satwa langka perlu dikonservasi, tempat hidup satwa migran tertentu.
4) Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
Penetapan kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya di Kawasan
Perkotaan Fakfak ditetapkan dengan kriteria perairan laut dan darat, pesisir,
sungai gugusan karang.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 25


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

4.6.3 Kawasan Pelestarian Alam


Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya dan
taman wisata alam, penetapan kriteria untuk kawasan pelestarian alam berupa
taman nasional ditetapkan karena mempunyai luas untuk proses ekologis, khas
dan unik tumbuhan dan satwa dan gejala alam, ekosistem utuh, terbagi beberapa
zona. Kawasan pelestarian alam berupa hutan raya ditetapkan dengan kriteria
mempunyai tumbuhan dan satwa asli/bukan asli, keindahan alam dan gejala alam,
dan koleksi tumbuhan dan satwa. Kawasan pelestarian alam berupa wisata alam
ditetapkan dengan kriteria mempunyai daya tarik alam, kondisi lingkungan
mendukung pengembangan wisata alam.
Potensi alam yang dimiliki Kabupaten Fakfak yang berada di Kawasan
Perkotaan berupa wisata alam dengan kondisi lingkungan yang sangat mendukung
bagi pengembangan wisata alam, karena memiliki daya tarik alam yang sangat
baik untuk berwisata didalamnya.

4.6.4 Kawasan Cagar Budaya


Kawasan cagar budaya ditetapkan dengan kriteria Memiliki nilai penting
sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan sekurang-kurangnya berumur 50
tahun, benda alam yang dianggap penting untuk sejarah, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. Penetapan kawasan cagar budaya di Kawasan Perkotaan Fakfak
adalah pada bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah dan memiliki sifat
ilmu pengetahuan dan kebudayaan setempat

4.6.5 Kawasan Rawan Bencana


Kawasan lindung yang termasuk dalam kelompok ini terutama adalah
kawasan rawan longsor, gempa, gerakan tanah karena sesar dan patahan atau
bencana geologi sejenis, dan kawasan rawan banjir.
Penentuan Kawasan Rawan Bencana berdasarkan pada kriteria sebagai berikut
 Wilayah yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak.
 Wilayah yang dilalui oleh patahan aktif.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 26


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

 Wilayah yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan


(magnitude>) lebih besar dari 5 pada skala richter
 Wilayah dengan batuan dasar berupa endapan lepas seperti endapan
sungai, endapan pantai dan batuan lapuk.
 Wilayah dengan kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah,
terutama jika kegiatan manusia menimbulkan gangguan pada lereng di
kawasan ini.
 Wilayah dengan kerentanan tinggi terkena bencana gelombang pasang
dan banjir.
 Wilayah dengan kerentanan tinggi terhadap bencana tsunami
Kawasan yang termasuk rawan bencana di Kawasan Perkotaan Fakfak
diantaranya di lereng-lerang perbukitan dengan kemiringan curam, kawasan
dengan sejarah patahan dan gempa. Oleh karena itu sebagian besar wilayah ini
direncanakan sebagai kawasan lindung dan tetap dipertahankan dengan tutupan
lahan berupa hutan, kecuali di kawasan yang sesuai untuk dikembangkan
budidaya yaitu di sekitar kawasan pantai dan lereng landai. Dengan demikian
pengembangan kawasan perkotaan Fakfak, harus dibatasi mendukung fungsi
kawasan lindung.

4.6.6 Kawasan Lindung Geologi


Kawasan lindung geologi meliputi, kawasan cagar alam geologi dan
kawasan kars, kawasan rawan bencana alam geologi, kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air tanah, kriteria untuk masing masing kawasan lindung
geologi adalah memiliki wujud dan ciri geologi unik, langka dan khas, pada
kawasan kars batuan karbonat memperlihatkan bentang alam kars.

4.6.7 Terumbu Karang


Kawasan lindung lainnya yang dikembangkan di Kawasan Perkotaan Fakfak
terutama kawasan pesisir pantai dengan keberadaan terumbu karang yang
dijumpai di perairan walau tidak terlalu banyak. Terumbu karang merupakan
ekosistem yang khas yang terdapat di daerah tropis. Pada dasarnya terumbu
karang terbentuk dari endapan-endapan massif kalsium karonat (CaCO3), yang

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 27


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu.


Terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang tinggi dan kaya
dengan berbagai jenis ikan karang. Secara ekologis, terumbu karang mempunyai
fungsi dan manfaat
 Sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat dari
laut
 Sebagai habitat (tempat tinggal)
 Sebagai tempat mencari makan (feeding ground)
 Sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota laut konsumsi dan
berbagai jenis ikan hias;.

Oleh karena itu keberadaan kawasan terumbu karang di Kawasan


Perkotaan Fakfak perlu dijaga dan dilindungi. Kawasan terumbu karang terutama
ditemui di sekitar pantai dengan kondisi yang masih baik sehingga direncanakan
ditetapkan sebagai kawasan lindung.

4.7 ANALISIS SUMBER DAYA ALAM DAN FISIK LAINNYA (ZONA BUDIDAYA)
Pengembangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya bertujuan untuk
menjaga kualitas daya dukung lingkungan Kawasan Perkotaan Fakfak,
mengarahkan perkembangan wilayah yang seimbang, memanfatkan lahan yang
kurang produktif, menciptakan penyerapan lapangan pekerjaan, penyediaan ruang
kegiatan perekonomian yang sesuai dengan potensinya dan menjadi pendukung
pertumbuhan pusat-pusat sesuai struktur ruang yang dikembangkan.
Sebagaimana terkait dengan tujuan pengembangan diatas, maka kriteria dan
pertimbangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya adalah sebagai berikut
(1) Pengembangan kawasan budidaya memperhatikan tujuan percepatan
pengembangan perekonomian wilayah dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
(2) Pemanfaatan ruang dengan prioritas /proporsi terbesar yaitu pemanfaatan
ruang bagi kawasan kehutanan, perkebunan, pertanian; selanjutnya
dikembangkan dengan porsi luasan ruang yang tidak dominan yaitu sektor
perikanan, dan pariwisata juga permukiman.
(3) Pengembangan kawasan budidaya memperhatikan penggunaan lahan saat

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 28


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

ini, rencana struktur ruang wilayah dan kesesuaian lahan.


(4) Pengembangan permukiman dikembangkan dengan sebaran merata di
pusat distrik disesuaikan dengan potensi pengembangan wilayah
belakangnya sebagai pendukung perekonomian masyarakat. Ketentuan
permukiman adalah kepadatan rumah > 25 unit/Ha untuk kepadatan
tinggi, 15-25 unit/Ha untuk kepadatan sedang, dan < 15 unit/Ha untuk
kepadatan rendah.
(5) Pengembangan budidaya pertanian secara khusus dikembangkan dengan
satu kawasan agropolitan didukung dengan kerjasama 5 kabupaten dan
diperkirakan dapat menampung pekerja di sektor pertanian dan agribisnis.
Kebutuhan rata- rata dalam pemanfaatan lahan garapan 5 tenaga kerja/Ha.
(6) Pengembangan budidaya tambak (perikanan darat) dilaksanakan dengan
perkiraan pemanfaatan lahan 10 tenaga kerja/Ha.
(7) Pengembangan peruntukan industri diarahkan dengan konsep agribisnis
menjadi satu kawasan dengan pengembangan perkebunan, pertanian, dan
peternakan. Secara ruang maka peruntukan industri termasuk dalam pusat
pelayanan agropolitan, yang sentral terhadap lokasi sentra produksi dan
lahan produksi dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai. Kepadatan
rata-rata kawasan adalah sedang yaitu sekitar 75 -100 jiwa/Ha.
(8) Pengembangan kawasan pertambangan didasarkan pada kelayakan
eksploitasi dari segi ekonomi, lingkungan dan biaya. Dengan demikian
pengembangan kawasan pertambangan dalam pengelolaan sumber daya
alam (zona budidaya) ini belum ditetapkan.
Pengelolaan sumber daya alam (zona budidaya) dikembangkan dengan
ketersediaan lahan yang luas dan bukan menjadi pembatas, akan tetapi
mempertimbangkan kondisi saat ini dan peluang pengembangannya, maka
intensitas dan skala kegiatan adalah menengah. Pengembangan kawasan
budidaya selanjutnya akan membutuhkan strategi dan rencana khusus dalam
penyediaan tenaga kerja lokal dan pendatang yang siap mengisi lowongan
pekerjaan. Selain itu pengelolaan terhadap sumber daya alam (zona budidaya) di
Kawasan Perkotaan Fakfak disesuaikan dengan arahan Rencana Tata Ruang
Kabupaten Fakfak, bahwa didalam rencana pola ruang.
Untuk kawasan budidaya antara lain berupa:
a) Hutan produksi dan hutan produksi terbatas;
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 29
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

b) Kawasan permukiman;
c) Perkebunan/ladang;
d) Budidaya perikanan;
e) Kawasan pariwisata.
Secara proporsional direncanakan pengembangan ruang-ruang kawasan
budidaya termasuk sektor kegiatan pertanian, perkebunan, tambak, perkotaan,
selain itu direncanakan ruang bagi penyediaan bandara, dan perkotaan Bomberay.
Kawasan wisata direncanakan sesuai potensi yaitu wisata bahari, dan wisata pantai
dengan ruang yang dibutuhkan di wilayah darat untuk akomodasi relatif tidak terlalu
luas. Disamping itu kawasan hutan produksi tetap dipertahankan dan meliputi
lahan dengan luas yang masih dominan.

4.7.1 Hutan Produksi dan Hutan Produksi Terbatas


Kawasan hutan dengan pengendalian direncanakan sebagai berikut :
1) Sebagian dari kawasan hutan produksi terbatas di Kawasan Perkotaan
Fakfak memiliki potensi sebagai hutan lindung dengan pertimbangan :
 Hasil analisis kemampuan lahan termasuk kawasan berkendala /
kemampuan kurang;
 Hasil analisis kesesuaian lahan, termasuk sangat sesuai bagi kawasan
lindung;
 Potensi sebagai kawasan resapan air;
 Rawan bencana alam karena gerakan tanah, dan gempa.
Melihat lokasi kawasan perkotaan berada diantara hutan lindung maka
kawasan hutan ini sangat tepat untuk menjadi kawasan hutan penyangga.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam rencana pola ruang kawasan perkotaan:
diusulkan sebagai kawasan hutan produksi terbatas dengan pengendalian
pemanfaatan lahan yang cukup ketat, sehingga dapat dilestarikan sebagai
kawasan hutan.
2) Sebagian kawasan hutan produksi adalah sesuai dipertahankan sebagai
kawasan hutan dengan fungsi lindung, mengingat pertimbangan :
 Hasil analisis kemampuan lahan termasuk kawasan kemungkinan
dengan kendala;
 Hasil analisis kesesuaian lahan, termasuk sesuai bagi perkebunan;

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 30


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

 Potensi berfungsi sebagai kawasan resapan air yang menjadi sumber


air bagi kawasan rencana pembangunan pertanian dan perkotaan di
Bomberay;
Dengan pertimbangan tersebut diatas maka direncanakan sebagai
kawasan hutan produksi terbatas, dipertahankan dan dikendalikan pemanfaatan
ruangnya sebagai hutan lebat.
Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan guna
produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan
khususnya untuk pembangunan industri dan ekspor. Hutan produksi akan
dikembangkan dalam rangka mendukung perekonomian wilayah dan kelestarian
alam dan lingkungan (ekosistem).

Berdasarkan pada kriteria dalam Keppres No. 57/89 tentang Pengelolaan


Kawasan Budidaya dan kondisi eksisting perkembangan hutan produksi, dimana
hutan produksi adalah kawasan yang memilki tipologi sebagai berikut:
 Kawasan dengan ketinggian > 1000 m dpl
 Kawasan dengan kelerengan > 40%
 Kawasan diluar kawasan hutan lindung
 Kawasan dengan kedalaman efektif lapisan tanah > 60 cm.
Hutan produksi di wilayah Kawasan Perkotaan Fakfak termasuk juga
kawasan Hutan Produksi terbatas. Hutan pada kawasan ini terutama berfungsi
sebagai penyangga bagi kawasan lindung di sekitar yaitu hutan lindung dan
cagar alam. Hutan produksi terbatas diusulkan untuk dikonservasi karena
diidentifikasi memiliki potensi gerakan tanah dan gempa akibat banyaknya sesar
aktif maupun tidak aktif disana. Antara kawasan hutan produksi dan hutan
produksi terbatas terdapat kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi;
Kawasan hutan ini menjadi potensi lahan yang cukup luas bagi pengembangan
sektor perkebunan atau hutan tanaman industri.

4.7.2 Kawasan Permukiman


Pemanfaatan ruang permukiman bertujuan untuk mendukung hunian dan
fasilitas- fasilitas pendukung bagi masyarakat Kabupaten Fakfak khususnya
masyarakat di Kawasan Perkotaan Fakfak. Pengembangan kawasan permukiman

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 31


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

didasarkan pada pertimbangan kondisi permukiman yang sudah ada saat


sekarang, baik berupa permukiman perkotaan maupun permukiman pedesaan.
Pengembangan permukiman didasarkan pada potensi wilayahnya dengan merujuk
pada ketentuan Keppres No. 57/89 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya.
Pemanfaatan ruang kawasan permukiman yang terbentuk berdasarkan
pertimbangan tersebut adalah mengelompok disekitar pesisir dan daerah belakang
pesisir. Kawasan permukiman dikembangkan di wilayah yang memiliki kriteria
sebagai berikut:
 Kawasan dengan kesesuaian lahan dengan masukan teknologi yang
ada
 Kawasan dengan ketersediaan air terjamin
 Kawasan dengan lokasi yang terkait dengan kawasan hunian yang
telah ada/berkembang
 Kawasan yang tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah.
 Memperhatikan kondisi eksisting dan kecenderungan perkembangan
permukiman serta kebutuhan lahan untuk dapat menampung
penduduk pada masa yang akan datang.
Adapun rencana pengembangan permukiman diarahkan menunjang
pertumbuhan penduduk perkotaan Fakfak, dan juga menampung pendatang.
Rencana pengembangan permukiman termasuk pengembangan lingkungan
permukiman dan kelengkapan fasilitas sosial pelayanan sesuai lingkup
pelayanannya dan memperhatikan kualitas lingkungan.

4.7.3 Perkebunan/Ladang
Pemanfaatan ruang perkebunan bertujuan untuk mendukung
perekonomian lokal di kawasan sekitarnya dan pengembangan perekonomian
Wilayah Kawasan Perkotaan Fakfak. Pengembangan kawasan perkebunan
didasarkan pada pertimbangan kondisi eksisting (berupa perkebunan pala, kelapa,
durian, cengkeh, dan berbagai komoditi perkebunan lainnya) dan potensi
wilayahnya dengan merujuk pada ketentuan Keppres No. 57/89 tentang
Pengelolaan Kawasan Budidaya. Pemanfaatan ruang kawasan perkebunan yang
terbentuk berdasarkan pertimbangan tersebut adalah mengelompok dan
merupakan pemisah antara kawasan budidaya permukiman dan kawasan lindung.

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 32


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Kawasan perkebunan dikembangkan di wilayah yang memiliki kriteria sebagai


berikut:
 Kawasan dengan tidak memiliki sistem dan atau potensi
pengembangan pengairan.
 Kawasan dengan ketinggian < 1000 m dpl.
 Kawasan dengan kelerengan < 40 %.
 Kawasan dengan kedalaman efektif tanah > 30 cm.
 Memperhatikan kondisi eksisting dan kecenderungan perkembangan
perkebunan serta kebutuhan lahan untuk dapat menyerap tenaga
kerja optimal.
Sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Kabupaten Fakfak,
pengembangan perkebunan di Kawasan Perkotan Fakfak (Distrik Fakfak Barat,
Distrik Fakfak dan Distrik Tengah) memiliki arah pengembangan dengan jenis
komoditas perkebunan, antara lain:
 Sentra produksi perkebunan Pala diarahkan pada daerah-daerah yang
selain merupakan kawasan hutan produksi juga merupakan kawasan
penyangga (buffer) antara kawasan lindung dan kawasan non lindung.
Arahan ruang untuk perkebunan Pala adalah di Distrik Fakfak, Fakfak
Barat, Fakfak Tengah, Teluk Patipi, Kramongmongga, Kokas, dan
Fakfak Timur.
 Sentra produksi perkebunan Kakao diarahkan pada kawasan-kawasan
yang merupakan kawasan perbukitan dan yang difungsikan sebagai
penyangga terhadap kawasan sempadan sungai dan kawasan dengan
kelerengan curam. Arahan ruang untuk perkebunan kakao adalah
hampir diseluruh Distrik, yaitu Distrik Fakfak, Fakfak Barat, Fakfak
Tengah, Teluk Patipi, Kramongmongga, Kokas, Bomberay, Karas dan
Fakfak Timur.
 Sentra produksi perkebunan Kelapa diarahkan pada kawasan-kawasan
yang merupakan kawasan dataran rendah dan pesisisr pantai dan
yang difungsikan sebagai penyangga terhadap kawasan sempadan
pantai. Arahan ruang untuk perkebunan kelapa adalah hampir
diseluruh Distrik, yaitu Distrik Fakfak, Fakfak Barat, Fakfak Tengah,
Teluk Patipi, Kramongmongga, Kokas, Bomberay, Karas dan Fakfak
Timur.
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 33
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

 Sentra produksi perkebunan Cengkeh diarahkan pada kawasan-


kawasan yang merupakan kawasan perbukitan dan yang difungsikan
sebagai penyangga terhadap kawasan sempadan sungai dan kawasan
dengan kelerengan curam. Arahan ruang untuk perkebunan cengkeh
adalah hampir diseluruh Distrik, yaitu Distrik Fakfak, Fakfak Barat,
Fakfak Tengah, Teluk Patipi, Kramongmongga, Kokas, Bomberay,
Karas dan Fakfak Timur.
Sentra produksi perkebunan Kopi Robusta diarahkan pada kawasan-
kawasan yang merupakan kawasan perbukitan dan yang difungsikan sebagai
penyangga terhadap kawasan sempadan sungai dan kawasan lindung yang berada
di bagian selatan Kabupaten Fakfak. Arahan ruang untuk perkebunan kopi adalah
Distrik Fakfak, Fakfak Barat, Fakfak Tengah, Teluk Patipi, Kramongmongga, Kokas,
Karas dan Fakfak Timur.

4.7.4 Budidaya perikanan


Rencana pengembangan kawasan perikanan dan kelautan di Kawasan
Perkotaan Fakfak berupa kawasan perikanan tangkap dan budidaya laut. Hal ini
didasarkan pada potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Fakfak, yang didominasi
oleh perikanan tangkap.
Potensi perikanan laut yang dimiliki oleh wilayah pesisir di Kabupaten
Fakfak (kawasan perkotaan khususnya) meliputi kekayaan flora dan fauna yang
menempati ekosistem pantai. Berdasarkan pada pertimbangan tersebut, Kegiatan
perikanan laut/tangkap di Kawasan Perkotaan Fakfak dapat dilakukan walaupun
hanya dengan menggunakan peralatan dengan tradisional, karena ketersediaan
sumberdaya ikannya dengan kualitas dan kuantitas ikan yang melimpah.
Pengembangan budidaya perikanan dapat dikembangkan pada Distrik Fakfak
Barat, Distrik Fakfak dan Distrik Fakfak Tengah.
1. Kawasan Perikanan Tambak
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan perikanan darat
(tambak) adalah kawasan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
 Kawasan dengan kemiringan < 8%.
 Persediaan sumberdaya air cukup.
 Memperhatikan kesesuaian lokasi, potensi, dan kecenderungan

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 34


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

perkembangan perikanan darat serta kebutuhan lahan untuk dapat


menyerap tenaga kerja optimal.
2. Kawasan Perikanan Tangkap
Kawasan perikanan tangkap di wilayah perairan Kawasan Perkotaan Fakfak
meliputi batas 4 mil laut ke arah laut lepas dari garis pantai. Potensi
perikanan tangkap di wilayah perairan Kawasan Perkotaan Fakfak ini
terutama jenis-jenis ikan karang, krustasea, moluska, dan ikan pelagis
besar, seperti tuna dan cakalang. Namun sebagian besar masyarakat masih
melakukan kegiatan penangkapan secara tradisional.
Pengembangan kawasan perikanan tangkap ini diarahkan sebagai berikut:
 Pengaturan zona penangkapan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
yaitu: o Jarak < 7 km dari pantai, untuk ukuran perahu < 5 GTo Jarak 7
- 21 km, untuk ukuran perahu 5 - 30 GT o Jarak > 21 km, untuk
ukuran perahu > 30 GT
 Pengelolaan sumberdaya perikanan yang bertanggung jawab
 Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil atau menengah
yang mampu memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan
nelayan.
 Pengembangan kapal perikanan, alat penangkapan dan teknologi
penangkapan ikan yang produktif dan ramah lingkungan.
 Pengembangan pelabuhan perikanan yang memadai bagi kegiatan
usaha perikanan tangkap.
 Pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan pasca
penangkapan.
 Pengembangan kapasitas sumberdaya nelayan
 Peningkatan akses nelayan dalam memperoleh modal, sarana dan
prasarana pendukung, terutama pinjaman modal/kredit, perahu,
mesin, alat tangkap, sarana penunjang pemasaran dan BBM.
3. Kawasan Budidaya Perikanan Laut
Berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Kabupaten Fakfak,
pengembangan kawasan budidaya perikanan laut (mariculture) dilakukan di
beberapa wilayah pesisir Distrik Teluk Patipi, Distrik Fakfak Barat, Distrik
Fakfak, Distrik Fakfak Tengah, Distrik Fakfak Timur, Distrik Karas, Distrik
Bomberay sebelah utara, Distrik Kramongmongga dan Distrik Kokas.
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 35
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Pengembangan budidaya laut berupa budidaya ikan karang seperti kerapu


dan kakap, lobster, rumput laut, kerang mutiara dan teripang.
Arahan pengembangan kawasan budidaya perikanan laut ini adalah:
 Pengembangan dan pelatihan sumberdaya nelayan dalam budidaya
rumput laut, teripang, kerapu, kakap dan lobster.
 Pengembangan kerjasama, baik dengan pemerintah maupun swasta
dengan masyarakat dalam usaha budidaya laut yang membutuhkan
modal besar, seperti budidaya mutiara, kerapu dan kakap.
 Pengembangan usaha budidaya perikanan yang ramah lingkungan.
 Pengembangan usaha ekonomi produktif bagi wanita nelayan.
 Pelatihan manajemen pemasaran, mekanisme pemasaran dan rantai
pemasaran.

4.7.5 Kawasan Pariwisata


Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang juga dapat
dikembangkan di wilayah Kabupaten Fakfak pada masa yang akan datang . Jenis
kegiatan wisata yang dapat dikembangkan meliputi wisata peninggalan sejarah,
wisata budaya hingga wisata alam. Untuk rencana pengembangan wisata alam
(ecotourism) sebagai bagian dari strategi untuk memanfaatkan kekayaan alam di
wilayah Kabupaten Fakfak tanpa merusak lingkungan.
Pengembangan kawasan pariwisata didasarkan pada wilayah-wilayah yang
memiliki obyek dan daya tarik wisata serta memungkinkan dibangun akses dan
prasarana sarana dengan memadai. Pengembangan kawasan pariwisata ini
bertujuan:
 Mendukung lingkungan atau kelestarian alam (ekosistem) dan budaya
setempat.
 Mendukung perekonomian wilayah.
Kawasan yang dikembangkan dengan peruntukkan sebagai pariwisata
adalah kawasan dengan kriteria:
 Memiliki keindahan dan panorama alam.
 Memiliki kebudayaan yang bernilai tinggi.
 Memiliki bangunan sejarah.
Rencana pengembangan pariwisata dari dinas pariwisata Kabupaten

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 36


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Fakfak, menetapkan rencana perwilayahan kawasan pengembangan pariwisata


(KPP) yaitu:
1. KPP A, meliputi Distrik Fakfak, Distrik Fakfak Tengah dan Distrik Fakfak
Barat dengan terdapat berbagai objek wisata, baik wisata alam, wisata
peninggalan sejarah, dan wisata budaya.
2. KPP B, meliputi Distrik Teluk Patipi, Distrik Kokas, Distrik Kramongmongga,
Distrik Bomberay juga tersebar berbagai objek wisata, baik wisata alam,
wisata peninggalan sejarah, dan wisata budaya.
3. KPP A, meliputi Fakfak Timur dan Distrik Kokas dengan didominasi berbagai
objek wisata alam.
Sedangkan untuk rencana pengembangan paket wisata telah ditetapkan
sebagai berikut:
 Jalur paket wisata petualangan bahari yang mencakup : Pantai/Teluk
Weri- Pulau Ukmeir-Pulau Samai-Kawasan Pantai Pasir Putih 3-Pantai
Wayop-Pulau Tubbir Seram-Kepulauan Ugar Arguni Kokas-Pulau
Tuturuga dan Pulau Pisang. Adapun objek wisata dan daya tarik wisata
yang dapat dinikmati untuk paket wisata petualangan bahari ini
mencakup: pantai pasir putih 3, Pulau Ukmeir, Pulau Samai, Pantai
Wayop, Kep. Ugar Arguni Kokas, Pulau Tuturuga dan Pulau Pisang,
pantai Weri serta Pulau Tubir Seram. Sedangkan aktivitas wisata yang
dikembangkan antara lain: Wisata petualangan bahari seperti diving
dan snorkeling, wisata minat khusus penelitian ekologi terumbu
karang, dan wisata rekreasi.
 Jalur paket wisata rekreasi pantai yang mencakup: Pantai Wayob,
Pantai Pasir Putih, Pantai Wambar dan Pantai Weri. Adapun objek
wisata dan daya tarik wisata yang dapat dinikmati untuk paket wisata
rekreasi pantai mencakup: Pantai Pasir Putih, Pantai Petawarna,
Pantai Wambar, Pantai Wayob dan Pantai Weri. Sedangkan aktivitas
yang dikembangkan adalah wisata rekreatif di pantai untuk menikmati
pemandangan pantai, olah raga pantai, dan mandi di pantai.
 Jalur paket wisata eksplorasi hutan alam yang mencakup: cagar alam
pegunungan Fakfak. Adapun objek wisata dan daya tarik wisata yang
dapat dinikmati untuk paket wisata eksplorasi hutan alam adalah
cagar alam pegunungan Fakfak. Sedangkan aktivitas yang
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 37
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

dikembangkan adalah wisata minat khusus dengan menjelajah hutan


dan pengamatan satwa dan tumbuhan.
Jalur paket wisata pengembangan sejarah dan religi yang mencakup :
peninggalan Raja Ugar-Gambar Telapak Tangan Prasejarah-Gereja Tua Pikpik-
Benteng Pertahanan Tentara Jepang Kokas-Mesjid Tua Patimburak-Tugu
Perjuangan Bumi Merah Putih. Adapun objek wisata dan daya tarik wisata yang
dapat dinikmati untuk paket wisata peninggalan sejarah dan religi adalah :
Benteng Pertahanan Tentara Jepang Kokas, peninggalan Raja Ugar, Gambar
Telapak Tangan Prasejarah, Tugu Perjuangan Bumi Merah Putih, Pulau Tubir
Seram, Gereja Tua Pikpik dan Mesjid Patimburak. Sedangkan aktivitas yang
dikembangkan adalah wisata tinggal bersama masyarakat Kokas di Patimburak,
Wisata ziarah, wisata sejarah dan Pendidikan

Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 38


Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

ANALISIS SOSIAL BUDAYA

B
Ab ini membahas mengenai analisis sosial budaya di Wilayah
Perkotaan Fakfak dengan bahasan mengenai elemen-elemen kota
yang memiliki nilai historis dan budaya, nilai dan norma yang dianut
dalam masyarakat setempat (local wisdom) di Kawasan Perkotaan
Fakfak serta peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
dan lingkungan

5.1 ELEMEN KOTA YANG MEMILIKI NILAI HISTORIS DAN BUDAYA


1. Sejarah Kabupaten Fakfak
Sejarah mencatat mengenai asal-usul Fakfak, keberadaan kampung, dan
orang asli (indigenous people) Fakfak sangat sulit ditemukan. Kebanyakan sejarah
lebih banyak mengungkap perjalanan masuk dan berkembangnya tiga nama yakni
agama Islam, Katolik, dan Kristen Protestan yang dianggap agama keluarga di
Fakfak sehingga didapati semboyan untuk mempererat hubungan pertalian ini
dengan nama "Satu Tungku Tiga Batu, Satu Hati Satu Saudara".
Asal-usul kata Fakfak' sendiri dimaknai secara tidak tunggal oleh
masyarakat setempat. Ada yang mengatakan bahwa kata Fakfak' pada awalnya
tidak dilafalkan dalam huruf F', tetapi huruf P' sehingga Fakfak' yang sebenarnya
adalah Pakpak'. Konotasi nama Fakfak masih simpang siur. Awalnya Kabupaten

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-1


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Fakfak disebut dengan Pakpak kemudian mengalami perubahan menjadi Fakfak


hingga saat ini. Dalam salah satu bahasa setempat, "Pakpak" dimaknai dalam
beberapa cara. Berdasarkan asal-usulnya, orang Fakfak mengidentifikasi dirinya ke
dalam 2 (Dua) kategori, yakni orang asli dan pendatang. Orang asli (indegeneous
people) merupakan orang-orang yang dipandang telah ada dan bermukim di Fakfak
sejak nenek moyang awal mereka. Mereka ini sering di sebut juga anak negeri'.
Sedangkan kalangan pendatang adalah orang-orang yang berasal dari berbagai
tempat di luar Fakfak, baik masih berasal dari dalam Papua maupun dari luar
Papua, yang datang ke Fakfak dengan berbagai alasan. Migrasi masuk ke Fakfak
oleh kalangan pendatang di dorong oleh alasan ekonomi, alasan kerja hingga
alasan perkawinan. Dari hasil pendataan tergambar bahwa suku asli (indegeneous
people) di Fakfak meliputi suku Mbaham, Mata, Onim, Irarrutu, Kimbaran dan
Arguni. Di masa lalu, suku-suku ini memiliki kerajaan dengan wilayah petuanannya
sendiri-sendiri. Tujuh wilayah petuanan di Fakfak adalah Petuanan Ati-Ati di
Werpigan, Petuanan Fatagar di Fakfak, Petuanan Arguni di Arguni, Petuanan
Rumbati di Rumbati, Petuanan Patipi di Patipi Pasir, serta Petuanan Pikpik-Sekar
dan Petuanan Wertuar di Kokas (Bappeda Kabupaten Fakfak, 2012). Peran
penduduk asli atau di sebut dengan anak negeri' di Fakfak sangat dominan
terutama dalam urusan hak ulayat. Mereka (orang asli) memiliki penguasaan hak
ulayat atas bidang tanah tertentu yang terdapat di Fakfak. Seiring dengan
perubahan sistem pemerintahan, peran pemerintahan kerajaan lalu dimasukkan
dalam sistem pemerintahan modern dalam penatakelolaan bermasyarakat.
Sementara para warga pendatang di Fakfak berasal dari berbagai daerah di dalam
dan luar Fakfak. Melalui pengamatan, diketahui bahwa mereka (pendatang) ini
berasal dari berbagai daerah lainnya di papua. Dari luar Papua, kalangan
pendatang yang cukup menonjol di Fakfak diidentifikasi berasal dari daerah Jawa,
Sulawesi, Ambon, Sumatera, dll. Berdasarkan daerah asalnya tersebut, suku para
pendatang ini meliputi orang Jawa, Bugis, Makasar, Buton, Manado, Ambon,
Ternate, dll. Selain itu, di Fakfak terdapat warga keturunan Tionghoa dan Arab yang
telah berdomisili di daerah ini sejak beberapa abad silam. Kedatangan Orang Arab
di Fakfak pada awalnya, selain untuk kepentingan perniagaan rempah-rempah,
juga untuk menyiarkan agama islam. Sementara itu, kedatangan nenek moyang
keturunan Tionghoa ke tanah Fakfak sepenuhnya karena alasan ekonomi, yakni
untuk berdagang hasil-hasil bumi. Hingga saat ini, kawasan
Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-2
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

pembelanjaan/pertokoan di Kota Fakfak didominasi oleh kalangan keturunan


Tionghoa ini, yang sekaligus merupakan kawasan permukiman bagi kelompok
masyarakat ini. Kawasan perbelanjaan/pertokoan yang panjangnya tidak lebih dari
1Km ini, oleh masyarakat setempat, disebut sebagai kawasan pecinaan di Fakfak
yang terletak di jalan Izak Tellusa Fakfak.
2. Hubungan Masyarakat Fakfak dengan Kerajaan-Kerajaan di Indonesia
Berbagai sumber menyatakan bahwa Fakfak memiliki hubungan erat
dengan beberapa kerajaan di Indonesia. Salah satunya yang sering disebutkan
dalam beberapa literatur adalah kerajaan Majapahit dengan bukti Kitab
Negarakertagama. Kemudian Kerajaan Ternate dan Tidore hingga Bacan
melakukan invasi ke Fakfak. Hubungan tersebut bermula dari relasi migrasi dagang
hingga sebagai vassal. Salah satu alasan terjalinya relasi tersebut lantaran Fakfak
kaya dengan sumber daya alam berupa rempah, hasil hutan, dan hasil laut. Sampai
kini tanaman rrempah-rempah berupa Pala menjadi bukti tanaman unggulan
masyarakat Fakfak. Yamin (1956, dalam Bangi, 2011) menyebutkan bahwa
hubungan Majapahit dengan Fakfak dijelaskan dalam Kitab Negarakertagama.
Dalam buku tersebut diungkap beberapa daerah Majapahit yang meliputi Wanin,
Seram, dan Timur. Wamin diyakini sebagai nama lain dari daerah Onim yang tidak
lain adalah Fakfak dengan banyak komoditas dagang, seperti rempah-rempah,
wangi-wangian, mutiara dan hasil laut. Pada abad ke-16 Kerajaan Majapahit
mengalami keruntuhan. Bersamaan dengan itu, agama islam mulai berkembang di
Indonesia sehingga bermunculan kerajaan Islam di pesisir pantai Nusantara. Salah
satunya muncul Kerajaan Ternate dan Tidore di Indonesia Timur. Handoko (2010)
menyebutkan bahwa hubungan antara Maluku dan Papua terjalin lantaran adanya
kepentingan dagang antara suku Fakfak dengan para penghulu di Ceram (Seram),
Goram, dan Bacan yang disusul dengan Buru, Ternate, dan Tidore. Hanya saja,
Tidore memiliki pengaruh lebih besar di Fakfak karena pengerahan Armada Hongi
oleh Kesultanan Tidore untuk memungut pajak dari penduduk papua dalam bentuk
hasil hutan. Pada dasarnya Kesultanan Tidore telah mengenal islam sejak abad ke-
15. Sejak itulah sedikit demi sedikit agama islam mulai berkembang di daerah
kekuasaan kesultanan Tidore termasuk beberapa distrik yakni Teluk Patipi, Karas
dan Kokas. Beberapa studi lain juga banyak mengungkap hubungan Maluku
dengan Papua, seperti yang diungkapkan dalam studi Handoko (2010).

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-3


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

3. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda


Dari sejarah pemerintahan dimasa lalu, pada Pemerintahan Kolonial
Belanda di West Nieuw Guinea (Irian Barat/Irian Jaya/Tanah Papua sekarang) sejak
1898, dibagi dalam 2 (dua) afdeeling (keresidenan) yaitu Afdeeling Noord Nieuw
Guinea yang berkedudukan di Manokwari dan Afdeeling West en Zuid Nieuw
Guinea yang berkududukan di Fakfak. Dipilihnya Fakfak karena letaknya di
Tepi/Teluk kecil yang dilindungi oleh sebuah pulau dan dikelilingi oleh bukit- bukit.
Dalam perkembangannya pada tanggal 10 Mei 1952 Gubernur Van Waardenburg
mengadakan perubahan dalam pembagian wilayah tersebut menjadi 4 Afdeeling
yaitu Afdeeling Noord Nieuw Guinea dengan ibu kota Merauke, Afdeeling Centraal
Nieuw Guniea dengan ibu kota sementara Enarotali dan Afdeeling West Nieuw
Guinea dengan ibu kota Sorong. Khusus Afdeeling West Nieuw Guinea membawahi
9 Onderafdeeling yaitu Sorong, Makbon, Raja Ampat, Manokwari, Ransiki,
Wandamen, Ayamaru, Bintuni dan Fakfak. Dari pembagian wilayah di Nieuw Guniea
yang sebelumnya 4 Afdeeling (Keresidenan) pada tahun 1961 diubah menjadi 6
Afdeeling yaitu Hollandia, Geelvikbaai, West Nieuw Guinea, Fakfak, Zuid Nieuw
Guinea dan Central Bergland. Afdeeling Fakfak membawahi 3 Onderafideeling yaitu
Fakfak, Kaimana dan Mimika.
4. Masa Pemerintahan RI
Fakfak dalam perjalannya masuk dalam Provinsi Irian Jaya. Sesuai dengan
UU Nomor 12 Tahun 1969 Tentang Pembentukan Provinsi Otonom Irian Jaya Barat
dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat, Kabupaten Fakfak terus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan menjadi bagian dari provinsi Irian
Jaya Barat yang kini bernama Papua Barat sesuai dengan UU Nomor 45 Tahun
1999. Kabupaten Fakfak setelah berada dalam Provinsi Papua Barat menjadi 2
(dua) kabupaten perluasan. Pada tahun 1996 melakukan pemekaran wilayah
dengan menjadikan Mimika (Timika) kabupaten senndiri dan kemudian diikuti oleh
kabupaten Kaimana pada tahun 2004. Kedepan Kabupaten Fakfak sendiri akan
dibagi lagi menjadi Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kokas yang saat ini masih
sebagai distrik, sesuai dengan rencana yang sedang diusulakan dan di lakukan
oleh Pansus DPRD Kabupaten Fakfak bersama Eksekutif dan dukungan
masyarakat.
Kabupaten Fakfak yang dimekarkan menjadi Kabupaten Fakfak dan
Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-4
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Kabupaten Kaimana berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002, tepatnya pada


tanggal 12 November 2002, secara geografis terletak pada 131o 531 0311 BT -
133o 291 1911 BT dan 2o 301 5811 - 3o 571 5111 LS. Luas Kabupaten Fakfak
setelah pemekaran berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002 adalah 14.320 km 2
yang terdiri 9 (sembilan) distrik dan terbagi dalam 122 kampung pada tahun 2010.
Kabupaten Fakfak mempunyai luas 14.320 km2, dengan wilayah yang mempunyai
luas terbesar adalah Distrik Karas 17,40% dari luas total wilayah Kabupaten
Fakfak, pesatnya perkembangan wilayah di Kabupaten Fakfak mengarahkan pada
perhatian terhadap ciri khas wilayah itu sendiri, untuk menjaga nilai-nilai sosial dan
budaya yang ada didalamnya aspek perancangan kota menjadi penting untuk
diperhatikan dalam upaya penataan ruang kota, aspek perencanaan yang ideal
harus menerapkan teori tentang arsitektur dan perencanaan kota (elemen-elemen
perancangan) yang ada sehingga nantinya kota tersebut akan mempunyai
karakteristik yang jelas.
Menurut Hamid Shirvani dalam bukunya “Urban Design Process”, terdapat 8
(delapan) macam elemen yang membentuk sebuah kota (terutama kawasan pusat
kota/kawasan perkotaan), yakni sebagai berikut:

5.1.1 Tata Guna Lahan (land Use)


Tata Guna Lahan merupakan elemen pokok dalam urban design yang
menentukan dasar perencanaan dalam dua dimensi, bagi terlaksananya ruang tiga
dimensi. Tata guna lahan merupakan pengaturan suatu lahan dan keputusan untuk
menggunakan lahan bagi maksud tertentu sesuai dengan peruntukannya.
Dalam peruntukkan lahan terdapat pembagian penggunaan lahan menjadi
kelompok- kelompok sesuai dengan interaksi antara unsur aktivitas, manusia, dan
lokasi pertama menghasilkan Land Use Plan dengan pengelompokan aktivitas,
fungsi dan karakter tertentu, kedua menghasilkan Mixed Land Use Plan sebagai
alternative dalam pembagian penggunaan lahan yang terbatas. Untuk masa yang
akan datang, kebijaksanaan Mixed Use digunakan untuk meningkatkan kehidupan
24 jam, dengan jalan memperbaiki sirkulasi melaluifasilitas pejalan kaki dan
penggunaan yang lebih baik dari sistem sistem infrastruktur, analisa-analisa dasar
lingkungan alam dan perbaikan atau peningkatan sistem infrastruktur dengan
rencana rencana serta operasi pemeliharaan.

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-5


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Dalam intensitas pembangunan seorang developer akan mendapatkan ijin


membangun hingga FAR maksimum, sebagai bonus dari kompensasi atas
kesediaannya membangun fasilitas tambahan bagi kepentingan umum. Aturan
zoning memperhatikan aspek fisik bangunan yang mengatur ketinggian,
pemunduran (setback) dan lantai dasar yang diperlukan untuk menunjang public
space.
Kesalahan di masa lalu dalam peraturan tata guna lahan, antara lain
urangnya keanekaragaman penggunaan lahan dalam suatu area dan kesalahan
dalam memperhitungkan faktor lingkungan dan fisik alamiah. Oleh karena itu, hal
yang harus diperhatikan untuk tata guna lahan di masa mendatang adalah mixing
use dalam suatu urban area, untuk meningkatkan kehidupan 24 jam dengan
memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas pedestrian dan penggunaan infrastruktur
yang lebih baik, analisis yang berdasarkan lingkungan alami danperbaikan sistem
infrastruktur serta rencana perawatan yang diperlukan
Kebijaksanaan Tata Guna Lahan mempertimbangkan hal-hal berikut:
 Tipe penggunaan lahan yang diizinkan
 Hubungan fungsional yang terjadi antara area yang berbeda
 Jumlah maksimum floor area yang ditampung dalam suatu area tata guna
lahan.
 Skala pembangunan baru
 Tipe intensif pembangunan yang sesuai untuk dikembangkan pada area
dengan karakteristik tertentu.
Dalam hal ini yang termasuk dalam penggunaan lahan pada elemen perancangan
kota antara lain:
 Tipe penggunaan dalam suatu area
 Spesifikasi fungsi dan keterkaitan antar fungsi dalam pusat kota
 Ketinggian bangunan
 Skala fungsi.
Penggunaan lahan di Kawasan Perkotaan Fafak terdiri dari beberapa
penggunaan fungsi (mixed use) kawasan perkebunan, kawasan permukiman di
yang memusat dan berkembang di Distrik Fakfak, kawasan perkantoran, kawasan
pendidikan, kawasan peribadatan, kawasan kesehatan, kawasan bandara,
pelabuhan, kawasan perdagangan, terminal, TPU, dan TPA, TPA yang ada sekarang
terletak di Puncak (Jalan Lintas Utara) dibangun pada Tahun 1997 berada di lokasi
Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-6
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

yang topografinya tinggi, karena lahan dan lokasi yang mendukung (cukup
strategis) serta jauh dari lokasi penduduk. Dalam pengelolaannya sistem open
dumping cenderung tidak memberikan proses sanitasi yang baik mengingat cairan
sampah (lindi) yang terjadi tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu. Apabila ini
terjadi maka cairan lindi akan bergerak terus ke bawah lapisan tanah dan
mencemari air tanah yang tidak mustahil air tanah ini mengalir ke kawasan
Perkotaan Fakfak. Untuk itu dikemudian hari pengelolaan sampah di Kawasan
Perkotaan Fakfak perlu dipertimbangkan cara atau teknologi lain yang lebih aman
seperti dilakukannya sistem sanitary landfill atau dengan pengelolaan 3R (reclye,
reduce, reuse).
Secara keseluruhan luas penggunaan lahan di Kawasan Perkotaan adalah
sebesar 3.004,65 Ha, mempunyai kondisi sumberdaya lahan dan tanah yang
berbeda-beda untuk masing-masing kawasan, dibagian selatan pada umumnya
didominasi oleh kawasan perkantoran, Kawasan terbangun baik yang berupa
kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan perkantoran.
Kawasan terbangun ini mengarah ke daerah pesisir yang berada di bagian selatan
Kawasan Perkotaan Fakfak.
Keterkaitan antar fungsi dalam pusat kota di tujukan berdasarkan struktur
ruang kawasan perkotaan dimana masing-masing kp memiliki fungsi yang
terhubung oleh jaringan jalan. Sistem pusat pelayanan dan kegiatan dalam struktur
ruang Kawasan Perkotaan Fakfak, dikembangkan dalam 3 (tiga) pusat yaitu pusat
kota, sub pusat kota dan lingkungan.
1. Pusat Kota (pusat kegiatan); sebagai pusat primer terletak di Kelurahan
Wagom, Kelurahan Fakfak Utara dan Kelurahan Fakfak Selatan (BWK I/ Blok
A ), melayani seluruh sub pusat kota.
2. Sub pusat kota; sebagai pusat pelayanan sekunder dan berperan sebagai
pendukung kegiatan pada sub kota. Penempatan sub pusat kota ditetapkan
pada pusat-pusat BWK atau Blok dan kawasan-kawasan dengan kegiatan
yang cukup komplek dan atau kegiatan khusus guna terbentuknya
desentralisasi pelayanan pusat kota dengan skala pelayanan satu atau
beberapa bagian wilayah kota.
3. Pusat Lingkungan; merupakan pusat ketiga dari sistem pusat pelayanan dan
kegiatan di Kawasan Perkotaan Fakfak, dimana fungsinya untuk bagian
wilayah lingkungan.
Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-7
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Pengaturan ketinggian bangunan mengacu pada arahan Rencana Tata


Ruang Wilayah Kabupaten Fakfak yang berdasarkan pada Keputusan Menteri PU
No. 64/KPTS/1986 dibagi kedalam blok ketinggian yaitu sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi, sangat tinggi dengan masing-masing jumlah lantai dan Ketinggian
Lantai Bangunan yang berbeda disetiap bloknya, ketinggian bangunan di Kawasan
Perkotaan Fakfak termasuk kedalam blok ketinggian dengan bangunan bertingkat
maksimum4 lantai dan KLB maksimum = 4 x KDB dengan tinggi puncak
bangungan maksimum 20 m dan minimum 12 m dari lantai dasar mengingat
adanya bandara, pengaturan intensitas bangunan perlu dibatasi karena terdapat
Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)
Infrastruktur yang terdapat di Kawasan Perkotaan Fakfak sangat beragam
dan memiliki nilai yang penting bagi perkembangan wilayah Perkotaan Fakfak,
adanya terminal, rencana bandara, pelabuhan, fasilitas kesehatan berskala
kota/kabupaten serta terdapatnya prasarana persampahan seperti TPA dan sarana
lainnya seperti fasilitas olahraga dll, menjadikan trigger bagi perkembangan
diwilayah tersebut, skala pelayanan dari fasilitas dan infrastruktur yang ada
berpotensi melayani wilayah yang ada disekitarnya, sehingga perlu diperhatikan
upaya peningkatan kualitas pelayanan.

5.1.2 Bentuk dan Masa Bangunan (Building Form and Massing)


Bentuk dan massa bangunan berkaitan erat dengan ketinggian bangunan,
Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan,Garis Sempadan Bangunan,
style, skala, bahan bangunan, tekstur dan warna bangunan. Building form and
massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan penampilan bangunan,
yaitu:
a. Ketinggian bangunan
Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang pemerhati,baik yang
berada dalam bangunan maupun yang berada pada jalur pejalan kaki.
Ketinggian bangunan pada suatu kawasan membentuk skyline. Skyline
dalam skala kota mempunyai makna:
 Sebagai simbol kota
 Sebagai indeks sosial
 Sebagai alat orientasi

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-8


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

 Sebagai perangkat estetis


 Sebagai perangkat ritual
b. Kepejalan Bangunan
Pengertian dari kepejalan adalah penampilan gedung dalam konteks kota.
Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh tinggi, luas-lebar-panjang, olahan
massanya dan variasi penggunaan material.
c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Koefisien Lantai Bangunan adalah perbandingan maksimum yang
diperkenankan antara jumlah luas lantai suatu bangunan dengan luas
pekarangannya (luas tapak). Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi oleh
daya dukung tanah, daya dukung lingkungan, nilai harga tanah dan faktor-
faktor khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau kepercayaan daerah
setempat.
d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage)
Koefisien Dasar Bangunan adalah perbandingan maksimum yang
diperkenankan antara luas lantai dasar suatu bangunan dengan luas
pekarangannya (luas tapak). Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan untuk
menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan perkotaan agar tidak
keseluruhan tapak diisi dengan bangunan sehingga daur lingkungan
menjadi terhambat.
e. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak minimum yang diperkenankan
berdirinya suatu bangunan, terhitung dari as jalan. Garis ini sangat penting
dalam mengatur keteraturan bangunan di tepi jalan kota.
f. Langgam
Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu kumpulan karakteristik
bangunan dimana struktur, kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam
satu periode atau wilayah tertentu. Peran dari langgam ini dalam skala
urban jika direncanakan dengan baik dapat menjadi guideline yang
mempunyai kekuatan untuk menyatukan fragmen-fragmen kota.
g. Skala
Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian ruang atau
bangunan dapat memainkan peranan dalam menciptakan kontras visual
yang dapat membangkitkan daya hidup dan kedinamisan.
Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V-9
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

h. Material
Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam perancangan.
Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan antar elemen visual.

i. Tekstur
Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban) sesuatu yang dilihat
dari jarak tertentu maka elemen yang lebih besar dapat menimbulkan efek-
efek tekstur.
j. Warna
Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), dapat
memperluas kemungkinan ragam komposisi yang dihasilkan.

5.1.3 Sirkulasi dan Parkir (Parking and Circulation)


Sirkulasi dalam kota merupakan salah satu alat sangat kuat
untukmenstrukturkan lingkungan perkotaan, karena dapat membentuk,
mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas suatu kota. Selain itu sirkulasi
juga dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas, dan lain
sebagainya.
Latar belakang perencanaan sirkulasi dan parkir didaerah perkotaan adalah:
 Bertambahnya penggunaan sepeda motor, karena faktor efesiensi.
 Kurangnya fasilitas transportasi umum.
 Tempat parkir yang ada kualitasnya rendah, lokasinya tidak tepat,
dan kurang perawatan.
Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas lingkungan,
yaitu:
 Kelangsungan aktivitas komersial.
 Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota.
Kegagalan untuk merespon pengaturan kendaraan bermotor, dan
penyediaan arena parkir yang menarik dan memadai, mengakibatkan sejumlah
pusat kota tampak kotor dan kumuh.
Beberapa penyelesaian parkir yang mengurangi ruang parkir dikota adalah:
 Menyatukan tempat parkir dalam satu fungsi bangunan, misal bagian

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 10


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

dasar parkir digunakan untuk tempat pedagang eceran.


 Membagi tempat parkir dalam dua kegiatan yang berbeda, dalam
waktu yang berbeda pula.
 Membuat perencanaan paket parkir, misal dalam suatu kantor
dengan karyawan banyak disediakan sebuah distrik parkir.
 Membuat daerah parkir yang diusahakan developer melalui progam
urban edge parking
Potensi perkembangan kegiatan perdagangan jasa, perkantoran, di CBD
yang berada di Kawasan Perkotaan fakfak mengakibatkan daya tarik terhadap lalu-
lintas semakin meningkat, melihat kondisi demikian perlu adanya penyediaan
fasilitas perparkiran pada zona-zona atau lokasi yang berpotensi mengakibatkan
kemacetan, sistem penyediaan fasilitas perparkiran di Kawasan Perkotaan tersebut
diarahkan pada sistem On street parking dan Off street parking, fasilitas di dalam
(on street parking) menggunakan pinggir/tepi badan jalan. Fasilitas parkir pada
badan jalan areal yang memanfaatkan badan jalan sebagai fasilitas parkir, hanya
pada kawasan parkir terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk, menurut
menurut Clarkson Grg Lesby dan Bary Hicks (1988:424) On street parking (parkir di
jalan) adalah ruang yang tersedia untuk memarkir kendaraan pada tepi jalan di
kawasan pusat kota dan sepanjang jalan raya utama yang dilakukan dengan tetap
ada pembatasan dan pengendalian serta pengaturan. Sementara fasilitas off street
parking dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang memiliki bangunan khusus/ruang
khusus bagi kendaraan
Penyediaan fasilitas parkir juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat
pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada kawasan-
kawasan tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang diusahakan
sebagai suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri dengan memungut bayaran,
penyediaan fasilitas parkir ini dapat pula merupakan penunjang kegiatan ataupun
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pokok misalnya gedung pertokoan
ataupun perkantoran.

5.1.4 Ruang Terbuka (Open Space)


Definisi Ruang terbuka berdasarkan Peraturan Dalam Negeri Nomor 01
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Kawasan Perkotaan adalah ruang-

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 11


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas balk dalam bentuk area/kawasan
maupun dalam bentuk area memanjang jalur di mana dalam penggunaannya lebih
bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Tujuan pembentukan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Fakfak adalah untuk menjaga keserasian dan
keseimbangan ekosistem perkotaan; mewujudkan keseimbangan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Fungsi dari keberadaan ruang terbuka di Perkotaan Fakfak adalah sebagai
pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan; pengendali pencemaran dan
kerusakan tanah, air dan udara; tempat perlindungan plasma nuftah dan
keanekaragaman hayati; pengendali tata air; dan sarana estetika kota. keberadaan
ruang terbuka saat ini di Kawasan Perkotaan Fakfak dirasa masih sangat kurang,
hal ini tentunya perlu perhatian dengan cara peningkatan kualitas dan kuantitas
dari ruang terbuka di kawasan perkotaan hal ini dilakukan agar nilai manfaat
lingkungan tetap terjaga, sebagaimana manfaat dari adanya ruang terbuka yaitu
adalah sebagai sarana untuk mencerminkan identitas daerah sarana penelitian;
sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial; meningkatkan nilai ekonomi
lahan perkotaan; menimbulkan rasa bangga dan meningkatkan prestige daerah,
sarana aktivitas sosial bagi anak, remaja dewasa dan manula, sarana ruang
evakuasi untuk keadaan darurat, memperbaiki iklim mikro dan meningkatkan
cadangan oksigen di perkotaan.

5.1.5 Jalur Pedestrian (Pedestrian Ways)


Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki
melakukan aktivitas dan berfungsi sebagai ruang sirkulasi bagi pejalan kaki yang
terpisah dari sirkulasi kendaraan lainnya, baik kendaraan bermotor atau tidak. Jalur
pedestrian ini seharusnya memberikan kenyamanan bagi manusia atau pejalan
kaki itu sendiri pada saat melintasinya. Namun terkadang kebutuhan akan jalur
pedestrian itu kurang memadai dari kenyamanan yang dicapai pada jalur
pedestrian tersebut. Elemen pejalan kaki harus dibantu interaksinya pada elemen-
elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan kota dan
pola-pola aktivitas sesuai dengan rencana perubahan atau pembangunan fisik bagi
kota di masa mendatang.
Masalah pokok dalam perencanaan jalan pada pejalan kaki adalah pada

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 12


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

kebutuhan akan keseimbangan antara ketentuan elemen bagi pejalan kaki untuk
menciptakan pusat kota yang nyaman untuk dinikmati serta pembagian dari akses-
akses pelayanan umum lainnya. Perubahan-perubahan rasio penggunaan jalan
raya yang dapat mengimbangi dan meningkatkan arus pejalan kaki dapat dilakukan
dengan memperhatikan aspek- aspek sebagai berikut:
 Pendukung aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana komersial
seperti toko, restoran, cafe.
 Street furniture berupa pohon-pohon, rambu-rambu, lampu, tempat
duduk, dan sebagainya.
Fasilitas jalur pedestrian di Kawasan Perkotaan Fakfak dibutuhkan pada:
 Pada daerah-daerah perkotaan secara umum yang jumlah
penduduknya tinggi.
 Pada jalan-jalan pasar dan perkotaan.
 Pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas kontinyu yang tinggi,
seperti misalnya pada jalan-jalan pasar dan perkotaan.
 Pada lokasi-lokasi yang memiliki kebutuhan/permintaan yang tinggi,
dengan periode yang pendek, seperti misalnya terminal dan kereta
api, sekolah, rumah sakit, dan lapangan olah raga.
 Pada lokasi yang mempunyai permintaan yang tinggi untuk hari-hari
tertentu, misalnya lapangan/gelanggang olah raga, masjid.
 Pada daerah-daerah rekreasi.

5.1.6 Aktifitas Pendukung (Activity Support)


Aktivitas pendukung merupakan penunjang kegiatan terdiri dari semua
kegiatan yang memperkuat penggunaan ruang publik. Penunjang kegiatan tersebut
tidak hanya berupa jalur pedestrian atau plaza tetapi fungsi-fungsi yang dapat
menumbuhkan aktivitas lain, sehingga kawasan tersebut hidup setiap waktu dan
menunjang terciptanya interaksi pengguna kawasan.
Bentuk pendukung kegiatan di Kawasan Perkotaan Fakfak terdiri dari ruang
terbuka dan bangunan umum, pada ruang terbuka aktifitas kegiatan pendukung
berupa: taman rekreasi, kawasan pedagangan kaki lima, jalur pedestrian,
kumpulan pedagang makanan ringan, makanan khas daerah. Sementara aktifitas
pendukung kegiatan bangunan umum berupa: kelompok pertokoan eceran, pusat

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 13


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

pemerintahan, pusat jasa dan kantor, pusat perbelanjaan dan bangunan yang
dijadikan sebagai pendukung kegiatan kawasan perkotaan lainnya.

5.1.7 Tanda-Tanda (Signage)


Penandaan berguna untuk menunjukkan arah dan fungsi bangunan serta
kawasan tertentu. Penandaan tidak hanya dapat dilakukan melalui pemberian
papan nama dan arah panah, tetapi juga dapat dilakukan melalui pembedaan
bentuk atau ciri visual lain. Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan,
rambu lalu lintas, media iklan,dan berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan
penandaan akan sangat mempengaruhi visualisasi kota, baik secara makro
maupun mikro, jika jumlahnyacukup banyak dan memiliki karakter yang berbeda.
Sebagai contoh, jika banyak terdapat penandaan dan tidak diatur perletakannya,
maka akan dapat menutupi fasadbangunan di belakangnya. Dengan begitu, visual
bangunan tersebut akan terganggu.Namun, jika dilakukan penataan dengan baik,
ada kemungkinan penandaan tersebut dapat menambah keindahan visual
bangunan di belakangnya.

5.1.8 Preservasi dan Konservasi (Preservation and Conservation)


Preservasi diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban
space, hal ini untuk mempertahankan kegiatan yang berlangsung di wilayah
Kawasan Perkotan Preservasi di Kawasan Perkotaan Fakfak sesuai dengan kaidah
perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal
(permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang adadan
mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
Manfaat dari adanya preservasi antara lain:
 Peningkatan nilai lahan.
 Peningkatan nilai lingkungan.
 Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek
komersial.
 Menjaga identitas kawasan perkotaan
 Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 14


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

5.2 NILAI DAN NORMA DALAM MASYARAKAT (LOCAL WISDOM)


Kearifan lokal merupakan sesuatu yang berkaitan secara spesifik dengan
budaya tertentu (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat
tertentu (masyarakat lokal). Dengan kata lain, kearifan lokal bersemayam pada
budaya lokal (local culture) dan merupakan bentuk warisan budaya indonesia yang
telah berkembang sejak lama Kearifan lokal lahir dari pemikiran dan nilai yang
diyakini suatu masyarakat terhadap alam dan lingkungannya. Didalam kearifan
lokal terkandung nilai-nilai, norma-norma, sistem kepercayaan, dan ide-ide
masyarakat setempat.
Kearifan Lokal atau sering disebut Local Wisdom adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau
etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis (Keraf, 2002). Sedangkan menurut Gobyah, 2009 kearifan lokal
didefinisikan sebagai kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu
daerah, dari kedua definisi tersebut maka local wisdom dapat diartikan sebagai
nilai yang dianggap baik dan benar yang berlangsung secara turun-temurun dan
dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan sebagai akibat dari adanya
interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma,
etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Secara
substansi kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai:
1. Kelembagaan dan sanksi sosial;
2. Ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok
tanam;
3. Pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif;
4. Bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau
ancaman lainnya.
Kearifan lokal memiliki banyak fungsi sebagaimana yang diungkapkan oleh
Sirtha (2003) sebagaimana dikutip oleh Sartini (2004) sebagaimana dikutip oleh
Aulia (2010), menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada dalam
masyarakat dapat berupa: nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus.
Bentuk yang bermacam-macam ini mengakibatkan fungsi kearifan lokal menjadi
bermacam-macam pula. Fungsi tersebut antara lain adalah:

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 15


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

1. Untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam;


2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
3. Untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya
upacara- upacara suatu adat tertentu.
4. Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.
5. Tertatanya tatanan masyarakat

5.2.1 Kependudukan Dan Sosial Budaya


Penduduk di Kawasan Perkotaan Fakfak memiliki rasa nasionalis yang
tinggi, selain itu masyarakat di Kawasan Perkotaan Fakfak terbuka terhadap orang-
orang pendatang/turis, masyarakat masih kental dengan gotong royong, tolong
menolong dan kebersamaan, hal ini terbukti dalam segala aktivitas yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menolong mereka tidak melihat suku, ras dan
agama karena mereka menganggap semuanya adalah saudara, terbukti dengan
beraneka ragam suku, bangsa dan agama yang tinggal di Kawasan Perkotaan
Fakfak. Dari segi budaya masih memegang adat nenek moyangnya, tetapi mereka
tidak menutup terhadap adat kebiasaan suku-suku yang lain.

5.2.2 Perkembangan Sosial Budaya


Dalam kelompok masyarakat terdapat suatu pola interaksi yang membentuk
suatu kepribadian dan budaya dari lingkungan tempat tinggal mereka, dalam hal ini
Kabupaten Fakfak yang memiliki 7 kerajaan atau pertuanan terdiri dari beberapa
suku asal yaitu Suku Mbaham, Suku Ma‟ta, Suku Mor, Suku Onim, Suku Irarrutu
dan Suku Arguni serta memiliki bahasa masing-masing, pada awalnya masyarakat
tertutup terdapat pengaruh yang berasal dari luar lingkungannya. Dalam kurun
waktu yang cukup lama akhirnya masyarakat dapat menerima budaya yang berasal
dari luar wilayah serta karena pengaruh era globalisasi. Keterbukaan masyarakat
terhadap budaya luar dapat memperkaya budaya dan akan menunjang dalam
kegiatan perencanaan pembangunan wilayah.
A. Adat, Budaya dan Warisan Budaya
Adat istiadat yang ada di lingkungan masyarajat khususnya komunitas yang
tinggal di kampung-kampung masih bersifat mengikat. Namun dengan adanya

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 16


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

perubahan dinamika lingkungan terjadi seperti meingkatnya akses dalam


memperoleh informasi, serta komunikasi maka nampaknya mulai terjadi interaksi
sosial sehingga adat-istiadat yang tadinya mengikat berangsur mengarah kepada
adat-istiadat yang bersifat transisi. Terdapat beberapa suku, yaitu Suku Mbaham,
Suku Ma‟ta, Suku Mor, Suku Onim, Suku Irarrutu serta Suku Arguni dan setiap suku
memiliki bahasa tersendiri. Sedangkan untuk aspek pemerintahan, di Kabupaten
Fakfak terdapat 7 (tujuh) kerajaan atau petuanan yang terdiri dari : Petuanan Ati-Ati
di Werpigang, Petuanan Fatagar di Fakfak, Petuanan Arguni di Arguni, Petuanan
Sekar di Kokas, Petuanan Werluar di Kokas, Petuanan Rumbati di Rumbati dan
Petuanan Patipi di Patipi Pasir, dimana hal ini sangat mempengaruhi pada
kehidupan sosial dan pemerintahan. Kehidupan sosial masyarakat yang sangat
dipengaruhi oleh adat istiadat adalah upacara ’’Tombor mage” atau taruh harta
untuk acara perkawinan.
B. Adat dan Pola Kepemilikan Lahan
Kondisi adat istiadat masyarakat masih kental, yang terdiri dari 7 (tujuh)
kerajaan atau Petuanan yang terdiri dari Petuanan Ati-Ati di Werpigang, Petuanan
Fatagar kepemilikan lahannya di Fakfak, Petuanan Arguni dengan kepemilikan
lahannya di Arguni yang berada di Kawasan Bomberay, Petuanan Arguni dengan
kepemilikan lahannya di Arguni yang berada di Kawasan Bomberay, Petuanan
Sekar dengan kepemilikan lahan di Kokas, Petuanan Wertuar dengan kepemilikan
lahan Patipi Pasir, dengan demikian sistem kepemilikan lahan di Kabupaten Fakfak
dilakukan oleh 7 kerajaan atau petuanan.
C. Konflik dan Penguasaan Sumberdaya Alam
Dalam pemanfaatan sumberdaya alam dilakukan oleh 7 kerajaan atau
petuanan yang ada, dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak terdapat suatu
konflik karena antara satu kerajaan dengan kerajaan yang lainnya saling hormat
menghormati dan tepat terhadap kesepakatan yang telah dibuat, dimana dalam
perumusan kesepakatan pembagian penguasaan sumberdaya alam dilakukan
secara adat, dan masyarakat Fakfak adalah suatu kelompok masyarakat yang taat
terhadap adat istiadat.
D. Pola Kekerabatan
Masyarakat di Kawasan Perkotaan Fakfak yang terdiri dari 7 kerajaan atau
petuanan memiliki pola kekerabatan yang kental, sikap hormat menghormati,
tolong menolong serta tenggang rasa yang masih tinggi. Meskipun pola
Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 17
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

kekerabatan yang kental tidak membuat masyarakat tertutup terhadap pendatang,


justru masyarakatnya memiliki sifat yang ramah dan tolong menolong terhadap
pendatang. Hal yang demikian tidak membuat masyarakat di Kabupaten Fakfak
tidak terdapat suatu konflik yang memakan banyak korban seperti dengan daerah
di sekitarnya.
E. Pola Permukiman Penduduk
Kondisi permukiman pada umumnya mengikuti pola mengelompok,
disamping ada juga yang mengikuti pola linier sesuai jaringan jalan. Lokasi
kawasan permukiman umumnya berkonsentrasi di pusat pemerintahan baik pusat
pemerintahan distrik maupun kampung. Hal ini disebabkan karena kondisi wilayah
secara fisik merupakan dataran tinggi dengan kemiringan > 4%. Pola permukiman
pada Kawasan Perkotaan Fakfak ini adalah pola mengelompok yang pada
umumnya mengikuti kemiringan lahan yang mengarah ke wilayah pesisir. Tingkat
kepadatan permukiman pada kawasan perkotaan adalah tinggi, dimana batas
antarrumah sangat dekat dan sangat jarang sekali ada ruang terbuka.

5.3 PERAN & PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN


LINGKUNGAN
Tujuan perencanaan lingkungan adalah untuk mendapatkan „gambaran‟
lingkungan seperti apayang diinginkan oleh masyarakat setempat (yang menghuni).
Untuk mendapatkan ini, tentunya partisipasi masyarakat mutlak diperlukan. Dalam
kenyataannya, pada level ini, jumlah masyarakat yang terlibat sangat kecil, padahal
di tingkat inilah adalah kemungkinan penentuan kebijakan yang demokratis yang
dapat diwujudkan.
Peran serta masyarakat dalam perencanaan ruang wilayah secara formal
baru tertuang pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Selanjutnya
diikuti oleh Peraturan Pemerintah, pada tanggal 3 Desember 1996, yaitu PP No.68
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban,serta Bentuk dan Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. PP tersebut diatur berdasar
tingkatan hirarki pemerintahan dari tingkat nasional, tingkat propinsi dan tingkat
kabupaten/kota. Dalam PP ini diatur secara rinci pula hak masyarakat dalam
proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Tidak hanya hak,
tetapi diatur pula kewajiban masyarakat dalam proses penataan ruang.

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 18


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Peran serta masyarakat Kawasan Perkotaan Fakfak dalam pembangunan


dan lingkungan dilakukan melalui peningkatan kegiatan perekoniman skala lokal,
partisipasi masyarakat dalam hal ini adalah ikut serta dalam proses pengolahan
produksi manisan pala maupun olahan lainnya umumnya masih dilakukan secara
tradisional, tanpa bahan pengawet, dan mengandalkan panas matahari untuk
penjemurannya. Walaupun manisan pala hasil produksi ibu-ibu tersebut
pemasarannya masih berkisar di dalam kota Fakfak namun sebenarnya sudah
banyak dinikmati oleh masyarakat di luar kota Fakfak. Hal ini dikarenakan
banyaknya para tamu maupun warga Fakfak sendiri yang membeli manisan dan
olahan daging pala lainnya untuk dijadikan sebagai oleh-oleh dari Kawasan
Perkotaan Fakfak. Pada awalnya, permasalahan yang dihadapi oleh ibu-ibu yang
memiliki usaha industri manisan pala tersebut antara lain: belum memiliki nomor
ijin Produksi Pangan (P-IRT) dari Dinas Kesehatan, masalah pengemasan yang
belum memenuhi standart Kesehatan serta masalah pemasaran. Kini,
permasalahan tersebut sudah mulai terjawab dengan pelaksanaan kegiatan
“Pelatihan Keamanan Pangan Bagi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Dalam
Rangka Sertifikasi Produksi Pangan” atas bantuan dana dari program PcDP - UNDP.

Bab Analisis Sosial Budaya Perkotaan V - 19


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

ANALISIS KEPENDUDUKAN
PERKOTAAN FAKFAK

6.1. STRUKTUR KEPENDUDUKAN


6.1.1. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk
laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu
tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100
penduduk perempuan. Secara umum pada tahun 2012 diketahui jumlah penduduk
dengan jenis perempuan yaitu 17.532 jiwa, dan 19.687 jiwa dengan jenis laki-laki.
Sehingga sex ratio penduduk perkotaan Fakfak yaitu 112, yang artinya bahwa dalam
setiap 100 orang perenpuan terdapat 112 laki-laki.

6.1.2. Distribusi Kepadatan Penduduk


Persebaran penduduk atau disebut juga distribusi penduduk menurut
tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk
secara geografis dan persebaran penduduk secara administratif, disamping itu ada
persebaran penduduk menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota.
Dilihat dari persebaran penduduknya, distrik Fakfak memiliki jumlah penduduk

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 1


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

paling tinggi karena selain sebagai pusat kota juga di dominasi oleh kawasan
perkotaan dan tempatnya pusat pemerintahan kabupaten. Berdasarkan klasifikasi
tempat tinggal, perkotaan Fakfak meliputi tiga administrasi Distrik, yang mencakup
17 wilayah administrasi kelurahan/kampung. Berdasarkan tingkat kepadatannya,
Kelurahan Sekban merupakan wilayah yang memiliki kepadatan tertinggi yaitu 708
jiwa/Km2, sedangkan wilayah administrasi dengan kepadatan terendah yaitu
Kelurahan Kiat dengan kepadatan 2 jiwa/Km2. Untuk lebih rinci, dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 6.1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Perkotaan Fakfak

Luas Jumlah
Kelurahan/ Kepadatan
No. Distrik Daerah Penduduk
kampung Per Km2
(Km2) (Jiwa)
1 Fakfak Gewerpe 9 1.163 129
2 Lusi Peri 4 1.171 293
3 Tanama 5 949 190
4 Kapaurtutin 2 732 366
5 Dulah Pokpok 4 2.359 590
6 Sekban 1 708 708
7 Torea 10 505 51
8 Sekru 20 880 44
9 Kel. Wagom 140 7.535 54
10 Kel.Selatan
FF. Utara 360 7.184 20
11 Kel. FF. Selatan 4 5.753 1.438
12 Fakfak Tengah Raduria 105 280 3
13 Nemiwikarya 13 893 69
14 Katemba 12 879 73
15 Kayu Merah 72 1.307 18
16 Kel. Danaweria 36 4.440 123
17 Fakfak Barat Kiat 212 526 2
Perkotaan Fakfak 1.009 37.264 37

6.1.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur


Dependency ratio adalah angka yang menunjukkan beban ketergantungan
penduduk usia produktif pada suatu wilayah, yang dimaksud dengan usia non-
produktif adalah usia 0- 14 tahun dan usia +65 tahun sedangkan usia produktif
adalah usia 15 - 64 tahun. Pada tahun 2011 Distrik Fakfak memiliki kelompok
umur produktif sebanyak 22.715 jiwa, sedangkan usia non-produktiv yaitu 11.150
jiwa. Sehingga dapat disimpulkan Dependency ratio Distrik Fakfak yaitu 96, jadi
setiap 100 orang usia produktif menanggung beban 96 orang penduduk non

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 2


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

produktif.

Tabel 6.2. Banyaknya Penduduk di Distrik Fakfak menurut Kelompok Umur 2011
menurut Kelompok Umur 2011
0-4 2.004 1.882 3.88
5-9 1.889 1.799 3.68
6
10-14 1.695 1.567 8
3.26
15-19 1.636 1.530 2
3.16
20-24 1.956 1.679 6
3.63
5
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total
25-29 1.997 1.698 3.695
30-34 1.796 1.517 3.313
35-39 1.402 1.255 2.657
40-44 1.127 989 2.116
45-49 931 758 1.689
50-54 656 530 1.186
55-59 457 362 819
60-64 269 170 439
65-69 164 125 289
70-74 91 94 185
75+ 57 72 129

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator


secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu kawasan apakah
tergolong sebagai wilayah (Negara/kota) maju atau wilayah yang sedang
berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang
penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi. Pada tahun 2011 Distrik Fakfak Tengah
memiliki kelompok umur produktif sebanyak 6.458 jiwa, sedangkan usia non-
produktiv yaitu 6.458 jiwa. Sehingga dapat disimpulkan Dependency ratio Distrik
Fakfak Tengah yaitu 104, jadi setiap 100 orang usia produktif menanggung beban
104 orang penduduk non produktif. Dari indikator tersebut terlihat bahwa pada
tahun 2011 penduduk usia kerja di Fakfak Tengah masih dibebani tanggung jawab
akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab
terhadap penduduk tua.

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 3


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 6.3. Banyaknya Penduduk di Distrik Fakfak Tengah


menurut Kelompok Umur 2011

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total


0-4 645 625 1270
5-9 652 580 1232
10-14 548 502 1050
15-19 485 495 980
20-24 429 419 848
25-29 473 465 938
30-34 479 440 919
35-39 414 394 808
40-44 355 300 655
45-40 284 236 520
50-54 194 196 390
55-59 119 106 225
60-64 99 76 175
65-69 55 40 95
70-74 36 58 94

6.2. PERTUMBUHAN PENDUDUK


Pertambahan penduduk pada suatu wilayah dalam waktu tertentu
dinyatakan dalam persentase (%) diperoleh melalui data berdasarkan sensus
penduduk/ cacah jiwa. Faktor - faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan penduduk
(Faktor demografi) diantaranya kelahiran (alami), kematian (alami), migrasi (non-
alami). Kriteria angka pertumbuhan penduduk:
Rendah : < 1%
Sedang : antara 1 % - 2 %
Tinggi : > 2 %
Berikut dibawah ini pertumbuhan penduduk berdasarkan faktor alami dan
non alami pada tahun 2012 yang bersumber pada data dalam angka Distrik. Dapat
tergambarkan bahwa pertambahan penduduk memiliki jumlah yang lebih besar
dibandingkan jumlah penduduk yang berkurang. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 6.4. Banyaknya Penduduk Perkotaan Fakfak yang Lahir dan Meninggal serta
Perpindahan Penduduk Menurut Kampung/Kelurahan
No. Distrik Kelurahan/ kampung Lahir Meninggal Datang Pergi

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 4


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No. Distrik Kelurahan/ kampung Lahir Meninggal Datang Pergi


1 Fakfak Gewerpe 25 1 8 2
2 Lusi Peri 21 6 6 2
3 Tanama 19 5 13 6
4 Kapaurtutin 17 4 7 3
5 Dulah Pokpok 27 2 45 11
6 Sekban 12 1 16 4
7 Torea 23 2 36 12
8 Sekru 35 3 20 13
9 Kel. Wagom Selatan 42 3 83 22
10 Kel. FF. Utara 36 2 65 36
11 Kel. FF. Selatan 24 3 58 16
12 Fakfak Tengah Raduria 3 3 1 0
13 Nemiwikarya 3 1 4 0
14 Katemba 15 1 0 0
15 Kayu Merah 8 1 0 0
16 Kel. Danaweria 18 8 7 0
17 Fakfak Barat Kiat 3 2 6 0

Perkotaan Fakfak 331 48 375 127

6.3. PROYEKSI PENDUDUK


Aspek kependudukan perupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi perkembangan suatu kota. Penduduk merupakan salah satu unsur
dalam sistem kota yang menjadi penggerak aktivitas dan kelangsungan hidup.
Perkembangan dan kondisi penduduk suatu kota sangat vital, karena merupakan
obyek sekaligus objek pembangunan suatu wilayah. Tren perkembangan jumlah
penduduk sangat berpengaruh dengan tingkat perkembangan perekonomian
wilayah tersebut, seperti halnya dengan wilayah Perkotaan Fakfak memiliki
kecenderungan pertambahan penduduk yang lebih besar dengan wilayah lainnya.
Tidak kalah pentingnya dalam hal penggunaan data jumlah penduduk yang
dapat teridentifikasi dengan baik, tentunya sangat berpengaruh dalam
merumuskan kebijaksanaan pembangunan di wilayah Perkotaan Fakfak.
Perkiraan jumlah penduduk Perkotaan Fakfak yang meliputi 17
kelurahan/kampung dalam tiga distrik hingga tahun 2034 dilakukan dengan
menggunakan tren laju pertumbuhan penduduk (LPP) rata-rata selama periode lima
tahun, untuk menghasilkan perkiraan jumlah penduduk di Wilayah Perkotaan
Fakfak, digunakan Metode analisis regresi linier. Metode tersebut digunakan
dengan asumsi tingkat pertumbuhan penduduk dianggap hampir sama dengan
Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 5
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

pola laju pertumbuhan penduduk pada tahun perencanaan 2034. Teknik regresi
linier memiliki penyimpangan minimum atas data penduduk masa lampau. Secara
matematik dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
P t+x = a + b (x)
Dimana:
Pt + x = Jumlah penduduk tahun (t+x)
X = Tambahan tahun terhitung dari tahun dasar a, b = Tetapan yang
diperoleh dari rumus sebagai berikut (Sumber: Warpani, 1989, hal 29)
Berdasarkan hasil analisis dapat diperkirakan jumlah penduduk di wilayah
Perkotaan Fakfak pada tahun 2034 yaitu mencapai 59.119 jiwa. Secara lebih
lengkap perkiraan jumlah penduduk wilayah Perkotaan Fakfak diuraikan pada tabel
berikut.
Tabel 6.5. Proyeksi Jumlah Penduduk Pada Tahun Rencana
Kelurahan/ LPP Jumlah Penduduk
No. Distrik
kampung (%) 2013 2017 2021 2025 2030 2034
1 Fakfak Gewerpe 0,12 1.166 1.171 1.177 1.183 1.190 1.196
2 Lusi Peri 0,07 1.173 1.179 1.185 1.190 1.197 1.203
3 Tanama 0,11 951 956 960 965 971 975
4 Kapaurtutin 0,04 733 737 740 744 748 752
5 Dulah Pokpok 0,09 2.363 2.374 2.386 2.397 2.412 2.423
6 Sekban 0,03 709 712 716 719 724 727
7 Torea 0,06 506 508 511 513 516 519
8 Sekru 0,04 881 886 890 894 900 904
Kel. Wagom
9 0,05 7.549 7.585 7.622 7.658 7.704 7.741
Selatan
10 Kel. FF. Utara 0,08 7.198 7.233 7.268 7.303 7.347 7.382

Kelurahan/ LPP Jumlah Penduduk


No. Distrik
kampung (%) 2013 2017 2021 2025 2030 2034
11 Kel. FF. Selatan 0,05 5.763 5.790 5.818 5.846 5.881 5.910
Fakfak
12 Raduria 0,04 280 282 283 285 286 288
Tengah
13 Nemiwikarya 0,2 896 900 904 909 914 919
14 Katemba 0,02 880 884 889 893 898 903
15 Kayu Merah 0,91 1.320 1.32 1.333 1.340 1.348 1.354
16 Kel. Danaweria 0,18 4.453 4.4757 4.496 4.518 4.545 4.567
17 Fakfak Barat Kiat 0,07 527 530 532 535 538 540
Perkotaan Fakfak 41.597 42.650 44.188 46.485 51.106 57.085

6.4. DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LAHAN UNTUK PERMUKIMAN


Kondisi permukiman di Kabupaten Fakfak pada umumnya mengikuti pola
mengelompok, disamping ada juga yang mengikuti pola linier mengikuti pola

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 6


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

jaringan jalan begitu juga dengan pola permukiman di wilayah perkotaan. Lokasi
kawasan permukiman di perkotaan Fakfak pada umumnya berkonsentrasi di pusat
pemerintahan baik pusat pemerintahan distrik maupun kampung. Hal ini
disebabkan karena kondisi wilayah secara fisik merupakan dataran tinggi.
Perkembangan suatu kota tidak terlepas dari pertumbuhan penduduknya,
yang selanjutnya akan sangat mempengaruhi penggunaan lahan di perkotaan
tersebut terutama dalam memenuhi kebutuhan lahan untuk perumahan. Jumlah
penduduk Perkotaan Fakfak tahun 2011 mencapai 37.264 jiwa yang tersebar di
distrik Fakfak sebanyak 28.939 jiwa, di distrik Fakfak Tengah 7.799 jiwa dan di
Fakfak Barat 526 jiwa. Untuk jelasnya distribusi jumlah penduduk untuk tiap
kampung/kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.6. Perkiraan Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kampung/Kelurahan


Jenis Kelamin Sex
No. Distrik
Laki-laki Perempuan Ratio
1 Fakfak Gewerpe 799 364 220
2 Lusi Peri 632 539 117
3 Tanama 548 401 137
4 Kapaurtutin 388 344 113
5 Dulah Pokpok 1.242 1.117 111
6 Sekban 366 342 107
7 Torea 262 243 108
8 Sekru 454 426 107
9 Kel. Wagom Selatan 3.977 3.558 112
10 Kel. FF. Utara 3.703 3.481 106
11 Kel. FF. Selatan 2.998 2.755 109
12 Fakfak Tengah Raduria 151 129 117
13 Nemiwikarya 477 416 115
14 Katemba 448 43 1 1 0 4
15 Kayu Merah 687 620 111
16 Kel. Danaweria 2.268 2.127 107
17 Fakfak Barat Kiat 287 239 120 17
Perkotaan
19.687 17.532 112
Fakfak

Tabel 6.7. Jumlah Penduduk Perkotaan Fakfak Berdasarkan Jenis Kelamin


Di Perkotaan Fakfak Tahun 2034
Distribusi
No. Distrik Kelurahan/ kampung Jumlah Penduduk (%)
2011 2034
1 Fakfak Gewerpe 3,1 2,1
2 Lusi Peri 3,1 2,1
3 Tanama 2,5 1,7
4 Kapaurtutin 2,0 1,3
5 Dulah Pokpok 6,3 4,2
6 Sekban 1,9 1,3
7 Torea 1,4 0,9

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 7


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Distribusi
No. Distrik Kelurahan/ kampung Jumlah Penduduk (%)
2011 2034
8 Sekru 2,4 1,6
9 Kel. Wagom Selatan 20,2 13,6
10 Kel. FF. Utara 19,3 12,9
11 Kel. FF. Selatan 15,4 10,4

12 Fakfak Tengah Raduria 0,8 0,5


13 Nemiwikarya 2,4 1,6
14 Katemba 2,4 1,6
15 Kayu Merah 3,5 2,4
16 Kel. Danaweria 11,9 8,0

17 Fakfak Barat Kiat 1,4 0,9

Perkotaan Fakfak 100,0 100,0

Struktur masyarakat Kabupaten Fakfak yang terdiri dari masyarakat adat


dan petuanan, yang masing-masing memiliki aturan terhadap kepemilikan
sumberdaya termasuk sumberdaya lahan/tanah, mengakibatkan terjadinya
perbedaan kepentingan dan perbedaan nilai terhadap kepemilikan/penguasaan
dan pemanfaatan tanah/lahan.
Adanya perbedaan ini menimbulkan konflik pertanahan, tidak saja konflik
vertikal antara pemerintah dengan masyarakat adat/marga/petuanan, tetapi juga
konflik antara adat dengan petuanan dan antara adat dengan adat. Tumpang
tindihnya batas-batas kepemilikan tanah/lahan antara adat, petuanan, dan marga
merupakan sumber konflik yang belum terselesaikan dengan tuntas.
Selain masalah kepemilikan tanah/lahan tersebut juga menyangkut ganti
rugi tanah dan tanaman terhadap lahan-lahan yang telah beralih fungsi menjadi
tempat fasilitas-fasilitas pelayanan publik seperti jalan, pendidikan, kesehatan, dan
sarana lainnya. Tidaklah salah apabila masyarakat menuntut haknya atas
tanah/lahan yang dimilikinya, namun masalah ganti rugi tanah dan tanaman ini
seringkali tidak didasari oleh itikad baik, tetapi adanya moral hazard untuk
memperoleh keuntungan dan penyelesaiannya seringkali memerlukan waktu yang
relatif panjang. Permasalahan ini ikut mempengaruhi penggunaan lahan termasuk
lahan untuk perumahan.
Dalam rangka mengetahui kemampuan suatu wilayah untuk menampung
jumlah penduduk Perkotaan Fakfak, maka perlu dilakukan analisis kesesuaian
lahan guna menghasilkan daya tampung permukiman. Dalam analisis daya
Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 8
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

tampung ini, beberapa asumsi yang digunakan adalah:


1. Dalam suatu wilayah kecamatan proporsi penggunaan lahan terdiri dari:
a. Permukiman
b. RTH (30% dari lahan perumahan)
c. Jaringan jalan (15%)
d. Sarana dan Prasarana (15% dari lahan perumahan)
e. Cadangan pengembangan (5% dari lahan perumahan)
2. Jumlah rumah yang ada menggunakan konsep 1 : 3 : 6 (1 rumah kepadatan
rendah, 3 rumah kepadatan sedang dan 6 rumah kepadatan tinggi)
3. Untuk rumah kepadatan rendah kebutuhan lahannya adalah 500 m2,
rumah kepadatan sedang kebutuhan lahannya adalah 300 m2, sedangkan
untuk rumah kepadatan tinggi kebutuhan lahannya adalah 150 m2.
4. 1 rumah dapat menampung 5 jiwa.
Sedangkan untuk analisis kesesuaian lahan yang pemanfaatannya untuk
permukiman hanya berdasarkan karakteristik fisik dasar. Adapun variable yang
digunakan untuk analisis tersebut adalah variabel kemiringan, wilayah rawan
bencana, jenis tanah dan batuan. Variabel kemiringan lahan merupakan variabel
yang paling berperan dalam menentukan kesesuaian lahan untuk permukiman.
Secara teknis, kemiringan lahan yang sesuai untuk permukiman adalah kurang dari
10%, karena kemiringan yang lebih dari 10%, memerlukan konstruksi yang khusus
dalam pembuatan permukiman seperti dengan terasering. Dengan demikian,
semakin besar sudut kemiringan semakin sulit dan besar biaya yang dibutuhkan
untuk pembuatan konstruksi perumahannya, walaupun disisi harga lahan relatif
lebih murah dibandingkan pada lahan yang landai ataupun datar. Bobot yang
diberikan pada variabel kemiringan adalah 5 dikarenakan mempunyai peranan
yang sangat tinggi terhadap tingkat kesesuaian lahan perumahan. Semakin landai
kemiringan, nilainya semakin besar karena semakin sesuai dalam pembuatan
perumahan.
Hasil dari analisis wilayah rawan bencana dapat diketahui wilayah-wilayah
yang aman sampai wilayah yang paling rawan terhadap bencana alam seperti
gempa bumi, tsunami, banjir maupun tanah longsor. Dengan diketahuinya wilayah
rawan bencana, pemanfaatan lahan untuk permukiman dapat mengurangi ataupun
menghindari serta dapat mengamil tindakan pencegahan terhadap resiko terkena
bencana alam. Bobot untuk variabel ini adalah 3 dimana wilayah rawan bencana
Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 9
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

mempunyai peranan yang cukup penting.


Karakteristik tanah, mempunyai peranan sangat tinggi dan penting dalam
kesesuaian lahan perumahan, dimana tanah merupakan tempat bedirinya
langsung berhubungan dengan kawasan perumahan beserta lingkungannya. Jenis
tanah, mempengaruhi pada daya dukung tanah terhadap beban diatasnya dan
tingkat kemudahan pengolahan tanah khususnya untuk pembangunan kawasan
perumahan seperti penggalian maupun pemadatannya sesuai kebutuhan
bangunan diatasnya. Jenis tanah di Kawasan Perkotaan Fakfak yaitu rensina dan
podsolik, walaupun kedua jenis tanah ini mempunyai kerawan terhadap erosi yang
tinggi tetapi tanah ini cukup mudah pengerjaannya karena berpori, tektur kasar dan
lepas, sehingga mudah dikonsolidasi untuk mencapai daya dukung yang
dibutuhkan. Demikian juga dengan jenis batuan, selain mempengaruhi terhadap
daya dukung juga dapat digunakan untuk material bangunan.
Untuk batuan kapur/gamping yang terdapat di Perkotaan Fakfak,
mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dan tersedia cukup banyak untuk
mencukupi kebutuhan pembangunan perumahan maupun penggunanan fasilitas
penunjang lainnya. Batuan ini cukup berperan dalam kesesuaian lahan perumahan,
walaupun tidak sepenting tanah yang berhubungan secara langsung dengan
bangunan di atasnya. Untuk nilai, bobot dan skor minimum serta maksimum
masing-masing variabel kesesuaian lahan permukiman dapat dilihat pada Tabel
6.8 berikut.

Tabel 6.8. Nilai Skor Kesesuaian Lahan Permukiman

No. Variabel Bobot Nilai Min. Skor Min. Nilai Maks. Skor Maks.
(5) = (3) x (4) (7)= (3) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kemiringan 5 1 5 5 25
2 Rawan 3 1 3 5 15
3 Jenis tanah
bencana 5 3 15 3 15
4 Jenis batuan 4 4 16 4 16

Berdasarkan hasil dari superposisi peta-peta kemiringan, wilayah rawan


bencana, serta jenis tanah dan batuan didapat kelas kesesuaian lahan perumahan
sesuai dengan kisaran skor di atas. Untuk wilayah dengan kelas yang paling sesuai
seluas 862,41 Ha (28,70%), kampung yang tidak ada kelas wilayah ini adalah
Lusypkeri dan Gwerpe. Wilayah satu tingkat dibawahnya, kelas sesuai adalah
seluas 1.432.48 ha (47,68%), semua kampung dan kelurahan di kota Fakfak,

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 10


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

mempunyai wilayah yang termasuk dalam kelas sesuai.

Selanjutnya, luas wilayah dengan kelas sangat sesuai, kelas sesuai, kelas
kurang sesuai dan kelas tidak sesuai., berturut-turut adalah 344,9. ha (34,1%),
644,1 ha (%), 6 ha (0,59%) dan 124,64 hari. Secara rind, luas wilayah kesesuaian
lahan perumahan disajikan dalam Tabel 6.9 berikut

Tabel 6.9. Kesesuaian Lahan Permukiman


Kelas Kesesuaian (Km2)
Luas
Kelurahan/ Sangat Kurang Tidak
No. Distrik Wilayah Sesuai
kampung sesuai Sesuai Sesuai
(Km2)

1 Fakfak Gewerpe 9 1,6 5,1 0,6 1,7


2 Lusi Peri 4 0,6 3,1 0 0,3
5 1,7
3,3
3 Tanama - -

4 Kapaurtutin 2 1 1 _ -

5 Dulah Pokpok 4 1,9 2,1


6 Sekban 1 0,1 0,9
10 5,5 4,5
7 Torea
8 Sekru 20 6,2 13,8
140 1,5
43,6 94,8
9 Kel. Wagom Selatan -
360 124,7 234,3 1
10 Kel. FF. Utara
11 Kel. FF. Selatan 4 2,8 1,1 0,1 0
12 Fakfak Tengah Raduria 105 21,3 83,7
13 Nemiwikarya 13 6,9 6,1
14 Katemba 12 2 8,8 0,2 1
15 Kayu Merah 72 23,4 34,9 2,6 11,1
36 14,8 21,2
16 Kel. Danaweria
212
86,8 125,2
17 Fakfak Barat Kiat - -
Perkotaan Fakfak 1.009 344,9 644,1 6 14

Keterangan Kelas Kesesuaian:


Kelas I : Sangat sesuai
Kelas II : Sesuai
Kelas III : Kurang sesuai
Kelas IV : Tidak sesuai

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 11


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Secara umum model perhitungan backlog di suatu negara sangat


dipengaruhi oleh kebijakan yang ada di Negara tersebut. Pembahasan secara
mendalam terkait dengan kebijakan perumahan di luar dari pembahasan tulisan
ini, kebijakan yang di jadikan acuan dalam pembahasan ini, diambil yang bersifat
utama, dilihat dari undang-undang perumahan yang berlaku. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang kebijakan perumahan dan kawasan
permukiman menyatakan bahwa masyarakat berperan aktif dalam penyediaan
perumahan, dalam arti penyediaan perumahan masih menjadi tanggung jawab dari
setiap rumah tangga sendiri. Untuk menentukan model perhitungan backlog terlebih
dahulu perlu di tetapkan konsep dasar yang akan dijadikan acuan. Apakah
penyediaan rumah ditetapkan satu unit shelter untuk satu rumah tangga atau satu
kepala keluarga. Adapun konsep dari rumusan model perhitungan backlog dihitung
berdasarkan konsep bahwa satu unit rumah/satu kepala keluarga. Definisi kepala
keluarga adalah keluarga inti yang terdiri dari ibu, bapak dan anak. Rata-rata
jumlah anggota keluarga adalah 4. Oleh sebab itu bila data jumlah kepala keluarga
tidak didapatkan, maka dihitung melalui jumlah penduduk dibagi dengan 4. Adapun
hasil perhitungan.
Berdasarkan perhitungan backlog permukiman tahun 2034, maka dipat
diperkirakan lahan yang dibutuhkan untuk perumaha. pada kawasan kota dengan
aktifitas non pertanian/perkebunan seperti Fakfak Utara, Fakfak Selatan, Wagom,
Danaweria, Gwerpe, Lusypkeri, Nemewi Karya dan Kayu Merah adalah sebesar 150
m2 untuk tiap rumah, berdasarkan kriteria pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang di sepanjang jalan arteri primer antar kota (2003:39). Dengan
pertimbangan bahwa wilayah ini merupakan pusat pertumbuhan,. Sedangkan
untuk kampung lainnya yang berupa kawasan dengan kecenderungan aktifitas
selain nelayan adalah pertanian/perkebunan, kebutuhan lahannya sesuai dengan
standar lahan perumahan untuk Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) Timika
Kabupaten Fakfak tahun 1997 adalah sebesar 0,25 ha untuk tiap rumah/KK,
luasan ini diperhitungkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari hasil
berkebun ataupun bertani. Kebutuhan rumah diperhitungkan dengan 1 unit rumah
dihuni oleh 5 jiwa. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 12


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 13


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 6.10.Distribusi Jumlah Penduduk, Rumah, Kebutuhan Dan Ketersediaan Lahan Perumahan
Tiap Kampung/Kelurahan Tahun 2034

Luas Tahun 2034 Jumlah Jumlah Kekurangan Backlo Kebutuhan Kelas Kesesuaian (Ha)
Distrik Kelurahan/ Wilayah Jumlah Kepadatan KK Rumah Rumah Rumah
g lahan
kampung Penduduk Penduduk Tahun Tahun Tahun Perumahan I II III
(Km) (jiwa) (jiwa/Km) 2012 2012 (Unit) 2034 (Ha)*
Fakfak Gewerpe 9 1.196 133 265 244 21 299 4,5 1,6 5,1 0,6
Lusi Peri 4 1.203 301 278 255 23 301 4,5 0,6 3,1 0
Tanama 5 975 195 197 156 41 244 3,7 1,7 3,3 -
Kapaurtutin 2 752 376 181 144 37 188 2,8 1 1 -
Dulah Pokpok 4 2.423 606 629 527 102 606 9,1 1,9 2,1 -
Sekban 1 727 727 163 165 - 182 2,7 0,1 0,9 -
Torea 10 519 52 132 102 30 130 1,9 5,5 4,5 -
Sekru 20 904 45 195 154 41 226 3,4 6,2 13,8 -
Kel. Wagom Selatan 140 7.741 55 1.659 1.429 230 1.935 29,0 43,6 94,8 1,5
Kel. FF. Utara 360 7.382 21 1.845 1.680 165 1.846 27,7 124,7 234,3 1
Kel. FF. Selatan 4 5.910 1.478 1.474 1.271 203 1.478 22,2 2,8 1,1 0,1
Fakfak Raduria 105 288 3 60 27 33 72 1,1 21,3 83,7 -
Tengah Nemiwikarya 13 919 71 200 257 - 230 3,4 6,9 6,1 -
Katemba 12 903 75 181 102 79 226 3,4 2 8,8 0,2
Kayu Merah 72 1.354 19 268 235 33 339 5,1 23,4 34,9 2,6
Fakfak Kel. Danaweria 36 4.567 127 921 961 - 1.142 17,1 14,8 21,2 -
Barat Kiat 212 540 3 103 60 43 135 2,0
Perkotaan Fakfak 1.009 38.303 4.287 8.751 7.769 1.081 9.576 144 0 0 0

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 14


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Analisis Kependudukan Perkotaan Fakfak VI - 15


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR


UNGGULAN PERKOTAAN FAKFAK

7.1 STRUKTUR EKONOMI


Meningkatnya pertumbuhan pendapatan regional suatu wilayah merupakan
salah satu indikasi makin meningkatnya kegiatan ekonomi pada daerah tersebut.
Demikian juga halnya dengan pendapatan per kapita, semakin tinggi pendapatan
perkapita suatu daerah menggambarkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
umum yang dapat menggambarkan kegiatan ekonomi suatu daerah dalam jangka
waktu tertentu. Nilai PDRB yang semakin tinggi dengan diikuti pertumbuhan
ekonomi yang meningkat menunjukkan perekonomian wilayah tersebut semakin
membaik, yang menggambarkan bahwa produk barang dan jasa yang dihasilkan
semakin meningkat. Indikator umum yang dapat menggambarkan kegiatan
ekonomi suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Nilai PDRB yang semakin tinggi
dengan diikuti pertumbuhan ekonomi yang meningkat menunjukkan perekonomian
wilayah tersebut semakin membaik, yang menggambarkan bahwa produk barang
dan jasa yang dihasilkan semakin meningkat.
Untuk melihat struktur perekonomian Kawasan Perkotaan Fakfak dapat
dicerminkan dari PDRB Kabupaten Fakfak. Berdasarkan lapangan usahanya
terdiri dari pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 1


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

dan air bersih Pertumbuhan ekonomi secara riil dapat terlihat dari laju
pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan. Berdasarkan PDRB berdasarkan
harga konstan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Fakfak adalah sebesar 8.19%
(data tahun 2012) berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan menurut Lapangan Usaha), kontribusi sektor terbesar adalah pada
lapangan usaha pertanian dengan rata-rata pertumbuhan adalah 25.83% rata-
rata laju pertumbuhan ekonomi sektor riil di Kabupaten Fakfak adalah sebesar
5,77% per tahun (data tahun 2002- 2006). Pertumbuhan ekonomi secara riil
dapat terlihat dari laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan.
Sedangkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten Fakfak dalam
kurun waktu tahun 2002 - 2006 adalah sebesar 14,69% per tahun. Untuk lebih
jelasnya perkembangan PDRB Kabupaten Fakfak berdasarkan harga berlaku
maupun berdasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 7.1 s/d Tabel 7.3
Tabel 7. 1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Menurut Lapangan Usaha di
Kabupaten Fakfak Tahun 2010-2012
PDRB (Jutaan Rupiah)
No Lapangan Usaha
2009 2010 2011
1. Pertanian 328.117,20 343.731,95 373.033,33
2. Pertambangan Penggalian 20.823,04 23.282,68 25.943,56
3. Industri Pengolahan 73.004,32 80.635,39 88.542,66
4. Listrik, Gas & Air 40.527,86 40.813,56 11.511,59
5. Bangunan 235.121,21 285.298,67 377.824,29
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 204.503,78 248.724,15 297.696,16
7. Pengangkutan & Komunikasi 122.839,43 149.978,37 473.885,01
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 40.447,33 53.294,70 58.069,87
Perusahaan
9. Jasa-Jasa 232.023,60 287.614,16 317.479,60
PDRB Dengan MIGAS 1.267.537,74 1.483.373,62 1.723.986,06
Sumber: BPS Kabupaten Fakfak Tahun 2012

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 2


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 7. 1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2010
Sumber: BPS Kabupaten Fakfak Tahun 2012

Tabel 7. 2 Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2010-2012
No Lapangan Usaha 2010-2011 2011-2012 Pertumbuhan rata-rata
1. Pertanian 7,29 5,03 6,1
2. Pertambangan Penggalian 2,43 12,52 9,97
3. Industri Pengolahan 5,29 4,04 4,61
4. Listrik, Gas & Air 1,07 1,91 1,49
5. Bangunan 7,65 7,55 7,6
6. Perdagangan, Hotel dan 12,21 16,70 14,45
Restoran
7. Pengangkutan & 7,51 7,37 7,4
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan & 13,34 5,35 9,3
Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 7,03 7,74 7,3
PDRB 8,15 8,23 8,14
Sumber: Fakfak Dalam Angka Tahun 2012, dan Hasil Analisis Tahun 2014

Tabel 7. 3 Harga Konstan Menururt Lapangan Usaha di Kabupaten Fafak Tahun 2010-
2012
No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 Rata-rata
1. Pertanian 26,22 26,02 25,25 25,83
2. Pertambangan 1,69 1,68 1,75 1,71
Penggalian
3. Industri Pengolahan 5,06 4,92 4,73 4,90
4. Listrik, Gas & Air 0,59 0,55 0,51 0,55
5. Bangunan 17,23 17,15 17,05 17,14
6. Perdagangan, Hotel 15,91 16,51 17,80 16,74
dan Restoran
7. Pengangkutan & 9,81 9,76 9,68 9,75
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan 3,06 3,20 3,12 3,13
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 20,42 20,21 20,12 20,25

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 3


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 Rata-rata


PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Fakfak Dalam Angka Tahun 2012, dan Hasil Analisis Tahun 2014

7.2 POTENSI EKONOMI


Struktur perekonomian wilayah dapat dilihat dari konstribusi sektor
kegiatan* perekonomian yang diberikan pada PDRB wilayah dan kegiatan ekonomi
sektoral yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Fakfak. Besarnya peran
masing- masing kegiatan usaha tersebut membentuk struktur ekonomi wilayah.
Berdasarkan PDRB Kabupaten Fakfak berdasarkan harga yang berlaku tahun 2011
bahwa yang memberikan kontribusi terbesar untuk pendapatan Kabupaten Fakfak
adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini
memperlihatkan bahwa perekonomian wilayah di Kabupaten Fakfak kegiatan
perekonomian kawasan perkotaan memberikan kontribusi yang cukup tinggi
terhadap perekonomian wilayah.
Tabel 7. 4 Tingkat Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Harga Konstan 2010-2011 di
Kabupaten Fakfak
No Lapangan Usaha PDRB Fakfak Pertumbuhan
PDRB
2010 2011 PDRB (A) Sektoral/
(A) (B) B-A (B-A)/A
1. Pertanian Agriculture 167.799 180.036,72 12.237,46 0,07293
2.Pertambangan 10.829 11.633,61 804,46 0,07429
Penggalian
3. Industri Pengolahan 32.347 34.056,65 1.709,83 0,05286
4. Listrik, Gas & Air 3.744 3.783,74 39,95 0,01067
Minum
5. Bangunan/Konstruksi, 110.274 118.711,19 8.436,87 0,07651
Perdagangan
6. Hotel dan Restoran, 101.828 114.256,46 12.428,62 0,12206
7. Pengangkutan dan 62.802 67.516,59 4.714,20 0,07506
Komunikasi
8.. Keuangan, Persewaan 19.568 22.178,37 2.610,00 0,13338
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 130.676 139.860,84 9.184,68 0,07029
Jumlah Total 639.868 692.034,18 52.166,08 0,08153
Sumber: Fakfak Dalam Angka Tahun 2012 dan Hasil Analisis Tahun 2014

Tabel 7. 5 Tingkat Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2010-2011 di
Kabupaten Fakfak (Jutaan Rupiah)
No Lapangan Usaha PDRB Papua Barat Pertumbuhan
PDRB
2010 2011 PDRB (A) Sektoral/
(A) (B) B-A (B-A)/A
1. Pertanian Agriculture 2.014.324 2.045.720 31.396 0,01559
2. Pertambangan 1.090.052 1.155.960 65.908 0,06046

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 4


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Lapangan Usaha PDRB Papua Barat Pertumbuhan


PDRB
2010 2011 PDRB (A) Sektoral/
(A) (B) B-A (B-A)/A
Penggalian
3. Industri Pengolahan 2.507.291 4.957.830 2.450.539 0,97737
4. Listrik, Gas & Air 34.085 37.100 3.015 0,08845
Minum
5. Bangunan/Konstruksi, 718.468 806.400 87.932 0,12239
Perdagangan
6. Hotel dan Restoran, 743.882 833.960 90.078 0,12109
7. Pengangkutan dan 612.21 691.590 79.389 0,12968
Komunikasi
8.. Keuangan, Persewaan 169.182 220.500 51.318 0,30333
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 769.162 1.167.070 397.908 0,51733
Jumlah Total 639.868 8.658.648 11.916.130 3.257.482

Sumber: Fakfak Dalam Angka Tahun 2012 dan Hasil Analisis Tahun 2014

Gambar 7. 2 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Fakfak Tahun 2010-2011


Sumber: Fakfak Dalam Angka Tahun 2012 dan Hasil Analisis Tahun 2014

Gambar 7. 3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Fakfak Tahun 2010-2011


Sumber: Fakfak Dalam Angka Tahun 2012 dan Hasil Analisis Tahun 2014
Potensi ekonomi dapat diketahui dengan meihat komoditas/sektor unggulan di
suatu-» wilayah, komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang paling
menguntungkan untuk iusahakan atau dikembangkan pada suatu daerah (Depkimpraswil,
2003), ber dasarkan data Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012, sektor ekonomi di Kawasan Perkotaan Fakfak
yang memberikan kontribusi terbesar salah satunya adalah sektor lapangan usaha
pertanian, komoditas unggulan di Kawasan Perkotaan Fakfak antara lain berupa pertanian,

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 5


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

perkebunan, perikanan dan jasa. Komoditas pertanian berupa jagung, kedelai, ubi jalar,
ubi kayu, sementara komoditas perkebunan berupa kakao, kopi, cengkeh, jambu mete,
dan pala, komoditas perikanan berupa perikanan tangkap dan komoditas lainnya berupa
jasa dan peternakan.

Tabel 7. 6 Profil Komoditas Unggulan di Kabupaten Fakfak Tahun 2008-2009


PERIKANAN
Perikanan Tangkap
Jenis Ikan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2010 (Ton)
Ikan Cakalang 404,40
Tuna 104,05
Ikan Tongol 6,48
Ikan Kakap Merah 31,67
Ikan Kerapu 1,90
Ikan Teripang 4,82
Ikan Sirip Hiu 1,84
Udang Lobster 2,52
Telur Ikan terbang 231
Kepiting 1,43
Tahun
Produksi Tahunan 2008 2009 2010 2011
- - 790 Ton -
Sumber: Profil Potensi Investasi Unggulan Provinsi Papua Barat Tahun 2011 dan Biro
Perekonomian dan Investasi Sekretariat Daerah Provinsi Papua Barat
Pertanian
Tahun
Produksi Tahunan
2008 2009 2010 2011
Jagung 7 Ton 39 Ton 152 Ton 109 Ton
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Tahun
Produksi Tahunan
2008 2009 2010 2011
Ubi Kayu 1.486 Ton 45 Ton 1.756 Ton 1.171 Ton
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Produksi Tahunan Tahun
2008 2009 2010 2011
Ubi Jalar 1.362 Ton 303 Ton 969 Ton -
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Tahun
Produksi Tahunan
2008 2009 2010 2011
Kedelai 2 Ton 7 Ton 118 Ton 24 Ton
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Tahun
Produksi Tahunan
2008 2009 2010 2011
Kopi 7 Ton 1 Ton 78 Ton -
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Tahun
Produksi Tahunan
2008 2009 2010 2011
Cengkeh 24 Ton 75 ton 56 Ton 31 Ton
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Produksi Tahunan Tahun
Kakao
2008 2009 2010 2011
3 Ton 112 Ton 66 Ton 74 Ton
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 6


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Produksi Tahunan Tahun


Pala
2008 2009 2010 2011
- - 1.545 Ton 212 Ton
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Produksi Tahunan Tahun
Jambu Mete
2008 2009 2010 2011
2 Ton 6 Ton 6 Ton 20 Ton
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Peternakan
Produksi Tahunan Tahun
Sapi
2008 2009 2010 2011
1.216 Ekor 1.243 Ekor 1.294 Ekor 1.996 Ekor
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Produksi Tahunan Tahun
Kambing
2008 2009 2010 2011
580 Ekor 645 Ekor 680 Ekor 741 EKor
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012
Produksi Tahunan Tahun
Babi
2008 2009 2010 2011
921 Ekor 1.137 Ekor 1.368 Ekor 1.642 Ekor
Sumber: Papua Barat Dalam Angka 2012

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 7


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 7. 7 Komoditi Potensial Di Kawasan Perkotaan Fakfak Kabupaten FakfakProvinsi Papua Barat
No Distrik Komoditi LQ Sir Pir Dir Potensial
1 Fakfak Padi 0 0 0 A
Jagung 0,18 0 A
Ubi Kayu 0,62 0 0 +
Ubi Jalar 0,38 0 0 +
Kacang
0 0 0 A
Tanah
Kedelai 0 0 0 A
Kacang
0 0 0 A
Hiiau
Kedelai 0,40 0 0 + 1
Sayuran 2,58 0 0 + 1
Buah-
buahan :
Pisang 0,08 0 A
Nanas 1,50 0 A 0 1
Alpukat 2,70 0 A + 1
Mangga A 0 A A
Rambutan 0,48 0 A
Jambu Biji 1,50 0 A + 1
Durian 0,96 0 A +
Pepaya 1,67 0 A + 1
Jeruk Siam 0 0 A A
Jeruk Besar 0 0 A 0
Nangka 1,45 0 A +
Perkebunan:
Pala 0,24 0 A

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 8


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Distrik Komoditi LQ Sir Pir Dir Potensial


Kelapa 0 0 A
Kakao 0,94 0 0 —
Cengkeh 0,83 0 0
Jambu Mete 0 0 A A
Kopi 0,02 0 A A
2^ Fakfak Padi A 0 A A
Tenaah Jagung 0,25 0 0
Ubi Kayu 0,71 0 A
Ubi Jalar 0,53 0 A +
Kacang
A 0 A A M
Tanah
Kedelai
Kacang 0 0 0 A
Hiiau
Kedelai 0 0 0 0 _AA
Sayuran 0,55 0 A
Buah- 0,89 0 0 +
buahan :
Pisang
Nanas 0,21 0 A +
Alpukat 2,24 0 A 0 L n
Mangga 2,46 0 0 + L
Rambutan 0 0 A 0 i
Jambu Biji 1,26 0 A + L
Durian 2,24 0 A + L
Pepaya 0,86 0 A +
Jeruk Siam 1,37 0 A + L
Jeruk Besar 0 0 A 0 AA

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 9


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Distrik Komoditi LQ Sir Pir Dir Potensial


Nangka A 0 0 0
Nangka 0,79 0 A
Perkebunan
:
Pala 0,63 0 A
Kelapa 2,27 0 A
Kakao 0,53 0 A
Cengkeh 4,20 0 A + L
Jambu Mete 0 0 A 0
Kopi 0,02 0 0
3 Fakfak Padi 0 0 0 A
Barat Jagung 0,35 0 0
Ubi Kayu 1,78 0 A + L
Ubi Jalar 1,29 0 A + L
Kacang 0 0 A A
Tanah
Kedelai 0 0 A A
Kacang 0 0 A A
Hiiau
Kedelai 0,95 0 A
Sayuran 1,20 0 A + L
Buah-
buahan :
Pisang 0,42 0 A
Nanas 0,57 0 0 A
Alpukat 0,14 0 A
Mangga 0 0 A A
Rambutan 1,29 0 0 L
Jambu Biji 0,57 3 A + AA

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 10


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Distrik Komoditi LQ Sir Pir Dir Potensial


Durian 1,20 0 A L
Pepaya 0,38 0 A
Jeruk Siam 0 0 A 0

Jeruk Besar 0 0 A 0

Nangka 0,84 0 A
Perkebunan
:
Pala 5,25 0 A L
Kelapa 0,34 0 A
Kakao 2,91 0 A +
Cengkeh 0,14 0 0

Jambu Mete 6,52 0 A A

Kopi 0,19 0 0 ^ M
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2014

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 11


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Komoditi potensial di Kawasan Perkotaan Fakfak perlu dilakukan penerapan


penngembangan teknologi tepat guna terhadap proses pembibitan, budidava,
panen, pasca panen, pengolahan hasil dengan target memberikan nilai tambah
yang tinggi untuk perkembangan perekonomian daerah. Dengan demikian
Kabupaten Fakfak dapat berperan sebagai penentu harga pasar pala dan hasil
olahan pala tinakat nasional dan dunia di masa datang. Pemerintah seharusnya
mendorong pihak swasta di daerah mengembangkan teknologi untuk mengelola
potensi sumberdaya lahan dan perairan yang dimiliki Kabupaten Fakfak. Dengan
pendapatan yang tinggi, maka masyarakat dan pihak swasta/investor mampu
memberi sumbangan penerimaan daerah berupa pajak, restribusi, dan hasil
penghasilan bukan pajak kepada pemerintah daerah.
Sebaaai daerah wilavah perkotaan vana memiliki potensi sumberdava alam
anuaerah Ilahi vana sanaat besar tidaklah susah untuk membuahkan keseiateraan
dan kemakmuran baai masvarakatnva vana pentina adanva:
1. Kesadaran tinggi para pemimpin di daerah untuk berpikir strategis,
enterprenership, menyadari kondisi dan potensi sumberdaya alam dan
masyarakat di daerahnya;
2. Berani melakukan terobosan yang dapat membawa dampak dan manfaat
bagi masyarakat di daerah;
3. Memiliki teamwork yang kuat untuk mampu menagmbil langkah-langkah
implementatif dan mampu menyusun regulas dari buah pikiran
pemimpinnya;
4. Menyusun masterplan & roadmap pembangunan/pengembangan potensi
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di daerah dan bisnis plan
beberapa sektor/komoditas unggulan daerah;
5. Menyediakan database pendukung baik data numerik dan spasial secara
digital dalam sistem on-line melalui internet yang semua itu didasarkan
guna mencapai tuiuan penaembanaan sektor unggulan di Kawasan
Perkotaan Fakfak. Disamping itu dengan melihat kecenderungan dari
perkembangan PDRB atas harga berlaku dan konstan wilayah Kabupaten
Fakfak dan Provinsi Papua Barat, maka untuk unggulan sektor atau sub
sektor pertanian dilakukan analisis LQ dan Shift Share. Kajian analisis ini
untuk melihat komoditi potensial yang ada di Kawasan Perkotaan Fakfak,

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 12


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

baik dari jenis komoditi unggulan pertanian, distribusi pemasaran (lingkup


lokal atau regional), dan pola interaksi barang.

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 13


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 7. 8 LQ Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Fakfak Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2011
(Jutaan Rupiah)
PDRB Fakfak PDRB Papua Barat LQ
No. Sektor Ekonomi
2010 2011 2010 2011 2010 2011
1. Pertanian Agriculture 167.799,26 180.036,72 2.014.324 2.045.720 2,766
2. Pertambangan 10.829,15 11.633,61 1.090.052 1.155.960 0,330
Penggalian
3. Industri Pengolahan 32.346,82 34.056,65 2.507.291 4.957.830 0,428
4. Listrik, Gas & Air 3.743,79 3.783,74 34.085 37.100 3,648
Minum
5. Bangunan/Konstruksi, 110.274,32 118.711,19 718.468 806.400 5,097
Perdagangan
6. Hotel dan Restoran, 101.827,84 114.256,46 743.882 833.960 4,546
7. Pengangkutan dan 62.802,39 67.516,59 612.201 691.590 3,407
Komunikasi
8.. Keuangan, Persewaan 19.568,37 22.178,37 69.182 220.500 3,841
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 130.676,16 139.860,84 769.162 1.167.070 5,642
Jumlah Total 1.081.722,63 1.145.616,36 35.923.907 32.943.065
Sumber: Papua Barat Dalam Angka, Fakfak Dalam Angka Tahun 2012, Hasil Analisis Tahun 2014

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 14


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 7. 4 LQ Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Fakfak Menurut


Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2011 (Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014
Tabel 7. 9 Perhitungan National Growth Share (NGS)
No. Sektor Ekonomi PDRB Total PDRB National
Kabupaten Pertumbuhan Growth
Fakfak 2010 Papua Barat Share
(NGS)
1. Pertanian Agriculture 167.799,26 0,37621 63.127,99
2. Pertambangan 10.829,15 0,37621 4.074,051
Penggalian
3. Industri Pengolahan 32.346,82 0,37621 12.169,2
4. Listrik, Gas & Air 3.743,79 0,37621 1.408,49
Minum
5. Bangunan/Konstruksi, 110.274,32 0,37621 41.486
Perdagangan
6. Hotel dan Restoran, 101.827,84 0,37621 38.300
7. Pengangkutan dan 62.802,39 0,37621 83.626,9
Komunikasi
8.. Keuangan, Persewaan 19.568,37 0,37621 7.361
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 130.676,16 0,37621 49.161,86
Jumlah Total 240.725,66
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

No. Tabel 7. 10PDRB


Sektor Ekonomi Perhitungan Industrial Mix
Pertumbuhan Share (IMS)Sektoral
Sektoral Total
Fakfak Pertumbuhan PDRB
Papua Barat Papua
Barat
1. Pertanian Agriculture 167.799,26 0,01559 0,37621
2. Pertambangan 10.829,15 0,06046 0,37621
Penggalian
3. Industri Pengolahan 32.346,82 0,97737 0,37621
4. Listrik, Gas & Air 3.743,79 0,08845 0,37621
Minum

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 15


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

5. Bangunan/Konstruksi, 110.274,32 0,12239 0,37621


Perdagangan
6. Hotel dan Restoran, 101.827,84 0,12109 0,37621
7. Pengangkutan dan 62.802,39 0,12968 0,37621
Komunikasi
8.. Keuangan, Persewaan 19.568,37 0,30333 0,37621
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 130.676,16 0,51733 0,37621
Jumlah Total
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Gambar 7. 5 National Growth Share Kabupaten Fakfak Tahun 2010-2011 (Jutaan Rupiah)
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Gambar 7. 6 Industrial Mix Kabupaten Fakfak Tahun 2010-2011 (Jutaan Rupiah)


Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Tabel 7. 11 Penghitungan Local Share (DS)


No. Sektor Ekonomi PDRB Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Local
Fakfak Sektoral Sektoral Share
PDRB Fakfak Papua Barat
1. Pertanian Agriculture 167.799,26 0,07293 0,01559
2. Pertambangan 10.829,15 0,07429 0,06046
Penggalian
3. Industri Pengolahan 32.346,82 0,05286 0,97737
4. Listrik, Gas & Air 3.743,79 0,0167 0,08845
Minum

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 16


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

5. Bangunan/Konstruksi, 110.274,32 0,07651 0,12239


Perdagangan
6. Hotel dan Restoran, 101.827,84 0,12206 0,12109
7. Pengangkutan dan 62.802,39 0,07506 0,12968
Komunikasi
8.. Keuangan, Persewaan 19.568,37 0,13338 0,30333
& Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 130.676,16 0,07029 0,51733
Jumlah Total
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Gambar 7. 7 Local Share Kabupaten Fakfak Tahun 2010-2011 (Jutaan Rupiah)


Sumber: Hasil Analisis Tahun 2014

Dari hasil perhitungan tiga komponen di atas, dapat dilakukan .checking sebagai
berikut:
1. Komponen National Growth Share (NGS): 240.725,668
2. Komponen Industrial Mix Share (IMS): -98.001,112
3. Komponen Local Share (LS): -90.558,486
4. Perubahan PDRB(IAPDRB): 52.166,070

7.3 POTENSI KESEMPATAN KERJA


Potensi kesempatan kerja perlu disesuaikan dengan keberadaan penduduk
perkotaan yang ada, dan potensi sektor utama yang ada di wilayahnya, dengan
mengetahui penduduk yang sudah memasuki usia kerja (angkatan kerja) baik yang
sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut
ketentuan pemerintah indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja
adalah berusia minimal 15 tahun sampai 65 tahun. Akan tetapi tidak semua
penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk
yang tidak akif .dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan
kerja. Misalnya ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa dsb. Kesempatan kerja
bertujuan memanfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan
jasa. membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga di
sebut sebagai kesempatan kerja (demand for labor).

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 17


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 7. 8 Kegiatan Ekonomi Masyarakat


Sumber: Hasil Survei Primer, 2014
Melihat semakin meningkat pembangunan di Kawasan Perkotaan Fakfak,
semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berarti semakin besar
pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk,
semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan (kesempatan kerja).
Begitu pula dengan perusahaan. Sebelum memutuskan merekrut pegawai atau
karyawan baru, perusahaan sering kali mempertimbangkan dan memerlukan
sejumlah kriteria berkaitan dengan kondisi si pelamar tersebut. Kriteria bagi
angkatan kerja untuk dapat memasuki dunia kerja antara lain;
1. Jenis dan tingkat pendidikan
2. Keahlian khusus yang di miliki calon
3. Kejujuran, sikap, penampilan, serta kepribadian
4. Pengalaman kerja
5. Kesehatan
Masalah ketenagakerjaan di Kawasan Perkotaan Fakfak saat ini. ditandai oleh
jumlah pengangguran dan setengah pengagguran yang besar, pendapatan relatif
rendah dan kurang merata, kerugian-kerugian sebagaimana ditimbulkan oleh
pengangguran;
1. Menurunnya tingkat produktifitas
2. Turunnya penerimaan
3. Tidak meratanya distribusi pendapatan
4. Peningkatan biaya sosial
Cara paling utama untuk mengatasi pengangguran adalah melakukan perluasan
kesempatan kerja. Sejumlah upaya dapat dilakukan untuk mengatasi

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 18


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

pengangguran. Meskipun demikian, upaya itu juga berbeda-beda tergantung pada


jenis pengangguran itu. berikut ini cara mengatasi penganguran yaitu:
1. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal
2. Pengelolaan permintaan masyarakat
3. Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja
4. Program pendidikan dan pelatihan kerja
5. Wiraswasta

7.4 PERTUMBUHAN DAN KESENJANGAN PERTUMBUHAN


Pertumbuhan ekonomi Menurut Kuznet dalam Todaro (2003:99) adalah
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari wilayah bersangkutan untuk
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas
ditentukan oleh kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional, dan ideologis
terhadap tuntutan keadaan yang ada. pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan
perpaduan efek dari produktivitas yang tinggi dan populasi yang besar. Dari kedua
faktor ini pertumbuhan produktivitas jelas lebih penting, karena seperti yang
ditunjukkan oleh Adam Smith, pertumbuhan produktivitas inilah yang menghasilkan
peningkatan dalam standar kehidupan. Kuznets sangat menekankan pada
perubahan dan inovasi teknologi sebagai cara meningkatkan pertumbuhan
produktivitas terkait dengan redistribusi tenaga kerja dari sektor yang kurang
produktif (yaitu pertanian) ke sektor yang lebih produktif (yaitu jasa dan
perdagangan). Kecenderungan perkembangan yang terjadi di Kawasan Perkotaan
Fakfak pada saat ini berdasarkan data Produk Domestik Regiona Bruto menurut
lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012 bahwa kontribusi
sektor ekonomi yang memiliki rata-rata terbesar adalah pada sektor pertanian
dengan nilai 25,83% dan sektor lainnya seperti jasa-jasa 20,25%, bangunan 17,3%
serta perdagangan, hotel dam restoran.
Todaro (2003: 92) menyampaikan ada tiga faktor atau komponen utama
dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap wilayah. Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru
yang- ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya
manusia

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 19


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhimya akan memperbanyak jumlah


angkatan kerja
3. Kemajuan teknologi, berupa cara baru atau perbaikan cara-cara lama dalam
menangani pekerjaan-pekerjaan
Menurut teori Klasik, akumulasi modal serta jumlah tenaga kerja memiliki peran
yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Unsur pokok dalam produksi
suatu wilayah perkotaan tergantung kepada :
a. Sumber daya yang tersedia, yaitu tanah
b. Sumber daya insani, yaitu jumlah penduduk
c. Stok barang modal yang ada
Konjungtur tersebut disebabkan oleh kegiatan para pengusaha
(entrepreneur) melakukan inovasi atau pembaruan dalam kegiatan mereka
menghasilkan barang dan jasa. Untuk mewujudkan inovasi yang seperti ini
investasi akan dilakukan, dan pertambahan investasi ini akan meningkatkan
kegiatan ekonomi. Proses multiplier yang ditimbulkannya akan menyebabkan
peningkatan lebih lanjut dalam kegiatan ekonomi dan perekonomian mengalami
pertumbuhan yang lebih pesat Dalam teori basis ekonomi (economic base theory)
disebutkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh
besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut, kegiatan ekonomi
dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya kegiatan basis
yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah (Tarigan, 2005:28).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kawasan perkotaan
fakfak terdiri dari faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya: Faktor
internal, seperti: kondisi fundamental ekonomi (realisasi sumber penerimaan
pendapataan RAPBN, RAPBD), kondisi sektor perbankan, perkembangan ekspor.
Faktor internal nonekonomi: kondisi politik dan sosial, keamanan dan hukum
sedangkan faktor eksternal berupa kondisi perekonomian nasional seperti
kenaikan harga BBM dan kondisi politik nasional.

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 20


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 7. 9 Kawasan Perkotaan Fakfak


Sumber: Hasil Survei Primer, 2014
Kesenjangan ekonomi mencerminkan merata atau timpangnya pembagian
hasil pembangunan suatu wilayah di kalangan penduduknya. Ada beberapa macam
kesenjangan yang kerapkali mengganjal suatu masyarakat dalam usaha mencapai
kesejahteraan, yaitu:
1. Kesenjangan antar daerah
2. Kesenjangan antar sektor
3. Kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat
Dengan kebijakan yang tepat, golongan miskin dapat berpartisipasi dan
berkontribusi terhadap pertumbuhan, dan jika mereka dapat melaksanakan hal
tersebut, penurunan tingkat kemiskinan akan konsisten dengan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
United Nations Development Programe (UNDP) mulai tahun 1990 telah
menyusun suatu indikator kesejahteraan manusia yang dapat menunjukkan
kemajuan manusia berdasarkan faktor-faktor, seperti rata-rata usia harapan hidup,
rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Laporan ini menganggap bahwa pembangunan manusia pada hakekatnya adalah
suatu proses memperbesar pilihan-pilihan manusia. Indikator kesejahteraan
masyarakat yang disusun oleh UNDP dikenal dengan Human Development Index
(HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (UNDP,1994:94).
Human Development Index (HDI) merupakan perangkat yang sangat
bermanfaat untuk mengukur tingkat kesejahteraan antar negara maupun antar
daerah, Indikator HDI jauh melebihi pertumbuhan konvensional. Pertumbuhan
ekonomi penting untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat, namun
pertumbuhan bukan akhir dari pembangunan manusia. Pertumbuhan hanyalah

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 21


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

salah satu alat, yang lebih penting adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi
digunakan untuk memperbaiki kapabilitas manusianya dan bagaimana rakyat
menggunakan kapabilitasnya tersebut.

Bab Analisis Ekonomi Dan Sektor Unggulan Perkotaan Fakfak VII - 22


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

SUMBER DAYA PERKOTAAN FAKFAK

8.1 SISTEM TRANSPORTASI


Sistem transportasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang sangat menunjang
perekonomian daerah, dan mempunyai peranan penting dalam kelancaran arus barang
dan jasa dari suatu daerah ke daerah lainnya (dari sentra produksi ke tempat konsumen)
secara efisien dan aman. Efisien biasanya dipertimbangkan dalam bentuk kecepatan
(jarak per waktu tempuh) dan biaya. Dalam hal ini faktor kecepatan mempengaruhi
tingkat keselamatan pengguna jalan dan faktor biaya dipengaruhi oleh energi yang
dipergunakan oleh setiap kendaraan.
Dari beberapa hal yang mempengaruhi sistem transportasi di atas, tata guna
lahan (land use) merupakan yang terpenting. Hal ini dikarenakan tata guna lahan
memacu bangkitnya arus lalu-lintas. Perubahan fungsi dari lahan akan
menaikkan/membangkitkan perjalanan ke tempat tersebut, dampaknya akan
menaikkan kebutuhan akan transportasi/lalulintas. Untuk itu perlu penambahan fasilitas
transportasi (angkutan umum dsb), selanjutnya dengan adanya penambahan fasilitas
transportasi akan memberikan kemudahan asesbilitas ke tempat tersebut. Dengan
fasilitas dan kemudahan akses yang ada nilai tanah tersebut jadi tinggi, tanah jadi
mahal. Dengan makin mahalnya tanah yang ada, maka akan terjadi perubahan fungsi
lahan dst akan berulang lagi siklusnya seperti di atas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 1


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

gambar di bawah ini.

8.1.1 Sistem Jaringan Jalan


Jaringan jalan menurut jenis permukaan merupakan faktor penting demi
menunjang kelancaran pergerakan aktifitas penduduk dari tempat asal menuju tempat
tujuan di Perkotaan Fakfak. Kondisi dari masing-masing lapisan jalan di kota Fakfak
berupa perkerasan aspal dan belum beraspal. Panjang jalan di Distrik Fakfak Barat
tahun 2012 sepanjang 75,433 km. Dari total bentangan jalan tersebut, terdiri atas jalan
provinsi sepanjang 32,433 km dan jalan kabupaten sepanjang 43 km. Masing-masing
jalan tersebut saling berinteraksi dengan masing-masing wilayah terdekatnya dan
dihubungkan oleh jembatan. Panjang jembatan di Distrik Fakfak Barat mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu dari sebbesar 88 meter menjadi
sebesar 81 meter. Dari panjang jembatan tersebut, seluruhnya berjenis jembatan beton.
Jumlah jembatan yang menghubungkan jalan tersebut sebanyak 8 unit.

Panjang jalan menurut status jalan ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu
jalan negara, propinsi, kabupaten dan jalan desa. Dari ke 4 (empat) panjang jalan
menurut status ini, 2 (dua) di antaranya yang sering dilalui oleh kendaraan yaitu jalan
negara dan jalan propinsi karena 2 (kedua) jalan ini sering digunakan oleh jalur regional
untuk menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya dan masing-masing status
jaringan jalan ini di kelola oleh status jaringan jalan tersebut seperti jalan negara dikelola
oleh negara dan seterusnya.
Tabel 8.1 Panjang Jalan Di Kawasan Perkotaan Fakfak di Kabupaten Fakfak, Tahun 2011

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 2


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Distrik
Jumlah
No Jenis Jalan (Km) Fakfak Fakfak
Fakfak (Km)
Tengah Barat
. Jenis Permukaan Jalan 112 - - 112

1. Jalan Beraspal
2. Jalan Belum Beraspal 42 - - 42
Jumlah 154 - - 154
Berdasarkan Status - - - -

1. Jalan Nasional
. 2. Jalan Provinsi 21,926 - 32,433 54,359
3. Jalan Kabupaten/Kota 90.670 7,802 43 141,472
4. Jalan Desa/Kelurahan 28,815 - - 28,815
Jumlah 141,411 7,802 75,433 224,646
. Jembatan (Buah) 45 111 81 237

Sumber : Dinas Perhubungan dan Dinas PU Sub bidang Bina Marga, Tahun 2012

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 3


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

8.1.2 Sarana dan Prasarana Transportasi


Kelancaran transportasi di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
sarana dan prasarana transportasi. Transportasi yang dapat menjangkau wilayah
Perkotaan Fakfak adalah transportasi darat, laut dan udara. Angkutan merupakan salah
satu media untuk memindahkan barang atau orang dari tempat asal menuju tempat
tujuan yang dikehendakinya.
a) Transportasi Darat
Sistem jaringan angkutan umum terdiri dari jaringan trayek (rute-rute angkutan
umum) dan simpul terminal sebagai tempat perpindahan. Kedua elemen jaringan
angkutan umum ini merupakan bagian dari sistem jaringan transportasi jalan di mana
sarana angkutan umum ini dioperasikan di dalam jaringan jalan. Perencanaan jaringan
trayek angkutan umum ditetapkan dengan memperhatikan kebutuhan angkutan, kelas
jalan yang sama dan/atau yang lebih tinggi, tipe terminal yang sama dan/atau yang lebih
tinggi, tingkat pelayanan jalan, jenis pelayanan angkutan, rencana umum tata ruang, dan
kelestarian lingkungan. Keberadaan angkutan umum di Perkotaan Fakfak terbagi atas 2
(dua) bagian, diantaranya:
Angkutan Antar Kota (dalam provinsi). Untuk kategori angkutan antar kota dalam
studi ini adalah seluruh pelayanan angkutan antar kota yang titik asal di dalam Kota
Fakfak. Untuk angkutan Antara Kota yang lain yaitu yang hanya melintasi akan
dimasukkan ke dalam kategori angkutan lintasan.
Angkutan Kota di Perkotaan Fakfak beroperasi menggunakan dua jenis angkutan
tipe angkot dengan kapasitas tempat duduk 10 penumpang (Suzuki, Mitsubishi dan
Daihatsu) dan 12 penumpang (Toyota kijang). Untuk pelayanan Angkutan Kota ini dalam
pengaturannya dibagi kedalam 2 buah trayek Angkutan Kota.

Kondisi angkutan umum di Kawasan Perkotaan Fakfak sampai dengan saat ini
masih terkendali, dimana pola sebaran trayek angkutan tersebut terpusat pada satu
terminal dan tersebar ke beberapa sub terminal yang ada. Jumlah angkutan umum di
Kawasan Perkotaan Fakfak ada 5 jenis angkutan, dimana angkutan trayek A berjumlah
= 60 unit, trayek B berjumlah = 67 unit, trayek C berjumlah = 130 unit, trayek D
berjumlah = 73 unit, dan trayek E berjumlah = 50 unit. Untuk lebih jelasnya mengenai
trayek angkutan umum dapat dilihat pada Tabel 8.2.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 4


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 8.2 Trayek Angkutan Umum Di Kawasan Perkotaan Fakfak dan Wilayah Kabupaten Fakfak
Tahun 2007

No Kode Trayek Warna Moda Rute Pelayanan


Terminal Thumburuni - Kota - Pertokoan - Pertigaan Kampung
1. A Kuning
Baru - Puncak - Simpang Tiga Kehutanan - Terminal Tumbhuruni.
Terminal Thumburuni - Puncak - Simpang Tiga Kehutanan -
2. B Merah
Pertigaan kampung Baru - Kota - Pertokoan - Terminal.
Terminal Thumburuni - Wagom Bawah - Wagom Gunung - STIE -
3. C1
Komp.Pemada - Komp.Transmigrasi - Terminal.
Terminal Thumburuni - Tanama - Kapaurtutin - Pasar
Putih
4. C2 Dulanpokpok Sekban - Bandara Torea - Komp.Perum Pemda
Wagom.
5. C3 Terminal Thumburuni - Sekru - Kiat Pertamina - Kiat Kampung.

Terminal Pasar Dulanpokpok - Torea Kampung - Bandara - Sekru.


Terminal Pasar Dulanpokpok - Kiat - Werba - Perwasak
Terminal Pasar Dulanpokpok - Werpingan - Werabuan.
Terminal Thumburuni - Jalan Reklamasi - Kampung Sungai -
6. D1 Hijau
Gewerpe - Sorpeha - Kayu erah - Katemba - Danaweria.
Terminal Thumburuni - Jalan Reklamasi - Danaweria -
7. D2 Hijau
Nemewikarya - Raduria.
Terminal Thumburuni - Jalan Reklamasi - Brongkendik - Air Besar
- Kanantare.

Terminal Thumburuni - Jalan Reklamasi - Madopma - Pasir Putih.

Terminal Thumburuni - Reklamasi - Wayati - Kalamanu - Kwama.


Terminal Thumburuni - Jalan Reklamasi - Wambar.
8. E (luar kota) Biru Terminal Thumburuni - Kayuni
Terminal Thumburuni - Kokas (kampung baru)
Terminal Thumburuni - Kokas Kota
Terminal Thumburuni - Tetar.
Terminal Thumburuni - Ubadari
Terminal Thumburuni - Kramomongga
Terminal Thumburuni - Makmur
Terminal Thumburuni - Nembukteb
Terminal Thumburuni - Pikpik
Terminal Thumburuni - Mambunibuni
Terminal Thumburuni - Kinam
Terminal Thumburuni - Bomberay
Sumber: Dinas Perhubungan Fakfak, Tahun 2006

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 5


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 8. 2 Angkot/taxi Terminal Tumburuni-Dulan pokpok-Pasar Jauh


Keberadaan trayek angkutan umum tersebut sangat membantu aktivitas
pergerakan penduduk dari berbagai distrik untuk melakukan perjalanan dari tempat
asal menuju tempat tujuan yang diinginkan. Trayek angkutan umum tersebut berakhir
pada satu tempat terminal yang berlokasi di Thumburuni. Sebagian besar trayek
Angkutan Kota di Fakfak mempunyai pola rute berputar (Circular) dan bertitik awal dan
berakhir di Pasar, atau pusat kegiatan lainnya. Jumlah aktivitas pergerakan penumpang
baik yang naik maupun turun di terminal thumburuni setiap tahunnya terus meningkat.
b) Transportasi Udara
Perkotaan Fakfak memiliki karakteristik morfologi lingkungan yang berbukit
seperti halnya wilayah lain di Papua, menjadi salah satu faktor terkendalanya
pergerakan ekonomi masyarakat. Fakfak sampai saat ini telah memiliki bandara udara
yang berada Torea di Jl.Adi Sucipto Desa Torea Kampung Dulan Pokpok Distrik Fakfak.
Bandara ini beradapa pada 134,11 m di atas permukaan laut (MSL) / 440,00 ft, dengan
panjang landasan 1.200 m x 30 m. Adanya angkutan udara mengakibatkan faktor jarak
dan geografis daratan bukan lagi menjadi batasan pergerakan manusia atau barang
untuk pencapaian yang cepat. Kondisi ini mengakibatkan hubungan antara aktivitas
produksi dan konsumsi dapat dicapai dengan lebih cepat dan waktu yang lebih singkat.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 6


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 8.3 Bandara Torea


c) Trasportasi Laut
Indonesia sebagai Negara Kepulauan memberikan memberikan peluang bagi
industri transportasi perhubungan laut. Selain dilayani oleh transportasi darat dan
udara pergerakan eksternal warga Fakfak juga di lengkapi dengan trasportasi laut.
Pelabuhan Fakfak berada di Jalan Izak Telussa dan dikelola oleh PT. Pelabuhan
Indonesia IV. Pelabuhan ini memiliki panjang 296 meter dengan tiga tahap
pembangunan, pada tahun 2010 hanya mencapai kepanjangan dermaga sekitar 200
meter dan pada tahun 2013 diperpanjang 70 meter dan tahun 2014 diperpanjang lagi
26 meter.
Pelabuhan Fakfak yang merupakan salah satu pintu gerbang masuk di Kota
Fakfak memiliki panjang dengan total 296 meter, sehingga aktifitas bongkar muat
tidak akan terganggu bila masuknya kapal putih milik PT. Pelni, seperti KM. Nggapulu
dan KM. Tidar, KM. Ciremai ataupun KM Tatamailau. Berikut beberapa rute dari kapal-
kapal yang bersandar di Pelabuhan Fakfak.
1) Rute Kapal Nggapulu:
Pelabuhan Jayapura - Pelabuhan Biak - Pelabuhan Serui - Pelabuhan Nabire -
Pelabuhan Wasior - Pelabuhan Manokwari - Pelabuhan Sorong - Pelabuhan Fak-
Fak - Pelabuhan Banda - Pelabuhan Ambon - Pelabuhan Bau-Bau - Pelabuhan
Makassar.
2) Rute Kapal Ciremai :
Pelabuhan Jakarta - Pelabuhan Surabaya - Pelabuhan Bau-Bau - Pelabuhan
Ambon - Pelabuhan Banda - Pelabuhan Tual - Pelabuhan Dobo - Pelabuhan
Kaimana - Pelabuhan Fak-Fak.
3) Rute Kapal Tatamailau :
Pelabuhan Merauke - Pelabuhan Agats - Pelabuhan Timika - Pelabuhan Kaimana
- Pelabuhan Fak-Fak - Pelabuhan Sorong - Pelabuhan Bitung - Pelabuhan Ambon -
Pelabuhan Banda - Pelabuhan Tual - Pelabuhan Dobo.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 7


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

8.2 SISTEM DRAINASE


Fasilitas dasar ini yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota(perencanaan
infrastruktur khususnya). Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase
merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada
suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan
air tersebut.
Sistem jaringan drainase, sebagian besar terdapat di Distrik Fakfak dan Distrik
Fakfak Tengah mengikuti arah jaringan jalan. Saluran ini merupakan saluran buatan
atau anak-anak sungai yang sudah mengalami perkerasan. Sistem jaringan yang ada
belum terpadu sehingga belum tampak pola teratur yang menggabungkan saluran
tersier, sekunder dan primer.
Pada umumnya sistem jaringan drainase di Kawasan Perkotaan Fakfak terbagi
atas dua macam, yaitu drainase buatan yang terdapat di kawasan perkotaan yang
terdiri dari drainase terbuka dan ada juga drainase tertutup, drainase alami terdapat di
daerah puncak. Drainase alami ini kondisinya ada yang masih bisa dialiri air dan ada

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 8


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

yang sudah tertutup tanah.


Dengan kondisi morfologi kawasan Perkotaan Fakfak yang berbukit maka aliran
air permukaan akan dengan cepat melimpas menuju saluran drainase, hanya saja
karena jaringan drainase belum tersusun dengan baik serta kondisi drainasenya
kurang baik maka limpasan air hujan kadang menjadi tidak terkendali.

Kawasan Perkotaan Fakfak merupakan wilayah pesisir dengan kondisi


kelerengan yang bergelombang. Di bagian hulu kawasan ini merupakan hutan lebat
yang masih utuh dan berfungsi sebagai pengatur limpasan air permukaan. Dengan
bentuk kelerengan yang terjal tidak terdapat banyak sungai yang mengalir ke kawasan
ini. Terdapat 5 buah sungai yang mengalir melintasi kawasan ini, 1 sungai terdapat di
Distrik Fakfak Barat, 2 sungai lagi mengalir di Distrik Fakfak dan 2 buah sungai
mengalir di Distrik Fakfak Tengah. Sungai-sungai ini tidak terlalu panjang, dan
bermuara masih di bagian administrasi kawasan. Namun demikian meskipun jumlah
sungai ini sedikit, tapi karena morfologi kawasan yang terjal menjulur pendek menuju
laut, maka dipastikan air permukaan cepat mengalir menyusuri tanah dan bermuaran
di laut.

Gambar 8.5 Kondisi Drainase Perkotaan dengan Sistem Terbuka

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 9


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Drainase kota sebagian besar terdapat di Distrik Fakfak dan Distrik Fakfakk
Tengah mengikuti arah jaringan jalan. Saluran ini merupakan saluran buatan atau
anak- anak sungai yang sudah mengalami perkerasan. Sistem jaringan yang ada belum
terpadu sehingga belum tampak pola teratur yang menggabungkan saluran tersier,
sekunder dan primer. Umumnya kondisi fisik saluran yang ada sudah banyak yang
membutuhkan perawatan karena selain bangunannya yang sudah mulai pelapukan,
disbagian tempat juga banyak tersumbat oleh tumpukan sampah.

Pada dasarnya sistem pengaliran air permukaan saat ini tidak terlalu bermasalah
karena didukung oleh kelerengan yang memungkinkan air mengalir secepat mungkin di
saluran. Namun demikian, seiring berubahnya kondisi bentang alam di masa yang akan
datang, saluran drainase di kawasan ini perlu dikelola sedemikian rupa sehingga aliran
run off mengikuti arah aliran yang terpadu dan sesuai kaidah teknis.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 10


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

8.3 SISTEM AIR BERSIH


Standar kelayakan kebutuhan air bersih adalah 49,5 liter/kapita/hari. Badan
dunia UNESCO sendiri pada tahun 2002 telah menetapkan hak dasar manusia atas air
yaitu sebesar 60 ltr/org/hari. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum membagi lagi standar kebutuhan air minum, Perkotaan Fakfak yang termasuk
dalam Kota Sedang dengan kebutuhan 110 liter/per kapita/hari.

Pemakaian air untuk kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan Fakfak


masyarakat memperolehnya dengan memanfaakan air sungai, air tanah dan sebagian
sudah menggunakan air bersih dari PDAM. Sebanyak ±17 % dari penduduk di wilayah
perencanaan sudah memanfaatkan air bersih dari PDAM (75 % penduduk terlayani
ada di Distrik Fakfak). Area pelayanan PDAM sudah melingkupi hampir seluruh
kawasan (Distrik Fakfak 10 kampung, Fakfak Tengah 5 kampung dan Fakfak Barat
satu kampung). Total perpipaan PDAM terbangun sudah mencapai 32.045 meter
dimana 73 % nya berada di Distrik Fakfak.

Sistem pelayanan air bersih yang ada meliputi 350 unit Sambungan Rumah
(SR) dan 25 unit Hidran Umum (menggunakan sistem penampungan bak). Seluruh unit
Sambungan Rumah berada di Distrik Fakfak, sedangkan Hidran Umum 16 unit
terdapat di Distrik Fakfak, dan 9 unit melayani Distrik Fakfak Tengah.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 11


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 8.7 Kondisi Saluran Distribusi Perpipaan


PDAM Fakfak ini dilengkapi dengan 1 unit instalasi pengolahan (WTP) yang
berlokasi di Distrik Fakfak dengan 5 unit bangunan penangkap air (4 di Distrik Fakfak, 1
di Distrik Fakfak Timur). Untuk melayani sistem distribusi sampai ke konsumen, PDAM
Fakfak dilengkapi oleh 12 unit reservoir, 9 unit berada di Distrik Fakfak dengan
kapasitas total 1.000 m3, 3 unit di Distrik Fakfak Tengah dengan total kapasitas 200
m3.
Beberapa fasilitas yang dimiliki dalam pemprosesan air bersih, antara lain intake,
menara air, clarifier, pulsator, filter, dan reservoir. Air yang diproduksi tentunya terus
dipantau kualitasnya, sehingga air yang dihasilkan dapat selalu memenuhi standar
kesehatan air bersih.

Gambar 8. 8 Ilustrasi Pengolahan Air baku

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 12


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Pemanfaatan air bersih PDAM di Kawasan Perkotaan Fakfak semakin meningkat


tiap tahunnya. Hal ini diperkirakan karena tingkat sosial ekonomi masyarakat yang
cenderung meningkat menyebabkan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi air
bersih juga meningkat. Disamping itu, ketersediaan sumber air yang melimpah juga
merupakan faktor pendukung peningkatan pelayanan air bersih di wilayah ini.
Terdapat beberapa sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air
bersih di Kawasan Perkotaan Fakfak. Sumber air permukaan berasal dari sungai dengan
kapasitas 3000 sampai 4000 liter/detik dari Sungai Air Besar. Sungai Air Besar terletak
di Distrik Fakfak Tengah dan selain potensial untuk dikembangkan untuk melayani
kebutuhan air bersih di Distrik Fakfak Tengah sendiri, Sungai Air Besar juga diperkirakan
mampu melayani Distrik Fakfak.
Potensi sumber air permukaan juga dapat diperoleh dari Sungai Sakartemin yang
berlokasi di Distrik Fakfak Tengah. Dengan debit 1.000 liter/detik diperkirakan dapat
dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan air bersih di seluruh kawasan baik Fakfak,
Fakfak Tengah dan Fakfak Timur. Sementara itu, terdapat juga sumber air yang berasal
dari Mata Air yang meskipun debitnya tidak sebesar debit sungai, namun sangat
berpengaruh sekali terhadap pelayanan air bersih karena biasanya sumber air dari mata
air kualitasnya baik dan sangat murah dalam pengolahannya. Distrik Fakfak Kota
memiliki 2 mata air, yaitu Mata Air Kalimati dengan kapasitas 15 - 20 liter/detik dan
Mata Air Gewerpe dengan kapasitas 5 - 6 liter/detik. Kedua mata air ini sangat potensial
dikembangkan untuk melayani kebutuhan air bersih di wilayah Distrik Fakfak sendiri.
Tabel 8. 3 Sumber Potensi Air Bersih Untuk Kawasan Perkotaan Fakfak Kabupaten
Fakfak
Debit
No Sumber Lokasi Pelayanan
(Lt/dt)
Air Besar Distrik Fakfak 3.0 - Distrik Fakfak dan Distrik Fakfak Tengah
1
Tengah 4.000
2 Kalimati Distrik Fakfak 15 - 20 Distrik Fakfak
3 Sumber Air Gwerpe - Fakfak 5-6 Distrik Fakfak dan Pelabuhan
4 Sakartemin Distrik Fakfak 1,000 Distrik Fakfak, Fakfak Tengah dan Fakfak Timur
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Sub.Dinas Pengelolaan air dan lingkungan, Tahun 2010

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 13


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 8. 9 Kondisi Sungai Air Besar Yang Menjadi Salahsatu Sumber Air Baku

Berdasarkan hasil analisis proyeksi kebutuhan air bersih pada tahun rencana
2034 di perkotaan Fakfak dengan asumsi kebutuhan air sebanyak 110
liter/orang/hari. Maka kebutuhan air bersih Distrik Fakfak pada tahun 2034 yaitu
3.270.531 liter/hari atau 3.271 m3/hari, sedangkan wilayah perkotaan di Distrik
Fakfak Tengah yaitu 883.306 liter/hari atau 833 m3/hari dan untuk wilayah
perkotaan Distrik Fakfak Barat yaitu 59.448 liter/hari atau 59 m 3/hari. Selain itu,
asumsi lain yang digunakan yaitu kebutuhan air non-domestik 20%, kebutuhan air
bersih untuk jalur hijau 5%, kehilangan air bersih 20% serta kebutuhan air untuk
fasilitas umum 10%. Maka kebutuhan total air bersih untuk Distrik Fakfak menjadi
3.929.935 liter/hari atau 3.930 m 3/hari, sedangkan Distrik Fakfak Tengah menjadi
1.061.398 liter/hari atau 1.061 m 3/hari, sedangkan Distrik Fakfak Bersih menjadi
71.434 liter/hari atau 71 m3/hari.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak VIII - 14


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 8. 4 Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Bersih Di Kawasan Perkotaan Fakfak, Kabupaten Fakfak Tahun 2012 Dan 2034

No Uraian Kebutuhan Air Bersih Distrik Kebutuhan Air Bersih Distrik Fakfak Kebutuhan Air Bersih Distrik Fakfak
Fakfak Tengah Barat
2012 2034 2012 2034 2012 2034
Sambungan Langsung
Jumlah 28.939 29.732 7.799 8.030 526 540
Penduduk
Konsumsi Air 110 110 110 110 110 110
(Liter/orang/hari)
Sub Total 3.183.290 3.270.531 857.890 883.306 57.860 59.448
kebutuhan
Sambungan
Langsung
(Liter/Hari)
Non Domestik
Konsumsi Air 636.658 654.106 171.578 176.661 11.572 11.890
(Liter/Hari)
Sub total 636.658 654.106 171.578 176.661 11.572 11.890
kebutuhan non
domestik
(liter/hari)
Jumlah Air Bersih 3.819,948 3.924.637 1.029.468 1.059.967 69,432 71.338
(Liter/Hari)
Jumlah Air Bersih 3.819,948 3.924.637 1.029.468 1.059.967 69,432 71.338
(m3/Hari)
Jalur Hijau (5% 191,00 196,23 51,47 53 3,47 3,57
dari sub total
kebutuhan air
bersih)
Losses (20% dari 763,99 784,93 205,82 211,99 13,89 14,27
sub total

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 15


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Uraian Kebutuhan Air Bersih Distrik Kebutuhan Air Bersih Distrik Fakfak Kebutuhan Air Bersih Distrik Fakfak
Fakfak Tengah Barat
2012 2034 2012 2034 2012 2034
kebutuhan air
bersih)
Yang lainnya 381,99 392,46 102,95 106 6,94 7,13
(10% dari sub
total kebutuhan
air bersih)
Total Kebutuhan Air Bersih 3.825.104,93 3.929.935,03 1.030.857,78 1.061.398,26 69.525,73 71.434,49
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 16


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 17


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

8.4 SISTEM JARINGAN AIR LIMBAH


Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau
kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan
asrama. Beberapa bentuk dari air limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar
mandi, dan juga sisa kegiatan dapur rumah tangga.
Sebagaimana yang diketahui sistem penyaluran air limbah terdiri dari dua
macam, yaitu sistem penyaluran terpisah dan sistem penyaluran campuran,
dimana sistem penyaluran terpisah merupakan sistem yang memisahkan aliran air
buangan dengan limpasan air hujan, sedangkan yang dimaksud dengan sistem
penyaluran tercampur menggabungkan aliran air buangan dengan limpasan air
hujan. Begitu juga dengan sistem pengolahan limbah yang terbagi menjadi dua
macam yaitu pengolahan onsite position dan pengolahan off-site position.
Kegiatan masyarakat dalam penanganan air limbah di Kawasan Perkotaan
Fakfak dilakukan dengan cara dibuang ke saluran/laut, di pekarangan belakang
namun sebagian sudah memenuhi sistem pengelolaan. Dibeberapa daerah
khususnya di daerah pusat kota (Distrik Fakfak) pemanfaatan septik tank sudah
banyak digunakan. Pola penggunaan septik tank ini sudah benar dengan
memanfaatkannya sebagai tempat untuk membuang air limbah berupa tinja atau
kotoran manusia dari kakus/toilet. Sementara air limbah hasil cuci dan kegiatan
dapur dibuang ke saluran atau ke laut.
Untuk meningkatkan pola hidup yang higienis dimasa yang akan datang,
sosialisasi cara hidup sehat dengan membuang air limbah sesuai kaidah teknis
sangat penting dilakukan. Untuk itu dalam bagian selanjutnya dari pekerjaan ini
menjadi sangat penting dirumuskannya pola penanganan air limbah secara
menyeluruh baik menyangkut teknologi yang digunakan maupun sebarannya.
Berdasarkan hasil proyeksi, perkiraan jumlah pengeluaran air limbah di
kawasan Perkotaan Fakfak untuk kegiatan mandi dan cuci dengan asumsi 80%
dari pemakaian air per orang per liter per hari dikalikan dengan jumlah penduduk
pada tahun rencana yaitu 3.830.259 liter/hari atau 3.830 m 3. Lebih jelas dapat
dilihat pada table bawah ini

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 18


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 8.5 Perkiraan Jumlah Pengeluaran Air Limbah Di Kawasan Perkotaan

Jumlah Penduduk Total Penggunaan Air Jumlah Pengeluaran Air Limbah


No Uraian Bersih (liter/hari) (Liter/Hari)
2012 2034 2012 2034 2012 2034
Mandi dan Cuci 3.726.400 3.830.259
1 2.981.120,00 3.064.207,43
(80%)
2 Lumpur/Tinja 37.264 38.303 3.726,40 3.830,26
Total Pengeluaran Air Limbah (Liter/Hari) 2.984.846,40 3.068.037,69
Sumber : Hasil
Sumber : Hasil Analisis,
Analisis, Tahun Tahun
2014 2014

8.5 SISTEM JARINGAN LISTRIK


Sampai saat ini hampir seluruh penduduk di Kawasan Perkotaan Fakfak
sudah mendapatkan pelayanan listrik. Sumber tenaga listrik yang melayani
khususnya Kawasan Perkotaan Fakfak berasal dari PLTD dan PLTA Mikro Hidro di
Werba. Aliran listrik di kawasan ini produksi oleh 12 unit pembangkit listrik dengan
total kapasitas yang tersedia 5.686 KW. Adapun produksi listrik yang dihasilkan
dari 12 unit ini mencapai 4.538 KW. Berikut dibawah ini skematik PLTD dan PTLA
Mikro Hidro Werba.

Gambar 8. 11 Skematik Pembangkit Listrik di Perkotaan Fakfak

Dari seluruh daya listrik yang dihasilkan, sebanyak 6.129 pelanggan


memanfaatkan sumber listrik yang dihasilkan di Ranting Fakfak (Distrik Fakfak
Barat) dengan daya tersambung mencapai 7.848 KVA. Dari seluruh daya listrik
yang dihasilkan, sebanyak 6.129 pelanggan memanfaatkan sumber listrik yang
dihasilkan di Ranting Fakfak (Distrik Fakfak Barat) dengan daya tersambung
Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 19
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

mencapai 7.848 KVA. Wilayah pelayanan listrik yang bersumber dari Ranting
Fakfak, dilengkapi oleh 56 gardu dengan jaringan kabel tegangan menengah
sepanjang 58,18 KMS dan jaringan kabel tegangan rendah sepanjang 70,95 KMS.
Wilayah pelayanan listrik yang bersumber dari Ranting Fakfak, dilengkapi oleh 56
gardu dengan jaringan kabel tegangan menengah sepanjang 58,18 KMS dan
jaringan kabel tegangan rendah sepanjang 70,95 KMS, kapasitas 5.616 KV,
produksi 4.480 KV, jumlah pelanggan 6.129 pelanggan, dengan daya tersambung
7.848.000 VA, . Dari sumber listrik yang berasal dari Lisdes Teluk Patipi, dengan 6
gardu aliran disambungkan melalui jaringan kabel tegangan menengah sepanjang
8,75 KMS, kapsitas 60 KV, produksi 51 KV, jumlah pelanggan 238 pelanggan,
dengan daya tersambung 179.750 VA. Sedangkan dari sumber listrik Lisdes
Werpigan tidak dilengkapi gardu namun aliran listrik tersambung dengan adanya
jaringan tegangan rendah sepanjang 0,55 KMS, kapasitas 10 KV, produksi 7 KV,
jumlah pelanggan 37 pelanggan, daya tersambung 17.100 VA.

lihat pada tabel diatas dapat di informasikan bahwa kebutuhan listrik


perumahan dengan daya listrik standar 900 watt pada tahun 2034 dengan
perkiraan sambungan domestic sekitar 9.394 unit rumah yaitu 8.454,9 Kw.
Sedangkan untuk kebutuhan listrik pelayanan sosial dengan asumsi kebutuhan per
kelurahan/kampung sekitar 540 Watt pada tahun 2034 diperkirakan kebutuhan
listrik sebesar 5.072,95 Kw. Sedangkan kebutuhan listrik penerangan jalan dengan
kebutuhan 360 Watt pada tahun 2034 yaitu 3.381,97 Kw.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 20


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 21


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

8.6 SISTEM PERSAMPAHAN


Pada umumnya masyarakat Kawasan Perkotaan Fakfak dalam pembuangan
sampah menggunakan tong sampah yang disediakan sendiri. Karena belum ada
penyediaan tempat sampah dari pemerintah daerah setempat. Penanganan
sampah di Kawasan Perkotaan Fakfak dikelola oleh Sub Dinas Kebersihan kegiatan
pengumpulan Kabupaten Fakfak dan secara umum sudah mengikuti sistem
pengelolaan mulai dari tahap pewadahan sampai pembuangan di tempat
pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam sistem pewadahan, pada umumnya
masyarakat Fakfak menggunakan tong sampah yang dibuat sendiri terbuat dari
logam dan sudah memenuhi kaidah sistem pengelolaan.

Pada tahap pengumpulan, sarana yang tersedia sangat terbatas terlihat


baru 2 unit kontainer yang melengkapi TPS itupun terletak di bagian jalan besar
yang mudah dilalui kendaraan pengangkut sampah. Sebetulnya sudah terdapat
beberapa lokasi yang berfungsi sebagai TPS dengan cara pembuangan sampah
begitu saja tanpa kaidah teknis. Tentunya jika dibiarkan hal ini akan berdampak
pada kenyamanan lingkungan terutama pada saat musim hujan sampah dapat
merupakan berkembangnya vektor penyakit. Dilain pihak adanya rencana
berdasarkan keinginan masyarakat untuk lokasi TPS merupakan potensi
dikemudian hari bagi Dinas Kebersihan untuk ditetapkan sebagai komponen
pengelolaan sampah yang lebih permanen.

Gambar 8.12 Kondisi TPA

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 22


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 23


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 24


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 8.7 Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah Di Kawasan Perkotaan Fakfak, Kabupaten

Jumlah Jumlah Jumlah Timbulan Sampah Tong


Distrik Tahun Total TPS T
KK Penduduk Non Sampah
Domestik
Domestik
Distrik Fakfak 2012 8.206 30.829 21,58 6,17 27,75 2.052 3
2034 10.881 45.702 31,99 9,14 41,13 2.720 4
Distrik Fakfak 2012 1.630 9.995 7,00 2,00 9,00 408 1
Tengah 2034 2.252 10.812 7,57 2,16 9,73 563 1
Distrik Fakfak 2012 103 563 0,39 0,11 0,51 26 0
Barat 2034 140 572 0,40 0,11 0,51 35 0
Fakfak Tahun 2012 Dan 2034
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014

Berdasarkan tabel proyeksi diatas dapat di informasikan bahwa jumlah


timbunan sampah domestik dan non-domestik pada tahun perencanaan 2034
yaitu 51,38 m3. Dengan jumlah timbunan yang paling besar yaitu pada Distrik
Fakfak sebanyak 41,13 m3, dari jumlah timbunan tersebut diperlukan tong sampah
sebanyak 2.720 unit, 4 TPS dan 1 TPA, gerobak sebanyak 11 unit, truks sampah 1
unit dan container 1 unit.
Tentunya dengan semakin besar timbunan sampah yang ada di Perkotaan
Fakfak diperlukan sistem pengelolaan yang lebih baik, sampai saat ini sistem
pengelolaan sampah di TPA masih menggunakan sistem konvensional .

8.7 FASILITAS
8.7.1 Perumahan
Perumahan penduduk di kota Fakfak Fakfak selain secara linier mengikuti
jaringan jalan yang dikarenakan kondisi topografi juga secara mengelompok
dengan mendekati pusat-pusat kegiatan. Jumlahdan sebaran rumah penduduk tiap
distrik/kelurahan tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel VIII.3.
Untuk kebijakan tentang perumahan mengacu pada Undang-Undang Nomor
4 Tahun 1994 tentang Perumahan dan Permukiman, dimana dalam undang-
undang itu disebutkan bahwa perumahan berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan, sedangkan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun kawasan
peKampungan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 25


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.


Dengan semakin berkembangnya kehidupan, semakin meningkat pula kebutuhan
untuk menunjang kehidupannya. Terutama kebutuhan akan tempat tinggal, yang
secara langsung berpengaruh juga terhadap penyediaan ruang dan lahan, sehingga
peran kelembagaan sangat diperlukan untuk mengatur pembangunan perumahan.
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Fakfak
menyangkut perumahan masih terpusat pada peningkatan fisik perumahan yang
kurang layak huni berupa program perbaikan rumah-rumah penduduk dengan
bantuan bahan bangunan ataupun bantuan pada proses perbaikan rumah
penduduk secara langsung. Sedangkan untuk lokasi atau lahan bangunan rumah
masih belum tersentuh secara maksimal. Hal ini teridentifikasi dengan banyaknya
rumah-rumah terbangun maupun belum terbangun yang belum dilengkapinya
dengan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Disamping itu, proses penerbitan IMB oleh
intitusi yang berwenang tidak memperhatikan terhadap Rencana Tata Ruang yang
ada.

Tabel 8.8 Jumlah Rumah Dirinci Tiap Kampung/Kelurahan


Di Perkotaan Fakfak Tahun 2011
Kecamatan/Kampung Penduduk Jumlah Rumah
2012 2034 2012 2034
1 Gewerpe 1163 1.196 246 283
2 Lusi peri 1171 1.203 259 298
3 Tanama 949 975 166 191
4 Kapaurtitun 732 752 169 194
5 Dulah pokpok 2358 2.423 554 637
6 Sekban 708 727 169 194
7 Torea 505 519 124 143
8 Sekru 880 904 173 199
9 Kel. Wagom selatan 7536 7.741 1.534 1.764
10 Kel. Fakfak utara 7184 7.382 1.694 1.948
11 Kel. Fakfak selatan 5753 5.910 1.280 1.472
Jumlah 6.368 7.323
II. Kecamatan Fakfak Tengah
1 Raduria 280 288 34 39
2 Nemiwikarya 893 919 257 296
3 Katemba 879 903 121 139
4 Kayu merah 1307 1.354 235 270
5 Kel. Danaweria 4440 4.567 1.054 1.212
Jumlah 1.701 1.956
III. Kecamatan Fakfak Barat
1 Kiat 526 540 100 115
Jumlah 100 115
TOTAL 8.169 9.394
Sumber : Kecamatan dalam angka, Tahun 2012

Dengan telah diketahuinya kelas kesesuaian lahan perumahan yang

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 26


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

berdasarkan karakteristik fisik dasar, yang terdiri dari variabel-variabel kemiringan,


kesesuaian kondisi iklim, wilayah rawan bencana, penyediaan fisik infrastruktur
serta jenis tanah dan batuan, pembangunan atau penataan perumahan beserta
fasilitasfasilitasnya dapat dilakukan pada lokasi yang sesuai dan layak untuk
kawasan perumahan. Lokasi untuk pembangunan kawasan perumahan atau
rumah perorangan yang baru, agar menghindari kawasan lindung dan wilayah yang
tidak sesuai atau tidak layak peruntukannya, termasuk wilayah sempadan pantai
dan sungai untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Wilayah sempadan pantai di Kota Fakfak termasuk rawan terkena tsunami
walaupun kejadian tsunami memerlukan beberapa syarat seperti besaran skala
gempa dan kedalaman pusat gempa serta keberadaan pulau Panjang di sebelah
selatan kota Fakfak yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi kota Fakfak
sehingga dapat mengurangi dampak dari bencana tsunami. Sebagaimana
umumnya, kawasan pesisir pantai merupakan wilayah yang dipilih oleh penduduk
yang bermatapencaharian nelayan sebagai tempat hunian, perlu diberi
pengetahuan tentang bahaya bencana tsunami. Dengan mengenali sifat dan ciri-ciri
akan terjadinya tsunami, minimal dapat mengurangi dampak dari kejadian bencana
ini yaitu dengan menjauhi wilayah pantai menuju tempat yang aman di wilayah yang
lebih tinggi. Dan pada akhirnya relokasi perumahan penduduk di pesisir pantai
yang rawan tsunami perlu dilakukan Pemindahan kewilayah yang lebih aman.

Selain untuk menghindari bahaya tsunami juga wilayah pesisir pantai adalah
wilayah sempadan yang termasuk kawasan lindung. Hanya saja, hal ini sulit
dilaksanakan mengingat penduduk sudah turun temurun mengempati wilayah
tersebut serta kejadian tsunami yang belum pernah ada di kota Fakfak, disamping
itu memerlukan biaya yang besar serta waktu yang lama.
Perumahan ataupun rumah penduduk yang terletak pada lahan yang curam,
terutama seperti di kampung Gwerpe, Lusypkeri, Katemba, Kayu Merah dan Fakfak
Selatan, perlu diberikan arahan untuk menghindari lahan yang mempunyai
kemiringan diatas 10%, atau dalam pembangunan rumah dibuat dengan konstruksi
sengkedan ataupun Split level. Demikian pula dalam pengolahan dan pengerjaan
tanahnya untuk mencegah tanah longsor dibuat dengan sistim teras/sengkedan
dan diberi pengamanan berupa vegetasi atau bangunan talud penahan tanah
selain dengan menjaga pepohonan yang ada dan dengan penanaman kembali.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 27


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 8. 14 Rumah Sengkedan Di Kemiringan Lahan > 20%

Sumber: Frick, 2003:49

Gambar 8. 15 Rumah Split Level Di Kemiringan Lahan < 10%

Sumber: Frick, 2003:49

8.7.2 Perdagangan dan Jasa


Proses pengolahan produksi manisan pala maupun olahan lainnya
umumnya masih dilakukan secara tradisional, tanpa bahan pengawet, dan
mengandalkan panas matahari untuk penjemurannya. Walaupun manisan pala
hasil produksi ibu-ibu tersebut pemasarannya masih berkisar di dalam kota Fakfak
namun sebenarnya sudah banyak dinikmati oleh masyarakat di luar kota Fakfak.
Hal ini dikarenakan banyaknya para tamu maupun warga Fakfak sendiri yang
membeli manisan dan olahan daging pala lainnya untuk dijadikan sebagai oleh-oleh
dari kota Fakfak.
Pada awalnya, permasalahan yang dihadapi oleh ibu-ibu yang memiliki
usaha industri manisan pala tersebut antara lain: belum memiliki nomor ijin

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 28


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Produksi Pangan (P-IRT) dari Dinas Kesehatan, masalah pengemasan yang belum
memenuhi standart Kesehatan serta masalah.

Tabel 8.9 Kebutuhan Ruang Dan Fasilitas Perdagangan Di Kawasan


Perkotaan Fakfak, Kabupaten Fakfak Tahun 2034
Kebutuhan Sarana Perdagangan
No Distrik/ Warung/Kios Pertokoan Pasar
Kampung -
Unit Ha Unit Ha Unit Ha
I. Distrik Fakfak
1 Gewerpe 8 0,08 1 0,12
2 Lusi peri 10 0,10 1 0,12
3 Tanama 14 0,14 1 0,12
4 Kapaurtitun 15 0,15 2 0,24
5 Dulah pokpok 16 0,16 3 0,36
6 Sekban 17 0,17 4 0,48
7 Torea 18 0,18 5 0,60 1 1,35
8 Sekru 14 0,14 1 0,12
Kel. Wagom selatan
9 9 0,09 1 0,12
1 Kel. Fakfak utara 7 0,07 1 0,12
0
1 Kel. Fakfak selatan 12 0,12 1 0,12
1
Jumlah 140 1,40 21 2,52
II. Distrik Fakfak Tengah
1 Raduria 19 0,19 2 0,24
2 Nemiwikarya 26 0,26 3 0,36
3 Katemba 31 0,31 3 0,36
1 1,35
4 Kayu merah 23 0,23 2 0,24
5 Kel. Danaweria 16 0,16 2 0,24
Jumlah 115 1,15 12 1,44
III Distrik Fakfak Barat
. Kiat 7 0,07
1 1 0,12
1 1,35
Jumlah 7 0,07 1 0,12
TOTAL 262 2,62 34 4,08 3 4,05

Sumber : Hasil analisis, Tahun 2014

8.7.3 Perkantoran
Fasilitas perkantoran yang akan dikembangkan disesuaikan dengan fungsi
Perkotaan Fakfak sebagai pusat kegiatan Kota Kabupaten, sehingga diperlukan
berbagai fasilitas perkantoran dan bangunan umum yang berskala pelayanan untuk
kabupaten dan kota. Perkiraan kebutuhan fasilitas perkantoran dan bangunan
umum digolongkan kedalam perkantoran tingkat kabupaten, Distrik, dan kelurahan
atau Kampung, serta perkantoran swasta.
a) Perkantoran Pemerintahan

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 29


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Perkantoran pemerintahan tingkat kabupaten yang telah ada meliputi : o


Kantor Bupati. o Kantor DPRD.
o Kantor eks Karisidenan/Bakorwil. o Kantor Pengadilan. o Kantor Kejaksaan.
o Kantor Pertanahan dan Pelayanan PBB. o Kantor Dinas-dinas Otonomi
Propinsi. o Kantor Urusan Agama. o Kantor PLN. o Kantor Telkom. o Kantor
Pos dan Giro. o Kantor Pegadaian. o Kantor Polres. o Kantor Polwil. o Kantor
Kodim.
o Kantor Dinas/Instansi Tingkat Kabupaten
Perkantoran tingkat kabupaten dalam perkembangan saat ini lokasinya relatif
tersebar di beberapa tempat, utamanya sekitar Jalan Diponogoro, Jalan Sam
Ratulangi, Jalan Nuri. Diharapkan pada masa yang akan datang dapat
dipersiapkan suatu pusat kawasan untuk pemerintahan kabupaten agar
kegiatan pemerintahan dapat efisien dan lebih representatif.
Kantor dan dinas/instansi tingkat Distrik dan kelurahan/Kampung yang ada
diantaranya :
o Kantor Distrik. o Kantor Diknas Distrik. o Kantor Polsek. o Kantor Koramil. o
Kantor Pos dan Giro. o Kantor Kelurahan dan Kampung.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 30


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 8. 16 Bangunan Baru Kantor Pemda Fakfak


B) Perkantoran Swasta
Perkantoran swasta akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan
perkembangan kota dan kegiatannya itu sendiri. Alokasi perkantoran swasta pada
dasarnya akan berada pada kawasan perdagangan dan jasa terutama
penyebarannya pada kawasan Tambaruni, Jalan Baru Reklamasi dan Jalan Izak
Telussa (Pelabuhan Fakfak). Gambar dibawah ini menjelaskan penyebaran fasilitas
perkantoran.

Gambar 8. 17 Pelabuhan Fakfak Sebagai Pelabuhan Pengumpul

8.7.4 Fasilitas Pendidikan


Fasilitas pendidikan yang dibutuhkan meliputi dari Taman Kanak-Kanak
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan Perguruan Tinggi/Akademi.
1. Taman Kanak-Kanak (TK)
TK merupakan fasilitas pendidikan untuk anak usia pra sekolah, yaitu usia
antara 5 - 6 tahun. TK yang ada saat ini di perkotaan Fakfak sebanyak 29 unit,
sampai dengan tahun 2034 kebutuhan fasilitas TK sebanyak 57 unit jadi perlu ada
penambahan sebanyak 28 unit dengan kebutuhan sebagaimana dijelaskan pada
Tabel 8.10
• Tiap unit TK terdiri atas 2 ruang kelas dan dilengkapi ruang perlengkapan
lainnya.
• Daya tampung per kelas sebanyak 30 murid, sehingga satu unit TK mampu
menampung 90 murid.
Lokasi fasilitas TK harus tersebar dan ditempatkan di kelompok perumahan.
Lokasi TK sebaiknya relatif dekat dengan taman lingkungan dan kantor RW,

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 31


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

sehingga terjadi pengelompokan dan dapat berfungsi sebagai pusat dari


satuan unit lingkungan terkecil. Alokasi TK dikaitkan juga dengan radius
pelayanan TK , yaitu kemampuan pencapaian perjalanan anak yang rata-rata
500 meter. Penyelenggaraan kegiatan TK adalah pagi hari.

2. Sekolah Dasar (SD)


SD dan MI merupakan fasilitas pendidikan dasar untuk anak usia sekolah
antara 7 - 12 tahun. SD dan MI yang ada saat ini sebanyak 46 unit, sampai
dengan tahun 2034 kebutuhan fasilitas pendidikan SD sebanyak 36 unit.
Dikaitkan dengan jumlah tersebut sampai tahun 2011 belum diperlukan
penambahan, terkecuali dalam pembukaan kawasan permukiman baru
lokasinya relatif jauh dengan lokasi SD yang sudah ada. Tabel VIII.12
menjelaskan kebutuhan fasilitas SD.
• Tiap unit SD terdiri atas 6 ruang kelas.
• Daya tampung per kelas sebanyak 40 murid, sehingga satu unit SD mampu
menampung 240 murid.
• Luas lahan yang dibutuhkan bagi setiap SD adalah 3.600 m 2 dan dilengkapi
halaman yang cukup luas atau lapangan.
Lokasi fasilitas pendidikan SD harus tersebar dan merupakan fasilitas
pelayanan unit lingkungan. Dalam memberikan pelayanan untuk
lingkungannya lokasi SD sebaiknya tidak menyebrang jalan utama. Radius
pelayanan SD dikaitkan satuan lingkungan rata-rata adalah 1.000 meter.
Penyelenggaraan kegiatan SD adalah pagi hari.

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)


SLTP merupakan fasilitas pendidikan untuk menampung lulusan dari Sekolah
Dasar dan dipersiapkan untuk mendukung wajib belajar 9 tahun. SLTP meliputi
Sekolah Menegah Pertama (SMP) baik negeri atau SMP swasta, dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Usia anak sekolah SLTP antara 13 - 15 tahun.
• Tiap unit SLTP terdiri atas 9 ruang kelas.
• Daya tampung per kelas sebanyak 40 murid, sehingga satu unit SLTP
mampu menampung 360 murid.
• Luas lahan yang dibutuhkan bagi setiap SLTP adalah 6.000 m 2 dan
dilengkapi lapangan olah raga dan lapang parkir.

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 32


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

SLTP yang ada saat ini sebanyak 16 unit, sampai dengan tahun 2034
kebutuhan fasilitas pendidikan SLTP sebanyak 10 unit jadi dikaitkan dengan
jumlah tersebut sampai tahun 2011 belum diperlukan penambahan, terkecuali
dalam pembukaan kawasan permukiman baru lokasinya relatif jauh dengan lokasi
SLTP yang sudah ada. Fasilitas SLTP memiliki pelayanan untuk unit BWK dan lokasi
untuk fasilitas pendidikan SLTP dapat digabung dengan lapangan olah raga, dan
sarana pendidikan lainnya baik SD maupun SLTA.

4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)


SLTA merupakan fasilitas pendidikan untuk menampung lulusan dari
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. SLTA meliputi Sekolah Menegah Atas (SMA)
baik negeri atau SMA swasta, Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Usia anak sekolah SLTA antara 16 - 18 tahun.
• Tiap unit SLTA terdiri atas 12 ruang kelas.
• Daya tampung per kelas sebanyak 40 murid, sehingga satu unit SLTA
mampu menampung 480 murid.
• Luas lahan yang dibutuhkan bagi setiap SLTA adalah 6.000 m2 dan
dilengkapi lapangan olah raga dan lapang parkir.
SLTA yang ada saat ini sebanyak 8 unit, sampai dengan tahun 2034
kebutuhan fasilitas pendidikan SLTA berdasarkan jumlah penduduk usia sekolah
tingkat SLTA tetap sebesar 10 unit jadi, dengan demikian perlu ada penambahan
sekolah 2 unit. Kebutuhan fasilitas SLTA dapat dijelaskan pada Tabel 8.12.
Fasilitas SLTA memiliki pelayanan untuk kota dan pusat BWK. Lokasi untuk fasilitas
pendidikan SLTA dapat digabung dengan lapangan olah raga, dan sarana
pendidikan lainnya.
Tabel 8.10 Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Guru, Murid dan Ratio Murid Di
Distrik Fakfak menurut Jenis Sekolah 2011
Jenis Selokah Ruang Guru Murid Rasio murid terhadap
Sekolah Belajar Sekolah Ruang belajar Guru
TKK 19 40 70 990 52,11 24,75 14,14
SD 21 165 316 5131 244,33 31,1 16,24
Ml 5 17 50 440 88 25,88 8,8
SMP 8 75 133 1949 243,63 25,99 14,56
MTs 2 12 52 568 284 47,33 10,92
SMU 4 45 70 1524 381 33,87 21,77
SMK 1 14 18 447 447 31,93 24,83
MA 1 6 38 253 253 42,17 6,66

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 33


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Fakfak, 2012


Tabel 8.11 Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Guru, Murid dan Ratio Murid Di
Distrik Fakfak Tengah menurut Jenis Sekolah 2011
Jenis Ruang Rasio murid terhadap
Selokah Guru Murid
Sekolah Belajar Sekolah Ruang belajar Guru
TKK 10 22 28 147 14,7 6,68 5,25
SD 11 77 133 1724 156,64 22,38 12,95
Ml 1 13 26 352 352 27,08 13,54
SMP 4 28 71 814 203,5 29,07 11,46
MTs 1 5 17 54 54 10,8 3,18
SMU 1 18 31 500 500 27,78 16,13
SMK 0 0 0 0 0 0 0
MA 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Fakfak,2012

Tabel 8.12Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Guru, Murid dan Ratio Murid Di
Distrik Fakfak Barat menurut Jenis Sekolah 2011
Jenis Selokah Ruang Guru Murid Rasio murid terhadap
Sekolah Belajar Sekolah Ruang belajar Guru
TKK 3 3 12 109 36,33 36,33 9,08
SD 8 43 71 838 104,75 19,49 11,8
MI 0 0 0 0 0 0 0
SMP 1 6 13 213 213 35,35 16,38
MTs 0 0 0 0 0 0 0
SMU 0 0 0 0 0 0 0
SMK 1 7 35 148 148 21,14 4,23
MA 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Fakfak, 2012
Tabel 8.13 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Dan Fasilitas Pendidikan Di Kawasan
Perkotaan Fakfak, Kabupaten Fakfak Tahun 2034

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 34


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Distrik/Kampung TK SD SMP SMA


Unit Ha Unit Ha Unit Ha Unit Ha
I. Distrik Fakfak
1 Gewerpe
16 1,89 10 3,55 3 0,89 3 1,64
2 Lusi peri 1 0,15 1 0,29 0 0,00 0 0,00
3 Tanama 1 0,13 1 0,24 0 0,00 0 0,00
4 Kapaurtitun 1 0,09 0,5 0,17 0 0,04 0 0,00
5 Dulah pokpok 3 0,31 2 0,59 1 0,15 1 0,27
6 Sekban 1 0,09 0,5 0,17 0 0,00 0 0,00
7 Torea 1 0,07 0,3 0,12 0 0,00 0 0,00
8 Sekru 1 0,11 1 0,21 0 0,00 0 0,00
9 Kel. Wagom selatan 8 0,96 5 1,80 2 0,45 2 0,83
10 Kel. Fakfak utara 8 0,95 5 1,78 2 0,44 2 0,82
11 Kel. Fakfak selatan 6 0,73 4 1,37 1 0,34 1 0,64
Jumlah 46 5,48 29 10,28 9 2,31 8 4,21
II. Distrik Fakfak Tengah
1 Raduria 0 0,04 0,2 0,07 0 0,00 0 0,00
2 Nemiwikarya 1 0,13 1 0,25 0 0,00 0 0,00
3 Katemba 1 0,11 1 0,20 0 0,00 0 0,00
4 Kayu merah 3 0,37 2 0,69 1 0,17 1 0,32
5 Kel. Danaweria 5 0,65 3 1,23 1 0,31 1 0,57
Jumlah 11 1,30 7 2,43 2 0,48 2 0,89
III. Distrik Fakfak Barat
1 Kiat 1 0,07 0,4 0,13 0 0,00 0 0,00
Jumlah 1 0,07 0 0,13 0 0,00 0 0,00
TOTAL 57 6,85 36 12,84 2,79 5,09
10 10
Sumber : Hasil analisis, Tahun 2014

8.7.5 Fasilitas Kesehatan


• Rumah Sakit
Fasilitas rumah sakit di Perkotaan Fakfak adalah RSUD Fakfak yang berada
di Jalan Jend. Sudirman. Sejalan dengan penambahan jumlah penduduk dan
standar jumlah penduduk yang mendukungnya, yaitu 120.000 jiwa, maka pada
masa yang akan datang diperlukan penambahan pusat kesehatan yang baru.
Fasilitas rumah sakit baru yang perlu dikembangkan harus dapat memenuhi
kebutuhan dibidang kesehatan bagi semua golongan lapisan masyarakat dan
dengan pelayanan yang lebih lengkap. Penambahan tersebut direncanakan
merupakan Rumah Sakit oleh Swasta.
Tabel 8.14 Fasilitas Kesehatan Di Kawasan Perkotaan Fakfak, Kabupaten Fakfak
Tahun 2012
No Distrik/ Rumah Puskesmas Puskesmas Balai Puskesmas Praktek
Kampung Sakit Pembantu Pengobatan Keliling Dokter

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 35


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

I. Distrik Fakfak

1 Gewerpe - - - - - -
2 Lusi peri - - - - - -
3 Tanama - - - - - -
4 Kapaurtitun - - - - - -
5 Dulah pokpok - - - - - -
6 Sekban - - 1 - - -
7 Torea - - - - - -
8 Sekru - - - - - -

9 1 - - 2 4
Kel. Wagom selatan
1 Kel. Fakfak utara - 1 - - 3 3
0
1 Kel. Fakfak selatan
- - - 1 - -
1
Jumlah 1 1 1 1 5 7

II. Distrik Fakfak Tengah


1 Raduria - - - - - -
2 Nemiwikarya - - - - - -
3 Katemba - - - - - -
4 Kayu merah - - - - - -
5 Kel. Danaweria - 1 - 1 - 2
Jumlah 0 1 0 1 0 2
III. Distrik Fakfak Barat
1 Kiat - - 1 - - -
Jumlah 0 0 1 0 0 0
TOTAL 1 2 2 2 5 9
Sumber : Distrik Dalam Angka, Tahun 2012

Tabel 8.15 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Dan Fasilitas Kesehatan Di Kawasan


Perkotaan Fakfak, Kabupaten Fakfak Tahun 2034

Kebutuhan Sarana Pendidikan

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 36


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Praktek
No Distrik/Kampung Apotek PUSTU Puskesmas
Dokter
Unit Ha Unit Ha Unit Ha Unit Ha

I. Distrik Fakfak
1 Gewerpe 16 0,55 3 0,09 0,5 0,06 0,1 0,03
2 Lusi peri 1 0,04 0 0,01 0,0 0,01 0,0 0,00
3 Tanama 1 0,04 0 0,01 0,0 0,00 0,0 0,00
4 Kapaurtitun 1 0,03 0 0,00 0,0 0,00 0,0 0,00
5 Dulah pokpok 3 0,09 1 0,02 0,1 0,01 0,0 0,01
6 Sekban 1 0,03 0 0,00 0,0 0,00 0,0 0,00
7 Torea 1 0,02 0 0,00 0,0 0,00 0,0 0,00
8 Sekru 1 0,03 0 0,01 0,0 0,00 0,0 0,00
9 Kel. Wagom selatan 8 0,28 2 0,05 0,3 0,03 0,1 0,02
10 Kel. Fakfak utara 8 0,28 2 0,05 0,3 0,03 0,1 0,02
11 Kel. Fakfak selatan 6 0,21 1 0,04 0,2 0,02 0,1 0,01
Jumlah 46 1,60 9 0,27 1,523 0,18 0,381 0,09
II. Distrik Fakfak Tengah
1 Raduria 0 0,01 0 0,00 0,0 0,00 0,0 0,00
2 Nemiwikarya 1 0,04 0 0,01 0,0 0,00 0,0 0,00
3 Katemba 1 0,03 0 0,01 0,0 0,00 0,0 0,00
4 Kayu merah 3 0,11 1 0,02 0,1 0,01 0,0 0,01
5 Kel. Danaweria 5 0,19 1 0,03 0,2 0,02 0,0 0,01
Jumlah 11 0, 3 8 2 0,06 0,36 0,04 0,09 0,02

III. Distrik Fakfak Barat


1 Kiat 1 0,02 0 0,00 0,0 0,00 0,0 0,00
Jumlah 0,572 0,02 0,114 0,00 0,019 0,00 0,005 0,00
TOTAL 57 2,00 11 0,34 1,903 0,23 0,476 0,11
Sumber : Hasil analisis, Tahun 2014

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 37


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Bab Sumber Daya Buatan Perkotaan Fakfak IV - 38


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

PENATAAN KAWASAN DAN


BANGUNAN KAWASAN
PERKOTAAN FAKFAK
9.1. JENIS PEMANFAATAN RUANG
9.1.1. Penggunaan Lahan
1. Tata Guna Lahan
Pada dasarnya penggunaan lahan merupakan gambaran dari sistem
aktivitas penduduk. Penggunaan lahan dapat terbentuk oleh adanya unsur alamiah
maupun buatan yang tercipta oleh sistem aktivitas penduduk suatu wilayah. Guna
lahan suatu kota dapat mencerminkan jenis kegiatan yang berlangsung di dalam
dan suatu kegiatan berinteraksi dengan kegiatan lainnya yang berkaitan. Dalam
kehidupan perkotaan, guna lahan suatu kota ditentukan tidak saja oleh
kecenderungan perkembangan alami dari pergerakan dan kegiatan penduduknya,
tetapi juga sesuai dengan arahan fungsi yang direncanakan untuk dikembangkan
sejalan dengan pertambahan waktu.
Kawasan Perkotaan Fakfak yang mempunyai luas lahan 3.004,65 Ha,
kondisi sumberdaya lahan dan tanah yang berbeda-beda untuk masing-masing
kawasan, dimana hal ini tergantung pada kondisi topografi dan jenis tanah dan
struktur geologi pembentuknya. Secara umum, kondisi sumberdaya lahan dan

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 1


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

tanah di Kawasan Perkotaan Fakfak berdasarkan identifikasi citra satelit


didominasi oleh kawasan tidak terbangun khususnya di wilayah bagian utara,
sedangkan dibagian wilayah selatan pada umumnya didominasi oleh kawasan
perkantoran. Kawasan terbangun, baik yang berupa kawasan permukiman,
kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan perkantoran. Kawasan terbangun
ini mengarah ke daerah pesisir yang berada di bagian selatan Kawasan Perkotaan
Fakfak.
Komposisi penggunaan lahan pada Kawasan Perkotaan Fakfak yang
dimanfaatkan untuk permukiman seluas 431,26 Ha, Pemerintahan (perkantoran)
seluas 8,85 Ha, Perdagangan seluas 8,71 Ha, Ruang terbuka hijau seluas 594,71
Ha, perkebunan seluas 1.826,02 Ha, bandara seluas 44,03 Ha, daerah reklamasi
seluas 13,71 Ha, untuk terminal seluas 2,41, kawasan sempadan pantai 72,90 Ha
dan TPA serta TPU masing-masing seluas 0,11 Ha dan 1,96 Ha. Untuk lebih
jelasnya luas penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 9.1 (Gambar 9.1)
Tabel 9.1. Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Fakfak
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas Prosentase
(Ha) (%)
1. Permukiman 431,2 14,35
2. Pemerintahan 8,856 0,29
3. Perdagangan 8,71 0,29
4. Bandara 44,03 1,47
5. Ruang Terbuka Hijau 594,7 19,79
6. Perkebunan 1826,1 60,77
7. Daerah Reklamasi 13,71
02 0,46
8. Terminal 2,41 0,08
9. TPA 0,11 0,04
10. TPU 1,96 0,06
11. Kawasan Sempadan Pantai 72,90 2,43

Jumlah |3004, 100


Sumber: RTR Kawasan Perkotaan Fakfak 65

2. Tata Guna Sumber Daya Air


Tata guna sumberdaya air dapat dilihat dari ketersediaan air baik berupa air
tanah maupun air permukaan di kawasan perencanaan. Ketersediaan sumberdaya
air di Kawasan Perkotaan Fakfak sangat banyak, berasal dari beberapa sumber
baik air tanah maupun air permukaan. Hal ini disebabkan karena letak wilayahnya
yang berbukit-bukit dan didominasi oleh Hutan, sehingga ketersediaan air di
kawasan perencanaan sangat banyak. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari akan air bersih, penduduk di kawasan Perkotaan Fakfak menggunakan
air yang bersumber dari air tanah dan air permukaan. Sistem pengambilan air

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 2


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

bersih yang dilakukan di Distrik Fakfak barat (Kampung Kiat) dan Distrik Fakfak
Tengah dilakukan dengan membuat saluran pipa dari sumber air dari bukit di
dataran tinggi yang dialirkan ke rumah-rumah atau sungai dekat perkampungan.
Sedangkan untuk Distrik Fakfak dan sebagian Distrik Fakfak Tengah umumnya
menggunakan air bersih dengan sistem perpipaan PDAM, Di samping sungai,
sumberdaya air yang terdapat di kawasan perencanaan adalah ekosistem perairan
yang dalam hal ini adalah ekosistem pesisir dan laut. Ekosistem pesisir dan laut
yang terdapat di kawasan perkotaan Fakfak adalah hutan mangrove, padang lamun
dan sebagian kecil terumbu karang. Ketersediaan sumberdaya pesisir dan laut
yang terdapat di kawasan perkotaan pada saat ini khusus untuk hutan mangrove
sudah mulai berkurang karena kawasannya digunakan untuk kawasan
permukiman nelayan. Hal lain yang mengganggu pada keseimbangan ekosistem
pesisir dan laut di kawasan perencanaan adalah kegiatan reklamasi yang akan
menggangu pada kondisi tata air.

3. Tata Guna Sumber Daya Udara


Tata guna sumberdaya udara yaitu mengkaji sumberdaya yang
mempengaruhi keasrian dan kesegaran udara kawasan, dimana hal ini
dipengearuhi oleh ketersediaan sumberdaya hutan dan open space (ruang terbuka)
yang bermanfaat dalam penyerapan polusi udara dan untuk sirkulasi udara.
Kondisi sumberdaya udara di Kawasan Perkotaan Fakfak masih mempunyai
sumberdaya udara yang masih bersih dan terhindar dari polusi udara. Hal ini
disebabkan karena secara ekologi, wilayah perencanaan masih mempunyai wilayah
hutan yang berfungsi untuk meredam dan menyerap udara kotor yang masuk ke
udara.
Di samping itu kegiatan-kegiatan yang menimbulkan pembuangan polusi ke
udara belum ada signifikan dapat memperburuk kondisi udara di wilayah
penelitian, karena luas wilayah hutan tetap lebih besar dibandingkan dengan
wilayah yang dimanfaatkan.
Kawasan Perkotaan Fakfakdidominasi oleh sumberdaya hutan, terutama di
bagian utara dari Distrik Fakfak Barat (Kampung Kiat), dan dibagian utara dari
distrik Fakfak dan distrik Fakfak Tengah. Sektor kehutanan secara umum telah
memberikan sumbangan besar dalam keberhasilan pembangunan di daerah dan
nasional baik pada situasi normal maupun pada saat krisis, khususnya di Kawasan

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 3


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Perkotaan Fakfak. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan


lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat
dipisahkan. Sektor kehutanan di Kawasan Perkotaan Fakfak dibangun melalui
keberadaan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan lindung.
Menurut SK Mentri Pertanian No. 683/Kpts/Um/8/1981 hutan produksi
adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan yang berfungsi
untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi masyarakat, industri
dan ekspor. Karena keadaan fisik lahannya, hutan produksi dapat dibagi menjadi
hutan produksi dengan penebangan terbatas atau hutan produksi terbatas (HPT)
dan Hutan produksi bebas atau hutan produksi tetap (HP). Yang dimaksud Hutan
produksi Terbatas ialah hutan produksi yang hanya dapt dieksploitasi dengan cara
tebang pilih, sedangkan hutan produksi bebas ialah hutan yang dapat dieksploitasi
baik dengan cara tebang pilih maupun tebang habis, kedua duanya pada prinsipnya
secara terbatas berfungsi pula sebagai hutan lindung.
Penentuan Hutan Produksi secara Skoring dengan mengacu pada Keppres
no 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan kawasan lindung.
a) Hutan Produksi terbatas ; kawasan hutan dengan faktor faktor kelas
kelerengan, jenis tanah dan intensitas hujan, setelah masing masing
dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125 -
174, diluar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian dan
taman buru.
b) Hutan Produksi Tetap ; kawsan hutan dengan faktor faktor kelas
kelerengan, jenis tanah dan intensitas hujan setelah dikalikan dengan
jangka penimbang mempunyai jumlah nilai dibawak 125, diluar kawasan
lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian dan taman buru.
c) Hutan Produksi yang dapat dikonversi; (a) kawasan hutan dengn faktor
kelas kelerengan, jenis tanah, intensitas hujan setelah masing masing
dikalikan dengan angka penimbang mempunyai nilai 124 atau kurang,
diluar kawasan lindung, hutan suaka alam , (b) Kawasan hutan yang
secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pengembangan
transmigrasi, pemukiman, pertanian, perkebunan.
d) Sedangkan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang diperuntukkan
untuk mengatur sistem tata air, dan perlidungan kawasan hutan dengan
Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 4
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

memenuhi (a) nilai skoring > 175, (b) kelerengan > 40%, (c) kawasan
hutan pada ketinggian 2000 m dpl, (d) kawasan hutan dengan tanah
sangat peka terhadap erosi dengan kelerengan lapang > 15%, (e)
kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air, (f) kawasan hutan
yang merupakan darah perlindungan pantai.
Hasil produksi hutan yang sangat memberikan andil besar pada
pembangunan Kawasan Perkotaan . Fakfak . adalah hasil hutan kayu berupa kayu
log (kayu gelondongan). Adapun jenis kayu lyang bernilai ekonomis antara lain kayu
merbau , mersawa , bintangur dan rimba campuran.
Dari beberapa jenis kayu yang ada yang menjadi kayu andalan adalah kayu
merbau. Kayu merbau selain menjadi kayu asli daerah papua juga merupakan kayu
yang mempunyai nilai jual tinggi serta menjadi kayu paling kuat dengan nama lain
kayu besi. Selama ini pemasaran kayu Log jenis merbau dijual ke daerah Jawa,
Sulawesi bahkan ada yang di ekspor ke India dan China dan Korea. Potensi hutan
produksi merupakan faktor yang paling menentukan terhadap sumbangan sektor
kehutan bagi pembangunan daerah Kawasan Perkotaan Fakfak, untuk itu perlu
diperhatikan untuk membangun hutan dan kehutanan secara berkesinambungan.
Keberlanjutan pembangunan sektor kehutanan sangat dipengaruhi oleh peran
stakeholder kehutanan untuk membangun hutannya.

4. Tata Guna Sumber Daya Buatan


Tata guna sumberdaya buatan yang terdapat di kawasan perencanaan
berupa sumberdaya pertambangan, pertanian dan perkebunan, serta sumberdaya
perikanan.
a) Pertambangan
Kawasan Perkotaan Fakfak memiliki potensi untuk bahan galian C,
terutama untuk sumberdaya batu gamping. Penambangan dilakukan
secara tradisional oleh masyarakat. Adapun lokasi penambangan
terdapat di Kampung Kiat dan Distrik Fakfak. Kegiatan eksplorasi
pertambangan galian C di Kawasan Perkotaan Fakfak yang umumnya
terdapat pada kawasan dataran tinggi yaitu dilokasi yang mempunyai
kemiringan antara 15-25% Hal ini jika dilihat dari aspek lingkungan akan
mengakibatkan permasalahan di masa yang akan datang, diantaranya
adalah longsor, gerakan tanah, erosi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 5


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

penanganan khusus untuk pengembangan kegiatan penambangan di


Kawasan perkotaan ini.
b) Pertanian dan Perkebunan
Selain kehutanan terdapat sektor yang lainnya adalah perkebunan,
dimana jenis tanaman perkebunan di Kawasan Perkotaan Fakfak yaitu
Pala, Kelapa, cengkeh, kopi dan jambu mete. 6 Komoditi Pala merupakan
komoditi unggulan dan menjadi primadona di Kawasan Perkotaan Fakfak,
kegiatan untuk komoditi pala mengalami penambahan luas arealnya dari
tahun 2008 sampai dengan 2012, begitupula usaha produksinya
mengalami kenaikan., Peningkatan produksi tanaman pala dapat
diupayakan semaksimal mungkin dengan adanya pemeliharaan yang
sesuai aturan adanya pemupukan, dan pemeliharaan yang teratur. Untuk
lebih jelasnya luas dan produksi perkebunan di Kawasan Perkotaan
Fakfak dapat dilihat pada Tabel 9.2.
Tabel 9.2. Perkembangan Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan
Menurut Jenis Komoditi
No Jenis 2008 2012
Tanaman Luas Area Produksi Produktivitas Luas Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) Area (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1. Kelapa 1 095 375,80 0,34 1 265 533,071 0,42
2. Kakao 260 11,03 0,04 202 13,891 0,07
3. Cengkeh 565 13,03 2,31 569 7,393 0,01
4. Pala 4 783 1 297,57 0,27 5 234 1 885,712 0,36
5. Jambu Mete 297 3 408 11,47 113 1,576 0,01
6. Kopi 72 8,12 0,11 53 2,611 0,05
7 Lainnya - -
Jumlah 7 027 1 709,53 0,24 0,24 2 443,254 0,33

Sumber : BPS, Fakfak Dalam Angka, Tahun 2012


c) Peternakan dan Perikanan
Peternakan dan perikanan merupakan salah satu kegiatan pertanian
yang ada di Kawasan Perkotaan Fakfak. Peternakan yang terdapat di
Kawasan Perkotaan Fakfak yaitu peternakan besar berupa sapi, kambing
dan babi. Kegiatan perikanan yang terdapat di Kawasan Perkotaan
Fakfak terdiri dari tiga sumber yaitu pelagik, demersal, dan lainnya.
Produksi perikanan yang berasal dari pelagik Tahun 2011 sebesar
20684,77 ton, sumber demersal sebesar 1355,382 ton dan sumber
lainnya sebesar 387,002 ton. Dimana kegiatan perikanan yang terjadi di
Kawasan Perkotaan Fakfak masih bersifat kerakyatan. Untuk lebih

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 6


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

jelasnya mengenai produksi peternakan dan perikanan di Kawasan


Perkotaan Fakfak dapat dilihat pada Tabel 9.3 - Tabel 9.5.

Tabel 9.3. Populasi Ternak Menurut Distrik di Kawasan Perkotaan Fakfak


Tahun 2008-2012
No Distrik Jenis Ternak (Ekor)
Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi
1. Fakfak 73 0 0 229 324
2. Fakfak Tengah 14 0 0 49 17
3. Fakfak Barat 14 0 0 79 0
Jumlah 87 0 0 357 324

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 7


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Gambar 9.1 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Fakfak

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 8


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 9.4. Populasi Unggas Menurut Distrik di Kawasan Perkotaan Fakfak


Tahun 2008-2012
No Distrik Jenis Unggas (Ekor)
Ayam Ayam Ras Ayam Ras Itik Entok
KAMPUNG PEDAGING PETELUR
1. Fakfak 23 354 2 100 0 0 15
2. Fakfak Tengah 1 650 1 500 0 0 17
3. Fakfak Barat 2 787 400 0 0 20
Jumlah 26141 1500 0 52
Sumber : BPS, Kabupaten Fakfak Dalam Angka, Tahun 2008-2012
Tabel 9.5. Produksi Perikanan Rakyat Menurut Jenis Ikan (Ton) di Kabupaten
Fakfak, Tahun 2007-2011
Tahun
Jenis Ikan 2007 2008 2009 2010 2011
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
A. SUMBER-SUMBER PELAGIK
1. Ikan Teri 48,55 35,02 - 8,53 14,153
2. Ikan Layang 0,10 - - -
3. Ikan Kembung - - - -
4. Ikan Cakalang 212,51 404,40 - 475,85 975,565
5. Ikan Tongkol 16,50 6,48 - 8,93 14,785
6. Ikan Tembang - - - - 168,464
7. Ikan Selar - - - - -
8. Ikan Lemuru - - - - -
9. Ikan Tenggiri 0,19 - - - 550
10. Ikan Tuna 98,97 104,05 - 165,21 53,802
11. Ikan Belanak - - -
12. Ikan Lainnya - - - 0,15 18908
Jumlah 376,82 549,95 658,67 20684,77
B. SUMBER-SUMBER DEMERSAL
1. Ikan Kakap Merah 0,93 31,67 - - 2,500
2. Ikan kwe - - - - -
3. Ikan Kerapu 2,82 1,90 - 0,72 1,428
4. Ikan Hiu - - - -
5. Ikan Ekor Kuning - - - -
6. Ikan Lasi - - - -
7. Ikan Manyung - - - -
8. Ikan Lainnya 3,73 7,90 - 54,250 1 351,454
Jumlah 7,48 41,47 54,97 1355,382
C. SUMBER-SUMBER LAINNYA
1. Udang 2,18 - - 0,265 1,050
2. Teripang 13,13 4,82 - 7,19 8,320
3. Sirip Hiu 3,16 1,84 - 1,93 0,010
4. Batu Laga 7,75 - - - -
5. Lola 3,25 0,6 - - -
6. Udang Lobster 1,33 2,52 - 2,34 3,885
7. Telur Ikan Terbang 285,18 231,00 - 98,04 -
8. Kepiting 0,94 1,43 - 1,08 -
9. Rajungan 0,82 - - -
10. Tulang Hiu 0,55 0,72 - 0,72 1,735
11. Minyk Hiu - - - 0,20
12. Gelembung - - - 0,50 0,286
13. Ikan Asin - - - 2,00 -
14. Siput - - - 0,40 3,239
15. Rumput Laut - - - - 0,060
16. Ikan Cakalang - - - - 62,025

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 9


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tahun
Jenis Ikan 2007 2008 2009 2010 2011
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
17. Ikan Babi Tuna - - - - 26,550
18. Lainnya - 123 - - 279,842
- - -
Jumlah 318,29 123.244,1 45,559 144,40 387,002
Jumlah Total 702,59 123.835,56 45,559 858,04 22427,15
8
Sumber : BPS, Kabupaten Fakfak Dalam Angka, Tahun 2012

9.1.2. Jenis Kegiatan dan Dampak yang Ditimbulkan


Jenis Kegiatan dalam pemanfaatan ruang di Kawasan Perkotaan Fakfak
belum terbagi berdasarkan zona khusus setiap kegiatan, sehingga kegiatan-
kegiatan di Kawasan Perkotaan Fakfak masih tercampur satu sama lain, pada
dasarnya perencanaan dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan kegiatan
yang berpotensial berkembang di masa yang akan datang, untuk itu perlu
diidentifikasi kegiatan-kegiatan apa saja yang berpotensial berkembang/ada di
masa yang akan datang, untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai jenis kegiatan
yang berpotensial berkembang di Kawasan Perkotaan Fakfak dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 9.6. Kegiatan di Kawasan Perkotaan Fakfak dan Perkiraan Dampak
No Jenis Kegiatan Perkiraan Dampak
1 Perumahan
1.1 Rumah Tunggal Limbah dan sampah rumah
1.2 Rumah Kopel tangga,
1.3 Rumah Deret bangkitan lalulintas, parkir.
1.4 Asrama
1.5 Rumah Kost
1.6 Panti jompo
1.7 Panti asuhan dan Yatim Piatu
1.8 Guest House
1.9 Pav'liun
1.10 Rumah Dinas
1.11 Pusat Rehabilitasi
2 Perdagangan dan Jasa
2.1 Warung Limbah dan sampah, bangkitan
2.2 Toko lalulintas,
parkir, polusi udara (bau) dari
2.3 Pertokoan dampak yang ditimbulkan oleh
pasar tradisional dan lingkungan.
2.4 Pasar Tradisional
2.5 Pasar Lingkungan
2.6 Penyaluran Grosir
2.7 Pusat Perbelanjaan/Mall/Plaza
2.8 Hypermarket
2.9 Minimarket
2.10 Toserba
2.11 Supermarket
2.12 Pedagang Kaki Lima
2.13 Jasa Bangunan limbah dan sampah bengkel,
2.14 Lembaga Keuangan polusi suara, polusi udara, parkir.

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 10


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Jenis Kegiatan Perkiraan Dampak


2.15 Jasa Komunikasi
2.16 Jasa Pemakaman Parkir.
2.17 Perawatan/ perbaikan/ renovasi barang polusi suara.
2.18 Bengkel limbah dan sampah bengkel,
2.19 SPBU dan SPBG polusi suara,
Bangkitan polusi udara, parker.
lalu-lintas.
2.20 Penyediaan ruang pertemuan Parkir.
Penyediaan Makanan dan
2.21 Limbah dan sampah.
minuman/Katering
2.22 Travel dan Pengiriman Barang Parkir.
2.23 Pemasaran Properti Parkir.
2.24 Biro Perjalanan Wisata Parkir.
2.25 Ekspedisi dan Pengiriman Barang
2.26 Warnet dan Game Center
2.27 Penginapan Hotel
2.29 Penginapan losmen
Sampah, limbah, parkir.
2.29 Penginapan "Homestay"
2.30 Pangkas Rambut/Salon
2.31 Laundry
2.32 Tukang Jahit
2.33 Penitipan Hewan
Bangkitan lalu-lintas, parkir.
2.34 Penitipan Anak
2.35 Pencucian Mobil/Motor Limbah, sampah, bangkitan lalu-
2.36 Perkantoran/ bisnis Profesional lainnya lintas, parkir.
Parkir.
3 Olah Raga/Hiburan/ Rekreasi
3.1 Pusat Olahraga dan Kesehatan Jasmani Bangkitan lalu-lintas, parkir.
3.2 Restoran, Pusat Jajan, Jasa Boga, Bakeri Limbah, sampah, bangkitan lalu-
3.4 dsj.
Kolam Pemancingan lintas, parkir.
Sampah dan limbah.
3.5 Tempat bermain lingkungan
3.6 Tempat bermain lokal
3.7 Taman
3.8 Lapangan OR
3.9 Gelanggang Remaja
3.10 Gedung OR
3.11 Museum
3.14 Stadion
3.15 Gedung Olah Seni Bangkitan lalu-lintas, parkir,
3.16 Teater limbah dan sampah.
3.17 Kedai Kopi
3.18 Taman hiburan
3.19 Taman Perkemahan
3.20 Bisnis Lapangan Olah Raga
3.21 Studio Keterampilan
3.22 Teater
3.23 Resort
3.24 Restauran
4 Industri
4.1 Industri besar dengan limbah/ gangguan Polusi udara, polusi suara,
4.2 lingk. besar tanpa limbah/ gangguan
Industri bangkitan lalulintas dan limbah
4.3 lingk.
Industri kecil dengan limbah/ gangguan sisa hasil pengolahan/produksi.
4.4 lingk.
Industri kecil tanpa limbah/ gangguan
4.5 lingk. Pergudangan
Industri
5 Pemerintahan dan Keamanan
5.1 Kantor kota Limbah, sampah, bangkitan lalu-
5.2 Kantor distrik lintas, parkir.

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 11


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Jenis Kegiatan Perkiraan Dampak


5.3 Kantor Kelurahan
5.4 Polres/ Polresta
5.6 Polsek/ Polsekta
5.7 TNI AD
5.8 Dephankam
5.9 Kodam
5.10 Kodim
5.11 Koramil
5.12 Korem
5.13 TNI AU
5.14 TNI AL
6 Fasilitas Pendidikan
6.1 TK Parkir, bangkitan lalulintas,
6.2 SD/MI sampah. Limbah.
6.3 SLTP/MTS
6.4 SMU/MA/SMAK
6.5 Akademi/ perguruan tinggi
6.6 Perpustakaan
6.7 Pusat Riset dan Pengembangan IPTEK
6.8 Tempat Bimbingan Belajar, Kursus dan
6.9 Pelatihan
Sanggar Seni
7 Fasilitas Kesehatan
7.1 Rumah Sakit Limbah dan sampah medis
7.2 RS Gawat Darurat parkir, bangkitan lalu-lintas,
7.3 RS Bersalin parkir.
7.4 Laboratorium kesehatan
7.5 Puskesmas
7.6 Puskesmas Pembantu
7.7 Balai Pengobatan
7.8 Pos Kesehatan
7.9 Posyandu
7.10 Dokter umum
7.11 Dokter spesialis
7.12 Praktek Bidan/Rumah Bersalin
7.13 Klinik/ Poliklinik
7.14 Klinik dan/atau RS Hewan
7.15 Apotik
8 Fasilitas Peribadatan
8.1 Masjid Bangkitan lalu-lintas pada hari
8.2 Musholla raya keagaman atau pada
8.3 Gereja pelaksanaan keagamaan, parkir.
8.4 Pura
8.5 Kelenteng
8.6 Vihara
9 Bina Sosial
9.1 Gedung Pertemuan Lingkungan Limbah dan sampah, bangkitan
9.2 Gedung serba guna lalu- lintas, parkir.
9.3 Gedung Pertemuan Kota
9.4 Balai pertemuan dan Pameran
9.5 Pusat informasi lingkungan
9.6 Pos keamanan
9.7 Lembaga sosial/organisasi
lingkungan(Poskamling)
10 Persampahan
kemasyarakatan
10.1 TPS+3R/ITF(Tempat Pengolahan Sampah, Polusi Udara.
Sementara)
Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 12
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

No Jenis Kegiatan Perkiraan Dampak


10.2 TPA
10.3 Instalasi Pengolahan Air Sampah dan Limbah.
10.4 Daur ulang
Limbah/Instalasi Pengolahan Air Kotor
10.5 Penimbunan barang rongsokan
11 Komunikasi dan Energi
11.1 Telepon Umum -
11.2 Pusat transisi/ pemancar Radiasi di pada kawasan
11.3 Instalasi Penjernihan air Minum
telekomunikasi Limbah.
sekitarnya.
11.4 Instalasi Energi -
12 Pertanian
12.1 Sawah -
12.2 Ladang -
12.3 Kebun -
12.4 Hortikultur -
12.5 Pembibitan -
12.6 Pengolahan hasil pertanian pala Limbah dan sampah.
12.7 Pergudangan hasil panen -
12.8 Penjualan tanaman yg Limbah dan sampah hasil
13 Perikanan
dikembangbiakan produksi.
13.1 Tambak -
13.2 Kolam -
13.3 Tempat Pelelangan Ikan Parkir, sampah dan limbah,
13.4 Peternakan Polusi
bangkitanudara, bangkitan lalu-
lalu-lintas.
13.5 Lapangan penggembalaan Parkir.
lintas.
13.6 Pemerahan susu Polusi udara, limbah dan
13.7 Kandang hewan sampah.
14 Transportasi
14.1 Terminal Parkir, bangkitan lalu-lintas,
14.2 Bandara Parkir,
sampah. bangkitan lalu-lintas,
14.3 Lapangan parkir umum Parkir.
sampah.
14.4 Gedung Parkir -
14.5 Pelabuhan Parkir, bangkitan lalu-lintas,
15 Hutan sampah.
15.1 Hutan Rakyat -
15.2 Hutan Produksi terbatas -
15.3 Hutan Produksi tetap -
15.4 Hutan konservasi -
16 RTH
16.1 Hutan Kota Parkir.
16.2 Jalur hijau dan pulau jalan -
16.3 Taman kota Parkir, sampah.
16.4 TPU Parkir dan bangkitan lalulintas
16.5 Pekarangan -pada hari raya keagamaan.
16.6 Sempadan / Penyangga -
17 Campuran
17.1 Rumah toko (ruko) Limbah dan sampah rumah
17.2 Rumah kantor (rukan) tangga, bangkitan lalulintas,
17.3 Rumah, toko, kantor (rukan) parker.
17.4 Toilet Umum Parkir.
Sumber: Hasil Analisis dan Hasil Pengamatan/survey Lapangan, Tahun 2014

9.1.3. Kepadatan dan Kondisi Bangunan


Kepadatan Bangunan adalah jumlah bangunan di atas satu luasan lahan

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 13


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

tertentu, dinyatakan dengan bangunan/Ha, pertimbangan kepadatan bangunan


didasarkan pada beberapa faktor, Faktor yang dipertimbangkan untuk menetapkan
kepadatan angunan adalah :
1. Faktor kesehatan, yang mencakup: (1) air bersih; (2) sanitasi dan
pembuangan limbah; (3) cahaya, sinar matahari, udara, dan ketenangan;
dan (4) ruang gerak dalam tempat tinggal.
2. Faktor sosial, yang mencakup: (1) ruang terbuka pribadi; (2) privasi; (3)
perlindungan; dan (4) fasilitas lingkungan.
3. Faktor teknis, yang mencakup : (1) resiko kebakaran; (2) ketersediaan lahan
untuk bangunan; (3) daya hubung; dan (4) kondisi tanah.Kepadatan
bangunan di Kawasan Perkotaan
Prinsip yang digunakan dalam kepadatan bangunan adalah sebagai berikut:
1. Kepadatan bangunan perlu memperhatikan ruang kota yang tercipta akibat
adanya bangunan-bangunan.
2. Pemanfaatan ruang dengan fungsi konservasi, meminimalkan penggunaan
ruang untuk Kawasan Kawasan terbagun dan memperbesar ruang terbuka
hijau.
3. Kawasan perumahan yang dibangun dengan kepadatan bangunan yang
rendah, dimaksud untuk mengurangi resiko polusi sumber-sumber air alami,
mengurangi resiko gangguan dan bahaya kesehatan, serta memperbesar
daya serap tanah terhadap air permukaan.
4. Menciptakan suasana asri dan alami, dengan menciptakan ketenangan dan
kenyamanan
Berdasarkan Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987 Kepadatan
bangunan yang ideal tidak kurang dari 40 bangunan/Ha.
Tabel 9.7. Tabel Klasifikasi kepadatan Bangunan
Klasifikasi Kepadatan Bangunan
Sangat Rendah < 10 bangunan/ha
Rendah 11 - 40 bangunan/ha
Sedang 41 - 60 bangunan/ha
Tinggi 61 - 80 bangunan/ha
Sangat Tinggi > 81 bangunan/ha
Sumber: Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987, Lampiran No. 22.

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 14


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Kepadatan Bangunan Kawasan Perkotaan Fakfak,


dibagi kedalam kawasan permukiman perkotaan
dan kawasan permukiman pedesaan dengan
pembagian wilayah dan kepadatan yang berbeda.
Besarnya kepadatan bangunan ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain tingkat kepadatan
penduduk, ketersediaan lahan, peruntukan
lahan, jenis penggunaan bangunan, dan beberapa faktor lainnya. Permukiman
perkotaan di Kawasan Perkotaan Fakfak, terdapat di Distrik Fakfak dan Fakfak
Tengah. Pola permukiman pada kawasan ini adalah pola mengelompok yang pada
umumnya mengikuti kemiringan lahan yang mengarah ke wilayah pesisir. Tingkat
kepadatan bangunan pada kawasan perkotaan adalah tinggi, dimana batas antar
rumah sangat dekat dan sangat jarang
sekali ada ruang terbuka;
Permukiman perdesaan di Kawasan
Perkotaan terdapat di pinggiran kawasan,
pola mengelompok dan linier mengikuti
jaringan jalan. Pada permukiman
perdesaan ini sangat berbeda dengan
permukiman perkotaan, dimana pada
permukiman perdesaan pada umumnya
pada daerah yang relatif datar dengan tingkat kepadatan bangunan rendah.
Disamping itu ada peruntukan ruang terbuka yang digunakan untuk menanam
apotik hidupyang berupa sayur-sayuran. Kondisi Bangunan di Kawasan Perkotaan
Fakfak terdiri dari bangunan permanen dan nonpermanen dengan kondisi
beragam, sementara bangunan yang berada di Kawasan Perkotaan Fakfak
mengikuti kondisi topografi/kontur di daerah perbukitan.

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 15


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

9.2. Intensitas Pemanfaatan Ruang


Intensitas Ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang
ditentukan berdasarkan pengaturan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien
Dasar Bangunan (KDB) dan Ketinggian Bangunan (KB) tiap kawasan bagian kota
sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kota.
Intensitas Ruang merupakan hubungan antara : Koefisien Lantai Bangunan
(KLB), Koefisien Dasar bangunan (KDB), Koefisien Dasar Hijau (KDH), Koefisien
Tapak Besmen (KTB), Ketinggian Bangunan (KB), Jarak Bebas, sesuai dengan Pola
Sifat Lingkungannya sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan yang
serasi, Dalam hal pertimbangan daya-dukung prasarana kota belum memadai
berdasarkan rencana tata ruang kota, maka intensitas pemanfaatan ruang dapat
diberikan kurang dari rencana intensitas ruang yang ditetapkan dalam rencana tata
ruang.

9.2.1. Analisis Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan
Ketinggian Bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perwujudan dari pola
kepadatan bangunan. KDB merupakan perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan dengan luas kapling (petak lahan tempat bangunan tersebut) dalam

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 16


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

rasio angka desimal. Secara teoritik angka ini dapat berkisar antara tiada
bangunan (0%) sampai tiada pekarangan, hanya bangunan (100%).
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau disebut juga Building Coverage Ratio
(BCR) merupakan ukuran yang menunjukkan proporsi total luas lantai bangunan
dengan luas kapling (petak lahan tempat bangunan tersebut berdiri) dalam angka
rasio desimal. Secara teoritik angka rasio desimal ini bisa tiada lantai bangunan
sedikitpun/tiada bangunan (0,00) sampai lebih dari jumlah tingkat/lantai
bangunan (1,00). Pada keadaan bangunan tidak bertingkat/bersusun, maka angka
KDB akan pararel dengan angka KLB.
Ketinggian bangunan adalah jumlah lantai penuh dalam satu bangunan
dihitung mulai lantai dasar sampai dengan lantai tertinggi, dan apabila terdapat
basemen/ruang bawah tanah maka ruang tersebut tidak dihitung. Ketinggian
bangunan dapat ditinjau berdasarkan satuan jarak atau jumlah lantai bangunan.
Berdasarkan satuan jarak, ketinggian bangunan adalah tinggi suatu bangunan atau
bagian bangunan yang diukur dari rata-rata permukaan tanah sampai setengah
ketinggian atap atau sampai puncak dinding/parapet tertinggi.
Intensitas ruang di Kawasan Perkotaan Fakfak sangat bervariasi, bangunan-
bangunan yang berada di jalan-jalan utama termasuk CBD memiliki KDB dan KLB
maksimum yang lebih tinggi dari bangunan-bangunan yang berada di jalan-jalan
lokal dan jalan lingkungan karena bangunan tersebut secara ekonomis memiliki
nilai yang lebih tinggi, sehingga pemanfaatannya lebih maksimal. Dengan adanya
Bandar Udara Torea di Distrik Fakfak dan pengembangan Bandar Udara Siboru,
pengaturan intensitas ruang pada kawasan yang terkena dengan aturan Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan/KKOP perlu dibatasi perkembangannya,
pembangunan secara horizontal di kawasan tersebut perlu adanya aturan khusus
dan tetap menyediakan ruang terbuka hijau sebagai resapan air.
Adapun intensitas ruang di Kawasan Perkotaan Fakfak dapat dilihat dalam
tabel berikut.

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 17


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tabel 9.8. Analisis Intensitas Ruang di Kawasan Perkotaan Fakfak


N Tata Guna Lahan Intensitas
o KDB (%) KLB (%)
Ruang Tinggi
Bangunan
(lantai)
1 Permukiman 40 - 60 1,2 1-2
2 Pemerintahan dan 40 - 60 1,2 1-2
Perkantoran
3 Perdagangan 70 - 80 1,6 1-3
4 Pendidikan 40 - 60 0,6 1
5 Peribadatan 60 - 80 0,8 1
6 Kesehatan 60 - 80 0,8 1
7 Industri 60 1,2 2
Sumber: Hasil Survey dan Analisis, 2014

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 18


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Sempadan-sempadan yang mempengaruhi terhadap bangunan di Kawasan


Perkotaan Fakfak adalah sempadan jalan, sempadan bangunan, sempadan
samping, sempadan belakang dan sempadan sungai, sempadan pantai.
1. Garis Sempadan Jalan
Garis sempadan jalan (GSJ) adalah garis batas pekarangan terdepan. GSJ
merupakan batas terdepan pagar halaman yang boleh didirikan. Oleh
karena itu biasanya di muka GSJ terdapat jalur untuk instalasi air, listrik,
gas, serta saluran- saluran pembuangan. Pada GSJ tidak boleh didirikan
bangunan, kecuali jika GSJ berimpit dengan garis sempadan bangunan
(GSB).
GSJ di Kawasan Perkotaan Fakfak meliputi GSJ jalan kolektor primer
(dengan rata- rata GSJ 4m, jalan kolektor sekunder dengan rata-rata GSJ
3m, dan jalan lingkungan dengan lebar 3m dengan rata-rata GSJ 2m.
Garis sempadan jalan memberikan tempat bagi berbagai instalasi yang
dibutuhkan masyarakat, serta menjaga kualitas visual antara jalan dan
bangunan.

GSJ Ruas jalan utama GSJ Ruas jalan utama

GSJ Ruas jalan menuju TPA

GSJ Ruas jalan menuju TPA GSJ Ruas jalan lingkungan


Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 19
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

2. Garis Sempadan Bangunan


Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah jarak yang diperbolehkan mendirikan
bangunan dihitung dari as jalan terhadap letak bangunan tersebut.
Pengaturan GSB ini dimaksudkan untuk menciptakan keteraturan bangunan,
memberikan jarak tertentu terhadap batas pandang manusia yang memakai
jalan, penyerapan sinar matahari dan sirkulasi manusia di dalamnya,
menjamin keamanan dan kenyamanan bagi kegiatan/manusia yang melakukan
kegiatan di sekitarnya, serta untuk ruang cadangan pengembangan.
Mengingat kondisi wilayah perencanaan yang banyak terdiri dari lahan yang
sudah terbangun, terutama di pusat kegiatan/Central Bussines Distric (CBD)
maka ketentuan GSB-nya adalah :
- Diupayakan agar sejauh mungkin dihindari pembongkaran terhadap
bangunan eksisting
- Jarak GSB dipertimbangkan terhadap bidang terluar dari bangunan yang
saat ini berdiri, luas persil bangunan tersebut, kondisi (konstruksi)
bangunan, status lahan dan perijinan bangunan tersebut, serta kesesuaian
fungsi bangunan dengan arahan rencana tata ruang.
Pengaturan GSB dapat berupa sempadan depan, samping, maupun
belakang bangunan, dimana besarnya akan tergantung dari lebar jalan di
depannya serta ada tidaknya median pada jalan tersebut. Ukuran GSB ini
ditetapkan selebar V ROW jalan, kecuali untuk bangunan yang berada pada
jalan dengan ROW lebar dan menggunakan median jalan, maka sempadan
depan dihitung V.
Garis Sempadan Bangunan yang dikenal dengan singkatan GSB ini
membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan, dihitung dari batas
terluar saluran air kotor, atau riol, sampai batas terluar muka bangunan.
Garis ini berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari
bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas
tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana
saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, dan sebagainya.
Garis sempadan bangunan menjamin adanya ruang terbuka hijau privat
dalam bentuk halaman rumah, menambah keamanan, serta mengurangi
pengaruh bising dari kendaraan di jalan raya terhadap penghuninya.
Garis Sempadan Bangunan (GSB) di Kawasan Perkotaan Fakfak bervariatif,

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 20


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

hal ini dikarenakan belum adanya arahan GSB yang dapat dijadikan acuan
bagi masyarakat. Namun demikian rata-rata bangunan di Kawasan
Perkotaan Fakfak memiliki sempadan antara rumija dengan bangunan
antara 3m - 5m.

Garis sempadan bangunan Garis sempadan bangunan

3. Garis Sempadan Samping


Garis yang dikenal juga dengan Jarak Bebas Samping ini membatasi bagian
samping dinding bangunan dengan bagian samping pekarangan. Pada
bangunan berbentuk tunggal/lepas dan renggang, induk bangunan harus
memiliki jarak bebas terhadap batas pekarangan yang terletak di samping.
Pada bangunan turutan/anak/tambahan boleh dibangun rapat dengan
batas pekarangan samping dimana dinding terdepan berada pada jarak
minimal 2 kali jarak antara GSB dan GSJ, sesuai dengan persyaratan yang
berlaku. Garis sempadan samping menjamin sirkulasi udara dan sinar
matahari yang baik bagi penghuni rumah, serta menjaga kerapatan
bangunan.
Bangunan-bangunan di Kawasan Perkotaan Fakfak sebagian besar memiliki
jarak bebas samping, karena lahan/kaveling rumah yang luas. Rata-rata
jarak bebas terhadap batas pekarangan yang terletak di samping antara 2m
s/d. 3m.

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 21


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

4. Garis Sempadan Belakang


Merupakan garis sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan
terhadap garis batas belakang kaveling, dihitung dari garis batas kaveling
terhadap garis terluar belakang bangunan yang berfungsi sebagai ruang
untuk pertimbangan faktor keselamatan antarbangunan. Garis sempadan
belakang di Kawasan Perkotaan Fakfak masih ditemui di banyak kaveling
dengan jarak kurang lebih 1m s.d. 2m terhadap garis batas belakang
kaveling.
5. Garis Sempadan Sungai
Merupakan garis batas luar pengamanan sungai yang membatasi adanya
pendirian bangunan di tepi sungai dan ditetapkan sebagai perlindungan
sungai. Jaraknya bisa berbeda di tiap sungai, tergantung kedalaman sungai,
keberadaan tanggul, posisi sungai, serta pengaruh air laut. Garis sempadan
sungai sering tertukar dengan bantaran sungai. Jika bantaran sungai hanya
memperlihatkan daerah bantaran sungai saat banjir (flood plain), maka
sempadan sungai memperlihatkan daerah bantaran sungai ditambah
dengan daerah longsoran tebing sungai yang mungkin terjadi. Garis ini
diciptakan untuk menjamin kelestarian dan fungsi sungai, serta menjaga
masyarakat dari bahaya bencana di sekitar sungai, seperti banjir dan longsor.
Masih sedikit bangunan-bangunan di Kawasan Perkotaan Fakfak yang
berbatasan langsung dengan sungai, namun demikian bangunan tersebut tidak
mengindahkan garis sempadan sungai. Sehingga dinding bangunan berada
langsung di bibir sungai.
6. Garis Sempadan Pantai
Garis sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian pantai yang
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100
(seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Garis batas ini adalah bagian dari usaha pengamanan pantai yang
dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari bahaya gelombang pasang
tinggi (rob), abrasi, menjamin adanya fasilitas sosial dan umum di sekitar
pantai, menjaga pantai dari pencemaran, serta pendangkalan muara sungai.

9.3. Analisis Perancangan Kota


9.3.1. Analisis Tata Guna Lahan

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 22


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

Tata guna lahan (TGL) merupakan salah satu elemen kunci dalam
perancangan kota, untuk menentukan perancangan dua dimensional, yang
kemudian akan menentukan ruang tiga dimensional. Kegijakan tata guna lahan
membentuk hubungan anara sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas/pengguna
individual. Pada prinsipnya, pengertian tata guna lahan adalah pengaturan
penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan
fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan
bagaimanakah suatu kawasan seharusnya berfungsi.
Tata guna lahan di Kawasan Perkotaan Fakfak sebagian besar masih
didominasi oleh perkebunan pala dan hutan tanaman produksi. Tata guna lahan
perumahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa terpusat di
CBD serta memiliki pola yang linier mengikuti pola jalan yang menghubungkan
antar distrik. Masih luasnya lahan perkebunan dan hutan tanaman produksi
memberikan keleluasaan untuk pengembangan kawasan, baik berupa
pengembangan ekonomi ataupun pengembangan fisik kawasan.
Demikian pula halnya dengan tata guna lahan Kawasan Perkotaan Fakfak,
dominasi penggunaan lahan adalah perkebunan dan kehutanan. Sementara tata
guna lahan lainnya adalah perumahan, pendidikan, perkantoran, kesehatan,
peribadatan, serta perdagangan dan jasa. Saat ini tata guna lahan di kawasan
perkotaan fakfak dapat dikatakan memiliki keteraturan, karena telah terdapat
pengelompokan guna lahan. antara lain kantor pemerintahan, jasa
keuangan/bank, puskesmas, kantor pos, polsek, dan beberapa kegiatan
pemerintahan berada dalam satu kawasan. Sementara pada lapis kedua
merupakan penggunaan lahan perumahan, perdagangan dan jasa.

9.3.2. Analisis Bentuk dan Masa Bangunan


Bentuk dan massa bangunan membahas mengenai bagaimanakah bentuk
dan massa bangunan yang dapat membentuk suatu kota serta bagaimana
hubungan antar massa yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan
antara massa seperti ketinggian bangunan, pengaturan massa bangunan dan lain-
lain harus diperhatikan seingga ruang yang terbentuk teratur, mempunyai garis
langit yang dinamis serta menghindari adanya ruang yang tidak terpakai.

9.3.3. Analisis Sirkulasi dan Parkir


Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 23


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

membentuk dan mengkontrol pola


kegiatan kota, sebagaimana halnya
dengan keberadaan sistem transportasi
dari jalan publik, pedestrian way, dan
tempat-tempat transit yang saling
berhubungan membentuk pergerakan
(suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam
kawasan perkotan merupakan salah satu
alat yang paling kuat untuk
menstrukturkan lingkungan perkotaan
karena dapat membentuk, mengarahkan,
dan mengendalikan pola aktivitas dalam
suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat
membentuk karakter suatu daerah,
tampat aktivitas, dan lain sebagainya.
Terdapatnya beberapa infrastruktur
seperti bandara, pelabuhan dan
infrastruktur,perkantoran,pemerintahan,
perdagangan dan jasa dan kegiatan
lainnya memerlukan fasilitas penunjang
seperti fasiitas parkir, keberadaan fasilitas parkir di Kawasan PerkotaanFakfak
“ Off street parking, di luar bahu
jalan (a khusus parkir)
menggunakan sistem off street parking dan on street parking Kondisi sirkulasi
sangat lancar karena lalulintas harian rata-rata kawasan ini sangat rendah.

9.3.4. Analisis Pedestrian


Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi
keterikatan terhadap kendaraan di kawasan pusat
perkotaan, meningkatkan penggunaan pejalan kaki,
mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem
perancangan yang manusiawi.
Isu kunci dalam perancangan pedestrian adalah
menjaga keseimbangan antara penggunaan pedestrian
area dan fasilitas untuk kendaraan bermotor. Elemen
pejalan kaki harus dibantu dengan interaksinya pada

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 24


Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak

elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan
perkotaan dan pola- pola aktivitas serta sesuai dengan rencana perubahan atau
pembangunan fisik kota di masa mendatang.
Pedestrian belum tersedia di Kawasan Perkotaan Fakfak, sehingga pejalan kaki
menggunakan bahu jalan. Kondisi ini sangat membahayakan pejalan kaki dan
mengganggu kelancaran lalulintas.

9.3.5. Analisis Vegetasi dan Ruang Terbuka


Vegetasi dan ruang terbuka bisa menyangkut semua lansekap: elemen
keras (trotoar dan jalan), taman dan ruang reksiasi di kawasan perkotaan.
Termasuk juga lapangan hijau, ruang hijau kota, pepohonan, pagar, tanaman, air,
penerangan, paving, kios- kios, tempat sampah, air minum, jam, dan sebagainya.
Vegetasi tersebar di sepanjang jalan di Kawasan Perkotaan Fakfak yang berfungsi
sebagai peneduh, keindahan, dan pengamanan.

9.3.6. Analisis Preservasi


Preservasi berarti menjaga dan melestarikan bangunan kuno/heritage dari
kerusakan, pembongkaran, dan perubahan apapun. Dalam preservasi tidak
diperbolehkan mengganti elemen aslinya dengan elemen lain. Tidak terdapat
bangunan cagar budaya/heritage di Kawasan Perkotaan Fakfak.

9.3.7. Analisis Penanda dan Perabot Jalan


Penanda dan papan petunjuk jalan sangat terbatas di Kawasan Perkotaan
Fakfak, walaupun ada merupakan penanda tempat sehingga membingungkan
pengguna jalan (terutama pendatang) untuk menentukan arah. Demikian pula
halnya dengan perabot jalan yang terdapat di Kawasan Perkotaan Fakfak hanya
lampu penerangan jalan.

Bab Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang II - 25

Anda mungkin juga menyukai