Disusun oleh :
i
Judul Proposal : Penangan penyakit pada ayam petelur
Nim : D21010022
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian
yang berjudul “.
Adapun tujuan dari penulisan usulan penelitian ini adalah untuk memulai
persiapan dalam rangka penelitian tugas akhir di Program Studi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Universitas Boyolali.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
usulan penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
1. Ibu Eudia C.W. S.Pt., M.Si. selaku Ketua Program Studi yang telah
membimbing dan mendidik selama masa perkuliahan.
2. Bapak Purwadi S.Pt., M.Si selaku dekan program studi peternakan dan
pertanian
Penulis
iii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 3
1.2 Tujuan Penelitian........................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian......................................................................... 3
1.4 Hipotesis........................................................................................ 3
iv
3.5 Analisis Data.................................................................................. 16
3.6 Parameter Penelitian ..................................................................... 17
3.6.1 diisi..................................................................................... 17
3.6.2 diisi..................................................................................... 17
3.6.3 diisi..................................................................................... 17
3.6.4 diisi .................................................................................... 18
3.5.5 diisi..................................................................................... 19
3.7 Rancangan Penelitian..................................................................... 19
3.8 Jadwal UsulanPenelitian ............................................................... 20
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. diisi............................................................................................ 6
Tabel 2. diisi............................................................................................ 8
Tabel 3. diisi............................................................................................ 16
Tabel 4. diisi............................................................................................ 19
Tabel 5. diisi............................................................................................ 20
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
petelur, serta mengurangi risiko kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit
menular.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi efektivitas vaksin rutin dalam mencegah dan mengurangi
penyebaran penyakit menular pada populasi ayam petelur.
2. Menentukan jenis vaksin yang paling efektif dalam melindungi ayam
petelur dari penyakit menular tertentu.
3. Mengidentifikasi dampak penggunaan vaksin rutin terhadap kesehatan
dan kualitas telur yang dihasilkan oleh ayam petelur.
4. Menilai efisiensi biaya dari penggunaan vaksin rutin dalam mencegah
penyakit menular pada ayam petelur.
5. Memberikan rekomendasi praktis kepada peternak ayam petelur mengenai
penggunaan vaksin rutin yang optimal untuk mencegah penyakit menular.
2
yang baik, dan perlindungan terhadap penyakit. Dengan memperhatikan
kesejahteraan hewan, peternak dapat menciptakan lingkungan yang lebih
baik bagi ayam petelur.
4. Keberlanjutan lingkungan: Penelitian dapat membantu identifikasi
praktik pemeliharaan yang berkelanjutan secara lingkungan, seperti
penggunaan pakan organik, manajemen limbah yang efisien, dan
penggunaan energi yang hemat. Dengan menerapkan praktik-praktik ini,
peternak dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
5. Peningkatan keuntungan peternakan Dengan memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas, kualitas produk, dan kesejahteraan
ayam petelur, peternak dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
mengoptimalkan keuntungan dari usaha peternakan.
Penting untuk dicatat bahwa manfaat penelitian pada ternak ayam dapat
bervariasi tergantung pada fokus penelitian dan implementasi hasil penelitian
tersebut dalam praktik peternakan.
3
5
6
7
8
9
1
0
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
petugas kandang. Intensitas penyakit yang tinggi dapat menyebabkan
kegagalan usaha, oleh karena itu dibutuhkan penerapan manajemen
pengendalian penyakit yang baik dan benar agat ayam tehindar dari penyakit
(Ustomo, 2016)
2.3 Penyakit yang Sering Menyerang Ayam Petelur
2.3.1 Kolera Unggas (Fowl Cholera)
Kolera unggas disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida yang
bersifat menular. Penularan penyakit ini bisa melalui peralatan
kandang yang terkontaminasi penyakit, serta dapat pula melalui
petugas kandang yang berkontak langsung dengan ayam sakit. Gejala
penyakit ini antara lain; angka kematian yang cukup tinggi, diare
berwarna hijau kekuningan, keluaran kotoran dari mata, daerah pial
dan muka membesar (biasanya berwarna kehitaman), serta lumpuh
yang disebabkan oleh pembengkakan pada kaki (Nugroho. E, dkk.
2016).
2.3.2 Snot (Infectious coryza)
Snot disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragailinarum yang
menginfeksi saluran pernapasan. Gejala yang ditimbulkan antara lain;
pertumbuhan ayam terhambat, keluar eksudat dari hidung dengan bau
khas, ayam bersin-bersin serta kesulitan bernapas, serta terjadi
pembengkakan pada muka terutama pada sekitar mata. Penularan
penyakit ini dapat melalui kontak langsung antara ayam sehat dengan
ayam sakit, dapat juga melalui pakan dan minum yang sudah
terkontaminasi. Penanganan pada penyakit ini dapat di berikan Vaksin
Coryza sebagai tindak pencegahan, mengatur kepadatan kandang dan
ventilasi udara, menjaga kebersihan pakan, minum dan lingkungan
kandang, melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara teratur,
dan dapat di berikan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter atau
petugas kesehatan hewan setempat (Nugroho. E, dkk. 2016).
2.3.3 Berak kapur (Pullorum disease)
Berak kapur disebabkan bakteri Salmonella pullorum bersifat
menular. Penyebaran penyakit ini bisa melalui kotoran yang
6
mengandung Salmonella pullorum serta penyebaran bisa melalui
proses mematuk (kanibalisme) antara ayam yang sehat dan peralatan
yang terkontaminasi Salmonella pullorum. Gejala penyakit pada ayam
dewasa kadang nampak kadang tidak. Gejala yang nampak pada ayam
muda antara lain mengantuk, lemah, tidak nafsu makan, dan diare
berwarna putih (Fadilah dan Polana, 2011). Gejala berak putih yang
mudah terlihat adalah ayam mengalami diare sehingga mengeluarkan
kotoran berwarna putih dan jika kering menjadi seperti serbuk kapur
(Ustomo, 2016).
2.3.4 Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Ngorok (Chronic Respiratory Disease) merupakan infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum.
Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin, ingus keluar dari
hidung, dan ngorok saat bernapas. Penularan penyakit melalui
pernapasan dan lendir atau lewat perantara seperti alat-alat.
Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik
sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh pabrik pembuat obat,
pengobatan dilakukan 3-5 hari berturut-turut dan apabila masih ada
ayam yang ngorok segera pisahkan ayam tersebut dengan ayam yang
sehat (Ustomo, 2016). Gejalanya adalah terdapat lendir di lubang
hidung sehingga ayam terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya
(Fadilah dan Polana, 2011).
2.3.5 Flu burung / AI (Avian influenza)
Flu burung disebabkan oleh virus AI H5N1 (Orthomyxo virus)
merupakan penyakit yang bersifat zoonosis (dapat ditularkan kepada
manusia) dengan angka kematian mencapai 100%. Gejala klinis yang
ditunjukkan biasanya kematian mendadak tanpa gejala yang jelas, pial
ayam lebam, kaki dan telapak kaki merah seperti ada bendungan
darah. Penularan penyakit ini dapat melalui feses/kotoran ayam yang
terinfeksi serta melalui daging ayam yang dimasak tidak matang.
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini namun dapat
dicegah dengan vaksinasi, memberikan multivitamin, memusnahkan
7
unggas dalam kandang dimana ada ayam yang terinfeksi,
memperbaiki biosecurity secara keseluruhan (Nugroho. E, dkk. 2016).
4.3.7 Tetelo / ND (Newcastle disease)
Penyakit ND disebabkan oleh virus ND (Paramyxo virus) dengan
gejala yang sangat bervariasi dan memiliki angka kematian yang
tinggi (mencapai 100%). Ayam yang terinfeksi akan mengalami
gangguan pernapasan seperti batuk, ngorok, sesak napas, terdapat
eksudat yang keluar dari hidung, akan mengalami pula diare yang
berwarna putih kehijauan, serta gangguan saraf seperti tubuh gemetar,
kejang, kelumpuhan kaki dan sayap, kepala terpelintir (tortikolis),
serta ayam berputar-putar. Penularannya dapat melalui peralatan
kandang dan petugas kandang yang terkontaminasi penyakit. Tidak
ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini namun dapat
dicegah dengan vaksinasi, memberikan multivitamin, memperbaiki
biosecurity secara keseluruhan, melakukan revaksinasi jika umur
masih sesuai, serta berikan antibiotik selama 3-5 hari untuk mencegah
adanya infeksi sekunder (Nugroho. E, dkk. 2016).
4.3.8 Gumboro / IBD (Infectious bursal disease)
Gumboro disebabkan oleh virus Gumboro golongan Birnaviridae.
Gejala klinis yang ditimbulkan ialah nafsu makan ayam hilang,
mengantuk, bulu merinding, gemetar, berak putih, serta terhambatnya
pertumbuhan pada ayam. Penyakit ini dapat menurunkan kekebalan
tubuh sehingga ayam yang sudah terinfeksi mudah terserang penyakit
lainnya. Kondisi ayam stress karena pergantian cuaca, sekam ataupun
pakan dapat menjadi penyebab adanya penyakit ini. Penularannya
melalui kotoran, muntahan ayam yang terinfeksi, melalui pakan, air
minum, peralatan, atau petugas kandang yang terkontaminasi. Tidak
ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini namun dapat
dicegah dengan vaksinasi, memberikan multivitamin saat pergantian
sekam, pakan, maupun cuaca, memperbaiki biosecurity secara
keseluruhan, serta berikan antibiotik selama 3-5 hari untuk mencegah
adanya infeksi sekunder (Nugroho. E, dkk. 2016).
8
4.4 Vaksinasi
Vaksin adalah cairan dari bibit penyakit yang telah dilemahkan yang
dimasukkan ke tubuh ayam melalui air minum, tetes mata, tetes hidung,
maupun injeksi. Fungsi vaksin adalah untuk menimbulkan kekebalan pada
tubuh ayam (Marconath, 2012). Program vaksinasi pada ayam petelur adalah
pada fase starter yaitu ND Clone dan IB pada hari 4, gumboro pada hari 9,
AI pada hari 14, ND Lasota pada hari 19, Pox pada hari 24, Coryza pada
hari 30, dan ILT pada hari 35. Fase grower program vaksinasi dilakukan
sebanyak tiga kali yaitu pada umur 45 hari vaksin Coryza, umur 54 hari
baksin ND Clone dan IB serta umur 60 hari vaksin cacing. Fase layer
dilakukan program vaksinasi umur 80 hari ND Clone dan IB, umur 90 hari
Coryza, umur 105 hari ND EDS, umur 119 hari AI, dan 135 hari vaksin
cacing (Sumarno, 2009).
Vaksinasi adalah salah satu tindakan pencegahan dan pengendalian
penyakit (Sasipreeyajan et al., 2012). Vaksinasi yang tepat dan teratur dapat
menurunkan kerentanan terhadap infeksi virus. Namun, vaksinasi yang
dilakukan dapat pula mengalami kegagalan. Menurut Putri et al., (2012),
banyak faktor penyebab respon vaksinasi yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan yaitu jenis vaksin, dosis vaksin, aplikasi vaksin,
serta program vaksinasi yang dilakukan.
9
BAB III
10
vaksinasi dan tiga kali setelah vaksinasi yang diperiksa titer antibodi ND dan
EDS. Total sampel serum yang digunakan sebanyak 60 sampel.
3.5 Analisis data
Semua hasil data penelitian dianalisis ……….
3.6.2 ………….
11
Bulan
Mei-21 Juni Juli
I II II
I II III V I II I IV I II I IV
Rencana Penelitian X X X X X
Proposal X X X X
Penyusunan Bab I,II, dan III X X X X X
Pengumpulan & Analisis Data X X X X
Penyusunan Laporan X X X X
Ujian Skripsi X
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, I., 2008. Analisis perubahan kandungan gizi jagung (Zea Mays L.)
selama penyimpanan dalam kemasan kantog plastik.Teknosains [online],
2(2), 94-103.
Suprapti, M. Lies. 2012. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius.
12