Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENGGUNAAN VAKSIN RUTIN TERHADAP

PENYAKIT MENULAR PADA AYAM PETELUR

Disusun oleh :

NAMA : NOVITA ANGGUN R


NIM : D21010022

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS BOYOLALI
2023

i
Judul Proposal : Penangan penyakit pada ayam petelur

Nama : novita anggun rahmawati

Nim : D21010022

Program Studi : peternakan

Disetujui dan telah disajikan dalam seminar proposal pada tanggal

Boyolali, Desember 2023

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

S.Pt., M.Si. ………………………, S.Pt., M.Si.


NIDN. 0614019002 NIDN. 0626118802

Ketua Program Studi,

Eudia Christina Wulandari, S.Pt., M.Si.


NIDN. 0614019002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian
yang berjudul “.
Adapun tujuan dari penulisan usulan penelitian ini adalah untuk memulai
persiapan dalam rangka penelitian tugas akhir di Program Studi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Universitas Boyolali.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
usulan penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
1. Ibu Eudia C.W. S.Pt., M.Si. selaku Ketua Program Studi yang telah
membimbing dan mendidik selama masa perkuliahan.

2. Bapak Purwadi S.Pt., M.Si selaku dekan program studi peternakan dan
pertanian

3. Bapak Zakria Husein Abdurrahman S.Pt., M.Si. sebagai dosen pengampuh


mata kuliah metode penelitan

4. Teman-teman di kampus yang selalu mendukung penulis selama masa


perkuliahan.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik


mungkin, penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan usulan penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga usulan penelitian ini mampu berguna
dan mampu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pembaca dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.
Salam,

Penulis

iii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 3
1.2 Tujuan Penelitian........................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian......................................................................... 3
1.4 Hipotesis........................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 4


2.1 diisi ................................................................................................ 4
2.2 diisi................................................................................................. 5
2.3 diisi n ............................................................................................. 6
2.4 diisi ................................................................................................ 7
2.5 diisi................................................................................................. 9
2.6 diisi................................................................................................. 9
2.7 diisi................................................................................................. 10
2.5.1 diisi........................................................................................ 11
2.5.2 diisi........................................................................................ 11
2.5.3 diisi ................................................... 11
2.5.4 diisi nit ................................................................................. 12

BAB III MATERI DAN METODE..................................................... 14


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 14
3.2 Materi Penelitian............................................................................ 14
3.3 Rancangan Penelitian..................................................................... 15
3.4 Metode Penelitian ......................................................................... 16

iv
3.5 Analisis Data.................................................................................. 16
3.6 Parameter Penelitian ..................................................................... 17
3.6.1 diisi..................................................................................... 17
3.6.2 diisi..................................................................................... 17
3.6.3 diisi..................................................................................... 17
3.6.4 diisi .................................................................................... 18
3.5.5 diisi..................................................................................... 19
3.7 Rancangan Penelitian..................................................................... 19
3.8 Jadwal UsulanPenelitian ............................................................... 20

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. diisi............................................................................................ 6
Tabel 2. diisi............................................................................................ 8
Tabel 3. diisi............................................................................................ 16
Tabel 4. diisi............................................................................................ 19
Tabel 5. diisi............................................................................................ 20

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ayam petelur merupakan salah satu komoditas penting dalam industri
peternakan. Namun, penyakit menular dapat menjadi ancaman serius bagi
produktivitas dan kesehatan ayam petelur. Salah satu metode umum yang
digunakan untuk mencegah penyakit menular adalah melalui vaksinasi rutin.
Vaksinasi rutin pada ayam petelur bertujuan untuk memberikan perlindungan
terhadap penyakit menular yang umum terjadi di lingkungan peternakan.
Pengaruh vaksin rutin terhadap penyakit menular pada ayam petelur penting untuk
dipelajari karena penyakit menular dapat menyebabkan penurunan produksi telur,
kematian ayam, dan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak. Ayam
petelur rentan terhadap berbagai penyakit menular seperti penyakit Newcastle,
Infectious Bronchitis, Avian Influenza, dan Marek's disease.
Vaksinasi rutin merupakan salah satu strategi yang efektif dalam
pengendalian penyakit menular pada ayam petelur. Vaksinasi dapat membantu
membangun kekebalan tubuh ayam terhadap patogen penyebab penyakit,
sehingga mengurangi risiko infeksi dan penyebaran penyakit dalam populasi
ayam petelur. Dengan memberikan vaksin secara rutin, diharapkan ayam petelur
akan memiliki tingkat kekebalan yang optimal terhadap penyakit menular yang
umumnya ditemukan di lingkungan peternakan.
Namun, meskipun vaksinasi rutin memiliki manfaat yang signifikan, masih
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam tentang
efektivitas vaksinasi rutin terhadap penyakit menular pada ayam petelur. Hal ini
mencakup penelitian tentang jenis vaksin yang paling efektif, jadwal vaksinasi
yang optimal, serta pemantauan kekebalan populasi ayam terhadap penyakit
setelah vaksinasi.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh vaksin rutin
terhadap penyakit menular pada ayam petelur, peternak dapat mengoptimalkan
program vaksinasi mereka, meningkatkan kesehatan dan produktivitas ayam

1
petelur, serta mengurangi risiko kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit
menular.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi efektivitas vaksin rutin dalam mencegah dan mengurangi
penyebaran penyakit menular pada populasi ayam petelur.
2. Menentukan jenis vaksin yang paling efektif dalam melindungi ayam
petelur dari penyakit menular tertentu.
3. Mengidentifikasi dampak penggunaan vaksin rutin terhadap kesehatan
dan kualitas telur yang dihasilkan oleh ayam petelur.
4. Menilai efisiensi biaya dari penggunaan vaksin rutin dalam mencegah
penyakit menular pada ayam petelur.
5. Memberikan rekomendasi praktis kepada peternak ayam petelur mengenai
penggunaan vaksin rutin yang optimal untuk mencegah penyakit menular.

Dengan tujuan ini, penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman


yang lebih baik tentang manfaat dan efektivitas penggunaan vaksin rutin
dalam menjaga kesehatan dan produktivitas ayam petelur serta mengurangi
risiko penyakit menular.

1.3 Manfaat Penelitian


1. Peningkatan produktivitas: Penelitian dapat membantu mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telur, pertumbuhan, dan
kesehatan ayam petelur. Dengan memahami faktor-faktor ini, peternak
dapat mengimplementasikan praktik terbaik untuk meningkatkan
produktivitas ternak.
2. Peningkatan kualitas produk: Penelitian dapat membantu dalam
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas telur, seperti
ukuran, kepadatan, warna kulit telur, dan kandungan nutrisi. Dengan
teknologi ini, peternak dapat mengoptimalkan kondisi pemeliharaan dan
pakan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi.
3. Peningkatan kesejahteraan hewan: Penelitian dapat membantu
identifikasi kegiatan pemeliharaan yang meningkatkan kesejahteraan
ayam petelur, seperti sistem kandang yang sesuai, manajemen pakan

2
yang baik, dan perlindungan terhadap penyakit. Dengan memperhatikan
kesejahteraan hewan, peternak dapat menciptakan lingkungan yang lebih
baik bagi ayam petelur.
4. Keberlanjutan lingkungan: Penelitian dapat membantu identifikasi
praktik pemeliharaan yang berkelanjutan secara lingkungan, seperti
penggunaan pakan organik, manajemen limbah yang efisien, dan
penggunaan energi yang hemat. Dengan menerapkan praktik-praktik ini,
peternak dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
5. Peningkatan keuntungan peternakan Dengan memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas, kualitas produk, dan kesejahteraan
ayam petelur, peternak dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
mengoptimalkan keuntungan dari usaha peternakan.

Penting untuk dicatat bahwa manfaat penelitian pada ternak ayam dapat
bervariasi tergantung pada fokus penelitian dan implementasi hasil penelitian
tersebut dalam praktik peternakan.

1.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis dari penelitian ini adalah ayam petelur yang rentan akan
penyakit dan mudah terserang oleh penyakit penyakit yang ada di sekitar.

1.5 Kebaruan Penelitian


Hasil
N Nama Tahu Penelitia Kesimpula
o Judul Penulis n Perlakuan parameter n n
SISTEM
PAKAR
DIAGNOSA
PENYAKIT
AYAM
PETELUR
MENGGUNAKA
N METODE
CASE BASED Zendy
REASONING Achmad
1 BERBASIS WEB Faisal 2019
2
3
4

3
5
6
7
8
9
1
0

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Petelur


Menurut Wiharto (2002) ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa
yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Suprijanta (2005) menyatakan
bahwa ayam pada awalnya berasal dari ayam hutan liar yang ditangkap dan
dipelihara, serta dapat bertelur cukup banyak. Amarullah (2004) menyatakan
bahwa ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara dan diseleksi
khususnya untuk menghasilkan telur. Galur atau strain ayam yang ada saat ini
dapat berasal lebih dari satu bangsa. Umumnya tipe ringan berasal dari
bangsa White Leghorn, tipe medium dari bangsa Rhode Island Red dan
Berred Plymouth Rock serta Cronish.
Keunggulan ayam petelur adalah sebagai berikut : laju pertumbuhan dan
pencapaian dewasa kelamin lebih cepat, kemampuan berproduksi lebih tinggi,
nilai konversi pakan atau kemampuan dalam memanfaatkan ransum lebih
baik, periode bertelur lebih panjang (Sudarmono, 2003). Berdasarkan tipenya,
ayam ras petelur dibedakan menjadi dua yaitu tipe ringan dan tipe sedang
(Abidin, 2004). Yuwanta (2004) menyatakan bahwa ayam ras petelur tipe
ringan dikembangkan khusus untuk menghasilkan telur selama masa produksi
dan dijual sebagai ayam afkir yang harga dagingnya sangat murah. Sannes
et.al.,(2005) menyatakan bahwa ciri-ciri ayam tipe ringan adalah badannya
ramping, postur tubuh kecil dan 5 telur berwarna putih yang ukurannya lebih
kecil dari ayam ras petelur tipe sedang. Menurut Abidin (2004), ayam ras
petelur tipe sedang mempunyai postur tubuh besar dan pada akhir masa
produksi dan bisa dijual sebagai ayam pedaging. Telur yang dihasilkan
berwarna cokelat dan ukurannya lebih besar. Ayam tipe sedang ini disebut
juga tipe dwiguna.
2.2 Penyakit pada Ayam
Penyakit yang menyerang ayam pada periode bertelur dapat menurunkan
jumlah produksi, yang jika tidak segera ditangani maka peternak akan
menjadi rugi. Penyakit datang diakibatkan oleh kelalaian peternak atau

5
petugas kandang. Intensitas penyakit yang tinggi dapat menyebabkan
kegagalan usaha, oleh karena itu dibutuhkan penerapan manajemen
pengendalian penyakit yang baik dan benar agat ayam tehindar dari penyakit
(Ustomo, 2016)
2.3 Penyakit yang Sering Menyerang Ayam Petelur
2.3.1 Kolera Unggas (Fowl Cholera)
Kolera unggas disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida yang
bersifat menular. Penularan penyakit ini bisa melalui peralatan
kandang yang terkontaminasi penyakit, serta dapat pula melalui
petugas kandang yang berkontak langsung dengan ayam sakit. Gejala
penyakit ini antara lain; angka kematian yang cukup tinggi, diare
berwarna hijau kekuningan, keluaran kotoran dari mata, daerah pial
dan muka membesar (biasanya berwarna kehitaman), serta lumpuh
yang disebabkan oleh pembengkakan pada kaki (Nugroho. E, dkk.
2016).
2.3.2 Snot (Infectious coryza)
Snot disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragailinarum yang
menginfeksi saluran pernapasan. Gejala yang ditimbulkan antara lain;
pertumbuhan ayam terhambat, keluar eksudat dari hidung dengan bau
khas, ayam bersin-bersin serta kesulitan bernapas, serta terjadi
pembengkakan pada muka terutama pada sekitar mata. Penularan
penyakit ini dapat melalui kontak langsung antara ayam sehat dengan
ayam sakit, dapat juga melalui pakan dan minum yang sudah
terkontaminasi. Penanganan pada penyakit ini dapat di berikan Vaksin
Coryza sebagai tindak pencegahan, mengatur kepadatan kandang dan
ventilasi udara, menjaga kebersihan pakan, minum dan lingkungan
kandang, melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara teratur,
dan dapat di berikan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter atau
petugas kesehatan hewan setempat (Nugroho. E, dkk. 2016).
2.3.3 Berak kapur (Pullorum disease)
Berak kapur disebabkan bakteri Salmonella pullorum bersifat
menular. Penyebaran penyakit ini bisa melalui kotoran yang

6
mengandung Salmonella pullorum serta penyebaran bisa melalui
proses mematuk (kanibalisme) antara ayam yang sehat dan peralatan
yang terkontaminasi Salmonella pullorum. Gejala penyakit pada ayam
dewasa kadang nampak kadang tidak. Gejala yang nampak pada ayam
muda antara lain mengantuk, lemah, tidak nafsu makan, dan diare
berwarna putih (Fadilah dan Polana, 2011). Gejala berak putih yang
mudah terlihat adalah ayam mengalami diare sehingga mengeluarkan
kotoran berwarna putih dan jika kering menjadi seperti serbuk kapur
(Ustomo, 2016).
2.3.4 Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Ngorok (Chronic Respiratory Disease) merupakan infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum.
Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin, ingus keluar dari
hidung, dan ngorok saat bernapas. Penularan penyakit melalui
pernapasan dan lendir atau lewat perantara seperti alat-alat.
Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik
sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh pabrik pembuat obat,
pengobatan dilakukan 3-5 hari berturut-turut dan apabila masih ada
ayam yang ngorok segera pisahkan ayam tersebut dengan ayam yang
sehat (Ustomo, 2016). Gejalanya adalah terdapat lendir di lubang
hidung sehingga ayam terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya
(Fadilah dan Polana, 2011).
2.3.5 Flu burung / AI (Avian influenza)
Flu burung disebabkan oleh virus AI H5N1 (Orthomyxo virus)
merupakan penyakit yang bersifat zoonosis (dapat ditularkan kepada
manusia) dengan angka kematian mencapai 100%. Gejala klinis yang
ditunjukkan biasanya kematian mendadak tanpa gejala yang jelas, pial
ayam lebam, kaki dan telapak kaki merah seperti ada bendungan
darah. Penularan penyakit ini dapat melalui feses/kotoran ayam yang
terinfeksi serta melalui daging ayam yang dimasak tidak matang.
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini namun dapat
dicegah dengan vaksinasi, memberikan multivitamin, memusnahkan

7
unggas dalam kandang dimana ada ayam yang terinfeksi,
memperbaiki biosecurity secara keseluruhan (Nugroho. E, dkk. 2016).
4.3.7 Tetelo / ND (Newcastle disease)
Penyakit ND disebabkan oleh virus ND (Paramyxo virus) dengan
gejala yang sangat bervariasi dan memiliki angka kematian yang
tinggi (mencapai 100%). Ayam yang terinfeksi akan mengalami
gangguan pernapasan seperti batuk, ngorok, sesak napas, terdapat
eksudat yang keluar dari hidung, akan mengalami pula diare yang
berwarna putih kehijauan, serta gangguan saraf seperti tubuh gemetar,
kejang, kelumpuhan kaki dan sayap, kepala terpelintir (tortikolis),
serta ayam berputar-putar. Penularannya dapat melalui peralatan
kandang dan petugas kandang yang terkontaminasi penyakit. Tidak
ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini namun dapat
dicegah dengan vaksinasi, memberikan multivitamin, memperbaiki
biosecurity secara keseluruhan, melakukan revaksinasi jika umur
masih sesuai, serta berikan antibiotik selama 3-5 hari untuk mencegah
adanya infeksi sekunder (Nugroho. E, dkk. 2016).
4.3.8 Gumboro / IBD (Infectious bursal disease)
Gumboro disebabkan oleh virus Gumboro golongan Birnaviridae.
Gejala klinis yang ditimbulkan ialah nafsu makan ayam hilang,
mengantuk, bulu merinding, gemetar, berak putih, serta terhambatnya
pertumbuhan pada ayam. Penyakit ini dapat menurunkan kekebalan
tubuh sehingga ayam yang sudah terinfeksi mudah terserang penyakit
lainnya. Kondisi ayam stress karena pergantian cuaca, sekam ataupun
pakan dapat menjadi penyebab adanya penyakit ini. Penularannya
melalui kotoran, muntahan ayam yang terinfeksi, melalui pakan, air
minum, peralatan, atau petugas kandang yang terkontaminasi. Tidak
ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini namun dapat
dicegah dengan vaksinasi, memberikan multivitamin saat pergantian
sekam, pakan, maupun cuaca, memperbaiki biosecurity secara
keseluruhan, serta berikan antibiotik selama 3-5 hari untuk mencegah
adanya infeksi sekunder (Nugroho. E, dkk. 2016).

8
4.4 Vaksinasi
Vaksin adalah cairan dari bibit penyakit yang telah dilemahkan yang
dimasukkan ke tubuh ayam melalui air minum, tetes mata, tetes hidung,
maupun injeksi. Fungsi vaksin adalah untuk menimbulkan kekebalan pada
tubuh ayam (Marconath, 2012). Program vaksinasi pada ayam petelur adalah
pada fase starter yaitu ND Clone dan IB pada hari 4, gumboro pada hari 9,
AI pada hari 14, ND Lasota pada hari 19, Pox pada hari 24, Coryza pada
hari 30, dan ILT pada hari 35. Fase grower program vaksinasi dilakukan
sebanyak tiga kali yaitu pada umur 45 hari vaksin Coryza, umur 54 hari
baksin ND Clone dan IB serta umur 60 hari vaksin cacing. Fase layer
dilakukan program vaksinasi umur 80 hari ND Clone dan IB, umur 90 hari
Coryza, umur 105 hari ND EDS, umur 119 hari AI, dan 135 hari vaksin
cacing (Sumarno, 2009).
Vaksinasi adalah salah satu tindakan pencegahan dan pengendalian
penyakit (Sasipreeyajan et al., 2012). Vaksinasi yang tepat dan teratur dapat
menurunkan kerentanan terhadap infeksi virus. Namun, vaksinasi yang
dilakukan dapat pula mengalami kegagalan. Menurut Putri et al., (2012),
banyak faktor penyebab respon vaksinasi yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan yaitu jenis vaksin, dosis vaksin, aplikasi vaksin,
serta program vaksinasi yang dilakukan.

9
BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan November – Desember 2023 yang
dilakukan di peternakan ayam petelur pak Muhadi, di Desa Gatak, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Klaten.
3.2 Materi Penelitian
Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ayam petelur jenis Isa
Brown yang dipelihara di peternakan ayam petelur pak Muhadi, di Desa
Gatak, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Berdasarkan catatan
vaksinasi, ayam petelur sudah pernah divaksinasi sebelumnya dengan vaksin
ND aktif pada umur 3 hari dan diulang pada umur 2 minggu dengan vaksin
inaktif, Pada penelitian ini, ayam divaksin untuk ketiga kalinya pada umur 14
minggu yakni menjelang masa bertelur dengan vaksin inaktif kombinasi
Sanavac ND-IB-EDSR.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan setiap ulangan
terdiri dari 3 ekor ayam petelur Isa Brown sehingga total ayam yang akan
digunakan sebanyak 15 ekor. Keempat perlakuan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: R0: Ayam Isa Brown tanpa divaksinasi dengan kandidat
vaksin Sanavac ND-IB-EDSR dan diberi ransum 80 g/hari, R1: Ayam Isa
Brown tanpa divaksinasi dengan kandidat vaksin Sanavac ND-IB-EDSR dan
diberi ransum 84 g/hari, R2: Ayam Isa Brown pasca vaksinasi dengan
kandidat vaksin Sanavac ND-IB-EDSR dan diberi ransum 80 g/hari, dan R3:
Ayam Isa Brown pasca vaksinasi dengan kandidat vaksin Sanavac ND-IB-
EDSR dan diberi ransum 84 g/hari
3.4 Metode Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : Vaksinasi
dilakukan dengan cara injeksi intramuskuler (i.m) pada otot paha dengan satu
dosis vaksin (volume 0,5 ml)/ekor. Sebanyak 15 ekor ayam dipakai untuk
sampel penelitian yang diambil darahnya secara acak, yakni satu kali sebelum

10
vaksinasi dan tiga kali setelah vaksinasi yang diperiksa titer antibodi ND dan
EDS. Total sampel serum yang digunakan sebanyak 60 sampel.
3.5 Analisis data
Semua hasil data penelitian dianalisis ……….

3.6 Parameter Penelitian


3.6.1 ………………

3.6.2 ………….

3.7 Rancangan Anggaran Penelitian


Dalam penelitian ini, anggaran yang akan digunakan tercantum dalam
tabel berikut:
Tabel 4. Rancangan Anggaran Penelitian
No Uraian Kuantitas Harga Satuan Total
1 Ayam Kampung 30 ekor Rp30.000 Rp 900.000
persialngan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Total Rp3.782.5000

3.6 Jadwal Usulan Penelitian


Dalam penelitian tulis judul
Tabel 5. Jadwal Penelitian

11
Bulan
Mei-21 Juni Juli
I II II
I II III V I II I IV I II I IV
Rencana Penelitian X X X X X
Proposal X X X X
Penyusunan Bab I,II, dan III X X X X X
Pengumpulan & Analisis Data X X X X
Penyusunan Laporan X X X X
Ujian Skripsi X

DAFTAR PUSTAKA

Marzuki, I., 2008. Analisis perubahan kandungan gizi jagung (Zea Mays L.)
selama penyimpanan dalam kemasan kantog plastik.Teknosains [online],
2(2), 94-103.
Suprapti, M. Lies. 2012. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai