Anda di halaman 1dari 146

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PT SAYURAN SIAP SAJI DI

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

ADENIDA MAULYDIA RAMADHINA


11170920000111

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022 M/ 1443 H
RINGKASAN

Adenida Maulydia Ramadhina. Analisis Kelayakan Usaha PT Sayuran Siap Saji


Di Kabupaten Bogor. Di Bawah Bimbingan Lilis Imamah Ichdayati dan Titik
Inayah.

Komoditas hortikultura menjadi salah satu sektor penting bagi


perekonomian Indonesia. Hal ini karena manfaat yang dirasakan banyak oleh
berbagai pihak. Sayuran merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki
potensi di Indonesia khususnya daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Komoditas
hortikultura ini dinilai dapat bertahan dalam kondisi yang tidak stabil sekalipun.
Hal ini menjadi salah satu peluang bagi perusahaan yang bergerak dibidang
produksi makanan dan minuman maupun produksi sayuran, salah satunya yaitu PT.
Sayuran Siap Saji. Selama PT. Sayuran Siap Saji beroperasi tentu mengeluarkan
berbagai macam biaya dan memperhatikan berbagai aspek untuk menjalankan
usahanya selama 10 tahun. Dengan demikian perlu adanya analisis terkait
kelayakan usaha yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji ditinjau dari aspek
finansial dan aspek non finansial.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan non finansial selama
10 tahun usaha, menganalisis nilai investasi dan kas bersih selama 10 tahun usaha,
menganalisis kelayakan finansial selama 10 tahun usaha, menganalisis tingkat
kepekaan nilai pengganti (switching value). Adapun metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini yaitu analisis kelayakan finansial, analisis kelayakan
non finansial, dan analisis switching value. Penelitian ini menggunakan data time
series perusahaan dari tahun 2011-2021 dengan menggunakan tingkat inflasi
Indonesia tahun 2011-2021 dengan rata-rata tingkat inflasi sebesar 4%.
Analisis non finansial PT. Sayuran Siap Saji selama 10 tahun meliputi aspek
hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi,
aspek ekonomi dan sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup menghasilkan hasil
analisis yang layak karena memenuhi kritetria kelayakan usaha berdasarkan batasan
pada penelitian ini. Analisis kelayakan finansial dengan perhitungan NPV sebesar
Rp. 511.927.317, hasil tersebut menunjukan nilai NPV>1. Perhitungan B/C Rasio
sebesar 1,87, hasil ini menunjukan B/C Rasio >1. Perhitungan IRR sebesar 4,97%,
hasil ini menunjukan IRR>DR (4%). Perhitungan BEP Unit sebesar 16.363 kg dan
perhitungan BEP harga sebesar Rp. 18.522. Perhitunan Payback periode sebesar
3,83 dengan pengembalian selama 3 tahun 9 bulan 28 hari. Perhitungan ROI sebesar
18%, hasil tersebut menyatakan bahwa investasi efektif. Analisis switching value
dengan penurunan harga jual sebesar 0.65% menghasilkan hasil yang tidak layak
untuk dijalankan, selain itu peningkatan biaya variabel sebesar 0,8% menghasilkan
hasil yang tidak layak untuk dijalankan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyusun serta menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Kelayakan Usaha PT Sayuran Siap Saji Di Kabupaten Bogor“

dengan baik. Shalawat serta salam tidak luput penulis ucapkan kepada junjungan

nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, serta para pengikut

yang mengharapkan syafaatnya di hari kiamat.

Penulis menyadari bahwa banyak proses yang dilalui selama perkuliahan

sampai pada tahap pengerjaan skripsi. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi strata-1 serta memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses pengerjaan skripsi tentu penulis mendapatkan dukungan dan

semangat dari lingkungan terdekat penulis. Terima kasih penulis ucapkan kepada

semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Terima kasih kepada :

1. Orang Tua penulis yaitu Bapak Joni Ismail dan Ibu Nuraidah yang senantiasa

memberikan doa yang tak pernah putus serta memberikan bantuan baik

materil maupun non materil yang tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik serta mendapatkann gelar sarjana

pertanian.

2. Bapak Ir. Nashrul Hakiem, S.Si.,M.T.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.


3. Bapak Akhmad Mahbubi, SP., MM., Ph.D. selaku ketua Program Studi

Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari,

SP, MM selaku sekretaris Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta jajarannya

4. Ibu Dr. Lilis Imamah Ichdayati selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Titik

Inayah, M.Si selaku dosen pembimbing 2 penulis selama proses penyusunan

skripsi yang telah meluangan waktunya serta memberikan arahan, masukan,

dan dukungan sehingga penulisan skripsi penulis dapat terselesaikan dengan

baik.

5. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, M.M selaku dosen penguji 1 dan Ibu Rizki

Adi Puspitasari, M.M selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan banyak

masukan sehingga skripsi ini bisa menjadi lebih baik.

6. PT. Sayuran Siap Saji yang telah membantu penulis dalam proses penulisan

skripsi ini dengan memberikan data yang dibutuhkan penulis sehingga

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Ilham Muhammad Fauzan, Adela, Anjani, Amel, Alifah, Syifa, Suci, Shelly,

Anly, Fahira, Sonya, serta teman-teman Agribisnis 2017 khususnya

Agribisnis kelas B selaku teman seperjuangan semasa studi perkuliahan yang

selalu membantu penulis selama perkuliahan, memberikan hiburan dikala

penat mengerjakan skripsi, selalu memotivasi untuk segera menyelesaikan

skripsi ini, Semoga awet ya pertemanan ini.

8. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

vii
9. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I

wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having

no days off, I wanna thank me for never quitting, for just being me at all times.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Namun,

proses yang dilalui yaitu bimbingan, revisi, seminar, sampai pada tahap ujian akhir

menjadikan skripsi ini lebih baik. Dengan demikian, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak terkait.

Jakarta, 20 Juli 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................11

2.1 Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian ...............................................11


2.2 Pasca Panen Sayuran ...........................................................................12
2.3 Definisi Studi Kelayakan Usaha .........................................................13
2.3.1 Aspek Hukum ...................................................................... 14
2.3.2 Aspek Pasar dan Pemasaran ................................................. 17
2.3.3 Aspek Teknis........................................................................ 19
2.3.4 Aspek Manajemen dan Organisasi ....................................... 21
2.3.5 Aspek Ekonomi dan Sosial .................................................. 22
2.3.6 Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ................... 22
2.4 Investasi ...............................................................................................23
2.4.1 Kegiatan Investasi ................................................................ 23
2.4.2 Penyusutan ........................................................................... 24
2.5 Struktur Biaya .....................................................................................24
2.5.1 Kas Keluar (Outflow) ........................................................... 25
2.5.2 Kas Masuk (Inflow) .............................................................. 26
2.5.3 Kas Bersih (Proceed) ........................................................... 26
2.6 Analisis Kelayakan Finansial ..............................................................27
2.6.1 Net Present Value................................................................. 27
2.6.2 Analisis Rasio Keuntungan Atas Biaya (B/C Ratio) ........... 28
2.6.3 Internal Rate of Return (IRR) .............................................. 29
2.6.4 Analisis Break Even Point (BEP) ........................................ 30
2.6.5 Payback Period .................................................................... 31
2.6.6 Analisis Return Of Investment (ROI) ................................... 32
2.7 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis) .........................32
2.8 Penelitian Terdahulu ...........................................................................33
2.9 Kerangka Pemikiran ............................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................39

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian..............................................39


3.2 Sumber, Jenis dan Metode Pengumpulan Data ...................................39
3.3 Metode Analisis Kelayakan Non Finansial .........................................41
3.3.1 Aspek hukum ....................................................................... 41
3.3.2 Aspek Pasar dan Pemasaran ................................................. 42
3.3.3 Aspek Teknis........................................................................ 43
3.3.4 Aspek Manajemen dan Organisasi ....................................... 44
3.3.5 Aspek Ekonomi dan Sosial .................................................. 45
3.3.6 Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ................... 46
3.4 Investasi dan Penyusutan ....................................................................47
3.4.1 Investasi PT. Sayuran Siap Saji ........................................... 47
3.4.2 Penyusutan PT. Sayuran Siap Saji ....................................... 47
3.5 Struktur Biaya .....................................................................................48
3.5.1 Kas Keluar (Outflow) ........................................................... 48
3.5.2 Kas Masuk (Inflow) .............................................................. 49
3.5.3 Kas Bersih (Proceed) ........................................................... 49
3.6 Metode Analisis Kelayakan Finansial .................................................51
3.6.1 Net Present Value (NPV) ..................................................... 51
3.6.2 B/C Rasio ............................................................................. 52
3.6.3 IRR ....................................................................................... 52
3.6.4 Break Even Point (BEP) ...................................................... 53
3.6.5 Payback Period .................................................................... 54
3.6.6 Return Of Investment (ROI) ................................................. 54
3.7 Analisis Switching value .....................................................................55
3.8 Definisi Operasional ............................................................................56

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..............................................58

4.1 Sejarah PT Sayuran Siap Saji ..............................................................58

x
4.2 Visi dan Misi PT Sayuran Siap Saji ....................................................60
4.3 Sarana dan Prasarana PT Sayuran Siap Saji........................................61
4.4 Aktivitas PT Sayuran Siap Saji ...........................................................62

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................64

5.1 Analisis Kelayakan Non Finansial ......................................................64


5.1.1 Aspek Hukum ...................................................................... 64
5.1.2 Aspek Pasar dan Pemasaran ................................................. 66
5.1.3 Aspek Teknis........................................................................ 71
5.1.4 Aspek Manajemen dan Organisasi ....................................... 76
5.1.5 Aspek Ekonomi dan Sosial .................................................. 81
5.1.6 Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ................... 83
5.2 Nilai Investasi dan Kas Bersih ............................................................85
5.2.1 Penyusutan ........................................................................... 87
5.2.2 Biaya Tetap .......................................................................... 89
5.2.3 Biaya Variabel...................................................................... 90
5.2.4 Kas Bersih Usaha Sayuran PT. Sayuran Siap Saji ............... 94
5.3 Analisis Kelayakan Finansial ..............................................................95
5.3.1 Analisis NPV........................................................................ 95
5.3.2 Analisis B/C Rasio ............................................................... 97
5.3.3 Analisis IRR ......................................................................... 98
5.3.4 Analisis Break Even Point (BEP) ...................................... 100
5.3.5 Analisis Payback Period .................................................... 102
5.3.6 Analisis Return Of Investment (ROI) ................................. 104
5.4 Analisis Switching Value...................................................................105
5.5 Evaluasi dan Rekomendasi................................................................107
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................111

6.1 Kesimpulan........................................................................................111
6.2 Saran ..................................................................................................113
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................114

LAMPIRAN .........................................................................................................117

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Bogor Tahun 2016-2020 (Kuintal) .......3

2. Komponen Kas Bersih (Proceed) ......................................................................27

3. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ...................................35

4. Komponen Kas Bersih (proceed) PT. Sayuran Siap Saji...................................50

5. Peralatan produksi PT. Sayuran Siap Saji ..........................................................62

6. Biaya Investasi Produksi Sayuran PT. Sayuran Siap Saji tahun 2011 ...............86

7. Penyusutan PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2011 .................................................88

8. Biaya Tetap PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021 ................................................89

9. Biaya Variabel PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021 ...........................................91

10. Kas Bersih (Proceed) PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021 ...............................94

11. Analisis Net Present Value (NPV) Usaha Sayuran Fresh Cut
dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2011 – 2021......................96

12. Analisis B/C Rasio Usaha Sayuran Fresh Cut dan Sayuran Segar
PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021.................................................................97

13. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Usaha Sayuran Fresh Cut
dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021..................................99

14. Analisis Break Even Point (BEP) Unit Usaha Sayuran Fresh Cut
dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021................................100

15. Analisis Break Even Point (BEP) Harga Usaha Sayuran Fresh Cut
dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021................................102

16. Analisis Payback Period Usaha Sayuran Fresh Cut dan


Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021.......................................103

17. Analisis Return Of Investment (ROI) Usaha Sayuran Fresh Cut


dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021................................104

18. Analisis Switching Value dengan Penurunan Harga Jual Usaha


Sayuran Fresh Cut dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji
Tahun 2021 sebesar 0,65%...........................................................................105

19. Analisis Switching Value dengan Kenaikan Biaya Usaha


Sayuran Fresh Cut dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji
Tahun 2021 sebesar 0,8%.............................................................................106

20. Evaluasi Seluruh Analisis ..............................................................................108

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ...........................................................................................38

2. Struktur Organisasi PT. Sayuran Siap Saji ........................................................78


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pedoman Wawancara .......................................................................................118

2. Harga Bahan Baku dan Bahan Jadi PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021..........122

3. Biaya Tetap dan Biaya Variabel PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021 ..............125

4. Biaya Investasi dan Penyusutan PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2011 ...............126

5. Inflasi Indonesia Tahun 2011-2021 .................................................................127

6. Aliran Kas Bersih (Cash flow) Usaha Sayuran fresh cut dan
Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2011-2021 (Rp)........................128

7. Perhitungan aIRR, bBEP Unit, cBEP Harga, dPP, dan eROI .............................129

8. Analisis switching value dengan penurunan harga jual


sebesar 0,65% (Rp)..........................................................................................130

9. Perhitungan aIRR, bBEP Unit, cBEP Harga, dPP, dan eROI


dengan penurunan harga jual 0,65%...............................................................131

10. Analisis switching value dengan kenaikan biaya variabel


sebesar 0,8% (Rp)............................................................................................132

11. Perhitungan aIRR, bBEP Unit, cBEP Harga, dPP, dan eROI
dengan kenaikan biaya variabel 0,8%.............................................................133
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu komoditas pertanian yang memiliki ragam jenis adalah

komoditas hortikultura. Terdapat 323 jenis komoditas hortikultura, terdiri dari 60

jenis buah, 80 jenis sayur, 66 jenis tanaman obat, dan 117 jenis tanaman hias.

Komoditas hortikultura menjadi salah satu komoditas yang diminati oleh

masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat mengetahui akan pentingnya

komoditas hortikultura itu sendiri. Pemanfaatannya tidak hanya sebagai bahan

pangan saja, melainkan bisa dijadikan sebagai bahan untuk obat-obatan dan

tanaman hias sebagai salah satu cara untuk menciptakan estetika lingkungan

(Direktorat Jenderal Hortikultura, 2016:1).

Prediksi masa mendatang, komoditas hortikultura akan menjadi salah satu

sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan konsumsi

masyarakat terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di

Indonesia (Normansyah dkk, 2014:30). Sejalan dengan manfaat yang diperoleh dari

komoditas hortikultura dan meningkatnya konsumsi masyarakat produk

hortikultura dituntut untuk memiliki mutu tinggi serta aman. Salah satu jenis

komoditas hortikultura yang memiliki potensi nilai tambah dan nilai ekonomi yang

tinggi adalah sayuran. Maka dari itu, masyarakat menginginkan produk hortikultura

khususnya sayuran yang aman, terjaga kandungan gizinya, kualitas produk yang

baik, dapat memenuhi permintaan pasar dengan harga yang dapat bersaing, proses

produksi yang ramah lingkungan, serta mementingkan kesejahteraan petani


(Poerwanto dan Susila, 2021:3).

Potensi yang terdapat dalam komoditas hortikultura dinilai dapat

meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini karena komoditas hortikultura memiliki

nilai tambah dan nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan komoditas

lain (Martawijaya dan Nurjayadi, 2011:1). Jawa Barat merupakan salah satu

provinsi yang memiliki potensi berkembangnya komoditas hortikultura khususnya

sayuran. Hal ini karena Jawa Barat merupakan daerah yang berlokasi di dataran

tinggi dimana lokasi tersebut cocok untuk tanaman hortikultura seperti sayuran

semusim. Salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki potensi pada komoditas

hortikultura adalah Kabupaten Bogor. Terdapat berbagai jenis sayuran hampir di

seluruh daerah di Kabupaten Bogor. Untuk sebaran jenis-jenis sayuran mayoritas

terdapat di daerah Cisarua, Darmaga, Leuwisadeng, dan Cigombong

(Bogorkab.go.id, 2019).

Sayuran menjadi salah satu usaha yang dijalankan mulai dari skala kecil

sampai skala besar karena memiliki nilai jual dan nilai tambah yang tinggi dengan

memanfaatkan keragaman jenis, ketersediaan sumber daya, penyerapan pasar, serta

teknologi yang berkembang (Susilawati, 2017:3). Perkembangan produksi tanaman

sayuran di Kabupaten Bogor pada tahun 2016-2020 fluktuatif namun cenderung

meningkat . Seperti data yang tercantum pada Tabel 1 yang menyajikan produksi

tanaman sayuran di Kabupaten Bogor pada tahun 2016-2020.

2
Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Bogor Tahun 2016-2020 (Kuintal)
Jenis Tahun Pertumbuh
Sayuran 2016 2 017 2018 2019 2020 an tahun
2019-2020
(%)
Jamur - 1.787.065 2.404.831 2.795.132 2.614.050 -6,48
Kangkung 192.774 208.065 225.013 206.964 217.757 5.21
Ketimun 111.457 133.395 199.191 152.391 167.572 9.96
Bayam 131.242 136.386 149.264 133.201 137.181 2.99
Terung 89.719 91.177 188.141 158.304 137.354 -13.24
Kacang 94.606 97.656 128.169 120.701 129.927 7.64
Panjang
Petsai 37.356 46.714 49.679 50.495 40.171 -20.45
Buncis 41.310 46.713 46.785 45.262 51.370 13.5
Tomat 36.720 41.083 39.654 58.348 60.829 4.25
Wortel 24.989 28.295 15.815 21.108 17.203 -18.5
Total 760.173 2.616.549 3.446.542 3.741.906 3.573.414 -4.5
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Bogor, 2021 (Data diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukan bahwa persentase pertumbuhan

produksi tanaman sayuran di Kabupaten Bogor tahun 2016-2020 cenderung

meningkat. Dimana pertumbuhan pada tahun 2019-2020 menunjukkan persentase

pertumbuhan produksi tanaman sayuran sebesar -4.5%. Hal ini disebabkan adanya

pandemi covid-19 yang menjadi hambatan bagi produksi tanaman sayuran dimana

mitra petani terkena dampak dari pandemi covid-19. Sehingga banyak mengalami

kendala baik dari segi input produksi maupun proses pendistribusiannya sampai

pada tenaga kerja petani itu sendiri.

Berdasarkan PP No.21 tahun 2020 tentang pembatasan sosial berskala besar

(PSBB) pada 31 Maret 2021 dengan tujuan agar pandemi Covid-19 dapat ditangani

dengan tepat dan cepat. Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan Peraturan

Menteri Kesehatan No.9 tahun 2020 tentang pedoman pembatasan sosial berskala

besar (PSBB). Adapun isi dari pedoman tersebut adalah kegiatan sekolah dan

3
perkantoran dilakukan secara daring, kegiatan keagamaan dibatasi, kegiatan yang

dilakukan di tempat fasilitas umum dibatasi, kegiatan sosial budaya dibatasi,

kegiatan mobilisasi transportasi juga dibatasi, serta kegiatan lain yang melibatkan

orang berkerumun dibatasi. Salah satu kegiatan yang sangat berdampak pada

produksi tanaman sayuran adalah kegiatan mobilisasi transportasi serta kegiatan

yang dibatasi sehingga restoran maupun hotel banyak yang tutup atau hanya buka

setengah hari.

Dengan adanya peraturan tersebut menyebabkan dampak yang signifikan

bagi beberapa sektor krusial di Indonesia. Salah satu sektor yang terdampak adalah

sektor industri makanan dan minuman. Menurut Ketua Umum Gabungan

Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI,2020) adanya

pandemi Covid-19 mempengaruhi tingkat pertumbuhan industri makanan dan

minuman walaupun masih dalam tren positif, namun menurun dari biasanya. Pada

kuartal I 2020 industri makanan dan minuman mengalami pertumbuhan sebesar

3,9% angka ini dinilai cukup bagus namun masih jauh dari batas normal yaitu 7%.

Hal yang sama terjadi pada kuartal ke II 2020 industri makanan dan minuman

mengalami pertumbuhan sebesar 0,22% padahal perekonomian mengalami

penurunan -5,32%. Pada kuartal III 2020 industri makanan dan minuman

mengalami pertumbuhan sebesar 0,66% padahal perekonomian mengalami

penurunan sebesar -3,49%.

PT. Sayuran Siap Saji merupakan salah satu perusahaan yang termasuk

dalam industri makanan dan minuman. Dengan adanya tren pertumbuhan ekonomi

industri makanan dan minuman masih dalam tren positif, hal ini menjadi peluang

4
bagi PT. Sayuran Siap Saji untuk memproduksi sayuran segar dan memasok produk

sayuran segar kepada para pelaku bisnis di hilirnya yaitu restoran dan hotel yang

mengedepankan kerja cepat dan efisien untuk melayani para pelanggannya. PT.

Sayuran Siap Saji menunjang kebutuhan sayuran segar kepada para pelaku bisnis

dengan memasok sayuran segar ke beberapa restoran yang bekerjasama antara lain

McDonald, Domino’s Pizza, KFC, dan Mie Gajah Mada (MGM). Sesuai dengan

permintaan pasar pada Juni 2021 sebesar 106.510 kg (PT. Sayuran Siap Saji diolah,

2021) dari beberapa pelanggan seperti restoran yang menginginkan produk siap

saji, PT. Sayuran Siap Saji mementingkan standar kualitas produknya dengan

menggunakan HACCP dengan harapan dapat menciptakan produk makanan yang

aman dan berstandar kualitas tinggi. Sehingga produk sayuran yang dikirim

merupakan sayuran dengan kualitas baik dan sudah tersebar ke beberapa restoran

di Jabodetabek.

PT. Sayuran Siap Saji merupakan perusahaan yang memasok sayuran segar

siap konsumsi sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan sistem mekanisasi.

Sudah lebih dari 20 jenis sayuran seperti wortel, selada, kol, jamur, dan lain-lain

yang dipasok ke beberapa restoran di Jabodetabek. Selain menyajikan sayuran segar

siap saji, PT. Sayuran Siap Saji juga menjual berbagai jenis produk sayuran dalam

bentuk cup siap saji ke beberapa toko pengecer makanan siap saji. Adapun

permintaan pada tahun 2020 terhadap PT. Sayuran Siap Saji sebesar 700 ton dan

pada tahun 2021 sebesar 770 ton.

PT. Sayuran Siap Saji berdiri pada tahun 2010 sebagai anak perusahaan dari

PT. Saung Mirwan yang telah berdiri terlebih dahulu pada tahun 1986. Pada tahun

5
2014, dilakukan penelitian tentang kelayakan investasi secara finansial maupun non

finansial pada PT Sayuran Siap Saji dan dihasilkan bahwa usaha dikatakan layak.

Namun, apabila terjadi perubahan harga bahan baku dan harga jual produk dengan

analisis switching value maka usaha sayuran di PT. Sayuran Siap Saji tidak layak

(Yanti, 2014).

Setelah berjalannya perusahaan selama 10 tahun terdapat beberapa investasi

dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Perlu adanya analisis terkini

terkait kelayakan usaha dalam investasi. Perlu untuk dilakukan evaluasi terkait

penggunaan anggaran selama 10 tahun berjalannya perusahaan untuk mengetahui

apakah investasi yang dilakukan layak untuk re-investasi atau tidak dan apakah PT.

Sayuran Siap Saji akan mengembangkan usahanya. Selain itu, perlu juga dilakukan

analisis kelayakan dari aspek non finansial yang terrdiri dari aspek hukum, aspek

pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek

ekonomi dan sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup. Berdasarkan beberapa

hal di atas, usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji perlu

adanya penelitian lanjutan terkait kelayakan usaha dari penelitian sebelumnya.

Terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek finansial, aspek non finansial serta analisis

nilai pengganti (switching value) menggunakan nilai suku bunga Juni 2020- Mei

2021. Dengan melakukan analisis tersebut dapat mengetahui kelayakan investasi

dari bisnis sayuran PT. Sayuran Siap Saji. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan

agar perusahaan dapat beroperasi pada keuntungan maksimal. Penelitian ini juga

dilakukan agar perusahaan mengetahui apabila terjadi perubahan harga bahan baku

dan harga jual dengan analisis switching value di masa sekarang. Berdasarkan

6
penjelasan di atas, penulis melakukan analisis suatu penelitian dengan judul

“Analisis Kelayakan Usaha PT. Sayuran SIap Saji.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah Usaha di PT. Sayuran Siap Saji memberikan kelayakan selama 10

tahun apabila ditinjau dari aspek non finansial?

2. Berapa investasi dan kas bersih selama 10 tahun Usaha di PT. Sayuran Siap

Saji?

3. Apakah Usaha di PT. Sayuran Siap Saji memberikan keuntungan yang layak

selama 10 tahun apabila ditinjau dari aspek finansial?

4. Bagaimana tingkat kepekaan analisis switching value usaha sayuran fresh

cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji selama 10 tahun?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

dari penelitian ini adalah

1. Menganalisis kelayakan non finansial Usaha di PT. Sayuran Siap Saji

selama 10 tahun berjalan

2. Menghitung nilai investasi dan kas bersih Usaha di PT. Sayuran Siap Saji

selama 10 tahun berjalan

7
3. Menganalisis kelayakan finansial Usaha di PT. Sayuran Siap Saji selama 10

tahun berjalan

4. Menganalisis tingkat kepekaan nilai pengganti (switching value) usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji selama 10 tahun

berjalan

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis, peneliti lain,

pembaca, dan bagi perusahaan.

1. Bagi penulis, sebagai salah satu sarana untuk menambah wawasan dan

pengetahuan. Sebagai salah satu bahan pembanding antara teori yang

selama ini dipelajari dengan fakta lapangan. Juga sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi peneliti lain, sebagai acuan untuk melakukan penelitian sejenis dan

juga sebagai penelitian lanjutan.

3. Bagi pembaca, sebagai referensi bahan bacaan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan.

4. Bagi perusahaan, sebagai bahan informasi dan evaluasi untuk

mengembangkan bisnis sayuran segar.

8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Sayuran Siap Saji dengan jenis usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar. Ruang lingkup analisis dalam penelitian ini

dengan subjek penelitian yaitu usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji. Penelitian ini memiliki fokus untuk menganalisis kelayakan

usaha dari aspek finansial maupun non finansial serta melakukan analisis kepekaan

nilai pengganti switching value. Analisis kelayakan finansial menggunakan data

pada tahun 2011-2021 meliputi perhitungan nilai investasi, kas bersih (proceed),

Net Present Value (NPV), B/C Rasio, Internal Rate of Return (IRR), Break Even

Point (BEP), Paybck Period (PP), Return Of Investment (ROI).

Analisis kelayakan non finansial meliputi aspek hukum, aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan

sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup. Terdapat batasan penilaian kelayakan

dari aspek non finansial yaitu :

1. Aspek hukum memenuhi kriteria yaitu memiliki bentuk badan

usaha, memiliki tanda daftar perusahaan, dan memiliki izin usaha.

2. Aspek pasar dan pemasaran batasan pembahasan pada penelitian ini

yaitu membahas terkait bauram pemasaran (marketing mix) dan tata

niaga produk.

3. Aspek teknis membahas terkait penentuan lokasi, luas produksi,

teknologi dan peralatan yang digunakan, skala produksi dan

kapasitas produksi, dan aktivitas produksi.

9
4. Aspek manajemen dan organisasi batasan pembahasannya yaitu

membahas terkait struktur organisasi serta tugas, pokok, dan porsi

dari masing masing jabatan manajerial sehingga dapat mencapai

tujuan perusahaan dengan menjalankan tahapan dalam proses

manajemen pada masing-masing bagian.

5. Aspek ekonomi dan sosial memiliki batasan yang diambil yaitu

perusahaan memberikan dampak apa saja pada masyarakat sekitar

ditinjau dari aspek ekonomi dan sosial.

6. Aspek dampak lingkungan hidup membahas terkait dampak yang

dirasakan oleh masyarakat sekitar dengan adanya kegiatan produksi

PT. Sayuran Siap Saji ditinjai dari aspek dampak lingkungan hidup.

Analisis kepekaan perubahan harga bahan baku dan harga jual

dengan pendekatan switching value.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

Memanfaatkan teknologi dengan tujuan agar mempermudah proses

produksi, meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pengolahan pertanian adalah

pemanfaatan teknologi pengolahan hasil pertanian. Dengan kata lain, teknologi

pengolahan hasil pertanian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah

bahan dasar menjadi bentuk maupun komposisi yang berbeda. Perlu dipahami

terkait fungsi dari adanya teknologi pengolahan hasil pertanian, agar mendapatkan

nilai tambah dari produk itu sendiri serta menciptakan keunggulan kompetitif serta

menambah pendapatan dan keuntungan petani. Terkait dengan teknologi, tentu

terdapat sisi positif dan negatifnya. Maka dari itu, perlu untuk mementingkan

permasalahan yang harus dihadapi terkait teknologi hasil pertanian (Purwanto,

2009: 16-17).

Secara umum permasalahan yang dihadapi adalah sifat produk pertanian

yang mudah rusak, produk yang tergantung dengan musim, dan kualitas produk

yang masih rendah. Hal ini yang menjadi teknologi pengolahan hasil pertanian

dirasa perlu untuk dapat dipasarkan serta dikonsumsi oleh masyarakat dan dapat

bersaing dengan pasar internasional. Adapun pengolahan hasil pertanian berupa

pembersihan, grading, pengepakan, serta pengolahan yang lebih modern sampai

pada produk turunan (Purwanto, 2009:17).


2.2 Pasca Panen Sayuran

Sayuran merupakan tanaman sayuran yang memiliki rentang usia relatif

cepat, umumnya usia tanaman sayuran tidak lebih dari satu tahun, biasanya bukan

tanaman tahunan. Terdapat beberapa contoh sayuran yang sering dijumpai sehari-

hari diantaranya kubis, wortel, kentang, buncis, daun sawi, petsai, kangkung,

bayam, dan sebagainya. Beberapa jenis bumbu dapur juga termasuk ke dalam jenis

tanaman sayuran (Muchtadi, 2008 :2).

Menurut Chailani (2006 :1), pascapanen merupakan tahapan kegiatan suatu

komoditi dari tahap pemanenan sampai pada tahapan akhir. Tahapan kegiatan

tersebut adalah pemanenan, sortasi, pengolahan, pengeringan, packing,

transportasi, pemasaran, dan penyimpanan. Selama proses pascapanen tersebut

terjadi, tentu adanya perubahan fisiologis yang terjadi pada tanaman.

Fisiologi pascapanen adalah proses yang terjadi pada tanaman setelah

dipanen. Proses fisiologi pascapanen terjadi karena masih terdapat unsur kimia dan

energi di dalamnya. Pada proses ini terjadi perubahan kearah kerusakan pada

tanaman. Kerusakan tanaman hortikultura baik tanaman sayuran maupun buah

terjadi kerusakan hampir 15-30% dari seluruh total hasil panen. Maka dari itu

selama proses fisiologi terjadi perlu adanya tindakan preventif agar tidak terjadi

kerusakan (Murdijati dan Swasti, 2018:1).

Kerusakan pascapanen tanaman sayuran karena masih terjadinya respirasi

dan transpirasi. Proses respirasi akan memacu produksi etilen sebagai metabolisme

tanaman, serta proses transpirasi mengeluarkan kandungan air pada tanaman.

Pencegahan kerusakan tanaman dengan cara menghambat laju respirasi dan

12
transpirasi. Salah satu caranya adalah melakukan pendinginan suhu rendah pada

tanaman serta proses kimiawi dengan memberikan inhibitor (Murdijati dan Swasti,

2018:1-2).

2.3 Definisi Studi Kelayakan Usaha

Menurut Nurmalina dkk. (2018:4) studi kelayakan usaha merupakan salah

satu analisis atau penelitian untuk mengetahui suatu kegiatan investasi memberikan

manfaat (benefit) apabila usaha tersebut berjalan. Sebagai investor dan lembaga

keuangan perlu adanya analisis studi kelayakan usaha sebagai salah satu dasar

keputusan untuk memberikan investasi kepada suatu usaha. Menjadi pertimbangan

para investor dan lembaga keuangan terkait seberapa besar manfaat (benefit) yang

akan didapat. Hal ini juga sebagai dasar penilaian apakah menerima suatu rencana

bisnis atau menolaknya, lalu apakah menghentikan suatu bisnis atau

melanjutkannya. Selain untuk para investor dan lembaga keuangan yang

memberikan modal kepada usaha tersebut, peran pemerintah juga sama pentingnya.

Pemerintah perlu menggunakan hasil analisis kelayakan bisnis ini sebagai salah

satu acuan apakah usaha tersebut memberikan dampak bagi masyarakat seperti

penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, peningkatan devisa negara, dan

penerimaan pajak..

Adapun tujuan dari studi kelayakan usaha menurut Kasmir (2006 dalam

Sobana 2018:142-143) adalah untuk menghindari adanya resiko kerugian pada

masa yang akan datang dengan tidak adanya kepastian. Dengan cara meramalkan

kondisi yang akan terjadi di masa depan. Dalam kata lain tujuan dari adanya studi

13
kelayakan usaha adalah dapat meminimalisir resiko yang akan terjadi. Lalu tujuan

selanjutnya adalah memudahkan perencanaan dalam aspek pengalokasian dana

usaha, waktu pelaksanaan usaha, lokasi usaha, orang yang melakukan usaha, cara

untuk melakukan usaha tersebut, mengetahui keuntungan dari usaha tersebut, dan

controlling usaha apabila terdapat penyimpangan dalam perjalanannya. Lalu

memudahkan untuk melakukan pelaksanaan usaha. Lalu memudahkan melakukan

controlling, dan memudahkan pengusaha melakukan pengendalian, pengawasan,

dan pelaksanaan untuk mengetahui adanya penyimpangan selama usaha berjalan.

Untuk melakukan suatu analisis kelayakan tentu melewati beberapa

langkah. Setiap langkah yang dilakukan tentu terdapat aspek penunjang analisis

kelayakan usaha untuk diamati, dihitung, dan dianalisis. Aspek tersebut saling

terikat satu sama lain untuk menghasilkan sebuah analisis yang baik. Berikut

beberapa pokok analisis non finansial diantaranya, aspek hukum, aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan operasi, aspek ekonomi dan sosial,

dan aspek dampak lingkungan hidup.

2.3.1 Aspek Hukum

Adanya aspek hukum tidak lain bertujuan untuk meneliti validitas,

kesempurnaan, dan orisinalitas dokumen yang dimiliki dari perusahaan itu sendiri.

Sebagai suatu perusahaan penting halnya untuk mengantongi izin dan menjalankan

segala persyaratan sebelum perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini akan berdampak

apabila syarat dan izin usaha tidak dikantongi oleh pemilik perusahaan. Dokumen

yang perlu ada saat melakukan penelitian adalah badan hukum, izin usaha yang

14
dimiliki, sertifikat lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut (Kasmir dan

Jakfar, 2016 :24-25).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:34-36) sebagai salah satu aspek hukum

dalam analisis kelayakan usaha adalah urutan prioritas dokumen. Dengan adanya

prioritas dokumen menandakan bahwa skala terpenting dokumen tersebut bagi

perusahaan sebagai aspek penelitian. Berikut dokumen yang akan diteliti sebagai

aspek hukum:

1. Bentuk Badan Usaha

Badan usaha yang sering ditemui di Indonesia adalah Perseroan Terbatas

(PT), Perseroan Komanditer (CV), Koperasi, Yayasan, dan Firma (Fa). Para

investor biasanya akan memberikan investasi kepada perusahaan besar, baik dari

segi modal maupun dari segi skala usahanya, yaitu Perseroan Terbatas (PT). Oleh

karena itu, perusahaan yang sering melakukan analisis kelayakan usaha adalah

Perseroan Terbatas (PT) karena pemberitaan PT sampai ke berita negara.

2. Bukti Diri

Terdiri dari kartu identitas pemilik usaha tersebut. Kartu identitas tersebut

biasanya dikeluarkan oleh kelurahan setempat. Bukti diri sebagai kartu identitas diri

biasanya adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP).

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Di Indonesia, setiap perusahaan harus melakukan pembuatan surat tanda

daftar perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya. Hal yang menjadi aspek

penelitian untuk Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah departemen teknis yang

mengeluarkan surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP), yaitu akta pendirian

15
perusahaan. Lembaga yang mengeluarkan surat tersebut adalah Departemen

Perindustrian dan Perdagangan.

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan salah satu aspek wajib bagi

pendirian suatu perusahaan. Hal ini dinilai penting karena sebagai suatu perusahaan

perlu melaksanakan kewajibannya untuk melakukan pembayaran pajak penjualan.

Dengan demikian pemerintah dapat penghasilan dari pajak perusahaan. Pengurusan

NPWP dilakukan bersamaan dengan pengurusan akta notaris perusahaan ke

Departemen Kehakiman.

5. Izin-izin Perusahaan

Penelitian terkait izin perusahaan penting dilakukan sesuai dengan bidang

usaha perusahaan tersebut. Berikut dokumen izin-izin perusahaan yang perlu diteliti

ke Departemen Teknis terkait adalah:

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), bagi perusahaan yang bergerak

dalam bidang perdagangan dari Departemen Perdagangan dan

Perindustrian.

b. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), bagi perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian.

c. Izin usaha tambang dari Departemen Pertambangan.

d. Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari Departemen Pariwisata Pos dan

Telekomunikasi.

e. Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari Departemen Kesehatan

f. Izin usaha peternakan dan pertanian dari Departemen Pertanian.

16
g. Izin domisili perusahaan dari Pemda setempat

h. Izin gangguan untuk usaha

i. Izin mendirikan bangunan (IMB), khusus untuk pembangunan gedung baru

atau untuk memperbaiki suatu gedung.

j. Izin tenaga kerja asing jika ada.

2.3.2 Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:44) pasar merupakan suatu kumpulan

pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. Pembeli nyata adalah

mereka yang memiliki keinginan, pendapatan, dan akses untuk suatu produk. Pada

kenyataannya pasar nyata adalah mereka yang pasti membeli produk tertentu.

Sedangkan pasar potensial adalah mereka yang memiliki keinginan untuk membeli,

namun akan melakukan transaksi apabila terdapat pendapatan dan akses untuk

memperoleh produk tersebut.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:47) sedangkan pemasaran adalah cara

yang dilakukan untuk menciptakan dan menjual produk kepada target pasar.

Pemasaran dilakukan dengan usaha menciptakan produk dan mempertukarkan

produk kepada pasar nyata dan pasar potensial. Proses penciptaan produk dilakukan

karena adanya permintaan pasar. Apabila proses penciptaan produk tidak

didasarkan atas permintaan pasar, akan terjadinya kesenjangan dalam penawaran

dan permintaan produk.

Hal ini sejalan dengan pendapat Nurmalina dkk. (2018:21) yang

mengatakan bahwa perkiraan jumlah permintaan produk yang tidak sesuai akan

menyebabkan kesenjangan permintaan produk. Baik kekurangan maupun kelebihan

17
permintaan akan menyebabkan proses bisnis dapat terhambat sehingga perusahaan

tidak dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Pemasaran bisnis dapat dikatakan

efisien adalah ketika produk yang dihasilkan diminati oleh pasar serta

menghasilkan jumlah penjualan yang efisien sehingga menghasilkan keuntungan

yang maksimum. Gambaran dalam proses usaha terkait pasar dan pemasaran suatu

usaha dapat diteliti sebagai berikut:

1. Permintaan, Perlu adanya proyeksi permintaan pasar baik menurut wilayah,

jenis konsumen, maupun perusahaan pengguna.

2. Penawaran, Perlu adanya proyeksi penawaran pasar baik dalam negeri

maupun penawaran dari luar negeri. Adapun faktor-faktor yang

memengaruhi penawaran yaitu jenis barang pesaing, kebijakan dari

pemerintah, dan sebagainya.

3. Harga, Perlu adanya perbandingan harga dengan barang-barang impor dan

produksi dalam negeri lainnya. Apakah terdapat kecenderungan perubahan

harga dan bagaimana pola tersebut.

4. Program pemasaran, Perlu melakukan strategi pemasaran yang akan

digunakan mencakup bauran pemasaran (marketing mix) dan identifikasi

siklus hidup produk (product life cycle).

5. Perkiraan penjualan yang akan dilakukan, Perlu mengetahui adanya market

share yang dikuasai oleh perusahaan.

Menurut Sobana (2018:201-205) terdapat beberapa aspek pasar dan

pemasaran yang perlu dianalisis diantaranya :

1. Daya serap pasar

18
Salah satu cara untuk mengetahui daya serap pasar dengan cara

mengidentifikasi permintaan pasar dengan tujuan untuk mengetahui selera

konsumen. Lalu mengidentifikasi penawaran dengan tujuan untuk mengetahui

peluang penawaran. Setelah itu mengidentifikasi market space yaitu peluang pasar

yang berasal dari selisih permintaan dengan penawaran. Kemudian market share

yaitu peluang pasar dengan para pesaing yang akan berkecimpung di bisnis yang

sama.

2. Penawaran yang ada

Untuk mengetahui penawaran yang akan ditawarkan kepada pasar perlu

diketahui pula terkait market share. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan

perusahaan menguasai pasar dan kedudukan perusahaan di pasar persaingan.

3. Kondisi pasar

Keadaan pasar dimana kondisi pasar sebagai salah satu hal dasar dalam

kegiatan proses pemasaran, diantaranya adalah rantai pemasaran, penetapan harga,

sistem pembayaran, biaya pemasaran, dan program pemasaran.

4. Faktor Persaingan

Hal ini perlu untuk diteliti karena faktor persaingan mengenai usaha yang

telah ada maupun usaha yang akan mendatang. Hal ini terkait dengan luas usaha,

teknologi yang digunakan, sumber modal, kebijakan yang digunakan, dan peran

dalam menguasai konsumen serta kelemahan dan kekurangan para pesaing.

2.3.3 Aspek Teknis

Menurut Nurmalina dkk. (2018:27) aspek teknis merupakan aspek yang

digunakan oleh perusahaan pada saat bisnis tersebut sudah selesai dibentuk. Hal ini

19
terkait mengenai proses pembangunan bisnis secara teknis dan bagaimana

mengoperasikannya. Dengan melakukan analisis teknis suatu usaha dapat

mengetahui rancangan awal termasuk biaya investasi dan biaya tambahan lainnya.

Berikut beberapa hal yang harus dicapai dalam penelitian aspek teknis :

1. Lokasi bisnis, Perlu mengetahui lokasi bisnis dimana usaha tersebut

dijalankan baik lokasi untuk pabrik maupun bukan pabrik.

2. Menentukan skala operasi/luasan produksi dengan tujuan untuk mencapai

suatu skala ekonomis.

3. Kriteria pemilihan mesin dan peralatan utama

4. Layout bangunan dan proses produksi serta layout fasilitas lainnya

5. Jenis teknologi yang digunakan sudah sesuai dengan keadaan sosial dimana

masyarakat dapat menerima dan menggunakan teknologi tersebut.

Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar (2016:152) menyatakan bahwa

aspek teknis merupakan aspek produksi. Analisis aspek teknis merupakan aspek

penting untuk dilakukan hal ini berkenaan dengan proses operasi perusahaan

kedepannya. Maka, apabila tidak dilakukan penelitian dengan tepat akan berakibat

fatal bagi perusahaan kedepannya. Aspek teknis menilai seberapa siap suatu

perusahaan untuk melakukan usaha dengan penilaian ketepatan lokasi, luas

produksi, layout, serta kesiapan teknologi yang digunakan.

Terdapat beberapa hal yang umumnya menjadi penilaian pada aspek teknis

diantaranya :

1. Perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk gudang, pabrik,

cabang, maupun kantor pusat.

20
2. Perusahaan menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi agar

dapat bekerja secara efisien.

3. Perusahaan menentukan teknologi yang tepat untuk menjalankan proses

produksi.

4. Perusahaan menentukan metode persediaan yang paling baik untuk

dijalankan.

5. Menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan.

2.3.4 Aspek Manajemen dan Organisasi

Untuk melakukan penelitian aspek manajemen dan organisasi merupakan

aspek yang cukup penting. Apabila suatu usaha dapat dikatakan layak, namun tidak

didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, maka suatu usaha tersebut

memiliki kemungkinan untuk gagal. Dengan adanya manajemen dan organisasi

yang baik tujuan perusahaan akan mudah dicapai dengan memenuhi tahapan dalam

proses manajemen (Kasmir dan Jakfar, 2016:168).

Menurut Hansen dan Mowen dalam Sobana (2018:157) mengemukakan

bahwa analisis manajemen dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan sumber

daya suatu perusahaan atau organisasi, lalu mengklasifikasikannya ke dalam

beberapa faktor. Sehingga dapat menentukan faktor kunci kesuksesan dan strategi

dalam mencapai tujuan perusahaan. Lalu memanfaatkan peluang untuk

memberikan manfaat yang lebih besar. Dengan melakukan analisis manajemen

bertujuan untuk menentukan faktor kunci kesuksesan, menentukan kelemahan

sebagai aspek untuk memperbaiki secara internal, dan menentukan ancaman dari

luar agar dapat diatasi oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan tetap

21
memiliki keunggulan untuk meraih peluang strategis. Sehingga, perusahaan dapat

memberikan manfaat lebih dan memuaskan stakeholder untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

2.3.5 Aspek Ekonomi dan Sosial

Aspek ekonomi dan sosial memiliki dampak positif dan negatif. Dampak

positif dan negatif itu sendiri dapat dirasakan oleh berbagai pihak diantaranya,

pengusaha itu sendiri, pemerintah, dan masyarakat. Secara khusus dampak positif

dari aspek ekonomi dan sosial dirasakan oleh masyarakat karena memberikan

peluang untuk meningkatkan pendapatan. Secara umum dampak positif dari aspek

ekonomi dan sosial dirasakan oleh pemerintah karena dapat memberikan

pendapatan bagi pemerintah pusat maupun daerah (Kasmir dan Jakfar, 2016:200).

2.3.6 Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Dalam melakukan suatu analisis kelayakan usaha perlu untuk menelaah

lebih lanjut terkait aspek dampak lingkungan hidup. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui dampak negatif dan positif yang terjadi pada lingkungan. Dampak yang

terjadi adalah perubahan lingkungan baik dalam bentuk fisik, kimia, biologi, dan

sosial (Kasmir dan Jakfar, 2016:212).

Tujuan dari analisis dampak lingkungan hidup adalah untuk memperkirakan

kemungkinan dampak yang terjadi pada suatu usaha. Adapun hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam melakukan analisis dampak lingkungan hidup adalah

mengidentifikasi seluruh rencana usaha, mengidentifikasi komponen lingkungan

hidup yang akan berdampak, mengevaluasi rencana usaha yang menimbulkan

22
dampak besar terhadap lingkungan, dan membuat RKL dan RPL (Kasmir dan

Jakfar, 2016:215-216).

2.4 Investasi

Investasi adalah sesuatu pengorbanan uang pada suatu usaha saat investasi

dimulai dengan mengharapkan pengembalian dengan tingkat keuntungan yang

diharapkan di masa yang akan datang. Melakukan investasi saat ini merupakan

suatu hal yang pasti digunakan sedangkan hasil yang akan diperoleh di masa yang

akan datang bersifat tidak pasti tergantung dengan kondisi di masa yang akan

datang. Terdapat dua jenis investasi yaitu investasi nyata (real investment) dan

investasi finansial (financial investment). Investasi nyata adalah investasi berupa

harta tetap seperti tanah, bangunan, peralatan, dan mesin. Sedangkan investasi

finansial adalah investasi dalam bentuk kontrak seperti saham dan obligasi,

sertifikat deposito, dan surat berharga lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2016:5).

2.4.1 Kegiatan Investasi

Kegiatan investasi dilaksanakan pasti menggunakan modal yang cukup

besar. Penggunaan modal biasanya dilakukan untuk mendanai modal investasi dan

modal operasional. Sumber dana yang digunakan untuk melakukan kegiatan

investasi terdiri dari modal pribadi, modal asing, atau modal yang diperoleh dari

keduanya. Suatu perusahaan memutuskan untuk memilih modal berdasarkan

kebutuhan modal dan kebijakan perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2016:90).

Pengeluaran saham yang dilakukan oleh perusahaan baik secara tertutup

yaitu kepemilikan saham hanya internal perusahaan maupun terbuka yaitu menjual

23
saham kepada masyarakat merupakan modal yang berasal dari modal pribadi.

Adapun modal yang berasal dari modal pribadi adalah setoran dari pemegang

saham, cadangan laba, dan laba yang belum dibagi. Sedangkan Modal asing adalah

dana yang berasal dari pinjaman oleh pihak diluar perusahaan. Dana yang berasal

dari pinjaman dikenai biaya administratif, biaya provinsi, biaya komisi, dan bunga

yang besarnya relatif. Adapun sumber modal pinjaman diantaranya pinjaman dari

bank, pinjaman dari lembaga keuangan, dan pinjaman dari perusahaan non bank

(Kasmir dan Jakfar, 2016:91-92).

2.4.2 Penyusutan

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016: 96) penyusutan dilakukan untuk

mengetahui nilai ekonomis suatu investasi yang susut tiap tahunnya. Perhitungan

tersebut dapat diketahui dengan cara membandingkan antara nilai investasi dengan

umur ekonomis suatu investasi. Perumusan dari penyusutan sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = ……. (1)
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

2.5 Struktur Biaya

Menurut Sugiyanto dan Romadhina (2020:68) biaya dapat dibagi menjadi

tiga konsep yaitu biaya alternatif (opportunity cost), biaya ekonomi (economic

cost), dan biaya akuntansi (accounting cost). Menurut beberapa ahli menyebutkan

bahwa konsep biaya yang terpenting adalah konsep biaya biaya alternatif dan biaya

ekonomi. Hal ini dikarenakan dengan keterbatasan sumber daya dibutuhkan untuk

keputusan yang tepat untuk melakukan suatu produksi dan memiliki alternatif

keputusan lain untuk produksi.

24
Menurut Rahardja dan Manurung (2006:133-134) biaya dalam ilmu

ekonomi merupakan biaya kesempatan (opportunity cost). Dalam konsep biaya

kesempatan terdapat biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit merupakan

biaya yang biasanya menjadi bahan laporan keuangan perusahaan karena biaya

yang dikeluarkan terlihat. Biasanya biaya eksplisit merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk menunjang produksi. Diantaranya adalah biaya variabel dan

biaya tetap. Sedangkan biaya implisit adalah biaya kesempatan (opportunity cost)

yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila perusahaan tidak menggunakannya

untuk pendapatan perusahaan. Perumusan dari total biaya sebagai berikut:

TC = FC + VC ……. (2)

Keterangan :

TC : Total Cost
FC : Fix Cost
VC : Variable Cost

2.5.1 Kas Keluar (Outflow)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:99) outflow biasa juga disebut sebagai

kas keluar. Kas keluar merupakan estimasi dari biaya yang dikeluarkan dalam suatu

periode. Biaya tersebut terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel.

Outflow (kas keluar) dapat dihitung dengan cara menjumlahkan biaya investasi,

biaya tetap, dan biaya variabel dalam suatu periode. Berikut perumusan outflow

(kas keluar) sebagai berikut:

Outflow = IC + FC + VC ……. (3)

Keterangan :

IC : Investment Cost
FC : Fix Cost

25
VC : Variable Cost

2.5.2 Kas Masuk (Inflow)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:99) inflow biasa juga disebut sebagai kas

masuk. Kas masuk merupakan estimasi dari pendapatan dan investasi dalam suatu

periode. Inflow (kas masuk) dapat dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan

dan investasi. Berikut perumusan inflow (kas masuk) sebagai berikut:

Inflow = Pendapatan + Investasi …….(4)

2.5.3 Kas Bersih (Proceed)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:95) kas bersih merupakan aliran kas suatu

perusahaan mulai dari investasi berlaku sampai dengan investasi berakhir. Aliran

kas merupakan estimasi pendapatan dan biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu

periode. Kas bersih (proceed) dapat dihitung dengan cara menghitung laba setelah

pajak ditambah penyusutan. Adapun perumusan kas bersih (proceed) sebagai

berikut:

Proceed : EAT + Penyusutan ……. (5)

Keterangan :

Proceed : Kas Bersih

EAT : Earning After Tax

Dengan kriteria kelayakan, apabila hasil kas bersih menghasilkan laba

positif dan tidak menghasilkan kerugian (laba negatif). Terdapat beberapa

komponen untuk menghasilkan kas bersih (proceed). Adapun komponen tersebut

dapat dilihat pada Tabel 2.

26
Tabel 2. Komponen Kas Bersih (Proceed)
No Komponen Nilai
1 Inflow (1) = (1a+1b)
a. Investasi (1a)
b. Pendapatan (1b)
2 Outflow (2) = (2a) + (2b) + (2c)
a. Biaya Investasi (2a)
b. Biaya Tetap (2b)
c. Biaya Variabel (2c)
3 Laba Sebelum Pajak (3)
4 Pajak (4)
5 Laba Setelah Pajak (5) = (3) - (4)
6 Penyusutan (6)
7 Kas Bersih (Proceed) (7) = (5) + (6)
Sumber: Kasmir dan Jakfar (2016:99)

2.6 Analisis Kelayakan Finansial

Perhitungan analisis kelayakan finansial tentu membutuhkan beberapa hal

penting untuk menunjang komponen analisis. Dengan dibuatnya aliran kas

perusahaan, kemudian dinilai kelayakan tersebut apakah investasi yang dilakukan

layak atau tidak layak untuk dijalankan. Adapun alat ukur untuk menentukan

kelayakan finansial adalah Proceed (Kas Bersih), Net Present Value (NPV), Net

Benefit Cost Rasio (Net B/C Rasio), Internal Rate of Return (IRR), Break Even

Point (BEP), Payback Period (PP), dan Return Of Investment (ROI). Adapun

penjelasan dari alat ukur kelayakan finansial sebagai berikut:

2.6.1 Net Present Value

Menurut Sobana (2018:171-172) net present value merupakan metode

untuk mengevaluasi proyek dengan menggunakan present value (nilai saat ini).

Menurut James Van Hornen dalam Sobana (2018 :171) menyatakan bahwa NPV

sebagai “the present value is a discounted cash flow approach to capital budgeting.

27
With the present value method all cash are discounted to present value using

required rate of return”.

Menurut Soetriono (2006) dalam Zulfiqoh (2017: 31-32) kriteria suatu

keputusan investasi dengan menggunakan metode NPV. NPV adalah nilai sekarang

yang dihasilkan dari selisih antara manfaat dan biaya pada discount rate tertentu.

Perumusan dari nilai NPV dapat dilihat dibawah ini.


𝐵𝑡−𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑛𝑡=0 (1+𝑖)𝑡 ……. (6)

Keterangan :

NPV : Net Present Value


Bt : Benefit Pada Tahun ke-t
Ct : Biaya Pada Tahun ke-t
n : Periode Waktu
i : Tingkat Suku Bunga yang berlaku

Dengan kriteria hasil yaitu,

1. NPV > 0, maka usaha dapat dikatakan kayak

2. NPV < 0, maka usaha dapat dikatakan tidak layak

2.6.2 Analisis Rasio Keuntungan Atas Biaya (B/C Ratio)

Analisis B/C ratio merupakan analisis perbandingan antara keuntungan dan

biaya. B/C ratio adalah perbandingan nilai selisih biaya manfaat yang positif dan

negatif. Analisis B/C ratio ini pada prinsipnya sama dengan nilai R/C ratio, hanya

saja analisis B/C ratio data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat

(Soekartawi, 2016:88)

Menurut Pasaribu (2012) dalam Zulfiqoh (2017: 32) B/C rasio adalah

perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. B/C rasio tersebut

28
menjelaskan besaran manfaat yang akan diperoleh dari besaran biaya yang

dikeluarkan. Perumusan dari B/C rasio dapat dilihat di bawah ini.


𝐵𝑡+𝐶𝑡
∑𝑡=𝑛
𝑡=0 (1+𝑖)𝑡
𝑁𝑒𝑡 𝐵/𝐶 = 𝑡=𝑛 𝐵𝑡−𝐶𝑡 ……. (7)
∑𝑡=0
(1+𝑖)𝑡

Keterangan :

t : umur proyek

Dengan kriteria hasil yaitu,

1. Net B/C rasio > 1, suatu usaha dapat dikatakan layak

2. Net B/C rasio < 1, suatu usaha dapat dikatakan layak

3. Net B/C rasio = 1, suatu usaha dalam kondisi titik impas atau tidak

mengalami keuntungan maupun kerugian

2.6.3 Internal Rate of Return (IRR)

Kriteria Internal Rate of Return (IRR) adalah satu angka yang menunjukan

persentase keuntungan yang dapat diperoleh setiap tahun dari suatu investasi

selama umur investasi. Dalam penentuan kelayakan investasi, indikator IRR ini

dibandingkan dengan tingkat bunga uang yang berlaku di bank karena tingkat

bunga simpanan di bank merupakan biaya imbangan (opportunity cost) dari dana

yang diinvestasikan tersebut (Padangaran, 2013:156).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:105-106) Internal Rate of Return (IRR)

merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Perhitungan

IRR dapat dibedakan dengan dua cara yaitu dengan melakukan perhitungan nilai

NPV yang sudah tersedia dan melakukan perhitungan trial and error dengan

menghitung NPV terlebih dahulu. Perumusan dari IRR dapat dilihat di bawah ini.

29
𝑁𝑃𝑉
1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + 𝑁𝑃𝑉 −𝑁𝑃𝑉 𝑥(𝑖2 − 𝑖1 ) ……. (8)
1 2

Keterangan :

𝐼1 : tingkat suku bunga 1 (tingkat discount factor rate yang


menghasilkan NPV 1)
𝐼2 : tingkat suku bunga 2 (tingkat discount factor rate yang
menghasilkan NPV 2)
𝑁𝑃𝑉1 : Net Present Value 1
𝑁𝑃𝑉2 : Net Present Value 2

Dengan kriteria hasil yaitu,

1. Usaha layak atau menguntungkan apabila nilai IRR > DR

2. Usaha tidak layak atau tidak menguntungkan apabila nilai IRR < DR

3. Usaha tidak mengalami kerugian maupun keuntungan apabila IRR = DR

2.6.4 Analisis Break Even Point (BEP)

Menurut Hariyani (2018:81) mengatakan bahwa analisis titik impas adalah

suatu titik atau kondisi dimana jumlah pendapatan penjualan sama dengan jumlah

biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain perusahaan tidak mengalami keuntungan

dan tidak mengalami kerugian. Oleh karena ini apabila perusahaan ingin

meningkatkan keuntungan dapat memproduksi di atas titik impas, sehingga

perusahaan mendapatkan keuntungan.

Menurut Padangaran (2013:93) analisis Break Even Point adalah analisis

titik pulang pokok yang menggunakan teknik analisis untuk menghitung jumlah

volume produksi, sebuah usaha akan mencapai titik di mana penerimaan sama

dengan total modal yang digunakan. Setiap usaha harus berproduksi di atas dari

volume produksi titik pulang pokok agar suatu usaha dapat tetap beroperasi. Oleh

karena itu besarnya hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh besar kecilnya

30
biaya variabel agar titik pulang pokok tercapai atau bahkan melampaui. Perumusan

dari BEP dapat dilihat di bawah ini.


𝑇𝐶
BEP Produksi (Unit) = ……. (9)
𝑃

Keterangan :

TC : Total Cost
P : Price
𝑇𝐶
BEP Harga (Rp/Unit) = 𝑇𝑆 ……. (10)

Keterangan :

TS : Total Sale

2.6.5 Payback Period

Payback Period adalah suatu Period yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain

payback Period merupakan rasio antara pengeluaran investasi dengan cash inflow

yang hasilnya merupakan satuan waktu (Umar, 2005:197).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:101) mengemukakan bahwa metode

payback Period merupakan teknik penilaian jangka waktu pengembalian investasi

suatu usaha. Perhitungannya dapat dilihat dari perhitungan kas bersih setiap tahun.

Nilai kas bersih berasal dari penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan

penyusutan. Perumusan dari payback periode dapat dilihat di bawah ini.

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ……. (11)
𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ/ 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

Dengan kriteria kelayakan yaitu,

1. Suatu usaha layak dijalankan apabila nilai payback period lebih kecil dari

umur investasi

31
2. Suatu usaha tidak layak dijalankan apabila nilai payback period lebih besar

dari umur investasi

2.6.6 Analisis Return Of Investment (ROI)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:142) return of investment adalah rasio

dari hasil atas jumlah aset yang digunakan oleh perusahaan atau suatu ukuran

efisiensi manajemen. Rasio ini biasanya dalam bentuk persentase yang menunjukan

hasil dari aset yang dikendalikan dengan mengabaikan sumber pendanaan. Tujuan

dari analisis ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari keseluruhan operasional

perusahaan dan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal sendiri

maupun modal pinjaman. Semakin kecil tingkat persentasenya maka dinilai tidak

efektif, begitupun sebaliknya. Perumusan ROI dapat dilihat dibawah ini:


𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
ROI =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 ……. (12)

Keterangan :

ROI : Return Of Investment

Dengan kriteria hasil yaitu, usaha layak untuk dijalankan apabila nilai

persentase rasio ROI bernilai positif.

2.7 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)

Menurut Padangaran (2013:159) bahwa harga input dan hasil produksi atau

harga hasil produksi yang mudah berubah pada periode tertentu sebagai akibat dari

kondisi alam atau perkembangan ekonomi dunia.

Menurut Gittinger 1986 dalam Susilowati dan Kurniati (2018 :106)

mengemukakan bahwa Analisis sensitivitas adalah suatu analisis yang digunakan

32
untuk melihat adanya pengaruh dari beberapa perubahan suatu keadaan. Perubahan

yang kerap terjadi di suatu kegiatan pada sektor pertanian terdapat empat faktor

utama yaitu perubahan harga jual produk, pelaksanaan usaha yang terlambat,

adanya kenaikan biaya dan perubahan volume produksi Analisis sensitivitas

biasanya dilakukan dengan mencari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya

dan manfaat yang masih memenuhi kriteria kelayakan minimum dan maksimum

nilai NPV sama dengan nol, nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga, dan Net

B/C ratio sama dengan satu (ceteris paribus).

2.8 Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian serupa yang berkaitan dengan penelitian ini yang dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Penelitian Yanti (2014) dengan judul Studi Kelayakan dan Evaluasi

Keuangan Usaha Sayuran Fresh Cut Pada PT Sayuran Siap Saji Kabupaten

Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis

kelayakan aspek non finansial dan finansial dari usaha sayuran fresh cut PT

Sayuran Siap Saji, menganalisis kepekaan analisis switching value dari

usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji, dan menganalisis perbedaan

prediksi dan realisasi finansial dari usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap

Saji. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk analisis

non finansial, kriteria investasi adalah NPV, IRR, Net B/C, dan Payback

Period, analisis switching value, dan perhitungan statistik uji-t (T-test) untuk

mengevaluasi keuangan. Hasil analisis mengatakan layak untuk

33
dilaksanakan baik analisis finansial dan non finansial. Sedangkan analisis

Switching value tidak layak. Lalu untuk evaluasi keuangan menghasilkan

tidak ada perbedaan yang signifikan.

2. Penelitian Febrianto (2019) dengan judul Analisis Kelayakan Finansial

Usaha Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang Di Dafu Darm, Depok, Jawa

Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar

biaya dan pendapatan usaha, menganalisis pendapatan dan kelayakan

finansial usaha, dan menganalisis besar kenaikan biaya dan penurunan harga

jual yang dapat ditoleransi (analisis sensitivitas). Adapun hasil dari

penelitian ini adalah usaha benih ikan lele sangkuriang Dafu Farm dapat

dikatakan layak dan menguntungkan apabila dijalankan kedepannya.

3. Penelitian Manalu dan Bangun (2020) dengan judul Analisis Kelayakan

Finansial Selada Keriting dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus PT Cifa

Indonesia). Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis

kelayakan finansial dan analisis switching value. Metode penelitian yang

dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis kelayakan usaha

berdasarkan analisis laba rugi serta analisis arus kas dan menggunakan

analisis switching value. Adapun hasil dari analisis kelayakan finansial

penelitian ini layak untuk dilakukan suatu usaha. Berdasarkan analisis

switching value layak untuk dijalankan.

4. Penelitian Hakim (2020) dengan judul penelitian adalah Analisis Kelayakan

Budidaya Pembesaran Lele (Studi Kasus Di Pokdakan Proteina Mandiri).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pola usaha budidaya,

34
menganalisis kelayakan usaha budidaya dari aspek non finansial,

menganalisis kelayakan finansial. Adapun hasil dari penelitian ini adalah

pada aspek non finansial dan finansial adalah layak untuk dilaksanakan.

Adapun hasil analisis sensitivitas dengan metode switching value terdapat

perubahan variabel yang dianggap cukup berpengaruh terhadap kelayakan

usaha yaitu kenaikan biaya operasional dan perawatan serta penurunan hasil

produksi.

Pada penelitian ini tentu terdapat persamaan dan perbedaan dengan

penelitian terdahulu. Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian ini dengan

penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2. dijelaskan terkait

penulis, judul, persamaan, dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu.

Tabel 3. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu


No Judul Persamaan Perbedaan
1. Studi Kelayakan dan - Subjek Penelitian : -Subjek Penelitian :
Evaluasi Keuangan PT. Sayuran Siap Saji usaha sayuran segar
Usaha Sayuran Fresh -Objek Penelitian : -Metode penelitian :
Cut Pada PT Sayuran Kelayakan Usaha aspek hukum, aspek
Siap Saji Kabupaten -Metode Penelitian : ekonomi dan sosial,
Bogor (Yanti, 2014) aspek pasar dan aspek amdal, Kas
pemasaran, aspek Bersih (Proceed),
teknis dan teknologi, BEP, ROI
aspek organisasi dan
manajemen,
penggunaan metode
NPV, B/C Rasio,
IRR, dan Payback
Period, dan analisis
Switching value
2. Analisis Kelayakan -Objek Penelitian : -Subjek Penelitian:
Finansial Usaha Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan
Pembenihan Ikan Lele -Metode penelitian : Lele Sangkuriang di
Sangkuriang Di Dafu NPV, IRR, B/C Dafu Farm
Darm, Depok, Jawa Rasio, BEP, Payback -Metode penelitian :
Period Aspek non finansial,

35
Barat (Febrianto, Analisis
2019) penerimaan, R/C
rasio, ROI, Kas
Bersih (Proceed),
Analisis Sensitivitas

3. Analisis Kelayakan -Objek Penelitian : -Subjek Penelitian :


Finansial Selada Analisis Kelayakan Selada Keriting
Keriting dengan Finansial Hidroponik di PT
Sistem Hidroponik -Metode Penelitian: Cifa Indonesia
(Studi Kasus PT Cifa NPV, Net B/C Rasio, -Metode Penelitian :
Indonesia) (Manalu IRR, Payback Period, Aspek non
dan Bangun, 2020) dan analisis Switching Finansial, Gross
Value B/C, Kas Bersih
(Proceed), ROI

4. Analisis Kelayakan -Objek Penelitian : -Subjek Penelitian:


Budidaya Pembesaran Analisis Kelayakan Budidaya
Lele (Studi Kasus Di Usaha Pembesaran Lele di
Pokdakan Proteina -Metode Penelitian : Pokdakan Proteina
Mandiri) (Hakim, Aspek Non Finansial, -Metode Penelitian :
2020) NPV, Net B/C Rasio, Kas bersih
IRR, Payback Period (Proceed), Analisis
Sensitivitas, ROI

2.9 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha sayuran fresh

cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji. Analisis kelayakan usaha dilakukan

dengan perhitungan kas bersih, analisis kelayakan non finansial, analisis kelayakan

finansial, dan analisis switching value PT. Sayuran Siap Saji.

Perhitungan kas bersih diperoleh dari perhitungan laba bersih setelah pajak

ditambah penyusutan. Lalu analisis kelayakan non finansial dilakukan secara

kualitatif dengan diperolehnya data dan informasi dengan cara analisis deskriptif

yang terdiri dari enam aspek yaitu, aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek

36
teknis, aspek organisasi dan manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek

dampak lingkungan hidup. Analisis kelayakan finansial mencakup perhitungan Net

Present Value (NPV), B/C Rasio, Internal Rate of Return (IRR), Break Even Point

(BEP), Payback Period (PP), dan Return Of Investment (ROI). Selain itu, penelitian

ini juga menggunakan analisis switching value dengan cara menghitung persentase

maksimum toleransi untuk kenaikan biaya produksi dan maksimum toleransi untuk

penurunan harga jual. Batas maksimum tersebut diperoleh dengan cara trial and

error sampai menghasilkan nilai NPV=0 dalam bentuk persentase. Apabila

persentase tersebut menghasilkan nilai NPV<0 maka usaha tersebut dapat

dikatakan tidak layak.

Hasil dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut

dapat dikatakan layak atau tidak. Dilihat dari hasil atas analisis tersebut, PT.

Sayuran Siap Saji dapat mengevaluasi usahanya apabila usaha tersebut tidak layak

serta mendapatkan rekomendasi terhadap usahanya apabila usaha tersebut layak.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka gambaran kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

37
Usaha Sayuran Segar PT.
Sayuran Siap Saji

Usaha berjalan 10 tahun

Studi Kelayakan Usaha

Analisis Non Analisis Analisis


Finansial Finansial Switching
Value

Investasi
1. Aspek Pasar Penyusutan
dan Pemasaran Struktur Biaya
2. Aspek Teknis Kas Bersih (Proceed)
3. Aspek NPV (Net Present Value)
Organisasi dan B/C ratio
Manajemen IRR (Internal Rate of Return)
4. Aspek Hukum BEP (Break Even Point)
5. Aspek Sosial Payback Period
dan Ekonomi ROI (Return OF Investment)
6. Aspek Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)
AMDAL

Layak / Tidak
Layak

Rekomendasi dan Evaluasi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

38
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

PT. Sayuran Siap Saji sebagai lokasi penelitian yang beralamat di Jl. Cikopo

Selatan, No.134, Sukamanah, Megamendung, Bogor, Jawa Barat, 16770.

Penentuan lokasi ini dilakukan secara purposive (dengan sengaja), karena

perusahaan sudah berdiri selama 10 tahun sehingga perlu dilakukan evaluasi terkait

kelayakan investasi secara finansial maupun non finansial. Pengumpulan data

dilaksanakan selama tiga bulan terhitung mulai Oktober 2021- Desember 2021.

3.2 Sumber, Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Sumber data primer diperoleh dari wawancara dan observasi pada tahun

2021 di PT Sayuran Siap Saji. Jenis data yang digunakan merupakan data kualitatif

dan kuantitatif. Menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendapatkan data

secara deskriptif seperti gambaran umum perusahaan meliputi sejarah perusahaan,

kegiatan usaha, manajemen pengawasan karyawan, sarana dan prasarana, layout

perusahaan, dan dampak usaha terhadap masyarakat dan lingkungan. Sedangkan

data kuantitatif digunakan untuk menghitung analisis kelayakan finansial. Untuk

memenuhi data primer dalam penelitian ini diajukan beberapa pertanyaan yang

telah tersedia pada Lampiran 1. Sedangkan untuk data sekunder menggunakan time

series sekunder tahun 2011-2020 terkait biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,

dokumen perusahaan, literatur yang menunjang penelitian ini yang bersumber dari
data Badan Pusat Statistik, buku-buku terkait, website resmi Kementerian

Pertanian, Kelurahan kabupaten Bogor, website resmi PT Sayuran Siap Saji, serta

penelitian terdahulu dan jurnal terkait. Analisis finansial dilakukan pengolahan data

menggunakan alat bantu berupa software komputer melalui program microsoft

excel 2010.

Metode pengumpulan data yang digunakan berdasarkan sumber yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara wawancara yaitu metode yang

dilakukan dengan cara sistem tanya jawab secara lisan maupun tulisan

menggunakan aplikasi WhatsApp terhadap narasumber yang dilakukan oleh

pewawancara yaitu Adenida Maulydia Ramadhina sebagai mahasiswa yang

melakukan penelitian ini. Narasumber tersebut adalah HRD PT. Sayuran Siap Saji

yaitu ibu Linda. Alasan memilih narasumber tersebut karena seluruh data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia pada narasumber tersebut. Lalu

pewawancara mendapatkan informasi terkait seluruh biaya dan penerimaan, serta

aspek analisis non finansial. Adapun pedoman wawancara pada penelitian ini

terdapat pada Lampiran 1.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan

mencermati suatu objek penelitian yaitu aspek kelayakan non finansial terkait

dengan aspek teknis, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek dampak lingkungan

hidup (AMDAL). Lalu dilakukan pencatatan terkait hasil observasi tersebut.

40
Pencatatan yang dilakukan adalah terkait lokasi usaha, luas lokasi usaha, fasilitas

transportasi, teknologi yang digunakan PT Sayuran Siap Saji, dan Layout PT

Sayuran Siap Saji. Pencatatan juga dilakukan untuk mengetahui dampak yang

diberikan PT Sayuran Siap Saji kepada masyarakat sekitar, baik dalam aspek sosial,

ekonomi, maupun lingkungan hidup. Observasi ini bertujuan untuk mengamati

kondisi lingkungan hidup sekitar PT Sayuran Siap Saji. Apakah terdapat dampak

negatif atau dampak positif terhadap lingkungan sekitar.

3. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari beberapa

sumber untuk menunjang data sekunder pada penelitian ini. Beberapa studi literatur

dapat diperoleh dari buku, jurnal, penelitian terdahulu, serta bahan bacaan lain yang

terkait dengan penelitian ini.

3.3 Metode Analisis Kelayakan Non Finansial

Kaitannya dengan melakukan analisis kelayakan usaha tentu terdapat aspek

analisis yang perlu diteliti dalam analisis kelayakan non finansial. Aspek tersebut

saling berkaitan satu sama lain sehingga akan menghasilkan hasil analisis yang

baik. Beberapa aspek tersebut yaitu aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran,

aspek teknis, aspek organisasi dan manajemen, aspek sosial dan ekonomi, dan

aspek dampak lingkungan hidup.

3.3.1 Aspek hukum

Menganalisis aspek hukum mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:24)

terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu keabsahan dokumen,

41
kesempurnaan dokumen, dan keaslian dokumen tersebut. Hal ini dapat mengacu

pada badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah yang dimiliki, atau

dokumen lain yang mendukung kegiatan usaha tersebut. Analisis aspek hukum

dilakukan dengan cara teliti dan cermat dengan mencari sumber-sumber informasi

yang jelas sampai ke tangan yang berkompeten untuk mengeluarkan surat yang

hendak diteliti. Tujuan penelitian aspek hukum adalah untuk mengetahui apakah

PT. Sayuran Siap Saji memenuhi kriteria kelayakan usaha aspek hukum. Adapun

kriterianya adalah memiliki badan hukum, memiliki izin atas usaha, dan status

tanah tempat didirikannya PT. Sayuran Siap Saji.

Adapun indikator kelayakan dari aspek hukum yaitu:

1. Memiliki Surat Izin Usaha

2. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan

3. Memiliki Badan Hukum

3.3.2 Aspek Pasar dan Pemasaran

Menganalisis aspek pasar dan pemasaran mengacu pada Kasmir dan Jakfar

(2016:41) perlu adanya hal-hal yang harus diperhatikan yaitu ketersediaan pasar,

kapasitas pasar, potensi pasar, dan tingkat market share. Analisis pasar dan

pemasaran dilakukan dengan memperoleh data kondisi pasar yang akan dijangkau.

Setelah mengetahui jangkauan pasar barulah pemasar membuat peramalan

permintaan pasar untuk sekarang dan di masa yang akan datang.

Analisis aspek pasar dan pemasaran ini dilakukan untuk mengetahui berapa

kapasitas pasar yang dapat dijangkau, struktur pasar, dan peluang pasar yang ada.

Untuk dapat mengetahui dari tujuan analisis aspek pasar dan pemasaran tentu harus

42
mengetahui posisi PT. Sayuran Siap Saji pada strategi pemasaran, yaitu segmentasi,

target, dan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan PT

Sayuran Siap Saji dilihat dari sisi bauran pemasarannya diantaranya 4P (Price,

People, Product, Place) dan apakah PT. Sayuran Siap Saji memenuhi kriteria

kelayakan usaha. Adapun kriteria kelayakan aspek pasar dan pemasaran adalah

kapasitas pasar yang dijangkau, struktur pasar yang seperti apa, peluang pasar,

harga yang bersaing, dan prospek pasar.

Adapu indikator kelayakan dari aspek pasar dan pemasaaran yaitu:

1. Produk yang dihasilkan dapat bersaing

2. Harga jual dapat bersaing

3. Promosi yang dilakukan dinilai efektif

4. Saluran distribusi yang dilakukan sudah tepat

5. Tersedianya pangsa pasar

6. Tempat yang ditentukan sesuai

3.3.3 Aspek Teknis

Dilakukannya analisis aspek teknis mengacu pada Kasmir dan Jakfar

(2016:150) bertujuan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan

usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiapan

peralatan atau mesin yang akan digunakan. Dengan menganalisis aspek teknis PT.

Sayuran Siap Saji dilakukan secara deskriptif hasil observasi lokasi usaha, luas

lokasi usaha, fasilitas transportasi yang tersedia, teknologi yang digunakan, skala

produksi, peralatan yang digunakan, kapasitas produksi, ketersediaan bahan baku,

43
layout PT Sayuran Siap Saji, dan proses produksi. Analisis aspek teknis dapat

dikatakan layak apabila dapat memenuhi kriteria di atas.

Adapu indikator kelayakan dari aspek teknis yaitu:

1. Penentuan lokasi yang tepat

2. Perolehan bahan baku yang mudah

3. Bahan baku yang digunakan sesuai standar

4. Jumlag tenaga kerja sudah sesuai

5. Tenaga kerja sudah sesuai prosedur

a. Menggunakan masker

b. Menggunakan penutup kepala

c. Memakai pakaian produksi

d. Menggunakan sarung tangan

6. Peralatan yang digunakan sudah sesuai

7. Skala produksi 100%

3.3.4 Aspek Manajemen dan Organisasi

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:168-169) fungsi manajemen terdiri

dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perlu adanya

kajian lebih lanjut terkait fungsi manajemen yang ada di PT Sayuran Siap Saji.

Apakah selama 10 tahun berjalannya usaha sudah sesuai dengan tugas dan pokok

masing masing jabatan. Analisis ini dilakukan secara kualitatif dengan melihat

apakah sudah sesuai aktivitas perusahaan yang berjalan saat ini dengan fungsi

manajemen. Analisis ini juga dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tenaga

kerja yang bekerja di PT Sayuran Siap Saji sudah sesuai dengan fungsi manajemen

44
itu sendiri. Apabila fungsi manajemen tersebut dijalankan dengan baik, maka PT

Sayuran Siap Saji dapat dikatakan layak menurut aspek manajemen dan organisasi.

Adapun kriteria kelayakan aspek manajemen dan organisasi adalah perencanaan

PT. Sayuran Siap Saji sesuai target, terdapat manajemen sumberdaya manusia yang

baik di PT. Sayuran Siap Saji, memiliki struktur organisasi yang baik, dan memiliki

manajemen pelaksanaan serta pengawasan yang baik.

Adapu indikator kelayakan dari aspek manajemen dan organisasi yaitu:

1. Terlaksananya tugas, pokok, dan porsi masing-masing jabatan

2. Terlaksananya fungsi manajemen

3. Memiliki struktur organisasi

3.3.5 Aspek Ekonomi dan Sosial

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:200) suatu usaha pasti memberikan

dampak positif maupun negatif bagi berbagai pihak, baik perusahaan itu sendiri,

masyarakat, dan pemerintah. Analisis aspek ekonomi dan sosial bertujuan untuk

mengetahui apakah PT Sayuran Siap Saji memberikan dampak positif atau dampak

negatif bagi masyarakat sekitar maupun bagi pemerintah. Dengan adanya analisis

aspek ekonomi dan sosial juga dapat mengetahui seberapa besar dampak positif

yang diberikan oleh PT Sayuran Siap Saji kepada berbagai pihak. Dengan harapan

dampak positif yang diberikan lebih besar dari dampak negatifnya. Kriteria

kelayakan usaha menurut aspek ekonomi dan sosial adalah PT. Sayuran Siap Saji

memberikan dampak positif lebih banyak daripada dampak negatif yang diberikan,

baik itu untuk PT. Sayuran Siap Saji sendiri, masyarakat sekitar, maupun

pemerintah.

45
Adapu indikator kelayakan dari aspek ekonomi dan sosial yaitu:

1. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat

2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan baik sehingga tidak memberikan

dampak ekonomi bagi masyarakat

3. Tidak menciptakan konfllik disekitar masyarakat

4. Tidak menciptakan perubahan sosial dilihat dari sikap dan pengambilan

keputusan diantara masyarakat dengan perusahaan

5. Tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat

3.3.6 Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:213) aspek lingkungan hidup

merupakan salah satu aspek penting dalam pengkajian kelayakan usaha. Hal ini

perlu dianalisis lebih lanjut terkait dampak lingkungan yang timbul. Analisis ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah usaha sayuran PT Sayuran Siap

Saji memberikan dampak negatif kepada lingkungan hidup. Apabila PT. Sayuran

Siap Saji layak untuk dijalankan, dampak positif yang diberikan oleh PT. Sayuran

Siap Saji kepada lingkungan lebih besar daripada dampak negatif yang diberikan.

Adapu indikator kelayakan dari aspek amdal yaitu:

1. Pembuangan limbah cari tidak mencemari lingkungan

2. Pembuangan limbah padat dapat di daur ulang

3. Tidak menghasilkan limbah yang menyebabkan perubahan kesuburan tanah

4. Tidak menghasilkan limbah yang memberikan polusi udara

5. Tidak menghasilkan limbah yang memberikan polusi suara

46
3.4 Investasi dan Penyusutan

3.4.1 Investasi PT. Sayuran Siap Saji

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar ( 2016:5) investasi merupakan salah satu

bentuk pemberian berupa modal pada suatu usaha dengan mengharapkan

pengembalian dengan tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan

datang. Investasi terbagi atas dua jenis yaitu investasi nyata dan investasi finansial.

PT Sayuran Siap Saji memperoleh investasi sebagai modal berjalannya usaha.

Adapun modal investasi yang dikeluarkan berupa tanah, bangunan, aset

transportasi, dan beberapa aset lainnya.

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:5) investasi terbagi atas dua jenis

yaitu investasi nyata dan investasi finansial. Adapun penggunaan modal untuk

mendanai usaha yaitu modal investasi dan modal operasional. Sumber modal yang

diperoleh berasal dari modal pribadi, modal asing, atau keduanya. PT. Sayuran Siap

Saji memperoleh modal usahanya yang digunakan untuk membeli aset perusahaan

seperti biaya tanah, biaya bangunan, biaya transportasi, serta biaya teknologi untuk

menunjang operasional.

3.4.2 Penyusutan PT. Sayuran Siap Saji

Mengacu Kasmir dan Jakfar (2016:96) penyusutan dilakukan untuk

mengetahui nilai susut suatu investasi. Dengan cara membandingkan investasi

dengan umur ekonomis, maka dapat menghasilkan nilai penyusutan. Perhitungan

penyusutan PT Sayuran Siap Saji sebagai berikut:

𝐼𝑖
𝑃 = ……. (13)
𝑈𝐾𝑖

47
Keterangan :
P : Penyusutan usaha PT Sayuran Siap Saji pada tahun ke i
Ii : Investasi usaha PT Sayuran Siap Saji pada tahun ke i
UKi : Umur ekonomis investasi PT Sayuran Siap Saji pada tahun ke i

3.5 Struktur Biaya

Mengacu pada Rahardja & Manurung (2006:133-134) biaya eksplisit

merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang produksi. Diantaranya adalah

biaya variabel dan biaya tetap. Perhitungan biaya PT Sayuran Siap Saji diukur pada

tahun berjalan yakni produksi tahun 2021 sebagai berikut:

BTUS = BtUS+BvUS ……. (14)

Keterangan :

BTUS : Biaya total usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji tahun ke-10
BtUS : Biaya tetap usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji tahun ke-10
BvUS : Biaya variabel usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji tahun ke-10

3.5.1 Kas Keluar (Outflow)

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:99) outflow atau bisa disebut juga

kas keluar merupakan rancangan biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu periode.

Biaya tersebut terdiri dari biaya investasi,biaya tetap, dan biaya variabel pada suatu

periode. Perhitungan kas keluar PT Sayuran Siap Saji sebagai berikut:

Outflow = BIUS + BtUS + BvUS ……. (15)

Keterangan :

BIUS : Biaya investasi usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji tahun ke-10
BtUS : Biaya tetap usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji tahun ke-10
BvUS : Biaya variabel usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji tahun ke-10

48
3.5.2 Kas Masuk (Inflow)

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:99) inflow biasa juga disebut

sebagai kas masuk merupakan rancangan dari pendapatan dan investasi dalam suatu

periode. kas masuk dapat dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan dan

investasi. Perhitungan kas masuk PT Sayuran Siap Saji sebagai berikut:

Inflow = Pendapatan + Investasi …….(16)

3.5.3 Kas Bersih (Proceed)

Melakukan pengkajian terhadap kas bersih mengacu Kasmir dan Jakfar

(2016:95), mengemukakan bahwa dalam cash flow seluruh data pendapatan yang

akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan dirancang dengan baik, sehingga

dapat mengetahui kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang.

Dengan kata lain cash flow berarti penjumlahan seluruh uang yang masuk dan

keluar PT Sayuran Siap Saji mulai dari investasi sampai berakhirnya investasi

tersebut. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui aliran kas masuk bersih. Nilai

yang dihasilkan oleh perhitungan aliran kas bersih dapat dirumuskan sebagai

berikut:

AKBUS = KSPUS + Penyusutan ……. (17)

Keterangan :

AKBUS : Aliran Kas Bersih Usaha Sayuran PT Sayuran Siap Saji


KSPUS : Keuntungan Setelah Pajak Usaha Sayuran PT Sayuran Siap
Saji

49
Aliran kas bersih tentu melalui beberapa tahapan perhitungan. Terdapat

beberapa komponen untuk menghasilkan kas bersih (proceed) PT. Sayuran Siap

Saji. Beberapa komponen dan tahapan pengerjaan kas bersih (proceed) PT. Sayuran

Siap Saji tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Komponen Kas Bersih (proceed) PT. Sayuran Siap Saji


Tahun
Komponen
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Inflow X X X X X X X X X X X
Investasi X X X X X X X X X X X
Penerimaan X X X X X X X X X X X
Outflow X X X X X X X X X X X
Biaya
X X X X X X X X X X X
Bangunan
Biaya
Peralatwan X X X X X X X X X X X
Produksi
Biaya
X X X X X X X X X X X
Transportasi
Biaya
Tenaga X X X X X X X X X X X
Kerja
Biaya
X X X X X X X X X X X
Listrik
Biaya Bahan
X X X X X X X X X X X
Baku
Biaya
X X X X X X X X X X X
Packaging
KsPUS X X X X X X X X X X X
Pajak X X X X X X X X X X X
KSPUS X X X X X X X X X X X
Penyusutan X X X X X X X X X X X
AKBUS X X X X X X X X X X X
Keterangan:

1. Inflow = Investasi + Penerimaan


2. Outflow = Jumlah Keseluruhan Biaya
3. KsPUS = Keuntungan sebelum pajak usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji (Inflow-
Outflow)
4. KSPUS = Keuntungan Setelah Pajak usaha sayuran PT. Sayuran Siap Saji (KsPUS –
Pajak)
5. AKBUS = KSPUS + Penyusutan

50
3.6 Metode Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan usaha berkaitan erat dengan analisis kelayakan finansial.

Terdapat beberapa komponen perhitungan untuk menghasilkan analisis kelayakan

finansial yang baik. Adapun komponen perhitungan tersebut adalah NPV, B/C

rasio,IRR, BEP, Paybcak periode, dan ROI dijabarkan sebagai berikut:

3.6.1 Net Present Value (NPV)

Mengacu Soetriono (2006) dalam Zulfiqoh (2017: 31-32) kriteria suatu

keputusan investasi dengan menggunakan metode NPV. Pengertian NPV adalah

nilai sekarang yang dihasilkan dari selisih antara manfaat dan biaya pada discount

rate tertentu. Jelasin kenapa pake inflasi Perhitungan NPV PT Sayuran Siap Saji

sebagai berikut:
𝐾𝑆𝑃𝑈𝑆−𝐵𝑇𝑈𝑆
𝑁𝑃𝑉𝑈𝑆 = ∑10
𝑡=0 ……. (18)
(1+𝑖)𝑡

Keterangan :

NPVUS : Net Present Value Usaha Sayuran Segar PT Sayuran Siap Saji
KSPUS : Keuntungan Setelah Pajak Usaha Sayuran pada tahun ke-t PT
Sayuran Siap Saji
BTUS : Biaya Total Pada Tahun ke-t PT Sayuran Siap Saji
t : Periode waktu selama 10 tahun usaha sayuran segar PT Sayuran
Siap Saji tahun 2011 - 2021
i : Tingkat inflasi Indonesia Tahun 2011- 2021 dengan rata-rata
sebesar 4%

Dengan kriteria hasil yaitu,

1. NPVUS > 0, maka usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji dapat

dikatakan layak

2. NPVUS < 0, maka usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji dapat

dikatakan tidak layak

51
3.6.2 B/C Rasio

Mengacu pada Pasaribu, 2012 dalam Zulfiqoh (2017: 32) B/C rasio adalah

perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. Perhitungan B/C rasio PT.

Sayuran Siap Saji sebagai berikut:


𝐾𝑆𝑃𝑈𝑆+𝐵𝑇𝑈𝑆
∑𝑡=10
𝑡=0 (1+𝑖)𝑡
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑆𝑎𝑦𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑔𝑎𝑟 = 𝑡=10 𝐾𝑆𝑃𝑈𝑆+𝐵𝑇𝑈𝑆 ……. (19)
∑𝑡=0
(1+𝑖)𝑡

Keterangan :

KSPUS : Keuntungan Setelah Pajak Usaha Sayuran pada tahun ke-t PT


Sayuran Siap Saji
BTUS : Biaya total pada tahun ke t usaha sayuran segar PT Sayuran Siap
Saji

Dengan kriteria hasil yaitu,

1. Net B/C rasio > 1, usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji layak atau

menguntungkan

2. Net B/C rasio < 1, usaha sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji tidak layak

atau merugikan

3. Net B/C rasio = 1, usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji dalam kondisi

titik impas atau tidak mengalami keuntungan maupun kerugian

3.6.3 IRR

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016 :105) bahwa metode IRR

merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Adapun nilai

yang dihasilkan oleh perhitungan IRR dalam satuan persen (tingkat suku bunga)

adalah sebagai berikut:


𝑁𝑃𝑉𝑈𝑆1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + 𝑁𝑃𝑉𝑈𝑆 𝑥(𝑖2 − 𝑖1 )……. (20)
1 −𝑁𝑃𝑉𝑈𝑆2

Keterangan :

52
I1 : Tingkat inflasi Indonesia Tahun 2011- 2021 dengan rata-rata
sebesar 4%
I2 : Tingkat inflasi Indonesia yang menghasilkan NPV negatif

Dengan kriteria hasil yaitu,

1. Usaha dapat dikatakan layak atau menguntungkan apabila IRR bernilai

lebih besar dari tingkat suku bunga atau IRR >dr

2. Usaha dapat dikatakan tidak layak atau merugikan apabila IRR bernilai

lebih kecil dari tingkat suku bunga atau IRR <dr

3. Usaha dapat dikatakan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan

apabila IRR bernilai sama dengan tingkat suku bunga atau IRR = dr

3.6.4 Break Even Point (BEP)

Mengacu pada Padangaran (2013:93), bahwa Break Even Point (BEP) dapat

dilakukan dengan cara menjumlahkan volume produksi, dimana menghasilkan

hasil yang mencapai titik impas yaitu penerimaan sama dengan total modal yang

digunakan. Terdapat dua jenis perhitungan. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan

Break Even Point (BEP) dapat dirumuskan sebagai berikut:


𝐵𝑇
BEP Produksi (Kg)= ……. (21)
𝐻

Keterangan :

BTUS : Biaya Total Usaha Sayuran Segar PT Sayuran Siap Saji


H : Harga Produk sayuran segar PT Sayuran Siap Saji
𝐵𝑇𝑈𝑆
BEP Harga (Rp/Kg) = ……. (22)
𝑉𝑃𝑈𝑆

Keterangan :

BTUS : Biaya Total Usaha Sayuran Segar PT Sayuran Siap Saji


VPUS : Volume Penjualan Usaha Sayuran Segar PT Sayuran Siap Saji

53
BEP Produksi dilakukan untuk mengetahui volume produksi yang

dibutuhkan untuk mencapai titik impas usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji.

Sedangkan BEP Harga dilakukan untuk mengetahui berapa harga yang dibutuhkan

untuk mencapai titik impas usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji.

3.6.5 Payback Period

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:101) bahwa metode payback

Period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi

suatu usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih yang

diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak

ditambah dengan penyusutan. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan Payback

Period usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji dalam satuan waktu secara

matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 𝑥1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ……. (23)
𝐴𝐾𝐵𝑈𝑆

Keterangan :

AKBUS : Aliran Kas Bersih Usaha Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji

3.6.6 Return Of Investment (ROI)

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:142) return of investment adalah

rasio dari hasil atas jumlah aset yang digunakan oleh perusahaan atau suatu ukuran

efisiensi manajemen. Tujuan dari analisis ini mengetahui hasil (return) yang

diperoleh. Rasio yang dihasilkan dari perhitungan Return Of Investment (ROI)

usaha sayuran segar PT Sayuran Siap Saji dalam 10 tahun terakhir dirumuskan

sebagai berikut:
𝐾𝑆𝑃𝑈𝑆
ROI =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 ……. (24)

54
Keterangan :

ROI : Return Of Investment


KSPUS : Keuntungan Setelah Pajak Usaha Sayuran PT Sayuran Siap Saji

Dengan kriteria hasil yaitu, usaha layak untuk dijalankan apabila nilai

persentase rasio ROI bernilai positif

3.7 Analisis Switching value

Mengacu pada Gittinger 1986 dalam Susilowati dan Kurniati (2018:106)

analisis Switching value dilakukan dengan mengganti nilai yang mudah berubah.

Namun, apabila terjadi perubahan dapat mempengaruhi keadaan finansial suatu

usaha. Analisis Switching value ini dilakukan dengan menggunakan variabel yang

dianggap dapat memberikan perubahan secara signifikan pada suatu usaha. Adapun

variabel-variabel tersebut adalah biaya dan harga jual pada PT Sayuran Siap Saji.

Sehingga analisis ini dilakukan dengan meningkatkan biaya atau peningkatan biaya

dengan jumlah yang masih bisa ditoleransi dan menurunkan harga jual atau

penurunan harga jual dengan jumlah yang masih bisa ditoleransi agar usaha sayuran

segar PT Siap Saji dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Adapun perhitungan

analisis switching value pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dengan cara trial and error :

Persentase batas maksimum toleransi = NPV = 0……. (25)

55
3.8 Definisi Operasional

Definisi operasional dibuat dengan tujuan untuk memberikan penjelasan

dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi

operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Usaha yang dilakukan pada penelitian ini adalah usaha pemasaran sayuran segar

1. BIUS adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada awal mulai

usaha dengan jangka waktu yang panjang. Biaya investasi dinyatakan dalam

satuan rupiah

2. BtUS adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses usaha

berjalan tanpa adanya pengaruh dari produksi yang dihasilkan. Biaya tetap

dinyatakan dalam satuan rupiah

3. BvUS adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berubah sesuai

dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel dinyatakan dalam

satuan rupiah

4. BTUS adalah jumlah keseluruhan biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel

dalam kurun waktu tertentu. Total biaya dinyatakan dalam satuan rupiah

5. KSPUS adalah jumlah manfaat (benefit) yang diperoleh setelah dikurangi

dengan pajak. Biasa disebut dengan kata lain yaitu laba bersih

6. KsPUS adalah jumlah manfaat (benefit) yang diperoleh sebelum pajak.

Biasa disebut dengan kata lain yaitu laba kotor.

7. AKBUS adalah total pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan yaitu hasil

penjumlahan keuntungan setelah pajak lalu dikurangi dengan hasil

penyusutan aset tetap atau biaya investasi

56
8. B/C Rasio adalah perbandingan antara total pendapatan dengan biaya

produksi

9. BEP adalah batas titik balik usaha dimana titik tersebut bertemu antara titik

biaya dan titik penerimaan. Dengan kata lain perusahaan tidak mengalami

keuntungan juga tidak mengalami kerugian

10. H adalah harga produk sayuran segar PT Sayuran Siap Saji

11. VPUS adalah volume penjualan produk sayuran segar PT Sayuran Siap Saji

12. NPV adalah selisih pengeluaran dan pemasukan menggunakan nilai waktu

uang

13. IRR adalah tingkat kelayakan suatu usaha dalam suku bunga yang ada

14. ROI adalah tingkat pengembalian investasi dalam bentuk persentase yang

memberikan keuntungan

15. Payback Period adalah proses perhitungan jangka waktu untuk

pengembalian suatu investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan aliran

kas yang dihasilkan

16. Analisis Switching Value adalah metode analisis yang dibutuhkan oleh

perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu

usaha apabila terdapat perubahan nilai atau harga tertentu dengan batas

maksimum toleransi

57
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah PT Sayuran Siap Saji

PT Sayuran Siap Saji berdiri pada tahun 2010 sebagai salah satu bagian dari

PT Saung Mirwan. Pada tahun 1986 PT Saung Mirwan telah beroperasi untuk

mensuplai sayur khususnya sayuran hidroponik seperti tomat recento, cherry

tomato, paprika, timun mini, dan lain lain ke beberapa supermarket di Jabodetabek,

namun tahun 2012 berhenti beroperasi. PT. Sayuran Siap Saji mendampingi PT.

Saung Mirwan yang kembali beroperasi lebih berfokus pada suplai sayur ke Hotel,

Restaurant, dan Catering. PT. Sayuran Siap Saji didirikan oleh Tatang Hadinata.

Pada saat pendiriannya, PT. Sayuran Siap Saji mendapatkan bantuan dari

pemerintah Belanda berupa mesin-mesin potong sayuran. Hessing Supervers salah

satu perusahaan yang dimandatkan oleh pemerintah Belanda untuk mendampingi

dalam pemberian dana bantuan kepada PT. Sayuran Siap Saji dengan pembagian

saham sebesar 70% untuk PT. Sayuran Siap Saji dan 30% untuk Hessing Supervers.

Adapun hasil pembagian saham tersebut diperoleh dari PT. Saung Mirwan sehingga

menjadi PT. Sayuran Siap Saji. Saham tersebut menjadi modal dalam bentuk laba

ditahan bagi PT. Sayuran Siap Saji untuk meneruskan usahanya. Produk sayur yang

dipasarkan dalam bentuk sayuran utuh, sayuran potong, dan mixed salad. Pasokan

sayur untuk produksi berasal dari tanaman yang dibudidayakan dengan sistem mitra

kepada para petani mitra.

Bentuk pasar PT. Sayuran Siap Saji yaitu pasar persaingan monopolistik

karena terdapat beberapa perusahaan yang menjual sayuran segar dan sayuran
ready to eat. Target konsumen dari produk PT. Sayuran Siap Saji yaitu konsumen

perusahaan yaitu restoran, hotel, serta pasar swalayan. Mitra PT. Sayuran Siap Saji

terdiri dari petani mitra serta mitra pasar yang bekerjasama dengan PT. Sayuran

Siap Saji. Adapun mitra pasar yang bekerjasama dengan PT. Sayuran Siap Saji

tersebar di Jabodetabek diantaranya McDonalds, Bakmi GM, Domino’s Pizza,

Burger King, Sate khas senayan, Solaria, Pizza Marzano, Purantara inflight

catering, Lawson, Johny Rockets, PT. Intan kenkoMayo, Jaddi Foods, Rejuve, Nam

nam Resto & Noodle bar, dan Coffee bean. Sistem kerjasama penjualan terhadap

mitra PT. Sayuran Siap Saji diberlakukan sistem beli putus sesuai dengan

kesepakatan jumlah produk. Permintaan produk sayuran potong (fresh cut)

menjadikan PT. Sayuran Siap Saji harus memberikan produk dengan kualitas serta

menjamin keamanan produknya dengan menerapkan Good Manufacturing Practice

(GMP), menerapkan produksi yang higienis berdasarkan Standar Sanitation

Operation Procedures (SSOP), menerapkan pengendalian mutu dengan sistem

Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), menerapkan manajemen

keamanan pangan dengan Standar Internasional yaitu ISO 2200:2005 kepada para

konsumennya. Sehingga produk yang dihasilkan merupakan produk yang terjaga

kesegarannya, kebersihannya, dan kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan

59
4.2 Visi dan Misi PT Sayuran Siap Saji

PT Sayuran Siap Saji merupakan perusahaan dibidang agribisnis yang

memiliki fokus untuk memberikan produk yang berkualitas kepada masyarakat.

Dengan ini PT Sayuran Siap Saji memiliki Visi dan Misi terhadap perusahaannya.

Berikut Visi dan Misi PT. Sayuran Siap Saji

Visi :

“Menjadi pelopor dalam bidang agribisnis dengan menerapkan teknologi yang tepat

guna untuk menghasilkan produksi sayur fresh cut serta dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dibidang pertanian dalam pembangunan Negara

Indonesia.”

Misi :

1. Memproduksi secara berkesinambungan dan selalu menjaga standar mutu

yang tinggi sesuai dengan permintaan pasar

2. Meningkatkan mutu produk, pelayanan, dan sumber daya manusia untuk

menjaga kepuasan pelanggan

3. Mengembangkan usaha pertanian dengan memperluas jaringan pasar dan

jaringan kemitraan dengan petani

4. Mengajak kerjasama dengan beberapa lembaga penelitian dan pendidikan

untuk mendapatkan teknologi tepat guna yang dapat diaplikasikan oleh

petani.

60
4.3 Sarana dan Prasarana PT Sayuran Siap Saji

Sarana dan Prasarana yang terdapat di PT Sayuran Siap Saji bertujuan untuk

menunjang segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Mulai dari proses

produksi sampai proses distribusi. Adapun sarana dan prasarana dari PT Sayuran

Siap Saji sebagai berikut:

1. Bangunan Greenhouse

Greenhouse dengan luas 40 m2 berfungsi sebagai tempat benih yang telah

disemai, diantaranya adalah benih kembang kol, selada keriting, tomat, daun

bawang, serta seledri.

2. Bangunan Mess Karyawan

Mess karyawan dengan luas 50 m2 digunakan untuk tempat beristirahat para

karyawan PT. Sayuran Siap Saji yang berdomisili di Bogor. Selain itu, mess

karyawan ini juga berfungsi untuk tempat beristirahat mahasiswa magang serta

tamu yang berkunjung untuk keperluan yang cukup lama.

3. Bangunan Pabrik

Bangunan pabrik dengan luas 500 m2 berfungsi sebagai tempat produksi

PT. Sayuran Siap Saji. Mulai dari proses penerimaan bahan baku, proses

pembersihan sayuran, pemotongan sayuran, sampai pada proses pengemasan

sayuran dilakukan di dalam bangunan pabrik.

4. Bangunan kantor

Bangunan kantor dengan luas 150 m2 difungsikan sebagai tempat

manajerial PT. Sayuran Siap Saji. Dimana tempat ini merupakan tempat

administrasi perusahaan, serta tempat kerja para karyawan PT. Sayuran Siap Saji.

61
5. Peralatan

Peralatan produksi PT. Sayuran Siap Saji berfungsi untuk menunjang proses

produksi sayuran PT. Sayuran Siap Saji terdapat pada tabel 5.

Tabel 5. Peralatan produksi PT. Sayuran Siap Saji


No Uraian Jumlah Satuan
1 Mesin Kronen type GS 1 Buah
2 Mesin centrifuge type MSD-500S 1 Buah
3 Mesin Press 3 Buah
4 Cool Storage 1 Buah
5 Box 60 Buah
6 Pisau 15 Buah
7 Ac Besar 2 Buah
8 Ac Kecil 1 Buah
9 Mobil 10 Buah
Sumber: PT. Sayuran Siap Saji

4.4 Aktivitas PT Sayuran Siap Saji

Kegiatan yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji adalah memproduksi

sayuran fresh cut dan sayuran segar yang siap untuk diolah. PT. Sayuran Siap Saji

menggunakan berbagai macam sayuran. Setiap komoditas sayuran yang digunakan,

menghasilkan beberapa produk. Hal ini karena proses produksi sayuran yang

diproduksi memiliki beberapa perlakuan serta kemasannya yang berbeda. Terdapat

78 produk yang terdiri dari 54 komoditas yang diproduksi oleh PT. Sayuran Siap

Saji.

PT. Sayuran Siap Saji menggunakan bahan baku untuk produksi berasal dari

lahan yang dimiliki oleh beberapa petani yang menjadi mitra. Kemitraan antara

petani dengan PT. Sayuran Siap Saji dalam bentuk suplai bahan baku dengan

kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kemitraan yang dilakukan PT.

62
Sayuran Siap Saji dengan para petani mitranya menggunakan pola kemitraan

subkontrak, dimana perjanjian sesuai dengan waktu, volume, dan kualitas sesuai

dengan kesepakatan. Terdapat beberapa petani mitra PT. Sayuran Siap Saji yang

berasal dari Bogor, selain itu juga terdapat petani dari Lembang, Garut, dan

Cipanas.

Bahan baku yang diperoleh juga berasal dari beberapa pasar serta

supermarket sekitar dengan tujuan agar stok bahan baku produksi dapat terpenuhi.

Hal ini dilakukan apabila stok dari petani mitra belum mencukupi untuk melakukan

produksi sesuai dengan permintaan pasar. Sehingga, produksi sayuran fresh cut

maupun sayuran segar dapat tetap berproduksi.

Proses produksi yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji terdapat

beberapa tahapan, yaitu tahap penyortiran, pemotongan, pencucian, pengeringan,

pengemasan, dan penyimpanan. Proses penyortiran serta pemotongan manual

dilakukan diruang processing manual dengan suhu ruang (standar), sedangkan

proses pemotongan dengan mesin, pencucian, pengeringan, pengemasan, dan

penyimpanan dilakukan di ruang processing dengan suhu berkisar 1000C.

63
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Kelayakan Non Finansial

Analisis kelayakan usaha terdiri dari berbagai aspek dengan tujuan untuk

menguji dan mengkaji suatu kelayakan usaha. Aspek yang diuji dalam analisis

kelayakan usaha terdiri dari aspek hukum, pasar dan pemasaran, teknis, manajemen

dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, aspek dampak lingkungan hidup, dan

aspek finansial. Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan usaha dengan

aspek tersebut pada usaha sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji. berikut

penjelasan terkait analisis kelayakan non finansial pada usaha sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji.

5.1.1 Aspek Hukum

Analisis aspek hukum ini memiliki tujuan untuk meninjau apakah PT.

Sayuran Siap Saji layak untuk dijalankan dari aspek hukum. Terdapat beberapa hal

yang menjadi kriteria kelayakan yaitu memiliki bentuk badan usaha, memiliki tanda

daftar perusahaan, memiliki izin atas usaha, serta status tanah yang didirikannya

(Kasmir dan Jakfar, 2016:24-25).

PT. Sayuran Siap Saji memiliki bentuk badan hukum yaitu PT (Perseroan

Terbatas). Lalu PT. Sayuran Siap Saji memiliki tanda daftar perusahaan yang

dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Tanda daftar

Perusahaan ini dilakukan tiga bulan setelah perusahaan dibentuk. Dalam pendirian

usaha PT. Sayuran Siap Saji sudah mengantongi sertifikat HACCP untuk menjaga

kualitas bahan baku dari adanya kandungan bahaya didalamnya, dan Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) dimana surat ini dikeluarkan berdasarkan jenis usaha

yang dijalankan yaitu perdagangan.

Adapun indikator kelayakan dari aspek hukum yaitu:

1. Memiliki Surat Izin Usaha

Indikator kelayakan ini dipenuhi oleh PT. Sayuran Siap Saji dengan

mengantongi surat izin usaha sebagai salah satu syarat kelayakan aspek

hukum.

2. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan

Indikator kelayakan ini dipenuhi oleh PT. Sayuran Siap Saji dengan

mengantongi tanda daftar perusahaan.

3. Memiliki Badan Hukum

Indikator kelayakan ini dipenuhi oleh PT. Sayuran Siap Saji dimana

perusahaan ini berbentuk badan hukum PT (Perseroan Terbatas).

Berdasarkan penjelasan diatas aspek hukum dalam analisis kelayakan usaha

dinilai penting agar memiliki status legal dan diakui oleh negara. Usaha di PT.

Sayuran Siap Saji layak dijalankan menurut aspek hukum. Hal ini sesuai dengan

kriteria kelayakan aspek hukum menurut Kasmir dan jakfar (2016:34-36) yang

telah dipenuhi yaitu memiliki badan hukum, mengantongi izin usaha, mengantongi

sertifikat HACCP, serta memiliki tanda daftar perusahaan.

65
5.1.2 Aspek Pasar dan Pemasaran

Pada analisis aspek pasar pemasaran berkaitan dengan target pasar dan

bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji. Target pasar yang

dituju oleh PT. Sayuran Siap Saji meliputi berbagai macam kalangan, mulai dari

konsumen akhir yang menikmati produk siap saji, restoran siap saji serta pasar

swalayan sebagai distributor produk yang menjadi target pasar. Berikut ini

penjelasan terkait bauran pemasaran yang dilaksanakan PT. Sayuran Siap Saji.

1. Bauran Pemasaran

a. Tempat

Tempat pada bauran pemasaran terkait dengan penentuan lokasi usaha serta

proses distribusi produk sampai pada tangan konsumen. PT. Sayuran Siap Saji

menentukan tempat untuk penjualan yang dituju adalah masyarakat yang berada di

daerah Jabodetabek dan sekitarnya. Berdasarkan hal ini dikarenakan target pasar

yang menginginkan gaya hidup sehat dan instan berada di daerah Jabodetabek.

Serta hampir seluruh restoran dan makanan cepat saji tersebar di daerah

Jabodetabek. Selama proses distribusi produk dilakukan pada pagi hari ke berbagai

restoran cepat saji serta ke pasar swalayan menggunakan mobil pendingin

tujuannya agar produk yang diterima oleh konsumen dalam kondisi segar. Mobil

yang digunakan untuk melakukan distribusi produk ke konsumen sebanyak 10

armada, diantaranya 5 mobil biasa dan 5 mobil chiller. Jarak tempuh maksimal

distribusi produk sampai ke konsumen 200 km – 250 km untuk daerah Jabodetabek.

Selama proses pendistribusian produk, terdapat beberapa komplain terkait proses

distribusi produk. Hal ini karena terdapat kendala selama perjalanan proses

66
distribusi yaitu terkait cuaca, kemacetan dalam perjalanan, dan kendala di luar

prediksi lainnya.

b. Produk

PT. Sayuran Siap Saji merupakan perusahaan pioneer dalam berinovasi

untuk sayuran siap saji dalam kemasan. Produk yang dijual oleh PT. Sayuran Siap

Saji terdiri dari sayuran segar dan sayuran siap saji atau fresh cut. Perbedaan produk

yang diproduksi oleh PT. Sayuran Siap Saji dengan produk lain yaitu memiliki

banyak variasi bentuk, jenis produk, kualitas produk, serta keamanan dan

kehigienisan produk. PT. Sayuran Siap Saji menjaga mutu dari produk yang

diproduksi dengan mengikuti standar mutu makanan, yaitu produk yang dihasilkan

tidak boleh busuk, segar, tidak berubah warna, tidak berubah bentuk, dan kondisi

sayuran tidak bolong-bolong. Setelah produk sudah dikemas harus dimasukan ke

dalam chiller agar mencegah pembusukan sayur lebih awal sehingga produk yang

diterima konsumen dalam keadaan segar. Sayuran segar yang dijual dikemas dalam

plastik berukuran 250 gr dan 500 gr. Sedangkan produk siap saji dikemas dalam

bentuk cup terdiri dari berbagai jenis ukuran yaitu ukuran 150 gr dan 250 gr. Daya

simpan produk setelah produk jadi selama 7 sampai 10 hari untuk sayuran ready to

eat, sedangkan daya simpan produk buah dapat disimpan lebih dari 1 minggu.

c. Harga

Pemilihan harga yang berlaku untuk produk sayuran fresh cut dan sayuran

segar PT Sayuran Siap Saji yaitu berkisar antara Rp. 9.000 sampai Rp. 68.000 per

kg untuk rincian harga dan komoditas sayuran dapat dilihat pada Lampiran 2.

d. Promosi

67
Bentuk promosi yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji adalah

penjualan secara personal. Hal ini dilakukan bertujuan agar sesuai dengan target

pasar. Promosi secara personal dilakukan ke beberapa restoran siap saji dan pasar

swalayan dengan efek promosi yang dilakukan perusahaan sebelumnya. Sehingga

PT. Sayuran Siap Saji mudah untuk melakukan promosi produknya. Selain itu,

promosi gencar dilakukan dengan media sosial serta website resmi PT. Sayuran

Siap Saji. Dengan melakukan bentuk promosi tersebut dinilai sudah sesuai dengan

target produksi dan target pasar PT. Sayuran Siap Saji. Sehingga tidak

membutuhkan promosi yang lebih untuk menyerap pasar.

2. Tata niaga produk

Tahapan tata niaga produk PT. Sayuran Siap Saji melibatkan petani –

produsen (PT. Sayuran Siap Saji) – konsumen perusahaan – konsumen akhir. Petani

menjual bahan baku sayuran kepada PT. Sayuran Siap Saji sebagai petani mitra.

Rata-rata harga jual bahan baku sayuran yang dijual petani kepada PT. Sayuran

Siap Saji seharga Rp. 14.043. Harga yang dijual oleh petani sesuai dengan

kesepakatan awal antara petani dengan PT. Sayuran Siap Saji. Setelah bahan baku

diterima oleh PT. Sayuran Siap Saji dilakuan pengolahan sayur sampai menjadi

produk siap jual. Produk siap jual tersebut dijual kepada konsumen perusahaan

dengan rata-rata harga yang dijual oleh PT. Sayuran Siap Saji seharga Rp. 20.931.

Kemudian, produk tersebut dijual oleh konsumen perusahaan kepada konsumen

akhir dengan harga yang disesuaikan dengan harga masing-masing perusahaan.

Adapun sistem pembayaran yang dilakukan berdasarkan bahan baku yang diterima.

Pada saat bahan baku tiba dilakukan pengecekan terlebih dahulu agar data yang ada

68
dengan bahan baku yang diterima sesuai. Apabila bahan baku yang diterima kurang

atau lebih dari data yang ada, maka bahan baku yang dibayarkan sesuai dengan

timbangan bahan baku yang tiba.

Berdasarkan indikator kelayakan dari aspek pasar dan pemasaaran yaitu:

1. Produk yang dihasilkan dapat bersaing

Pada indikator kelayakan usaha PT. Sayuran Siap Saji ini produk yang

dihasilkan oleh PT. Sayuran Siap Saji dapat bersaing dengan produk

sejenisnya. Hal ini dapat dibuktikan bahwa PT. Sayuran Siap Saji masih bisa

memenuhi permintaan pasarnya sampai saat ini. Produk yang dihasilkan

merupakan produk yang sesuai dengan standar mutu perusahaan. Maka dari

itu, usaha PT. Sayuran Siap Saji memenuhi kriteria kelayakan dari segi

produk yang dapat bersaing.

2. Harga jual dapat bersaing

Harga yang ditetapkan oleh PT. Sayuran Siap Saji sesuai dengan harga

pokok penjualan. Penentuan harga ini dapat bersaing karena harga yang

dijual oleh PT. Sayuran Siap Saji lebih murah dibandingkan dengan

kompetitor sejenis hal ini karena perusahaan menekan pada biaya kemasan.

Salah satu kompetitor PT. Sayuran Siap Saji yaitu PT. Momenta Agrikultura

yang menjual dengan produk sejenis ke berbagai swalayan. Hal ini

menunjukan bahwa PT. Sayuran Siap Saji memenuhi kriteria kelayakan

aspek pasar dan pemasaran yaitu harga jual dapat bersaing

3. Promosi yang dilakukan dinilai efektif

69
Promosi yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji dinilai sudah efektif hal

ini karena PT. Sayuran Siap Saji sudah memiliki pasar tetap dari perusahaan

sebelumnya yaitu PT. Saung Mirwan. Adapun pangsa pasar yang dituju oleh

PT. Sayuran Siap Saji adalah konsumen perusahaan, sehingga PT. Sayuran

Siap Saji sudah dinilai efektif dengan promosi yang telah dilakukan.

4. Saluran distribusi yang dilakukan sudah tepat

Berdasarkan uraian tata niaga produk pada penjelasan diatas, PT. Sayuran

Siap Saji dinilai memiliki saluran distribusi yang tepat. Hal ini dikarenakan

bahan baku yang dibutuhkan oleh PT. Sayuran Siap Saji mudah didapatka

karena sudah bermitra dengan petani lalu PT. Sayuran Siap Saji sudah

menentukan harga beli bahan baku dari pertani. Selain itu, untuk proses

produksi sampai pada produk jadi lalu dipasarkan kepada konsumen

perusahaan sudah dinilai efektif karena PT. Sayuran Siap Saji dapat

menekan biaya promosi. Karena pangsa pasar PT. Sayuran Siap Saji adalah

konsumen perusahaan. Maka dari itu, PT. Sayuran Siap Saji memenuhi

kriteria kelayakan saluran distribusi yang dilakukan efektif.

5. Tersedianya pangsa pasar

Tersedianya pangsa pasar oleh PT. Sayuran Siap Saji dinilai dari permintaan

produk tiap tahunnya. Adapun permintaa produk pada tahun 2020 sebesar

700 ton lalu pada tahun 2021 sebesar 770 ton. Hal ini dapat membuktikan

bahwa PT. Sayuran Siap Saji memiliki memenuhi kriteria kelayakan yaitu

tersedianya pangsa pasar.

6. Tempat yang ditentukan sesuai

70
Lokasi usahha PT. Sayuran Siap Saji berada di Kabupaten Bogor. Hal ini

dinilai penentuan yang tepat karena lokasi tersebut dekat dengan bahan baku

dan mudah untuk dilakukan proses distribusi produk ke pasar tujuan yaitu

daerah Jabodetabek. Maka dari itu, PT. Sayuran Siap Saji memenuhi kriteria

kelayakan tempat yang tentukan sesuai.

Hail penelitian Yanti (2014) berdasarkan aspek pasar dan pemasaran

memberikan hasil yaitu hal yang dikaji terkait potesi pasar mencakup analisis

permintaan dan penawaran serta bauran pemasaran. Pada analisis permintaan dan

pemasaran perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar sebesar 70%. Bauran

pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat. Pada aspek produk

dijelaskan terkait jenis produk, bentuk produk, serta keunggulan produk, untuk

harga jual sebesar Rp. 8.000 – Rp. 28.000 per kg, lalu promosi yang dilakukan

media sosial dan konsumen dari usaha sebelumnya, dan tempat sesuai dengan

penentuan lokasi penjualan agar efektif dan efisien. Berdasarkan hasil penelitian

Yanti (2014) dan penelitian ini memberikan hasil yang layak bagi masing-masing

kriteria kelayakan aspek pasar dan pemasaran mengacu pada Nurmalina dkk.

(2018).

5.1.3 Aspek Teknis

Analisis aspek teknis bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha

sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji terkait ketepatan lokasi, luas produksi, layout

perusahaan, teknologi, skala produksi, kapasitas produksi, serta ketersediaan bahan

baku selama proses produksi. Berikut analisis kelayakan usaha sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji aspek teknis berdasarkan kriteria kelayakan.

71
1. Lokasi dan Luas produksi

Lokasi produksi PT. Sayuran Siap Saji bertempat di Jl. Cikopo Selatan No.

134 Kec. Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Terdapat beberapa alasan memilih

lokasi usaha di tempat tersebut. Salah satu alasan memilih lokasi usaha tersebut

karena berdekatan dengan bahan baku serta pasar yang dituju.

Bahan baku yang diperoleh mayoritas berasal dari petani Kota Bogor

dimana lokasi ini berdekatan dengan sumber daya yang akan didapatkan. Walaupun

beberapa petani mitra terdapat di daerah Lembang dan Garut. Pengiriman bahan

baku ini dilakukan setiap hari sesuai dengan permintaan pasar. Dengan pemilihan

lokasi ini, dapat menghemat waktu serta biaya transportasi untuk mengambil bahan

baku. Lokasi PT. Sayuran Siap Saji ini dikategorikan sebagai lokasi strategis.

Dimana lokasi ini berada di tengah-tengah antara bahan baku dan pasar yang akan

dituju. Lokasi pasar yang dituju oleh PT. Sayuran Siap Saji terdapat di Jabodetabek.

Bahan baku yang digunakan oleh PT.Sayuran Siap Saji harus memenuhi

standar mutu yang tinggi. Kualitas bahan baku yang diperoleh harus dalam kondisi

tidak ada cacat, tidak berbau, warna dan bentuk tidak rusak, tidak ada bahan kimia

berbahaya, tidak busuk, serta kandungan nutrisi yang terjaga. Penentuan harga

bahan baku ditentukan berdasarkan kontrak awal PT. Sayuran Siap Saji dengan

petani mitra.

Penentuan lokasi PT. Sayuran Siap Saji juga melalui pertimbangan dari

tenaga kerja yang akan diserap oleh perusahaan. Dimana mayoritas tenaga kerja

berasal dari daerah Bogor baik tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja harian.

72
Meskipun terdapat beberapa tenaga kerja yang berasal dari luar Bogor yang

menempati jabatan manajerial.

2. Teknologi dan peralatan

PT. Sayuran Siap Saji memiliki beberapa ruang di atas lahan seluas 4.000

m2 dan ruang parkir yang cukup luas untuk kendaraan karyawan dan perusahaan.

Terdapat ruang produksi berada pada ujung lokasi usaha berdekatan dengan mess

karyawan dan kantor manajemen. Ruang produksi ini berisi peralatan produksi

yang akan digunakan selama proses produksi. Selama berada didalam ruang

produksi harus menggunakan pakaian produksi serta masker, penutup kepala, serta

sarung tangan. Dengan tujuan agar menjaga kehigienisan ruangan.

Teknologi serta peralatan produksi yang digunakan PT. Sayuran Siap Saji

terdapat Mesin kronen type GS, Mesin centrifuge type MSD-500S, Mesin press,

serta Cool Storage. Mesin kronen type GS berfungsi untuk pemotongan sayuran

fresh cut menjadi bagian bagian kecil yang siap kemas dengan konsistensi potongan

yang seragam. Namun, terdapat beberapa sayuran yang menggunakan pisau sebagai

alat potong manual. Mesin centrifuge type MSD-500S ini berfungsi untuk

meniriskan sayuran yang telah dicuci agar proses penirisan air di sayur lebih cepat

tiris. Mesin press ini berfungsi untuk memberikan tekanan pada kemasan sayuran

fresh cut agar kedap udara sehingga sayuran dapat tahan lama. Cool storage

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sayuran dalam suhu rendah atau bisa

disebut ruang dingin. Ruang dingin ini digunakan untuk menyimpan sayuran untuk

mencegah kebusukan dalam waktu dekat.

3. Skala Produksi dan Kapasitas Produksi

73
Produksi yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji berkisar antara 40-45

ton perbulan,. Hal ini menyesuaikan dengan permintaan pasar. Adapun skala

produksi pada PT. Sayuran Siap Saji adalah sebesar 80%. Dimana angka ini

diperoleh dari mengefisiensikan bahan baku yang diperoleh dari petani, sehingga

bahan baku yang terbuang kurang lebih sebesar 20% dari total produksi.

Adapun proses produksi yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji terdiri

dari penyortiran, pemotongan, pencucian, pengeringan, pengemasan, dan

penyimpanan. Pada tahap penyortiran dilakukan sortir bahan baku yang berkualitas

baik dan kualitas kurang baik. Dilakukan pengecekan agar tidak ada bahan baku

yang busuk dan mengalami kerusakan. Pada tahap ini pula dilakukan pencatatan

bahan baku yang masuk terlebih dahulu, kelompok sayuran daun dapat disimpan

dalam cool storage untuk menghambat proses respirasi dan transpirasi pada sayuran

daun. Sehingga dapat dipastikan bahwa bahan baku yang datang menggunakan

metode First In First Out (FIFO) agar menjaga kualitas produk yang akan

didistribusikan ke pasar.

Tahap selanjutnya yaitu tahap pemotongan sayuran. Sebelum melakukan

proses produksi pada tahap ini dilakukan pembersihan ruangan produksi serta

menjalankan SOP yang telah ditentukan bagi para pekerja, yaitu menggunakan

pakaian produksi, masuk dalam ruang produksi dalam kondisi bersih, serta

menyiapkan alat dan mesin untuk proses pemotongan sayuran dalam kondisi steril.

Setelah alat dan mesin produksi siap digunakan, maka tahap selanjutnya adalah

pengupasan bagian yang tidak diperlukan selama proses pemotongan, lalu sayuran

74
siap dipotong dengan mesin kronen type GS. Adapun pemotongan menggunakan

pisau manual yang sudah bersih dan steril.

Setelah sayuran selesai dipotong, selanjutnya masuk pada tahap pencucian.

Tahap pencucian ini dikhususkan untuk sayuran daun hijau saja dengan

menggunakan mesin centrifuge type MSD 500-S karena jenis sayuran ini lebih

mudah untuk menggunakan mesin. Sedangkan jenis sayuran lain dilakukan dengan

cara manual. Setelah dilakukan pencucian, sayuran keringkan dengan mesin

centrifuge selama kurang lebih 1 menit.

Setelah sayuran dalam kondisi bersih dan kering, siap untuk dikemas. Pada

tahap pengemasan ini terdapat beberapa jenis kemasan, yaitu kemasan 250 gr, 500

gr, dan 1 kg. Dalam masing-masing kemasan sayuran terdapat tanggal produksi dan

tanggal batas konsumsi. Setelah pengemasan sudah siap, produk dimasukan ke

dalam cool storage untuk menjaga kesegaran produk.

Berdasarkan indikator kelayakan usaha PT. Sayuran Siap Saji aspek teknis

sebagai berikut:

1. Penentuan lokasi yang tepat

2. Perolehan bahan baku yang mudah

3. Bahan baku yang digunakan sesuai standar

4. Jumlag tenaga kerja sudah sesuai

5. Tenaga kerja sudah sesuai prosedur

a. Menggunakan masker

b. Menggunakan penutup kepala

c. Memakai pakaian produksi

75
d. Menggunakan sarung tangan

6. Peralatan yang digunakan sudah sesuai

7. Skala produksi 100%

Indikator tersebut memberikan hasil bahwa PT. Sayuran Siap Saji

memenuhi kriteria kelayakan usaha. Meskipun dalam indikator ke tujuh yaitu skala

produksi yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji tidak 100% terjual. Hal ini

karena produk yang dihasilkan merupakan produk sayuran segar dan sayuran fresh

cut maka terdapat susut bobot dari bahan baku. Namun, hal tersebut tepat

memberikan kelayakan bagi PT. Sayuran Siap Saji karena produk yang dihasilkan

sebesar 80% dari total bahan baku.

Hasil penelitian Yanti (2014) berdasarkan aspek teknis dan teknologi

memberikan hasil yaitu mencakup lokasi bisnis yang terdiri dari bahan baku dan

tenaga kerja, peralatan produksi serta proses produksi. Lokasi bisnis ditentukan

berdasarkan jarak antara sumber bahan baku dengan tenaga kerja, peralatan yang

digunakan yaitu mesin kronen type GS 10 dan mesin centriifuge type MSD-500S,

lalu proses produksi yang dilakukan pemotongan, pencucian, pengeringan, dan

pengemasan produk. Berdasarkan hasil penelitian Yanti (2014) dan penelitian ini

memberikan hasil yang layak bagi masing-masing kriteria kelayakan aspek teknis

mengacu pada Kasrmir dan Jakfar (2016).

5.1.4 Aspek Manajemen dan Organisasi

Pada penelitian ini, aspek manajemen dan organisasi merupakan salah satu

aspek penting. Hal ini dikarenakan pada aspek ini menganalisis terkait fungsi

manajemen pada PT. Sayuran Siap Saji. Fungsi manajemen yang akan dianalisis

76
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Pada fungsi

manajemen, tahap perencanaan dilakukan oleh para direksi dan pemimpin tingkat

atas PT. Sayuran Siap Saji. Hal ini bertujuan untuk membuat rencana strategis

bisnis dalam melakukan Usaha di PT. Sayuran Siap Saji. Para direksi dan pemimpin

tingkat atas melakukan pengawasan juga terhadap para karyawan yang bekerja di

bawahnya bertujuan agar selama pelaksanaan usaha output yang dihasilkan sesuai

dengan rencana.

Pada tahap pengorganisasian PT. Sayuran Siap Saji membuat suatu struktur

organisasi dengan tujuan agar tugas dan kewajiban yang dijalankan sesuai dengan

bagian masing-masing. Selama pelaksanaan usaha dilakukan oleh pegawai sesuai

dengan bidang dan keahlian masing-masing. Hal ini bertujuan agar Usaha di PT.

Sayuran Siap Saji berjalan sesuai rencana. Adapun pegawai yang bekerja di PT.

Sayuran Siap Saji memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian. Pegawai

yang bekerja pada posisi manajerial bertugas untuk melakukan administrasi serta

manajemen bisnis, sedangkan pegawai yang bekerja pada posisi produksi dan

distribusi merupakan pegawai yang bertugas untuk menghasilkan produk sesuai

dengan arahan manajemen. Berikut struktur organisasi yang ada di PT. Sayuran

Siap Saji dapat dilihat pada Gambar 2.

77
Direktur

Direktur Direktur
operasional Keuangan

Administrasi
General keuangan
Pemasaran Kemasan Komoditas
affairs

Penerima Akuntan
Distribusi Produksi SDM
Bahan
Baku

Pemasaran Komoditas
Proses Inventaris
digital hijau

Komoditas
QC Perawatan
lain

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Sayuran Siap Saji

Berdasarkan struktur organisasi diatas, terdapat penjelasan terkait tugas

pokok dan fungsi dari masing-masing posisi manajerial.

1. Direktur

Tugas pokok dan fungsi dari direktur adalah melakukan peran manajerial

tingkat atas yaitu melakukan seluruh fungsi manajemen serta pemberi keputusan

manajerial. Direktur juga bertugas untuk melakukan perencanaan bisnis terhadap

para stakeholder baik internal maupun eksternal. Perencanaan bisnis tentu

melibatkan internal perusahaan terdiri dari berbagai pegawai yang memiliki posisi

manajerial. Sedangkan untuk pihak eksternal yaitu direktur bertugas untuk

78
melakukan kerjasama baik kepada investor maupun perusahaan distributor. Selain

bertugas untuk perencanaan bisnis serta mengawasi kinerja pegawai secara

langsung direktur juga melakukan koordinasi tidak langsung serta mendapatkan

informasi terkait quality control produk yang akan dipasarkan

2. Direktur Operasional

Pada masing-masing bagian dalam kegiatan operasional perusahaan tentu

perlu adanya komando kegiatan operasional yang dilakukan oleh direktur

operasional. Direktur operasional bertugas untuk melakukan instruksi secara

langsung kepada bawahannya yaitu bagian pemasaran, pengemasan, komoditas,

serta general affairs. Tugas pokok dan fungsi direktur operasional yaitu

memastikan seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan semestinya

serta memberikan informasi kepada direktur utama. Terdapat tugas direktur

operasional yaitu memastikan pemasaran serta proses distribusi berjalan dengan

baik kepada manajer pemasaran, memastikan QC serta proses pengemasan

dilakukan sesuai dengan SOP, memastikan bahan baku yang digunakan tersedia

serta sesuai dengan kualitas perusahaan, dan melakukan koordinasi terkait

operasional perusahaan meliputi SDM, keamanan teknologi, serta pemeliharaan

alat produksi dan alat transportasi.

3. Direktur Keuangan

Tugas pokok dan fungsi direktur keuangan yaitu memastikan administrasi

keuangan dengan baik baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.

Memastikan seluruh pembukuan keuangan dilakukan dengan baik. Menerima

79
laporan keuangan dari bagian administrasi keuangan. Serta melakukan evaluasi

dengan bagian administrasi keuangan terkait laporan pembukuan.

Hasil penelitian Yanti (2014) berdasarkan aspek manajemen dan organisasi

memberikan hasil yaitu memberikan penjelasan dari masing-masing jabatan

berdasarkan tugas dan fungsinya serta struktur organisasi. Berdasarkan hasil

penelitian dari Yanti (2014) dan penelitian ini memberikan hasil yang layak bagi

masing-masing kriteria kelayakan aspek manajemen dan organisasi.

Indikator kelayakan usaha PT. Sayuran Siap Saji sebagai berikut:

1. Terlaksananya tugas, pokok, dan porsi masing-masing jabatan

Hal ini dapat dilihat pada aktivitas produksi oleh perusahaan. Apabila salah

satu jabatn tidak menjalankan tugasnya dengan baik akan berakibat pada

proses produksi atau kegiatan pada PT. Sayuran Siap Saji. Maka dari itu,

tentu para direksi perusahaan memberikan pengawasan pada bawahannya

serta dilakukan evaluasi kinerja setiap bulannya. Maka dari itu, indikator

terlaksananya tugas, pokok, da prosi masing-masing jabatann dipenuhi

kriterianya oleh PT. Sayuran Siap Saji

2. Terlaksananya fungsi manajemen

Fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pengevaluasian. Hal ini telah dijalankan oleh seluruh karyawan yang ada di

PT. Sayuran Siap Saji dinilai dari berjalannya usaha sampai saat ini. Maka

dari itu, PT. Sayuran Siap memenuhi kriteria kelayakan fungsi manajemen

3. Memiliki struktur organisasi

80
Indikator ini sudah dipenuhi oleh PT. Sayuran Siap Saji karena sudah

memiliki struktur organisasi yang baik. Sehingga dari masiing-masing

jabatan mengetahui hubungan instruksi maupun hubungan koordinasi antar

masing-masing jabatan.

5.1.5 Aspek Ekonomi dan Sosial

Suatu usaha perlu adanya dampak yang dirasakan oleh berbagai

stakeholder, tentu dampak yang ingin dirasakan adalah dampak positif. Pada

penelitian ini dilakukan analisis aspek ekonomi dan sosial terhadap kelayakan

usaha PT. Sayuran Siap Saji. Aspek ekonomi dan sosial tentu akan dirasakan oleh

masyarakat sekitar serta pemerintah daerah setempat. Adapun kriteria kelayakan

dalam aspek ekonomi dan sosial dalam penelitian kelayakan usaha sayuran segar

pada PT. Sayuran Siap Saji adalah dampak positif yang dirasakan oleh berbagai

stakeholder.

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu mayoritas tenaga

kerja di PT. Sayuran Siap Saji merupakan masyarakat sekitar. Hal ini menunjukan

bahwa PT. Sayuran Siap Saji memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar

pada aspek ekonomi dan sosial dimana PT. Sayuran Siap Saji menyerap tenaga

kerja sekitar perusahaan. Sehingga masyarakat sekitar memiliki peluang

pendapatan. Disisi lain dampak positif yang dirasakan oleh PT. Sayuran Siap Saji

yaitu dengan merekrut tenaga kerja masyarakat sekitar, PT. Sayuran Siap Saji dapat

memberikan upah sesuai dengan ketentuan daerah, hal ini dapat menurunkan biaya

tenaga kerja dibandingkan dengan merekrut tenaga kerja dari Jakarta. Hal yang

sama dirasakan oleh pemerintah setempat yaitu mendapatkan pendapatan daerah

81
dari pajak yang dibayarkan oleh PT. Sayuran Siap Saji. Hal ini memberikan

gambaran bahwa PT. Sayuran Siap Saji memberikan dampak positif bagi para

stakeholder.

1. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat

2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan baik sehingga tidak memberikan

dampak ekonomi bagi masyarakat

3. Tidak menciptakan konfllik disekitar masyarakat

4. Tidak menciptakan perubahan sosial dilihat dari sikap dan pengambilan

keputusan diantara masyarakat dengan perusahaan

Tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat

Berdasarkan indikator kelayakan tersebut PT. Sayuran Siap Saji telah memenuhi

masing-masing indikator kelayakan aspek ekonomi dan sosial. Hal ini dinilai dari

PT. Sayuran Siap Saji memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar

karena mayoritas tenaga kerja di PT. Sayuran Siap Saji adalah masyarakat sekitar,

sumber daya alam yang digunakan oleh PT. Sayuran Siap Saji yaitu memproduksi

sayuran sehingga tidak memberikan dampak yang negatif bagi sumber daya alam,

lalu PT. Sayuran Siap Saji tidak memberikan konflik bagi masyarakat sekitar

dengan dibangunnya perusahaan di daerah mereka, Lalu tidak memberikan

perubahan sosial kearah yang buruk bagi masyarakat sekitar. Hal ini menjelaskan

bahwa PT. Sayuran Siap Saji layak bagi aspek ekonomi dan sosial.

82
5.1.6 Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Pada penelitian ini aspek dampak lingkungan hidup membahas terkait

dampak yang dirasa oleh beberapa pihak dari adanya proses produksi sayuran segar

dan fresh cut di PT. Sayuran Siap Saji. Dalam menjalankan suatu usaha tentu PT.

Sayuran Siap Saji menginginkan dampak yang baik bagi lingkungan hidup. Hal ini

dapat dikemukakan bahwa PT. Sayuran Siap Saji tidak memberikan dampak buruk

bagi lingkungan.

1. Limbah tidak memberikan dampak negatif pada kesuburan tanah dan


kualitas air

Dampak yang diberikan dari produksi sayuran di PT. Sayuran Siap Saji

menjadikan tanah sekitar perusahaan tetap subur serta kualitas air sekitar

perusahaan tetap terjaga. Hal ini karena selama proses produksi sayuran segar di

PT. Sayuran Siap Saji tidak menggunakan bahan kimia dan limbah produksi yang

dihasilkan merupakan limbah organik yang dapat diolah menjadi pupuk organik.

Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan oleh para petani sebagai pupuk

kompos untuk proses budidaya tanaman sayuran. Limbah yang dihasilkan dari

produksi sayuran ini tidak dibiarkan mengendap terlalu lama dalam pembuangan

limbah. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya polusi air yang menyebabkan

terjadinya perubahan bau, warna, serta kualitas air.

2. Limbah tidak memberikan dampak negatif pada kualitas udara dan suara

Selama proses produksi berlangsung tidak menimbulkan dampak negatif

bagi kualitas udara. Proses produksi sayuran segar dan fresh cut di PT. Sayuran

Siap Saji tidak menimbulkan polusi udara. Hal ini dikarenakan proses produksi

yang dilakukan tidak menimbulkan asap hitam tebal yang menyeruak ke udara,

83
sehingga tidak menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar. Selain itu,

masih banyaknya pohon rindang sekitar lokasi perusahaan yang membuat kualitas

udara di sekitar perusahaan kembali asri dan baik.

Proses produksi sayuran segar dan fresh cut di PT. Sayuran Siap Saji tidak

menimbulkan suara bising yang dapat mengganggu masyarakat sekitar. Hal ini

dikarenakan alat dan mesin yang digunakan selama proses produksi tidak

menghasilkan suara bising yang mengganggu. Selain itu, lokasi produksi yang

berada menjorok kedalam dari jalan raya. Sehingga kegiatan produksi tidak

memberikan polusi suara bagi masyarakat yang melintasi jalan.

Indikator kelayakan usaha PT. Sayuran Siap Saji aspek analisis dampak

lingkungan hidup sebagai berikut:

1. Pembuangan limbah cari tidak mencemari lingkungan

2. Pembuangan limbah padat dapat di daur ulang

3. Tidak menghasilkan limbah yang menyebabkan perubahan kesuburan tanah

4. Tidak menghasilkan limbah yang memberikan polusi udara

5. Tidak menghasilkan limbah yang memberikan polusi suara

Berdasarkan indikator kelayakan usaha PT. Sayuran Siap Saji aspek AMDAL

memberikan hasil bahwa PT. Sayuran Siap Saji tidak memberikan dampak negatif

dari proses produksi yang dilakukannya. PT. Sayuran Siap Saji sudah melakukan

pembuangan limbah dengan tidak mencemari lingkungan, dan tidak menimbulkan

efek negatif bagi masyarakat sekitar dengan adanya produksi yang dilakukan oleh

PT. Sayuran Siap Saji.

84
5.2 Nilai Investasi dan Kas Bersih

Biaya investasi produksi sayuran fresh cut dan sayuran segar di PT. Sayuran

Siap Saji terdiri dari beberapa aset yang digunakan perusahaan bertujuan untuk

menunjang proses produksi hingga aset tersebut tidak bernilai secara ekonomis.

Modal yang digunakan oleh PT. Sayuran Siap Saji yaitu menggunakan modal

perusahaan sebesar 75% diperoleh dari laba ditahan dari perusahaan sebelumnya

yaitu PT. Saung Mirwan dan modal pribadi sebesar 25%. Adapun modal yang

berasal dari negara Belanda berupa mesin produksi diberikan dalam bentuk hibah

kepada PT. Sayuran Siap Saji. Adapun modal dalam bentuk hibah tersebut berupa

mesin potong sayuran. Adapun perhitungan biaya investasi yang dilakukan oleh PT.

Sayuran Siap Saji tahun 2011 tidak memasukan perhitungan mesin atau alat potong

sayuran yang dihibahkan oleh Belanda kepada PT. Sayuran Siap Saji. Melainkan

perhitungan biaya investasi meliputi perhitungan yang dilakukan oleh PT. Sayuran

Siap Saji terhitung dari awal pembentukan perusahaan pada tahun 2011. Berikut

biaya investasi yang terdiri dari beberapa aset terdapat pada Tabel 6 dibawah ini.

85
Tabel 6. Biaya Investasi Produksi Sayuran PT. Sayuran Siap Saji tahun 2011
Umur
Harga Satuan
No Uraian Unit Total Harga (Rp) Ekonomis
(Rp)
(Tahun)
Bangunan
1 100 m2 1.000.000 100.000.000 30
Greenhouse
Bangunan Mess
2 45 m2 1.000.000 45.000.000 30
Karyawan
3 Bangunan Pabrik 500 m2 1.000.000 500.000.000 30
4 Bangunan Kantor 150 m2 1.000.000 150.000.000 30
Mesin kronen Type
5 1 Buah 53.00.000 53.000.000 10
GS
Mesin Centrifuge
6 1 Buah 34.000.000 34.000.000 10
type MSD 500-S
7 Mesin Press 3 Buah 500.000 1.500.000 10
8 Cool Storage 1 Buah 100.000.000 100.000.000 10
9 Box 60 Buah 30.000 1.800.000 5
10 Pisau 15 Buah 20.000 300.000 5
11 Ac Besar 3 Buah 10.000.000 30.000.000 10
12 Ac Kecil 2 Buah 2.500.000 5.000.000 10
13 Mobil 9 Buah 150.000.000 1.350.000.000 10
14 Mobil Chiller 5 Buah 250.000.000 1.250.000.000 10
15 Baju Produksi 25 Buah 50.000 1.250.000 2
Total Biaya Investasi 3.621.850.000
Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 6 terdiri dari biaya investasi berupa aset PT. Sayuran

Siap Saji yang akan digunakan selama proses produksi. Terdapat total biaya

investasi pada tahun pertama PT. Sayuran Siap Saji yaitu sebesar

Rp.3.621.850.000. Nilai tersebut diperoleh dari pembuatan serta pembelian aset

investasi PT. Sayuran Siap Saji yaitu bangunan greenhouse, bangunan mess,

86
bangunan kantor, bangunan pabrik, mesin untuk produksi, alat produksi, Ac besar,

Ac kecil, serta alat transportasi. Biaya yang terbilang cukup besar yang dikeluarkan

untuk investasi yaitu biaya pembelian mobil chiller, mobil distribusi, serta

pembangunan pabrik. Masing-masing biaya yang dikeluarkan yaitu

Rp.1.250.000.000 untuk pembelian lima buah mobil chiller yang digunakan untuk

mengantar produk sayuran ke beberapa konsumen. Hal ini bertujuan agar produk

yang diterima oleh konsumen dalam kondisi segar. Lalu biaya mobil distribusi

sebesar Rp.1.350.000.000 untuk pembelian sembilan buah mobil yang digunakan

untuk mengambil bahan baku dari berbagai mitra petani dan sebagai alat distribusi

produk. Biaya investasi terbesar ketiga yaitu pembangunan pabrik sebesar

Rp.500.000.000 dengan luas 500 m2. Tujuannya yaitu sebagai lokasi produksi

sayuran PT. Sayuran Siap Saji.

5.2.1 Penyusutan

Biaya penyusutan pada produksi sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji merupakan distribusi biaya yang dilakukan secara sistematis dari

aset investasi yang disusutkan selama masa ekonomis aset. Adapun masa ekonomis

aset tersebut merujuk pada Peraturan Kementerian Keuangan No. 96 tahun 2009

tentang jenis jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan

bangunan untuk keperluan penyusutan. Terdapat biaya penyusutan produksi

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji dapat dilihat pada Tabel

7 sebagai berikut.

87
Tabel 7. Penyusutan PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2011
Umur Ekonomis
No Uraian Penyusutan (Rp)
(Tahun)
1 Bangunan Greenhouse 30 3.333.333
2 Bangunan Mess Karyawan 30 1.500.000
3 Bangunan Pabrik 30 16.666.667
4 Bangunan Kantor 30 5.000.000
5 Mesin kronen Type GS 10 5.300.000
Mesin Centrifuge type MSD 500-
6 10 3.400.000
S
7 Mesin Press 10 150.000
8 Cool Storage 10 10.000.000
9 Box 5(2) 180.000
10 Pisau 5(2) 30.000
11 Ac Besar 10 3.000.000
12 Ac Kecil 10 500.000
13 Mobil 10 135.000.000
14 Mobil Chiller 10 125.000.000
15 Baju Produksi 2(5) 125.000
Total Penyusutan 309.185.000
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 7 menunjukan total penyusutan aset investasi PT.

Sayuran Siap Saji sebesar Rp. 309.185.000 yang dikeluarkan pada tahun 2011.

Nilai biaya penyusutan ini diperoleh dari masing-masing aset sesuai dengan umur

ekonomisnya. Aset yang dihitung pada biaya penyusutan ini adalah bangunan

greenhouse, bangunan kantor, bangunan pabrik, bangunan mess karyawan, mesin

dan alat produksi, serta alat transportasi PT. Sayuran Siap Saji.

88
5.2.2 Biaya Tetap

Struktur biaya merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk menunjang

produksi. Struktur biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Adapun

perhitungan biaya tetap dan biaya variabel produksi sayuran fresh cut dan sayuran

segar PT. Sayuran Siap Saji diukur pada tahun berjalan yakni produksi tahun 2021.

Biaya tetap merupakan biaya yang pasti dikeluarkan oleh perusahaan dalam

jumlah tetap tanpa dipengaruhi oleh jumlah produksi dalam satuan waktu. Biaya

tetap produksi sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji yaitu Gaji

karyawan manajemen, biaya perawatan mesin, dan biaya telepon. Adapun biaya

tetap PT. Sayuran Siap Saji dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8. Biaya Tetap PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021

No Uraian Jumlah Biaya (Rp)


1 Gaji Karyawan 780.650.000
2 Biaya Perawatan Mesin 15.195.000
3 Biaya Telepon 13.700.000
Total Biaya Tetap 809.545.000
Sumber: Lampiran 3.A

Berdasarkan Tabel 8 terdapat total biaya tetap PT. Sayuran Siap Saji sebesar

Rp.809.545.000. Total biaya tetap ini diperoleh dari gaji karyawan, biaya perawatan

mesin, dan biaya telepon. Komponen gaji karyawan manajemen meliputi delapan

orang yang memiliki jabatan struktural di PT. Sayuran Siap Saji. Biaya gaji

karyawan manajemen selama satu tahun yaitu sebesar Rp. 780.650.000. Hal ini

berarti biaya gaji karyawan manajemen selama satu bulan yaitu sebesar Rp.

89
65.154.068 dengan beban rata-rata 1 orang karyawan manajemen sebesar Rp.

8.131.771.

Komponen biaya tetap lainnya yaitu biaya perawatan mesin. Perawatan

mesin ini dilakukan rutin selama satu bulan sekali dengan melakukan perawatan

terhadap mesin centrifuge dan mesin kronen. Biaya perawatan mesin selama satu

tahun sebesar Rp. 15.195.000. Biaya yang dikeluarkan oleh PT. Sayuran Siap Saji

selama satu bulan yaitu sebesar Rp. 1.266.250.

Komponen biaya tetap selanjutnya yaitu biaya telpon. Biaya telpon ini

merangkap dengan biaya internet bulanan. Biaya telepon selama satu tahun sebesar

Rp. 13.700.000. Hal ini berarti jumlah biaya telpon yang harus dikeluarkan PT.

Sayuran Siap Saji selama satu bulan sebesar Rp. 1.141.666 dengan beban dua paket

telepon dan internet.

5.2.3 Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

menyesuaikan dengan jumlah produksi dalam satuan waktu. Adapun biaya variabel

pada PT. Sayuran Siap Saji diantaranya biaya bahan baku, biaya kemasan plastik,

biaya kemasan cup, biaya listrik, biaya transportasi, gaji karyawan produksi, biaya

label, dan biaya promosi. Berikut ini tersaji pada Tabel 9 rincian biaya variabel

produksi sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji.

90
Tabel 9. Biaya Variabel PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021
No Uraian Jumlah Biaya (Rp)
1 Biaya Bahan Baku 9.490.000.000
2 Biaya Kemasan plastik 55.000.000
3 Biaya Kemasan Cup 45.000.000
4 Biaya Listrik 155.000.000
5 Biaya Transportasi 515.000.000
6 Gaji Karyawan Produksi 630.000.000
7 Biaya Label 20.300.000
8 Biaya Promosi 27.000.000
Total Biaya Variabel 10.937.300.000
Sumber: Lampiran 3.B

Berdasarkan Tabel 9 total biaya variabel PT. Sayuran Siap Saji sebesar Rp.

10.937.300.000. Total biaya variabel ini terdapat dari beberapa komponen.

Komponen biaya variabel pertama yaitu biaya bahan baku. Biaya bahan baku yang

dikeluarkan sebesar Rp. 9.490.000.000. Biaya baku ini jumlah keseluruhan bahan

baku selama satu tahun produksi. Sumber biaya bahan baku berasal dari petani

mitra. Bahan baku yang digunakan selama proses produksi terdiri dari beberapa

komoditas terdapat pada Lampiran 2.

Komponen biaya variabel selanjutnya yaitu biaya kemasan plastik. Biaya

yang dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp. 55.000.000. Setiap satu kali

produksi membutuhkan kurang lebih 10 pack kemasan plastik, dimana satu pack

kemasan tersebut berisi 1.000 buah kemasan plastik. Kemasan plastik digunakan

sebagai kemasan produk sayuran segar. Kemasan plastik yang digunakan selama

proses produksi yaitu kemasan plastik dengan ukuran 250 gr dan 500 gr. Biaya

kemasan plastik per pack sebesar Rp. 458.333. Hal ini berarti biaya yang

dibutuhkan untuk kemasan plastik per bulannya sebesar Rp. 4.583.330.

91
Salah satu kemasan yang digunakan oleh PT. Sayuran Siap Saji yaitu

kemasan dalam bentuk cup. Kemasan jenis cup ini digunakan untuk produk yang

siap makan atau produk dalam bentuk potongan-potongan siap saji. Ukuran

kemasan cup terdiri dari 150 gr dan 250 gr. Biaya yang dibutuhkan dalam satu tahun

untuk kemasan cup sebesar Rp. 45.000.000. Angka ini didapat dari jumlah cup yang

dibutuhkan dalam satu kali produksi yaitu sebanyak 1.000 buah dengan harga per

buahnya sebesar Rp. 3.750. Artinya biaya yang dikeluarkan dalam satu kali

produksi sebesar Rp. 3.750.000.

Komponen biaya variabel selanjutnya yaitu biaya listrik merupakan biaya

penggunaan listrik yang digunakan selama proses produksi di PT. Sayuran Siap

Saji. Listrik digunakan tentu untuk menunjang proses produksi sayuran fresh cut

dan sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji. Penggunaan listrik sebagai sumber daya

mesin, penerangan, elektronik administrasi, dan operasional lainnya. Biaya listrik

yang dikeluarkan selama satu tahun yaitu sebesar Rp. 155.000.000. Hal ini berarti

biaya listrik perbulan yang harus dikeluarkan PT. Sayuran Siap Saji sebesar Rp.

12.916.667.

Transportasi merupakan hal penting dalam menunjang usaha di PT. Sayuran

Siap Saji. Transportasi dilakukan untuk melakukan proses distribusi produk sampai

ke konsumen dan mengambil bahan baku dari petani mitra. Adapun biaya

transportasi produksi sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji

selama satu tahun sebesar Rp. 515.000.000. Biaya transportasi dikeluarkan setiap

hari setiap bulannya karena proses distribusi dan pengambilan bahan baku

dilakukan hampir setiap hari. Biaya transportasi yang dikeluarkan termasuk biaya

92
bensin dan ongkos supir. Biaya yang dikeluarkan per harinya yaitu sebesar Rp.

1.430.556. Hal ini berarti biaya transportasi yang dikeluarkan selama satu bulan

sebesar Rp. 42.916.680.

Gaji karyawan produksi merupakan salah satu komponen biaya variabel PT.

Sayuran Siap Saji. Adapun biaya yang dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp.

630.000.000. Angka tersebut diperoleh dari jumlah karyawan produksi atau tenaga

kerja harian sebanyak 25 karyawan dengan gaji per orang per bulannya yaitu

sebesar Rp. 2.100.000. Artinya, gaji karyawan produksi yang harus dikeluarkan

selama satu bulan sebesar Rp. 52.500.000. Gaji yang diberikan kepada karyawan

produksi sayuran fresh cut dan sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji meliputi

kegiatan penyortiran, pemotongan, pencucian, pengeringan, pengemasan, dan

penyimpanan selama 8 jam kerja per hari.

Komponen biaya selanjutnya yaitu biaya label produk PT. Sayuran Siap

Saji. Label produk pada produksi sayuran fresh cut dan sayuran segar di PT.

Sayuran Siap Saji bertujuan untuk memberikan informasi terkait nama produk,

perusahaan yang memproduksi, berat produk, komposisi, tanggal kadaluwarsa, dan

informasi lainnya. Adapun biaya label yang dikeluarkan selama satu tahun produksi

sebesar Rp. 20.300.000. Angka tersebut berasal dari jumlah label yang digunakan

selama satu kali produksi yaitu sebanyak 56.389 buah dengan harga per buahnya

sebesar Rp. 30. Hal ini berarti biaya label dalam satu kali produksi sebesar Rp.

1.691.670.

Biaya promosi merupakan salah satu komponen biaya variabel PT. Sayuran

Siap Saji. Promosi dilakukan untuk mempromosikan produk yang dijual oleh PT.

93
Sayuran Siap Saji. Biaya yang dikeluarkan PT. Sayuran Siap Saji untuk promosi

selama satu tahun sebesar Rp. 27.000.000. Kegiatan promosi yang dilakukan PT.

Sayuran Siap Saji setiap tahunnya sebanyak empat kali promosi. Biaya yang

dibutuhkan setiap promosi sebesar Rp. 6.750.000. Biaya promosi yang dikeluarkan

ini mencakup biaya promosi media sosial, website, maupun bentuk promosi

lainnya.

5.2.4 Kas Bersih Usaha Sayuran PT. Sayuran Siap Saji

Kas bersih usaha sayuran PT. Sayuran Siap Saji merupakan penjumlahan

seluruh uang yang masuk dan keluar pada PT Sayuran Siap Saji mulai dari investasi

sampai berakhirnya investasi tersebut. Kas bersih dilakukan untuk mengetahui

aliran kas masuk bersih atau keuntungan yang diperoleh oleh PT. Sayuran Siap Saji.

Perhitungan kas bersih dilakukan dengan menjumlahkan keuntungan setelah pajak

dengan penyusutan. Adapun perhitungan kas bersih Usaha di PT. Sayuran Siap Saji

dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Kas Bersih (Proceed) PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Inflow 15.036.897.000
2 Outflow (a)+(b)+(c) 14.385.195.000
5.1 Biaya Investasi 2.638.350.000
5.2 Biaya Tetap 809.545.000
5.3 Biaya Variabel 10.937.300.000
3 KsPUS (1) - (2) 651.702.000
4 Pajak (2,5% ) ((2,5%)(3)) 16.292.550
5 KSPUS (3) - (4) 635.409.450
6 Penyusutan 309.185.000
7 AKBUS (5) + (6) 944.534.450
Sumber : Lampiran 6

94
Berdasarkan Tabel 10 menjelaskan terkait kas bersih (proceed) PT. Sayuran

Siap Saji tahun 2021. Kas bersih PT. Sayuran Siap Saji tahun 2021 sebesar Rp.

944.534.450. Angka tersebut diperoleh dari keuntungan setelah pajak ditambah

dengan penyusutan. Keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 635.409.450, lalu

penyusutan sebesar Rp. 309.185.000. Adapun perhitungan aliran kas bersih tahun

2011-2021 dapat dilihat pada Lampiran 6.

5.3 Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji dapat dikatakan

layak atau tidak ditinjau dari aspek finansial. Adapun komponen perhitungan

analisis kelayakan finansial yaitu metode analisis NPV, B/C Rasio, IRR, BEP,

Payback period, dan ROI.

5.3.1 Analisis NPV

Analisis Net Present Value (NPV) merupakan analisis dengan metode

perhitungan nilai saat ini yang didapat dari hasil keuntungan setelah pajak dikurangi

dengan biaya investasi. Hasil perhitungan kas bersih didiskontokan dengan

menggunakan tingkat inflasi Indonesia tahun 2011 - 2021 sebesar 4%. Adapun hasil

perhitungan NPV selama 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

95
Tabel 11. Analisis Net Present Value (NPV) Usaha Sayuran Fresh Cut dan
Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2011 – 2021

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
- - -
140.576 495.600 759.292. 1.804.53 2.410.13 2.747.88 2.688.20 635.409
KSPUS 3.531.30 60.277. 1.323.06
.475 .300 950 9.750 8.575 3.450 3.025 .450
3.750 425 2.325
Penyus 309.185. 309.185 309.185 309.185 309.185. 309.185. 309.185. 309.185. 309.185. 309.185. 309.185
utan 000 .000 .000 .000 000 000 000 000 000 000 .000
- -
AKBU 449.761 248.907 804.785 1.068.47 2.113.72 2.719.32 3.057.06 2.997.38 944.594
3.222.11 1.013.87
S .475 .575 .300 7.950 4.750 3.575 8.450 8.025 .450
8.750 7.325
df
1 0,96 0,92 0,88 0,85 0,82 0,79 0,75 0,73 0,70 0,67
(3,8%)
- - -
135.169 440.586 649.046. 1.426.15 1.831.50 2.007.85 1.888.69 429.259
PV 3.531.30 55.729. 1.087.46
.687 .862 795 3.976 7.235 1.521 5.788 .856
3.750 867 0.788
511.927.
NPV
317
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 11 menyajikan hasil NPV usaha sayuran fresh cut dan

sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji tahun 2021. Hasil NPV usaha sayuran fresh

cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji tahun 2021 sebesar Rp. 511.927.317.

Hal ini berarti nilai NPV yang diperoleh yaitu Rp. 511.927.317>1 atau bernilai

positif. Adapun kriteria kelayakan usaha apabila NPV>1 maka usaha dapat

dikatakan layak untuk dijalankan. Maka, berdasarkan hasil perhitungan NPV, usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji layak untuk dijalankan.

Penelitian Yanti (2014) dengan judul penelitian yaitu Studi Kelayakan dan

Evaluasi Keuangan Sayuran Fresh Cut Pada PT. Sayuran Siap Saji Kabupaten

Bogor menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 2.161.854.000. Terdapat perbedaan

hasil NPV antara penelitian Yanti (2014) dengan penelitian ini yaitu pada penelitian

ini jumlah NPV didapatkan dari jumlah penjualan riil dan menggunakan suku bunga

sebesar 4%. Sedangkan pada penelitian Yanti (2014) menggunakan prediksi jumlah

penjualan dan menggunakan suku bunga sebesar 5,75% pada tahun ke 1 sampai

tahun ke 3 dan 7,5% pada tahun ke 4 sampai tahun ke 10. Perbedaan tersebut tetap

96
memberikan hasil yang layak bagi usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji.

5.3.2 Analisis B/C Rasio

Analisis B/C Rasio merupakan analisis dengan metode perhitungan dengan

membandingkan nilai keuntungan dan biaya dalam menjalankan usaha sayuran

fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji. Selain itu, perhitungan B/C

Rasio didapatkan dari hasil perbandingan antara NPV positif dengan NPV Negatif

untuk dapat mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap Rp.1 yang

dikeluarkan. Adapun hasil perhitungan B/C Rasio dapat dilihat pada Tabel 12

berikut ini.

Tabel 12. Analisis B/C Rasio Usaha Sayuran Fresh Cut dan Sayuran Segar PT.
Sayuran Siap Saji Tahun 2021

No Uraian Hasil
1 PV Positif 8.752.541.856
2 PV Negatif 4.674.494.407
B/C Rasio 1,87
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 12 menyajikan hasil perhitungan B/C Rasio usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji yaitu sebesar 1,87. Hal

ini berarti apabila diasumsikan pengeluaran sebesar Rp. 1000 dapat memberikan

keuntungan kepada usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap

Saji sebesar Rp. 1.880. Adapun kriteria kelayakan analisis B/C Rasio yaitu apabila

hasil Net B/C Rasio>1 maka usaha dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Maka,

berdasarkan hasil analisis Net B/ C Rasio usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar

PT. Sayuran Siap Saji layak untuk dijalankan selama 10 tahun berjalannya usaha.

97
Perhitungan B/C Rasio diperoleh dari perbandingan antara PV Positif

dengan PV Negatif. PV positif diperoleh dari jumlah PV kas bersih yang bernilai

positif pada tahun 2012, 2014, 2015, 2017,2018,2019,2020, dan 2021. Sedangkan

PV negatif diperoleh dari jumlah PV kas bersih yang bernilai negatif pada tahun

2011, 2013, dan 2016.

Penelitian Yanti (2014) dengan judul penelitian yaitu Studi Kelayakan dan

Evaluasi Keuangan Sayuran Fresh Cut Pada PT. Sayuran Siap Saji Kabupaten

Bogor menghasilkan nilai B/C Rasio sebesar 2,23. Terdapat perbedaan nilai B/C

Rasio antara penelitian Yanti (2014) dengan penelitian ini yaitu pada penelitian ini

nilai B/C Rasio lebih kecil dibandingkan dengan nilai B/C Rasio pada penelitian

Yanti (2014). Hal ini dikarenakan nilai B/C Rasio pada penelitian Yanti (2014)

menggunakan nilai prediksi sedangkan pada penelitian ini menggunakan nilai riil.

Perbedaan tersebut tetap memberikan hasil yang layak bagi usaha sayuran fresh cut

dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji.

5.3.3 Analisis IRR

Analisis IRR merupakan metode analisis untuk mengukur tingkat

pengembalian internal usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap

Saji. Analisis ini dilakukan dengan cara menghitung NPV sama dengan nol atau

mendekati nol pada tingkat inflasi tertentu dengan cara trial and error. Tingkat

inflasi yang digunakan untuk menghasilkan NPV pertama yaitu dengan

menggunakan tingkat inflasi Indonesia tahun 2011 - 2021 sebesar 4%. Adapun hasil

perhitungan Internal Rate of Return (IRR) dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.

98
Tabel 13. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Usaha Sayuran Fresh Cut dan
Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021

No Uraian Hasil (%)


1 IRR (internal Rate of Return) 4,97
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan hasil perhitungan Internal Rate of Return usaha sayuran fresh

cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji pada Tabel 13 menghasilkan nilai

sebesar 4,97%. Hal ini berarti, tingkat pengembalian usaha sebesar 4,97% lebih

besar dari tingkat inflasi yaitu sebesar 4%. Nilai IRR yang diperoleh menggunakan

tingkat inflasi sebesar 4 % dan 5%. Nilai 5% diperoleh dari hasil percobaan trial

and error yang menghasilkan nilai NPV negatif. Adapun kriteria kelayakan analisis

IRR apabila nilai IRR>DR maka usaha dapat dikatakan kayak. Maka, berdasarkan

hasil perhitungan analisis IRR usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Penelitian Yanti (2014) dengan judul penelitian yaitu Studi Kelayakan dan

Evaluasi Keuangan Sayuran Fresh Cut Pada PT. Sayuran Siap Saji Kabupaten

Bogor) menghasilkan nilai IRR sebesar 24%. Terdapat perbedaan hasil IRR antara

penelitian Yanti (2014) dengan penelitian ini yaitu pada penelitian ini hasil IRR

didapatkan menggunakan tingkat inflasi sebesar 4%. Sedangkan pada penelitian

Yanti (2014) menggunakan suku bunga sebesar 5,75% pada tahun ke 1 sampai

tahun ke 3 dan 7,5% pada tahun ke 4 sampai tahun ke 10. Meskipun terdapat

perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Yanti (2014) hasil IRR yang

diperoleh tetap menghasilkan kelayakan bagi usaha sayuran fresh cut dan sayuran

segar PT. Sayuran Siap Saji.

99
5.3.4 Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis Break Even Point (BEP) merupakan metode analisis dengan

melakukan perhitungan yang menghasilkan jumlah pendapatan dan jumlah biaya

usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji menghasilkan hasil

yang sama. Hal ini dapat diartikan bahwa metode analisis BEP melakukan

perhitungan yang menghasilkan usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. Adapun

perhitungan analisis Break Even Point (BEP) terbagi menjadi dua yaitu analisis

Break Even Point (BEP) unit dan Break Even Point (BEP).

1. Break Even Point (BEP) unit

Analisis Break Even Point (BEP) unit dilakukan perhitungan dengan

perbandingan antara biaya total dengan rata-rata harga jual usaha sayuran fresh cut

dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji. Tujuan dari perhitungan Break Even Point

(BEP) unit yaitu untuk mengetahui jumlah unit penjualan sayuran di PT. Sayuran

Siap Saji untuk mencapai titik impas. Berikut hasil analisis Break Even Point (BEP)

unit usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji pada Tabel

14 di bawah ini.

Tabel 14. Analisis Break Even Point (BEP) Unit Usaha Sayuran Fresh Cut dan
Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021

No Uraian Hasil (unit)


1 Biaya Total Usaha Sayuran (Rp) 14.385.195.000
2 Harga Jual (Rp/Kg) 879.113
BEP Unit (Kg) 16.363
Sumber : Lampiran 6

100
Berdasarkan analisis Break Even Point (BEP) unit usaha sayuran fresh cut

dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji pada Tabel 14 hasil yang diperoleh yaitu

sebesar 16.363 kg. Hal ini berarti titik impas unit usaha sayuran fresh cut dan

sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji terdapat pada jumlah unit sebesar 16.363 kg.

Artinya, apabila volume unit yang diproduksi kurang dari 16.363 kg, maka usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji akan merugi. Sebaliknya,

apabila volume unit yang diproduksi lebih dari 16.363 kg, maka usaha sayuran fresh

cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji akan mendapatkan keuntungan.

Pada tahun 2021 produk yang dihasilkan oleh PT. Sayuran Siap Saji terjual

sebanyak 776.660 kg. Selisih antara produk yang terjual dengan BEP unit usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji sebesar 760.297 kg. Hal

ini menunjukan bahwa usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap

Saji layak untuk dijalankan karena produk yang terjual melebihi batas minimum

produk.

2. Break Even Point (BEP) Harga

Analisis Break Even Point (BEP) harga dilakukan perhitungan dengan

perbandingan antara biaya total dengan total unit penjualan usaha sayuran fresh cut

dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji. Tujuan dari perhitungan Break Even Point

(BEP) harga yaitu untuk mengetahui besaran harga jual sayuran di PT. Sayuran

Siap Saji untuk mencapai titik impas. Berikut hasil analisis Break Even Point (BEP)

harga usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji pada Tabel

15 di bawah ini.

101
Tabel 15. Analisis Break Even Point (BEP) Harga Usaha Sayuran Fresh Cut dan
Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021

No Uraian Hasil (Rp)


1 Biaya Total Usaha Sayuran (Rp) 14.385.195.000
2 Volume Penjualan (Kg) 776.660
BEP Harga 18.522
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan analisis Break Even Point (BEP) harga usaha sayuran fresh cut

dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji pada Tabel 15 hasil yang diperoleh yaitu

sebesar Rp.18.522. Hal ini berarti titik impas harga usaha sayuran fresh cut dan

sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji terdapat pada rata-rata harga sebesar

Rp.18.522. Artinya, apabila rata-rata harga yang dijual kurang dari Rp.18.522,

maka usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji akan merugi.

Sebaliknya, apabila rata-rata harga yang dijual lebih dari Rp.18.522, maka usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji akan mendapatkan

keuntungan.

Pada tahun 2021 harga jual keseluruhan produk sebesar Rp. 879.113. Selisih

harga jual produk dengan BEP harga sebesar Rp. 860.591. Hal ini menunjukan

bahwa usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji layak untuk

dijalankan karena harga yang terjual melebihi batas minimum harga.

5.3.5 Analisis Payback Period

Analisis payback period merupakan metode analisis untuk mengetahui

penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi usaha sayuran fresh cut

dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji. Perhitungan analisis payback period

dilakukan dengan membandingkan nilai investasi dengan nilai kas bersih usaha lalu

102
dikali dengan satu tahun. Berikut merupakan hasil perhitungan payback period

usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji dapat dilihat pada

Tabel 16 di bawah ini.

Tabel 16. Analisis Payback Period Usaha Sayuran Fresh Cut dan Sayuran Segar
PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021

No Uraian Nilai
1 Investasi (Rp) 3.621.850.000
2 AKBUS (Rp) 944.594.450
Payback Period 3,83
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan analisis payback period usaha sayuran fresh cut dan sayuran

segar PT. Sayuran Siap Saji pada Tabel 16 menghasilkan nilai sebesar 3,83. Hal ini

berarti bahwa pengembalian investasi usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar

PT. Sayuran Siap Saji yaitu selama 3 tahun 9 bulan 28 hari. Maka, berdasarkan

analisis payback period usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap

Saji dapat dikatakan layak karena pengembalian investasi yang dihasilkan kurang

dari umur investasi yaitu 10 tahun.

Penelitian Yanti (2014) dengan judul penelitian yaitu Studi Kelayakan dan

Evaluasi Keuangan Sayuran Fresh Cut Pada PT. Sayuran Siap Saji Kabupaten

Bogor) menghasilkan payback periode sebesar 6,22 yaitu 6 tahun 2 bulan 19 hari.

Terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yanti (2014) yaitu pada

penelitian ini Payback periode yang dihasilkan sebesar 3,83 yaitu 3 tahun 9 bulan

28 hari. Hal ini dikarenakan kas bersih yang didapat oleh penelitian Yanti (2014)

lebih kecil dari kas bersih pada penelitian ini. Meskipun hasil yang diperoleh

103
berbeda, perhitungan paybac periode pada usaha sayuran fresh cut dan sayuran

segar PT. Sayuran Siap Saji tetap mennghasilkan layak untuk dijalankan.

5.3.6 Analisis Return Of Investment (ROI)

Analisis Return Of Investment (ROI) merupakan metode analisis untuk

mengetahui efisiensi investasi usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji. Dengan kata lain analisis ini bertujuan untuk mengetahui hasil

yang akan diperoleh dari investasi yang dikeluarkan. Perhitungan analisis Return

Of Investment (ROI) dilakukan dengan membandingkan nilai keuntungan setelah

pajak dengan total aset usaha. Berikut merupakan hasil perhitungan Return Of

Investment usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji dapat

dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.

Tabel 17. Analisis Return Of Investment (ROI) Usaha Sayuran Fresh Cut dan
Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021

No Uraian Nilai
1 Keuntungan (Rp) 626.937.324
2 Total Asset (Rp) 3.621.850.000
Return Of Investment (ROI) 17%
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan analisis Return Of Investment (ROI) pada Tabel 17

menghasilkan nilai sebesar 0.17. Hal ini berarti investasi yang telah dikeluarkan

memberikan keuntungan senilai 0.17 atau setara dengan hasil pengembalian yang

diperoleh sebesar 17%. Adapun kriteria kelayakan analisis Return Of Investment

(ROI) yaitu hasil perhitungan yang diperoleh mendapatkan hasil positif. Maka,

berdasarkan analisis Return Of Investment (ROI) usaha sayuran fresh cut sayuran

segar PT. Sayuran Siap Saji dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

104
5.4 Analisis Switching Value

Analisis switching value merupakan metode analisis dengan menggunakan

nilai pengganti yang mudah berubah apabila terjadi perubahan akan memengaruhi

keadaan finansial usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji.

Perhitungan analisis switching value dilakukan dengan menggunakan dua variabel

nilai pengganti yang mudah berubah yaitu penurunan harga jual dan kenaikan biaya

variabel. Berikut hasil analisis switching value dengan penurunan harga jual usaha

sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021 terdapat

pada Tabel 18 dibawah ini.

Tabel 18. Analisis Switching Value dengan Penurunan Harga Jual Usaha Sayuran
Fresh Cut dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021
sebesar 0,65%

No Uraian Persentase Penurunan Harga Jual


1 NPV -67.443.011
2 B/C 1,76
3 IRR 3,86
4 BEP Unit 16.363
5 BEP Harga 18.522
6 PP 4,26
7 ROI 0,15
Sumber: Lampiran 7

Berdasarkan hasil analisis switching value pada Tabel 18 menggambarkan

bahwa usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji tidak layak

untuk dijalankan dengan penurunan harga jual sebesar 0,65% yang dapat

diakibatkan dari kurangnya permintaan dan tingginya penawaran. Hasil analisis ini

menunjukan bahwa PT. Sayuran Siap Saji tidak harus menurunkan harga sebesar

105
0.65%. Apabila perusahaan menurunkan harga jual sebesar 0,65% maka, usaha

akan merugi sehingga usaha yang dijalankan tidak layak.

Penelitian Yanti (2014) berdasarkan analisis switching value memberikan

hasil yaitu dengan melaukan penurunan harga jual sebesar 0,65%. Hasil analisis

switching value yaitu NPV sebesar -Rp. 42.500.000, IRR sebesar 5%, B/C Rasio

sebesar 0,90, PP sebesar 7,93. Berdasarkan hasil penelitian dari Yanti (2014) dan

penelitian ini memberikan hasil yang tidak layak bagi perusahaan apabila

melakukan penurunan harga jual sebesar 0,65%.

Adapun perhitungan analisis switching value dengan menggunakan

perhitungan kenaiakan biaya variabel Usaha di PT. Sayuran Siap Saji dengan

persentasi sebesar 0,8%. Berikut hasil analisis switching value dengan kenaikan

biaya usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021

terdapat pada Tabel 19 dibawah ini.

Tabel 19. Analisis Switching Value dengan Kenaikan Biaya Usaha Sayuran Fresh
Cut dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021 sebesar 0,8%

No Uraian Persentase Kenaikan Biaya


1 NPV -67.540.909
2 B/C Rasio 1,75
3 IRR 3,86
4 BEP Unit 16.463
5 BEP Harga 18.635
6 Payback Period 4,21
7 ROI 0,15
Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan hasil analisis switching value pada Tabel 19 menggambarkan

bahwa usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji tidak layak

untuk dijalankan dengan kenaikan biaya variabel sebesar 0,8% yang dapat

106
diakibatkan dari tingkat inflasi. Hasil analisis ini menunjukan bahwa PT. Sayuran

Siap Saji tidak harus menaikan biaya variabel sebesar 0,8%. Apabila perusahaan

menurunkan harga jual sebesar 0.8% maka, usaha akan merugi sehingga usaha yang

dijalankan tidak layak.

Hasil penelitian Yanti (2014) berdasarkan analisis switching value

memberikan hasil yaitu dengan melaukan kenaikan harga input sebesar 0,79%.

Hasil analisis switching value yaitu NPV sebesar -Rp.21.687.000, IRR sebesar 5%,

B/C Rasio sebesar 0,91, PP sebesar 7,83. Berdasarkan hasil penelitian dari Yanti

(2014) dan penelitian ini memberikan hasil yang tidak layak bagi perusahaan

apabila melakukan penurunan harga jual sebesar 0,8% pada penelitian ini dan

0,79% pada penelitian Yanti (2014).

5.5 Evaluasi dan Rekomendasi

Evaluasi dan rekomendasi dilakukan untuk memberikan gambaran secara

menyeluruh terkait kelayakan pada tiap komponen analisis. Evaluasi yang

dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha PT. Sayuran Siap Saji secara umum

berdasarkan komponen analisis. Sedangkan, Rekomendasi diperoleh dari hasil dan

pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan sehingga menghasilkan saran bagi

perusahaan. Hasil evaluasi dan rekomendasi dapat dilihat pada tabel 20.

107
Tabel 20. Evaluasi Seluruh Analisis

Komponen Analisis Hasil Keterangan


Aspek Hukum Memiliki Surat Izin Berdasarkan kriteria
Usaha, Memiliki Tanda kelayakan pada
Daftar Perusahaan, dan penelitian ini, aspek
Memiliki badan hukum hukum dikatakan layak
Aspek Pasar dan Produk yang dihasilkan Berdasarkan kriteria
Pemasaran dapat bersaing, harga jual kelayakan pada
dapat bersaing, promosi penelitian ini, aspek
yang dilakukan efektif, pasar dan pemasaran
saluran distribusi yang dapat dikatakan layak.
dilakukan sudah tepat, Namun, terdapat
tersedianya pangsa pasar, beberapa kriteria
lokasi atau tempat yang kelayakan lainnya yang
ditentukan sudah sesuai belum dibahas pada
penelitian ini
Aspek Teknis Penentuan lokasi yang Berdasarkan kriteria
tepat, perolehan bahan kelayakan pada
baku yang mudah, penelitian ini, aspek
jumlah tenaga kerja yang teknis dapat dikatakan
digunakan sudah sesuai layak.
standar, tenaga kerja
sudah sesuai prosedur,
peralatan yang
digunakan sudah sesuai,
skala produksi 100%
Aspek Manajemen dan Terlaksananya tugas, Berdasarkan kriteria
Organisasi pokok, dan porsi masing- kelayakan pada
masing jabatan, penelitian ini, aspek
terlaksananya fungsi manajemen dan
manajemen, memiliki organisasi dapat
struktur organisasi dikatakan layak.
Aspek Ekonomi dan Memberikan kesempatan Berdasarkan kriteria
Sosial kerja bagi masyarakat kelayakan pada
sekitar, memanfaatkan penelitian ini, aspek
sumber daya alam ekonomi dan sosial dapat
dengan baik sehingga dikatakan layak. Namun,
tidak menimbulkan apabila akan dilakukan
dampak ekonomi bagi penelitian lanjutan,
masyarakat, tidak sebaiknya dilihat lagi
menciptakan konflik kriteria lain yang belum
disekitar masyarakat, dibahas pada penelitian
tidak menciptakan ini.
perubahan sosial

108
Aspek Dampak Pembuangan limbah Berdasarkan kriteria
Lingkungan Hidup tidak mencemari kelayakan pada
lingkungan, pembuangan penelitianini, aspek
limbah dapat didaur dampak lingkungan
ulang, limbah yang hidup dapat dikatakan
dihasilkan tidak layak. Namun, apabila
menyebabkan perubahan terdapat penelitian
kesuburan tanah, polusi lanjutan perlu adanya
udara maupun polusi analisis terkait kelayakan
suara pada kriteria kelayakan
lain yang tidak dibahas
oleh penelitian ini
Biaya Investasi 3.621.850.000 -
Penyusutan 309.185.000 -
Biaya Tetap 809.545.000 -
Biaya Variabel 10.937.300.000 -
Kas Bersih 944.534.450 Memberikan keuntungan
NPV 511.927.317 Layak karena memenuhi
kriteria kelayakan yaitu
NPV>1
B/C Rasio 1,87 Layak karena memenuhi
kriteria kelayakan yaitu
B/C Rasio>1
IRR 4,97 Layak karena memenuhi
kriteria kelayakan yaitu
IRR>DR. (DR= 4%)
BEP Unit 16.363 Jumlah produk untuk
mencapai titik impas
BEP Harga 18.522 Harga untuk pencapai
titik impas
Payback Periode 3,83 Tingkat pengembalian
investasi selama 3 tahun
9 bulan 28 hari
ROI 17% Layak karena hasil
perhitungannya positif
Analisis Switching Value
Penurunan Harga 0,65% Tidak Layak untuk
NPV -67.443.011 dijalankan apabila
B/C Rasio 1,76 perusahaan menurunkan
IRR 3,86 harga jual sebesar 0,65%.
BEP Unit 16.363
BEP Harga 18.522
PP 4,26
ROI 0,15
Kenaikan Bahan Baku Tidak Layak untuk
0,8% dijalankan apabila
109
NPV -67.540.909 perusahaan menaikan
B/C Rasio 1,75 bahan baku sebesar
IRR 3,86 0,8%.
BEP Unit 16.463
BEP Harga 18.635
PP 4,21
ROI 0,15

Berdasarkan tabel 20, keseluruhan analisis pada penelitian ini dapat

dikatakan layak. Namun terdapat beberapa hasil analisis yang menunjukan bahwa

hasil tidak layakn yaitu hasil analisis switching value. Hasil tersebut menunjukan

hasil yang tidak layak karena NPV yang dihasilkan negatif. Berdasarkan hasil

evaluasi tersebut penulis memberikan rekomendasi yaitu perusahaan tidak

menurunkan harga jual melebihi ambang batas dan tidak menaikan bahan baku

melebihi ambang batas. Lalu, pada penelitian ini juga belum terdapat analisis terkait

evaluasi keuangan PT. Sayuran Siap Saji selama 10 tahun. Maka dari itu, penulis

merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya melakukan analisis evaluasi

keuangan.

110
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, terdapat kesimpulan

sebagai berikut.

1. Hasil analisis kelayakan usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji berdasarkan aspek non finansial yaitu aspek hukum,

aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan organisasi,

aspek ekonomi dan sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup memberikan

hasil yang layak untuk dijalankan. Hal ini karena analisis aspek non

finansial memenuhi seluruh kriteria kelayakan.

2. Total biaya yang dikeluarkan oleh PT. Sayuran Siap Saji pada tahun 2021

sebesar Rp. 14,385,195,000. Biaya tersebut terdiri dari biaya investasi

sebesar Rp. 2.638.350.000 dengan nilai penyusutan sebesar Rp.

309.185.000, biaya tetap sebesar Rp. 809.545.000, biaya variabel sebesar

Rp. 10.937.300.000. Lalu jumlah kas bersih yang diperoleh PT. Sayuran

Siap Saji tahun 2021 sebesar Rp. 944.594.450.

3. Analisis kelayakan finansial usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT.

Sayuran Siap Saji terdapat beberapa komponen yaitu nilai NPV, B/C rasio,

IRR, BEP, Payback period, dan ROI. Nilai NPV yang dihasilkan yaitu

sebesar Rp. 511.927.317 yang bernilai positif atau nilai NPV lebih besar

dari nol (NPV>0) yang berarti layak untuk dijalankan. Nilai B/C Rasio yang

dihasilkan yaitu sebesar 1,97 dengan hasil B/C rasio lebih besar dari nol
(B/C rasio >0) yang berarti layak untuk dijalankan. Nilai IRR yang

dihasilkan yaitu sebesar 4,97 dengan hasil IRR lebih besar dari nol (IRR>0)

yang berarti layak untuk dijalankan. Hasil BEP unit yaitu sebesar 16.363

BEP harga yaitu sebesar Rp. 18.522. Hasil payback period yaitu sebesar

3,83 dengan lama pengembalian investasi selama 3 tahun 9 bulan 28 hari

yang berarti layak untuk dijalankan karena pengembalian investasi dibawah

umur investasi. Lalu nilai ROI yang dihasilkan yaitu sebesar 0,18 atau hasil

pengembaliannya yaitu sebesar 18% yang berarti layak untuk dijalankan

karena bernilai positif.

4. Hasil analisis switching value dilakukan dengan menggunakan nilai

pengganti yaitu penurunan harga jual dan kenaikan biaya variabel. Hasil

penurunan harga jual menunjukan usaha tidak layak untuk dilakukan yaitu

penurunan harga jual sebesar 0,65% dengan hasil NPV sebesar -

Rp.67.443.011, hasil B/C rasio sebesar 1,76, hasil IRR sebesar 3,86, hasil

BEP unit sebesar 16.363 kg dan BEP harga Rp.18.522, hasil payback period

yaitu 4,26 dengan pengembalian investasi selama 4 tahun 3 Bulan 3 hari,

dan hasil ROI sebesar 0,14. Lalu hasil kenaikan biaya variabel menunjukan

usaha tidak layak untuk dilakukan yaitu kenaikan biaya variabel sebesar

0,8% dengan hasil NPV sebesar -Rp. 67.540.909, hasil B/C rasio sebesar

1,75, hasil IRR sebesar 3,86, hasil BEP unit sebesar 16.463 kg dan BEP

harga sebesar Rp.18.635, hasil payback period sebesar 4,21 dengan

pengembalian investasi selama 4 tahun 2 bulan 15 hari, dan hasil ROI

sebesar 0,15.

112
6.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan serta kesimpulan

yang ada terdapat saran yang penulis berikan kepada usaha sayuran fresh cut dan

sayuran segar PT. Sayursan Siap Saji sebagai berikut:

1. Usaha sayuran fresh cut dan sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji sudah

layak untuk dijalankan, namun terdapat hal yang harus diperhatikan yaitu

terkait penurunan harga jual serta kenaikan biaya variabel usaha. Apabila

perusahaan tetap memberlakukan penurunan harga jual dan biaya variabel

pada ambang batas maka usaha tidak layak. Maka dari itu, saran dari penulis

yaitu untuk tidak menurunkan harga jual melebihi ambang batas serta tidak

menaikan biaya variabel melebihi ambang batas.

2. Pada penelitian ini belum membahas evaluasi kinerja keuangan perusahaan

setelah berjalannya usaha selama 10 tahun, maka dari itu bisa dilakukan

penelitian lanjutan terkait evaluasi kinerja keuangan perusahaan

113
DAFTAR PUSTAKA

Asanti, Henning Pury. 2011. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan


Buah (Studi Kasus: CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan,
Depok, Jawa Barat.). [Skripsi] Program Studi Agribisnis. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2021. Kabupaten Bogor Dalam Angka.
BPS Kabupaten Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2022. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan
Indonesia. https://www.bps.go.id/statictable/2009/06/15/907/indeks-harga-
konsumen-dan-inflasi-bulanan-indonesia-2006-2022.html. diakses pada 29
Mei 2022. Jam 14.30.

Bogorkab.go.id. 2019. Pertanian. https://bogorkab.go.id/pages/pertanian. diakses


pada 24 Juli 2021. Jam 21.21.

Chailani, Siti Rosmilah. 2010. Penyakit Pasca Panen Tanaman Pangan. UB Press:
Malang.

Direktorat Jendral Hortikultura. 2016. Rencana Strategis Direktorat Jendral


Hortikultura Kementerian Pertanian 2015-2019. Kementerian Pertanian
Jakarta

Febrianto, Agung. 2019. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembenihan Ikan


Lele Sangkuriang di Dafu Farm, Depok, Jawa Barat. [Skripsi] Program
Studi Agribisnis. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

GAPMMI. 2020. Industri Makanan dan Minuman Akan Kembali Normal Pada
2022. https://www.gapmmi.id/article/read/7669/industri-makanan-dan-
minuman-akan-kembali-normal-pada-2022. diakses pada 26 Juli 2021. Jam
20.31

Hakim, Lukmanul. 2020. Analisis Kelayakan Budidaya Pembesaran Lele (Studi


Kasus di Pokdakan Proteina Mandiri). [Tesis] Program Pasca Sarjana.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Hariyani, Diyah S. 2018. Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi. Aditya Media:
Malang.

Indonesia. 2020. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020


Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2016. Studi Kelayakan Bisnis. Prenadamedia: Jakarta.

Kementerian Keuangan. 2009. Peraturan Kementerian Keuangan Nomor 96 Tahun


2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk Dalam Kelompok Harta
Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan. Jakarta

Manalu, Doni Sahat Tua dan Lavyna Br, Bangun 2020. Analisis Kelayakan
Finansial Selada Keriting dengan Sistem Hidroponik (Studi Kasus PT Cifa
Indonesia). Journal of Agricultural and Human Resource Development
Studies. Oktober 2020. Volume 1(2) : 117-126.

Martawijaya, Elang Ilik dan Mochamad Yadi Nurjayadi. 2011. Sukses Bisnis Jamur
Tiram Di Rumah Sendiri. IPB Press: Bogor.

Muchtadi, Tien R. 2008. Penanganan dan Pengolahan Hasil Hortikultura. Banten:


UT Press.

Murdijati, Gardjito dan Yuliana R. Swasti. 2018. Fisiologi Pasca Panen Buah dan
Sayur. UGM Press: Yogyakarta.

Nainggolan, Dohan P D. 2020. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Udang


Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Di Desa Tanjung Ibus Kecamatan
Secanggang Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. [Skripsi]. Fakultas
Pertanian. Sumatera Utara : Univertas Sumatera Utara.

Normansyah, Dodit, Siti Rochaeni, dan Armaeni Dwi Humaerah. 2014. Analisis
Pendapatan Usahatani Sayuran Di Kelompok Tani Jaya, Desa Ciaruteun Ilir,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Jurnal Agribisnis. Vol 8
91);29-44.

Nurmalina, Rita., Tintin Sarianti dan Arif Karyadi. 2018. Studi Kelayakan Bisnis.
Bogor : IPB Press.

Padangaran, Ayub M. 2013. Analisis Kuantitatif Pembiayaan Perusahaan


Pertanian. Bogor: IPB Press.

PT. Sayuran Siap Saji. 2021. Profil Perusahaan.


https://sayuransiapsaji.co.id/companyProfile. Diakses pada 25 September
2021. Jam 19.10.

Purwanto, Helmy. 2009. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Jurnal Media


Agro. Vol 5, No. 1:15-19.

Purwanto, R dan Anis D. Susila. 2021. Teknologi Hortikultura. IPB Press: Bogor.

115
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2006. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta:
Lembaga Penerbit FE UI.

RI. 2020. Permenkes Nomor 9 Tahun 2020 : Pedoman Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19). Kementerian Kesehatan: Jakarta.

Republik Indonesia. 2020. PP Nomor 21 Tahun 2020 : Pembatasan Sosial Berskala


Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19). Sekretariat Negara: Jakarta.

Sobana, Dadang Husen. 2018. Studi Kelayakan Bisnis. Bandung: CV. Pustaka
Setia.

Soekartawi. 2016. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.

Sugiyanto dan Anggun Putri Romadhina. 2020. Pengantar Ilmu Ekonomi dan
Makro. Banten: Yayasan Pendidikan Sosial Indonesia Maju.

Susilawati. 2017. Mengenal Tanaman Sayuran (Prospek dan Pengelompokan).


Palembang: Unsri Press.

Susilowati, Etty dan Haruni Kurniati. 2018. Analisis Kelayakan dan Sensitivitas :
Studi Kasus Industri Kecil Tempe Kopti Semanan, Kecamatan Kalideres,
Jakarta Barat. Jurnal Bisnis dan Manajemen. April 2017. Volume 10(2):
102-117.

Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Yanti, Rosda Lia. 2014. Studi Kelayakan dan Evaluasi Keuangan Usaha Sayuran
Fresh Cut Pada PT Sayuran Siap Saji Kabupaten Bogor. [Skripsi]
Departemen Manajemen. Institut Pertanian Bogor:Bogor.

Zulfiqoh, Farida. 2017. Analisis Kelayakan Finansiall Usaha Perkebunan Kopi


Arabika di Kebun Kalisat Jampit WIlayah II PTPN XII Bondowoso.
[Skripsi]. Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas
Jember.

116
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini dibuat sebagai salah satu alat untuk mendapatkan

data pada penelitian ini dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha Sayuran Segar Di

masa pandemi Covid-19 PT Sayuran Siap Saji” oleh Adenida Maulydia

Ramadhina, Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

A. Aspek Kelayakan Usaha Non Finansial

A1. Aspek Hukum

1. Apakah perusahan memiliki izin usaha? Jika iya, sebutkan apa saja izin

usaha tersebut?

2. Apa hak atas tanah tempat berdirinya PT. Sayuran Siap Saji?

3. Apakah tanah tersebut merupakan tanah sengketa?

4. Bagaimana sistem perpajakan di PT Sayuran Siap Saji?

A2. Aspek Pasar dan Pemasaran

1. Siapa saja pasar potensial dari PT. Sayuran Siap Saji?

2. Siapa saja target pasar dari PT. Sayuran Siap Saji?

3. Berapa banyak permintaan sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji?

(Kg/Bulan)

4. Berapa banyak penawaran sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji?

(Kg/Bulan

5. Berapa margin harga sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji?

6. Apa saja jenis produk yang dijual di PT. Sayuran Siap Saji?

7. Berapa banyak jenis kemasan sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji?

118
8. Berapa harga produk sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji berdasarkan

jenis produk dan jenis kemasannya?

9. Apa saja input produksi di PT. Sayuran Siap Saji?

10. Berapa harga input produksi sayuran segar di PT. Sayuran Siap Saji?

11. Bagaimana saluran distribusi yang terjadi di PT. Sayuran Siap Saji?

12. Bagaimana bentuk promosi yang dilakukan PT. Sayuran Siap Saji?

13. Apa saja rencana penjualan bulanan PT. Sayuran Siap Saji?

A3. Aspek Teknis

1. Apa alasan PT. Sayuran Siap Saji memilih lokasi usaha?

2. Berapa luas lokasi usaha PT. Sayuran Siap Saji?

3. Berapa fasilitas transportasi yang ada di PT. Sayuran Siap Saji?

4. Apa saja teknologi yang digunakan oleh PT. Sayuran Siap Saji?

5. Apa saja peralatan yang digunakan oleh PT. Sayuran Siap Saji?

6. Berapa kapasitas produksi per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

7. Bagaimana teknik persediaan di PT. Sayuran Siap Saji agar dapat

memenuhi ketersediaan bahan baku?

8. Bagaimana kondisi lingkungan perusahan?

9. Apa saja proses produksi yang terjadi di PT. Sayuran Siap Saji?

10. Bagaimana proses produksi sayuran segar PT. Sayuran Siap Saji?

A4. Aspek Manajemen dan Organisasi

1. Sebutkan struktur organisasi PT. Sayuran Siap Saji

2. Berapa jumlah tenaga kerja di PT. Sayuran Siap Saji?

3. Apa saja deskripsi pekerjaan tiap tenaga kerja di PT. Sayuran Siap Saji?

119
4. Bagaimana sistem kompensasi di PT. Sayuran Siap Saji?

5. Bagaimana sistem pengembangan karir di PT. Sayuran Siap Saji?

6. Bagaimana manajemen pelaksanaan di PT. Sayuran Siap Saji?

7. Bagaimana sistem pengawasan di PT. Sayuran Siap Saji?

A5. Aspek Sosial dan Ekonomi

1. Apa saja dampak yang terjadi dari usaha sayuran segar PT. Sayuran Siap

Saji terhadap masyarakat sekitar?

2. Apa saja dampak yang terjadi dari usaha sayuran segar PT. Sayuran Siap

Saji terhadap lingkungan sekitar?

A6. Aspek Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

1. Bagaimana cara PT. Sayuran Siap Saji menanggulangi limbah produksi?

2. Apakah terdapat perubahan warna air akibat limbah produksi PT. Sayuran

Siap Saji?

3. Apakah terdapat perubahan kualitas udara akibat proses produksi PT.

Sayuran Siap Saji?

4. Apakah timbul penyakit akibat proses produksi PT. Sayuran Siap Saji?

B. Aspek Kelayakan Usaha Finansial

B1 . Biaya Investasi

1. Berapa biaya bangunan PT. Sayuran Siap Saji?

2. Apa Saja peralatan produksi yang digunakan PT Sayuran Siap Saji?

3. Berapa biaya peralatan produksi PT. Sayuran Siap Saji?

4. Berapa biaya alat transportasi PT. Sayuran Siap Saji?

5. Berapa biaya sewa tanah PT Sayuran Siap Saji?

120
B2 . Biaya Tetap

1. Berapa biaya pemeliharaan peralatan PT. Sayuran Siap Saji?

2. Berapa biaya pemeliharaan alat transportasi PT Sayuran Siap Saji?

3. Berapa biaya pajak per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

4. Berapa biaya tenaga kerja per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

5. Berapa biaya listrik per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

6. Berapa biaya promosi per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

B3 . Biaya Variabel

1. Berapa biaya bahan baku per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

2. Berapa biaya benih per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

3. Berapa biaya kemasan per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

4. Berapa biaya transportasi per tahun PT. Sayuran Siap Saji?

5. Berapa biaya tenaga kerja harian PT Sayuran Siap Saji?

B4 . Kas Bersih

1. Berapa jumlah kas bersih tahun 2011-2019?

2. Apa yang dilakukan oleh PT. Sayuran Siap Saji apabila ada produk yang

tidak terjual?

3. Berapa persentase produk yang terjual dari keseluruhan produksi?

4. Berapa persentase produk yang tidak terjual dari keseluruhan produksi?

121
Lampiran 2. Harga Bahan Baku dan Bahan Jadi PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021
Bahan Baku Produk Jadi
No Komoditas Harga Produk Jadi Harga
Bahan Baku (Kg) Total (Rp) Total (Rp)
(Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
1 Lettuce head 252.972 6.432 1.627.115.904 177.080 20.000 3.541.608.000
2 Caysim 173.328 5.986 1.037.541.408 138.662 16.000 2.218.598.400
3 Tomat 144.936 7.104 1.029.625.344 86.962 20.000 1.739.232.000
4 Bawang Bombay 67.080 9.388 629.747.040 57.018 15.000 855.270.000
5 Kol Bulat Green 66.072 3.399 224.578.728 52.858 8.000 422.860.800
6 Kembang Kol 43.632 10.524 459.183.168 34.906 16.000 558.489.600
7 Brokoli 36.672 16.238 595.479.936 25.670 35.000 898.464.000
8 Jamur Campigno 33.720 27.910 941.125.200 30.348 40.000 1.213.920.000
9 Kacang macro 29.520 14.490 427.744.800 26.568 26.000 690.768.000
19 Kacang spageti 20.400 18.748 382.459.200 18.360 25.000 459.000.000
11 Paprika hijau 18.456 17.492 322.832.352 14.765 25.000 369.120.000
12 Jagung manis 16.452 3.394 55.838.088 9.871 10.000 98.712.000
13 Pisang ambon 16.296 6.037 98.378.952 9.778 10.000 97.776.000
14 Nanas 14.160 15.000 212.400.000 11.328 24.000 271.872.000
15 Wortel import 12.000 8.580 102.960.000 10.800 15.000 162.000.000
16 Paprika merah 9.468 25.261 239.171.148 7.574 35.000 265.104.000
17 Kol merah 8.376 10.354 86.725.104 6.701 14.000 93.811.200
18 Wortel 6.888 6.061 41.748.168 5.510 10.000 55.104.000
19 Daun Bawang 6.636 7.808 51.813.888 5.309 9.000 47.779.200

122
Lampiran 2. Lanjutan
Bahan Baku Produk Jadi
No Komoditas Harga Produk Jadi Harga
Bahan Baku (Kg) Total (Rp) Total (Rp)
(Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
20 Seledri 6.096 27.329 166.597.584 4.877 35.000 170.688.000
21 Soun 5.808 15.751 91.481.808 5.227 20.000 104.544.000
22 Kentang Kecil 4.908 6.763 33.192.804 3.926 12.000 47.116.800
23 Selada keriting 4.620 17.979 83.062.980 3.234 20.000 64.680.000
24 Kentang Besar 4.416 11.819 52.192.704 3.533 15.000 52.992.000
25 Kacang boba 4.320 19.584 84.602.880 3.888 23.000 89.424.000
26 Cabe Merah 3.396 14.634 49.697.064 2.377 18.000 42.789.600
27 Bawang putih 3.000 20.560 61.680.000 2.400 27.000 64.800.000
28 Edamame 2.424 14.000 33.936.000 1.939 18.500 35.875.200
29 Sawi putih 1.992 8.471 16.874.232 1.793 12.500 22.410.000
30 Kangkung Darat 1.824 5.356 9.769.344 1.642 9.500 15.595.200
31 Bayam Hijau 1.800 6.223 11.201.400 1.620 9.000 14.580.000
32 Buncis Lokal 1.692 12.592 21.305.664 1.523 19.000 28.933.200
33 Bawang putih kupas 1.476 24.283 35.841.708 1.033 37.500 38.745.000
34 Tomat Cherry 1.380 17.939 24.755.820 1.104 26.500 29.256.000
35 Timun Sayur 1.320 6.490 8.566.800 1.056 13.000 13.728.000
36 Bawang Merah 1.236 22.809 28.191.924 989 28.200 27.884.160
37 Kalapa 1.080 18.809 20.313.720 648 23.000 14.904.000
38 Horinso 1.008 18.354 18.500.832 806 26.000 20.966.400

123
Lampiran 2. Lanjutan
Bahan Baku Produk Jadi
No Komoditas Harga Produk Jadi Harga
Bahan Baku (Kg) Total (Rp) Total (Rp)
(Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
39 Buncis mini 972 17.160 16.679.520 875 19.200 16.796.160
40 Pepaya muda 948 3.008 2.851.584 758 8.775 6.654.960
41 Lettuce romance 924 10.929 10.098.396 739 17.653 13.049.098
42 Cabe rawit merah 864 48.770 42.137.280 605 67.785 40.996.368
TOTAL 1.034.568 589.818 9.490.000.000 776.660 879.113 15.036.897.000

124
Lampiran 3. A. Biaya Tetap PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021
Total Biaya Total Biaya /
No Uraian Jumlah Harga (Rp)
(Rp) Tahun (Rp)
1 Gaji Karyawan 8 Orang 8.131.771 65.054.168 780.650.000
Biaya Perawatan
2 2 Buah 633.125 1.266.250 15.195.000
Mesin
3 Biaya Telepon 2 Buah 570.833 1.141.666 13.700.000
Total Biaya Tetap 809.545.000

Lampiran 3. B. Biaya Variabel PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2021


Jumlah Harga
No Uraian Jumlah Harga (Rp)
(Rp/Tahun)
1 Biaya Bahan Baku 9.490.000.000
2 Biaya Kemasan plastik 10 Pack 458.333 55.000.000
1.000
3 Biaya Kemasan Cup 3.750 45.000.000
Buah
4 Biaya Listrik 1 Kali 12.916.667 155.000.000
5 Biaya Transportasi 30 Kali 1.430.556 515.000.000
6 Gaji Karyawan Produksi 25 Orang 2.100.000 630.000.000
56.389
7 Biaya Label 30 20.300.000
Buah
8 Biaya Promosi 4 Kali 6.750.000 27.000.000
Total Biaya Variabel 10.937.300.000

125
Lampiran 4. Biaya investasi dan Penyusutan PT. Sayuran Siap Saji
Umur
Total Harga Penyusutan
No Uraian Unit Ekonomis Harga (Rp)
(Rp) (Rp)
(Tahun)
Bangunan
1 100 m2 30 1.000.000 100.000.000 3.333.333
Greenhouse
Bangunan Mess
2 45 m2 30 1.000.000 45.000.000 1.500.000
Karyawan
3 Bangunan Pabrik 500 m2 30 1.000.000 500.000.000 16.666.667
Bangunan
4 150 m2 30 1.000.000 150.000.000 5.000.000
Kantor
Mesin kronen
5 1 Buah 10 53.000.000 53.000.000 5.300.000
Type GS
Mesin
6 Centrifuge type 1 Buah 10 34.000.000 34.000.000 3.400.000
MSD 500-S
7 Mesin Press 3 Buah 10 500.000 1.500.000 150.000
8 Cool Storage 1 Buah 10 100.000.000 100.000.000 10.000.000
60
9 Box 5(2) 30.000 1.800.000 180.000
Buah
15
10 Pisau 5(2) 20.000 300.000 30.000
Buah
11 Ac Besar 3 Buah 10 10.000.000 30.000.000 3.000.000
12 Ac Kecil 2 Buah 10 2.500.000 5.000.000 500.000
13 Mobil 9 Buah 10 150.000.000 1.350.000.000 135.000.000
14 Mobil Chiller 5 Buah 10 250.000.000 1.250.000.000 125.000.000
25
15 Baju Produksi 2(5) 50.000 1.250.000 125.000
Buah
TOTAL 3.621.850.000 309.185.000
Keterangan:
Biaya Investasi Box dan Pisau dilakukan investasi sebanyak dua kali dalam 10
tahun dengan umur ekonomis lima tahun, baju produksi investasi sebanyak lima
kali dalam 10 tahun dengan umur ekonomis dua tahun.

126
Lampuiran 5. Inflasi Indonesia Tahun 2011-2021
No Tahun Tingkat Inflasi
1 2011 3,79
2 2012 4,30
3 2013 8,38
4 2014 3,36
5 2015 3,35
6 2016 3,02
7 2017 3,61
8 2018 3,13
9 2019 2,72
10 2020 1,68
11 2021 1,87
Rata-rata Inflasi 4%
Sumber : BPS (2022)

127
Lampiran 6.Aliran Kas Bersih (Cash flow) Usaha Sayuran fresh cut dan Sayuran Segar PT. Sayuran Siap Saji Tahun 2011-2021 (Rp)
Tahun
Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Inflow 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produksi
7.983.567.000 8.467.898.000 9.256.879.000 10.078.987.000 10.998.272,000 12.075.439.000 13.156.789.000 13.928.985.000 14.448.781.000 15.036.897.000
Sayuran
Total Inflow 7.983.567.000 8.467.898.000 9.256.879.000 10.078.987.000 10.998.272.000 12.075.439.000 13.156.789.000 13.928.985.000 14.448.781.000 15.036.897.000
Outflow
Biaya Investasi 3.621.850.000 0 1.250.000 0 1.250.000 2.637.100.000 1.250.000 0 1.250.000 0 2.638.350.000
Biaya tetap 0 515.400.000 544.950.000 596.260.000 613.600.000 639.545.000 664.960.000 698.915.000 783.700.000 792.950.000 809.545.000
Biaya Variabel 0 7.323.986.000 7.983.521.000 8.152.311.000 8.685.375.000 9.078.614.000 9.558.419.000 9.985.937.000 10.325.693.000 10.898.699.692 10.937.300.000
Total Outflow 3.621.850.000 7.839.386.000 8.529.721.000 8.748.571.000 9,300.225.000 12.355.259.000 10.224.629.000 10.684.852.000 11.110.643.000 11.691.649.692 14.385.195.000
KsPUS (Inflow-
-3.621.850.000 144.181.000 -61.823.000 508.308.000 778.762.000 -1.356.987.000 1.850.810.000 2.471.937.000 2.818.342.000 2.757.131.308 651.702.000
Outflow)
Pajak (2.5% ) -90.546.250 3.604.525 -1.545.575 12.707.700 19.469.050 -33.924.675 46.270.250 61.798.425 70.458.550 68.928.282 16.292.550
KSPUS
-3.531.303.750 140.576.475 -60.277.425 495.600.300 759.292.950 -1.323.062.325 1.804.539.750 2.410.138.575 2.747.883.450 2.688.203.025 635.409.450
(KsPUS-Pajak)
Penyusutan 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000
AKBUS -3.222.118.750 449.761.475 248.907.575 804.785.300 1.068.477.950 -1.013.877.325 2.113.724.750 2.719.323.575 3.057.068.450 2.997.388.025 944.594.450
Discount Factor
1 0,96 0,92 0,88 0,85 0,82 0,79 0,75 0,73 0,70 0,67
(DF) 4%
PV Kas Bersih
-3.531.303.750 135.169.687 -55.729.867 440.586.862 649.046.795 -1.087.460.788 1.426.153.976 1.831.507.235 2.007.851.521 1.888.695.788 429.259.856
(KSPUS*DF)
NPV 1 511.927.317
PV Positive 8.752.541.856
PV Negative 4.674.494.407
B/C Rasio 1.87
Discount Factor
(DF) 4% 1 0.95 0.90 0.86 0.82 0.78 0.74 0.71 0.67 0.64 0.61
PV Kas Bersih
(KSPUS*DF) -3.531.303.750 133.882.357 -54.673.401 428.118.173 624.672.189 -1.036.653.952 1.346.575.345 1.712.840.488 1.859.875.681 1.732.839.639 390.086.282
NPV 2 -15.590.947

128
Lampiran 7. Perhitungan aIRR, bBEP Unit, cBEP Harga, dPP, dan eROI
NPVUS1
a. IRR = i1 + NPVUS 1−NPVUS 2x (i2-i1)

511.927.317
IRR = 4 +511.927.317−(−15.590.947) x (5-4)%

IRR = 4,97 %
𝐵𝑇𝑈𝑆
b. BEP Unit = 𝐻

14.385.195.000
BEP Unit =
879.113

BEP Unit = 16.363


𝐵𝑇𝑈𝑆
c. BEP Harga = 𝑉𝑃𝑈𝑆

14.385.195.000
BEP Harga = 776.660

BEP Harga = 15.125


𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
d. PP = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝐾𝐵𝑈𝑆

3.621.850.000
PP = 𝑥1
944.594.450

PP = 3,83
𝐾𝑆𝑃𝑈𝑆
e. ROI = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

635.409.450
ROI = 3.621.850.000

ROI = 0,18 ~ 18 %

129
Lampiran 8. Analisis switching value dengan penurunan harga jual sebesar 0,65% (Rp)
Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Inflow 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produksi
7.931.673.815 8.412.856.663 9.196.709.287 10.013.473.585 10.926.783.232 11.996.948.647 13.071.269.872 13.838.446.598 14.354.863.924 14.939.157.170
Sayuran
Total Inflow 7.931.673.815 8.412.856.663 9.196.709.287 10.013.473.585 10.926.783.232 11.996.948.647 13.071.269.872 13.838.446.598 14.354.863.924 14.939.157.170
Outflow
Biaya Investasi 3.621.850.000 0 1.250.000 0 1.250.000 2.637.100.000 1.250.000 0 1.250.000 0 2.638.350.000
Biaya tetap 0 515.400.000 544.950.000 596.260.000 613.600.000 639.545.000 664.960.000 698.915.000 783.700.000 792.950.000 809.545.000
Biaya Variabel 0 7.323.986.000 7.983.521.000 8.152.311.000 8.685.375.000 9.078.614.000 9.558.419.000 9.985.937.000 10.325.693.000 10.898.699.692 10.937.300.000
Total Outflow 3.621.850.000 7.839.386.000 8.529.721.000 8.748.571.000 9.300.225.000 12.355.259.000 10.224.629.000 10.684.852.000 11.110.643.000 11.691.649.692 14.385.195.000
KsPUS
(Inflow- -3.621.850.000 92.287.815 -116.864.337 448.138.287 713.248.585 -1.428.475.768 1.772.319.647 2.386.417.872 2.727.803.598 2.663.214.232 553.962.170
Outflow)
Pajak (2,5%) -90.546.250 2.307.195 -2.921.608 11.203.457 17.831.215 -35.711.894 44.307.991 59.660.447 68.195.090 66.580.356 13.849.054
KSPUS
-3.531.303.750 89.980.619 -113.942.729 436.934.829 695.417.370 -1.392.763.873 1.728.011.655 2.326.757.425 2.659.608.508 2.596.633.876 540.113.115
(KsPUS-Pajak)
Penyusutan 309.185.000 309.185.000 309.185,000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 308.560.000 309.185.000 309.185.000
AKBUS -3.222.118.750 399.165.619 195.242.271 746.119.829 1.004.602.370 -1.083.578.873 2.037.196.655 2.635.942.425 2.968.168.508 2.905.818.876 849.298.115
Discount
Factor (DF) 1 0,96 0,92 0,88 0,85 0,82 0,79 0,75 0,73 0,70 0,67
4%
PV Kas Bersih
-3.531.303.750 86.519.826 -105.346.457. 388.433.472 594.445.682 -1.144.750.381 1.365.672.711 1.768.144.414 1.943.349.885 1.824.360.518 364.881.067
(KSPUS*DF)
NPV 1 -67.443.011
PV Positive 8.230.461.121
PV Negative 4.676.054.131
B/C Ratio 1,76
Discount
Factor (DF) 1 0,95 0,90 0,86 0,82 0,78 0,74 0,71 0,67 0,64 0,61
5%
PV Kas Bersih
-3.531.303.750 85.695.828 -103.349.414 377.440.734 572.121.591 -1.091.266.939 1.289.468.903 1.653.583.061 1.800.127.726 1.673.813.348 331.582.600
(KSPUS*DF)
NPV 2 -563.936.312

130
Lampiran 9. Perhitungan aIRR, bBEP Unit, cBEP Harga, dPP, dan eROI
NPVUS1
a. IRR = i1 + NPVUS 1−NPVUS 2x (i2-i1)

−67.443.011
IRR = 3,8 +−67.443.01𝟏−(−563.936.312) x (5-4)%

IRR = 3,86 %
𝐵𝑇𝑈𝑆
b. BEP Unit = 𝐻

𝟏𝟒.𝟑𝟖𝟓.𝟏𝟗𝟓.𝟎𝟎𝟎𝐳
BEP Unit =
879.113

BEP Unit = 16.363


𝐵𝑇𝑈𝑆
c. BEP Harga = 𝑉𝑃𝑈𝑆

14.385.195.000
BEP Harga = 776.660

BEP Harga = 18.522


𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
d. PP = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝐾𝐵𝑈𝑆

3.621.850.000
PP = 𝑥1
849.298.115

PP = 4,26
𝐾𝑆𝑃𝑈𝑆
e. ROI 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡=

540.113.115
ROI = 3.621.850.000

ROI = 0,15

131
Lampiran 10. Analisis switching value dengan kenaikan biaya variabel sebesar 0,8% (Rp)
Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Inflow 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produksi 10.998.272.00
7.983.567.000 8.467.898.000 9.256.879.000 10.078.987.000 12.075.439.000 13.156.789.000 13.928.985.000 14.448.781.000 15.036.897.000
Sayuran 0
10.998.272.00
Total Inflow 7.983.567.000 8.467.898.000 9.256.879.000 10.078.987.000 12.075.439.000 13.156.789.000 13.928.985.000 14.448.781.000 15.036.897.000
0
Outflow
Biaya Investasi 3.621.850.000 0 1.250.000 0 1.250.000 2.637.100.000 1.250.000 0 1.250.000 0 2.638.350.000
Biaya tetap 0 515.400.000 544.950.000 596.260.000 613.600.000 639.545.000 664.960.000 698.915.000 783.700.000 792.950.000 809.545.000
Biaya Variabel 0 7.382.577888 8.047.389.168 8.217.529.488 8.754.858.000 9.151.242.912 9.634.886.352 10.065.824.496 10.408.298.544 10.985.889.290 11.024.798.400
12.427.887.91
Total Outflow 3.621.850.000 7.897.977.888 8.593.589.168 8.813.789.488 9.369.708.000 10.301.096.352 10.764.739.496 11.193.248.544 11.778.839.290 14.472.693.400
2
KsPUS (Inflow- - -
85.589.112 -125.691.168 443.089.512 709.279.000 1.774.342.648 2.392.049.504 2.735.736.456 2.669.941.710 564.203.600
Outflow) 3.621.850.000 1.429.615.912
Pajak (2,5%
-90.546.250 2.139.728 -3.142.279 11.077.238 17.731.975 -35.740.397 44.358.566 59.801.238 68.393.411 66.748.543 14.105.090
thn 2020)
KSPUS - -
83.449.384 -122.548.889 432.012.274 691.547.025 1.729.984.082 2.332.248.266 2.667.343.045 2.603.193.168 550.098.510
(KsPUS-Pajak) 3.531.303.750 1.393.875.514
Penyusutan 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000 309.185.000
- -
AKBUS 392.634.384 186.636.111 741.197.274 1.000.732.025 2.039.169.082 2.641.433.266 2.976.528.045 2.912.378.168 859.283.510
3.222.118.750 1.084.690.514
Discoun Factor
1 0,96 0,92 0,88 0,85 0,82 0,79 0,75 0,73 0,70 0,67
(DF) 4%
PV Kas Bersih - -
80.239.792 -113.303.336 384.057.338 591.137.295 1.367.231.549 1.772.317.002 1.949.001.436 1.828.968.989 371.626.842
(KSPUS*DF) 3.531.303.750 1.145.664.068
NPV 1 -67.540.909
PV Positive 8.231.276.910
PV Negative 4.676.967.819
B/C Ratio 1,75
Discoun Factor
1 0,95 0,90 0,86 0,82 0,78 0,74 0,71 0,67 0,64 0,61
(DF) 5%
PV Kas Bersih - -
79.475.604 -111.155.455 373.188.445 568.937.449 1.290.940758 1.657.485.300 1.805.362.765 1.678.041.527 337.712.766
(KSPUS*DF) 3.531.303.750 1.092.137.938
NPV 2 -Rp565,302,529

132
Lampiran 11. Perhitungan aIRR, bBEP Unit, cBEP Harga, dPP, dan eROI
NPVUS1
a. IRR = i1 + NPVUS 1−NPVUS 2x (i1-i2)

−67.540.909
IRR = 4+−67.540.909−(−Rp565,302,529) x (5-4)%

IRR = 3,86 %
𝐵𝑇𝑈𝑆
b. BEP Unit = 𝐻
14.472.693.400
BEP Unit = 879.113
BEP Unit = 16.463
𝐵𝑇𝑈𝑆
c. BEP Harga = 𝑉𝑃𝑈𝑆
14.472.693.400
BEP Harga = 776.660
14.472.693.400
BEP Harga = 776.660
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
d. PP = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝐾𝐵𝑈𝑆

3.621.850.000
PP = 𝑥1
859.283.510

PP = 4,21
𝐾𝑆𝑃𝑈𝑆
e. ROI = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

550.098.510
ROI = 3.621.850.000

ROI = 0,15 ~ 15 %

133

Anda mungkin juga menyukai