SKRIPSI
MANAPUN.
DATA PRIBADI
Nama : Ajeng Alya Putri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Desember 1999
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Binakarya RT. 001/07 No.21, Gand-Ut, Keb
Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12140
No. Telp : 085655717384
E-mail : ajengalya23@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
2006 – 2012 : SDN Gandaria Utara 03 Pagi
2012 – 2015 : SMP Negeri 12 Jakarta
2015 – 2018 : SMA Negeri 46 Jakarta
2018 – 2022 : S1 Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2015 – 2022 : Anggota Karang Taruna RT. 001/07
PENGALAMAN KERJA
2021 : Praktik Kerja Lapang CV. Pondok Lebah Bekasi
2022 - Sekarang : PPNPN di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang sangat luar biasa besarnya.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan dan junjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat beliau, serta seluruh kaum muslim
yang ada di dunia ini, semoga kita semua mendapatkan kesuksesan baik di dunia
Periode 2018-2021”
bantuan serta doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
doa yang telah diberikan kepada penulis selama melakukan penyusunan skripsi ini.
1. Bapak Ir. Nashrul Hakiem, S.Si, MT, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
jajarannya.
2. Bapak Akhmad Mahbubi Mufti, SP, MM, Ph.D. dan Ibu Rizki Adi Puspita
4. Bapak Akhmad Mahbubi Mufti, SP, MM, Ph.D dan Ibu Dewi Rohma Wati,
SP, M.Si selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah memberikan
5. Keluarga penulis, yaitu Ibu Suharti dan Ayah Makmun serta segenap keluarga
besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dan doa tiada henti sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
Triana, Rini, Ulfah, Winda, Sekar, Yuli, Putse, Liza yang telah memberikan
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna maka
dari itu penulis sangat menghargai dengan adanya saran dan kritik membangun dari
para pembaca. Sangat diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada waktu selanjutnya sebagai referensi untuk penulisan skripsi di masa
Harga saham perusahaan Pertanian tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 bergerak
menurun. Fenomena perubahan harga saham perusahaan pertanian akan berakibat
pada kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan.
Hal ini terjadi karena pada dasarnya harga saham juga menunjukkan nilai
perusahaan, semakin tinggi harga saham maka nilai Perusahaan tersebut juga akan
semakin tinggi, maka perlu dilakukannya analisis laporan keuangan perusahaan.
Investor sering memperhatikan rasio keuangan untuk mengetahui kinerja
perusahaan.
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1). Untuk menghitung dan
menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) 2). menghitung dan menganalisis
pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) 3). menghitung dan menganalisis pengaruh
Return On Asset (ROA) 4). menghitung dan menganalisis pengaruh Total Asset
Turn Over (TATO) 5). menghitung dan menganalisis pengaruh Earning Per Share
(EPS) 6). menghitung dan menganalisis pengaruh rasio keuangan secara simultan
terhadap nilai perusahaan di sub sektor pertanian pada BEI periode 2018-2021.
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi dan studi pustaka. Data yang sudah penulis peroleh tersebut kemudian
diolah dan dihitung menggunakan analisis uji asumsi klasik dan analisis regresi
linear berganda dengan menggunakan alat bantu analisis SPSS V.23.
Berdasarkan hasil analisis uji asumsi klasik didapatkan hasil bahwa data yang
digunakan berdistribusi normal, terbebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas,
dan autokorelasi. Hasil dari analisis regresi linear berganda didapatkan persamaan
regresi: Y = 64,612 - 0,808X1 - 0,041X2 + 0,904X3 + 0,633X4 – 0,106X5 + ε. Hasil
analisis koefisien determinasi diperoleh hasil bahwa variabel dependen (Price to
Book Value) dipengaruhi sebesar 98,2% oleh variabel independen dalam penelitian
ini, sedangkan sisanya sebesar 1,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji parsial
(Uji-t) didapatkan hasil bahwa variabel independen Current Ratio (CR) dan Debt
to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai Perusahaan
(PBV) sektor Pertanian sedangkan variabel Return On Asset (ROA) dan Total Asset
Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai Perusahaan (PBV) sektor Pertanian.
Kata Kunci: Pertanian, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset,
Total Asset Turn Over, Earning Per Share dan Price to Book Value
DAFTAR ISI
Halaman
Simultan ..................................................................................... 55
LAMPIRAN ............................................................................................ 63
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
5. Sampel Penelitian........................................................................................... 24
Halaman
Halaman
ekonomi yang tinggi. Pihak yang ingin menginvestasikan dana yang mereka miliki
tentunya akan melihat nilai perusahaan dari perusahaan yang akan mereka lakukan
penanaman modal.
nilai perusahaan di atas maka diketahui bahwa nilai perusahaan merupakan ukuran
Kemakmuran pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya
suatu nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka akan tercermin
pemegang saham yang semakin makmur dan begitu juga sebaliknya semakin
rendah suatu nilai perusahaan maka kemakmuran pemegang saham juga semakin
kecil.
akan mencari perusahaan yang mampu memberikan keuntungan besar bagi investor
itu sendiri, sehingga dapat dikatakan bahwa melihat nilai perusahaan merupakan
hal yang sangat penting bagi investor sebelum melakukan penanaman modal. Nilai
perusahaan yang tercerminkan oleh harga saham perusahaan di pasar modal akan
Harga
1.600 Saham
1.580
1.560
1.540
1.520
1.500
1.480
1.460
1.440
2018 2019 2020 2021
2018 sampai dengan tahun 2021. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa
harga saham perusahaan pertanian tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 bergerak
menurun, dimulai dari tahun 2018 harga saham perusahaan pertanian menginjak
berkelanjutan pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020. Di tahun 2021 harga
harga saham maka nilai perusahaan tersebut akan semakin tinggi, hal ini
2
dibutuhkan oleh para investor dalam menentukan keputusan investasi. Harga saham
terkait dengan kondisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan pada saat
tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Price to Book Value (PBV)
untuk mengukur nilai saham. Terdapat lima jenis rasio keuangan yang dapat
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Rasio solvabilitas digunakan
Penelitian ini menggunakan lima rasio keuangan yang terdiri dari Rasio
Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR). Rasio Solvabilitas yang
3
dengan Total Asset Turn Over (TATO). Rasio Investasi yang diproksikan dengan
Earning Per Share (EPS). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zuhria et al.
Debt to Equity Ratio dalam penelitian yang dilakukan oleh Erni (2020)
didapatkan hasil bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Erni (2020) bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ameilia dan Rianto (2020) yang mengungkapkan
bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Lanti et al. (2018) mengungkapkan hasil bahwa Return On
al. (2018) tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti
dan Wahyu (2019) yang mengungkapkan hasil bahwa Return On Asset tidak
mengungkapkan hasil bahwa Total Aset Turn Over berpengaruh signifikan terhadap
Santoso (2016) bahwa Total Aset Turn Over tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Lilianti (2011) didapatkan hasil
4
nilai perusahaan. Berikut merupakan tabel ringkasan Research Gap penelitian yang
beberapa peneliti terkait dengan pengaruh dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return On Asset, Total Asset Turn Over dan Earning Per Share. Berdasarkan
beberapa penelitian yang terdapat pada tabel 1 menunjukkan adanya hasil yang
berbeda mengenai Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Assets (ROA), Total Asset Turn Over (TATO) dan Earning Per Share
keuangan dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan, maka dari itu penulis
5
1.2 Rumusan Masalah
(CR) terhadap nilai perusahaan di sektor pertanian pada Bursa Efek Indonesia
Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan di sektor pertanian pada Bursa
Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan di sektor pertanian pada Bursa Efek
Turn Over (TATO) terhadap nilai perusahaan di sektor pertanian pada Bursa
Share (EPS) terhadap nilai perusahaan di sektor pertanian pada Bursa Efek
Total Asset Turn Over, dan Earning Per Share secara bersama-sama atau
6
1.3 Tujuan Penelitian
diproksikan dengan Total Asset Turn Overt (TATO) terhadap nilai perusahaan
Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, dan Earning Per Share (EPS)
7
1.4 Manfaat Penelitian
memberikan manfaat secara praktis dan teoritis bagi pihak yang berkepentingan
antara lain:
1. Bagi Investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi
jelas, serta dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pelaku pasar modal
berbagai risiko.
sesuatu terkait dengan pasar modal dan hal yang mempengaruhi aktivitasnya.
3. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan mampu memenuhi syarat untuk penulis
bangku perkuliahan.
bagi peneliti lain untuk melakukan suatu penelitian khususnya penelitian yang
berkaitan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap berbagai peristiwa yang
terjadi dar sisi yang berbeda dan menggunakan jenis penelitian yang berbeda
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertanian
serat dan hasil-hasil lainnya dalam sektor pertanian yang dibutuhkan manusia,
2006:51). Menurut Salim (2006:51) juga mengatakan bahwa pertanian adalah suatu
ilmu dan praktik pertanian termasuk budidaya tanah untuk penanaman tanaman dan
pemeliharaan hewan untuk menghasilkan bahan makanan dan produk lainnya yang
1. Tanaman Pangan
Padi merupakan salah satu yang termasuk dalam sektor tanaman pangan di
bidang Pertanian, dimana padi menjadi salah satu produk di sektor tanaman
pangan dengan hasil yang paling besar di Indonesia. Komoditi lain yang
terdapat dalam sektor tanaman pangan selain padi yaitu ubi, jagung, kacang-
kacangan.
2. Perkebunan
Sektor perkebunan dalam bidang Pertanian merupakan salah satu sektor yang
3. Kehutanan
lingkungan hidup dan kehutanan dengan alasan agar produksi kayu dapat
4. Peternakan
hewan sapi, kuda, kerbau dan lain sebagainya) dan peternakan kecil (di
dalamnya mencakup hewan bebek, ayam dan lainnya). Hasil dari sektor
5. Perikanan
Sektor perikanan juga termasuk salah satu sektor dalam bidang Pertanian
Komoditi di sektor perikanan yaitu terdiri dari ikan yang mana tidak hanya
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya menjual saham
(stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya
10
akan dipergunakan sebagai tambahan dana untuk memperkuat modal perusahaan.
Terdapat dua instrumen dalam pasar modal, yaitu saham dan obligasi. Saham
2015:21).
mulai jam 09.00 sampai dengan 12.00 untuk hari Sabtu sampai Rabu. Pengaturan
investor dalam menghadapi fluktuasi harga dan mengurangi risiko yang bisa
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
sebagai surat bukti atau kepemilikan modal terhadap sebuah perusahaan. Saham
juga merupakan salah satu sekuritas sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan
11
yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus membayar
dividen kepada pembeli sekuritas atau pemilik sekuritas dalam hal ini saham.
bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas bagi
perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya. Ketika
saham sudah terjual akan menjadi tanda bukti atas kepemilikan bagian pada suatu
kelemahan keuangan suatu perusahaan. Selain itu juga, rasio keuangan dijadikan
sebagai alat pembanding posisi perusahaan dengan pesaing, serta untuk kebijakan
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur dan menilai kinerja suatu
yang sering digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan terdiri dari tiga
12
2.3.1. Rasio Likuiditas (Current Ratio)
Rasio Likuiditas (Luquidity Ratio) adalah salah satu jenis rasio keuangan
kewajiban jangka pendeknya secara tepat (Hidayat, 2018:45). Rasio likuiditas juga
sering disebut dengan short term luquidity yang menunjukkan tingkat kemudahan
suatu aktiva untuk dikonversi ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan
nilai (Hidayat, 2018:45). Rasio likuiditas juga disebut rasio utang jangka pendek
jangka pendeknya dengan cara membandingkan aset lancar dengan utang lancar.
Salah satu yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah Rasio Lancar atau
menyatakan bahwa Current Ratio merupakan rasio paling umum yang digunakan
dengan standar 200% (2:1) sudah dianggap cukup baik atau memuaskan bagi suatu
perusahaan.
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang atau dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan
13
baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
tersebut dilikuidasi, adapun salah satu yang termasuk dalam rasio solvabilitas adalah
disingkat dengan DER adalah rasio yang digunakan untuk menilai total utang suatu
perusahaan dengan total ekuitas. Debt to Equity Ratio umumnya digunakan untuk
oleh utang. Perusahaan yang sehat secara keuangan ditunjukan dengan nilai Debt to
Equity Ratio di bawah angka 1 kali atau di bawah 100%, semakin rendah hasil Debt
digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam mencari laba atau
perusahaan yang ditunjukkan oleh adanya laba atau keuntungan yang dihasilkan
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai baik buruknya suatu perusahaan
dengan mengukur kinerja perusahaan yang ditinjau dari efektivitas dan efisiensi
14
operasi perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan sesuai dengan tujuan
utama didirikannya perusahaan, adapun salah satu yang termasuk dalam rasio
dimiliki oleh perusahaan tersebut dengan membandingkan laba bersih dan total
bahwa nilai indikator untuk menilai Return On Asset adalah 30%, ROA yang positif
semakin besar.
Rasio Aktivitas adalah salah satu jenis rasio keuangan yang digunakan untuk
kas dan pendapatan perusahaan (Hidayat, 2018:56). Rasio ini digunakan untuk
memeriksa seberapa tinggi tingkat investasi yang dilakukan pada aset dan
pendapatan yang dihasilkan oleh Perusahaan, maka dari itu rasio aktivitas ini
dikenal sebagai rasio operasi atau analisis rasio perputaran (Hidayat, 2018:56).
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Semua rasio
aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
berbagai jenis aktiva. Aktiva terendah pada tingkat penjualan tertentu akan
15
mengakibatkan semakin besar dana yang tertanam pada aktiva tersebut yang mana
akan lebih baik jika ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif, salah satu
rasio aktivitas adalah Total Asset Turn Over (TATO) (Elaga, dkk, 2018:2).
Menurut Elaga dkk (2018:2) Total Asset Turn Over merupakan rasio yang
menghasilkan volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik suatu
perusahaan yang artinya adalah aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba,
atau dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan
apabila total asset turn overnya ditingkatkan atau diperbesar (Elaga, dkk, 2018:3).
investor yang ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu, adapun salah satu
yang termasuk dalam rasio investasi adalah Earning Per Share (EPS) (Indrayenti,
2020:58). Menurut Indrayenti (2020:58) Earning Per Share adalah rasio sederhana
yang diperoleh dengan membagi harga pasar saham dengan Earning Per Share.
Jika Earning Per Share suatu perusahaan tinggi itu artinya adalah saham
perusahaan dapat memberikan return yang besar bagi investor. Earning Per Share
(EPS) juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi harga
saham perusahaan. Semakin tinggi Earning Per Share saham suatu perusahaan
maka harga per lembar saham cenderung meningkat, sehingga perusahaan tersebut
16
2.4. Nilai Perusahaan (PBV)
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham, dimana harga saham yang
tinggi akan membuat nilai perusahaan juga tinggi serta meningkatkan kepercayaan
pasar yang tidak hanya terhadap kinerja perusahaan, tetapi juga pada prospek
perusahaan.
aktivitas dan rasio investasi. Mengukur nilai perusahaan dapat menggunakan rasio
penilaian yaitu Price to Book Value. Price to Book Value adalah rasio yang
buku. Mengukur nilai perusahaan dengan menggunakan Price to Book Value akan
mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi nilai Price to Book Value artinya nilai
pengaruhnya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Total
Asset Turn Over, dan Earning Per Share terhadap nilai Perusahaan, dapat dilihat
17
secara rinci beberapa hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.
PT Tri Banyan
Akbar, et al. Pengaruh EPS Menggunakan
6. Tirta, Tbk 2016-
(2020) Terhadap PBV. variabel EPS
2019
Sumber: Jurnal
18
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa pada penelitian pertama yang
dilakukan oleh Zuhria et al tahun 2016 yang berjudul pengaruh CR, ukuran
perusahaan, struktur modal, dan ROE terhadap nilai perusahaan, didapatkan hasil
oleh Erni Kurniasari tahun 2020 dengan judul pengaruh CR, DER dan TATO
terhadap nilai perusahaan, secara parsial variabel CR dan TATO tidak berpengaruh
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Ameilia dan Rianto tahun 2020 dengan
judul pengaruh CR, DER, dan ROA terhadap Nilai perusahaan, didapatkan hasil
secara parsial variabel CR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
keempat yang dilakukan oleh Mirsan dan Chabachib tahun 2017 dengan judul
analisis pengaruh DER, CR dan TATO terhadap PBV, hasil secara parsial variabel
Penelitian kelima yang dilakukan oleh Lilianti tahun 2011 dengan judul
pengaruh DPS dan EPS terhadap nilai perusahaan didapatkan hasil secara parsial
yang dilakukan oleh Akbar, et al tahun 2020 dengan judul pengaruh EPS terhadap
PBV didapatkan hasil secara parsial variabel EPS tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian terakhir dilakukan oleh Siti dan Wahyu tahun
2019, pengaruh ROA, DER dan Torbin’s Q Ratio terhadap nilai perusahaan, secara
19
2.6. Kerangka Pemikiran
yang lainnya, singkatnya adalah kerangka yang disajikan dalam bentuk bagan yang
mampu menggambarkan hubungan antar variabel yang telah disusun dalam suatu
Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Rasio Aktivitas Rasio Investasi
(Current Ratio) (Debt to Equity (Return On Asset) (Total Asset Turn (Earning Per
Ratio) Over) Share)
Hasil
20
2.7. Perumusan Hipotesis
tentang suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut serta dapat menuntun
penelitian, dan kerangka pemikiran yang sudah penulis jelaskan sebelumnya, maka
1. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Current Ratio terhadap nilai
2. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap
nilai perusahaan sektor pertanian di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018- 2021.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Return On Asset terhadap nilai
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Total Asset Turn Over terhadap
5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Earning Per Share terhadap
nilai perusahaan sektor pertanian pada Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018-2021.
Return On Asset, Total Asset Turn Over, dan Earning Per Share secara
21
BAB III
METODE PENELITIAN
sub sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021 dilakukan
melalui website resmi dari Bursa Efek Indonesia khususnya pada perusahaan-
perusahaan di sub sektor Pertanian. Penulis melakukan penelitian ini dimulai dari
bulan April tahun 2022 sampai dengan bulan Agustus yang penulis gunakan untuk
memperoleh data dan keterangan terkait dengan penelitian serta untuk melakukan
analisis data.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam
sektor pertanian dan sudah Initial Public Offering (IPO). Setelah dilakukan
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sudah Initial Public Offering (IPO), adapun 26
perusahaan tersebut terbagi ke dalam 4 sub sektor pertanian yang terdiri dari sub
sektor perkebunan, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan dan sub sektor
nama perusahaan dan kode emiten yang termasuk ke dalam perusahaan sektor
pertanian di BEI dan sudah Initial Public Offering dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Populasi Penelitian
KODE
NO NAMA PERUSAHAAN EMITE
N
1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI
2. Andira Agro Tbk. ANDI
3. Austindo Nusantara Jaya Tbk. ANJT
4. Estika Penelitian
Tabel 3. Populasi Tata Tiara Tbk. BEEF
5. BISI International Tbk. BISI
6. Bumi Teknokultura Unggul Tbk. BTEK
7. Eagle High Plantations Tbk. BWPT
8. Central Proteina Prima Tbk. CPRO
9. Cisadane Sawit Raya Tbk. CSRA
10. Dharma Samudera Fishing Industry Tbk. DSFI
11. Dharma Satya Nusantara Tbk. DSNG
12. Golden Plantation Tbk. GOLL
13. Gozco Plantations Tbk. GZCO
14. Inti Agri Resources Tbk. IIKP
15. Jaya Agra Wattie Tbk. JAWA
16. PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP
17. Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. MAGP
18. Mahkota Group Tbk. MGRO
19. Provident Agro Tbk. PALM
20. Palma Serasih Tbk. PSGO
21. Sampoerna Agro Tbk. SGRO
22. Salim Ivomas Pratama Tbk. SIMP
23. Smart Tbk. SMAR
24. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS
25. Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA
26. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. UNSP
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
tersebut langkah selanjutnya yaitu dalam menentukan jumlah sampel yang akan
sampling dengan tujuan untuk menemukan sampel sesuai dengan kriteria yang
23
Tabel 4. Kriteria Sampel
NO. KRITERIA SAMPEL JUMLAH
Tabel 4 di atas menjelaskan terkait dengan dua kriteria yang telah penulis
24
3.3. Jenis dan Sumber Data
Secara etimologi atau ilmu bahasa, penelitian memiliki arti mencari berbagai
fakta yang baru dan dikembangkan sehingga menjadi suatu teori untuk
Sub Sektor Pertanian Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021
(Ramadhan, 2021:156).
dua metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data pertama yaitu metode
pustaka. Kedua metode pengumpulan data ini penulis gunakan untuk mengumpulkan
berbagai data yang dibutuhkan khususnya yang berkaitan dengan penelitian, seperti
besar rasio keuangan, karena untuk menghitung berapa besar masing-masing rasio
25
3.4.1. Dokumentasi
catatan atau laporan historis ringkasan saham, dan data laporan keuangan
perusahaan yang terkait untuk periode tahun 2018-2021 dan website masing-masing
perusahaan untuk melihat data laporan keuangan perusahaan yang terkait untuk
yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh.
blog di internet yang berkaitan dengan penelitian. Data tersebut diperoleh dari
literatur/jurnal, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan topik
penelitian.
variabel dependen. Variabel independen yang terdapat dalam penelitian ini yaitu
rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Assets (ROA), Total Asset Turn Over (TATO) dan Earning Per Share
(EPS), sedangkan untuk variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
26
yaitu Nilai Perusahaan (PBV). Pengolahan analisis data dalam penelitian ini terbagi
menjadi dua langkah. Langkah pertama yaitu dengan melakukan analisis rasio
penelitian ini. Langkah kedua yaitu dengan melakukan analisis pengaruh rasio
keuangan terhadap nilai perusahaan yaitu dengan menggunakan uji asumsi klasik
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan lima
variabel indpenden (lima rasio keuangan) yang terdiri dari Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Total Asset Turn Over
(TATO) dan Earning Per Share (EPS), dan satu variabel dependen yaitu Nilai
27
6. Menghitung Price to Book Value
PBV = (Harga per Lembar Saham : Nilai Buku per Lembar Saham) x 100%
menggunakan uji asumsi klasik dan uji analisis regresi linear berganda. Berikut ini
untuk mendapatkan model yang tepat untuk dianalisis maka perlu dilakukan
model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga untuk memastikan di dalam model
yang dihasilkan terdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik ini terdiri dari:
a. Uji Normalitas
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
28
apakah sebaran data (titik-titik) mendekati garis diagonal atau tidak. Jika
begitupun sebaliknya.
normal atau tidak dengan cara analisis grafik dan uji statistik). Uji analisis
pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi > 0,05 artinya data
b. Uji Multikolinearitas
dan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinearita, dan
sebaliknya yaitu jika nilai tolerance tidak mendekati angka 1 dan nilai VIF
29
c. Uji Heteroskedastisitas
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
Dasar analisis uji heterokedastisitas, yaitu jika ada pola tertentu, seperti
heteroskedastisitas, dansebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
30
observasi time series atau data periodik, dan data cross-section atau disebut
bahwa regresi layak untuk digunakan dan terbebas dari autokorelasi adalah
ketika nilai DW terletak antara batas atas atau upperbound (dU) dan (4-dU),
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
Uji analisis regresi linear berganda ini dilakukan setelah semua tahapan uji
asumsi klasik terpenuhi. Regresi Linear Berganda adalah menjelaskan nilai suatu
linear berganda dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Berikut
ini merupakan rumus dari model pengaruh rasio keuangan terhadap nilai
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi (x1 sampe x5 harusnya dikasih tanda +/-)
ε = Standar error
31
Dalam analisis regresi berganda terdapat juga hasil aalisis koefisien
determinasi atau yang disimbolkan dengan (R2) pada intinya adalah berfungsi untuk
persentase pengaruh secara simultan atau bersama-sama variabel independen nya dalam
penelitian ini yaitu Current Ratio (X1), Debt to Asset Ratio (X2), Return On Equity
(X3), Total Asset Turn Over (X4), Earning Per Share (X5) terhadap variabel
Selain analisis koefisien determinasi, di dalam hasil uji analisis regresi linear
berganda juga terdapat hasil uji hipotesisnya atau uji-t. Menurut Ghozali (2018:97)
menyatakan bahwa uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
0,05). Dasar pengambilan keputusan uji-t ini yaitu jika t hitung ≥ ttabel dan nilai
signifikansi ≤ 0,05 maka artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
dilakukan dengan menggunakan bantuan alat bantu analisis yaitu software IBM SPSS
versi 23.
32
3.6. Definisi Operasional Penelitian
1. Current Ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
aktiva lancar.
2. Debt To Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk menilai hutang
aktiva yang ada dan setelah biaya yang digunakan mendanai aktiva dikeluarkan.
4. Total Asset Turn Over (TATO) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
5. Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang digunakan untuk menghitung
dividen pada perusahaan terbuka dengan cara membagi laba bersih perusahaan
dengan jumlah saham yang beredar, dimana laba bersih per saham
perusahaan.
6. Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
perbandingan harga pasar perusahaan dengan nilai buku dengan menlihat bahwa
semakin tinggi nilai Price to Book Value artinya nilai prospek perusahaan akan
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Secara historis, pasar modal sebenarnya sudah hadir jauh dari sebelum
negara Indonesia merdeka, pasar modal atau bursa efek telah lahir sejak zaman
kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pada saat itu, pasar modal
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, dimana pasar modal ini didirikan dengan
Kevakuman yang terjadi pada pasar modal bisa disebabkan oleh beberapa
Republik Indonesia Kembali mengaktifkan pasar modal pada tahun 1977, dan
misinya tersendiri. Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang kompetitif
dengan kredibilitas tingkat dunia. Misi Bursa Efek Indonesia adalah menciptakan
infrastruktur pasar keuangan yang teercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar
yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku
kepentingan. Bursa Efek Indonesia memiliki nilai-nilai inti yaitu terdiri dari
BIDANG
NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN
USAHA
35
Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui bahwa PT Astra Agro Lestari Tbk
Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari perkebunan ubi kayu,
budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau. Kini, perseroan terus berkembang
dan menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dan dikelola
melalui manajemen yang baik. Sampai dengan tahun 2019, luas areal yang dikelola
dan Sulawesi.
Perseroan Andira Agro Tbk (IDX: ANDI) didirikan pada tanggal 28 April
Indonesia yang berfokus pada perkebunan kelapa sawit. Kegiatan usaha utama
perseroan yaitu penanaman tanaman kelapa sawit, pemanenan dan pengolahan TBS
yang menghasilkan CPO serta Palm Kernel/”PK”. Kebun dan fasilitas pengolahan
induk yang terlibat, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaannya,
dalam produksi dan penjualan minyak sawit mentah, inti sawit dan hasil pangan
menjadi ANJ, Perusahaan ini didirikan pada tanggal 16 April 1993 dengan nama
keuangan, layanan kesehatan dan energi terbarukan. Pada tahun 2012, sejalan
dengan visi kami yang baru untuk menjadi Perusahaan pangan berbasis agribisnis
36
kelas dunia, ANJ mulai berkonsentrasi pada minyak kelapa sawit seraya
mengembangkan bisnis agribisnis baru yang bersumber dari hasil pangan lainnya.
PT Estika Tata Tiara Tbk. (IDX: BEEF) didirikan pada tanggal 01 Februari
2001 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2008. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BEEF adalah bergerak dalam
bidang distribusi dan penjualan sapi hidup, distribusi dan penjualan karkas sapi,
daging, jeroan, kulit, dan produk turunan sapi lainnya, distribusi dan penjualan
produk makanan olahan baik dalam kondisi segar dingin (chilled) maupun beku
(frozen). Saat ini, kegiatan usaha utama BEEF adalah bergerak dalam bidang
distributor makanan.
Perusahaan ini didirikan pada 22 Juni 1983. Perusahaan ini menghasilkan berbagai
pemasok dan distributor/agen dan/atau pengecer dari segala macam barang yang
dapat diperdagangkan, baik atas penjualan langsung maupun melalui pihak ketiga
perusahaan perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 6 Juni 2001. PT. Bumi
37
bidang pembenihan tanaman baik tanaman hutan atau tanaman untuk tujuan medis.
pertanian. Pada tahun 2011 perusahaan ini berencana untuk memperluas usaha
PT Eagle High Plantations Tbk (IDX: BWPT) pertama kali didirikan pada
tanggal 6 November 2000 dengan nama PT Bumi perdana Prima Internasional dan
berubah nama menjadi PT BW Plantation Tbk pada tahun 2007. Sejak 27 Oktober
Indonesia (BEI) dengan kode saham BWPT. Pada tahun 2014, Perusahaan
Green Eagle dan perseroan berubah nama menjadi PT Eagle High Plantations Tbk.
budidaya udang dan ikan serta produsen makanan olahan. Perseroan senantiasa
unggulan. PT Central Proteina Prima Tbk telah memulai bisnisnya sejak bulan
April 1980. Sejak awal berdirinya, perseroan memiliki tujuan untuk memproduksi
produk akuakultur berkualitas tinggi seperti pakan, bibit, pakan hewan peliharaan,
38
berubah menjadi perusahaan terbuka dan melakukan penawaran perdana saham
kepada publik. PT Cisadane Sawit Raya Tbk. mengembangkan kebun kelapa sawit
sawit pertama kali dilakukan pada tahun 1990 di kebun Sei Tampang, Negeri Lama.
perseroan juga memiliki Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di area kebun yang mulai
beroperasi sejak tahun 2007 dengan kapasitas 60 ton per jam untuk mengolah tandan
Oktober 1973 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983.
bidang perikanan laut, industri makanan, dan perdagangan besar bukan mobil dan
dan pengawetan, industri dan perdagangan serta kegiatan usaha penunjang. Saat ini
kegiatan DSFI adalah memproduksi berbagai macam produk olahan ikan laut
(seafood) dengan beberapa merek dengan produk olahan berupa ikan filet, steak
ikan, irisan daging ikan, breaded fish, tuna, gurita, dan lainnya.
September 1980 dan memulai kegiatan komersial pada bulan April 1985.
pembangunan, jasa dan perdagangan. Saat ini kegiatan utama DSNG dan anak usaha
adalah bergerak di bidang industri dan penjualan produk kayu olahan, di bidang
39
perkebunan kelapa sawit, industri dan penjualan produk kelapa sawit, dan di bidang
PT. Gozco Plantations Tbk. (IDX: GZCO) didirikan pada tanggal 1 Oktober
berkaitan dengan agrobisnis dan agroindustri. Kegiatan usaha utama GZCO adalah
PT Jaya Agra Wattie Tbk. (IDX: JAWA) didirikan dengan nama Handel
1921 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 20 Januari 1921.
Perseroan ini merupakan salah satu perusahaan sub sektor Pertanian yang
Sumatra Indonesia Tbk. (IDX: LSIP didirikan pada tanggal 18 Desember 1962 dan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1962. Berdasarkan Anggaran Dasar
Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Produk utama
Lonsum adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta kakao, teh dan benih.
40
PT Mahkota Group Tbk. (IDX: MGRO) berdiri diawali dengan
pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit pertama pada tahun 2002 yang
terletak di Provinsi Riau. Seiring dengan perkembangan usaha yang pesat, beberapa
pabrik lainnya juga turut dibangun di Provinsi Riau dan Sumatera Utara hingga
kurun waktu sampai dengan tahun 2014. Guna pengontrolan dan sentralisasi usaha
maka pada tanggal 7 Januari tahun 2011 didirikan PT. Mahkota Group sebagai
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2006. PALM terjun ke pasar
diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada bulan Oktober 2012.
yang tidak hanya investasi pada perkebunan kelapa sawit dan sumber daya alam
PT Palma Serasih Tbk. (IDX: PSGO) didirikan pada tanggal 03 Juni 2008
dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2008. Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PSGO adalah bergerak dalam bidang
pengangkutan. Saat ini, kegiatan utama PSGO adalah bergerak dalam bidang
PT Sampoerna Agro Tbk. (IDX: SGRO) didirikan 07 Juni 1993 dengan nama
PT Selapan Jaya dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan November
41
1998. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SGRO
kegiatan utama SGRO adalah bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit
dan karet, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit, produksi benih
kelapa sawit, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (sagu dan memproduksi tepung
sagu dengan merek Prima Starch) dan lainnya, yang berlokasi di Sumatera Selatan,
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk atau dikenal dengan
nama SMART Tbk (SMAR) didirikan 18 Juni 1962 dengan nama PT Maskapai
perkebunan Sumcama Padang Halaban dan mulai beroperasi secara komersial pada
1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2005. Berdasarkan
bidang perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit yang memproduksi
minyak kelapa sawit (crude palm oil), inti sawit (palm kernel) dan minyak inti sawit
42
meliputi bidang perindustrian, perdagangan, pertanian, dan aktivitas pelayanan
perkebunan kelapa sawit dan tebu; serta produksi minyak goreng sawit, gula,
minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO), sabun dan bahan bakar nabati. Pada
140.385.000 lembar saham dengan nilai nominal 500,- per saham dengan harga
1911 dengan nama “NV Hollandsch Amerikanse Plantage Maatschappij” dan telah
serta pabrik kertas. Saat ini, UNSP bergerak di bidang perkebunan, pengolahan dan
perdagangan hasil tanaman dan industri dengan produk utama Karet (Rubber), Palm
Oil dan Palm Kernel. Pada tanggal 6 Januari 1990, UNSP memperoleh ijin dari
perdana Saham UNSP kepada masyarakat sebanyak 11.100.000 saham dengan nilai
nominal 1.000,- per saham melalui bursa saham di Indonesia dengan harga
43
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mennginterpretasikan hasil
dari uji asumsi klasik. Merujuk pada lampiran 8 terkait dengan hasil uji normalitas
kolmogorov smirnov diketahui bahwa bahwa hasil nilai signifikansi lebih besar dari
Merujuk pada Lampiran 9 terkait dengan hasil grafik normal probability plot
diketahui bahwa titik-titik terlihat dengan jelas menyebar di sekitar garis diagonal,
serta penyebaran titik-titik tersebut juga mengikuti arus garis diagonal, berdasarkan
hasil kolmogorov smirnov dan grafik normal probability plot memiliki arti bahwa
data penelitian ini berdistribusi normal dan model regresi yang akan digunakan
dalam penelitian ini dapat dikatakan secara pasti layak untuk digunakan.
penelitian ini keseluruhan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,10. Selain itu juga,
hasil nilai VIF dari masing-masing variabel pada penelitian ini berada di bawah
angka 10. Berdasarkan ketentuan dari uji multikolinearitas jika nilai toleransi > 0,10
dan nilai VIF < 10, dapat diartikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
independen.
Merujuk pada lampiran 11 terkait dengan hasil uji heteroskedastisitas
didapatkan hasil dari grafik scatterplot menunjukkan titik-titik tersebar secara acak
dan menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sesuai dengan hasil dari grafik scatterplot
pada penelitian ini maka dapat diartikan bahwa tersebut menunjukan bahwa model
hasil dari nilai Durbin-Watson yang didapatkan adalah sebesar 1,840 yang dimana
angka tersebut berada diantara nilai dU yaitu sebesar 1,774 dan nilai 4-du yaitu
sebesar 2,226, dimana angka tersebut berarti dU = 1,774 < DW = 1,840 < 4-dU =
2,226. Berdasarkan ketentuan dari uji autokorelasi jika dU <DW<4-dU maka dapat
Setelah semua data sudah lolos dari uji asumsi klasik, selanjutnya masuk ke
pertanian dengan melihat hasil dari uji analisis regresi linear berganda. Merujuk
pada lampiran 13 terkait dengan hasil regresi linear berganda didapatkan persamaan
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda di atas, koefisien variabel X1
adalah sebesar -0,808. Angka tersebut menunjukan setiap terjadi kenaikan 1% pada
variabel Current Ratio maka nilai perusahaan akan menurun sebesar 0,808 dengan
asumsi bahwa variabel independen lainnya dianggap konstan. Arah negatif pada
45
koefisien variabel X1 menandakan semakin tinggi Current Ratio maka nilai
Ratio adalah sebesar 1,804 dengan nilai sig sebesar 0,012. Nilai ttabel yang merujuk
pada lampiran 15 dengan ketentuan mencari t tabel (df (n-k) ; α = (88-5) ; 0,05)
Current Ratio ini memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai sig<0,05 maka
Berdasarkan hasil koefisien variabel dan hasil nilai t hitung pada variabel X1
Current Ratio, dapat dikatakan bahwa variabel X1 Current Ratio ini berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap variabel Y nya yaitu nilai perusahaan pertanian.
Ratio yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin rendah nilai perusahaan
tersebut. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi Current Ratio sebuah
tersebut dalam memperoleh laba yang disebabkan oleh terlalu banyaknya modal
yang tidak digunakan dengan baik. Hasil yang didapatkan tersebut sejalan dengan
Current Ratio yang baik pada perusahaan di sektor pertanian berkisar antara
1-3 atau 100%-300%, dari total sampel 22 perusahaan dalam penelitian ini, merujuk
pertanian pada BEI periode 2018-2021, dapat dilihat bahwa perusahaan yang
46
memiliki nilai Current Rasio bagus selama periode 2018-2021 adalah perusahaan
AALI (sub sektor perkebunan), ANJT (sub sektor perkebunan), DSFI (sub sektor
peternakan), SMAR (sub sektor perkebunan), dan TBLA (sub sektor perkebunan),
lainnya ada yang memiliki nilai Current Ratio di bawah 100% dan di atas 300%.
Perusahaan yang memiliki nilai Current Ratio di bawah 100% artinya adalah
perusahaan tersebut sedang tidak sehat. Perusahaan yang memiliki nilai Current
Ratio di atas 300% itu juga kurang baik karena ada kemungkinan bahwa perusahaan
nilai perusahaan sektor pertanian dengan melihat hasil dari uji analisis regresi linear
berganda. Merujuk pada lampiran 13 terkait dengan hasil regresi linear berganda
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda di atas, koefisien variabel X 2
adalah sebesar -0,041. Angka tersebut menunjukan setiap terjadi kenaikan 1% pada
variabel Debt to Equity Ratio maka nilai perusahaan akan menurun sebesar 0,041
dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya dianggap konstan. Arah negatif
47
pada koefisien variabel X2 menandakan semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka
Merujuk pada lampiran 13 juga dilihat hasil thitung variable X2 Debt to Equity
Ratio adalah sebesar 2,851 dengan nilai sig sebesar 0,029. Nilai ttabel yang merujuk
pada lampiran 15, didapat sebesar 1,663. Berdasarkan ketentuan uji-t variabel X2
Debt to Equity Ratio ini memiliki nilai thitung lebih besar dari ttabel dan nilai sig<0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel X2 Debt to Equity Ratio ini berpengaruh
Berdasarkan hasil koefisien variabel dan hasil nilai t hitung pada variabel X2
Debt to Equity Ratio, dapat dikatakan bahwa variabel X2 Debt to Equity Ratio ini
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel Y nya yaitu nilai perusahaan
Debt to Equity Ratio yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin rendah nilai
perusahaan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi X2 Debt to Equity
Ratio sebuah perusahaan maka artinya adalah semakin tinggi jumlah total hutang
yang harus dilunasi oleh perusahaan. Hasil yang didapatkan tersebut sejalan dengan
Debt to Equity Ratio yang baik pada perusahaan di sektor pertanian adalah
kurang dari atau sama dengan 1 atau 100%, dari total sampel 22 perusahaan dalam
penelitian ini, merujuk pada lampiran 2 yaitu data Debt to Equity Ratio masing-
masing perusahaan sektor pertanian pada BEI periode 2018-2021, dapat dilihat
bahwa perusahaan yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio bagus selama periode
2018-2021 adalah perusahaan AALI (sub sektor perkebunan), ANJT (sub sektor
48
perkebunan), BISI (sub sektor peternakan dan perkebunan), JAWA (sub sektor
perkebunan), LSIP (sub sektor perkebunan), dan PALM (sub sektor perkebunan),
Perusahaan yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio di atas 100% artinya
adalah perusahaan tersebut memiliki total hutang melebihi modal yang dimiliki
oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio yang
terlalu tinggi tentunya akan berdampak buruk terhadap nilai perusahaan, hal ini
dapat terjadi karena tingkat total hutang yang semakin tinggi akan menandakan
semakin besarnya pula beban bunga perusahaan tersebut dan akan mengurangi laba
yang akan perusahaan dapatkan. Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan yang
memiliki nilai Debt to Equity Ratio yang rendah terbukti akan lebih mudah dalam
perusahaan sektor pertanian dengan melihat hasil dari uji analisis regresi linear
berganda. Merujuk pada lampiran 13 terkait dengan hasil regresi linear berganda
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda di atas, koefisien variabel X 3
adalah sebesar 0,904. Angka tersebut menunjukan setiap terjadi kenaikan 1% pada
variabel Return On Asset maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0,904
49
dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya dianggap konstan. Arah positif
pada koefisien variabel X3 menandakan semakin tinggi Return On Asset maka nilai
Merujuk pada lampiran 13 juga dilihat hasil t hitung X3 Return On Asset adalah
sebesar 6,331 dengan nilai sig sebesar 0,036. Nilai ttabel yang merujuk pada lampiran
15, didapat sebesar 1,663. Berdasarkan ketentuan uji-t variabel X3 Return On Asset
ini memiliki nilai thitung lebih besar dari ttabel dan nilai sig<0,05 maka dapat diartikan
Berdasarkan hasil koefisien variabel dan hasil nilai t hitung pada variabel X3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y nya yaitu nilai perusahaan
Return On Asset yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi juga nilai
perusahaan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi Return On Asset
sebuah perusahaan maka akan semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset pada perusahaan tersebut dan ini
akan berdampak pada nilai perusahaan yang semakin tinggi. Hasil yang didapatkan
Return On Asset yang baik pada perusahaan di sektor pertanian adalah lebih
besar dari 2%, dari total sampel 22 perusahaan dalam penelitian ini, merujuk pada
pada BEI periode 2018-2021, dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki nilai
50
Return On Asset bagus selama periode 2018-2021 adalah perusahaan BISI (sub
sektor peternakan dan perkebunan), CSRA (sub sektor perkebunan), DSNG (sub
perkebunan), SMAR (sub sektor perkebunan), dan TBLA (sub sektor perkebunan),
lainnya memiliki nilai Return On Asset di bawah 2% dan ada yang bernilai negatif.
menghasilkan laba. Berdasarkan hal tersebut maka investor akan lebih memilih
perusahaan yang memiliki nilai Return On Asset di atas 2% dengan alasan semakin
besar nilai Return On Asset maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai oleh perusahaan tersebut, dimana ini membuat posisi perusahaan semakin
baik dari segi penggunaan asset yang menjadikan daya tarik investor dalam
terhadap nilai perusahaan sektor pertanian dengan melihat hasil dari uji analisis
regresi linear berganda. Merujuk pada lampiran 13 terkait dengan hasil regresi
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda di atas, koefisien variabel X 4
51
adalah sebesar 0,633. Angka tersebut menunjukan setiap terjadi kenaikan 1% pada
variabel Total Asset Turn Over maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar
0,633 dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya dianggap konstan. Arah
positif pada koefisien variabel X4 menandakan semakin tinggi Total Asset Turn
Merujuk pada lampiran 13 juga dilihat hasil t hitung X4 Total Asset Turn Over
adalah sebesar 5,308 dengan nilai sig sebesar 0,026. Nilai ttabel yang merujuk pada
lampiran 15, didapat sebesar 1,663. Berdasarkan ketentuan uji-t variabel X4 Total
Asset Turn Over ini memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai sig<0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel X4 Total Asset Turn Over ini berpengaruh
Berdasarkan hasil koefisien variabel dan hasil nilai t hitung pada variabel X4
Total Asset Turn Over, dapat dikatakan bahwa variabel X4 Total Asset Turn Over
ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y nya yaitu nilai
semakin tinggi Total Asset Turn Over yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin
tinggi juga nilai perusahaan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi
Total Asset Turn Over berarti semakin efisien juga penggunaan keseluruhan aktiva
Hasil yang didapatkan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Total Asset Turn Over yang baik pada perusahaan di sektor pertanian adalah
lebih besar dari 100%, dari total sampel 22 perusahaan dalam penelitian ini,
52
merujuk pada lampiran 4 yaitu data Total Asset Turn Over masing-masing
perusahaan sektor pertanian pada BEI periode 2018-2021, dapat dilihat bahwa
perusahaan yang memiliki nilai Total Asset Turn Over bagus selama periode 2018-
2021 adalah perusahaan CPRO (sub sektor perikanan), DSFI (sub sektor
perikanan), MGRO (sub sektor perkebunan), dan SMAR (sub sektor perkebunan),
Perusahaan yang memiliki nilai Total Asset Turn Over di bawah 100% artinya
adalah perusahaan tersebut terlalu banyak dana yang tertanam dalam bentuk aset
dan hal ini tentunya tidak baik untuk nilai perusahaan, dimana akan lebih baik jika
dana yang tertanam dalam bentuk aset tersebut diputar pada aktiva yang lebih
produktif. Berdasarkan hal tersebut maka investor akan lebih memilih perusahaan
yang memiliki nilai Total Asset Turn Over di atas 100% dengan alasan semakin
tinggi Total Asset Turn Over menunjukan perputaran rasio cepat sehingga laba yang
nilai perusahaan sektor pertanian dengan melihat hasil dari uji analisis regresi linear
berganda. Merujuk pada lampiran 13 terkait dengan hasil regresi linear berganda
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda di atas, koefisien variabel X 5
53
adalah sebesar 0,106. Angka tersebut menunjukan setiap terjadi kenaikan 1% pada
variabel Earning Per Share maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0,106
dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya dianggap konstan. Arah positif
pada koefisien variabel X5 menandakan semakin tinggi Earning Per Share maka
Merujuk pada lampiran 13 juga dilihat hasil t hitung X5 Earning Per Share
adalah sebesar 4,024 dengan nilai sig sebesar 0,038. Nilai ttabel yang merujuk pada
Earning Per Share ini memiliki nilai thitung lebih besar dari t tabel dan nilai sig<0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel X5 Earning Per Share ini berpengaruh
Berdasarkan hasil koefisien variabel dan hasil nilai t hitung pada variabel X5
Earning Per Share, dapat dikatakan bahwa variabel X5 Earning Per Share ini
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y nya yaitu nilai perusahaan
Earning Per Share yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi juga nilai
perusahaan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi Earning Per Share
mendapatkan banyak laba. Hasil yang didapatkan tersebut sejalan dengan penelitian
Earning Per Share yang baik pada perusahaan di sektor pertanian adalah
lebih besar dari 100%, dari total sampel 22 perusahaan dalam penelitian ini,
merujuk pada lampiran 5 yaitu data Earning Per Share masing-masing perusahaan
54
sektor pertanian pada BEI periode 2018-2021, dapat dilihat bahwa perusahaan yang
memiliki nilai Earning Per Share bagus selama periode 2018-2021 adalah
perusahaan BISI (sub sektor peternakan dan perkebunan), CSRA (sub sektor
LSIP (sub sektor perkebunan), SMAR (sub sektor perkebunan), dan TBLA (sub
sektor perkebunan).
Perusahaan yang memiliki nilai Earning Per Share negatif artinya adalah
perusahaan tersebut sedang mengalami kerugian dan ini akan berpengaruh pada
return saham yang akan menurunkan nilai perusahaan tersebut. Nilai Earning per
Share dapat turun ketika laba bersih turun dan jumlah saham yang beredar tetap.
Berdasarkan hal tersebut maka investor akan lebih memilih perusahaan yang
memiliki nilai Earning Per Share positif dengan alasan perusahaan tersebut
mengalami keuntungan dan hal tersebut membuat posisi perusahaan semakin baik
dan akan menjadikan daya tarik investor dalam menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut karena tingkat pengembalian yang investor dapatkan juga akan
semakin besar.
seluruh variabel independen dalam penelitian ini (Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, dan Earning Per Share) secara
melihat hasil dari tabel koefisien determinasi. Koefisien Determinasi (R2) dgunakan
55
untuk melihat besarnya kontribusi variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependennya. Semakin besar hasil dari koefisien determinasi ini, artinya penelitian
ini semakin bagus karena secara keseluruhan variabel independen yang digunakan
didapatkan hasil R2 sebesar 0,982 atau senilai dengan 98,2%. Angka yang didapat
dalam hasil koefisien determinasi ini dapat dikatakan sangat besar. Berdasarkan
hasil tersebut, maka dapat diartikan bahwa variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu nilai Perusahaan (Price to Book Value) dipengaruhi oleh
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turnover dan Earning Per Share
sebesar 98,2% sedangkan untuk sisanya sebesar 1,8% itu dipengaruhi oleh faktor
dalam penelitian ini yaitu rasio keuangan yang meliputi Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turnover dan Earning Per Share
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap variabel dependennya yaitu nilai
perusahaan. Hasil yang didapat ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Halim
(2015:14) bahwa para investor sering memperhatikan rasio keuangan yang terdapat
penelitian ini memiki pengaruh sangat besar secara bersama-sama atau simultan
56
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang telah diolah pada penelitian
1. Current Ratio (CR) memiliki koefisien variabel -0,808, nilai thitung 1,804 dan
2. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki koefisien variabel -0,041, nilai thitung
2,851 dan sig 0,029 yang berarti variabel DER berpengaruh negatif dan
3. Return On Asset (ROA) memiliki koefisien variabel 0,904, nilai t hitung 6,331
dan sig 0,036 yang berarti variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan
4. Total Asset Turn Over (TATO) memiliki koefisien variabel 0,633, nilai
thitung 5,308 dan sig 0,026 yang berarti variabel TATO berpengaruh positif
5. Earning Per Share (EPS) memiliki koefisien variabel 0,106, nilai thitung
4,024 dan sig 0,038 yang berarti variabel EPS berpengaruh positif dan
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Di Sektor Pertanian Pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2018-2021, terdapat beberapa saran yang penulis berikan, yaitu:
masalah jika angka current ratio perusahaan semakin tinggi, dimana berarti
debt to equity ratio yang dihasilkan perusahaan, mengingat hal ini menjadi
masalah jika angka debt to equity ratio perusahaan semakin tinggi, dimana
berarti semakin tinggi jumlah hutang yang harus dilunasi perusahaan yang
return on asset, ini berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang
total asset turn over yang dihasilkan perusahaan, mengingat semakin tinggi
nilai total asset turn over, ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva
58
5. Perusahaan sektor pertanian di BEI dirasa perlu memperhatikan besarnya
nilai earning per share, ini berarti semakin banyak dividen yang diperoleh
memberikan hasil lebih baik dan bisa menggunakan objek lain serta periode
59
DAFTAR PUSTAKA
Bursa Efek Indonesia. (2021). Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan. Bursa
Efek Indonesia, Jakarta.
Darmadji, T., & Fakhruddin. (2012). Pasar Modal Di Indonesia. Salemba Empat,
Jakarta.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
61
62
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Current Ratio
No Kode Emiten Tahun Aset Lancar Utang Lancar Current Ratio
64
2018 Rp 85.085.000.000 Rp 343.336.000.000 25%
2019 Rp 321.615.000.000 Rp 226.687.000.000 142%
12 GZCO
2020 Rp 234.002.000.000 Rp 324.113.000.000 72%
2021 Rp 318.161.000.000 Rp 355.108.000.000 90%
65
Lampiran 2. Data Debt to Equity Ratio
No Kode Emiten Tahun Total Utang Total Ekuitas Debt to Equity Ratio
66
2018 Rp 1.840.136.000.000 Rp 1.070.737.000.000 172%
2019 Rp 1.125.636.000.000 Rp 820.802.000.000 137%
12 GZCO
2020 Rp 1.118.712.000.000 Rp 1.024.681.000.000 109%
2021 Rp 958.764.000.000 Rp 1.075.688.000.000 89%
67
Lampiran 3. Data Return On Asset
No Kode Emiten Tahun Laba Bersih Total Asset Return On Asset
68
2018 -Rp 345.462.000.000 Rp 2.910.873.000.000 -12%
2019 -Rp 579.053.000.000 Rp 1.946.438.000.000 -30%
12 GZCO
2020 -Rp 181.616.000.000 Rp 2.143.393.000.000 -8%
2021 Rp 13.547.000.000 Rp 2.034.452.000.000 1%
69
Lampiran 4. Data Total Asset Turn Over
No Kode Emiten Tahun Penjualan Bersih Total Asset Total Asset Turn Over
70
2018 Rp 565.455.000.000 Rp 2.910.873.000.000 19%
2019 Rp 385.047.000.000 Rp 1.946.438.000.000 20%
12 GZCO
2020 Rp 406.924.000.000 Rp 2.143.393.000.000 19%
2021 Rp 707.102.000.000 Rp 2.034.452.000.000 35%
71
Lampiran 5. Data Earning Per Share
No Kode Emiten Tahun Laba Bersih Jumlah Saham (Lembar) Earning Per Share
72
2018 -Rp 345.462.000.000 6000000000 -Rp 57,58
2019 -Rp 579.053.000.000 6000000000 -Rp 96,51
12 GZCO
2020 -Rp 181.616.000.000 6000000000 -Rp 30,27
2021 Rp 13.547.000.000 6000000000 Rp 2,26
73
Lampiran 6. Data Book Value
No Kode Emiten Tahun Total Ekuitas Jumlah Saham (Lembar) Book Value
74
2018 Rp 1.070.737.000.000 6000000000 Rp 178,46
2019 Rp 820.802.000.000 6000000000 Rp 136,80
12 GZCO
2020 Rp 1.024.681.000.000 6000000000 Rp 170,78
2021 Rp 1.075.688.000.000 6000000000 Rp 179,28
75
Lampiran 7. Data Price to Book Value
No Kode Emiten Tahun Harga Saham/Lembar Book Value Price to Book Value (PBV)
76
2018 Rp 50 Rp 178,46 0,28
2019 Rp 50 Rp 136,80 0,37
12 GZCO
2020 Rp 50 Rp 170,78 0,29
2021 Rp 69 Rp 179,28 0,38
77
Lampiran 8. Tabel Uji Normalitas
78
Lampiran 10. Tabel Uji Multikolinearitas
Koefisien
Statistik Kolinearitas
Model
Toleransi VIF
1 (Konstan)
Current Ratio 0.567 1.023
Debt to Equity Ratio (DER) 0.608 1.284
Return On Asset (ROA) 0.513 1.465
Total Asset Turn Over (TATO) 0.748 1.281
Earning Per Share (EPS) 0.901 1.372
79
Lampiran 12. Tabel Uji Autokorelasi
Ringkasan Model
Model Durbin-Watson
1 1.840
Koefisien
Unstandardized
Model Coefficients
B Std.Error t Sig
1 (Konstan) 64.612 3.624 18.424 0.049
Current Ratio (CR) -0.808 0.054 1.804 0.012
Debt to Equity Ratio (DER) -0.041 0.046 2.851 0.029
Return On Asset (ROA) 0.904 0.046 6.331 0.036
Total Asset Turn Over (TATO) 0.633 0.067 5.308 0.026
Earning Per Share (EPS) 0.106 0.022 4.024 0.038
Ringkasan Model
Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the Estimate
Square
1 0.888 0.982 0.726 9.32161
80
Lampiran 15. Tabel-t
81
Lampiran 16. Tabel Durbin Watson
82