SKRIPSI
Winda Safitri
11180920000014
LEMBAGA MANAPUN.
Winda Safitri
11180920000014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Winda Safitri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Purbalingga, 8 Februari 2000
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jalan H. Mursid, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan
No. HP : 085884128322
E-mail : winda.safitri8200@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
2006 – 2012 : SDN Kebagusan 04 Pagi Kota Jakarta Selatan
2012 – 2015 : SMP Negeri 239 Jakarta
2015 – 2018 : MAN 13 Jakarta
2018 – 2022 : S1 Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
PENGALAMAN KERJA
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
dilakukan dengan sebaik mungkin. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh kaum
penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, arahan dan doa
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Bapak Ir. Nashrul Hakiem, S.Si, MT, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
jajarannya.
2. Bapak Akhmad Mahbubi Mufti, S.P., M.M., Ph.D. selaku Ketua Program Studi
3. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, M.M. selaku Sekertaris Program Studi
4. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Diana Mutia Habibaty, SE. Sy. MH
6. Keluarga penulis, yaitu Bapak Mad Rois Haris, Ibu Siti Waryati, Kakak Wahyu
7. Ibu Riskiyanti selaku Pimpinan Zakia Crispy Chips yang telah memberikan izin
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih
terdapat kekurangan baik implementasi maupun penulisan. Maka dari itu penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis dan
para pembaca.
Penulis
vi
RINGKASAN
Usaha keripik tempe sagu merupakan salah satu inovasi dalam industri
makanan ringan (snack) khususnya produk keripik tempe. Zakia Crispy Chips yang
berlokasi di Jalan Kober Gang Musholla Nurunnisa No. 40B, Kelurahan Pondok
Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424. Zakia Crispy Chips sudah
menjalankan usahanya selama dua tahun lebih, tepatnya pada saat wabah Covid
melanda di negara Indonesia yaitu bulan Maret tahun 2020. Penjualan keripik
tempe sagu pada periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 selalu naik turun. Zakia
Crispy Chips dalam menjalankan usahanya sudah memiliki penjualan yang cukup
bagus dan mempunyai reseller di wilayah Jabodetabek. Serta selama dua tahun
berjalan, juga sudah mampu membeli peralatan yang menunjang proses produksi
serta sudah memegang sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Dengan
berbagai keunggulan yang dimiliki oleh Zakia Crispy Chips tersebut maka
diperlukan analisis pendapatan dengan tujuan agar Zakia Crispy Chips ini dapat
mengetahui komponen apa saja yang dapat membuat usaha ini dapat menghasilkan
keuntungan yang maksimal dimana nantinya berguna sebagai bahan evaluasi dalam
keberlangsungan usaha keripik tempe sagunya.
viii
DAFTAR ISI
5.1 Struktur Biaya Usaha Keripik Tempe Sagu Zakia Crispy Chips ....... 47
5.1.1 Biaya Tetap ............................................................................ 47
5.1.2 Biaya Variabel ....................................................................... 49
5.1.3 Total Biaya ............................................................................. 53
5.2 Pendapatan Usaha Keripik Tempe Sagu............................................. 56
5.2.1 Analisis Penerimaan .............................................................. 56
5.2.2 Analisis Pendapatan ............................................................... 57
5.3 Analisis Usaha Keripik Tempe Sagu Zakia Crispy Chips .................. 58
5.3.1 Analisis B/C Ratio ................................................................. 59
5.3.2 Analisis Break Even Point (BEP) .......................................... 59
5.3.3 Analisis Payback Period (PP) Zakia Crispy Chips ............... 61
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
x
DAFTAR TABEL
1. Produksi dan Penjualan Keripik Tempe Sagu UMKM Zakia Crispy Chips
Tahun 2021 – 2022 ………………………………………………………..…..….. 3
4. Biaya Tetap Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 …………...………………….…….……… 48
5. Biaya Variabel Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 ……………………...……….…….……… 50
6. Total Biaya Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 ……………………………………...…….. 54
9. Analisis B/C Ratio Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 …………………..…………………..……. 59
10. Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia
Crispy Chips Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 …………….....…………….. 60
11. Analisis Payback Period (PP) Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia
Crispy Chips Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 ………….…….…………… 61
DAFTAR GAMBAR
5. Rincian Biaya Tenaga Kerja Usaha Keripik Tempe Sagu Zakia Crispy
Chips Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022 …………………………………… 77
BAB I
PENDAHULUAN
agroindustri dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam upaya menghadapi
Sektor industri pertanian merupakan suatu sistem pengelolaan secara terpadu antara
sektor pertanian dengan sektor industri guna mendapatkan nilai tambah dari hasil
Salah satu bentuk dari agroindustri adalah agroindustri keripik tempe sagu,
dimana mengubah bahan baku kedelai dan tepung sagu menjadi makanan keripik
tempe sagu. Sama seperti keripik yang lainnya, keripik tempe sagu merupakan
keripik yang digoreng kering seperti kerupuk, memiliki tekstur kering dan renyah.
Keripik tempe sagu ini muncul dikarenakan sudah terlalu banyak para pesaing yang
sudah memulai terlebih dahulu usaha keripik tempe hingga timbul suatu ide atau
inovasi agar produk keripik tempe sagu memiliki perbedaan jika dibandingkan
Keripik tempe sagu jika disimpan ditempat kering dan bersih, maka keripik
ini dapat bertahan sampai beberapa minggu. Misalnya dikemas dalam kantong
plastik atau kaleng yang tertutup rapat dan tidak terkena pengaruh udara lembab.
Keripik tempe sagu biasanya dijadikan camilan (snack) dan menjadi pelengkap
dalam sesaji acara. Oleh karena itu keripik tempe ini selalu digemari masyarakat
karena kepraktisannya, gizi yang tinggi, mengandung banyak vitamin dan protein
serta harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat (Rustiadi, 2011: 330)
Industri keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips merupakan salah satu
industri skala rumah tangga yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Dimana usaha
ini sudah beroperasi selama hampir dua tahun semenjak pandemi Covid melanda di
hampir seluruh wilayah Indonesia tepatnya di bulan Maret Tahun 2020. Zakia
Crispy Chips menjual produk camilan ringan yaitu keripik tempe sagu. Zakia
Crispy Chips dalam proses produksi keripik tempe sagu menggunakan jenis kedelai
putih yang beredar di pasar tradisional. Dalam satu kali produksi keripik tempe
kedelai dan lima kilogram sagu, menghasilkan keripik tempe sagu sebanyak lima
sampai tujuh kilogram. Keripik tempe sagu ini memiliki daya tahan sekitar tiga
sampai empat bulan lamanya. Adapun keripik tempe sagu yang diproduksi oleh
Zakia Crispy Chips tersedia dalam berbagai ukuran mengikuti pesanan konsumen
2
diantaranya terdapat ukuran 100 gram dengan harga Rp. 6.000, 250 gram dengan
harga Rp. 15.000, 500 gram dengan harga Rp. 25.000, dan 1 kilogram dengan harga
Rp. 45.000. Zakia Crispy Chips juga memiliki beberapa reseller yang tersebar di
daerah Bogor, Bandung, dan Depok. Namun hingga saat ini keripik tempe sagu
yang dijual hanya memiliki rasa original saja. Berikut ini jumlah penjualan keripik
tempe sagu Zakia Crispy Chips pada tahun 2021 tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi dan Penjualan Keripik Tempe Sagu Zakia Crispy Chips Tahun
2021 – 2022
No. Tahun Bulan Produksi Penjualan Selisih
(Kg/Bulan) (Kg/Bulan) (Kg/Bulan)
1. 2021 Juni 40 38 (+) 2
2. Juli 36 34,8 (+) 1,2
3. Agustus 37,3 40,5 (-) 3,2
4. September 56 58,2 (-) 2,2
5. Oktober 56 60,4 (-) 4,4
6. November 50,1 43,5 (+) 6,6
7. Desember 56 59,65 (-) 3,65
8. 2022 Januari 50,7 57,75 (-) 7,05
9. Februari 48 37,3 (+) 10,7
10 Maret 56 59,5 (-) 3,5
11. April 74,5 95 (-) 20,5
12. Mei 65 36 (+) 29
Total (Kg/Tahun) 625,6 620,6
Rata-Rata (Kg/Tahun) 52,1 51,7
Sumber: Zakia Crispy Chips Diolah (2022)
Keterangan: (+) Stock; (-) Menghabiskan Stock
Berdasarkan Tabel 1, produksi keripik tempe sagu selama periode tahun 2021
hingga 2022 mengalami fluktuatif. Untuk produksi tertinggi terjadi di bulan Mei
2022 sebanyak 61 kilogram sedangkan penjualan terendah terdapat pada bulan Juni
2021 sekitar 34 kilogram. Satu kali proses produksinya membutuhkan waktu sekitar
enam sampai tujuh hari sampai keripik tempe sagu siap untuk dipasarkan. Dan
untuk sekitar enam hingga tujuh hari tersebut dilakukan proses penggorengan dua
kali. Sehingga dalam kurun waktu satu bulan atau empat minggu, maka proses
3
penggorengan keripik tempe sagu yang dilakukan sebanyak enam sampai delapan
kali. Proses pembuatan keripik tempe sagu memakan waktu yang cukup lama mulai
Sedangkan untuk penjualan keripik tempe sagu selama satu tahun terakhir
yaitu tahun 2021 sampai 2022 di Zakia Crispy Chips cenderung mengalami
fluktuatif. Penjualan keripik tempe sagu yang tertinggi terdapat pada bulan April
Sedangkan penjualan terendah keripik tempe sagu terdapat pada bulan Mei 2022,
yaitu hanya sebesar 36 kilogram. Penjualan tinggi tersebut disebabkan oleh adanya
pesanan dari konsumen yaitu rekan kerja Ibu Riskiyanti sebanyak 20 kilogram
bulan Juli 2021 dikarenakan pesanan yang masuk dari reseller hanya sedikit.
penjualan dengan produksi dari keripik tempe sagu. Dalam satu kali produksinya,
setidaknya menghasilkan sekitar lima sampai tujuh kilogram keripik tempe sagu.
Dan untuk satu bulannya, dilakukan produksi sebanyak enak sampai delapan kali
dalam membuat keripik tempe sagu. Dengan daya simpan keripik tempe sagu
sekitar tiga hingga empat bulan, biasanya jika hasil produksi pada bulan tertentu
tidak terjual seluruhnya maka keripik tempe sagu dijadikan produk stock penjualan
Dari selisih antara penjualan dan juga produksi tentu menimbulkan selisih.
Selisih-selisih tersebut biasanya dijadikan stock keripik tempe sagu sekitar tiga
sampai empat bulan. Untuk mekanisme stock tersebut biasanya dilakukan setiap
4
bulannya, jika produksi keripik tempe sagu dilebihkan maka keripik tempe sagu
sehingga keripik yang akan dijual masih memiliki kondisi yang bagus. Namun
apabila stock tersebut tidak habis, misalnya pada Tabel 1 dengan total selisih 5,6
kilogram per tahunnya maka keripik tersebut dikonsumsi oleh keluarga Ibu
Riskiyanti sendiri.
Usaha pembuatan keripik tempe sagu merupakan salah satu ide usaha terbaru
dengan proses produksi yang sederhana dan cukup mudah untuk dikembangkan
renyah khususnya masyarakat Indonesia. Bukan hanya itu saja, bahan yang
digunakan dalam pembuatan keripik tempe sagu pun mudah untuk diperoleh.
Adapun bahan baku yang digunakan dalam memproduksi keripik tempe sagu yaitu
tidak jauh berbeda dengan keripik tempe biasanya, perbedaannya terletak pada
dipotong-potong lalu dijemur. Setelah dijemur satu sampai dua hari selanjutnya
usaha keripik tempe sagu terdapat biaya pembelian bahan baku, biaya pembelian
5
alat atau mesin, biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya. Seperti pada umumnya
keripik tempe sagu, yang kemudian dijual dengan tujuan untuk mendapatkan profit
(keuntungan). Proses produksi tentu memiliki peran yang penting dalam kegiatan
perusahaan. Hal ini dikarenakan proses produksi memiliki pengaruh terhadap biaya
yang berbeda pula. Pendapatan yang diperoleh dari produk keripik tempe sagu
Zakia Crispy Chips sudah diketahui secara pasti oleh Ibu Riskiyanti selaku pemilik
dan melihat respon dari konsumen yang cukup bagus, setelah itu Ibu Riskiyanti
Kurang lebih dua tahun berjalannya usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy
Chips, di Tahun 2022 Ibu Riskiyanti sudah mampu memiliki beberapa reseller yang
sanak saudara. Dan di tahun yang sama, Ibu Riskiyanti juga sudah mampu membeli
alat-alat untuk menunjang produksi keripik tempe sagu dan penjualan selama dua
terdapat naik atau turunnya penjualan. Dan Ibu Riskiyanti juga selama dua tahun
berjalan, usahanya sudah memiliki izin PIRT (Produksi Industri Rumah Tangga)
6
Berdasarkan fenomena usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips yang
berhasil mengembangkan usahanya dalam waktu relatif singkat yakni dua tahun.
Maka penulis ingin mengetahui bagaimana struktur biaya perusahaan ini dan
inilah yang merupakan tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan. Hasil dari
analisis pendapatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Zakia Crispy Chips untuk
mengetahui apakah usaha yang dijalankannya selama ini dapat dikembangkan lebih
lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis struktur biaya dan pendapatan untuk
yang dilakukan Ibu Riskiyanti merupakan usaha yang memiliki prospek cukup
bagus sehingga bisa mendapatkan izin PIRT selama dua tahun berjalannya usaha.
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur biaya dalam menjalankan usaha produk keripik tempe sagu
2. Berapa besar pendapatan usaha produk keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips?
3. Berapa tingkat B/C Ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP)
7
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis struktur biaya usaha produk keripik tempe sagu Zakia Crispy
Chips.
2. Menganalisis pendapatan usaha produk keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips.
3. Menganalisis tingkat B/C Ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period
diantaranya:
1. Bagi penulis, untuk memenuhi persyaratan kelulusan Strata Satu (S1) pada
8
3. Bagi pihak lainnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pustaka
berlokasi di Depok, Jawa Barat. Komoditi yang menjadi subjek penelitian ini adalah
produk keripik yaitu keripik tempe sagu. Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi
pada analisis pendapatan dan analisis usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips.
Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui struktur biaya, diperoleh dari
perhitungan biaya tetap dan biaya variabel usaha keripik tempe sagu. Selanjutnya
menggunakan perhitungan B/C Ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback
Period (PP). Data yang diperoleh diolah dan dianalisis berupa data biaya produksi,
penjualan, dan data lainnya dalam satu periode produksi yaitu pada bulan Juni 2021
hingga Mei 2022. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada
pemilik sekaligus pimpinan usaha Zakia Crispy Chips yaitu Ibu Riskiyanti.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroindustri
sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah
atau barang jadi yang dapat langsung dikonsumsi atau dapat langsung digunakan
bahan pembantu, tenaga kerja, manajemen, teknologi, dan fasilitas penunjang yang
Manfaat pengolahan adalah merubah bentuk dari satu jenis produk menjadi
bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen. Sektor agroindustri lebih peka
pemasok bahan baku. Satuan permintaan akhir yang dimaksud adalah permintaan
Keripik tempe merupakan jenis makanan ringan berbahan dasar tempe yang
digemari masyarakat (Sudiadi, 2000: 91). Keripik tempe sangat cocok dijadikan
sebagai makanan kecil atau camilan keluarga seperti halnya kerupuk ataupun
kacang garing dengan kandungan gizi yang lebih tinggi (Santoso, 2004: 102).
Sedangkan keripik tempe sagu adalah salah satu alternatif modifikasi tempe kedelai
yang memiliki tekstur yang lebih renyah, penampakan yang lebih menarik dan rasa
yang lebih gurih. Berbeda dari keripik tempe biasanya, keripik tempe sagu dibuat
dengan terlebih dahulu melalui proses pencampuran kedelai dan tepung tapioka.
pembuatan keripik adalah tekstur, warna, kandungan minyak dan masa simpan
salah satu produk hasil penggorengan yang sensitif terhadap air dan oksigen
sehingga mudah melempem dan tengik. Oleh karena itu dibutuhkan jenis pengemas
yang cocok misalnya zipper stand up atau pouch full oil untuk mempertahankan
Keripik tempe sagu sama seperti keripik pada umumnya melewati proses
penggorengan hingga kering seperti kerupuk. Keripik ini juga memiliki tekstur
yang kering dan renyah jika dikonsumsi. Apabila disimpan ditempat kering dan
bersih, keripik tempe sagu dapat tahan disimpan sampai beberapa minggu.
11
Misalnya dikemas dalam kantong plastik, kaleng, atau toples yang tertutup rapat
dan tidak terkena pengaruh udara lembab (Sarwono, 2007: 78). Kadar protein
keripik tempe sagu cukup tinggi yaitu berkisar antara 23% - 25%. Tempe yang
digunakan untuk pembuatan keripik tempe melalui proses yang sedikit berbeda
dengan proses pembuatan tempe untuk sayur. Tempe yang akan dijadikan keripik
dalam melakukan suatu kegiatan produksi barang ataupun jasa untuk menghasilkan
output tertentu. Padangaran (2013: 45) menyatakan bahwa pada umumnya biaya
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Jika
disebut biaya produksi. Jika kegiatannya adalah proses perdagangan maka dana
disebut biaya pemasaran. Kedua jenis biaya ini memiliki sifat berbeda antara satu
dengan lainnya dalam kaitan dengan jumlah barang yang diproduksi atau jumlah
yang diperdagangkan.
faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
12
yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan tersebut.
memproses bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Menurut Dewi dkk
(2017: 21), biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya yaitu:
Merupakan biaya dari semua bahan yang pada akhirnya menjadi bagian dari
objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan dapat ditelusuri
Merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung
dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja
langsung meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat
ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan
biaya, tetapi tidak dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan
kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Dengan kata lain, biaya
overhead pabrik merupakan seluruh biaya produksi diluar biaya bahan baku dan
13
Struktur biaya di kelompokan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap menurut Noor (2007: 170), merupakan
biaya yang jumlah totalnya tetap (fixed) dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi (output). Biaya tetap hanya berlaku untuk analisis dalam waktu yang
relatif pendek yaitu sepanjang kapasitas produksi belum berubah. Contoh biaya
tetap antara lain: biaya penyusutan, biaya sewa, pajak dan iuran. Sedangkan biaya
tingkat volume produksi. Contoh biaya variabel antara lain: biaya bahan baku, biaya
energi, komisi penjualan. Analisis biaya menurut Soekartawi (2016: 57), adalah
pendapatan.
Ramdhani, dkk (2020: 20) juga membagi klasifikasi biaya berdasarkan lama
objek produktif yang bertujuan untuk memperbesar kekayaan yang dimiliki (aset).
Aktivitas pembelian terjadi karena adanya kemampuan, kemauan, dan objek yang
dapat memuaskan kebutuhan, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan
datang. Pembelian objek dalam konteks investasi yaitu sesuatu yang bersifat
Adalah biaya yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan proses produksi dan
bersifat habis digunakan dalam kurun waktu yang relatif singkat atau kurang dari
14
satu tahun. Biaya ini bertujuan untuk mengelola sumber ekonomi yang dimiliki
pendapatan.
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk merawat aset atau
produk agar tetap dalam kondisi baik. Biaya pemeliharaan atau perawatan juga
perbaikan produksi, pengeluaran untuk bahan yang bersifat habis dipakai seperti
sebagainya.
Penerimaan adalah nilai uang yang diterima dari hasil penjualan produksi,
sebelum dikurangi biaya total yang dikeluarkan. Menurut Soekartawi (2016: 60),
penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual. Didalam
memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seseorang
harga jual. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam
semakin banyak jumlah produksi maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh.
15
2.5 Konsep Pendapatan Usaha
adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya
pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Analisis pendapatan
berguna untuk mengetahui dan mengukur apakah kegiatan usaha yang dilakukan
berhasil atau tidak. Tujuan dilakukan analisis pendapatan ini adalah untuk
keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Tingkat pendapatan
selain dipengaruhi oleh keadaan harga faktor produksi serta dipengaruhi oleh
manajemen pemeliharaan.
Dimana semakin besar pendapatan yang diperoleh maka akan semakin besar pula
dilakukan oleh perusahaan. Hal penting yang bisa dilakukan oleh para pelaku bisnis
agar usahanya dapat bertahan lama yaitu dengan mengelola profit usaha dengan
baik dan benar. Profit (keuntungan) perusahaan yang dikelola dengan cara yang
baik dan benar maka akan berpotensi untuk mengembangkan usaha yang sedang
Pendapatan bagi dunia usaha menjadi sangat penting karena akan menentukan
peran yang cukup penting dalam suatu usaha. Dilakukannya analisis pendapatan
16
berguna untuk mengetahui dan mengukur apakah kegiatan usaha yang sudah
Menurut Rahardi dan Hartono (2003: 69) B/C Ratio adalah analisis yang
digunakan untuk menghitung dan mengetahui besarnya manfaat dengan nilai yang
diperoleh. Analisis B/C Ratio dikenal juga sebagai perbandingan antara tingkat
keuntungan dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dapat dikatakan
memiliki manfaat apabila B/C Ratio lebih besar dari 0 maka usaha yang dijalankan
mengalami keuntungan atau memiliki prospek untuk dikembangkan. Jika B/C Ratio
lebih kecil dari 0, maka usaha tersebut mengalami kerugian atau tidak layak untuk
dikembangkan. Semakin besar nilai B/C Ratio semakin besar manfaat yang didapat
Break even point atau titik impas merupakan salah satu analisis keuangan
yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis titik impas
disebut juga analisis perencanaan laba (profit). Kegunaan analisis break even point
adalah untuk mengetahui pada jumlah berapa hasil penjualan dengan jumlah biaya
Mengacu pada Kasmir (2010: 166-177) Analisis titik impas atau dikenal
dengan nama analisis Break Even Point merupakan salah satu analisis yang
titik impas memberikan informasi mengenai jumlah produk minimal yang harus
17
diproduksi atau dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan mampu
perusahaan akan tahu berapa batas minimal yang harus dijual dan keuntungan
maksimal yang dapat diperoleh apabila diproduksi secara penuh. Jumlah produksi
yang akan dijual memiliki kaitan yang erat dengan biaya yang dikeluarkan. Pada
akhirnya biaya-biaya ini menjadi penentu terhadap harga jual suatu produk.
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menutup investasi awal dengan total nilai
arus kas yang akan dihasilkan. Payback period memiliki beberapa kelemahan
antara lain tidak memperhatikan nilai waktu uang, mengabaikan arus kas masuk
yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana investasi tercapai, dan
(periode) pengambilan investasi suatu proyek atau usaha. Jika semua faktor
dianggap konstan, usaha dengan periode pengembalian yang lebih pendek sangat
dipertimbangkan sebagai usaha yang lebih baik, karena investor dapat memulihkan
modal yang diinvestasikan dalam periode waktu yang lebih singkat. Selain itu,
periode pengembalian yang lebih pendek berarti memiliki likuiditas usaha yang
lebih besar, karena arus kas yang diharapkan di masa depan dengan jangka waktu
panjang akan lebih berisiko dibandingkan dengan arus kas jangka pendek. Payback
18
period atau masa pengembalian modal investasi sering digunakan sebagai indikator
Menurut Suratiyah (2015: 43), terdapat dua macam model perhitungan yang
perhitungan apabila kas bersih setiap tahun sama, maka menggunakan rumus
perbandingan investasi dengan kas bersih yang dikalikan 12 bulan didapatlah nilai
payback period dalam jangka beberapa bulan. Cara kedua adalah apabila kas bersih
setiap tahun berbeda, maka payback period dihitung dengan cara pengurangan nilai
investasi dengan kas bersih pertahun sampai ditemukan nilai payback period-nya.
dalam mengkaji penelitian yang dilakukan oleh penulis. Pada bagian ini, penulis
pada penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai tambah yang diperoleh dari
dalam penelitian ini adalah Metode Hayami, pendapatan usaha dan efisiensi usaha
19
dilihat dari R/C Ratio dan analisis SWOT. Hasil analisis nilai tambah dengan
metode Hayami menunjukkan bahwa nilai tambah tertinggi produk dengan bahan
baku utama singkong di Kecamatan Sepatan Timur yaitu opak singkong dengan
besaran nilai tambah Rp. 3.739/kg. Produk bahan baku sampingan dengan nilai
tambah tertinggi yaitu tepung dengan nilai tambah Rp. 6.160/kg. Berdasarkan
analisis pendapatan usaha, pendapatan tertinggi produk dengan bahan baku utama
singkong yaitu tapai dengan total pendapatan Rp. 7.057.860/bulan. R/C rasio yang
dihasilkan yaitu 2,1 yang menunjukkan bahwa produksi tapai efisien. Produk bahan
3.926.700/bulan dengan R/C rasio yaitu 2,9 yang menunjukkan bahwa produksi
mengetahui besarnya pendapatan, efesiensi usaha R/C dan untuk mengetahui BEP
produksi dan BEP harga pada usaha Agroindustri Keripik Tempe Djokam di Desa
dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 574.673, yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya tidak tetap, nilai R/C sebesar 1,74, artinya setiap biaya yang
keuntungan sebesar 0,74 rupiah dan Break Even Poin produksi dengan total biaya
20
jualnya Rp 50.000, agar mencapai titik impas. Break Even Poin harga dengan biaya
impasnya.
pada tanggal 20 Februari sampai 10 Maret 2021. Metode pengambilan sampel yang
penelitian ini adalah sebesar 40 produsen keripik tempe yang tersebar di Kabupaten
445.105,38. R/C ratio sebesar 1,27 menunjukan bahwa kondisi agroindustri keripik
tempe ini layak untuk dijalankan dan memiliki prospek yang bagus untuk terus
Blora, Jawa Tengah”. Penelitian ini betujuan untuk mengkaji tentang kelayakan dan
nilai tambah usaha agroindsutri keripik tempe Kedung Jenar di Kabupaten Blora.
21
Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai tiga pengusaha keripik tempe yang
ada di Jalan Barito, Kedung Jenar. Analisis data menggunakan analisis biaya,
analisis penerimaan, analisis keuntungan, R/C rasio dan nilai tambah menurut
Metode Hayami. Hasil penelitian analisis usaha keripik tempe “Titik Cerah” dengan
menghasilkan keuntungan Rp. 4.657.000,-/bulan dan R/C rasio 1.368 dimana dapat
memiliki kapasitas produksi 1.430 bungkus/bulan dan jumlah tenaga kerja 2 orang,
dinyatakan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan. Usaha keripik tempe
“Sinar Terang” dengan kapasitas produksi 800 bungkus/bulan dan jumlah tenaga
kerja 1 orang, menghasilkan keuntungan Rp. 361.250,-/bulan dan hasil R/C rasio
0,081 artinya usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. Nilai tambah dari ketiga
dari ketiga usaha keripik tempe menunjukkan bahwa industri keripik tempe Titik
Cerah memiliki nilai tambah tertinggi yakni sebesar Rp. 62.820, hal tersebut
disebabkan bahwa produk keripik tempe Titik Cerah mengalami proses pengolahan
yang baik.
Tangerang Selatan, Banten”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
biaya produksi usaha tahu, mengetahui pendapatan yang diperoleh usaha produksi
tahu, dan menganalisis usaha produksi tahu dilihat dari R/C Rasio, B/C Rasio,
Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Analisis Sensitivitas (Switching
22
Value). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Biaya usaha produksi tahu
Jaya 6 Bersaudara di Kota Tangerang Selatan dari hasil R/C rasio sebesar 1,33
artinya layak untuk diusahakan, B/C Rasio sebesar 0,33 (layak), BEP
harga mendapatkan nilai Rp. 21.387,60 kg/tahun, Payback Period (PP) sebesar 0,44
23
Kabupaten - Analisis menggunakan
Trenggalek Penerimaan analisis B/C
Ratio, BEP, dan
PP
4. Triana Analisis Usaha Metode Analisis: Lokasi Penelitian
Yulianti dan dan Nilai Tambah - Analisis Biaya Metode Analisis:
Tinjung Agroindustri - Analisis Menggunakan
Mary Keripik Tempe Di Penerimaan R/C Ratio tidak
Prihtanti Kedungjenar, - Analisis menggunakan
(2020) Kabupaten Blora, Pendapatan B/C Ratio, BEP
Jawa Tengah dan PP
5. Fadhil Analisis Metode Analisis: Objek Penelitian
Herawan Pendapatan Usaha - Pendapatan yaitu tahu
(2019) Produksi Tahu
- Penerimaan Lokasi Penelitian
pada Industri
- B/C Rasio Metode Analisis:
Rumahan - Payback Period Menggunakan
Pamulang Jaya 6 (PP) R/C Rasio, Net
Bersaudara, - Break Even Point Present Value
Tangerang (BEP) (NPV), dan
Selatan, Banten Analisis
Sensitivitas
(Switching
Value)
Zakia Crispy Chips merupakan salah satu industri rumahan berskala kecil
yang memproduksi keripik tempe sagu. Pendapatan yang dihasilkan oleh produk
keripik tempe sagu pun sudah diketahui secara pasti, dikarenakan pemilik usaha
Zakia Crispy Chips yaitu Ibu Riskiyanti sudah pernah melakukan percobaan
berjalan selama dua tahun, usaha tersebut juga sudah memiliki beberapa reseller
yang tersebar di wilayah Jabodetabek sehingga penjualan keripik tempe sagu pun
membeli alat-alat yang menunjang proses produksi usaha keripik tempe sagu dan
24
memiliki surat izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dengan nomor
20532760030007-27.
sagu Zakia Crispy Chips, maka dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola
produksinya melalui struktur biaya dan seberapa besar pendapatan yang telah
dicapai. Oleh sebab itu diperlukan analisis struktur biaya bertujuan untuk
mengetahui jenis dan persentase biaya yang dikeluarkan untuk usaha keripik tempe
sagu dengan menghitung biaya tetap, biaya variabel, dan total biaya. Setelah
Selanjutnya dilakukan analisis usaha dengan B/C Ratio, Break Even Point (BEP),
dan Payback Period (PP) guna mengetahui struktur biaya dan pendapatan usaha
keripik tempe sagu di Zakia Crispy Chips. Sedangkan analisis usaha digunakan
untuk membuktikan bahwa usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips memiliki
prospek yang cukup bagus. Hasil perhitungan yang diperoleh tersebut kemudian
yang dilakukan pada produk keripik tempe sagu di Zakia Crispy Chips, maka akan
diketahui sampai sejauh mana usaha tersebut telah mencapai tujuannya terutama
dalam memperoleh keuntungan, hasil dari analisis tersebut nantinya dapat dijadikan
25
dapat meningkatkan pendapatan usaha. Berdasarkan uraian diatas, berikut ini alur
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
di Jalan Kober Gg. Mushola Nurunnisa Nomor 40B, Kelurahan Pondok Cina,
Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424. Penetapan lokasi penelitian
Chips adalah salah satu industri rumahan berskala kecil di Depok yang bergerak di
bidang pengolahan keripik tempe sagu. Penelitian dilakukan dalam waktu kurang
lebih dua bulan, dimulai dari bulan Agustus hingga September 2022. Waktu tersebut
digunakan untuk memperoleh data dan keterangan terkait dengan penelitian serta
dengan analisis deskriptif meliputi kegiatan usaha keripik tempe sagu di Zakia
Crispy Chips. Data kuantitatif tersebut meliputi biaya produksi, volume penjualan,
penerimaan, dan data lainnya yang digunakan untuk menganalisis struktur biaya,
pendapatan, B/C Ratio, Break Even Point (BEP), serta Payback Period (PP) Zakia
Crispy Chips.
Berdasarkan sumber pengambilan data, penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi secara langsung dan
melakukan wawancara dengan pemilik usaha Zakia Crispy Chips yaitu Ibu
Riskiyanti dan karyawan yang bekerja di Zakia Crispy Chips. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari data keuangan Zakia Crispy Chips serta data-data lain yang
berasal dari kepustakaan, buku, jurnal ilmiah, skripsi, dan sumber data lainnya yang
keterangan yang dibutuhkan melalui beberapa macam metode dimana terdiri dari
metode wawancara, observasi, serta studi literatur. Berikut ini penjabaran dari
1. Observasi
berfokus pada subjek saja tetapi juga pada objek disekitarnya. Penulis melakukan
keripik dan untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berkaitan dengan objek
dari penelitian.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan oleh peneliti melalui proses tanya jawab dengan
pemilik Zakia Crispy Chips dan para karyawan berdasarkan daftar pertanyaan yang
mengetahui gambaran usaha serta data dan informasi yang berkaitan dengan
28
analisis pendapatan serta nilai tambah usaha pengolahan keripik pada Zakia Crispy
Chips.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka pada penelitian ini mengacu pada literatur yang dianggap
berkaitan dengan penelitian ini, yaitu berupa data-data (arsip) keuangan usaha
Zakia Crispy Chips, serta data lain yang berasal dari kepustakaan, buku, jurnal
ilmiah, skripsi, dan sumber data lainnya yang menunjang penelitian dan berkaitan
mengenai perusahaan yaitu gambaran umum usaha Zakia Crispy Chips dan
menjabarkan mengenai struktur biaya dan pendapatan usaha keripik tempe sagu.
Analisis data yang dilakukan berguna untuk mengetahui struktur biaya, analisis
pendapatan, analisis usaha terdiri dari rasio keuntungan atas biaya (B/C Ratio),
Break Even Point (BEP), Payback Period (PP). Pengolahan data kuantitatif dalam
keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips. Identifikasi biaya usaha tersebut
29
menghasilkan biaya total usaha keripik tempe sagu adalah dengan menjumlahkan
Mengacu pada Suratiyah (2015: 56) dalam Saadudin dkk (2017: 5), rumus
menghitung penyusutan dengan metode garis lurus (Straight Line Method) yaitu
sebagai berikut:
Nb−Ns
D= …………………………………………………………..…………. (1)
n
Keterangan:
Mengacu pada Suratiyah (2015) dalam Saadudin dkk (2017: 3), total biaya
Keterangan:
Mengacu pada Suripatty (2011: 136) untuk mendapatkan persentase setiap struktur
Keterangan:
30
BVK = Biaya variabel usaha keripik tempe sagu (Rp)
TBK = Total biaya usaha keripik tempe sagu (Rp)
penjualan produk, yaitu hasil kali jumlah produksi keripik yang terjual dengan
harga jual produk keripik tersebut. Mengacu pada Asriani dkk (2022: 68), berikut
Keterangan:
total penerimaan dengan total biaya produksi yang digunakan selama proses
produksi keripik. Mengacu pada Asriani dkk (2022: 69) maka untuk menghitung
Keterangan:
Semakin besar penerimaan yang diterima atau semakin kecil biaya yang
dikeluarkan maka semakin besar pula pendapatan yang akan diterima oleh
produsen. Sebaliknya bila penerimaan total yang diterima semakin kecil atau biaya
31
total yang dikeluarkan semakin besar maka pendapatan yang akan diperoleh
keuntungan (= pendapatan) yang diperoleh keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips
dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan
memberikan manfaat apabila nilai B/C lebih besar dari 0. Semakin besar nilai B/C
Ratio maka semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut.
Mengacu pada Rukmana dan Yudirachman (2016: 155) maka rumus mencari rasio
PdK
B⁄C RK = TBK………………………………….…………………………..…… (6)
Keterangan:
Terdapat dua jenis perhitungan pada analisis Break Even Point (BEP) atau
titik impas, yaitu BEP atas dasar penjualan dalam unit dan BEP atas dasar penjualan
dalam rupiah. Analisis ini dapat memberikan informasi bagi Zakia Crispy Chips
pada tingkat berapa volume penjualan dan harga jual produk keripik tempe sagu
dalam posisi tidak untung dan tidak rugi atau berada pada titik impas. Mengacu
pada Suratiyah (2015) dalam Fyka dkk (2019: 376) rumus yang digunakan dalam
32
TBK
VPK (Kg) = .……………………………………………………...……….. (7)
HJK
Keterangan:
Crispy Chips untuk pemulihan nilai investasi yang telah dikeluarkan diawal usaha.
Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2012: 101) perhitungan payback period dapat
Keterangan:
atribut atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah
33
1. Biaya produksi dalam penelitian ini adalah penjumlahan dari biaya tetap dan
biaya variabel yang dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips pada produk keripik
tempe sagu per satu periode produksi, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
2. Biaya tetap dalam penelitian ini adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan
terus dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips pada keripik tempe sagu per satu
3. Biaya variabel dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan Zakia Crispy
Chips pada keripik tempe sagu yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya
produksi yang dihasilkan per satu periode produksi, dinyatakan dalam satuan
rupiah (Rp).
4. Biaya total dalam penelitian ini adalah penjumlahan total biaya tetap dan biaya
variabel yang dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips pada keripik tempe sagu per
5. Struktur biaya adalah alokasi dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh Zakia
Crispy Chips dalam melakukan kegiatan produksi keripik tempe sagu selama
6. Total penerimaan adalah hasil penjualan keripik tempe sagu dikali dengan harga
jual produk keripik tempe sagu yang diperoleh Zakia Crispy Chips per satu
7. Pendapatan adalah penerimaan dari hasil penjualan produk keripik tempe sagu
yang diterima oleh Zakia Crispy Chips dikurangi biaya total produksi yang
34
dikeluarkan Zakia Crispy Chips pada jenis produk keripik tempe sagu per satu
8. B/C Ratio dalam penelitian ini adalah perbandingan antara total pendapatan
dengan biaya produksi keripik tempe sagu per satu periode produksi di Zakia
Crispy Chips.
9. Break Even Point (BEP) dalam penelitian ini adalah titik pertemuan antara biaya
dan penerimaan dimana volume penjualan dan harga jual jenis produk keripik
tempe sagu pada Zakia Crispy Chips per satu periode produksi tidak mengalami
10. Payback Period (PP) dalam penelitian ini adalah jangka waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan pengembalian investasi usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy
Chips.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM USAHA
memproduksi makanan ringan (snack) keripik tempe sagu. Namun, selain keripik
tempe sagu ada pula jenis makanan lain yang diproduksi antara lain keripik
pisang,keripik bayam, dan peyek. Zakia Crispy Chips berlokasi di Jalan Kober
Gang Musholla Nurunnisa No. 40B, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji,
Usaha rumahan ini didirikan sejak tahun 2020 tepatnya di bulan Maret
oleh Ibu Riskiyanti selaku pemilik usaha. Usaha ini didirikan dengan niat awal
terkena dampak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Berawal dari melihat usaha
memiliki lokasi yang cukup jauh, Ibu Riskiyanti pun melihat kondisi bahwa
keripik tempe sagu ini juga cukup disenangi oleh masyarakat. Dan masih
sedikitnya orang yang berjualan produk tersebut sehingga Ibu Riskiyanti pun ikut
Setelah melihat respon yang cukup baik dari konsumen saat mencoba
berjualan, dan omzet yang dihasilkan juga cukup memuaskan sebagai seorang
Ibu Rumah Tangga. Selanjutnya Ibu Riskiyanti memutuskan untuk melanjutkan
usaha keripik tempe sagu tersebut kemudian menggelutinya hingga saaat ini. Saat
ini, Ibu Riskiyanti sudah dibantu oleh tiga orang karyawan yaitu saudaranya yang
Dua tahun berjalannya usaha, di awal tahun 2022 Ibu Riskiyanti sudah
keripik tempe sagu. Pada tahun ini juga, Ibu Riskiyanti sudah memiliki beberapa
berasal dari warga sekitar yaitu Pondok Cina, Margonda, Bojong Gede, dan
Citayam. Bahkan beberapa kerabat dari Ibu Riskiyanti juga menjadikan keripik
tempe sagu menjadi oleh-oleh untuk dibawa saat mudik ataupun bepergian keluar
kota dan luar negeri. Saat ini juga produk-produk yang dihasilkan oleh Zakia Crispy
Chips sudah terdaftar oleh PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dengan nomor
2053276030007-27.
SPP-IRT ini merupakan jaminan tertulis bagi pelaku usaha produksi pangan,
PIRT ini diterbitkan oleh Walikota Depok melalui Dinas Kesehatan Kota Depok,
tertentu. Diantaranya syarat yang harus dipenuhi antara lain surat keterangan
domisili usaha, denah lokasi dan denah bangunan usaha, data produk pangan
yang diproduksi, sampel hasil produk pangan, dan masih banyak lagi. Dan untuk
37
4.2 Tenaga Kerja Zakia Crispy Chips
Zakia Crispy Chips merupakan usaha rumahan yang baru berdiri sehingga
tanggung jawab akan menjadi lebih rinci dan terarah. Berikut ini merupakan
Tenaga kerja di Zakia Crispy Chips berjumlah tiga orang yang terdiri dari
pimpinan usaha sekaligus bagian keuangan, dimana satu orang bekerja di bagian
pengolahan dan satu orang lagi di bagian pengemasan dan distribusi. Untuk waktu
dan jam kerja yang diterapkan cukup fleksibel karena mengikuti proses pembuatan
keripik tempe sagu yang membutuhkan waktu berhari-hari. Hari Senin biasanya
dilakukan persiapan bahan baku seperti pembelian tepung sagu, kedelai, ragi,
penyedap rasa, dan garam oleh bagian pengemasan dan distribusi. Selanjutnya
kedelai diolah oleh bagian pengolahan dengan dilakukan sortasi dan penimbangan
terlebih dahulu. Kemudian kedelai direndam selama satu hari. Hari Selasa bagian
dengan ragi selama dua hari. Hari Kamis adalah proses pencampuran kedelai
38
dengan tepung sagu dan selanjutnya dikeringkan. Proses pengeringan ini
berlangsung selama satu sampai dua hari. Dan di hari Sabtu dan Minggu biasanya
hanya dilakukan proses penggorengan, pengemasan dan distribusi. Berikut ini tugas
serta tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam Zakia Crispy Chips adalah
sebagai berikut:
Pimpinan usaha adalah pemilik dari Zakia Crispy Chips yaitu Ibu Riskiyanti
kegiatan tenaga kerja Zakia Crispy Chips, mengatur stok produksi, melakukan
2. Bagian Pengolahan
keripik tempe sagu yang sudah jadi menggunakan plastik kemasan yang
dilengkapi dengan zip lock pada bagian atasnya. Bagian ini juga bertugas untuk
39
ini berjumlah satu orang.
Chips memiliki luas bangunan kurang lebih 200 meter persegi. Yang terdiri dari
ruang produksi dan penyimpanan, dapur, serta toilet. Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Zakia Crispy Chips dalam proses produksinya
1. Ruang Produksi
Ruang produksi merupakan salah satu ruangan yang digunakan untuk proses
pembuatan keripik tempe sagu mulai dari persiapan bahan baku (kedelai, tepung
pengemasan keripik tempe sagu. Ruang produksi tersebut adalah ruangan inti
dari Zakia Crispy Chips. karena ruangan ini adalah tempat dimana hampir
seluruh kegiatan dari proses produksi keripik tempe sagu. Proses produksi
keripik tempe sagu ini setidaknya membutuhkan waktu sekitar satu minggu
40
2. Dapur
Dapur merupakan tempat produksi yaitu untuk proses perebusan kedelai dan
penggorengan keripik tempe sagu, selain itu biasanya dapur ini juga digunakan
sebagai dapur karyawan bagi karyawan yang ingin membuat makanan maupun
3. Peralatan Produksi
proses produksi keripik tempe sagu. Adapun peralatan produksi yang digunakan
4. Alat Transportasi
41
4.4 Kegiatan Produksi Keripik Tempe Sagu
Produksi keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips terdiri dari beberapa proses,
diantaranya yaitu persiapan bahan baku hingga pemasaran. Berikut ini merupakan
skema tahapan kegiatan produksi keripik tempe sagu terdapat pada Gambar 3.
Perebusan Kedelai
Fermentasi
Pencampuran
Pemotongan
Pengemasan
Pemasaran
42
Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing proses pembuatan
Bahan baku yang dipersiapkan sebelum masuk pada tahap produksi keripik
tempe sagu untuk satu kali produksinya antara lain yaitu kedelai putih yang beredar
di pasar tradisional sebanyak 6 kilogram, tepung sagu 5 kilogram, ragi 7 gram bahan
penyedap rasa 200 gram, dan garam 200 gram serta minyak goreng sebanyak 3 liter
untuk menggoreng keripik tempe sagu yang sudah jadi. Dengan penggunaan bahan
baku tersebut menghasilkan sebanyak lima sampai tujuh kilogram keripik tempe
sagu.
Proses sortasi kedelai ini bertujuan untuk memisahkan antara kedelai yang
memiliki kondisi bagus dengan kedelai yang rusak atau terkena benda asing seperti
kerikil, daun-daunan, hingga kotoran yang terbawa oleh kedelai sehingga akan
menghasilkan keripik tempe sagu dari kualitas bahan baku kedelai yang bagus.
manusia.
3. Perebusan Kedelai
Perebusan ini dilakukan agar kedelai mudah lunak dan empuk, proses ini
direndam kurang lebih selama satu hari dengan menggunakan ember plastik.
43
Selama proses perendaman, kedelai diletakkan di tempat yang jauh dari bahan-
bahan kimia karena ini dapat menurunkan kualitas kedelai dan mengubah rasa
dari kedelai tersebut. Setelah perendaman, maka ukuran volume kedelai akan
air mengalir sebanyak dua kali pencucian dengan tujuan untuk menghilangkan lendir
5. Fermentasi
pada kedelai. Proses ini setidaknya membutuhkan waktu selam dua hari.
6. Pencampuran
tepung sagu. Dimana pada tahap ini kedelai harus dicampur secara merata.
dilakukan proses pencetakan kedelai yang sudah dicampur dengan tepung sagu
dan dibuat dengan plastik berbentuk oval berukuran lebar 7 cm dan panjang 11
cm. Kemudian keripik tempe sagu yang sudah dibungkus oleh plastik cetakan
akan dikeringkan dalam suhu ruangan dan tidak boleh terkena sinar matahari
8. Pemotongan
44
keripik tempe sagu dengan ukuran sangat tipis dan cukup cepat sehingga proses
Penggorengan ini dilakukan dengan kondisi api yang panas. Kemudian goreng
keripik tempe sagu hingga berubah menjadi berwarna kuning kecokelatan. Tidak
lupa sambil dibolak-balik antara bagian atas dan bawah keripik agar tidak gosong
dan matangnya merata. Kemudian jika dirasa sudah cukup kering, maka disaring
10. Pengemasan
selesai, pengemasan ini dilakukan dengan menggunakan plastik yang terdapat zip
lock pada bagian atas kemasan. Adapun ukuran kemasan dari keripik tempe sagu
dari konsumen, keripik tempe sagu yang sudah diproduksi namun tidak habis
terjual juga bisa disimpan sebagai stock dalam toples besar sebagai tempat
11. Pemasaran
Pemasaran dari keripik tempe sagu ini untuk para reseller biasanya
mengambil secara langsung ke tempat produksi keripik tempe sagu. Ada juga
yang diantarkan oleh karyawan bagian pemasaran dan pengemasan. Dan untuk
45
saat ini, Zakia Crispy Chips sudah mencoba merambah ke market place seperti
Terkait hasil produksi keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips, setiap
bulannya tentu memiliki hasil produksi dan hasil penjualan yang berbeda.
Dengan adanya selisih antara hasil produksi dan penjualan tentu mengakibatkan
adanya stock penjualan keripik tempe sagu untuk bulan berikutnya. Daya tahan
simpan yang dimiliki oleh keripik tempe sagu sekitar tiga sampai empat bulan
terjual di bulan tersebut maka dijual untuk bulan selanjutnya, apabila masih sisa
pula maka dijual bulan selanjutnya lagi. Namun Ibu Riskiyanti dalam
menjalankan usahanya selama ini, setidaknya keripik tempe sagu yang dijual
diusahakan habis dalam dua bulan saja. Dikarenakan jika lebih dari dua bulan,
biasanya keripik menjadi kurang renyah dan banyak yang hancur karena
bertindihan dengan keripik yang lainnya. Biasanya keripik yang sisa juga
dikonsumsi oleh keluarga Ibu Riskiyanti. Jika keripik juga masih belum terjual
selama dua bulan berjalan, cara yang bisa dilakukan agar keripik tidak mudah
hancur adalah dengan tidak meletakkan terlalu banyak keripik dalam satu wadah
46
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Struktur Biaya Usaha Keripik Tempe Sagu Zakia Crispy Chips
Crispy Chips untuk memproduksi keripik tempe sagu. Biaya ini dimulai dari biaya
awal kegiatan produksi keripik tempe sagu seperti penyediaan bahan baku hingga
biaya pendistribusian hasil produksi per tahun. Klasifikasi biaya produk keripik
tempe sagu dihitung dengan membedakan biaya komponen biaya kedalam biaya
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang
besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Pada biaya tetap
terdapat pula biaya penyusutan. Adapun rincian dari hasil perhitungan biaya
penyusutan usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips dapat dilihat pada
Lampiran 3. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips terdiri atas
penyusutan kendaraan, dan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Biaya penyusutan
dihitung menggunakan metode garis lurus dimana nilai beli dikurangi nilai sisa, dan
hasilnya dibagi dengan umur ekonomis. Nilai sisa dianggap nol, karena
diasumsikan tidak laku untuk dijual kembali apabila telah digunakan. Hasil
perhitungan biaya tetap pada kegiatan produksi keripik tempe sagu Zakia Crispy
tempe sagu. Dengan total biaya tetap per tahun sebesar Rp. 2.243.916, sedangkan
rata-rata biaya tetap per bulannya yaitu Rp. 186.993 dan rata-rata biaya tetap per
produksi sebesar Rp. 31.165. Adapun biaya penyusutan bangunan pada Zakia
Crispy Chips adalah sebesar Rp. 1.333.333. Biaya penyusutan ini dihitung dengan
metode garis lurus dimana nilai beli dikurangi nilai sisa dibagi dengan umur
ekonomis. Nilai sisa bangunan, peralatan, dan kendaraan dianggap nol karena
Biaya penyusutan peralatan produksi keripik tempe sagu pada Zakia Crispy
Chips terdiri atas biaya nampan, baskom, ember, mesin pemotong, wajan, gayung,
dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips adalah sebesar Rp. 381.250 setiap tahunnya.
Biaya penyusutan peralatan ini dihitung dengan nilai pembelian dikurangi nilai sisa
48
Biaya penyusutan kendaraan untuk produk keripik tempe sagu Zakia Crispy
Chips terdiri atas biaya penyusutan sepeda motor. Biaya penyusutan kendaraan
yang dibayarkan tiap bulan untuk produk keripik tempe sagu yaitu sebesar
Rp. 1.120.000. Selanjutnya biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan
biaya yang wajib dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips setiap tahunnya atas tanah
untuk bangunan yang dimiliki. Besarnya jumlah biaya pajak bumi dan bangunan
untuk produksi keripik tempe sagu yang dibayarkan yaitu sebesar Rp. 156.000 per
tahunnya.
Secara keseluruhan bahwa total biaya tetap yang dikeluarkan oleh Zakia
Crispy Chips dalam usaha keripik tempe sagu selama satu tahun yaitu sebesar
Rp. 2.990.583, biaya tetap tertinggi yang dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips
tetap terendah yang dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips dalam memproduksi
keripik tempe sagu adalah biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yaitu sebesar
Rp. 156.000 tiap tahunnya. Sedangkan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan
selama satu bulan yaitu Rp. 249.215, ini diperoleh dari total biaya tetap per tahun
dibagi dengan 12 bulan (satu tahun). Serta untuk satu kali produksi keripik tempe
sagu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 41.535, ini didapat dari hasil rata-rata biaya
tetap per bulan dibagi dengan enam kali produksi selama satu bulan.
terhadap proses produksi keripik tempe sagu yang jumlahnya berubah sebanding
49
yang dikeluarkan terdiri dari biaya bahan baku kedelai, biaya garam, biaya
penyedap rasa, biaya ragi, biaya tepung sagu, biaya minyak goreng, biaya plastik
kemasan, biaya listrik dan air, biaya bahan bakar kendaraan, biaya gas dan biaya
tenaga kerja. Hasil perhitungan biaya variabel pada produk keripik tempe sagu
Tabel 5. Biaya Variabel Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
No. Komponen Biaya Biaya (Rp)
1. Kedelai 5.500.000
2. Garam 10.000
3. Ragi 40.000
4. Tepung Sagu 3.600.000
5. Penyedap Rasa 40.000
6. Minyak Goreng 384.000
7. Bensin 200.000
8. Gas 200.000
9. Plastik Kemasan 150.000
10 Tenaga Kerja 7.200.000
11. Listrik dan Air 150.000
Total Biaya Variabel (Per Tahun) (A) 17.824.000
Rata-Rata Biaya Variabel (Per Bulan) (B) 1.485.333
Rata-Rata Biaya Variabel (Per Produksi) (C) 247.555
Sumber: Lampiran 4
Keterangan: B = A/12 bulan = Rp/Bulan
C = B/6 x produksi dalam 1 bulan = Rp/Produksi
persiapan bahan baku pada proses produksi keripik tempe sagu. Pada biaya variabel
ini lebih dijabarkan lagi apa saja biaya-biaya didalamnya, perubahannya pada bab
gambaran umum usaha untuk persiapan bahan baku hanya terdapat kedelai, tepung
sagu, ragi, penyedap rasa, garam serta minyak goreng. Selanjutnya pada bab
pembahasan, lebih banyak lagi dijabarkan mengenai biaya persiapan bahan baku
terdapat tambahan seperti bensin, gas, plastik kemasan, tenaga kerja, serta listrik
dan air.
50
Dengan total biaya variabel yang dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips
dalam usaha keripik tempe sagu dalam satu tahun yaitu sebesar Rp. 17.824.000.
Sedangkan untuk rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan tiap bulannya yaitu
Rp. 1.485.333 dan untuk satu kali produksinya sekitar Rp. 247.555. Untuk
komponen biaya variabel tertinggi pada usaha keripik tempe sagu di adalah biaya
tenaga kerja. Dimana tenaga kerja menunjang secara langsung keripik tempe sagu
yang dihasilkan. Adapun biaya tenaga kerja yang dikeluarkan tiap tahun yaitu
sebesar Rp. 7.200.000. Tenaga kerja di Zakia Crispy Chips terdiri dari tiga orang
yaitu pimpinan sekaligus bagian keuangan yaitu Ibu Riskiyanti, bagian pengolahan
dan bagian pemasaran. Selanjutnya adalah biaya penggunaan bahan baku kedelai,
dimana kedelai merupakan bahan baku utama untuk memproduksi keripik tempe
sagu sehingga biaya yang dikeluarkan juga tinggi. Adapun biaya bahan baku
kedelai untuk memproduksi keripik tempe sagu yaitu sebesar Rp. 5.500.000 per
tahun. Untuk penjelasan dari rincian tenaga kerja bisa dilihat pada Lampiran 5.
Biaya garam diperoleh dari penggunaan garam untuk memberikan rasa asin
pada kedelai, membantu dalam proses penggumpalan kedelai, dan membantu dalam
memperpanjang masa simpan kedelai. Garam yang digunakan adalah garam kasar
dengan kebutuhan untuk satu tahun yaitu sekitar 2,5 kilogram, Adapun biaya
penggunaan garam untuk produk keripik tempe sagu yaitu sebesar Rp. 10.000 per
tahunnya.
Fermentasi pada kedelai dilakukan selama dua hari. Ragi yang digunakan adalah
51
jenis ragi tradisional yang berada di pasaran. Adapun biaya ragi untuk produk
Biaya tepung sagu merupakan biaya yang cukup penting setelah biaya
bahan baku kedelai. Alasannya dikarenakan penggunaan tepung sagu pada keripik
tempe sagu akan memberikan rasa yang lebih gurih dan renyah dibandingkan
dengan jenis tepung terigu. Karena jika dibandingkan dengan tepung terigu nanti
keripik akan cepat lembek. Biaya penggunaan tepung sagu untuk menghasilkan
Biaya penyedap rasa digunakan pada proses pembuatan keripik tempe sagu
penggunaan penyedap rasa ini yaitu sebesar Rp. 40.000 per tahun. Selanjutnya
keripik tempe sagu yaitu sebesar Rp. 384.000 per tahunnya. Biaya bensin
digunakan untuk menunjang kelancaran usaha dan poses pemasaran, dimana biaya
bensin berasal dari hitungan pemakaian di perusahaan yaitu sebesar Rp. 200.000
per tahunnya. Biaya gas berasal dari penggunaan gas elpiji sebagai bahan bakar
yang digunakan selama proses produksi keripik tempe sagu. Adapun biaya yang
dikeluarkan untuk biaya penggunaan gas yaitu sebesar Rp. 200.000 tiap satu tahun.
Sedangkan biaya plastik kemasan yang digunakan untuk mengemas produk yang
sudah jadi sebesar Rp. 150.000 per tahun. Dan biaya listrik dan air yang dikeluarkan
Secara keseluruhan bahwa total biaya variabel yang dikeluarkan oleh Zakia
Crispy Chips dalam memproduksi keripik tempe sagu dalam satu tahun yaitu
52
sebesar Rp. 17.824.000. Untuk komponen biaya variabel tertinggi yang dikeluarkan
adalah biaya tenaga kerja sebesar Rp. 7.200.000/tahun. Sedangkan biaya komponen
untuk rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan tiap bulannya yaitu Rp. 1.485.333,
ini diperoleh dari total biaya variabel per tahun dibagi dengan jumlah satu tahun
(12 bulan), dan untuk satu kali produksinya sekitar Rp. 247.555, ini didapat dari
hasil total biaya variabel per bulan dibagi dengan 6 kali produksi selama satu bulan.
Total biaya merupakan keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan oleh Zakia
Crispy Chips dalam memproduksi keripik tempe sagu, terdiri dari biaya tetap dan
dalam struktur biaya usaha secara terperinci dari setiap komponen biaya yang
total biaya dan struktur biaya, maka Zakia Crispy Chips dengan mudah dapat
seberapa menguntungkan usaha yang dijalankan. Selain itu, struktur biaya juga
dapat digunakan sebagai acuan bagi Zakia Crispy Chips dalam mengidentifikasi
antara total biaya tetap dengan total biaya variabel yang dikeluarkan Zakia Crispy
Chips dalam memproduksi keripik tempe sagu. Adapun hasil perhitungan rincian
total biaya pada usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips dapat dilihat pada
Tabel 6.
53
Tabel 6. Total Biaya Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips Periode
Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Komponen Biaya Jumlah (Rp) Persentase
(%)
Biaya Tetap
Penyusutan Bangunan 1.333.333 6,4
Penyusutan Peralatan 381.250 1,8
Penyusutan Kendaraan 1.120.000 5,4
PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) 156.000 0,7
Total Biaya Tetap 2.990.583 14,4
Biaya Variabel
Kedelai 5.500.000 26,4
Garam 10.000 0,0
Ragi 40.000 0,2
Tepung Sagu 3.600.000 17,3
Penyedap Rasa 40.000 0,2
Minyak Goreng 384.000 1,8
Bensin 100.000 0,5
Gas 200.000 1,0
Plastik Kemasan 150.000 0,7
Tenaga Kerja 7.200.000 34,6
Listrik dan Air 600.000 2,9
Total Biaya Variabel 17.824.000 85,6
Total Biaya 20.814.583 100
Sumber: Tabel 4 dan 5
Crispy Chips dalam memproduksi keripik tempe sagu periode bulan Juni 2021 –
Mei 2022 adalah sebesar Rp. 20.814.583. Total biaya tetap yaitu sebesar
Rp. 2.990.583 atau 14,4% dan total biaya variabel sebesar Rp. 17.824.000 atau
85,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam usaha produksi keripik tempe sagu pada
Zakia Crispy Chips memiliki tingkat persentase biaya variabel lebih besar jika
tetap disebabkan karena komponen biaya yang dikeluarkan hanya berupa biaya
54
Komponen biaya yang memiliki persentase terbesar dalam kegiatan
produksi keripik tempe sagu di Zakia Crispy Chips adalah biaya tenaga kerja yaitu
sebesar Rp. 7.200.0000 atau 34,6% selanjutnya adalah biaya pembelian bahan baku
kedelai yaitu sebesar Rp. 5.500.000 atau 26,4%, selanjutnya untuk biaya yang
memiliki persentase terbesar ketiga adalah biaya penggunaan tepung sagu yaitu
Rp. 1.333.333 atau 6,4%. Kemudian diikuti oleh biaya penyusutan kendaraan yaitu
Biaya pemakaian minyak goreng sebesar Rp. 384.000 atau 1,8%. Kemudian
diikuti oleh biaya penyusutan peralatan sebesar Rp. 381.250 atau 1,8%. Komponen
biaya dengan persentasi tertinggi selanjutnya yaitu biaya penggunaan gas sebesar
Rp. 200.000 atau 1,0%. Selanjutnya terdapat biaya plastik kemasan sebesar
Rp. 150.000 atau 0,7% dan biaya penggunaan bensin sebesar Rp. 100.000 atau
0,5%. Selanjutnya adalah biaya listrik dan air sebesar Rp. 600.000 atau 2,9%.
Kemudian diikuti oleh biaya penyusutan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) sebesar
Kemudian terdapat biaya ragi dan biaya penyedap rasa sebesar Rp. 40.000
atau 0,2%, serta komponen biaya dengan persentase terendah yaitu biaya garam
sebesar Rp. 10.000 atau 0,0%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam usaha produksi
keripik tempe sagu pada Zakia Crispy Chips, maka komponen biaya yang
berkontribusi paling besar adalah biaya tenaga kerja dan biaya pembelian bahan
baku kedelai dimana merupakan input utama dalam kegiatan proses produksi
55
5.2 Pendapatan Usaha Keripik Tempe Sagu
Penerimaan usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips berasal dari
penjualan produk keripik tempe sagu dengan ukuran kemasan per kilogram. Harga
jual yang ditawarkan kepada konsumen yaitu Rp. 45.000 per kilogramnya.
Penerimaan usaha keripik tempe sagu pada penelitian ini merupakan penerimaan
usaha keripik tempe sagu bulan Juni 2021 hingga bulan Mei 2022. Besarnya
penerimaan ini juga diperoleh dari hasil perkalian antara penjualan keripik tempe
sagu Zakia Crispy Chips dengan harga jual keripik tempe sagu tersebit. Adapun
hasil perhitungan penerimaan usaha keripik tempe sagu pada Zakia Crispy Chips
Tabel 7. Penerimaan Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips Periode
Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Tahun Bulan Jumlah Penjualan Harga Jual Penerimaan (Rp)
(Kg) (Rp/Kg)
2021 Juni 38 1.710.000
Juli 34,8 1.566.000
Agustus 40,5 1.822.500
September 58,2 2.619.000
Oktober 60,4 2.718.000
November 43,5 1.957.500
Desember 59,65 45.000 2.684.250
2022 Januari 57,75 2.598.750
Februari 37,3 1.678.500
Maret 59,5 2.677.500
April 95 4.275.000
Mei 36 1.620.000
Total Penjualan 620,6
Total Penerimaan (Rp/Tahun) 27.927.000
Rata-Rata Penerimaan (Rp/Bulan) 2.327.250
Rata-Rata Penerimaan (Per Produksi) 387.875
Sumber: Tabel 1
56
Berdasarkan Tabel 7 diatas, total penerimaan usaha produksi keripik tempe
sagu pada Zakia Crispy Chips selama periode bulan Juni 2021 sampai Mei 2022
adalah sebesar Rp. 27.927.000. Penerimaan ini diperoleh dari penjualan keripik
tempe sagu per kilogram dengan harga yaitu Rp. 45.000/kg. Sedangkan untuk rata-
rata penerimaan per bulannya yaitu Rp. 2.327.250 dan rata-rata penerimaan yang
diperoleh per satu kali produksinya yaitu sebesar Rp. 387.875. Penerimaan usaha
keripik tempe sagu pada Zakia Crispy Chips dalam satu tahun cenderung naik turun
diikuti dengan jumlah penjualan yang juga naik turun. Hal ini dikarenakan
Zakia Crispy Chips penjualan keripik tempe sagu mengikuti permintaan dari
konsumen.
Pendapatan usaha keripik tempe sagu pada Zakia Crispy Chips merupakan
selisih antara total penerimaan keripik tempe sagu dengan total biaya yang
dikeluarkan. Pendapatan usaha yang besar dapat diperoleh dari kecilnya jumlah
Adapun hasil perhitungan pendapatan usaha produk keripik tempe sagu pada Zakia
Tabel 8. Pendapatan Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips Periode
Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Komponen Nilai (Rp)
Total Penerimaan 27.927.000
Total Biaya (Rp) 20.814.583
Total Pendapatan (Rp) 7.112.417
Sumber: Tabel 6 dan 7
57
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa pendapatan usaha keripik
tempe sagu pada Zakia Crispy Chips periode bulan Juni 2021 sampai Mei 2022
adalah sebesar Rp. 7.112.417. Hasil perolehan pendapatan usaha pada Tabel 8
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh memiliki nilai positif, yang artinya usaha
tempe sagu sebesar Rp. 27.927.000 dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan
produksi keripik tempe sagu sebesar Rp. 20.814.583. Adapun pendapatan yang
diperoleh Zakia Crispy Chips tersebut dijadikam sebagai sumber dana untuk
Zakia Crispy Chips, masih belum cukup jika dilihat dari nilai pendapatan yang
diperoleh, maka dari itu diperlukan analisis usaha. Analisis usaha dilakukan untuk
B/C ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP). Dengan
produksi keripik tempe sagu yang dijalankan oleh Zakia Crispy Chips.
58
5.3.1 Analisis B/C Ratio
diperoleh Zakia Cripy Chips dengan biaya yang dikeluarkan selama menjalankan
usaha keripik tempe sagu. Analisis B/C ratio ini digunakan untuk melihat tingkat
manfaat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan
dalam menjalankan usaha keripik tempe sagu pada Zakia Crispy Chips. Berikut ini
perhitungan analisis B/C ratio pada Zakia Crispy Chips dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Analisis B/C Ratio Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Komponen Nilai (Rp)
Pendapatan Usaha (Rp) 7.112.417
Total Biaya (Rp) 20.814.583
B/C Ratio 0,3
Sumber: Tabel 6 dan 8
Berdasarkan Tabel 9, bahwa nilai B/C ratio yang diperoleh produk keripik
tempe sagu di Zakia Crispy Chips telah mencapai angka lebih dari nol. Sehingga
dapat dikatakan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan dan dikembangkan
karena memiliki nilai B/C ratio lebih besar daripada nol (0,3 > 0). Nilai B/C ratio
yang diperoleh yaitu sebesar 0,3 yang artinya setiap Rp. 100.000 atas keseluruhan
biaya produksi yang dikeluarkan, maka Zakia Crispy Chips akan mendapatkan
Analisis Break Even Point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik
tersebut volume penjualan dan harga jual usaha produk keripik tempe sagu tidak
yang diperoleh yaitu adalah nol (impas). Perhitungan titik impas pada penelitian ini
59
dibedakan menjadi dua didasarkan atas satuannya, yaitu BEP unit dan BEP rupiah.
Perhitungan Break Even Point (BEP) dalam unit diperoleh dari total biaya tetap
dibagi dengan selisih antara harga jual produk keripik tempe sagu dengan rata-rata
biaya variabel. Sedangkan, perhitungan Break Even Point (BEP) dalam rupiah
diperoleh dari total biaya tetap dibagi dengan satu lalu dikurang dengan pembagian
antara rata-rata biaya variabel dengan harga jual produk keripik tempe sagu.
Adapun perhitungan Break Even Point (BEP) untuk produk keripik tempe sagu
pada Zakia Crispy Chips per bulan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia
Crispy Chips Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Komponen Nilai (Rp)
Total Biaya Produksi (Rp) 20.814.583
Total Jumlah Produksi (Kg) 630
Harga Jual (Rp/Kg) 45.000
BEP Unit (Kg) 462,5
BEP Harga (Rp/Kg) 33.039
Sumber: Tabel 6 dan 7
Berdasarkan Tabel 10 diatas, terlihat bahwa nilai Break Even Point (BEP)
usaha keripik tempe sagu pada pada Zakia Crispy Chips periode bulan Juni 2021 –
Mei 2022 adalah sebesar 462,5 kilogram. Artinya pada harga Rp. 45.000/kg, usaha
keripik tempe sagu akan mengalami pulang pokok (titik impas) pada saat produksi
Chips menjual keripik tempe sagu kurang dari 462,5 kilogram/tahun, maka usaha
keripik tempe sagu pada Zakia Crispy Chips akan mengalami kerugian. Apabila
Zakia Crispy Chips menjual keripik tempe sagu lebih dari 462,5 kilogram/tahun
(630 kg > 462,5 kg), maka usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips akan
60
Nilai Break Even Point (BEP) harga usaha keripik tempe sagu pada pada
Zakia Crispy Chips periode bulan Juni 2021 – Mei 2022 adalah sebesar Rp. 33.039
per kilogram, pada jumlah penjualan 630 kg keripik tempe sagu dibawah harga
Rp. 33.039 per kilogram maka tentu akan mengalami kerugian, sedangkan jika
Zakia Crispy Chips menjual keripik tempe sagu diatas harga Rp. 33.039 per
kilogram (Rp. 45.000 > Rp. 33.039), maka Zakia Crispy Chips akan memperoleh
keuntungan.
pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh Zakia Crispy Chips selama
produksi yang diperoleh dari perbandingan nilai investasi dengan nilai pendapatan
selama satu tahun. Nilai investasi pada penelitian ini dihasilkan dari total biaya
sarana produksi yang digunakan oleh Zakia Crispy Chips dalam melakukan proses
produksi keripik tempe sagu. Berikut ini merupakan analisis payback period usaha
keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Analisis Payback Period (PP) Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia
Crispy Chips Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Komponen Nilai (Rp)
Investasi Usaha (Rp) 21.765.000
Pendapatan Usaha (Rp) 7.112.417
Payback Period (Tahun) 3,06
Sumber: Lampriran 2 dan Tabel 9
Berdasarkan Tabel 11, bahwa payback period (PP) atau jangka waktu
pengembalian modal investasi pada produk keripik tempe sagu dengan nilai sebesar
2,06. Nilai payback period (PP) tersebut diperoleh dari perbandingan antara nilai
investasi sebesar Rp. 21.765.000 dengan pendapatan usaha keripik tempe sagu yaitu
61
sebesar Rp. 7.112.417. Nilai payback period (PP) menunjukkan bahwa usaha
keripik tempe sagu akan mengalami pengembalian modal pada jangka waktu 3
tahun 22 hari.
62
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
“Analisis Pendapatan Usaha Keripik Tempe Sagu (Kasus: Zakia Crispy Chips, Kota
1. Berdasarkan analisis struktur biaya usaha keripik tempe sagu pada Zakia Crispy
besar yaitu sebesar 85,6% apabila dibandingkan dengan biaya tetap sebesar
14,4%. Komponen biaya terbesar dalam proses produksi keripik tempe sagu
adalah terdapat pada biaya tenaga kerja dengan persentase sebesar 34,6%.
2. Analisis pendapatan usaha yang diperoleh Zakia Crispy Chips meliputi yaitu:
a) Penerimaan usaha keripik tempe sagu yang diperoleh Zakia Crispy Chips
dalam satu tahun yaitu sebesar Rp. 27.927.000 dengan jumlah volume
penjualan sebanyak 620,6 kilogram dan dengan harga jual Rp. 45.000 per
kilogram.
b) Pendapatan usaha keripik tempe sagu yang diperoleh Zakia Crispy Chips
3. Hasil perhitungan analisis usaha keripik tempe sagu pada Zakia Crispy Chips
yaitu:
a) Nilai B/C Ratio yang diperoleh dari usaha keripik tempe sagu di Zakia
Crispy Chips yaitu sebesar 0,3. Nilai tersebut telah mencapai angka lebih
dari nol, maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut layak untuk
b) Berdasarkan hasil perhitungan BEP, diperoleh BEP unit 462,5 kilogram dan
nilai BEP harga Rp. 33.039. Jumlah penjualan dan penetapan harga jual di
Zakia Crispy Chips sudah lebih besar dari hasil perhitungan BEP, sehingga
menguntungkan.
c) Nilai Payback Period (PP) yang diperoleh dari usaha keripik tempe sagu
Zakia Crispy Chips yaitu sebesar 3,06, yang artinya Zakia Crispy Chips
6.2 Saran
berkaitan dengan usaha keripik tempe sagu Zakia Crispy Chips adalah sebagai
berikut:
1. Hasil dari analisis struktur biaya usaha keripik tempe sagu pada Zakia Crispy
kedepannya, agar pengeluaran biaya untuk usaha keripik tempe sagu yang
sedang dijalankan tidak akan menimbulkan biaya yang berlebih, dan perusahaan
rutin setiap tahun agar usaha yang dijalankan dapat berjalan lebih baik dan
64
2. Zakia Crispy Chips diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi dan
Jabodetabek, Zakia Crispy Chips juga disarankan untuk melakukan inovasi pada
65
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sofia Prima., Kristanto, Septian Bayu. 2017. Akutansi Biaya Edisi 2. IN
MEDIA. Bogor
Fyka, Samsul Alam., Limi, Muhammad Aswar., Zani, Munirwan., & Salamah,
Salamah. 2019. Analisis Potensi dan Kelayakan Usahatani Sistem Integrasi
Padi Ternak (Studi Kasus di Desa Silea Jaya Kecamatan Buke Kabupaten
Konawe Selatan). Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis, Vol 6 No
3 Tahun 2019
Herawan, Fadhil. 2019. Analisis Pendapatan Usaha Produksi Tahu Pada Industri
Rumahan Pamulang Jaya 6 Bersaudara. [Skripsi]. Prodi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
Hongren, Charles., Rajan, Madhav., Srikant. 2015. Cost Accounting Global Edition
15. Pearson Education Limited. USA
Jamaluddin. 2018. Pengolahan Aneka Kerupuk dan Keripik Bahan Pangan. Badan
Penerbit UNM. Makassar
Kasmir., & Jakfar. 203. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Kharisma Putra Utama. Jakarta
Noor, Max Advian. 2007. Akuntansi Biaya. Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Rahardi, F., dan Hartono, Rudi. 2003. Agribisnis Peternakan: Edisis Revisi. Penebar
Swadaya. Jakarta
Ramdhani, Dadan., Merida., Hendrani, Ai., dan Suheru. 2020. Akuntansi Biaya:
(Konsep Dan Implementasi Di Industri Manufaktur). CV Markumi.
Yogyakarta
Rangkuti, F. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi. Penebar Swadaya. Jakarta
Rantung, Hisky Agung. 2015. Analisis Struktur Biaya dan Efesiensi Pada
Agroindustri Bawang Goreng “UD Sri Rejeki” di Kota Palu Provinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Agri Sains, Vol 8 No 2 Tahun 2016
Rukmana, R., & Yudirachman, H. 2016. Untung Selangit Dari Agribisnis Cengkeh.
Lily Publisher. Yogyakarta
Rustiadi. 2011. Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan
Ketebalan Pengemas Selama Penyimpanan. Kanisius. Yogyakarta
Saadudin, Didin., Rusman, Yus., & Pardani, Cecep. 2017. Analisis Biaya,
Pendapatan Dan R/C Usahatani Jahe (Zingiber officinale). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Agroinfo Galuh, Vol 3 No 1 Tahun 2017
Safitri, Neva Lis. 2021. Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah Keripik Tempe Di
Kabupaten Trenggalek. [Skripsi]. Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Malang. Malang
Santoso, Sundoko. 2004. PUIR: Keripik dan Kerupuk Tahu-Tempe. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Sarwono, Bambang. 2007. Usaha Membuat Tempe dan Oncom. Penebar Swadaya.
Jakarta
67
Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta
Sudiadi, Bagus. 2000. Membuat Keripik Tempe Aneka Rasa. Bumi Aksara. Jakarta
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usaha Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta
Rosita., Hudoyo, Agus & Soelaiman Achiansyah. 2005. Analisis Usaha, Nilai
Tambah dan Kesempatan Kerja Agroindustri Tahu di Bandar Lampung.
JIIA, Vol 7 No 2 Tahun 2019
Yulianti, Triana., & Prihtanti, Tinjung Mary. 2020. Analisis Usaha dan Nilai
Tambah Agroindustri Keripik Tempe Di Kedungjenar, Kabupaten Blora,
Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Vol 4 No 4
Tahun 2020
68
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
ANALISIS PENDAPATAN USAHA KERIPIK TEMPE SAGU
(Kasus: Zakia Crispy Chips, Kota Depok, Jawa Barat)
Identitas Responden
Nama :
Tanggal Pengisian :
Lamanya Bekerja :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan/Profesi :
Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Pendapatan Usaha Keripik Tempe Sagu (Kasus: Zakia Crispy Chips, Kota Depok,
Jawa Barat)”.
Kuisioner ini merupakan bagian penelitian dari tugas akhir saya. Saya
kasih.
Pertanyaan Narasumber
1. Bagaimana sejarah berdirinya usaha Pemilik Usaha
keripik tempe sagu Zakia Crispy
Chips?
2. Dimanakah alamat lokasi Zakia Crispy
Chips?
3. Bagaimana bentuk struktur organisasi
perusahaan?
4.
1. Bagaimana proses pembuatan keripik Karyawan Bagian Pengolahan
tempe sagu Zakia Crispy Chips? Karyawan Bagian Distribusi dan
2. Berapa waktu yang dibutuhkan dalam Pemasaran
satu kali produksi keripik tempe sagu?
3. Apa bahan baku utama yang digunakan
dalam pembuatan keripik tempe sagu?
Dan bahan baku didapatkan dari mana?
4. Dalam satu kali produksi menghasilkan
keripik tempe sagu berapa kilogram?
5. Berapa harga jual dari produk keripik
tempe sagu?
6. Bagaimana sistem kerja di Zakia
Crispy Chips?
7. Berapakah jam kerja per satu kali
produksinya?
8. Bagaimana sistem pembayara upah
bagi tenaga kerja di Zakia Crispy
Chips?
9. Apakah terdapat kendala atau
permasalahan dalam pemasaran
produk?
10. Adakah target penjualan produk per
tahunnya? Atau per bulan?
71
A. Rincian Biaya Zakia Crispy Chips
a. Biaya Tetap (Biaya Penyusutan Bangunan)
Komponen Jumlah Umur Harga Nilai Biaya
(Unit) Ekonomis Beli (Rp) (Rp) Penyusutan
(Tahun) (Rp/Bulan)
Total
Total
72
c. Biaya Tetap (Biaya Penyusutan Kendaraan)
Komponen Jumlah Umur Harga Nilai Biaya
(Unit) Ekonomis Beli (Rp) (Rp) Penyusutan
(Bulan) (Rp/Bulan)
Total
Total
Total
Lampiran 2. Biaya Investasi Usaha Keripik Tempe Sagu Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Komponen Jumlah (Unit) Biaya Satuan (Rp) Biaya Total (Rp)
Bangunan (m2) 200 20.000.000 20.000.000
Nampan 2 15.000 30.000
Baskom 2 20.000 40.000
Ember 2 15.000 30.000
Mesin Pemotong 1 1.000.000 1.000.000
Wajan 2 40.000 80.000
Gayung 1 20.000 20.000
Saringan 2 10.000 20.000
Timbangan 1 45.000 45.000
Kompor 1 400.000 400.000
Panci 2 50.000 100.000
Total Biaya Investasi 21.765.000
74
Lampiran 3. Biaya Penyusutan Usaha Keripik Tempe Sagu Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
A. Biaya Penyusutan Bangunan
Uraian Jumlah Umur Harga Beli Nilai Biaya
(Unit) Ekonomis (Rp) (Rp) Penyusutan
(Tahun) (Rp/Tahun)
Bangunan 1 15 20.000.000 20.000.000 1.333.333
Total 1.333.333
75
Lampiran 4. Biaya Variabel Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia Crispy Chips
Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Uraian Jumlah Satuan Harga Beli Total (Rp)
(Rp)
Kedelai 500 Kg 11.000 5.500.000
Garam 2,5 Kg 10.00 10.000
Ragi 1 Kg 40.000 40.000
Tepung Sagu 400 Kg 9.000 3.600.000
Penyedap Rasa 2 Kg 20.00 40.000
Minyak Goreng 24 Liter 16.000 384.000
Plastik Kemasan 10 Pack 10.000 100.000
Bensin 200.000
Listrik dan Air 150.000
Gas 600.000
Tenaga Kerja 7.200.000
Total 17.824.000
76
Lampiran 5. Rincian Biaya Tenaga Kerja Usaha Keripik Tempe Sagu Pada Zakia
Crispy Chips Periode Bulan Juni 2021 – Mei 2022
Uraian Jumlah (Orang) Biaya (Rp/Tahun)
Pemilik sekaligus pimpinan usaha 1 3.360.000
Bagian pengolahan 1 2.400.000
Bagian pengemasan dan distribusi 1 1.440.000
Total 7.200.000
77