Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS


TEKNOLOGI
DARI PERGURUAN TINGGI

KOBISA (KOPI BIJI SALAK)

PT DELAPAN JAYA
Bidang Fokus : Pangan

Yogyakarta, 27 Februari 2020

Disusun oleh:

Indah Yuniarti 40040117640023


Aldi Bayu Iskandardinata 40040117640025
Muhammad Ravi B S 40040117640029
Mifta Nur Hidayah 40040117640035
Siti Rahmawati 40040117640036
Shabrina Berdiansyah 40040117640050

Desa Sukabinangun, Sleman, Indonesia


No. Telepon 081212862992
Alamat E-mail : delapanjaya88@gmail.com Situs Web : www.delapanjaya.com
PROFIL LEMBAGA

A. KONTAK PENANGGUNG JAWAB LEMBAGA PELAKSA


KEGIATAN CPPBT TAHUN 2020
1. Nama : Muhammad Ravi Bachtiar
2. Alamat : Jl. Gondang Raya No.10, Sleman
3. Nomor Hp : 085735336144
4. Email : ravisaputra88@gmail.com
B. IDENTITAS LEMBAGA

1. Nama Lembaga : PT. DELAPAN JAYA


2. Alamat Lembaga : Desa Sukabinangun, Sleman, Indonesia
3. Nomor telepon : (0274) 586168
4. Email Lembaga : delapanjaya88@gmail.com

C. KELEMBAGAAN LEMBAGA

1. Tahun Mulai Berdiri : 2020


2. SK Pendirian : Keputusan Mendikbud RI No 0101/O/2019
3. Visi dan Misi :
Visi
- Menjadi Perusahaan kopi biji salak yang terkemuka dan inovatif
dengan mutu terjamin di Indonesia.
Misi :
1) Seluruh elemen perusahaan melaksanakan dan bertanggung jawab
terhadap job desk masing masing.
2) Setiap elemen perusahaan memahami dan melak sanakan tugasnya
masing-masing.
3) Selalu mengutamakan dan menjaga kualitas produk
4) Memproduksi olahan kopi yang inovatif
5) Berusaha memberikan layanan terbaik kepada stakeholders dan
consument
6) Aktif dalam melakukan promosi pada khalayak ramai

4. Lembaga : LPPM UNY


5. Kemitraan : Bappeda Kota Yogyakarta

i
6. Pengalaman Pembinaan : Workshop Diversifikasi dan Pengolahan
Makanan Katering Berbasis Sumberdaya
Hayati Lokal di Nglanggeran Gunung Kidul
7. Prestasi yang pernah diraih :
a) Penghargaan ”Damandiri Award” dari Yayasan Dana Sejahtera
Mandiri Jakarta atas dedikasi dan komitmen lembaga/PT dalam
melaksanakan pembentukan dan pendampingan POSDAYA melalui
KKN.
b) Penghargaan dari Gubernur DIY sebagai Juara II Penerima Anugerah
Iptek Daerah Istimewa Yogyakarta kategori Lembaga Penelitian.
c) Posdaya binaan UNY yaitu ”POSDAYA MANDIRI” dari Pedukuhan
Selang IV, Desa Selang, Kec. Wonosari, Kabupaten Gunungkidul
sebagai Posdaya Terbaik I dalam rangka lomba Posdaya tingkat
Korwil DIY dan maju kembali dalam lomba Posdaya tingkat Regional
di Bandung mewakili DIY.

D. STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR PERUSAHAAN
M. Ravi Bachtiar, S.Tr, M.T

WAKIL DIREKTUR
Indah Yuniarti, S.Tr

MANAJER PRODUKSI MANAJER MARKETING MANAJER MUTU MANAJER ADM


Aldi Bayu, S.Tr Miftah Nur Hidayah, S.Tr Siti Rahmawati, S.Tr Shabrina Berdiansyah, S.Tr

ii
EXECUTIVE SUMMARY

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak


dikonsumsi oleh penduduk Indonesia karena memiliki rasa, aroma dan warna
yang khas. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat bahwa konsumsi
kopi orang Indonesia terus naik 36 persen sejak tahun 2010 hingga 2014. Menurut
data AEKI, pada 2010 konsumsi kopi Indonesia mencapai 800 gram per kapita
dengan total kebutuhan kopi mencapai 190 ribu ton. Sedangkan pada 2014,
konsumsi kopi Indonesia telah mencapai 1,03 kilogram per kapita dengan
kebutuhan kopi mencapai 260 ribu ton.
Pada saat ini beberapa orang memanfaatkan limbah salak sebagai bahan
untuk kerajinan, seperti pemanfaatan kulit salak untuk industri keramik.
Sedangkan, Aji dan Kurniawan (2012) memanfaatkan biji salak sebagai adsorben.
Namun selain itu, limbah buah salak dimanfaatkan sebagai minuman yang
diklaim memiliki efek kesehatan bagi tubuh seperti penyakit asam urat, karena
adanya kandungan antioksidan dalam biji salak (Yusdiali, 2008). Selain itu
minuman bubuk biji salak ini memiliki rasa, aroma, dan warna yang hampir sama
dengan minuman bubuk kopi pada umumnya.
Biji salak tersusun dari polisakarida yang digunakan sebagai cadangan
energi. Edible portion dari buah salak hanya berkisar antara 56-65%, sehingga
limbah salak dapat mencapai 35-44% dari jumlah salak yang diolah atau
dikonsumsi. Biji salak memiliki porsi sebesar 25-30%, sedangkan kulit salak
memiliki porsi 10-14% dari bobot total buah salak (Supriyadi et al., 2002).
Berdasarkan perbandingan jumlah tersebut, biji salak memiliki potensi yang lebih
besar untuk dimanfaatkan, yaitu sebagai bubuk biji salak. Biasanya pengolahan
biji kopi dilakukan penyangraian, sehingga pada biji salak juga dilakukan
penyangraian.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan wilayah potensial yang
dapat di kembangkan menjadi salah satu provinsi percontohan dalam
pembudidayaan tanaman salak beserta jenis-jenis olahan salak. Banyak

iii
perkebunan salak di wilayah Sleman, DIY termasuk di Desa Soka Binangun yang
merupakan kebun salak tertua. Produk olahan salak ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan menggunakan teknologi. PT. DELAPAN JAYA memiliki
teknologi yang dapat mengolah produk berbasis salak yang dapat meningkatkan
kualitas dan daya saing produk.
Tujuan kegiatan CPPBT ini untuk membuat kopi berbahan dasar biji salak
serta mendirikan perusahaan pemula yang memproduksi dan komersalisasu kopi
salak dengan menciptakan alat prototype pengolahan biji salak menjadi kopi salak
yang diproduksi oleh PT. DELAPAN JAYA.
Sasaran kegiatan meliputi mendesain dan memanufaktur prototype mesin
pengolah biji salak menjadi kopi sebagai salah satu produk unggulan PT.
DELAPAN JAYA yang dijadikan salah satu minuman khas dari Yogyakarta serta
temuan dan aplikasi teknologi diproyeksikan menjadi terobosan penyelesaian
masalah bangsa dalam mengurangi limbah biji salak.

iv
DAFTAR ISI
Judul Kegiatan ..........................................................................................................
PROFIL LEMBAGA................................................................................................i
EXECUTIVE SUMMARY....................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Tujuan dan Sasaran................................................................................3
1.3. Manfaat dan Dampak Sosial Ekonomi.....................................................4
BAB 2. ASPEK PRODUK DAN ATAU INOVASI TEKNOLOGI YANG
DIKEMBANGKAN................................................................................................4
2.1 MESIN PENGOLAHAN BIJI SALAK MENJADI KOPI BIJI SALAK
..............................................................................................................................4
2.2 KEUNGGULAN MESIN PENGOLAHAN BIJI SALAK MENJADI
KOPI BIJI SALAK............................................................................................5
2.3 DETAIL MESIN PRODUKSI SERTA MANAJEMEN PROSES
PRODUKSI........................................................................................................6
BAB III. KEUNGGULAN PRODUK.....................................................................8
BAB IV. ASPEK KEUANGAN..............................................................................9
4.1 Biaya Produksi Kopi Biji Salak................................................................10
4.2. Proyeksi Profit...........................................................................................11
BAB V. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN CALON PERUSAHAAN
PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN TINGGI...........................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................i

v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi adalah salah satu minuman yang banyak disukai setiap orang. Pada
umumnya kopi terbuat dari biji kopi asli, apakah anda pernah memikirkan
pembuatan dari bahan lain? ternyata selain dari kopi biji asli pembuatan kopi juga
bisa dari bahan lain.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak dikonsumsi
oleh penduduk Indonesia karena memiliki rasa, aroma dan warna yang khas.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat bahwa konsumsi kopi orang
Indonesia terus naik 36 persen sejak tahun 2010 hingga 2014. Menurut data
AEKI, pada 2010 konsumsi kopi Indonesia mencapai 800 gram per kapita dengan
total kebutuhan kopi mencapai 190 ribu ton. Sedangkan pada 2014, konsumsi
kopi Indonesia telah mencapai 1,03 kilogram per kapita dengan kebutuhan kopi
mencapai 260 ribu ton. Dalam bidang kesehatan 1 dekade yang lalu, kopi sering
dikenal sebagai penyebab penyakit darah tinggi, maag, dan penyakit jantung
sehingga banyak orang takut dan tidak mau minum kopi. Hal ini terjadi karena
adanya kandungan kafein pada minuman kopi (Yusdiali, 2008).
Banyak orang yang tidak sadar adanya sumber alternatif  lain dan sangat
mudah untuk dijumpai di sekitar lingkungan kita. Misalnya biji salak, selama ini
salak dianggap sebagai buah-buahan yang hanya dapat dinikmati daging buahnya
saja. Pada saat ini beberapa orang memanfaatkan limbah salak sebagai bahan
untuk kerajinan, seperti pemanfaatan kulit salak untuk industri keramik.
Sedangkan, Aji dan Kurniawan (2012) memanfaatkan biji salak sebagai adsorben.
Namun selain itu, limbah buah salak dimanfaatkan sebagai minuman yang
diklaim memiliki efek kesehatan bagi tubuh seperti penyakit asam urat, karena
adanya kandungan antioksidan dalam biji salak (Yusdiali, 2008). Selain itu
minuman bubuk biji salak ini memiliki rasa, aroma, dan warna yang hampir sama
dengan minuman bubuk kopi pada umumnya.
Salak merupakan salah satu komoditas buah asli dari Indonesia. Dari data
Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2013) hasil produksi salak di
Indonesia pada tahun 2010-2012 berturut-turut adalah sebagai berikut 749.876

1
ton, 1.082.115 ton, dan 1.035.406 ton. Biji salak tersusun dari polisakarida yang
digunakan sebagai cadangan energi. Edible portion dari buah salak hanya berkisar
antara 56-65%, sehingga limbah salak dapat mencapai 35-44% dari jumlah salak
yang diolah atau dikonsumsi. Biji salak memiliki porsi sebesar 25-30%,
sedangkan kulit salak memiliki porsi 10-14% dari bobot total buah salak
(Supriyadi et al., 2002). Berdasarkan perbandingan jumlah tersebut, biji salak
memiliki potensi yang lebih besar untuk dimanfaatkan, yaitu sebagai bubuk biji
salak.
Sleman merupakan salah satu kabupaten di DIY yang memiliki hasil
perkebunan salak yang menjadi ciri khas hasil perkebunanya adalah salak pondoh.
Dari berbagai macam varietas salak yang ada, salak pondoh merupakan hasil
panen terbanyak. Menurut warga sekitar daerah Soka Binangun, Desa
Merdikorejo, Kecamatan Tempel merupakan cikal bakal pertama kali pohon salak
ditemukan. Saat itu salak disebut dengan nama salak jawa.

Gambar 1. Lokasi Soka Binangun


Biasanya pengolahan biji kopi dilakukan penyangraian, sehingga pada biji
salak juga dilakukan penyangraian.

Gambar 2. Konsep pengolahan biji salak

2
Proses pengolahan diawali dengan penjemuran biji salak, lalu menyangrai biji
salak yang sudah kering, kemudian biji salak ditumbuk, disaring, dan dikemas.

Gambar 3. Proses konvensional


Alat yang digunakan untuk menyangrai biji salak ini adalah wajan dan
kompor. Biji salak dimasukkan kedalam wajan yang panaskan dengan kompor.
Biji salak diaduk hingga berwarna hitam kemudian angkat.
Biasanya penumbuk biji salak terbuat dari batu ini digunakan untuk
menumbuk jamu. Kelemahan dari alat ini adalah proses membutuhkan waktu
lama dan menghabiskan banyak tenaga. Alat pengayak berfungsi sebagai pemisah
hasil tumbukan antara butiran halus dan kasar.
Melalui program CPPBT ini, PT. DELAPAN JAYA berupaya menciptakan
alat prototype pengolahan biji salak menjadi kopi biji salak sehingga akan
memudahkan dan mampu meningkatkan produktivitas pembuatan kopi biji salak.
Dengan demikian peluang untuk dijadikan sebagai lapangan usaha terbuka lebar.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan adalah untuk mendirikan perusahaan pemula yang
memproduksi dan komersalisasu kopi salak dengan menciptakan alat prototype
pengolahan biji salak menjadi kopi salak. Secara spesifik program CPPBT ini
bertujuan untuk (i) menyempurnakan dan menyiapkan produk biji salak menjadi
produk komersial yaitu kopi biji salak, (ii) mendesain dan memanufaktur mesin
pengolah biji salak menjadi kopi, (iii) mengembangkan mesin pembuat kopi biji
salak dan menghasilkan produksi masal .
Sasaran kegiatan meliputi (i) mendesain dan memanufaktur prototype mesin
pengolah biji salak menjadi kopi sebagai salah satu produk unggulan PT.
DELAPAN JAYA yang dijadikan salah satu minuman khas dari Yogyakarta, (ii)
temuan dan aplikasi teknologi diproyeksikan menjadi terobosan penyelesaian
masalah bangsa dalam mengurangi limbah biji salak, (iii) dampak jangka panjang

3
terjadi diversifikasi produk dan perkebunan salak, kesemuanya akan menjadi
acuan pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan makro dalam meningkatkan
dan mengembangkan teknologi pangan sehat terhadap kegiatan perekonomian di
pemerintahan daerah setempat.
1.3. Manfaat dan Dampak Sosial Ekonomi
Manfaat dan dampak sosial ekonomi yang dihasilkan dari produk inovasi ini
yaitu (i) mendorong terlaksananya program kemandirian bangsa akan ketahanan
pangan, terutama produksi kopi, (ii) penguasaan teknologi dalam pengolahan biji
salak menjadi kopi menjadi daya tarik investasi yang menjanjikan bagi kalangan
industri pangan, (iii) Outcome berdirinya perusahaan berbasis salak yang dapat
digunakan untuk menerapkan ilmu dan teknologi (iv) Bagi masyarakat petani
salak, produk ini dapat meningkatkan daya saing di pasaran serta meningkatkan
kesejahteraan.

BAB 2. ASPEK PRODUK DAN ATAU INOVASI TEKNOLOGI YANG


DIKEMBANGKAN
2.1 MESIN PENGOLAHAN BIJI SALAK MENJADI KOPI BIJI SALAK
Kopi salak yang diolah menggunakan mesin pengolah biji salak ini memiliki
kualitas butiran yang lebih baik. Mesin ini didesain dengan software solidworks
dan didapatkan gambar kerja sehingga memudahkan dalam mengerjakan di
workshop manufaktur.

Gambar 4. Desain Mesin

4
Mesin ini dilengkapi dengan cover pada semua sisi sehingga operator aman
dari bahaya mekanisme mesin. Selain sebagai pengaman operator, tutup

dilengkapi dengan busa peredam dibagian dalam sehingga mengurangi bising


mesin akibat proses penggilingan.
Gambar 5. Bagan Mesin Pengolah Biji Salak

2.2 KEUNGGULAN MESIN PENGOLAHAN BIJI SALAK MENJADI


KOPI BIJI SALAK
Sistem kerja mesin ini adalah menyangrai, menumbuk biji salak, menyaring
hingga didapatkan serbuk kopi biji salak.

Gambar 6. Cara Kerja Mesin


Cara kerja mesin ini, pertama biji salak yang sudah dikeringkan dimasukan
kedalam bak penampung dan hidupkan mesin. Motor listrik akan berputar
memutar pipe conveyor dan unit penggiling. Kemudian biji salak secara otomatis
akan terbawa masuk kedalam sebuah pipa yang dilengkapi dengan pemanas dari
api gas LPG. Didalam pipa tersebut biji salak akan tersangrai otomatis. Setelah
keluar dari pipa tersebut maka biji salak akan dijatuhkan secara otomatis pada unit
penggiling. Biji salak yang sudah disangrai akan tergiling sampai halus karena
hantaman hammer pada unit penggiling kemudian dikeluarkan kedalam kantong.

5
Kantong ini berfungsi sebagai penampung serbuk biji salak hasil giling dan
pemisah antara serbuk biji salak dengan angin sehingga serbuk biji salak ini tidak
berhamburan keluar. Setelah kantong terisi keluarkan serbuk dan siap dikemas.

Gambar 7. Prototype Mesin


2.3 DETAIL MESIN PRODUKSI SERTA MANAJEMEN PROSES
PRODUKSI

1. Bak Penampung
Berfungsi untuk menampung biji salak kering yang sudah dijemur untuk
masuk kedalam unit penyangrai. Kapasitas tampungan ini adalah 1 Kg.

Gambar 8. Bak Penampung

2. Unit Sangrai
Pada mesin ini penyangraian dilakukan dengan menggunakan pipa yang
dipanasi sampai pada suhu kurang lebih 1400C, biji akan tersangrai lebih cepat
karena pemanasan yang terjadi dapat memanasi biji salak dari semua sisi.

Gambar 9. Unit Sangrai

6
3. Unit Penggiling
Penumbukan secara manual membutuhkan tenaga dan waktu yang relative
lebih banyak. Namun, mesin yang kami design mampu menggiling biji salak
menjadi serbuk kopi salak menggunakan centrifugal hammer. Biji salak akan
dipukul oleh baling-baling yang berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga
biji salak akan hancur.

Gambar 10. Unit Penggiling

4. Unit Penyaring
Sebagai pengganti proses penyaringan manual kami melengkapi unit
penggiling dengan penyaring. Sehingga hasil biji salak yang dikeluarkan akan
menjadi halus dan tidak perlu melakukan penyaringan ulang.

Gambar 11. Unit Penyaring

5. Kain Pemisah Udara


Untuk memisahkan antara angin dan serbuk biji salak maka digunakan
sebuah kantong yang terbuat dari kain yang aman untuk makanan.

7
Gambar 12. Kain Pemisah Udara

6. Cover Peredam Noise


Untuk mengurangi suara bising yang terjadi maka mesin ini dilengkapi
dengan cover besi dilengkapi dengan busa peredam.

Gambar 13. Cover Peredam Noise

BAB III. KEUNGGULAN PRODUK


Cara pembuatan “KOBISA” tidak berbeda dengan proses pembuatan kopi
pada umumnya. Hanya sebelumnya, biji salak perlu dipotong kecil-kecil agar
bagian dalamnya cepat kering ketika dijemur. Penjemuran di bawah terik matahari
memakan waktu 5-7 hari. Dari sisi aroma dan rasa, kopi ini agak unik, karena
aromanya seperti jambu muda dan rasanya mirip seperti habis makan salak muda.
Kopi salak yang diolah menggunakan mesin memiliki kualitas butiran yang
lebih baik. Karena penumbukan yang dioprasikan menggunakan centrifugal
hammer sehingga menjamin kualitas serbuk yang dihasilkan. Disisi lain waktu
yang digunakan untuk produksi relatif lebih cepat dan biaya lebih murah.

Gambar 14. Serbuk Kobisa


Setelah didapatkan serbuk kopi biji salak maka dilakukan pengepakan sesuai
dengan kebutuhan konsumen.

8
Gambar 15. Hasil Packing Kopi Biji Salak
Setelah sampai ke konsumen kopi biji salak ini setelah disajikan, aroma dan
rasa hampir sama dengan kopi pada umumnya.

Gambar 16. Hasil Sajian Kopi Biji Salak


Kopi ini pernah diteliti di laboratorium makanan dan minuman Universitas
Jember (Unej). Hasilnya aman, bahkan beberapa orang percaya bahwa kopi
tersebut juga dapat menyembuhkan diare, asam urat, hipertensi, dan dapat
menyehatkan pinggang dan lambung, serta berfungsi untuk ketahanan tubuh.

9
BAB IV. ASPEK KEUANGAN

A Investment

Banyakny
Uraian
No a Biaya Jumlah Keterangan

Rp
Biaya Pembelian
40,000,00 Rp
Tanah
1 1 0 40,000,000  

Rp
Biaya Konstruksi 66,000,00 Rp
2 1 0 66,000,000  

Rp
Biaya Fasilitas
30,000,00 Rp
Usaha
3 1 0 30,000,000  

Rp
Biaya Pra
14,400,00 Rp
Operasi
4 1 0 14,400,000  

Rp
Biaya Modal
35,000,00 Rp
Kerja
5 1 0 35,000,000  

Biaya Prototype
mesin pengolah Rp Rp Lifetime : 20
6 biji salak 7 7,500,000 52,500,000 years

Rp
237,900,00
Total Investasi 0  

10
Kapasitas : 15kg/jam

4.1 Biaya Produksi Kopi Biji Salak

Maintain and
B Operation

Fix
Cost

No Uraian Banyaknya Biaya Jumlah

Rp Rp
1 Listrik 12 150,000 1,800,000

Biaya Uji Rp Rp
2 Komposisi 1 2,000,000 2,000,000

Prasarana Bahan Rp Rp
3 Pokok 1 15,000,000 15,000,000

Rp Rp
4 Fasilitas Produksi 1 19,500,000 19,500,000

Rp
Total Fix Cost 38,300,000

Variable
Cost

No Uraian Banyaknya Biaya Jumlah Keterangan

Biaya Bahan Rp Rp 120 kg biji


1 Baku 37440 1,000 37,440,000 salak/hari

11
120 pcs kopi
Biaya Rp Rp biji
2 Pengepakan 37440 500 18,720,000 salak/hari

Biaya Rp Rp
3 Pemasaran 37440 1,200 44,928,000  

5 orang
pekerja,
Biaya Tenaga Rp Rp waktu kerja
4 Kerja 1560 50,000 78,000,000 8 jam/hari

Rp Rp
5 Transportasi 312 25,000 7,800,000  

Perawatan Rp Rp
6 Mesin 84 150,000 12,600,000  

Rp
Total Variable Cost 199,488,000  

Total Biaya Produksi Rp 237,788,000

Perkiraan Penjualan
TARGET PENJUALAN
Target penjualan per tahun Kopi biji salak 37440 kg

C Biaya Penjualan

No Uraian Banyaknya

1 Produksi Per Tahun 37440

12
2 Harga Produk Rp 35,000

3 Revenue Rp 1,310,400,000

4 Interest Rate 5%

5 Expenses Rp 237,788,000

Cash
D Flow

Product
ion per
Year Expense
Ye (1kg/Un Revenue s per Cash Present Financial
ar it) per Year Year Flow Value Situation

-Rp -Rp
475,688,0 475,688,00
0       00   0

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 1,021,535, 545,847,23
1 37440 000 000 000 238 8

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 972,890,7 1,518,737,9
2 37440 000 000 000 03 41

3 37440 Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 926,562,5 2,445,300,5

13
000 000 000 74 15

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 882,440,5 3,327,741,0
4 37440 000 000 000 47 62

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 840,419,5 4,168,160,6
5 37440 000 000 000 68 31

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 800,399,5 4,968,560,2
6 37440 000 000 000 89 20

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 762,285,3 5,730,845,5
7 37440 000 000 000 23 43

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 725,986,0 6,456,831,5
8 37440 000 000 000 22 64

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 691,415,2 7,148,246,8
9 37440 000 000 000 59 23

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 658,490,7 7,806,737,5
10 37440 000 000 000 23 46

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 627,134,0 8,433,871,5
11 37440 000 000 000 22 67

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 597,270,4 9,031,142,0
12 37440 000 000 000 97 64

13 37440 Rp Rp Rp Rp Rp

14
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 568,829,0 9,599,971,1
000 000 000 45 09

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 541,741,9 10,141,713,
14 37440 000 000 000 47 056

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 515,944,7 10,657,657,
15 37440 000 000 000 12 768

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 491,375,9 11,149,033,
16 37440 000 000 000 16 683

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 467,977,0 11,617,010,
17 37440 000 000 000 63 746

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 445,692,4 12,062,703,
18 37440 000 000 000 41 187

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 424,468,9 12,487,172,
19 37440 000 000 000 91 178

Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 404,256,1 12,891,428,
20 37440 000 000 000 82 360

Rp
13,367,116,
Sum PV 360

Rp
475,688,00
Investment 0

15
Rp
12,891,428,
NPV 360

IRR 225%

0.46565990
Payback Periode 3

 Sum PV
Jumlah PV = 13,367,116,360
 NPV
Sum PV – Investment = 12,891,428,360
 Internal Rate of Return
IRR = 225%
 Pay Out Time
POP = Investment/Cash Flow

POP = 475,688,000/ 1,072,612,000


POP = 0.443485622
 Sales Cost
SC = Total Produksi Per Tahun+Laba Kotor Per Tahun
SC = 168.600.000+246.012.000
SC = 414.612.000
 Total Production Cost
TPC = 426.821.599+168.600.000+246.012.000
TPC = 841.433.599

16
BAB V. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN CALON
PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN
TINGGI
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan Calon Perusahaan Pemula Berbasis
Teknologi PT. DELAPAN JAYA secara garis besar dibagi menjadi dua Termin.
Termin yang pertama adalah proses pendirian PT. DELAPAN JAYA yang
akan dilaksanakan selama satu setengah bulan dimulai dari awal bulan september
sampai dengan pertengahan bulan oktober. Sedangkan untuk termin kedua adalah
pengembangan perusahaan PT. DELAPAN JAYA yang akan dilaksanakan selama
satu setengah bulan juga, dimulai dari pertengahan bulan oktober sampai dengan
akhir desember. Kedua termin tersebut secara detail diuraikan dalam poin-poin
kegiatan sebagai berikut :
TERMIN I
A. Feasible Survei
Feasible survei dilakukan untuk memperoleh memperoleh data secara
umum yang berkaitan dengan salak khususnya di Indonesia. Renana survei
akan dilakukan pada tanggal 5 September 2020 yaitu dengan melakukan
kunjungan ke daerah penghasil salak terbesar berkualitas di Jawa Tengah yaitu
di Kabupaten Banjarnegara.
Pada tahun 2018 Jawa Tengah mampu menyumbang produksi buah salak
sebesar 17,6 persen dari total produksi salak nasional dimana 67% berasal dari
Kabupaten Banjarnegara. Dari kunjungan ini akan diperoleh data tentang
kualitas buah salak, potensi hasil olahan salak, potensi pasar, komposisi nutrisi
salak, dan fluktuasi harga salak pada saat musim panen maupun hari-hari
biasa. Kualitas salak diukur dari besar, berat, dan rasa buah salak perbiijih
kemudian dibandingkan dengan salak yang dijual di pasaran hasil produksi
buah diluar kabupaten Banjarnegara.
Potensi hasil olahan salak terkait dengan persentase bagian-bagian yang
meliputi presentase biji, presentase daging buah, dan presentase kulit salak
yang kemudian dijakdikan variasi produk olahan salak. Data mengenai potensi
pasar akan dilakukan melalui kunjungan ke berbagai sektor seperti tempat-
tempat wisata, restoran, kafe, dan lain sebagainya. Data mengenai fluktuasi

17
harga buah salak saat panen maupun pada hari-hari biasa dilakukan melalui
wawancara baik itu kepada petani buah salak secara langsung sampai harga di
tangan distributor. Data mengenai fluktuasi harga ini sangat penting untuk
menentukan metode penyimpanan dan pengolahannya mengingat harga buah
salak selalu anjlok pada musim panen.
B. FGD Potensi Salak untuk Bisnis
Setelah didapatkan data hasil Feasible akan dilakukan FGD atau Forum
Group Discussion untuk mendiskusikan mengenai potensi salak sebagai objek
bisnis di pasaran. FGD akan dilakukan di Ruang diskusi Gedung PT.
DELAPAN JAYA Lantai 2 oleh TIM pelaksana kegiiatan CPPBT yang terdiri
dari dosen dan mahasiswa bersama dengan Lembaga LPPM UNY. Kegiatan
ini akan dilaksanakan pada 7 September 2020.
 FGD Desain Mesin Pengolah Salak

Dalam diskusi ini akan dibahas tentang desain mesin pengolah biji salak
menjadi kopi biji salak yang efektif dan efisien. Diskusi ini meliputi analisa
spesifikasi mesin yang dibutuhkan, analisa komponen mesin, analisa proses
manufaktur serta analisa kapasitas mesin untuk memproduksi kopi biji salak.
Selanjutnya dilakukan proses desain mesin kopi biji salak menggunakan
aplikasi Solidworks, yaitu software gambar berbentuk tiga dimensi. Output
daripada kegaitan ini adalah dihasilkan gambar kerja mesin secara detil dari
komponen-komponennya sampai pada proses pengerjaannya.

 Proses Manufaktur Mesin Pengolah Salak

Sebelum masuk ke proses manufaktur, desain mesin akan dikonsultasikan


terlebih dahulu. Selanjutnya proses manufaktur mesin dikerjakan di Bengel
Fabrikasi Jurusan Pendidikan Mesin FT UNY. Kegiatan ini akan dimulai pada
tanggal 13 September 2020 dengan estimasi pengerjaan kurang lebih satu
minggu untuk dua buah mesin produksi.
Proses pengerjaan meliputi Grinding Process, welding process, Bending
process, Painting process, dll. Hasil akhir kegaitan ini yaitu terciptanya alat
produksi berupa prototype mesin kopi biji salak.

 Uji Coba Mesin Pengolah Salak

18
Proses pengujian meliputi kesesuaian hasil manufaktur dengan desain
sampai pada kemampuan mesin saat digunakan untuk produksi. Pengujian
akan dilakukan pada tanggal 23 September 2020 di Bengkel Fabrikasi Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin FT UNY oleh beberapa dosen berkompeten
dibidangnya.
Proses pengujian mesin pengolah biji salak menjadi kopi biji salak
sebelum digunakan untuk produksi, mesin pengolah biji salak menjadi kopi
biji salak akan diuji terlebih dahulu. Proses pengujian yang akan dilakukan
meliputi kesesuaian alat dengan desain. Pengujian juga dilakukan untuk
mengetahui kapasitas kopi biji salak yang mampu diolah menjadi kopi biji
salak dalam satu kali proses produksi. Uji coba fungsi komponen juga
dilakukan untuk memastikan apakah proses pengeringan, penumbukan, dan
penyaringan bekerja secara baik dan efisien. Pengujian ini penting untuk
mengetahui tingkat kelayakan mesin untuk produksi pada tahap selanjutnya.

 Pelatihan Pembuatan Kopi Salak

Pelatihan ini akan dilaksanakan pada tanggal 27 September 2020


bertempat di PT. DELAPAN JAYA dengan menghadirkan pembicara dari
salah satu perusahaan pengolahan biji salak ternama dari Jawa. Peserta dari
pelatian ini meliputi dosen, mahasiswa, serta mitra terkait dengan program ini.
Pelatihan yang akan dilaksanakan meliputi metode pengolahan biji salak dan
membuat kemasan kopi biji salak yang menarik.
Metode pengolahan biji salak diharapkan memberikan wawasan dan
pengalaman kepada peserta pelatihan untuk kemudian mampu memproduksi
kopi salak yang baik, benar serta banyak diminati banyak orang. Metode
pengolahan ini kemudian Selain itu, melalui pelatihan ini akan dijelaskan juga
bagaimana cara memadukan kopi biji salak dengan aneka rasa buah lainnya
sehingga nantinnya akan dihasilkan produk kopi biji salak dengan aneka
macam rasa buah. Melalui pelatihan ini peserta akan tahu parameter penting
yang harus diperhatikan dalam pembuatan kopi biji salak. Parameter tersebut
terkait dengan komposisi campuran kopi biji salak, waktu pengolahan, suhu
pengeringan, dan kecepatan ayakan untuk menghasilkan butir yang halus.

19
Puncak kegiatan ini yaitu sampai pada tahap finalisasi produk yaitu terkait
dengan kemasan produk yang menarik.

 FGD Rencana Marketing

Diskusi metode marketing akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2020


bertempat di Ruang Diskusi gedung LPPM lantai 2. Kegiatan ini bertujuan
untuk menyusun strategi pemasaran yang akan digunakan untuk
mendistribusikan produk berupa kopi biji salak melalui distributor, toko
kelontong, kafe, ataupun kepada pembeli langsung. Dalam kegiatan ini akan
kami hadirkan narasumber yanng berkompeten dalam bidang pemasaran.

 Penguatan SDM

Penguatan SDM dilakukan untuk mematangkan kesiapan TIM sebelum


proses pendirian perusahaan secara resmi. Penguatan ini akan dilaksanakan
pada tanggal 3 Oktober 2020 bertempat di PT.DELAPAN JAYA.

 Pendirian PT. DELAPAN JAYA

Bentuk perusahaan yang akan kami dirikan berupa PT. DELAPAN JAYA
secara resmi akan dilakasanakan pada 5 Oktober 2020. Peresmian ini
dilaksanakan di kantor perusahaan yang terletak dibelakang gedung PT.
DELAPAN JAYA. Setelah dilakukan peresmian proses produksi dan
pemasaran akan terus berjalan
TERMIN II

A. Pengembangan PT. DELAPAN JAYA

PT. DELAPAN JAYA merupakan perusahaan pemula yang bergerak


dibidang food and beverage dengan produk unggulan berupa kopi biji salak.
Untuk itu diperlukan perluasan bidang hasil produksi seperti bidang Aplikasi
Teknologi, Riset dan Pengembangan Informasi, Fashion, dan Sport and
Tourism. Namun pada termin kedua ini yaitu dimulai pada pertengahan bulan

20
oktober sampai dengan akhir desember pengembangan produk hanya meliputi
bidang Aplikasi Teknologi dengan produk unggulan berupa media
pembelajaran, serta yang kedua adalah bidang Riset and Development dengan
produk unggulan berupa aplikasi untuk mendapatkan hak paten atas penelitian
yang dilakukan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aji, B.K. dan F. Kurniawan. 2012. Pemanfaatan Serbuk Biji Salak (Salacca
zalacca) sebagai Adsorben Cr(VI) dengan Metode Batch dan Kolom. Jurnal
Sains POMITS. 1 (1): 1-6.
Supriyadi, Suhadi., M, Suzuki., K, Yoshida., T. Muto., A, Fujita., dan N,
Wanatabe., 2002. Changes in the Volatile Compounds and in the Chemical
and Physical Properties of Snake Fruit (Salacca Edulis Reinw), Pondoh during
Maturation. J Agric Food Chem :50 (26): 7627-7633.
Yusdiali, W. 2008. Pengaruh Suhu dan Lama Penyangraian terhadap Tingkat
Kadar Air dan Keasaman Kopi Robusta (coffea robusta).[Skripsi]. Universitas
Hasanuddin. Makasar. Hal : 2 – 6.

Anda mungkin juga menyukai