PT DELAPAN JAYA
Bidang Fokus : Pangan
Disusun oleh:
C. KELEMBAGAAN LEMBAGA
i
6. Pengalaman Pembinaan : Workshop Diversifikasi dan Pengolahan
Makanan Katering Berbasis Sumberdaya
Hayati Lokal di Nglanggeran Gunung Kidul
7. Prestasi yang pernah diraih :
a) Penghargaan ”Damandiri Award” dari Yayasan Dana Sejahtera
Mandiri Jakarta atas dedikasi dan komitmen lembaga/PT dalam
melaksanakan pembentukan dan pendampingan POSDAYA melalui
KKN.
b) Penghargaan dari Gubernur DIY sebagai Juara II Penerima Anugerah
Iptek Daerah Istimewa Yogyakarta kategori Lembaga Penelitian.
c) Posdaya binaan UNY yaitu ”POSDAYA MANDIRI” dari Pedukuhan
Selang IV, Desa Selang, Kec. Wonosari, Kabupaten Gunungkidul
sebagai Posdaya Terbaik I dalam rangka lomba Posdaya tingkat
Korwil DIY dan maju kembali dalam lomba Posdaya tingkat Regional
di Bandung mewakili DIY.
D. STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR PERUSAHAAN
M. Ravi Bachtiar, S.Tr, M.T
WAKIL DIREKTUR
Indah Yuniarti, S.Tr
ii
EXECUTIVE SUMMARY
iii
perkebunan salak di wilayah Sleman, DIY termasuk di Desa Soka Binangun yang
merupakan kebun salak tertua. Produk olahan salak ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan menggunakan teknologi. PT. DELAPAN JAYA memiliki
teknologi yang dapat mengolah produk berbasis salak yang dapat meningkatkan
kualitas dan daya saing produk.
Tujuan kegiatan CPPBT ini untuk membuat kopi berbahan dasar biji salak
serta mendirikan perusahaan pemula yang memproduksi dan komersalisasu kopi
salak dengan menciptakan alat prototype pengolahan biji salak menjadi kopi salak
yang diproduksi oleh PT. DELAPAN JAYA.
Sasaran kegiatan meliputi mendesain dan memanufaktur prototype mesin
pengolah biji salak menjadi kopi sebagai salah satu produk unggulan PT.
DELAPAN JAYA yang dijadikan salah satu minuman khas dari Yogyakarta serta
temuan dan aplikasi teknologi diproyeksikan menjadi terobosan penyelesaian
masalah bangsa dalam mengurangi limbah biji salak.
iv
DAFTAR ISI
Judul Kegiatan ..........................................................................................................
PROFIL LEMBAGA................................................................................................i
EXECUTIVE SUMMARY....................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Tujuan dan Sasaran................................................................................3
1.3. Manfaat dan Dampak Sosial Ekonomi.....................................................4
BAB 2. ASPEK PRODUK DAN ATAU INOVASI TEKNOLOGI YANG
DIKEMBANGKAN................................................................................................4
2.1 MESIN PENGOLAHAN BIJI SALAK MENJADI KOPI BIJI SALAK
..............................................................................................................................4
2.2 KEUNGGULAN MESIN PENGOLAHAN BIJI SALAK MENJADI
KOPI BIJI SALAK............................................................................................5
2.3 DETAIL MESIN PRODUKSI SERTA MANAJEMEN PROSES
PRODUKSI........................................................................................................6
BAB III. KEUNGGULAN PRODUK.....................................................................8
BAB IV. ASPEK KEUANGAN..............................................................................9
4.1 Biaya Produksi Kopi Biji Salak................................................................10
4.2. Proyeksi Profit...........................................................................................11
BAB V. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN CALON PERUSAHAAN
PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN TINGGI...........................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................i
v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi adalah salah satu minuman yang banyak disukai setiap orang. Pada
umumnya kopi terbuat dari biji kopi asli, apakah anda pernah memikirkan
pembuatan dari bahan lain? ternyata selain dari kopi biji asli pembuatan kopi juga
bisa dari bahan lain.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak dikonsumsi
oleh penduduk Indonesia karena memiliki rasa, aroma dan warna yang khas.
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat bahwa konsumsi kopi orang
Indonesia terus naik 36 persen sejak tahun 2010 hingga 2014. Menurut data
AEKI, pada 2010 konsumsi kopi Indonesia mencapai 800 gram per kapita dengan
total kebutuhan kopi mencapai 190 ribu ton. Sedangkan pada 2014, konsumsi
kopi Indonesia telah mencapai 1,03 kilogram per kapita dengan kebutuhan kopi
mencapai 260 ribu ton. Dalam bidang kesehatan 1 dekade yang lalu, kopi sering
dikenal sebagai penyebab penyakit darah tinggi, maag, dan penyakit jantung
sehingga banyak orang takut dan tidak mau minum kopi. Hal ini terjadi karena
adanya kandungan kafein pada minuman kopi (Yusdiali, 2008).
Banyak orang yang tidak sadar adanya sumber alternatif lain dan sangat
mudah untuk dijumpai di sekitar lingkungan kita. Misalnya biji salak, selama ini
salak dianggap sebagai buah-buahan yang hanya dapat dinikmati daging buahnya
saja. Pada saat ini beberapa orang memanfaatkan limbah salak sebagai bahan
untuk kerajinan, seperti pemanfaatan kulit salak untuk industri keramik.
Sedangkan, Aji dan Kurniawan (2012) memanfaatkan biji salak sebagai adsorben.
Namun selain itu, limbah buah salak dimanfaatkan sebagai minuman yang
diklaim memiliki efek kesehatan bagi tubuh seperti penyakit asam urat, karena
adanya kandungan antioksidan dalam biji salak (Yusdiali, 2008). Selain itu
minuman bubuk biji salak ini memiliki rasa, aroma, dan warna yang hampir sama
dengan minuman bubuk kopi pada umumnya.
Salak merupakan salah satu komoditas buah asli dari Indonesia. Dari data
Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2013) hasil produksi salak di
Indonesia pada tahun 2010-2012 berturut-turut adalah sebagai berikut 749.876
1
ton, 1.082.115 ton, dan 1.035.406 ton. Biji salak tersusun dari polisakarida yang
digunakan sebagai cadangan energi. Edible portion dari buah salak hanya berkisar
antara 56-65%, sehingga limbah salak dapat mencapai 35-44% dari jumlah salak
yang diolah atau dikonsumsi. Biji salak memiliki porsi sebesar 25-30%,
sedangkan kulit salak memiliki porsi 10-14% dari bobot total buah salak
(Supriyadi et al., 2002). Berdasarkan perbandingan jumlah tersebut, biji salak
memiliki potensi yang lebih besar untuk dimanfaatkan, yaitu sebagai bubuk biji
salak.
Sleman merupakan salah satu kabupaten di DIY yang memiliki hasil
perkebunan salak yang menjadi ciri khas hasil perkebunanya adalah salak pondoh.
Dari berbagai macam varietas salak yang ada, salak pondoh merupakan hasil
panen terbanyak. Menurut warga sekitar daerah Soka Binangun, Desa
Merdikorejo, Kecamatan Tempel merupakan cikal bakal pertama kali pohon salak
ditemukan. Saat itu salak disebut dengan nama salak jawa.
2
Proses pengolahan diawali dengan penjemuran biji salak, lalu menyangrai biji
salak yang sudah kering, kemudian biji salak ditumbuk, disaring, dan dikemas.
3
terjadi diversifikasi produk dan perkebunan salak, kesemuanya akan menjadi
acuan pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan makro dalam meningkatkan
dan mengembangkan teknologi pangan sehat terhadap kegiatan perekonomian di
pemerintahan daerah setempat.
1.3. Manfaat dan Dampak Sosial Ekonomi
Manfaat dan dampak sosial ekonomi yang dihasilkan dari produk inovasi ini
yaitu (i) mendorong terlaksananya program kemandirian bangsa akan ketahanan
pangan, terutama produksi kopi, (ii) penguasaan teknologi dalam pengolahan biji
salak menjadi kopi menjadi daya tarik investasi yang menjanjikan bagi kalangan
industri pangan, (iii) Outcome berdirinya perusahaan berbasis salak yang dapat
digunakan untuk menerapkan ilmu dan teknologi (iv) Bagi masyarakat petani
salak, produk ini dapat meningkatkan daya saing di pasaran serta meningkatkan
kesejahteraan.
4
Mesin ini dilengkapi dengan cover pada semua sisi sehingga operator aman
dari bahaya mekanisme mesin. Selain sebagai pengaman operator, tutup
5
Kantong ini berfungsi sebagai penampung serbuk biji salak hasil giling dan
pemisah antara serbuk biji salak dengan angin sehingga serbuk biji salak ini tidak
berhamburan keluar. Setelah kantong terisi keluarkan serbuk dan siap dikemas.
1. Bak Penampung
Berfungsi untuk menampung biji salak kering yang sudah dijemur untuk
masuk kedalam unit penyangrai. Kapasitas tampungan ini adalah 1 Kg.
2. Unit Sangrai
Pada mesin ini penyangraian dilakukan dengan menggunakan pipa yang
dipanasi sampai pada suhu kurang lebih 1400C, biji akan tersangrai lebih cepat
karena pemanasan yang terjadi dapat memanasi biji salak dari semua sisi.
6
3. Unit Penggiling
Penumbukan secara manual membutuhkan tenaga dan waktu yang relative
lebih banyak. Namun, mesin yang kami design mampu menggiling biji salak
menjadi serbuk kopi salak menggunakan centrifugal hammer. Biji salak akan
dipukul oleh baling-baling yang berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga
biji salak akan hancur.
4. Unit Penyaring
Sebagai pengganti proses penyaringan manual kami melengkapi unit
penggiling dengan penyaring. Sehingga hasil biji salak yang dikeluarkan akan
menjadi halus dan tidak perlu melakukan penyaringan ulang.
7
Gambar 12. Kain Pemisah Udara
8
Gambar 15. Hasil Packing Kopi Biji Salak
Setelah sampai ke konsumen kopi biji salak ini setelah disajikan, aroma dan
rasa hampir sama dengan kopi pada umumnya.
9
BAB IV. ASPEK KEUANGAN
A Investment
Banyakny
Uraian
No a Biaya Jumlah Keterangan
Rp
Biaya Pembelian
40,000,00 Rp
Tanah
1 1 0 40,000,000
Rp
Biaya Konstruksi 66,000,00 Rp
2 1 0 66,000,000
Rp
Biaya Fasilitas
30,000,00 Rp
Usaha
3 1 0 30,000,000
Rp
Biaya Pra
14,400,00 Rp
Operasi
4 1 0 14,400,000
Rp
Biaya Modal
35,000,00 Rp
Kerja
5 1 0 35,000,000
Biaya Prototype
mesin pengolah Rp Rp Lifetime : 20
6 biji salak 7 7,500,000 52,500,000 years
Rp
237,900,00
Total Investasi 0
10
Kapasitas : 15kg/jam
Maintain and
B Operation
Fix
Cost
Rp Rp
1 Listrik 12 150,000 1,800,000
Biaya Uji Rp Rp
2 Komposisi 1 2,000,000 2,000,000
Prasarana Bahan Rp Rp
3 Pokok 1 15,000,000 15,000,000
Rp Rp
4 Fasilitas Produksi 1 19,500,000 19,500,000
Rp
Total Fix Cost 38,300,000
Variable
Cost
11
120 pcs kopi
Biaya Rp Rp biji
2 Pengepakan 37440 500 18,720,000 salak/hari
Biaya Rp Rp
3 Pemasaran 37440 1,200 44,928,000
5 orang
pekerja,
Biaya Tenaga Rp Rp waktu kerja
4 Kerja 1560 50,000 78,000,000 8 jam/hari
Rp Rp
5 Transportasi 312 25,000 7,800,000
Perawatan Rp Rp
6 Mesin 84 150,000 12,600,000
Rp
Total Variable Cost 199,488,000
Perkiraan Penjualan
TARGET PENJUALAN
Target penjualan per tahun Kopi biji salak 37440 kg
C Biaya Penjualan
No Uraian Banyaknya
12
2 Harga Produk Rp 35,000
3 Revenue Rp 1,310,400,000
4 Interest Rate 5%
5 Expenses Rp 237,788,000
Cash
D Flow
Product
ion per
Year Expense
Ye (1kg/Un Revenue s per Cash Present Financial
ar it) per Year Year Flow Value Situation
-Rp -Rp
475,688,0 475,688,00
0 00 0
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 1,021,535, 545,847,23
1 37440 000 000 000 238 8
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 972,890,7 1,518,737,9
2 37440 000 000 000 03 41
3 37440 Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 926,562,5 2,445,300,5
13
000 000 000 74 15
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 882,440,5 3,327,741,0
4 37440 000 000 000 47 62
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 840,419,5 4,168,160,6
5 37440 000 000 000 68 31
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 800,399,5 4,968,560,2
6 37440 000 000 000 89 20
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 762,285,3 5,730,845,5
7 37440 000 000 000 23 43
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 725,986,0 6,456,831,5
8 37440 000 000 000 22 64
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 691,415,2 7,148,246,8
9 37440 000 000 000 59 23
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 658,490,7 7,806,737,5
10 37440 000 000 000 23 46
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 627,134,0 8,433,871,5
11 37440 000 000 000 22 67
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 597,270,4 9,031,142,0
12 37440 000 000 000 97 64
13 37440 Rp Rp Rp Rp Rp
14
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 568,829,0 9,599,971,1
000 000 000 45 09
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 541,741,9 10,141,713,
14 37440 000 000 000 47 056
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 515,944,7 10,657,657,
15 37440 000 000 000 12 768
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 491,375,9 11,149,033,
16 37440 000 000 000 16 683
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 467,977,0 11,617,010,
17 37440 000 000 000 63 746
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 445,692,4 12,062,703,
18 37440 000 000 000 41 187
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 424,468,9 12,487,172,
19 37440 000 000 000 91 178
Rp Rp Rp Rp Rp
1,310,400, 237,788, 1,072,612, 404,256,1 12,891,428,
20 37440 000 000 000 82 360
Rp
13,367,116,
Sum PV 360
Rp
475,688,00
Investment 0
15
Rp
12,891,428,
NPV 360
IRR 225%
0.46565990
Payback Periode 3
Sum PV
Jumlah PV = 13,367,116,360
NPV
Sum PV – Investment = 12,891,428,360
Internal Rate of Return
IRR = 225%
Pay Out Time
POP = Investment/Cash Flow
16
BAB V. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN CALON
PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN
TINGGI
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan Calon Perusahaan Pemula Berbasis
Teknologi PT. DELAPAN JAYA secara garis besar dibagi menjadi dua Termin.
Termin yang pertama adalah proses pendirian PT. DELAPAN JAYA yang
akan dilaksanakan selama satu setengah bulan dimulai dari awal bulan september
sampai dengan pertengahan bulan oktober. Sedangkan untuk termin kedua adalah
pengembangan perusahaan PT. DELAPAN JAYA yang akan dilaksanakan selama
satu setengah bulan juga, dimulai dari pertengahan bulan oktober sampai dengan
akhir desember. Kedua termin tersebut secara detail diuraikan dalam poin-poin
kegiatan sebagai berikut :
TERMIN I
A. Feasible Survei
Feasible survei dilakukan untuk memperoleh memperoleh data secara
umum yang berkaitan dengan salak khususnya di Indonesia. Renana survei
akan dilakukan pada tanggal 5 September 2020 yaitu dengan melakukan
kunjungan ke daerah penghasil salak terbesar berkualitas di Jawa Tengah yaitu
di Kabupaten Banjarnegara.
Pada tahun 2018 Jawa Tengah mampu menyumbang produksi buah salak
sebesar 17,6 persen dari total produksi salak nasional dimana 67% berasal dari
Kabupaten Banjarnegara. Dari kunjungan ini akan diperoleh data tentang
kualitas buah salak, potensi hasil olahan salak, potensi pasar, komposisi nutrisi
salak, dan fluktuasi harga salak pada saat musim panen maupun hari-hari
biasa. Kualitas salak diukur dari besar, berat, dan rasa buah salak perbiijih
kemudian dibandingkan dengan salak yang dijual di pasaran hasil produksi
buah diluar kabupaten Banjarnegara.
Potensi hasil olahan salak terkait dengan persentase bagian-bagian yang
meliputi presentase biji, presentase daging buah, dan presentase kulit salak
yang kemudian dijakdikan variasi produk olahan salak. Data mengenai potensi
pasar akan dilakukan melalui kunjungan ke berbagai sektor seperti tempat-
tempat wisata, restoran, kafe, dan lain sebagainya. Data mengenai fluktuasi
17
harga buah salak saat panen maupun pada hari-hari biasa dilakukan melalui
wawancara baik itu kepada petani buah salak secara langsung sampai harga di
tangan distributor. Data mengenai fluktuasi harga ini sangat penting untuk
menentukan metode penyimpanan dan pengolahannya mengingat harga buah
salak selalu anjlok pada musim panen.
B. FGD Potensi Salak untuk Bisnis
Setelah didapatkan data hasil Feasible akan dilakukan FGD atau Forum
Group Discussion untuk mendiskusikan mengenai potensi salak sebagai objek
bisnis di pasaran. FGD akan dilakukan di Ruang diskusi Gedung PT.
DELAPAN JAYA Lantai 2 oleh TIM pelaksana kegiiatan CPPBT yang terdiri
dari dosen dan mahasiswa bersama dengan Lembaga LPPM UNY. Kegiatan
ini akan dilaksanakan pada 7 September 2020.
FGD Desain Mesin Pengolah Salak
Dalam diskusi ini akan dibahas tentang desain mesin pengolah biji salak
menjadi kopi biji salak yang efektif dan efisien. Diskusi ini meliputi analisa
spesifikasi mesin yang dibutuhkan, analisa komponen mesin, analisa proses
manufaktur serta analisa kapasitas mesin untuk memproduksi kopi biji salak.
Selanjutnya dilakukan proses desain mesin kopi biji salak menggunakan
aplikasi Solidworks, yaitu software gambar berbentuk tiga dimensi. Output
daripada kegaitan ini adalah dihasilkan gambar kerja mesin secara detil dari
komponen-komponennya sampai pada proses pengerjaannya.
18
Proses pengujian meliputi kesesuaian hasil manufaktur dengan desain
sampai pada kemampuan mesin saat digunakan untuk produksi. Pengujian
akan dilakukan pada tanggal 23 September 2020 di Bengkel Fabrikasi Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin FT UNY oleh beberapa dosen berkompeten
dibidangnya.
Proses pengujian mesin pengolah biji salak menjadi kopi biji salak
sebelum digunakan untuk produksi, mesin pengolah biji salak menjadi kopi
biji salak akan diuji terlebih dahulu. Proses pengujian yang akan dilakukan
meliputi kesesuaian alat dengan desain. Pengujian juga dilakukan untuk
mengetahui kapasitas kopi biji salak yang mampu diolah menjadi kopi biji
salak dalam satu kali proses produksi. Uji coba fungsi komponen juga
dilakukan untuk memastikan apakah proses pengeringan, penumbukan, dan
penyaringan bekerja secara baik dan efisien. Pengujian ini penting untuk
mengetahui tingkat kelayakan mesin untuk produksi pada tahap selanjutnya.
19
Puncak kegiatan ini yaitu sampai pada tahap finalisasi produk yaitu terkait
dengan kemasan produk yang menarik.
Penguatan SDM
Bentuk perusahaan yang akan kami dirikan berupa PT. DELAPAN JAYA
secara resmi akan dilakasanakan pada 5 Oktober 2020. Peresmian ini
dilaksanakan di kantor perusahaan yang terletak dibelakang gedung PT.
DELAPAN JAYA. Setelah dilakukan peresmian proses produksi dan
pemasaran akan terus berjalan
TERMIN II
20
oktober sampai dengan akhir desember pengembangan produk hanya meliputi
bidang Aplikasi Teknologi dengan produk unggulan berupa media
pembelajaran, serta yang kedua adalah bidang Riset and Development dengan
produk unggulan berupa aplikasi untuk mendapatkan hak paten atas penelitian
yang dilakukan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Aji, B.K. dan F. Kurniawan. 2012. Pemanfaatan Serbuk Biji Salak (Salacca
zalacca) sebagai Adsorben Cr(VI) dengan Metode Batch dan Kolom. Jurnal
Sains POMITS. 1 (1): 1-6.
Supriyadi, Suhadi., M, Suzuki., K, Yoshida., T. Muto., A, Fujita., dan N,
Wanatabe., 2002. Changes in the Volatile Compounds and in the Chemical
and Physical Properties of Snake Fruit (Salacca Edulis Reinw), Pondoh during
Maturation. J Agric Food Chem :50 (26): 7627-7633.
Yusdiali, W. 2008. Pengaruh Suhu dan Lama Penyangraian terhadap Tingkat
Kadar Air dan Keasaman Kopi Robusta (coffea robusta).[Skripsi]. Universitas
Hasanuddin. Makasar. Hal : 2 – 6.