Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa : Indah Yuniarti NIM 40040117640023
2. Target Peserta :
5 orang Ibu PKK Mlati Kidul RT 1 RW 1
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
Program Kedua
1. Lokasi Program :
Di rumah produksi UMKM Dimsum XOXO
Mlati Kidul RT 1 RW 1.
2. Target Peserta :
Kelompok UMKM Mlati Kidul RT 1 RW 1.
2. Latar Belakang Program
2.1 Analisa singkat situasi terkait program serta intervensi yang diajukan. Berikan data serta
referensi terkait ini.
Proker Pertama
Saat ini, 12 Juli 2020 Kecamatan Kota Kudus sebanyak 9 orang positif corona yang dirawat di rumah sakit, 11
orang isolasi mandiri, 17 orang sembuh, dan 8 orang meninggal (https://corona.kuduskab.go.id/). Tren kasus virus
corona di Kota Kretek semakin hari cenderung mengalami peningkatan. Hal ini berdampak pada kesehatan tidak
hanya fisik melainkan mental. Sekarang kondisi masyarakat menjadi mudah stress dan gelisah seperti pada
perilaku panic-buying dan self-diagnosed. Tanda-tanda kecemasan tersebut jika tidak diatasi dapat memicu
sindrom psikosomatis. Psikosomatis adalah gangguan tubuh yang disebabkan tekanan emosional dan psikologis
yang berlebihan dalam mereaksi emosi. Psikosomatis dapat menimbulkan keluhan seperti jantung berdebar,
maag, sakit kepala, sesak napas, lesu dan dapat menurunkan imunitas tubuh menjadi lemah.
Disaat adanya COVID-19 ini masyarakat cenderung menyukai produk-produk yang serba praktis dan instan
salah satunya adalah hand sanitizer. Produk ini dianggap lebih praktis daripada mencuci tangan dengan sabun
karena sabun sangat tidak aman apabila digunakan secara bergantian, ada kemungkinan bahwa pengguna
sebelumnya membawa mikroorganisme yang berbahaya dan menempel pada sabun.
Hand sanitizer merupakan sediaan cair yang mempunyai kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga
membunuh bakteri (Retnosari dan Isadiartuti, 2006). Menurut beberapa penelitian, kadar alkohol yang efektif
untuk membunuh Coronavirus adalah 62%-71% (Kampf, G., Todt, D., Pfaender, S., & Steinmann, E, 2020). Melalui
program kerja ini dapat melakukan inovasi aromaterapi pada hand sanitizer berupa penambahan mint essential
oil. Hand sanitizer dibuat dengan menggunakan formula yang disarankan oleh WHO, dimana mengandung kadar
alkohol (etanol) lebih dari 80%.
Pemilihan pappermint pada hand sanitizer memiliki kandungan utama yaitu menthol, menthone dan metil
asetat dengan kandungan menthol hingga 73-85%. (Hadipoentyanti, 2012). Senyawa Menthol dalam pappermint
dapat mengatasi klelahan, memurnikan dan menyegarkan pikiran, meningkatkan kejelasan dan kewaspadaan
mental secara emosional, peppermint dapat digunakan untuk menghilangkan kemarahan, rasa bersalah dan rasa
tidak aman.
Proker Kedua
Virus corona membawa dampak yang tidak hanya terjadi di bidang kesehatan dan medis, tetapi dampak yang
buruk bagi perekonomian khususnya di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kepala Badan Pengelolaan
Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Kudus, Eko Djumartono, menyampaikan,
Pemerintah Kabupaten Kudus telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,5 miliar untuk membantu pelaku UMKM
(https://jateng.tribunnews.com/2020/04/11/pemkab-kudus-siapkan-rp-55-miliar-untuk-bantu-3600-umkm-yang-
terdampak-pandemi-virus-corona).
Memasuki masa new normal UMKM harus bertahan di tengah lesunya ekonomi akibat pandemik COVID-19.
Pelaku UMKM di Kabupaten Kudus harus bisa memanfaatkan penjualan secara online untuk meningkatkan
pendapatan mereka dengan beralih ke market place seiring dengan himbauan pemerintah untuk melakukan
social distancing. Berdasarkan data yang ada, perkembangan ekonomi digital di Indonesia sangat impresif.
Laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI) menyebutkan bahwa nilai pasar ekonomi digital
Indonesia telah menembus 40 miliar dolar AS pada 2019 dan diproyeksikan mencapai 133 miliiar dolar AS pada
2025. Laporan EV-DCI menunjukkan bahwa ekonomi digital yang saat ini tumbuh pesat, hanyalah sebagian kecil
dari potensi Indonesia. Namun pertumbuhan bakal makin melesat jika pelaku UMKM bisa menanggulangi
permasalahan yang dihadapi seperti keterbatasan talenta digital, pelaku usaha yang enggan menggunakan produk
digital, hingga akses atas layanan finansial yang rendah
(https://www.ayosemarang.com/read/2020/04/13/55224/pandemik-covid-19-umkm-jateng-bisa-manfaatkan-
digital-marketing).
Terdapat dua jenis makanan jajanan di Indonesia yaitu makanan jajanan tradisional dan makanan jajanan non
tradisional (Febry, 2006). Hal yang sering dilihat di era-modern ini adalah makanan jajanan non tradisional yang
diolah dengan alat modern. Oleh sebab itu, perkembangan pola kehidupan masyarakat yang serba cepat, praktis
dan modern membuat para pebisnis tertarik untuk membuka bisnis kuliner untuk meningkatkan perekonomian.
Ada salah satu mitra UMKM di Mlati Kidul RT 1 RW 1 sebagai model penerapan program edukasi terkait digital
marketing, yaitu UMKM Dim sum Xoxo. UMKM ini termasuk usaha yang memasarkan produk makanan asal
Tiongkok yang saat ini sangat digemari oleh banyak kalangan. Selain rasanya yang lezat, keunikan pengolahannya
membuat makanan ini semakin diminati. Banyak sekali varian dari Chinese food ini, mulai dari restoran berbintang
sampai dengan pedagang kaki lima menyajikan olahan ini. Banyaknya peminat dim sum membuat peluang usaha
baru. Sampai saat ini pendapatan UMKM Dim sum Xoxo diperoleh dari penjualan konvensional (offline), yaitu
berasal dari keluarga, teman, komunitas atau jaringan yang dimiliki, dan para konsumen yang langsung membeli
di rumah atau outlet yang sudah ada. Mitra UMKM ini sudah mengetahui terkait pentingnya internet dan promosi
di media internet, hanya saja manfaat dan efeknya belum terasa optimal.
3. Implementasi Program
3.1 Hasil yang diharapkan dalam program selama 45 hari, sebutkan
1. Mengajak masyarakat untuk membuat hand sanitizer berbahan herbal yang bersifat
antimikroba dan antibakteri sehingga aman digunakan oleh masyarakat.
2. Membagikan hand sanitizer ke tempat-tempat umum seperti tempat ibadah, taman
pendidikan Al Qu’an, sekolah dasar, dan poskampling.
3. Mampu mengajak masyarakat untuk hidup sehat di masa new normal.
4. Meningkatkan produksi hand sanitizer peppermint oil secara kualitas dan kuantitasnya agar semakin banyak
hand sanitizer yang dibagikan kepada masyarakat luas sehingga turut serta dalam pencegahan penyebaran
dan penularan Covid-19 yang kini mewabah.
5. Meningkatkan kemampuan para pengusaha UMKM dalam pemanfaatan digital marketing,
ditandai dengan adanya kenaikan jumlah pesanan produk dari media online. Selain itu, hasil
program kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dipublikasikan melalui artikel.
4.2 Mitigation Risks (Sebutkan kemungkinan hambatan pelaksanaan program ini dan
bagaimana rencana mitigasi hambatan tersebut dipersiapkan
1. Kurang kooperatifnya penanggung jawab tokoh masyarakat terhadap program kerja yang
dilakukan.
Rencana mitigasi : melakukan konsultasi dan bimbingan pada dosen pembimbing KKN
mengenai hal tersebut, melakukan kunjungan rumah tokoh masyarakat dengan sopan dan
membujuk untuk memperlancar program kerja guna dalam kepentingan bersama.
2. Kurang menariknya desain poster dan leaflat yang dipasang untuk dibaca.
Rencana mitigasi : dengan melakukan kolaborasi pembuatan desain menarik dengan orang
profesional yang mengerti tentang dunia perdesaianan.
3. Besarnya dana yang dibutuhkan untuk pembuatan poster dan leaflat yang disebar.
Rencana mitigasi : mengajukan proposal ke balai desa untuk pengajuan bantuan dana dalam
pelasanaan program kerja KKN yang dilakukan.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menggunakan hand sanitizer di era
new normal.
Rencana mitigasi : dengan membagikan hand sanitizer kepada masyarakat dan tempat umum
seperti pada jamah yang akan beribadah di masjid, peneguran juga dilakukan oleh orang
yang memiliki jabatan di desa tersebut agar sebelum memasuki masjid atau tempat-tempat
umum sebaiknya menggunakan hand sanitizer terlebih dahulu.
Joko Santoso