Anda di halaman 1dari 142

Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen

Pada Restoran Cheese Chicken

Penelitian untuk Tesis Magister Perbankan Syariah

Program Studi Magister Perbankan Syariah

Tesis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master

Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Diajukan Oleh

Sri Handayani

NIM 21170850000008

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS

ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Sri Handayani

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Februari 1975

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Sudah Menikah

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Villa Bintaro Regency Blok i 4 No.6

Bintaro - Tangerang Selatan, Banten

PENDIDIKAN FORMAL

1981-1987 : SDN Negeri 04 Senen Jakarta

1987-1990 : SMPN 79 Kemayoran Jakarta

1990-1993 : SMAN 10 Sawah Besar Jakarta

1996-2000 : SI Manajemen Keuangan Dan Perbankan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma

Widya Jakarta

LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : H. M.Sayuti Wahid

Ibu : Hj. Andimurtniati

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah Tesis ini dapat

terselesaikan dengan baik. Shalawat beserta salam tak lupa penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman

kemusyrikan ke zaman ketauhidan dan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Atas kehendak Allah SWT dan kerja keras penulis dapat menyelesaikan

Tesis ini yang berjudul “Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli

Konsumen Pada Restoran Cheese Chicken”, Tesis ini disusun dalam rangka

memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Master Ekonomi.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan bimbingan,

baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Tesis ini, kepada :

1. Kedua orang tua, Ayahanda H.M.Sayuti Wahid dan Ibunda Hj.Andi

Murniaty Arahman yang telah membesarkan saya, serta senantiasa selalu

memberi semangat, dan doa disetiap harinya. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada Penulis

selama ini. Aamiin Yaa Rabbal’alamin.

2. Bapak Prof.Dr.Amilin, S.E.Ak, Msi, CA, QIA, BKP, CRMP selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Herni Ali, HT, SE, MM selaku ketua prodi Magister Perbankan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah bersedia meluangkan

v
waktu, memberikan penggarahan dan masukan yang sangat membantu,

semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak.

4. Bapak Ade Suherlan, MM, MBA selaku Sekretaris Program Magister

Perbankan Syariah yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan

penggarahan dan masukan. Terima kasih bapak atas masukan dan

penggarahan yang sangat membantu. Semoga Allah SWT membalas

kebaikan bapak.

5. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, ST, M.M selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan penggarahan dan masukan.

Terima kasih Ibu atas penggarahan dan masukan yang sangat membantu,

semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu.

6. Bapak Dr. Desmadi Suharuddin, MA selaku Penguji Sidang Tesis yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dan

memotifasi penulis agar tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan

pengalamannya.

8. Suamiku tercinta, Syahrir Maulana yang selalu berdoa, menasehati,

membantu, serta memberi support untuk menyelesaikan tesis selama ini.

9. Saudaraku tersayang, Kak Icha, Mas Darsono, Andi Mappiare, Andi Putra

dan Daifa yang selalu berdoa, memberi semangat, membantu, selama ini.

vi
vii
ABSTACT

The Role of Logo and Halal Certification towards consumer purchasing intention
in Cheese Chicken Restaurant
The purpose of the research is to find out the effect of logo and halal
certification toward proxy attitudes, subjective norms and behavior control
perceptions of consumer purchasing intention in Cheese Chicken Restaurant
Jakarta and surrounding areas. The research uses primary data through
distributing questionnaires to respondents as many as 100 people by using
convenience sampling method. The data were analyzed using Partial Least
Square and processed using SmartPLS 3.0 statistical software.

The results of the research show that the logo and halal certification
that are proxied attitudes have a positive effect and significant on consumer
purchasing intention of 0,150 with a significant of 0,018. Subjective norms have a
positive effect and significant on consumer purchasing intention of 0.751 with a
level significance of 0.000 and perceptual behavior control has a positive effect
and significant towards consumer purchasing intention of 0.162 with a level
significance of 0.001.

Keyword: Attitudes, Subjective norms, perceptual behavior control and purchasing


intention

viii
ABSTRAK

Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen Pada Restoran
Cheese Chicken

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh logo dan sertifikasi


halal dengan proksi sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi terhadap
niat beli konsumen pada restoran Cheese Chicken Jakarta dan sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada
responden sebanyak 100 orang dengan metode convenience sampling. Data
dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square dan diolah menggunakan
perangkat lunak statistik SmartPLS 3,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, logo dan sertifikasi halal yang
diproksi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen
sebesar 0,150 dengan nilai signifikansi 0,018. Norma subjektif berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen sebesar 0,751 dengan
signifikansi 0,000 dan kontrol perilaku persepsi memiliki pengaruh positif sebesar
dan signifikan terhadap niat beli konsumen sebesar 0,162 dengan signifikansi
0,001.
Kata kunci: Sikap, norma subjektif, kontrol perilaku persepsi dan niat beli

ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ............................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Fokus Permasalahan .............................................................. 5
1.2.1. Batasan Masalah ........................................................ 5
1.2.2. Rumusan Masalah ...................................................... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
1.3.1. Tujuan Penelitian ....................................................... 6
1.3.2. Manfaat Penelitian ..................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Konsumen ................................................................ 8
2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen .................................. 8
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen ................................................................... 9
2.1.3. Perspektif Riset Perilaku Konsumen.......................... 14
2.2. Multi Atribut Produk ............................................................. 17
2.2.1. Atribut Produk............................................................ 17
2.2.2. Merek ......................................................................... 23
2.2.3. Sertifikasi Halal.......................................................... 31

x
2.2.4. Logo Halal.................................................................. 35
2.3. Theory Of Reasoned Action (TRA) ....................................... 37
2.4. Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) ..... 39
2.4.1. Sikap Terhadap Perilaku ............................................ 41
2.4.2. Norma Subjektif ......................................................... 43
2.4.3. Persepsi Kontrol Perilaku
(Perceived Behavioral Control)................................. 44
2.4.4. Niat Berperilaku (Behavioral Intention) .................... 45
2.5. Penelitian Terdahulu .............................................................. 47
2.6. Kerangka Berpikir.................................................................. 69
2.7. Perumusan Hipotesa .............................................................. 70

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 72
3.2. Metode Penentuan Sampel..................................................... 72
3.2.1. Populasi Penelitian ..................................................... 72
3.2.2. Sampel Penelitian ....................................................... 73
3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................... 74
3.4. Metode Analisis Data............................................................. 76
3.4.1. Merancang Model Pengukuran (Outer Model) .......... 77
3.4.1.1. Convergent Validity .................................. 78
3.4.1.2. Discriminant Validity ................................ 78
3.4.1.3. Average Variance Extracted (AVE) .......... 78
3.4.1.4. Composite Reliability ................................ 79
3.4.1.5. Cronbach Alpha ......................................... 79
3.4.2. Merancang Model Struktur (Inner Model)................. 79
3.4.3. Konstruksi Diagram Jalur .......................................... 80
3.5. Uji Hipotesis .......................................................................... 82
3.6. Definisi Operasional Variabel ............................................... 83

xi
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tentang Restoran Cheese Chicken .......... 85
4.1.1. Profil Restoran Cheese Chicken ............................... 85
4.1.2. Macam-macam Produk Cheese Chicken ................... 86
4.1.3. Kelebihan Restoran Cheese Chiken ........................... 86
4.2. Distribusi Karakteristik Responden ....................................... 90
4.3. Pengujian Hipotesis .............................................................. 93
4.3.1. Skema Model Partical Last Squarce (PLS) ................ 93
4.3.2. Hasil Uji Evaluasi Outer Model ................................. 95
4.3.2.1. Hasil Convergent Validity ......................... 95
4.3.2.2. Hasil Uji Discriminant Validity................. 96
4.3.2.3. Hasil Uji Composite Reliability ................ 98
4.3.2.4. Hasil Uji Cronbach Alpha ......................... 98
4.3.3. Hasil Uji Evaluasi Inner Model ................................ 99
4.3.3.1. Hasil Uji Path Coefficient ......................... 99
4.3.3.2. Hasil Uji Kebaikan Model
(Goodness Of Fit) ...................................... 100
4.4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 101
4.5. Hasil dan Pembahasan ........................................................... 103

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ............................................................................ 109
5.2. Keterbatasan .......................................................................... 110
5.3. Saran ...................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 112


LAMPIRAN ............................................................................................... 116

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu .............................................................. 21


Tabel 3.1: Penetapan Skor ...................................................................... 76
Tabel 3.2 : Ringkasan Rule Of tumb Evaluasi Model Pengukuran Validitas
Dan Reliabilitas Konstruk dengan indikator Reflektif .......... 79
Tabel 3.3 : Indikator Variabel .................................................................. 83
Tabel 4.1: Uji Pretes Validitas ................................................................ 88
Tabel 4.2 : Hasil Uji Pretest Reliabilitas .................................................. 89
Tabel 4.3 : Distribusi Kuesioner .............................................................. 89
Tabel 4.4 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Usia .......... 90
Tabel 4.5 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Agama ...... 91
Tabel 4.6 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin 91
Tabel 4.7 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan 92
Tabel 4.8 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan .. 92
Tabel 4.9 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan kunjungan . 93
Tabel 4.10 : Hasil Uji Convergent Validity ............................................... 95
Tabel 4.11 : Hasil Uji Discriminant Validity Cross Loading .................... 96
Tabel 4.12 : Hasil Uji Average Variant Extracted (AVE) ........................ 97
Tabel 4.13 : Nilai Composite Reliability .................................................... 98
Tabel 4.14 : Nilai Cronbach Alpha ............................................................. 99
Tabel 4.15 : Hasil Uji R Square ................................................................. 100
Tabel 4.16: Hasil Uji Hipotesis T Statistik dan P-Value ............................ 101

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Of Reasoned Action (TRA) ......................................... 38


Gambar 2.2 Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) ..... 40
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir .................................................................. 70
Gambar 3.1 Model Hubungan Penelitian .................................................. 81
Gambar 3.2 Perancangan Model PLS ........................................................ 82
Gambar 4.1. Outer Model ........................................................................... 94
Gambar 4.2. Inner Model............................................................................ 94

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ............................................................................................ 116
LAMPIRAN 2 ............................................................................................ 119
LAMPIRAN 3 ............................................................................................ 123
LAMPIRAN 4 ............................................................................................ 126

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan setiap dasar manusia yang utama dan bagian

dari hak asasi setiap rakyat di Indonesia. Pangan harus senantiasa tersedia secara

cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh

daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan

budaya masyarakat. Untuk mencapai semua itu, perlu diselenggarakan suatu

sistem pangan yang memberikan perlindungan, baik bagi pihak yang

memproduksi maupun yang mengkonsumsi. Pemanfaatan pangan atau konsumsi

pangan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul

sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan di Indonesia.

(Hidayat & Siradj, 2016).

Dengan adanya globalisasi perdagangan bebas, maka berdampak pada

peningkatan peredaran produk makanan dan minuman baik lokal maupun import

di masyarakat Indonesia. Produk makanan dan minuman yang beredar di

masyarakat belum tentu memberikan rasa aman, nyaman, tentram dan layak

dikonsumsi oleh konsumen muslim, karena Syariat Islam mewajibkan kepada

umat islam untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. (Syafrida,

2017).

Zulkarnain (2014) mengemukakan bahwa sepanjang tahun, peminat produk

halal meningkat pesat dikalangan masyarakat Muslim bahkan bukan muslim.

Peningkatan tersebut disebabkan adanya kesadaran konsumen dalam

1
mengkonsumsi produk halal dan bagi Muslim hal ini merupakan keharusan

menurut agama islam. Kualitas makanan dan minuman merupakan jaminan

standar untuk pelanggan Muslim atas keraguan mereka dalam pembelian makanan

(samori et al.2014). Bagi konsumen bukan Muslim diseluruh dunia

mengkonsumsi produk halal karena berkualitas tinggi, aman dan higienis

(Maryati, Syarief & Hasbullah, 2016).

Jaminan mengenai produk halal dilakukan sesuai dengan asas perlindungan,

keadilan, kepastian hukum, akuntabilitas dan transparansi, efektifitas dan efisiensi

serta profesionalitas. Jaminan penyelenggaraan produk halal bertujuan

memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, serta kepastian ketersediaan

produk halal bagi seluruh masyarakat dalam mengkonsumsi dan menggunakan

produk halal tersebut, serta meningkatkan dan memajukan nilai tambah bagi

pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal (Syafrida, 2017).

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan

produk halal (UU JPH), sebagai landasan hukum memberikan perlindungan

hukum konsumen muslim terhadap ketidakpastian penggunaan berbagai produk

makanan dan minuman halal baik dalam bentuk barang dan jasa sesuai kewajiban

hukum Islam (Syafrida, 2017).

Walaupun sudah diberlakukan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2014

tentang Undang-Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH), namun hal ini belum

sepenuhnya memberikan perlindungan hukum bagi konsumen Muslim terhadap

produk makanan dan minuman halal, karena undang-undang ini belum efektif

berlakunya dan efektifnya berlakunya 5 tahun setelah pengesahan yaitu tahun

2
2019, Berdasarkan Pasal 66 Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan

Produk Halal menyatakan, Undang-undang yang berlaku sebelum berlakunya

undang-undang ini tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-

undang Nomor 33 Tahun 2014 (Syafrida, 2017).

Badan Pengelolah Jaminan Produk Halal (BPJPH) diresmikan 11 Oktober

2017 di bawah Kementrian Agama sebagai implementasi UU No 33 Tahun 2014

tentang Jaminan Produk Halal ini juga harus proaktif menguatkan basis kerjasama

dan pengembangan diplomasi halal, baik pada level nasional maupun global.

Penguatan kerja sama itu antara lain dilakukan dengan kementerian dan lembaga

terkait, serta Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia

(MUI). Kerja sama dengan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), misalnya dilakukan

dalam hal pemeriksaan atau pengujian produk. Sedangkan kerja sama dengan

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dengan Majelis Ulama

Indonesia (MUI), dilakukan dalam bentuk sertifikasi auditor halal, penetapan

kehalalan produk, dan akreditasi LPH. Pasca-beroperasinya Badan Penyelenggara

Jaminan Produk Halal (BPJPH), kewenangan Majelis Ulama Indonesia (MUI)

tetap penting dan strategis yaitu memberikan fatwa penetapan kehalalan suatu

produk yang kemudian disampaikan kepada BPJPH sebagai dasar penerbitan

Sertifikat Halal, Dalam konteks ekonomi global, perkembangan industri halal

dewasa ini telah menjadi trend dunia. Bahkan dalam proyeksi ke depan,

pemerintah menginginkan Indonesia bisa masuk kategori 10 besar negara

produsen halal dunia (halalmui.org). Sementara untuk label halal yang selama ini

dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga akan berubah. Nantinya Badan

3
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) akan mengeluarkan label halal

dengan logo sendiri. Namun, label halal itu belum bisa dirilis karena masih dalam

proses di Kementerian Hukum dan HAM.

Produk sertifikasi halal dan logo halal diterapkan pada jenis pangan, obat-

obatan dan kosmetik. Berkembangnya restoran di Indonesia khususnya di ibukota

Jakarta yang merupakan central business menarik orang untuk membuka lapangan

kerja berupa restoran untuk skala UMKM, seperti cheeese chicken, D’besto,

hisana dll. Chesee Chicken adalah Salah satu restoran yang mulai berkembang

adalah sebuah perusahaan lokal yang menjual makanan spesial ayam.

Penelitian yang pernah dilakukan pada produk yang bersertifikasi halal baik

pangan maupun kosmetik pernah dilakukan oleh Erian Agustian (2013) meneliti

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi

Kasus Pada Produk Wall’s Conello menunjukkan bahwa lebelisasi halal

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Tiara Khoerunnisa (2016) Pengaruh Kepercayaan Agama, Logo Halal,

Pemaparan,dan Alasan Kesehatan Terhadap Kesadaran Merek dan Keputusan

Pembelian Makanan Halal pada Penduduk Kota Malang, yang menunjukkan

bahwa semua variabel menunjukkan pengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian. Kemudian penelitian yang dilakukan Agnesya Balques (2017)

Analisis Sikap, Norma Subjektif, dan Niat Beli Produk Kosmetik Halal pada

Konsumen Muslimah di Surabaya. Hasil menunjukkan bahwa sikap dan norma

subjektif berpengaruh signifikan terhadap niat beli.

4
Berdasarkan uraian dan beberapa penelitian yang relevan terkait dengan

penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti restoran cheese chicken terkait

dengan regulasi Pasca-beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal

(BPJPH) berupa logo dan sertifikasi halal yang diproksi oleh variabel sikap,

norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi. Untuk itu peneliti menetapkan

judul “Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen Pada

Restoran Cheese Chicken”

1.2. Fokus Permasalahan

1.2.1. Batasan Masalah

Masalah yang dikemukakan dibatasi pada peran mengenai niat beli

konsumen pada restoran cheese chicken yang berlogo dan bersertifikat halal

di Jabodetabek yang meliputi sikap, norma subyektif, persepsi kontrol

perilaku dan niat beli.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan penulis

diatas maka permasalahan yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut :

a. Apakah Sikap berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran

Cheese Chicken ?

b. Apakah Norma Subyektif/Kepercayaan berpengaruh terhadap niat beli

konsumen pada Restoran Cheese Chicken ?

c. Apakah Persepsi Kontrol Perilaku berpengaruh terhadap niat beli

konsumen pada Restoran Cheese Chicken ?

5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap niat beli konsumen pada

Restoran Cheese Chicken

b. Untuk menganalisis pengaruh norma subyektif terhadap niat beli

konsumen pada Restoran Cheese Chicken

c. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap niat beli

konsumen pada Restoran Cheese Chicken

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan atau

manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat memberi wawasan serta kajian mengenai faktor

yang paling mempengaruhi niat beli pada produk makanan halal.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memberikan

pemahaman, pengetahuan umum tentang perlindungan konsumen

khususnya dalam pemberian sertifikasi halal dan logo halal oleh

Majelis Ulama Indonesia (MUI).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

- Penelitian ini menjadi media untuk menambah pengalaman dan

pemahaman mengenai tema yang menjadi focus penelitian ini.

6
Selain itu,dapat digunakan untuk memperdalam yang didapatkan

selama masa perkuliahan.

- Penelitian ini diharapkan menambah literatur serta sumber

referensi yang dapat dijadikan bahan informasi bagi mahasiswa

yang akan meneliti permasalahan serupa.

b. Bagi Pelaku Usaha

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan dasar yang

objektif pengambilan keputusan dalam membuat atau mengembangkan

strategi pemasaran produk halal.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2008) perilaku pembelian konsumen adalah

mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan, dan rumah

tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi

(Abdurrahman 2015:35).

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1993) menyatakan batasan

tentang perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat

dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu

(Damiati 2017:11).

Menurut (Sumarwan 2017:3) dalam bukunya perilaku konsumen dan

penerapannya dalam pemasaran bahwa perilaku konsumen adalah semua

kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,

menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas

atau kegiatan mengevaluasi. Terdapat beberapa kunci yang di dapat dari

kata konsumen yaitu Pelanggan, Pemakai, Pengguna, Pengambil Keputusan

Barang Jasa, Harga Kemasan, Kualitas, Kredit, Toko, Layanan Purna Jual.

8
Menawar, Mencari Informasi, Membanding Merek Persepsi, Preferensi

Sikap, Loyalitas, Keputusan, Motivasi, Gaya Hidup.

Schiffman dan Kanuk (2010) dalam (Sumarwan 2017:4)

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

kebutuhan mereka.

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut (Abdurrahman 2015), faktor-faktor yang berpengaruh pada

perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi

dan faktor psikologi. Peran faktor-faktor tersebut berbeda-beda untuk

produk yang berbeda. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada

pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh.

1. Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh luas dan paling dalam terhadap

perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang di mainkan

oleh kultur, sub-kultur dan kelas sosial pembeli. Masing-masing budaya

terdiri dari sejumlah sub budaya yang lebih menampakkan

identifikasinya dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya

mencangkup kebangsaan, agama, kelompok, ras dan wilayah geografis.

Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratafikasi sosial.

Stratafikasi tersebut kadang-kadang terbentuk sistem kasta, dimana para

anggota kasta yang berbeda diasuh dengan mendapatkan peran tertentu

9
dan tidak dapat mengubah keanggotan kastanya. Stratifikasi lebih sering

ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang

relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarki dan para

anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti

kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.

Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, maka

pemasar harus benar-benar memperhitungkan untuk menyusun strategi

pemasaran.faktor-faktor yang mempengaruhi faktor sosial yaitu :

a. Kelompok

Kelompok seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku

seseorang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung

terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa

kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer seperti

keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan

seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi

anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi

dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan

membutuhkan interaksi rutin. Kelompok aspirasi adalah kelompok

yang ingin dimasuki seseorang, sedangkan kelompok dissosiasi

adalah kelompok yang dinilai perilakunya di tolak oleh seseorang.

10
b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi

kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Dalam hal ini

dapat di bedakan keluarga menjadi dua dalam kehidupan pembeli.

Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung

seseorang. Dari orang tua seseorang mendapat orientasi atas agama,

politik, dan ekonomi, serta ambisi pribadi harga diri dan cinta.

Walaupun pembeli tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam

dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku pembeli

dapat tetap nyata. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku

pembelian sehari-hari adalah keluarga yaitu pasangan dan sejumlah

orang anak seseorang. Para pemasar sangat tertarik pada peran dan

pengaruh relatif suami istri dan anak-anak pada pembelian barang

produk dan jasa. Peran itu sangat beragam untuk Negara dan kelas

sosial berbeda.

c. Peran Status

Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan orang itu

dimasing-masing kelompok dapat di tentukan berdasarkan peran dan

statusnya. Peran meliputi kegiatan yang di harapkan akan dilakukan

oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang–

11
orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan

statusnya di masyakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, keperibadian dan konsep diri pembeli

bersangkutan.Menurut (Abdurrahman, 2015) faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan faktor pribadi yaitu :

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Orang akan mengubah barang dan jasa yang dibeli sepanjang

kehidupan mereka. Kehidupan dan selera seseorang akan berubah

sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup

keluarga, maka pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat

pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup

manusia.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya

dengan demikian, pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang

berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata

terhadap produknya

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama

12
memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan

dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut

menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk

menetapkan posisi produknya.

d. Gaya Hidup

Orang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama

dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang

menunjukkan pola kehidupan orang bersangkutan yang tercermin

dalam kegiatan, minat dan pendapatannya. Konsep gaya hidup

apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu

untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan

bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan

mempengaruhi perilaku pembelinya.

4. Faktor Psikologi

Menurut (Abdurrahman 2015), biasanya perilaku pembelian

seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis utama berikut :

a. Motivasi

Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat

untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat

tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif, apabila

13
kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu

kebutuhan yang cukup menekan seseorang untk mengejar kepuasan.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu

bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang

dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama

mungkin bertindak secara berkala, karena perbedaan persepsi

terhadap situasi itu.

c. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang

yang timbul dari pengalaman dan kebayakan perilaku manusia

adalah hasil proses belajar.

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan

kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku

pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang

dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah

organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses

kognitif kepada suatu aspek.

2.1.3 Perspektif Riset Perilaku Konsumen

Perspektif riset perilaku konsumen sangat dinamis dan berubah

setiap saat. Riset perilaku konsumen terdiri atas tiga perspektif, ini sangat

14
memengaruhi cara berpikir dan mengidentifikasi faktor-faktor yang

memengaruhi perilaku konsumen.(Sumarwan, 2017:5)

1. Perspektif pengambilan keputusan

Konsumen melakukan serangkaian aktivitas dalam membuat keputusan

pembelian. Perspektif ini mengasumsikan bahwa konsumen memiliki

masalah dan melakukan proses pengambilan keputusan rasional untuk

memecahkan masalah tersebut.

2. Perspektif eksperiensial (pengalaman)

Perspektif ini mengemukakan bahwa konsumen seringkali mengambil

keputusan membeli keputusan membeli suatu produk tidak selalu

berdasarkan proses keputusan rasional untuk memecahkan masalah yang

mereka hadapi. Konsumen seringkali membeli suatu produk karena

alasan untuk kegembiraan, fantasi, atau emosi yang diinginkan.

3. Perspektif pengaruh behavioral

Perspektif ini menyatakan bahwa seorang konsumen membeli suatu

produk seringkali bukan karena alasan rasional atau emosional yang

berasal dari dalam dirinya. Perilaku konsumen dalam perspektif ini

menyatakan bahwa perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor luar

seperti program pemasaran yang dilakukan oleh produsen, faktor

budaya, faktor lingkungan fisik, faktor ekonomi dan undang-undang,

serta pengaruh lingkungan yang kuat membuat konsumen melakukan

pembelian.

15
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dalam buku

(Sumarwan, 2017:377) pembelian produk dan jasa Yang dilakukan oleh

konsumen bisa digolongkan ke dalam tiga macam:

1. Pembelian yang Terencana Sepenuhnya

Jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh

sebelum pembelian dilakukan, maka ini termasuk pembelian yang

direncanakan sepenuhnya. Pembelian yang terencana sepenuhnya

biasanya adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau

keterlibatan yang tinggi.

2. Pembelian yang Separuh Terencana

Konsumen seringkali sudah mengetahui ingin membeli suatu produk

sebelum masuk ke swalayan, namun mungkin ia tidak tahu merek yang

akan dibelinya sampai ia bisa memperoleh informasi yang lengkap dari

pramuniaga atau display di swalayan. Ketika ia sudah tahu produk yang

ingin dibeli sebelumnya dan memutuskan merek dari produk tersebut di

toko, maka ini termasuk pembelian yang separuh terencana.

3. Pembelian yang Tidak Terencana

Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan

terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli sering kali muncul ditoko

atau dimall. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Misalnya,

Display pemotongan harga 50%, yang terlihat mencolok akan menarik

perhatian konsumen.Konsumen akan merasakan kebutuhan untuk

membeli produk tersebut.

16
Menurut Asseal (1987), tipe perilaku pembelian di dasari oleh

tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek, yang

diklasifikasikan sebagai berikut, (Abdullah & Tantri, 2018:125) :

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks jika mereka sangat

terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan

signifikan antara berbagai merek.

2. Pembelian Pengurangan Ketidaksesuaian (disonansi)

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam suatu pembelian, tetapi

tidak melihat banyak perbedaan dalam merek. .

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Banyak produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah

dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan.

2.2 Multi Atribut Produk

2.2.1 Atribut Produk

Kotler (2000) menyatakan produk adalah segala sesuatu yang dapat

di tawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event, orang,

tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide (Manap 2016:255).

Menurut (Tjiptono 2016:179) Produk dapat di klasifikasikan ke

dalam dua kelompok utama, yaitu :

17
1. Barang (Goods)

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa di

lihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan

mengalami perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari segi aspek durabilitas

atau jangka waktu pemakaian, terdapat dua macam barang,yaitu :

1) Barang Tidak Tahan Lama ( Nondurable Goods)

Barang yang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang

biasanya habis dikonsumsi satu atau beberapa kali pemakaian.

Dengan kata lain nilai ekonomisnya dalam kondisi pemakaian

normal kurang dari satu tahun.Contohnya pasta gigi, sabun,

shamppo, minuman dan makanan ringan dan lain-lainnya. Barang

jenis ini di konsumsinya dengan cepat (dalam waktu singkat) maka

strategi yang paling tepat adalah menyediakannya di banyak lokasi,

menerapkan mark-up harga yang kecil, dan mengiklankannya secara

gencar untuk mendorong konsumen agar mencobanya dan sekaligus

untuk membentuk preferensi produk.

2) Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

bertahan lama dengan banyak pemakaian, (umur ekonomisnya untuk

pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara

lain TV, lemari es, mobil, computer dan lainnya. Umumnya jenis

barang ini membutuhkan personal selling pelayanan yang lebih

banyak dibandingkan barang tidak tahan lama. Memberikan margin

18
laba yang lebih besar, dan membutuhkan jaminan/garansi tertentu

dari penjualnya. Manual tentang instalasi, penggunaan, dan

perawatan produk acapkali dibutuhkan.

3) Jasa (Service)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasaan yang ditawarkan

untuk dijual, Jasa bercirikan intangible, inseparable, variable, dan

perishable. Contohnya bengkel, reparasi, salon kecantikan, kursus,

hotel, lembaga pendidikan dan lain-lainnya.

Ada beberapa Tingkatan produk,menurut Kotler (2000) dalam

(Manap, 2015:257) yaitu :

1) Care Benefit , yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli

oleh konsumen Aspek dasar ini harus dipenuhi secara baik oleh

produsen. Seperti orang yang mau menginap di hotel, agar ia dapat tidur

dan istirahat secara memuaskan.

2) Basic Product, sekarang core benefit di rubah menjadi basic product,

oleh karena itu, kamar hotel diberi perlengkapan, tempat tidur, kamar

mandi, handuk, dan sebagainnya.

3) Expected Product, konsumen mempunyai suatu harapan terhadap barang

dan jasa yang dibelinya. Makanya perlengkapan hotel harus disediakan

yang terbaik, bersih, tempat tidur bersih, dan lain sebagainnya.

4) Augmented Product, yaitu sesuatu nilai tambah yang diluar apa yang

dibayangkan oleh konsumen, misalnya dikamar ada TV dengan remote

control dan sebagainnya. Augmented Product ini mempunyai kelemahan

19
dan dapat digunakan persaingan.Karena konsumen sudah terbiasa

dengan peralatan terbaru, Jika ada augmented product, berarti ada

tambahan biaya, jadi harga kamar hotel makin mahal. Namun pihak

pesaing mencoba menawarkan augmented product tetapi tidak

menaikkan harga kamar atau mengenakan tambahan beban kepada

konsumen.

5) Potential Product, yaitu mencari nilai tambah produk yang lain untuk

masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, dapat

memuaskan langganannya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi

langganan.

Menurut Kotler ada 8 tahap proses produk( product Planning) yaitu

: dalam (Manap,2015:258).

1. Penciptaan Ide

Terciptanya ide baru dapat melalui :

- Pelanggan, dapat diperoleh dari hasil survey, kotak saran, atau

diskusi-diskusi

- Ilmuan, melalui riset, laboratorium

- Pemilik, para pemimpin perusahaan

- Pegawai, sebagai hasil penerapan Gugus Kendali Mutu, semua

pegawai boleh memberi saran untuk menggembangkan produk.

2. Penyaringan Ide

Ide yang dikumpul, masih merupakan suatu brainstorming

(sumbang saran) biasanya belum matang, dan ini perlu disaring mana

20
yang mungkin di kembangkan dan mana yang tidak. Dalam menyaring

ide ini perlu daya prediksi yang lebih tinggi sebab adakalanya ada ide

yang dibuang, malahan memiliki prospek yang sangat menguntungkan

di kemudian hari.

3. Pengembangan dan Pengujian Konsep

Setelah ide disaring dilakukan pengembangan eksperimen. Kemudian

model produk baru diperlihatkan kepada konsumen, sambil diadakan

survey pendapat konsumen terhadap produk baru tersebut, serta

kemungkinan-kemungkinan konsumen akan membeli dan

menyenanginya.

4. Pengembangan Strategi Pemasaran

Dalam hal ini perusahaan mulai merencanakan strategi pemasaran

produk baru dengan memilih segmentasi pasar tertentu, beserta teknik

promosi yang digunakan.

5. Analisis Usaha

Dilakukan dengan memperkirakan jumlah penjualan dibandingkan

dengan pembelian bahan baku, biaya produksi, dan perkiraan laba.

6. Pengembangan Produk

Dalam hal ini gagasan produk yang masih dalam rencana dikirim

kebagian produksi untuk dibuat, diberi merek, dan diberi kemasan yang

menarik.

21
7. Market Testing

Produk baru dipasarkan kedaerah segmen yang telah direncanakan,

disini akan diperoleh informasi yang sangat berharga tentang keadaan

barang, penyalur, permintaan, potensial, dan sebagainya.

8. Komersialisasi

Setelah perencanaan matang, dilaksanakan dan diuji, maka akhirnya

dibuat produksi besar-besaran yang membutuhkan modal investasi

cukup besar. Mulailah dilansir produk baru dipasar, yang akan menjalani

proses kehidupan sebagai suatu produk baru, sampai kepada tahap

proses adopsi oleh pihak konsumen, dapat menimbulkan kepuasan bagi

konsumen, dan mendatangkan keuntungan bagi produsen.

Tujuan diadakannya Produk Planning yaitu :

1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas

2. Untuk menambah omzet penjualan

3. Untuk memenangkan persaingan

4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi.

5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang

sama

6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan

7. Untuk mencegah kebosanan konsumen

8. Untuk menyederhanakan produk, pembungkus

22
2.2.2 Merek

Menurut Undang-Undang No.15 Pasal 1 Tahun 2001 dalam buku

(Tjiptono, 2016:126).

“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,


angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang dan jasa”.

Menurut Kotler dan Gary (1991) dalam buku (Manap, 2016:263).


“Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau desain atau
kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang
membedakan suatu produkdengan produk saingan”.
Tujuan Pemberian Merek (Manap2016:265), ialah :

a. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh

berasal dari perusahaannya. Ini adalah untuk menyakinkan pihak

konsumen membeli suatu barang dari merek dan perusahaan yang

dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya, dan juga

kemampuannya.

b. Perusahaan menjamin mutu barang.Dengan adanya merek ini

perusahaan menjamin mutu bahwa barang yang dikeluarkan

berkualitas baik, sehingga dalam barang tersebut selain ada merek-

merek juga disebutkan peringatan-peringatan seperti apabila dalam

jenis ini tidak ada tanda-tangan ini maka itu adalah palsu dan lain-lain.

c. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah

diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya

saja.

23
d. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh

margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan

kesetiaan konsumen.

e. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan

merek penangganannya.

Manfaat merek bagi konsumen bisa di kelompokkan menjadi

delapan fungsi utama, (Tjiptono, 2016:129) yaitu :

a. Identifikasi, bisa dilihat dengan jelas, dengan cepat mengidentifikasi

produk yang dibutuhkan atau dicari.menstrukturisasikan persepsi

terhadap rak pajangan

b. Praktikalitas, memfasilitasi penghematan waktu dan energy melalui

pembelian ulang, identik dan loyalitas.

c. Garansi, memberikan jaminan bahwa konsumen bisa mendapatkan

kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu atau

lokasi manapun.

d. Optiomisasi, memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli

alternatif terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik

untuk tujuan spesifik.

e. Karakterisasi, mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen

atau citra yang ditampilkannya kepada orang lain

f. Kontinuitas, kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi

dengan merek yang telah digunakan atau dikonsumsi selama bertahun-

tahun.

24
g. Hedonistik, pesona berkaitan dengan daya tarik merek, logo,

komunikasi, dan imbalan eksperiensial.

h. Etika, kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung jawab merek

bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat (contohnya,

ekologi, perilaku kewargaan, ketenagakerjaan, dan periklanan tidak

kontrorversial).

Keller (1993) merumuskan bahwa ekuitas merek adalah efek

diferensial pengetahuan merek (brand knowledge) terhadap respon

konsumen pada pemasaran merek bersangkutan. Brand knowledge

mencerminkan keseluruhan asosiasi yang terkait. Dengan sebuah merek

dalam memori jangka panjang konsumen. Keller (1993) mengidentifikasi

enam faktor kunci (building blocks) ekuitas merek berbasis pelanggan

(Tjiptono, 2016:135) :

a. Brand salience, berkenaan dengan aspek-aspek awareness sebuah

merek, seperti seberapa sering dan mudah sebuah merek diingat, dan

dikenali dalam berbagai situasi ? faktor ini menyangkut seberapa bagus

elemen merek menjalankan fungsinya sebagai pengidentifikasi produk.

b. Brand awareness bukan hanya sekedar menyangkut apakah konsumen

mengetahui nama merek dan pernah melihatnya, namun berkaitan pula

dengan mengkaitkan merek. (nama merek, logo, simbol, dan

seterusnya) dengan asosiasi-asosiasi tertentu dalam memori konsumen

bersangkutan.

25
c. Brand performance, berkenaan dengan kemampuan produk dan jasa

dalam memenuhi kebutuhan fungsional konsumen.Secara garis besar

ada lima atribut dan manfaat pokok yang mendasari kinerja merek :

1. Unsur primer dan fitur suplemen.

2. Reabilitas, durabilitas, dan serviceability produk

3. Efektifitas, efisiensi, dan empati layanan

4. Modal dan desain

5. Harga.

d. Brand ImagerBrand Imagery, menyangkut extrinsicproperties produk

atau jasa, yaitu kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan

psikologis atau sosial pelanggan. Brand imagery bisa berbentuk secara

langsung (melalui pengalaman konsumen dan kontaknya dengan

produk, merek pasar sasaran, atau situasi pemasaran) dan tidak

langsung (melalui iklan dan komunikasi gethok tular). Empat kategori

utama brand imagery meliputi:

1. Profil pemakai, baik berdasarkan faktor demografis deskriptif

(seperti usia, gender, etnis atau pendapatan) maupun psikografis

abstrak (seperti sikap terhadap hidup, karir, kepemilikan, isu sosial

atau institusi politik)

2. Situasi pembelian (berdasarkan tipe saluran distribusi, toko

spesifik, kemudahan pembelian, dan seterusnya)dan situasi

pemakaian (kapan dan dimana merek digunakan)

26
3. Kepribadian dan nilai-nilai

4. Sejarah, warisan (heritage), dan pengalaman .

e. Brand Judgements, berfokus pada pendapat dan evaluasi personal

konsumen terhadap merek berdasarkan kinerja merek dan asosiasi citra

yang dipersepsikannya. Aspek brand judgement meliputi :

1. Brand quality, yakni persepsi konsumen terhadap nilai dan

kepuasan yang di rasakannya

2. Brand Credibility, yaitu seberapa jauh sebuah sebuah merek dinilai

kredibel dalam hal expertise (kompoten, inovatif, pemimpin pasar),

trustworthiness (bisa diandalkan, selalu mengutamakan

kepentingan pelanggan) dan likeability (menarik, fun, dan memang

layak untuk dipilih dan digunakan)

3. Brand Consideration, yaitu sejauh mana sebuah merek

dipertimbangkan untuk dibeli atau digunakan konsumen

4. Brand Superiority, yakni sejauh mana konsumen menilai merek

bersangkutan unik dan lebih baik dibandingkan merek-merek lain.

f. Brand Feeling, yaitu respon dan reaksi emosional konsumen terhadap

merek. Reaksi semacam ini bisa berupa perasaan, warmth, fun,

excitement, security, social approval, dan self respect.

g. Brand Resonance, mengacu pada karakteristik relasi yang dirasakan

pelanggan terhadap merekspesifik. Secara spesifik, resonance meliputi

loyalitas behavioral (share of Category Requirements),loyalitas

attitudinal, sense of community ( identifikasi dengan brand

27
community), dan keterlibatan aktif ( berperan sebagai brand

evangelists dan brand ambassadors)

Pengembangan strategi pemasaran sebagaian besar organisasi

bisnis ditentukan pada upaya membangun, mengembangkan, dan

memelihara merek. Hal ini perlu direncanakan secara cermat. (Tjiptono,

2016:143), yaitu :

a. Pemilihan Nama Merek.

Keputusan branding terpenting adalah menentukan nama merek untuk

produksi atau jasa yang dihasilkan.

b. Brand Sponsor Strategy

Strategi ini menyangkut siapa yang harus mensponsori merek.

Pilihannya adalah :

- Produk menggunakan merek pemanukfatur (manufacturer’s brand

atau dikenal pula dengan istilah national brand

- Pemanufaktur menjual produk ke distributor atau perantara yang

kemudian akan menggunakan house brand atau private label.

- Menerapkan mixed brand strategy (yakni menjual sebagaian produk

dengan menggunakan nama merek pemanufaktur dan sebagian

dengan private label).

c. Brand Hierarchy Strategy

Strategi ini menyangkut apakah setiap produk perlu diberi

merek sendiri ataukah menggunakan corporate brand, Alternatifnya

antara lain :

28
- Corporate brand (company brand) yaitu menggunakan nama

perusahaan (baik perusahaan induk maupun anak perusahaan atau

kantor cabangnya) sebagai merek produksi.

- Family brand (range brand, umbrella brand) yaitu nama merek yang

digunakan di lebih dari satu kategori produk, tetapi tidak harus selalu

merupakan nama perusahaan pemiliknya.

- Individual Brand, yaitu merek yang dibatasi hanya satu kategori

produk, meskipun bisa digunakan untuk beberapa tipe produk

berbeda (variasi ukuran kemasan, model, rasa, warna, corak, dan

seterusnya) dlam kategori yang sama.

- Modifie, yaitu wahana untuk menandakan item spesifik atau tipe

model atau versi/konfigurasi tertentu dari produk.

- Product descriptor, yaitu deskripsi yang menjelaskan tentang apa dan

buat apa produk bersangkutan, serta membantu menspesifikasikan

kompetisi yang relevan dalam bentuk konsumen.

d. Brand Extension Strategy. Dalam brand extension, nama merek yang

telah terbukti sukses dipakai untuk meluncurkan produk baru atau

produk modifikasi dalam kategori produk baru. Brand extension

memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya adalah :

- Pangsa pasar lebih besar

- Efesiensi periklanan lebih besar

- Perusahaan lebih mudah memasuki kategori produk baru.

29
- Produk baru lebih mudah dan lebih cepat dikenal dan diterima

konsumen.

Tetapi Brand extension juga mempunyai kelemahan, seperti:

- Risiko sikap negatif konsumen terhadap produk-produk lain bermerek

sama jika produk baru gagal di pasaran.

- Nama merek tertentu bisa jadi tidak cocok untuk produk baru spesifik

(contoh berminatkah anda membeli susu atau pasta gigi mesran ?)

- Resiko brand dilution (nama merek kehilangan positioning unik dalam

benak konsumen dikarenakan overuse atau pemakaian nama merek

secara berlebihan).

Keller mengklasifikasikan bahwa merek lebih luas daripada

daripada sekedar produk, karena karena merek dapat memiliki dimensi-

dimensi yang membedakan sebuah produk dari produk-produk lainnya

yang di rancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan

tersebut bisa bersifat rasional dan berwujud fisik (berkaitan dengan kinerja

produk sebuah merek). Perbedaan lebih lanjut dirumuskan Pringle dan

Field sebagai berikut, (Tjiptono, 2016:127) :

a. Kita membeli sebuah produk atas dasar kinerjanya; kita memilih

sebuah merek atas dasar maknanya

b. Produk menempati rak-rak pajangan pengecer; merek menempati

benak konsumen

c. Produk bisa cepat pudar; merek bersifat langgeng

d. Produk bisa ditiru pesaing; merek bersifat unik

30
Stephen Harris Morley King menggungkapkan perbedaan antara

merek dan produk sebagai berikut, (Tjiptono, 2016:127):

a. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dipabrik, sedangkan merek

diciptakan melalui komunikasi pemasaran dan pengalaman.

b. Produk dapat diduplikasi oleh pesaing, sedangkan merek yang sukses

kerapkali langgeng

c. Produk merupakan istilah generik, sedangkan merek memiliki

kepribadian, karakteristik, dan asosiasi.

2.2.3 Sertifikasi Halal

Sertifikasi halal adalah proses sertifikasi terhadap produk dan jasa

sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Sertifikasi halal dilakukan pertama

kali di Amerika Serikat pada tahun 1960-an sebagai jaminan bagi umat

Muslim yang tinggal di negara non Muslim agar dapat memenuhi kebutuhan

sesuai dengan ketentuan agamanya. Halal merupakan persyaratan yang

diwajibkan untuk setiap produk dan jasa yang dikonsumsi oleh umat Islam,

dan saat ini dipertimbangkan sebagai standar kualitas produk. Standar

kualitas halal diterapkan pada proses penyediaan dan produksi makanan,

kosmetik, obat-obatan dan produk medis serta diterapkan pula pada

pelayanan yang terkait dengan produk halal tersebut (Noordin et al,2014)

(Waharini & Purwantini, 2018).

Produsen makanan harus memenuhi kebutuhan konsumen, baik

konsumen non muslim maupun muslim. Kebutuhan untuk umat muslim

yang utama adalah adanya jaminan halal terhadap produk-produk yang

31
dikonsumsi. Meskipun awalnya sertifikasi halal hanya digunakan di negara-

negara non Muslim untuk memenuhi kebutuhan warga muslim akan produk

halal, saat ini sertifikasi halal dijadikan syarat utama untuk jaminan kualitas

produk (Waharini & Purwantini, 2018).

Jaminan produk halal secara teknis kemudian dijabarkan melalui

proses sertifikasi. Sebelumnya sertifikasi halal bersifat voluntary (sukarela),

dalam UUJPH menjadi mandatory (keharusan). Karena itu, semua produk

yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib

bersertifikat halal. Hal ini yang menjadi pembeda utama dengan produk

perundang-undangan sebelumnya yang lebih dahulu terbit. Nantinya sebagai

penanggung jawab sistem jaminan halal dilakukan oleh pemerintah yang

diselenggarakan Menteri Agama dengan membentuk Badan Penyelenggara

Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri Agama. Apabila diperlukan BPJPH

dapat membentuk perwakilan di daerah (Hidayat & Siradj, 2016).

BPJPH memiliki kewenangan sebagai berikut: (1) Merumuskan dan

menetapkan kebijakan JPH; (2) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan

kriteria JPH; (3) Menerbitkan dan mencabut Sertifikasi Halal dan Label

Halal pada Produk; (4) Melakukan registrasi Sertifikat Halal pada Produk

luar negeri; (5) Melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal;

(6) Melakukan akreditasi terhadap LPH (lembaga penjamin halal); (7)

Melakukan registrasi Auditor Halal; (8) Melakukan pengawasan terhadap

JPH; (9) Melakukan pembinaan Auditor Halal; (10) Melakukan kerja sama

32
dengan dengan lembaga dalam dan luar negeri di bidang penyelenggara JPH

(Hidayat & Siradj 2016).

Dalam melaksanakan wewenangnya BPJPH bekerja sama dengan

Kementerian dan/atau lembaga terkait, Lembaga Pemeriksa Halal (LPH);

dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kerjasama BPJPH dengan LPH

dilakukan untuk memeriksa dan/atau pengujian Produk. Kerjasama BPJPH

dengan MUI dilakukan dalam bentuk sertifikasi Auditor Halal, penetapan

kehalalan produk, akreditasi LPH.

Untuk menjamin kelancaran proses produksi halal pelaku usaha

berhak memperoleh beberapa hal yaitu, informasi, edukasi, dan sosialisasi

mengenai sistem JPH; pembinaan dalam memproduksi Produk Halal; dan

pelayanan untuk mendapatkan Sertifikasi Halal secara cepat, efiesien, biaya

terjangkau, dan tidak diskriminatif. Bagi Pelaku Usaha yang telah

memperoleh sertifikasi halal ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan

yaitu : (1) mencantumkan Label Halal terhadap Produk yang telah mendapat

Sertifikasi Halal; (2) menjaga kehalalan Produk yang telah memperoleh

Sertifikasi Halal; (3) memisahkan lokasi, tempat dan penyembelihan, alat

pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan

penyajian antara Produk Halal dan tidak halal; (4) memperbaharui

Sertifikasi Halal jika masa berlaku Sertifikasi Halal berakhir; (5)

melaporkan perubahan komposisi Bahan kepada BPJPH. (Hidayat & Siradj,

2016).

33
Tata cara memperoleh Sertifikasi Halal diawali dengan pengajuan

permohonan Sertifikasi Halal oleh Pelaku Usaha kepada BPJPH.

Selanjutnya, BPJPH melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen.

Pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan Produk dilakukan oleh LPH.

LPH tersebut harus memperoleh akreditasi dari BPJPH yang bekerjasama

dengan MUI. Penetapan kehalalan Produk dilakukan oleh MUI. Penetapan

kehalalan Produk dilakukan oleh MUI melalui sidang fatwa halal MUI

dalam bentuk keputusan Penetapan Halal Produk yang ditandatangi oleh

MUI. BPJPH menerbitkan Sertifikasi Halal berdasarkan keputusan

Penetapan Halal produk dari MUI tersebut. Sertifikasi Halal berlaku selama

4 (empat) tahun sejak diterbitkan oleh BPJPH, kecuali terdapat perubahan

komposisi Bahan. Sertifikasi Halal wajib diperpanjang oleh Pelaku Usaha

dengan mengajukan pembaharuan Sertifikasi Halal paling lambat 3 bulan

sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir (Hidayat & Siradj, 2016).

Terkait biaya, sertifikasi halal dibebankan kepada pelaku usaha yang

mengajukan permohonan Sertifikasi Halal. Dalam rangka memperlancar

pelaksanaan penyelenggara JPH, Undang-Undang ini memberikan peran

bagi pihak lain seperti Pemerintah melalui anggaran pendapatan dan belanja

negara, pemerintah daerah, perusahaan, lembaga sosial, lembaga

keagamaan, asosiasi,, dan komunitas untuk memfasilitasi biaya sertifikasi

halal bagi pelaku usaha mikro dan kecil (Hidayat & Siradj, 2016).

Berdasarkan data BPS, terdapat sekitar 57 juta Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) di Indonesia dan yang telah memiliki sertifikasi

34
halal jumlahnya masih sangat sedikit. Berdasarkan data Majelis Ulama

Indonesia (MUI) selaku lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikasi

halal pada periode 2014-2015 telah terbit sertifikasi halal nasional untuk

6.231 perusahaan dan UMKM. Sedangkan untuk perusahaan dari luar

negeri, MUI telah menerbitkan sertifikasi halal untuk 683 perusahaan yang

artinya masih ada jutaan UMKM yang belum melaksanakan sertifikasi halal

(Tirto, 2016). Oleh karena itu, pemerintah harus mampu memaksimalkan

penerbitan sertifikasi halal untuk UMKM guna meningkatkan pendapatan

industri halal di Indonesia terutama dari sektor makanan halal (Waharini &

Purwantini, 2018).

2.2.4 Logo Halal

Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 10 Nomor 69, setiap produsen

atau distributor pangan, obat-obatan maupun kosmetik yang dikemas ke

dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa

pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran

pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal

pada label dan Logo halal yang diterbitkan oleh MUI (Widyaningrum,

2016).

Faktor logo halal telah di atur oleh pemerintah Indonesia untuk

menyusun strategi dalam pasar halal. Salah satu strategi yang sudah

dilakukan adalah sertifikasi makanan halal yang dilakukan LPPOM MUI

yang berada di bawah Kementrian Agama. Caswell menyatakan bahwa logo

halal yang dicantumkan pada produk merupakan indikator khusus bagi umat

35
Islam bahwa makanan tersebut dapat dikonsumsi. Pemaparan merupakan

tugas bagi produsen untuk memberikan informasi mengenai produk halal

yang dapat meningkatkan kesadaran merek bagi konsumen (Khoerunnisa &

Puspaningrum, 2016).

Sebagai penanda terhadap produk yang telah dinyatakan halal,

LPPOM MUI telah menetapkan logo halal standar terhadap produk yang

telah memiliki sertifikasi halal sebagaimana dituangkan dalam surat

Keputusan Direktur LPPMU MUI No.SK10/Dir/LP POM MUI/XII/07

tentang Logo LPPOM MUI. Sayangnya logo standar yang ditetapkan

LPPOM MUI pada level implementasi dimaknai berbeda-beda oleh pelaku

usaha sehingga di pasaran mudah sekali ditemukan bentuk dan jenis logo

halal pada produk pangan yang beredar di pasaran tetapi bentuk, ukuran,

dan penempatannya tidak sama. Kenyataan ini tentu saja berpotensi

membingungkan konsumen. Hal ini dapat dipahami karena adanya

multiinterprestasi bersumber dari kebijakan LPPOM MUI sendiri dengan

tidak memberikan acuan dan ketentuan secara ketat dalam

memformulasikan syarat dan standar pencantuman logo. Dalam

No.SK10/Dir/LP POM MUI/XII/07 tentang logo LPPOM MUI misalnya

tidak ditemukan penjelasan tentang ukuran logo, ukuran dan jarak garis tepi

lingkaran dalam dengan garis tepi lingkaran luar, jenis huruf (font), warna

logo yang harus dipasang/ditempel, posisi penenpatan nomor sertifikat oleh

pelaku usaha pada produk yang akan mereka pasarkan. Pengaturan teknis

36
dan rigid ini penting agar pelaku usaha lebih disiplin dan konsumen

memperoleh kepastian hukum (Hidayat & Siradj, 2016).

2.3 Theory of Reasoned Action (TRA)

Teori ini awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA),

dikembangkan tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas

oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun 1980 teori tersebut digunakan

untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk mengembangkan intervensi-

intervensi yang lebih mengena. Pada Tahun 1988, hal ini ditambahkan pada model

reasoned action yang sudah ada tersebut dan kemudian dinamai Theory of

Planned Behavior (TPB), untuk mengatasi kekurangan yang ditemukan oleh

Ajzen dan Fishbein melalui penelitian-penelitian mereka dengan menggunakan

TRA (Mahyarni,2013).

Icek Ajzen adalah seorang professor psikologi di University of

Massachusetts. Ia menerima gelar Ph.D dibidang psikologi social dari University

of Illinois dan selama beberapa tahun menjadi Visiting Professor Tel-Aviv

Unniversity di Israel. Ia banyak menulis artikel, dan bersama Martin Fishbein

menulis berbagai paper, jurnal dan buku-buku mengenai Theory of Reasoned

Action dan Theory of Planned Behavior. Ajzen dan Fishbein menulis buku

Understanding Attitude and Predicting Social Behavior yang telah banyak dipakai

di kalangan akademik dan di wilayah psikologi sosial, yang diterbitkan pada tahun

1980. Martin Fishbein adalah seorang profesor pada Department of Psychology

and the Institute of Communications Research pada University of Illinois di

Urbana. Ia seorang konsultan pada the International Atomic Energy Agency, The

37
Federal Trade Commission and WarnerCommunications, Inc. Bersama dengan

Ajzen, ia telah menulis buku Belief, Attitude, Intention and Behavior: An

Introduction to Theory and Research pada tahun 1975. Ia juga telah banyak

menulis buku-buku teks, dan artikel-artikel. Ia mulai berfikir mengenai peran

sikap dalam mempengaruhi perilaku di awal 1960-an dan di awal 1970- an

berkolaborasi dengan Ajzen mengembangkan Theory of Reasoned Action dan

Theory of Planned Behavior (Mahyarni, 2013).

Teori Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior), (Ajzen

1991) dianggap sebagai perluasan dari teori tindakan beralasan, (Werner 2004).

Asumsi utama dari teori tindakan beralasan dan teori perilaku yang direncanakan

adalah individu rasional dalam mempertimbangkan tindakan mereka dan

implikasi dari tindakan mereka (pengambilan keputusan). Rasionalitas

pengambilan keputusan mengasumsikan bahwa keputusan tersebut dibuat di

bawah ketidakpastian, (Basu1996; Eppen et al. 1998). Pembuatan keputusan

rasional menyiratkan bahwa diharapkan adanya hasil yang optimal atau unit

pengambilan keputusan menyadari semua dampak dan konsekuensi, (Basu1996;

Bazerman 2002; Eppen et al. 1998) (Mahyarni, 2013).

SIKAP
NIAT PERILAKU
NORMA
SUBJEKTIF

Sumber: Fishbein, M., and Ajzen, 1975.

Gambar 2.1. Teori of Reasoned Action (TRA)

38
2.4 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

Theory of Planned Behavior adalah pengembangan dari Theory of

Reasoned Action (TRA) yang juga dikembangkan oleh Ajzen. Theory of Reasoned

Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980. Lebih lanjut Ajzen

mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu

dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap

(attitute towards behavior) dan yang kedua berhubungan dengan pengaruh sosial

yaitu norma subyektif (subjective norms). Selain dari kedua variabel dalam TRA

terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi niat selain sikap dan norma

subyektif, yaitu PBC (persceived behavior control) (Ajzen, 1991). Karena itulah

Ajzen merubah terorinya menjadi TPB (Theory of Planned Behavior) (Putra &

Nurdin, 2013).

Teori tindakan beralasan dan teori perilaku direncanakan memiliki

beberapa keterbatasan dalam memprediksi perilaku, (warner, 20014).

Keterbatasan pertama adalah bahwa faktor keinginan tidak terbatas pada sikap,

norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku, (Ajzen 1991). Keterbatasan

kedua adalah penelitian empiris menunjukkan bahwa 40% dari varian perilaku

dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tindakan beralasan atau teori perilaku

direncanakan (Ajzen 1991); Warner 2004). Keterbatasan ketiga adalah

kemungkinan ada kesenjangan besar waktu antara penilaian keinginan perilaku

dan perilaku yang sebenarnya yang dinilai, dalam selang waktu itu keinginan

individu bisa berubah (Warner 2004). Keterbatasan keempat adalah bahwa kedua

teori tindakan beralasan dan teori perilaku direncanakan adalah model prediksi

39
yang memprediksi tindakan individu berdasarkan kriteria tertentu, namun individu

tidak selalu berperilaku seperti yang diperkirakan oleh kriteria, (Warner 2004)

(Mahyarni, 2013).

Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah

meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku

yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Untuk

mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi untuk

perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa

perilaku manusia seperti mengapa seseorang membeli rumah baru, memilih

seorang calon dalam pemilu, mengapa tidak masuk kerja atau mengapa melanggar

peraturan dan lain sebagainya. Meskipun teori ini berangkat dari kajian psikologi

sosial dan dilahirkan oleh profesor di bidang psikologi sosial, tetapi aplikasi ini

telah merambah ke banyak bidang kajian seperti kesehatan, olah raga, pendidikan,

marketing dan lain sebagainya (Maryarni, 2013).

SIKAP

NORMA SUBJEKTIF NIAT PERILAKU

KONTROL PERILAKU
PERSEPSI

Sumber: Ajzen 1991

Gambar 2.2. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

40
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi niat seseorang berdasarkan

konsep Teori Perilaku Terencana ialah Sikap, Norma Subjektif/Kepercayaan,

Kontrol Perilaku Persepsi, dan Niat.

2.4.1 Sikap Terhadap Perilaku

Ajzen (1991) mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini

ditentukan oleh keyakinan mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau

secara singkat disebut keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs).

Sikap memiliki berbagai fungsi dan pendekatan – pendekatan yang paling

sedikit mempunyai satu asumsi tujuan yang implisit. Hal ini dikarenakan

sikap adalah perasaan mendukung, memihak atau perasaan tidak

mendukung atau tidak memihak terhadap suatu objek (Jogiyanto,

2007:36).

Menurut L.L. Thursione (1946) dalam buku Manajemen

Pemasaran (Limakrisna & Purba, 2017:150) Sikap adalah sebagai

tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi disini meliputi:

simbol, kata-kata, slogan, orang lembaga, ide, dan sebagainya. Orang

dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objek psikologi, apabila ia

suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang

dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap objek psikologi bila ia

tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi

(Black, Kurt W, 1977, hal 3 )

41
Solomon (2009) menyatakan tiap-tiap sikap mempunyai 3

komponen, (Sumarwan, 2017:175) yaitu :

a. Komponen Kognitif

Komponen Kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan

persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut

diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan

informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi

tersebut biasanya berbentuk kepercayaan ( belief), artinya konsumen

mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki berbagai atribut dan

perilaku yang spesifik akan mengarahkan kepada hasil yang spesifik.

b. Komponen Afektif

Komponen Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang

terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut

merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau

merek). Afektif menggungkapkan penilaian konsumen kepada suatu

produk apakah baik atau buruk, “disukai” atau “tidak disukai”,

Perasaan dan emosi seseorang tersebut terutama ditujukan kepada

produk secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut-

atribut yang dimiliki produk.

c. Komponen Konatif

Komponen konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang

menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan

tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau jasa

42
tertentu). Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya

terjadi. Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya

menggungkapkan keinginan membeli dari seseorang konsumen

(intention to buy).

Faktor – faktor yang menyebabkan perubahan sikap,

(Limakrisna & Purba, 2017:157) yaitu :

a. Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang

untuk menerima dan mengelolah pengaruh-pengaruh yang datang

dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya

disesuaikan dengan motif dan sikap didalam diri manusia, terutama

yang menjadi minat perhatiannya. Misalnya : orang yang sangat

haus, akan lebih memperhatikan perangsang dapat menghilangkan

hausnya itu dari perangsang-perangsang yang lain.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang dapat diluar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya:

Interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia

yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti : surat

kabar, radio, televisi, majalah, dan lain sebagainnya.

2.4.2 Norma Subjektif

Fishbein dan Ajzen (2010) mengemukakan Norma Subjektif

(Subjective Norms) yaitu persepsi individu mengenai pemikiran orang lain

(orang yang penting bagi diri individu tersebut) untuk seharusnya atau

43
tidak seharusnya ia melakukan perilaku tertentu. Norma Subjektif

mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak

melakukan perilaku tersebut (Adelia, Moningka & Jaya, 2018).

Teori Norma subjektif menurut (Suprapti 2010), dapat diukur

secara langsung dengan menilai perasaan konsumen tentang seberapa

relevan orang lain menjadi panutannya dari rujukan sosial seperti

keluarga, (orang tua, pasangan hidup), teman (sahabat), teman kerja akan

menyetujui atau tidak menyetujui tindakan yang dilakukan orang lain atau

kelompok. Norma subjektif termasuk keyakinan normatif dan motovasi

untuk mematuhi. Keyakinan normatif mengacu merasakan harapan

individu rujukan tertentu atau kelompok, dan motovasi untuk mematuhi

adalah kemauan untk mematuhi rujukan individu-individu tertentu atau

pendapat kelompok (Dewi & Ardani, 2016).

Budiman (2014) menyatakan bahwa norma subjektif mengandung

dua aspek utama yaitu referensi norma harapan, adalah pandangan sisi lain

yang dianggap penting oleh individu yang menunjukkan individu hadir

atau tidak hadir pada perilaku tertentu dan individu memotivasi kemauan

untuk melakukan atau tidak melakukan pendapat pihak lain atau pikiran

yang dianggap penting individu yang harus atau tidak harus berperilaku

(Dewi & Ardani,2016).

2.4.3 Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control)

Menurut Ajzen (1991) Perceived Behavior Control yaitu persepsi

individu mengenai sejauh mana mereka mampu atau memiliki kendali

44
untuk melakukan perilaku tersebut. Perceived behavior control mengacu

pada persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan mewujudkan

suatu perilaku tertentu (Adelia, Moningka & Jaya, 2018).

Menurut Taylor dan Todd (1995) mendefinisikan kontrol perilaku

persepsian (perceived behavior control) sebagai persepsi dan kontruk-

konstruk internal dan eksternal dari perilaku (Jogiyanto, 2007:64).

Persepsi kontrol perilaku (perceived behavior control) ini merefleksikan

pengalaman masa lalu perilaku dan juga mengantisipasi halangan-

halangan yang ada. Aturan umumnya adalah, semakin menarik sikap dan

norma subjektif terhadap suatu perilaku, dan semakin besar persepsi

kontrol perilaku semakin kuat minat seseorang untuk melakukan perilaku

yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007:64).

2.4.4 Niat Berperilaku (Behavioral Intention)

Menurut definisi yang dikemukakan oleh Fishbein & Ajzen (1975)

Niat adalah bagian dari seseorang dalam dimensi probabilitas subjektif

yang melibatkan hubungan antara seseorang itu sendiri dan beberapa

tindakan (Pangestika & Prasastyo, 2016).

Niat pembelian mengacu pada kemungkinan kesediaan konsumen

untuk membeli suatu produk. Jika konsumen memiliki kesan yang baik

dan sikap terhadap merek atau produk, mereka akan memiliki niat

pembelian. Niat pembelian dianggap sebagai item yang paling tepat untuk

memprediksi perilaku pembelian (Mishra, 2014). Niat mencerminkan

perilaku masa depan, sedangkan laporan dari perilaku aktual

45
mencerminkan apa yang terjadi di masa lalu (Engle et.al, 2008). Niat

diketahui berubah seiring waktu, semakin besar periode interval antara niat

dan perilaku, semakin besar kemungkinan perubahan niat (Pangestika &

Prasastyo, 2016).

Menurut Anoraga (2010) mendefinisikan niat beli adalah

merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

pelanggan atas produk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh

pelanggan (Rohmatun & Dewi, 2017). Niat pembelian yang timbul pada

benak konsumen, bukan hanya didasarkan pada pertimbangan gaya hidup

saja, tetapi ada juga dorongan dari faktor-faktor lain yang menimbulkan

keputusan dalam pembelian. Salah satu sikap (Wen et al, 2103). Menurut

Schiffman dan Kanuk (2007) sikap adalah kecenderungan belajar untuk

berperilaku dengan cara yang konsisten atau tidak mengenai suatu objek,

hal ini berarti konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu

produk akan selalu memiliki keinginan yang kuat untuk membeli produk

tersebut begitupun sebaliknya (Wang et al,2013). Dimensi sikap yang

perlu diperhatikan adalah dari segi kepercayaan (kognitif), emosi (afektif)

dan keinginan berperilaku (konatif). Niat sendiri sering dipandang sebagai

komponen konatif sikap, seperti yang telah dijelaskan di atas, konatif

merupakan salah satu komponen sikap yang memiliki kecenderungan

berperilaku atas kepercayaan dan perasaan positif yang dirasakan

(Fishbein &Ajzen) (Suraputra & Warmika, 2017).

46
Menurut Al-Nahdi (2015), Niat merupakan indikasi kesediaan

seseorang untuk melakukan perilaku, dan itu adalah anteseden langsung

dari perilaku. Niat adalah variabel dependen diprediksi oleh variabel

idependen yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang

dipersepsikan. Niat diasumsikan untuk menggambarkan faktor motivasi

yang berdampak pada perilaku, niat merupakan indikasi seberapa keras

orang bersedia untuk mencoba, berapa banyak dari upaya mereka

berencana untuk mengerahkan dalam rangka untuk melakukan perilaku.

Ajzen (1991) (Pangestika & Prasastyo, 2017).

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu

NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN


1 Agnesya AnalisisSi Penelitian ini Variabel yang di Variabel yang
Balques, kap, menunjukkan teliti sama yaitu belum di
Bustanul Norma bahwa sikap, norma telitipersepsi
Arifin Noer, Subjektif, terdapat subyektif, niat control perilaku
dan Varah dan pengaruh beli, sertifikasi (TPB)
Nuzulfah NiatBeli signifikan halal. Lokasi
(2017) ProdukKo antara penelitian di
smetik halal kosmetik
Halal awareness, wardah di
pada religiosity, Surabaya dan
Konsume sertifikasi penelitian in
nMuslima halal, dan menggunakan
h pemasaran analisis
di halal Structural
Surabaya terhadap Equation
sikap serta Modeling
normasubjekt (SEM)
if dan sikap
berpengaruhs
ignifikanterh
adap niat beli
produkkosme
tik

47
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
halal.

2 Tiara Pengaruh Penelitian ini Judul yang di Variabelnya


Khoerunnisa, Kepercay menunjukkan teliti yang tidak sama yang
Sunaryo, aan bahwa berkaitan di teliti
Astrid Agama, terdapat dengan logo Penelitian ini
Puspaningrum Logo pengaruh halal Penelitian dilakukan di
(2016) Halal, yang ini mengunakan kabupaten
Pemapara signifikan analisis Partial malang.
n, dan secara Least Square
AlasanKe langsung
sehatan antara logo
Terhadap Halal
Kesadara terhadap
n Merek kesadaran
dan merek,pemap
Keputusa aran terhadap
nPembeli kesadaran
an merek, alas
Makanan an kesehatan
Halal terhadap
pada kesadaran
penduduk merek,kesad
Kota aran merek
Malang terhadap
keputusan
pembelian,
kepercayaan
agama
terhadap
keputusan
pembelian,
serta alas an
kesehatan
terhadap
keputusan
pembelian.
Selain itu,
ada pengaruh
yang
signifikan
secara tidak
langsung
yakni
pemaparan
terhadap
keputusan
pembelian
melalui

48
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
kesadaran
merek dan
alas an
kesehatan
Terhadap
keputusan
pembelian
melalui
kesadaran
merek.
3 Luthfi Sagusta Penerapan Berdasarkan Variabel yang Populasi yang
Putra, Ridwan Theory hasil analisis diteliti sama dari digunakan di
Nurdin Of regresi teori TPB, yaitu masyarkat banda
(2016) Planned menunjukkan sikap, norma aceh, penelitian
Behavior bahwa subjektif dan ini memakai
dalam variabel kontrol persepsi cluster/ area
pembelian attitude, perilaku random
makanan subjective sampling
halal pada norm, dan mengunakan
masyarak perceived analisis regresi
at di kota behavior berganda
banda control dengan spss.
aceh berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Niat
Beli
Makanan
Halal.
4 Juliana Kristi, Analisis Hasil dari Judul yang Lokasi ini
M. Adhi Putra pengaruh penelitian diteliti dikabupaten
Benowo, perilaku ini adalah berhubungan gresik,
Ilham Cahya konsumen 209 dengan penelitian ini
Putra sadar responden Sertifikat halal menggunakanan
Ramadan dan halal yang reliable MUI, alisis regresi
Renny Sari terhadap dan valid. linier sederhana
Dewi penerapan Sedangkan SPSS dan skala
(2018) technolog hubungan acuannya
i antara faktor memakai skala
pendeteks perilaku likers
i instan sadar halal
label dengan
penerapan
teknologi
pendeteksi
instan label
MUI bernilai
positif
namun lemah
49
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
dan hal ini
diperkuat
dengan hasil
analisis
regresi linier
sederhana
yang
menunjukkan
adanya
pengaruh
antara kedua
faktor
tersebut
namun
peningkatann
ya kecil.

5 Tian Nur Analisis Hasil Judul yang Lokasi


Ma’rifat1, Perilaku penelitian diteliti penelitian ini di
Dyah Konsume menujukkan Sertifikasi halal Yogyakarta.
Ismoyowati, n Dalam bahwa faktor & logo halal. Metode yang
Jumeri Pembelia yang digunakan
Mangun n Produk signifikan dalam penelitian
Wikarta Olahan mempengaru ini adalah
(2015) Ayam hi perilaku Structural
Bersertifi konsumen Equation
kat Halal dalam Modelling
di membeli (SEM) dan
Provinsi makanan analisis Cluster
D.I olahan ayam penelitian ini
Yogyakar bersertifikat mengunakan
ta halal adalah purposive
intensi. sampling
Intensi juga
dipengaruhi
oleh sikap
konsumen.
Sikap
konsumen
dipengaruhi
oleh dua
faktor, lokasi
swalayan dan
kesadaran
konsumen
terhadap
logo halal
yang juga
dipengaruhi

50
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
oleh evaluasi
konsumen
terhadap
lembaga
sertifikasi
halal.
6 Ken Sudarti, Kontribus Hasil Variabel yang Variabel yang
Rio Dan anto i penelitian ini digunakan sama tidak sama yaitu
Lazuardi pengetahu menunjukkan yaitu sikap, persepsi control
(2018) an produk bahwa religiusitas, dan perilaku,
halal, pengetahuan niat Beli penelitian
religiusita produk halal, konsumen. dilakukan di
s dan religiusitas restoran pizza
sikap dan sikap hut di kota
dalam secara parsial semarang,
pembentu memiliki dengan analisis
kan niat pengaruh data
beli. positif menggunakan
terhadap niat Regresi linear
beli. berganda
Berdasarkan dengan SPSS.
analisis data Teknik
hanya pengambilan
pengetahuan sampling
produk halal dengan
sikap tidak purposive
memiliki sampling.
pengaruh
yang
signifikan.
Sikap dalam
penelitian ini
dianggap
sebagai
variabel
intervening.
7 T. Maryati, R. AnalisisF Hasil Judul yang Penentuan
Syarief, R. aktorKen penelitian digunakan sama strategi
Hasbullah daladalam menunjukkan yaitu Sertifikasi alternatifpada
(2016) Pengajuan bahwa halal. penelitian ini
Sertifikat perusahaan Kegiatanpeneliti berdasarkanpen
Halal. adalah mikro an meliputi gujian preferensi
(StudiKas yang tidak survey pakar dengan
us: Pelaku memiliki pendahuluan, menggunakan
Usaha fasilitas pengumpulan AHP. Prinsip
Mikro, produksi data kuesioner kerja AHP
Kecil yang tepat adalah
danMene dan menyederhanak
ngahMak menggunaka an persoalan
51
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
ananBeku n teknologi kompleksmenja
diJabodet sederhana. di bagian-bagian
abek) Otorisasi yang tertata
pemasaran dalam rirarki.
merupakan Nilainumeric
kendala diberikan para
dalam ahli terhadap
pengiriman kepentingan
sertifikat setiap variable
halal. kemudian
Meningkatka dibandingkan
n daya saing secara relative
(0,575) dengan variabel
dengan yang lain.
bantuan Selanjutnya
(0,321) dari sintesa
Badan dilakukan untuk
Pengawas menetapkan
Obat dan variabel yang
Makanan memilikipriorita
(0,484) s tertinggi dan
adalah memiliki peran
prioritas dapat
utama. mempengaruhih
Faktor yang asil pada
paling sistem.Keunggul
berpengaruh an AHP yang
adalah dapat
fasilitas menggambarkan
produksi secara
(0,572), grafismenjadi
bahan baku lebihmudah
(0,233), dipahami oleh
sikap semua
perusahaan pihak.pengambil
(0,838), dan an sampling
legalitas dengan
(0,432). purposive
Strategi sampling
alternatif
terbaik yang
direkomenda
sikan adalah
mendorong
Produksi
Baik (0,343),
birokrasi
otorisasi
pemasaran

52
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
dipercepat
dan
disederhanak
an (0,169)
dan
pembinaan
intensif
(0,153).

8 Anggit AnalisisM Hasil dari Variabel yang


Variabel
Listyoningrum inat Beli penelitian ini digunakan sama
idaksama yaitu
(2012) Konsume Menunjukka yaitu sikap,
minat beli, dan
n Muslim n bahwa ada norma subjektif,
produk yang di
Terhadap pengaruh control perilaku
pilih adalah
Produk positif semua persepsi, Data
produk roti,
Yang variable penelitian
dengan
Tidak bebas dikumpulkan
metodeteknik
Diperpanj terhadap dengan angket
judgement
ang minat dan melibatkan
sampling,
Sertifikat belikonsume 100 responden
Proses
Halalnya nmuslim Perhitungan uji
pengaruh
dengan
regresiberganda
menggunakan
program
AMOS.
9 Premi Wahyu Pengaruh Temuan Judul yang Penelitian ini
Widyaningrum Label penelitian digunakan sama milik
(2016) Halal Dan menunjukkan yaitu label halal explanatory
Celebrity : Label penelitian.
Endorser Halal Sampel Diambil
Terhadap berpengaruhs dengan
Keputusa ignifikanTer menggunakan
n hadap systematic
Pembelia KeputusanPe random
n mbelian. sampling.
(SurveiPa Celebrity Ukuran sampel
da Endorser ditentukan 30
Konsume berpengaruhs orang. Populasi.
n ignifikanterh Dalam
Wardah adap penelitian ini
Di Keputusan adalahkonsumen
Ponorogo Pembelian. Wardah yang
) belajar di
UniversitasMuh
ammadiyah
Ponorogo. Data
empiris
53
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
dikumpulkan
melaluimetodol
ogi survei. Data
telahdianalisis
melalui
Generalized
Analisis
Komponen
Terstruktur
(GSCA).
10 EriAgustian Pengaruh Hasil analisis Judulnya Analisis
&H. Labelisasi pengaruh darijurnal ini menggunakan
(2013) Halal pelabelan samaberhubuga analisis Regresi
Terhadap halal n dengan label dan Korelasi
Keputusa terhadap halal, dan data dengan alat
n keputusan yang digunakan pengolah data
Pembelia pembelian dalam penelitian SPSS Versi 17.0
n konsumen ini data primer, dan Microsoft
Konsume Umat Islam yaitu wawancara Excel Penelitian
n memperoleh dan penyebaran ini dilakukan di
Studi persamaan kuesioner STIE Kesatuan
Kasus regresi Y = Bogor
PadaProd 9,943 +
uk Wall’s 0,761 X,
Conello dapat
diartikan
bahwa, jika
nilainya 1
maka
keputusan
pembelian
label halal
akan
meningkat
sebesar
0,761, atau di
lainnya kata-
kata dapat
disimpulkan
bahwa
keputusan
pembelian
Wall's
Conello saat
ini adalah
9,943.
Dengan
koefisien
korelasi

54
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
sebesar
0,705, yang
berarti ada
hubungan
yang
signifikan
dengan
kedekatan
hubungan
antara label
kuat dan
positif dari
konsumen
Muslim halal
keputusan
pembelian.
Sedangkan
untuk
konsumen
non-Muslim
memperoleh
persamaan
regresi Y =
1.469
+ 1,003 X.
Dengan
koefisien
korelasi
sebesar 0,623
yang berarti
ada yang
signifikan
hubungan
dengan
kedekatan
hubungan
antara
pelabelan
halal yang
kuat dan
positif
Keputusan
pembelian
konsumen
Muslim.

11 Tengku Pengaruh Hasil dari Judul dari jurnal Tehnik sampel


PutriLindung Labelisasi analisis ini ini berhubungan yang digunakan
Bulan. Halal adalah dengan label adalah

55
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
(2016) terhadap bahwa halal accidentsamplin
Keputusa variabel label g dengan jumlah
n halal sampel
Pembelia berpengaruh sebanyak 96
n Sosis positif dan orang, Metode
di Kuala Signifikanter analisis data
Simpang hadap Menggunakan
Kabupate keputusan regresi linier
n Aceh pembelian sederhana,
Tamiang sosis di penelitian ini
Kuala dilakukan di
SimpangKab Kota Kuala
upaten Aceh Simpang
Tamiang. Kabupaten
Aceh Tamiang.

12 Stevia Faktor - Diketahuibah Judul Metode


Septiani1, Faktor wa variable berhubungan pengolahan data
Retno yang laten dengan perilaku yang digunakan
Indraswari. Memenga Psikologis konsumen, antara lain
(2019) ruhi memiliki label halal, adalah analisis
PerilakuK pengaruh dengan Deskriptif dan
onsumen positiflangsu Pengumpulan analisistructural
Produk ng data primer. Equation
Kosmetik terhadapPem Modeling
Halal belian, (SEM)
di Kota dengan denganpendekat
Bogor koefisien an Partial Least
Jalursebesar Squares (PLS).
0,603. Faktor penelitian ini
psikologisme dilakukan
njadi faktor dengan metode
yang purposive
berpengaruh Sampling,
pada Penelitian ini
pembelian dilakukan di
kosmetik kota Bogor.
berlabel halal
dikarenakan
motif
penggunaan
kosmetik
mampumenu
njukkan
pemenuhan
kebutuhanpe
ngakuan
Yakni
penampilan

56
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
yang
menarik
sebagaiwanit
a pekerja.
13 Della Adelia, Kontribus Hasil Analisa Judul jurnal Penelitian ini
Clara i Attitude menunjukan berhubungan menggunakan
Moningka, Toward bahwa dengan variabel pendekatan
S.Psi., M.Si, Behavior, attitude yang dipilih kuantitatif
Yulius.F Subjectiv toward yaitu Attitute, dengan regresi
Angkawijaya, e Norm behavior, Subjective dan korelasi,
M.Psi., dan subjective Norm, Alat ukur yang
Psikolog. Perceived norm, dan Perceived digunakan
(2018) Behavior perceived Behavior dalam penelitian
Control behavioral Control dari ini yaitu
Terhadap control teori TPB. Intention to Buy
Intensi berpengaruh Organic Food
Membeli secara (perilaku yang
Produk signifikan direncanakan)
Organik. terhadap dan Single Item
intensi Intention
membeli (mengevaluasi
produk perilaku yang
organik (p direncanakan).
=.000, p < Teknik
.05). attitude pengambilan
toward sampel
behavior, menggunakan
subjective purposive
norm, dan sampling.
perceived
behavioral
control
memiliki
hubungan
sebesar .705
dengan
intensi
membeli
produk
organik.
14 Diah Retno Pengaruh Hasil Judul Jenis penelitian
Sufi Fauzia Religiusit penelitian berhubungan ini adalah
Edriana as menunjukkan dengan penelitian
Pangestuti Sertifikasi bahwa sertifikasi halal, explanatory,
Aniesa Samira Halal, 1)Variabel Teknik penelitian di
Bafadhal Bahan Religiusitas pengumpulan lakukan di kota
(2019) Produk berpengaruh data pada malang, Metode
Terhadap tidak penelitian ini analisis data
Minat signifikan menggunakan dengan
57
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Beli Dan terhadap kuesioner menggunakan
Keputusa Minat Beli, regresi berganda
n 2)Variabel dan sederhana.
Pembelia Sertifikasi Penelitian ini
n Halal menggunakan
berpengaruh jenis penelitian
signifikan explanatory
terhadap research
Minat Beli,
3)Variabel
Bahan
Produk
berpengaruh
signifikan
terhadap
Minat Beli,
4)Variabel
Minat Beli
berpengaruh
signifikan
terhadap
Keputusan
Pembelian.

15 Bebby Preferensi Hasil Variabelnya Metode analisis


Chrysanthini, Konsume penelitian berhubungan yang digunakan
Ujang n menunjukan dengan teori adalah regresi
Sumarwan, terhadap variabel TPB yaitu linear berganda.
dan Amzul Produk sikap Sikap, Norma Metode
Rifin. Sayuran terhadap Subjektif, pengambilan
(2017) Organik perilaku Persepsi contoh
(Studi sayuran Kontrol, dilakukan
Kasus organik tidak terhadap Niat dengan teknik
Konsume memberikan Beli. Desain purposive
n UD pengaruh penelitian ini sampling.
Fabela- signifikan dilakukan Penelitian
Myfarm) terhadap niat dengan dilakukan di
di Bogor beli. Variabel pendekatan Fabela My-Farm
Jawa norma metode di Gunung
Barat subjektif deskriptif Picung, Bogor,
memberikan kuantitatif. Data Jawa Barat
pengaruh yang digunakan
signifikan adalah data
terhadap niat primer dan
beli dan sekunder. Data
variabel primer diperoleh
persepsi dengan cara
pengendalian observasi
perilaku dilapangan dan

58
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
memberikan wawancara
pengaruh terstruktur
signifikan dengan
terhadap niat menggunakan
beli. alat bantu
Penelitian ini kuisioner. Data
memberikan sekunder
implikasi diperoleh dari
manajerial studi pustaka,
bahwa instansi, dan
strategi yang kelembagaan
dapat lainya.
diterapkan
oleh UD
Fabela-
Myfarm
untuk
meningkatka
n penjualan
menggunaka
n strategi
pemasaran
yang terdiri
dari
produksi,
harga,
promosi,
distribusi dan
strategi
tersebut
berguna
untuk
mengaitkan
konsumen
dari sisi
kuantitas,
mutu, dan
keseimbanga
n yang
mampu
memberikan
keuntungan
lebih baik.
16 Maghfiroh. Faktor- Hasil Judul Penelitian ini
(2017) Faktor penelitian berhubungan termasuk
Yang menunjukkan dengan Sikap, penelitian kausal
Mempeng dari 4 Niat Beli dan asosiatif yang
aruhi Niat variabel Berlabel Halal. meneliti
Membeli bebas pengaruh

59
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Makanan terdapat 3 hubungan
Kemasan variabel yang variabel bebas
Berlabel tidak dan variabel
Halal berpengaruh. terikat. analisis
LPPOM- Variabel data
MUI yang tidak mengunakan
berpengaruh metode regresi
tersebut probit.Penelitian
yaitu ini
variabel menggunakan
faktor metode
personal, purposive
sosial,inform sampling,
asi Penelitian ini
sedangkan dilakukan di
variabel Universitas
yang Negeri
berpengaruh Yogyakarta
yaitu
variabel
sikap. Secara
simultan
terdapat
pengaruh
faktor
personal,
sosial,
informasi
dan sikap
terhadap niat
membeli
makanan
kemasan
berlabel halal
LPPOM-
MUI pada
mahasiswa
nonmuslim
UNY.

17 Sanep Ahmad, Ketekalan Hasil Judul Analisis data


Mohd Ali Gelagat penelitian berhubungan menggunakan
Mohd Noor, Pengguna menunjukkan dengan logo analisis faktor
Lidia Fitri. Muslim bahawa halal dan dan purata min.
(2014) Terhadap alasan makanan halal, penelitian ini di
Status pilihan Kajian ini lakukan di dari
Halal: terhadap menggunakan Fakulti Ekonomi
Kearah produk halal 100 responden, Universiti
Strategi adalah metode Kebangsaan

60
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Berkesan kerena mengguna skala Malaysia dan
Promosi faedahnya likert Fakulti Ekonomi
Produk iaitu lebih UNSYIAH,
Halal selamat, Banda Aceh
diyakini
kebersihan
dan suci.
Selain itu
keperihatinan
pengguna
terhadap
status halal
barang juga
berbeza yang
mana
ditumpukan
lebih
terhadap
makanan.
Tanda logo
halal bukan
menjadi
aspek utama
diguna oleh
pengguna
dalam
menentukan
status halal
kecuali untuk
obatan dan
kosmetik
sedangkan
bagi bagi
produk
makanan
lebih
berdasarkan
ingredian.

18 Saniatun Faktor- Hasil Judul ini Penelitian ini


Nurhasanah, Faktor penelitian berhubungan menggunakan
Jono M yang menunjukkan dengan makanan metode
Munandar, Mempeng bahwa halal, logo halal. voluntery
Muhammad aruhi kesadaran skala yang sampling.
Syamsun. Minat halal, alasan digunakan menggunakan
(2018) Beli kesehatan, adalah skala teknik
Produk dan persepsi likert purposive
Makanan nilai berdasarkan sampling
Olahan berpengaruh tingkat Penelitian ini

61
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Halal positif dan kesetujuan dilakukan di
pada signifikan responden pada supermarket dan
Konsume terhadap niat setiap indikator minimarket di
n beli. Kota/Kabupaten
Pemasaran Bogor.
halal juga Sedangkan
menunjukkan analisis data
efek positif dilakukan
dan dengan metode
signifikan SEM-PLS
terhadap niat
beli.Sedangk
an
pemasaran
halal
menunjukkan
efek negatif
dan
signifikan
terhadap niat
beli.
Keamanan
pangan,sertif
ikasi halal,
citra merek,
dan kualitas
yang
dirasakan
menunjukkan
efek yang
sama yang
tidak
berpengaruh
langsung
pada niat
beli.
Selanjutnya,
keamanan
pangan
berpengaruh
tidak
langsung
terhadap niat
beli melalui
alasan
kesehatan.
Sertifikasi
halal
memiliki

62
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
efek tidak
langsung
terhadap niat
beli melalui
variabel citra
merek.
Sedangkan
citra merek
dan persepsi
kualitas
memiliki
pengaruh
tidak
langsung
melalui
persepsi nilai
variable
terhadap niat
beli.
19 Karina Indah Pengaruh Hasil Judul Penelitian ini
Rohmatun, Pengetahu penelitian ini berhubungan menggunakan
Citra Kusuma an Dan menunjukkan dengan niat beli Teknik analisa
Dewi. Religiusit bahwa dan sikap, data analisis
(2017) as pengetahuan Metode deskriptif dan
Terhadap dan penelitian yang Path Analysis
Niat Beli religiusitas digunakan (Analisis Jalur).
Pada berpengaruh dalam penelitian Penelitian ini
Kosmetik signifikan ini adalah dilakukan
Halal terhadap deskriptif Jogyakarta. pada
Melalui sikap secara kuantitatif, penelitian ini
Sikap parsial dimana data adalah
maupun yang didapatkan purposive
simultan. melalui sampling
Pengetahuan, kuesioner.
religiusitas Teknik
dan sikap pengambilan
berpengaruh sampel.
signifikan
terhadap niat
beli produk
kosmetik
halal secara
parsial
maupun
simultan.
20 Eriyani, Pengaruh Hasil ini Judul Pengujian
Wiyono, Sikap, menunjukkan berhubungan hipotesis
(2012) Persepsi bahwa dengan Sikap, menggunakan
Kontrol kesadaran Norma analisis Regresi
63
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
Perilaku, kesehatan Subjektif, Berganda.
Dan dan Kontrol perilaku Penelitian ini di
Norma kesadaran Kontrol, Metode lakukan di
Subjektif penampilan pengumpulan surakarta.
Pada Niat memiliki dalam penelitian Penelitian ini di
Beli pengaruh ini kosmetik.
Kosmetik yang menggunakan Pengambilan
Organik: signifikan metode survei sampel
Studi terhadap menggunakan menggunakan
Pada sikap kuesioner, teknik purposive
Mahasisw terhadap Sampel sampling
a pembelian penelitian ini
Universita kosmetik adalah 100
s Sebelas organik responden.
Maret sedangkan
Surakarta kesadaran
lingkungan
tidak. Sikap
terhadap
pembelian
kosmetik
organik,
kontrol
perilaku
yang
dirasakan,
dan norma
subyektif
berpengaruh
signifikan
terhadap niat
pembelian
kosmetik
organik.
Kontrol
perilaku
yang
dipersepsika
n signifikan
sebagai
variabel
moderasi
yang
mempengaru
hi hubungan
antara sikap
terhadap
pembelian
kosmetik

64
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
organik dan
niat beli
kosmetik
organik.

21 Dwiwiyati Aspek Hasil ini Judul Penelitian ini


Astogini,Wahy Religiusit menunjukkan berhubungan menggunakan
udin, dan Siti as Dalam bahwa dengan label metode analisis
Zulaikha Keputusa Religiusitas halal pada regresi
Wulandari. n tidak makanan. berganda,
(2011) Pembelia berpengaruh Sampel dari penelitian ini
n Produk terhadap penelitian ini adalah
Halal keputusan 100responden. masyarakat di
(Studi pembelian Metode Purwokerto.
tentang konsumen penentuan Metode yang
labelisasi kemasan sampel yang digunakan
halal pada makanan dan digunakan metode
produk minuman adalah non purposive
makanan dan Dimensi probability sampling
dan Konsekuensi sampling.
minuman adalah
kemasan) dimensi
religiusitas
yang paling
berpengaruh.
Juga
perhatikan
bahwa
sebagian
besar
konsumen
percaya baik
logo halal
LPPOM-
MUI dan
logo halal
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan.

22 Megawati The Terdapat Judul ini Desain


Simanjuntakan Effects of perbedaan berhubungan penelitian ini
d Muhammad Knowledg yang dengan sikap, adalah cross
Mardi e, signifikan perilaku dan sectional study
Dewantara. Religiosit antara laki- label halal, Data dengan metode
(2014) y Value, laki dan primer dan survei.
and perempuan sekunder menggunakan
Attitude pada variabel diambil dalam teknik

65
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
on Halal pengetahuan, penelitian ini. multistage
Label religiosity Dengan random
Reading value, dan kuesioner sampling.
Behavior sikap dalam Penelitian ini
of membaca menggunakan
Undergra label halal, metode regresi
duate sedangkan linier berganda
Students perilaku dengan SPSS
membaca Penelitian ini
label tidak berlokasi di
memiliki kampus Institut
perbedaan Pertanian Bogor
yang (IPB) di
signifikan. Dramaga,
Usia, Bogor.
religiosity
value, dan
sikap
terbukti
berpengaruh
secara
signifikan
pada perilaku
membaca
halal label
produk
makanan.
23 Mohd Amalan Hasil kajian Judul ini Kajian ini
Al'Ikhsan Standard ini telah berhubungan berbentuk
Ghazalia, Siti Halal Di membuktika dengan kualitatif.
Salwa Md. Negara- n bahawa sertifikasi halal Penelitian ini
Sawari. Negara standard di negara Terdapat dua
(2014) Asia halal yang indonesia, jenis sumber
Tenggara digunakan di penelitian ini yang boleh
Malaysia dan menggunakan diperoleh dari
Negara di sumber primer metode
Asia dan sekunder perpustakaan
(Indonesia, ini, dengan
Thailand, mengumpulkan
Brunei dan sebanyak
Singapura) mungkin
adalah maklumat dan
diselia oleh informasi
pihak daripada buku,
bertanggungj jurnal, sorotan
awab. akhbar dan
Merujuk lampiran
kepada majalah yang
standard berkaitan

66
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
halal yang dengan tajuk
digunakan, industri halal di
setiap negara Malaysia dan
mempunyai negara-negara
ciri-ciri luar yang teridiri
jaminan yang daripada
tersendiri. Indonesia,
Singapura,
Thailand dan
Brunei

24 Nor Aini Haji Analisis Berdasarkan Judul ini Di samping


Idris, Mohd Keprihati penelitian berhubungan penggunaan
Ali Mohd nan keimanan, dengan analisis SPSS,
Noor. Pengguna pengetahuan, sertifikasi halal analisis
(2013) Muslim sikap, dan produk deskriptif dan
Terhadap persekitaran halal. Penelitian chi-square,
Isu Halal- dan ini pembentukan
Haram kesehatan, menggunakan indeks
Produk hasil kajian skala likert dilakukan
Melalui mendapati dengan
Pembentu nilai indeks menggunakan
kan berada pada formula yang
Indeks tahap yang dibangunkan
sangat baik oleh TIPP
melebihi (Technometrica
paras normal Institute of
50.0%. Policy and
Kesedaran Politics).peneliti
yang tinggi an ini dilakukan
ini adalah di Malaysia
hasil usaha
badan-badan
agama dan
Jabatan
Kemajuan
Islam
Malaysia
(JAKIM)
yang
berterusan
memberi
maklumat
yang berguna
kepada
pengguna
Muslim di
negara ini
mengenai

67
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
status halam
haram
produk.

25 Rininta The Penelitian ini Jurnal ini Metode


Nurrachmi. Global menunjukkan berkaitan kualitatif
(2018) Developm bahwa dengan diterapkan
ent of walaupun sertifikasi, dalam penelitian
Halal populasi makanan halal ini. Pendekatan
Food muslim di dan produk halal ini didasarkan
Industry: negara maju di Indonesia pada
A Survey lebih sedikit pengamatan di
tetapi lingkungan
permintaan bisnis industri
pasar untuk makanan halal,
produk online
makanan penelitian,
Halal tinggi. analisis makalah
Negara- dari jurnal dan
negara brainstorming
dengan dengan peneliti
jumlah selama satu
populasi tahun dari 2015
muslim yang hingga 2016.
sedikit Selain itu,
seperti karya-karya
Thailand, sebelumnya
Inggris dan adalah disurvei
Australia terkait dengan
dapat melihat industri
kesempatan makanan halal
akan di negara maju
meningkatny dan berkembang
a kebutuhan negara.Malaysia
makanan , Indonesia dan
Halal di Thailand dipilih
pasar dunia sebagai negara
sehingga berkembang.
mayoritas
negara
mengekspor
makanan
Halal dari
negara-
negara
tersebut.
Industri
makanan
Halal dapat

68
NO PENELITIAN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
menjadi
katalis
pengembang
an potensi
sektor lain
yang
mendapat
akibat
negatif
karena krisis
ekonomi
pada negara-
negara
dengan
minoritas
muslim.
Sumber: Data direkap Peneliti

2.6 Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif

dan kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli bagi restoran cheese chicken

terkait dengan logo dan sertifikat halal, yang mengacu pada beberapa teori adalah

Theory of Planned Behavior (TPB). Karena teori tersebut menjabarkan mengenai

teori perilaku konsumen.Teory of Planned Behavior (TPB) menyatakan ada

tidaknya suatu perilaku seseorang adalah di bawah pengendaliannya, dan

penelitian terdahulu, maka kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut:

69
Peran Logo Dan Sertifikasi Halal Terhadap Niat Beli Konsumen Pada
Restoran Cheese Chicken

Norma Kontrol Perilaku


Sikap
Subyektif Persepsi

Niat Beli

SmartPLS 3,0

Uji Outer Model:


1. Convergent Validdity Uji Inner Model:
2. Discriminant Validity 1. Uji Path
3. Average Variance Extracted Coeficient
(AVE) 2. Uji Goodness of
4. Composite Reliability Fit (R Square)
5. Cronbach Alpha 3. Uji t statistik

Kesimpulan Dan Saran Hasil Dan Interpretasi

Gambar 2.3. Kerangka Berfikir

2.7 Perumusan Hipotesa

Dari penjelasan kerangka pemikiran dan paradigma penelitian sebelumnya

diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho1 Sikap tidak berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada

Restoran Cheese Chicken

70
Ha1 Sikap berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran

Cheese Chicken

2. Ho2 Norma Subjektif tidak berpengaruh terhadap niat beli

konsumen pada Restoran Cheese Chicken

Ha2 Norma Subjektif berpengaruh terhadap niat beli konsumen

pada Restoran Cheese Chicken

3. Ho3 Kontrol Perilaku Konsumen tidak berpengaruh terhadap niat

beli konsumen pada Restoran Cheese Chicken

Ha3 Kontrol Perilaku Konsumen berpengaruh terhadap niat beli

konsumen pada Restoran Cheese Chicken

71
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data

yang digunakan harus terukur dan akan menghasilkan kesimpulan yang dapat

digeneralisasikan. Pendekatan ini menggunakan metode (alat analisis) stasistik

inferensial (Ansori & Iswati 2017:159).

Dalam penelitian ini pembahasan akan menitikberatkan pada Niat beli

konsumen pada Restoran Cheese Chicken di Jakarta. Dimana penelitian ini

merupakan penelitian terhadap data primer melalui kuesioner sedangkan data

sekunder berasal dari berbagai sumber yang terkait.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independent dan satu variabel

dependent. Dimana variabel independen terdiri dari Sikap (X1), Norma Subjektif

(X2), Persepsi Kontrol Perilaku (X3). Sedangkan variabel dependen adalah niat

beli (Y).

3.2 Metode Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika peneliti ingin

meneliti semua elemen yang terdapat dalam wilayah penelitiannya, maka

penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi

dilakukan jika peneliti ingin melihat semua aspek didalam populasi. Oleh
72
karena itu, subjeknya meliputi semua yang terdapat didalam populasi. Objek

pada populasi diteliti, hasilnya dianalisa, disimpulkan dan kesimpulan

tersebut berlaku untuk semua populasi (Tersiana 2018:75).

Populasi penelitian menerangkan target populasi atau sampel

penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian sedangkan penentuan

sampel penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan. Dalam peneliti

ini peniliti menggunakan konsumen restoran cheese chicken sebagai

populasi, hal ini disebabkan konsumen restoran cheese chicken merupakan

kelompok objek yang semakin berkembang dalam beberapa tahun ini.

3.2.2 Sampel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2011:10), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel ini yang digunakan dalam penelitian ini

adalah non probability sampling yaitu “teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi unsur atau anggota

populasi untuk menjadi sampel” (Sujarweni, 2018:23), dan teknik yang

dipilih adalah convenience sampling. Menurut (Siregar, 2017:20)

“convenience sampling adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan

saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi

responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-orang yang

73
terdekat saja. Teknik ini dipilih penulis karena merupakan cara terbaik

untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan efisien dalam hal tenaga,

waktu, tempat serta menyesuaikan dengan kegiatan responden. Besarnya

sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan menyebarkan kuesioner

sebanyak 100 kuesioner.

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan sampel sebanyak 100

responden yang merupakan konsumen restoran cheese chicken di Jakarta

dan sekitarnya sebagai unit observasinya.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu menggunakan metode

kuesioner dengan membuat beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada

responden. Tujuan mengadakan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi

yang relevan dapat dipertanggung jawabkan dimana isi dari kuesioner tersebut

mengenai data karakteristik responden.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder, dengan memberikan kuesioner kepada tiap responden. Kuesioner

adalah suatu tehnik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis

mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang

utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau

oleh sistem yang sudah ada (Siregar, 2017:21)

Kuesioner dalam penelitian ini disebar kepada para konsumen restoran

cheese chicken di Jabodetabek, Dalam penelitian ini jawaban yang diberikan oleh

responden dengan skala likers. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan

74
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau

fenomena tertentu. Dengan skala likers, variabel yang diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel, Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likers mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Pada skala likers,

responden memilih alternatif jawaban pernyataan sesuai dengan kondisi yang

dialami. Agar penelitian lebih terfokus model skala likers yang digunakan adalah

empat kriteria (Siregar, 2017:25).

Skala likert adalah merupakan skala yang berisi lima tingkatan jawaban

mengenai kesetujuan responden terhadap statemen atau pernyataan yang

dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Modifikasi skala likers

dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima

tingkat, Modifikasi skala likers meniadakan kategori jawaban yang ditengah

berdasarkan tiga alasan yaitu:

- Kategori tersebut memiliki arti ganda, biasanya diartikan belum dapat

memutuskan atau memberikan jawaban, dapat diartikan netral, setuju

tidak,tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu.

- Tersedianya jawaban yang ditengah menimbulkan kecendrungan menjawab

ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu

atas kecendrungan jawabannya

75
- Maksud kategori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat

kecendrungan pendapat responden, kearah setuju atau kearah tidak setuju.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut (Siregar, 2017:26) :

Tabel 3.1: Penetapan Skor


Indikator Positive Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber : (Siregar, 2017:26)

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least

Square (PLS). PLS dapat digunakan pada setiap jenis skala data (nominal, ordinal,

interval, rasio) serta syarat asumsi yang lebih fleksible. PLS juga digunakan untuk

mengukur hubungan setiap indikator dengan konstruknya. Karena dalam

penelitian ini menggunakan indikator untuk mengukur setiap konstruknya, dan

juga model pengukuran bersifat struktural, maka diputuskan menggunakan PLS.

Tujuan utama dari PLS adalah untuk menjelaskan hubungan antar konstrak dan

menekankan pengertian tentang nilai hubungan tersebut. Dalam hal ini, hal

penting yang harus diperhatikan adalah keharusan adanya teori yang memberikan

asumsi untuk menggambarkan model, pemilihan variabel, pendekatan analisis,

dan interpretasi hasil.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar konstrak

(sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi dan niat beli) serta untuk

memahami pengertian keempat konstrak tersebut. Dan juga karena

76
dibutuhkannya indikator dalam penelitian ini, serta model pengukuran bersifat

sruktural maka penelitian ini menggunakan PLS.

Model Spesikasi PLS dalam analisis jalur terdiri atas tiga tipe hubungan,

yaitu“inner model, outer model, dan weight estimate” (Jogiyanto, 2014:187).

3.4.1 Merancang Model pengukuran (Outer Model)

Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam

penelitian ini adalah reflektif karena indikator variabel laten

mempengaruhi indikatornya.

Cara yang sering digunakan oleh peneliti dalam bidang SEM untuk

melakukan pengukuran model melalui analisis faktor konfirmatori dengan

menguji validitas convergent dan discriminant.

Model persamaan dasar dari model pengukuran atau outer model

adalah sebagai berikut:

Untuk konstruk laten eksogen (X)

X=
Untuk konstruk variabel endogen (Y)
Y=
Keterangan :
Simbol (Lamda) : Bobot faktor antara variabel laten dengan
indikatornya
Simbol (Ksi) : Variabel laten eksogen
Simbol (epsilon) : Pengukuran error indikator endogen
Simbol (eta) : Variabel laten endogen
Simbol (delta) : Pengukuran error indikator eksogen

77
Kemudian untuk menguji reliabilitas indikatornya endogan menggunakan

composite reliability dan cronbach alpha(Campbell dan Fiske 1959 dalam

Ghozali, 2015:74 )

3.4.1.1 Convergent Validity

Convergent validity dari measurement model dengan indikator

refleksif dengan prinsip bahwa pengukuran-pengukuran (manifest

variable) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji convergent

validity indikator reflektif dengan smartPLS 3,0 dapat dilihat dari nilai

loading factor untuk setiap indikator konstruk. Rule of tumb yang

digunakan untuk menilai convergent validity yaitu nilai loading factor

harus lebih dari 0,7. (Ghozali, 2015:74).

3.4.1.2 Discriminant Validity

Evaluasi selanjutnya adalah melihat dan membandingkan antara

discriminant validity dan square root of average variance extracted

(AVE). Model pengukuran dinilai berdasarkan pengukuran cross loading

dengan konstruk. Jika kolerasi konstruk dengan setiap indikatornya lebih

besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten memprediksi

indikatornya lebih baik daripada konstrak lainnya. Hal ini menujukkan

bahwa indikator yang digunakan valid. (Ghozali, 2015:74)

3.4.1.3 Average Variance Extracted (AVE)

Uji validitas lainnya dapat dilakukan dengan melihat nilai AVE.

Dipersyaratkan bahwa model yang baik kalau AVE masing-masing

konstruk nilainya lebih tinggi dari 0,50. Ghozali, 2015:75 )

78
3.4.1.4 Composite Reliability

Untuk menentukan composite reliability, apabila nilai

compositereliability > 0,7 dapat dikatakan bahwa konstrak memiliki

reliabilitas yang tinggi atau reliable dan > 0,6 dikatakan cukup reliable

(Ghozali, 2015:75 )

3.4.1.5 Cronbach Alpha

Dalam PLS, uji reliabilitas diperkuat dengan adanya cronbach

alpha dimana konsistensi setiap jawaban diujikan. Cronbach alpha

dikatakan baik apabila >0,70. (Ghozali, 2015:75 )

Ringkasan Rule of tumb Evaluasi Model Pengukuran validitas dan

reliabilitas konstruk dengan indikator reflektif terlihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 3.2. Ringkasan Rule of tumb Evaluasi Model Pengukuran validitas dan
reliabilitas konstruk dengan indikator reflektif
Model Pengukuran Parameter Rule of Tumb
Validitas
1 Validitas Loading factor -> 0,70 untuk Confirmatory
Convergent Research
2 Average Variance Communality > 0,50 untuk Confirmatory Research
Extrated maupun Exploratory Research
3 Validitas Cross loading - > 0,70 setiap variabel
discriminant
Reliabilitas
1 Composite - > 0,70 untuk Confirmatory
Reliability Research
2 Cronbach - > 0,70 untuk Confirmatory
Alpha Research
Sumber: Ghozali (2015:77)

3.4.2 Merancang Model Struktural (Inner Model)

“Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variable

laten(structural model), disebut juga dengan inner relation,

79
menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori

substansif penelitian. Dalam menilai struktural model dengan PLS yaitu

dengan melihat nilai R Square. Untuk setiap variabel laten endogen

sebagai kekuatan prediksi dari model struktural. Perubahan nilai R Square

dapat digunakan untuk pengaruh variabel eksogen laten tertentu terhadap

variabel eksogen apakah memilik pengaruh yang substantif. Jika nilai R

Square > 0,75 maka dapat disimpulkan model kuat. Jika nilai R Square

0,50 – 0,74 berarti model memiliki kekuatan moderat, dan jika nilai R

square < 0,50 maka model lemah. Hair et al. 2011 dalam (Ghozali

2015:78).

Disamping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi

dengan melihat Qsquare predictive relevance untuk mengukur seberapa

baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.

Nilai Q-square lebih besar dari 0 (nol) menunjukan bahwa model

mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Qsquare kurang

dari 0 (nol) menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive

relevance.

3.4.3 Konstruksi Diagram Jalur

Fungsi utama dibuat diagram jalur adalah untuk memvisualisasikan

hubungan antara indikator dengan konstruknya dan hubungan antar

konstruk yang mempermudah peneliti untuk melihat model secara

keseluruhan. Untuk melihat model secara keseluruhan disajikan pada

gambar sebagai berikut:

80
Y=

Y=

Y=

Y=

Gambar 3.1 : Model Hubungan Penelitian

81
Gambar 3.2. Perancangan model PLS

3.5 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis terkait dengan hubungan antar variabel. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan melihat hasil uji secara parsial untuk masing-masing

variabel. Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang

dapat dibuat merupakan rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan

berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%,

sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05. Dan

menghasilkan nilai tabel sebesar 1.96. (Gozali 2015:80). Sehingga pengambilan

keputuannya adalah:
82
- Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel (t-statistik < 1.96), maka Ho

diterima dan Ha ditolak.

- Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel ( t-statistik > 1.96),

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan objek penelitian dan metode penelitian maka dibawah ini

diungkapkan Definisi Operasional Variabel penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.3. : Indikator Variabel


Definisi
Variabel Indikator Sub Indikator No.Item
Variabel
Sikap Sikap (Attitue) 1. Sikap di tentukan Keyakinan akan 1,2
(X1) adalah sesuatu oleh keyakinan logo halal
yang mengenai terhadap makanan
(Ajzen) menggambarkan konsekuensi suatu halal
apa yang di perilaku
sukai dan tidak
disukai dan 2. Perasaan Motivasi dan 3,4,5
menggarah mendukung/tidak mendukung logo
kepada tindakan mendukung halal terhadap
untuk menerima terhadap suatu makanan halal
atau menolak objek
sesuatu.
Norma Norma Subjektif 3. Keyakinan Pengaruh 1,2
Subjektif adalah Persepsi perilaku di keluarga,
(X2) individu tujukkan oleh pasangan hidup.
mengenai individu, rujukan
Frisbein pemikiran orang sosial yang berasal
& Ajzen lain (orang yang dari orang tua,
(2010) penting bagi diri pasangan hidup
individu 4. Keyakinan Pengaruh dari 3,4
tersebut) untuk perilaku sahabat, rekan
seharusnya atau ditunjukkan oleh kerja
tidak seharusnya individu, rujukan
ia melakukan sosial dari sahabat

83
perilaku 5. Keyakinan Motivasi untuk 5
tertentu. perilaku dapat di memenuhi saran
tentukan oleh orang lain yang
setuju maupun dianggap penting
tidaksetujuan
orang lain atau
kelompok

Persepsi Persepsi Kontrol 6. Kemudahan/Kesul Merasakan 1,2,3


Kontrol Perilaku adalah itan mewujudkan kemudahan
Perilaku persepsi suatu perilaku memperoleh
(X3) individu tertentu. produk halal
mengenai
(Frisbein kemudahan dan 7. Keyakinan control Pengalaman masa 4,5
dan kesulitan perilaku sebagian lalu berkaitan den
Ajzen mewujudkan didasarkan pada ng produk
1991) suatu perilaku masa lalu dengan makanan halal.
tertentu perilaku.
Niat (Y) Niat adalah bagi 8. Niat sebagai faktor Tertarik mencari 1
an dari diri motivasi yang informasi
(Frisbein seseorang dalam berdampak pada mengenai produk
dan dimensi perilaku makanan berlogo
Ajzen) probabilitas halal
subjektif yang 9. Niat memiliki Mempertimbangk 2
melibatkan kecendrungan an untuk membeli
hubungan antara berperilaku atas produk makanan
dirinya dan kepercayaan dan berlogo halal
beberapa perasaan positif
tindakan. yang dirasakan.
10. Niat berperilaku Ingin mengetahui 3
mengacu pada produk makanan
probabilitas berlogo halal
subjektif
seseorang

84
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum tentang Restoran Cheese Chicken

4.1.1 Profil Restoran Cheese Chicken

Ayam goreng tepung merupakan olahan bahan baku daging ayam yang

cukup akrab di lidah masyarakat. Penggemarnya pun tidak sedikit, sehingga

sudah banyak usaha jenis makanan ini dimana-mana. Agar mendapatkan pasar

di tengah sesaknya persaingan usaha olahan ayam, banyak pelaku usaha

melakukan inovasi produk. Salah satunya adalah Lewat PT.Sari Multi Boga ,

Restoran ini menawarkan menu makanan ayam goreng tepung keju.

Sesuai dengan produk yang ditawarkan, merek usahanya bernama

Cheese Chicken. Tidak hanya olahan ayam tepung, Cheese Chicken juga

menjual burger dan kentang goreng yang semuanya dicampur dengan

keju.Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 2012 silam. Gerai pertama berdiri di

Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Respons masyarakat cukup tinggi pada saat

itu dan banyak pihak yang menanyakan untuk bisa bermitra dengannya.

Setelah merasa sistem kemitraan sudah siap, mulai menawarkan kemitraan

usaha di akhir 2014.

Saat ini, gerai Cheese Chicken sudah ada 30 (tiga puluh) outlet yang

tersebar di Jakarta, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi, Bogor, Puncak. Sukses

membangun brand ini menjadi bisnis waralaba cepat saji yang terkenal.

85
4.1.2 Macam-macam Produk Cheese Chicken

Adapun macam-macam produk Cheese Chicken diantaranya sebagai

berikut:

a. Super Cheese

b. Premium Black

c. Spicy Yolk Burger

d. Rice Bowl Cheese Chicken

e. Cheese French fries

f. Sayap, Paha, Dada Cheese Chicken

g. Hot Spicy Cheese Chicken Wing

h. Milk Moccacino Cincau

i. Refreshing Fruit Tea

j. Milkshakes

4.1.3 Kelebihan Restoran Cheese Chicken :

1. Harga dan Produk Cheese Chicken

a. Produk yang ada direstoran cheese chicken tanpa bahan

pengawet dan berkualitas baik, lezat, bergizi, segar, dan

higienis.

b. Bumbu khas Cheese Chicken dengan rasa keju yang banyak

juga menjadi daya tarik produk ini

c. Harga yang baik dan cukup terjangkau di konsumen

d. Produk yang memiliki keunggulan dengan rasa dan kualitas

ayam.

86
e. Jumlah porsi dan banyaknya makanan dan minuman dalam satu

porsi yang di sediakan.

f. Menu yang ditawarkan banyak oleh restoran cheese chicken

kepada konsumen.

g. Daftar menu adalah produk yang sesuai yang telah di sediakan

oleh pelayan cheese chicken.

2. Pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh Restoran Cheese

Chicken adalah :

a. Melayani makan ditempat (dine-in), bungkus/bawa pulang

(take-away), dan pemesanan dalam jumlah besar (group order).

b. Tempat parkir untuk menyimpan kendaraan para pengunjung

ke restoran cheese chicken.

c. Keramahan dan sopan santun merupakan sikap yang

ditampilkan oleh pelayan kepada konsumen selama

mengunjungi restoran cheese chicken.

d. Penampilan pelayanan adalah pakaian yang rapi dan sopan

yang dikenakan karyawan selalu bersih

e. Kecepatan dalam penyajikan makanan dan minuman ke

konsumen tepat waktu.

f. Dalam melayani pembayaran konsumen, kasir dapat melakukan

dengan cepat dan teliti

g. Kebersihan restoran cheese chicken diantaranya adalah ruangan

tempat makan, wastafel, toilet, dapur dan lain sebagainya.

87
Berdasarkan lokasi yang telah disebutkan di atas, peneliti

mengumpulkan data penelitian melalui kuesioner secara langsung ke restoran

cheese chicken tersebut, dengan melakukan uji coba pengujian sample (pree

test) terhadap responden dibeberapa lokasi restoran di Jakarta dan sekitarnya.

Adapun hasil uji preetes untuk validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 50

responden dengan hasil sebagai berikut:

Tabel. 4.1 : Uji pretes Validitas


Butir Loading
NO Rule of tumb Keterangan
Pertanyaan factor
1 SKP1 0.784 0,70 Valid
2 SKP2 0.714 0,70 Valid
3 SKP3 0.808 0,70 Valid
4 SKP4 0.800 0,70 Valid
5 SKP5 0.788 0,70 Valid
6 NS1 0.926 0,70 Valid
7 NS2 0.828 0,70 Valid
8 NS3 0.935 0,70 Valid
9 NS4 0.957 0,70 Valid
10 NS5 0.712 0,70 Valid
11 KPP1 0.799 0,70 Valid
12 KPP2 0.850 0,70 Valid
13 KPP3 0.861 0,70 Valid
14 KPP4 0.735 0,70 Valid
15 KPP5 0.841 0,70 Valid
16 NB1 0.928 0,70 Valid
17 NB2 0.896 0,70 Valid
18 NB3 0.797 0,70 Valid
Sumber: data diolah peneliti

Berdasarkan hasil uji coba kuesioner yang ditampilkan pada tabel 4.1

diatas menunjukkan bahwa, dengan responden sebanyak 50 responden,

menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dari variabel sikap, variabel

norma subjektif, variabel kontrol perilaku dan niat beli menunjukkan nilai

88
diatas loading factor diatas 0,7. Dengan demikian seluruh butir pernyataan

valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Selanjutnya untuk uji pretest reliabilitas disajikan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.2 : Hasil uji pretest reliabilitas


Variabel Cronbachs Alpha
SIKAP (X1) 0.846
NORMA SUBJEKTIF (X2) 0.922
KONTROL PERILAKU PERSEPSI
(KPP) 0.879
NIAT BELI (Y) 0.846
Sumber: Data diolah peneliti

Berdasarkan hasil uji pretest reliabilitas pada tabel 4.2 dapat diketahui

bahwa nilai cronbach alpha pada variabel sikap, norma subjektif, kontrol

perilaku persepsi dan niat beli menunjukkan nilai diatas 0,70. Dengan

demikian, semua variabel dinyatakan reliable atau handal sehingga jika

diajukan pada responden yang lain akan memiliki nilai yang relatif sama.

Dengan demikian dapat digunakan untuk pengujian penelitian.

Selanjutnya dalam melakukan penelitian ini, peneliti memilih

responden pada perusahaan restoran cheese chicken dengan mendistribusikan

kuesioner sebanyak 100 responden dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4.3 : Distribusi Kuesioner


Kuesioner Kuesioner Kuesionet
No Wilayah
didistribusikan tidak kembali dapat diolah
1 Tangerang Selatan 20 - 20
2 Depok 20 - 20
3 Bekasi 20 - 20
4 Bogor 20 - 20
5 Jakarta Timur 20 - 20
JUMLAH 100 0 100
Sumber: Data direkap peneliti.

89
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kuesioner yang

didistribusikan sebanyak 100 responden dari berbagai wilayah restoran cheese

chicken. Tiap lokasi didistribusikan sebanyak 20 kuesioner dengan tingkat

pengembalian 100% artinya semua kuesioner yang dididstribusikan dikembalikan,

sehinggga dapat dijadikan data secara keseluruhan.

4.2 Distribusi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, sample yang digunakan adalah sebanyak 100

responden, disebar secara acak dengan tingkat pengembalian kuesioner (respon

rate) sebesar 100%, responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung atau

konsumen restoran Cheese Chicken di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Untuk mengetahui karakteristik responden yang akan diteliti maka

dilakukan analisis deskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini, meliputi

usia, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah kunjungan.

Hasil pengolahan distribusi karakteristik responden disajikan pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.4 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Usia


KARAKTERISTIK PRESENTASE
FREKUENSI
RESPONDEN FREKUENSI
17 - 25 TAHUN 16 16%
> 26 - 30 TAHUN 20 20%
> 30 - 35 TAHUN 20 20%
> 35 TAHUN 44 44%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti

90
Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa, karakter

responden dalam penelitian ini berdasarkan usia, yang paling banyak didominasi

usia diatas 35 tahun yaitu sebanyak 44 responden.Kemudian untuk responden

yang berusia 26 – 30 tahun dan 30 – 35 tahun masing-masing 20 orang. Dan yang

terakhir adalah responden dengan usia 17 – 25 tahun sebanyak 16 orang.

Tabel 4.5 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Agama


KARAKTERISTIK PRESENTASE
REKUENSI
RESPONDEN FREKUENSI
ISLAM 97 97%
KATOLIK 2 2%
PROTESTAN 1 1%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan

karakteristik agama, didominasi oleh responden beragama islam dengan jumlah

97 responden atau 97%. Berikutnya adalah agama katolik 2 orang atau 2% dan

protestan hanya 1 orang atau 1%. Dengan demikian responden yang dijadikan

sampel penelitian mayoritas muslim.

Tabel 4.6 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin


KARAKTERISTIK PRESENTASE
REKUENSI
RESPONDEN FREKUENSI
LAKI-LAKI 49 49%
PEREMPUAN 51 51%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari karakteristik jenis

kelamin, responden laki-laki berjumlah 49 orang atau 49% dan perempuan

berjumlah 51 orang atau 51%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

responden laki-laki dan perempuan hampir sama atau seimbang.

91
Tabel 4.7 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
KARAKTERISTIK PRESENTASE
REKUENSI
RESPONDEN FREKUENSI
SD 5 5%
SMP 13 13%
SMA 54 54%
PERGURUAN TINGGI 28 28%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan pendidikan didominasi oleh responden berpendidikan

SMA sederajat yaitu sebanyak 54 orang atau 54%. Sedangkan untuk responden

berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 28 orang atau 28%. Selanjutnya untuk

responden berpendidikan SMP sebanyak 13 orang atau 13%. Dan yang terakhir

responden yang berpendidikan SD sebanayak 5 orang atau 5%.

Tabel 4.8 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan


KARAKTERISTIK PRESENTASE
REKUENSI
RESPONDEN FREKUENSI
PROFESIONAL 11 11%
NON PROFESI 62 62%
TIDAK BEKERJA 27 27%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa responden yang

dijadikan sampel penelitian berdasarkan pekerjaan, didominasi oleh responden

yang bekerja sebagai non profesi atau karyawan sebanyak 62 orang atau 62%.

Selanjutnya responden yang tidak bekerja sebanyak 27 orang atau 27%.

Selanjutnya responden yang bekerja sebagai profesional sebanyak 11 orang atau

11%.

92
Tabel 4.9 : Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan kunjungan
KARAKTERISTIK PRESENTASE
REKUENSI
RESPONDEN FREKUENSI
SERING 44 44%
JARANG 52 52%
TIDAK PERNAH 4 4%
Total 100 100%
Sumber: data diolah peneliti

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa responden yang

dijadikan sampel penelitian berdasarkan jumlah kunjungan, didominasi oleh

responden yang jarang berkunjung sebanyak 52 orang atau 52%. Selanjutnya

responden yang sering berkunjung sebanyak 44 orang atau 44%. Selanjutnya

responden yang tidak pernah berkunjung sebanyak 4orang atau 4%.

4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh Sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli.

Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode SEM-PLS dan diuji

dengan menggunakan program SmartPLS.

4.3.1 Skema Model Partial Least Square (PLS)

Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis

Partial Least Square (PLS) dengan program smartPLS 3.0. Model ini

digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang menghubungkan

indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam penelitian ini adalah

reflektif karena indikator variabel laten mempengaruhi indikatornya. Cara

yang sering digunakan oleh peneliti dalam bidang SEM untuk melakukan

pengukuran model melalui analisis faktor konfirmatori dengan menguji

93
validitas convergent dan discriminant. Skema model program PLS yang

diujikan disajikan pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1. Outer Model

Gambar 4.2. Inner Model

94
4.3.2 Hasil Uji Evaluasi Outer Model

4.3.2.1 Hasil Convergent Validity

Untuk menguji convergent validity digunakan nilai outer

loading atau loading factor. Suatu indikator dinyatakan memenuhi

convergent validity dalam kategori baik apabila nilai loading factor

harus lebih dari 0,7. (Ghozali, 2015:74). Berikut adalah nilai outer

loading dari masing-masing indikator pada variabel penelitian:

Tabel 4.10 : Hasil Uji convergent Validity


LOADING
NO VARIABEL INDIKATOR
FACTOR
1 Sikap (X1) SKP1 0.770
SKP2 0.780
SKP3 0.802
SKP4 0.818
SKP5 0.780
2 Norma Subjektif (X2) NS1 0.933
NS2 0.726
NS3 0.883
NS4 0.963
NS5 0.809
3 Kontrol Perilaku Persepsi KPP1 0.749
(X3) KPP2 0.750
KPP3 0.864
KPP4 0.764
KPP5 0.780
4 Niat Beli (Y) NB1 0.930
NB2 0.883
NB3 0.703
Sumber : Data diolah peneliti dengan SmartPLS 3,0

Berdasarkan sajian data dalam tabel 4.10 di atas, diketahui

bahwa masing-masing indikator variabel penelitian banyak yang

memiliki nilai outer loading > 0,7. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa indikator dinyatakan layak atau valid untuk

95
digunakan menjelaskan variable latennya dalam penelitian dan dapat

digunakan untuk analisis lebih lanjut.

4.3.2.2 Hasil Uji Discriminant Validity

Pada bagian ini akan diuraikan hasil uji discriminant validity.

Uji discriminant validity menggunakan nilai cross loading. Suatu

indikator dinyatakan memenuhi discriminant validity apabila nilai

cross loading indikator pada variabelnya adalah yang terbesar

dibandingkan pada variabel lainnya. Hal ini menujukkan bahwa

indikator yang digunakan valid. (Ghozali, 2015:74). Untuk melihat

nilai berikut ini adalah nilai cross loading masing-masing indikator:

Tabel 4.11 : Hasil Uji discriminant validity Cross loading


KONTROL NIAT NORMA
SIKAP
VARIABEL PERILAKU BELI SUBJEKTIF
(X1)
PERSEPSI (X3) (Y) (X2)
KPP1 0.749 0.399 0.335 0.358
KPP2 0.750 0.370 0.256 0.492
KPP3 0.864 0.559 0.376 0.595
KPP4 0.764 0.365 0.271 0.428
KPP5 0.780 0.295 0.150 0.362
NB1 0.402 0.930 0.895 0.589
NB2 0.317 0.883 0.840 0.561
NB3 0.690 0.703 0.502 0.676
NS1 0.363 0.817 0.933 0.593
NS2 0.267 0.578 0.726 0.441
NS3 0.373 0.881 0.883 0.575
NS4 0.363 0.883 0.963 0.613
NS5 0.218 0.702 0.809 0.414
SKP1 0.359 0.721 0.708 0.770
SKP2 0.372 0.429 0.384 0.780
SKP3 0.696 0.618 0.468 0.802
SKP4 0.443 0.466 0.413 0.818
SKP5 0.413 0.425 0.315 0.780
Sumber: Data diolah Peneliti dengan Smart PLS 3,0

96
Berdasarkan pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa

masing-masing indikator pada variabel sikap, norma subjektif, kontrol

perilaku persepsi dan niat beli, nilai cross loading terbesar pada

variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai cross loading

pada variabel lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat

dinyatakan bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian

ini telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun

variabelnya masing-masing.

Selain mengamati nilai cross loading, discriminant validity

juga dapat diketahui melalui metode lainnya yaitu dengan melihat nilai

average variant extracted (AVE) untuk masing-masing indikator

dipersyaratkan nilainya harus > 0,5 untuk model yang baik. Untuk

melihat nilai Average Variance extracted (AVE) disajikan pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.12 : Hasil Uji average variant extracted (AVE)


Average Variance
VARIABEL
Extracted (AVE)
KONTROL PERILAKU PERSEPSI (X3) 0.613
NIAT BELI (Y) 0.713
NORMA SUBJEKTIF (X2) 0.751
SIKAP (X1) 0.625
Sumber: Data diolah Peneliti dengan Smart PLS 3,0

Berdasarkan sajian data dalam tabel 4.12 di atas, diketahui

bahwa variabel sikap, norma subjektif, kontor perilaku persepsi dan

niat beli memiliki nilai AVE > 0,5. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa setiap variabel penelitian telah memiliki discriminant validity

yang baik.
97
4.3.2.3 Hasil Uji Composite Reliability

Composite Reliability merupakan bagian yang digunakan untuk

menguji nilai reliabilitas indikator-indikator pada suatu variabel. Suatu

variabel dapat dinyatakan memenuhi composite reliability apabila

memiliki nilai composite reliability > 0,7 (Ghozali, 2015:74 ).

Untuk mengetahui nilai composite reliability dari masing-

masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat

pada sajian tabel berikut ini:

Tabel 4.13 : Nilai Composite Reliability


Nilai Composite
NAMA VARIABEL
Reliability
Sikap 0,893
Norma Subjektif 0,937
Kontrol Perilaku Persepsi 0,887
Niat Beli 0,880
Sumber: Data diolah SmartPLS 3,0

Berdasarkan hasil pengujian dengan smartPLS 3,0 yang

disajikan pada tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa nilai

composite reliability semua variabel penelitian > 0,7. Hasil ini

menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah memenuhi

composite realibility sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan

variabel memiliki tingkat realibilitas yang tinggi.

4.3.2.4 Hasil Uji Cronbach Alpha

Untuk memperkuat reliabilitas hasil composite reability diuji

juga menggunakan nilai cronbach alpha. Suatu variabel dapat

dinyatakan reliabel atau memenuhi cronbach alpha apabila memiliki

98
nilai cronbach alpha > 0,7. Berikut ini adalah nilai cronbach alpha

dari masing-masing variabel:

Tabel 4.14 : NilaiCronbach Alpha


NAMA VARIABEL Nilai cronbach alpha
Sikap 0,853
Norma Subjektif 0,915
Kontrol Perilaku Persepsi 0,843
Niat Beli 0,793
Sumber: Data diolah SmartPLS 3,0

Berdasarkan sajian data di atas pada tabel 4.14, dapat diketahui

bahwa nilai cronbach alpha dari masing-masing variabel penelitian >

0,7. Dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-

masing variabel penelitian telah memenuhi persyaratan nilai cronbach

alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel

memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

4.3.3 Hasil Uji Evaluasi Inner Model

Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji path coefficient, uji

goodness of fit dan uji hipotesis.

4.3.3.1 Hasil Uji Path Coefficient

Evaluasi path coefficient digunakan untuk menunjukkan seberapa

kuat efek atau pengaruh variabel independen kepada variabel dependen.

Sedangkan coefficient determination (R-Square) digunakan untuk

mengukur seberapa banyak variabel endogen dipengaruhi oleh variabel

lainnya. Perubahan nilai R Square dapat digunakan untuk pengaruh

variabel eksogen laten tertentu terhadap variabel eksogen apakah

memilik pengaruh yang substantif. Jika nilai R Square > 0,75 maka

99
dapat disimpulkan model kuat. Jika nilai R Square 0,50 – 0,74 berarti

model memiliki kekuatan moderat, dan jika nilai R square < 0,50 maka

model lemah. Hair et al. 2011 dalam (Ghozali 2015:78).

Berdasarkan skema inner model yang telah ditampilkan pada

gambar 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai path coefficient terbesar

ditunjukkan dengan pengaruh norma subjektif terhadap niat beli sebesar

15.888. Kemudian pengaruh terbesar kedua adalah pengaruh kontrol

perilaku persepsi terhadap niat beli sebesar 3.243 dan pengaruh yang

paling kecil ditunjukkan oleh pengaruh sikap terhadap niat beli sebesar

2.365.

Berdasarkan uraian hasil tersebut, menunjukkan bahwa

keseluruhan variabel dalam model ini memiliki path coefficient dengan

angka yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin besar

nilai path coefficient pada satu variabel independen terhadap variabel

dependen, maka semakin kuat pula pengaruh antar variable eksogen

terhadap variabel endogen tersebut.

4.3.3.2 Hasil Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit)

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan program smartPLS 3.0, diperoleh nilai R-Square sebagai

berikut:

Tabel 4.15 : Hasil Uji R Square


R Square Adjusted

R Square
NIAT BELI (Y) 0.870
Sumber: Data diolah SmartPLS 3,0

100
Berdasarkan sajian data pada tabel 4.15 di atas, dapat diketahui

bahwa nilai R-Square untuk variabel variabel sikap, norma subjektif

dan kontrol perilaku persepsi dalam menjelaskan variabel niat beli

adalah 0,870. Perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa presentase

besarnya niat beli dapat dijelaskan oleh variabel sikap, norma subjektif

dan kontrol perilaku persepsi sebesar 87 %. Sisanya sebesar 13 %

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan daam penelitian ini.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan olah data yang telah dilakukan, hasilnya dapat digunakan untuk

menjawab hipotesis pada penelitian ini. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan

dengan melihat nilai T-Statistics dan nilai P-Values. Hipotesis penelitian dapat

dinyatakan diterima apabila t statistik lebih besar dari 1,96 atau nilai P-Values

<0,05. Hasil uji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini melalui inner

modeldisajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.16 : Hasil Uji hipotesis t statistik dan p-value


Path Coefficients
Mean, STDEV, T-Values, P-Values

Standard
Original Sample T Statistics P
Error
Sample (O) Mean (M) (|O/STERR|) Values
(STERR)

KONTROL PERILAKU
PERSEPSI (X3) -> NIAT 0.162 0.162 0.050 3.243 0.001
BELI (Y)
NORMA SUBJEKTIF 0.751 0.745 0.047 15.888 0.000
(X2) -> NIAT BELI (Y)
SIKAP (X1) -> NIAT
0.150 0.153 0.064 2.365 0.018
BELI (Y)
Sumber: Hasil olah data SmartPLS 3,0

101
Berdasarkan pada tabel 4.16 di atas, dapat diketahui bahwa dari tiga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini memiliki hasil sebagai berikut:

Hipotesis pertama (H1), yaitu pengaruh sikap terhadap niat beli

menunjukkan nilai t statistik sebesar 2,365> 1,96 dengan p-value sebesar 0,018<

0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

Ho1 = ditolak

Ha1 = diterima

Artinya Sikap berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran Cheese

Chicken

Selanjutnya Hipotesis kedua (H2) yaitu pengaruh norma subjektif terhadap

niat beli konsumen menujukkan nilai T-statistik 15,888> 1,96 dengan P-value

0,000 < 0,050. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa:

Ho2 = ditolak

Ha2 = diterima

Artinya Norma subjektif berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada Restoran

Cheese Chicken.

Selanjutnya Hipotesis ketiga (H3) yaitu pengaruh kontrol perilaku persepsi

terhadap niat beli konsumen menujukkan nilai T-statistik 3,243> 1,96 dengan P-

value 0,001< 0,050. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa:

Ho3 = ditolak

Ha3 = diterima

Artinya kontrol perilaku persepsi berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada

Restoran Cheese Chicken.

102
Secara keseluruhan hipotesis dapat diterima karena masing-masing

pengaruh yang ditunjukkan memiliki nilai T statistik > 1,96 dan P-Values < 0,05.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel eksogen Sikap, norma subjektif dan

kontrol perilaku persepsi memiliki pengaruh terhadap variabel endogen niat beli

konsumen pada restoran Chese Chicken.

4.5 Hasil dan Pembahasan

1. Pengaruh Sikap terhadap niat beli konsumen pada Restoran Cheese

Chicken

Menurut Fishbein dan Ajzen sikap adalah sebagai jumlah dari

afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau

menolak suatu objek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur

yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub, misalnya

baik atau jelek, setuju atau menolak dan lainnya. (Jogiyanto, 2007:36)

Dalam konsep pengambilan keputusan pembelian produk, maka

sangat dipengaruhi oleh sikap dari para konsumen terhadap produk

tersebut. Sikap ini dapat dipengaruhi oleh pandangan konsumen yang

bisa terbentuk dari pengalaman dan informasi yang didapatkan melalui

berbagai sumber.

Adanya pengalaman yang baik dan menyenangkan akan

menumbuhkan sikap yang baik dari para konsumen sehingga akan terus

melakukan pembelian produk yang sama. Sementara informasi yang

didapat dari berbagai sumber menjadi dasar untuk memberikan penilaian

apakah produk yang akan dibeli nantinya bisa memberikan manfaat atau

103
kepuasan bagi dirinya. Informasi yang positif mengenai produk akan

dapat menumbuhkan sikap yang baik sehingga memutuskan untuk

melakukan pembelian.

Selain itu dalam menentukan pilihan pembelian produk, ada hal

penting yang mempengaruhi sikap seseorang, jika dilihat dari halal dan

haram suatu produk. Hal tersebut merupakan prinsip yang dimiliki

seseorang apakah akan memilih produk yang halal atau tidak. Salah satu

usaha pemerintah dalam hal memberikan kepercayaan kepada

masyarakat dengan mengeluarkan logo halal dan sertifikasi halal pada

usaha restoran.

Beberapa penelitian yang relevan diantaranya oleh Agnesya

Balques (2017) menunjukkan bahwa Sikap berpengaruh signifikan

terhadap niat beli produk kosmetik halal. Penelitian yang dilakukan

maghfiroh (2017) tentang aktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat

Membeli Makanan Kemasan Berlabel Halal LPPOM-MUI menunjukkan

bahwa secara simultan terdapat pengaruh faktor personal, sosial,

informasi dan sikap terhadap niat membeli makanan kemasan berlabel

halal LPPOM-MUI pada mahasiswa nonmuslim UNY.

Dari hasil analisis yang diperoleh pada penelitian ini, bahwa

sikap sesorang dalam memilih produk para konsumen lebih dominan

bahwa logo halal dan sertifikasi halal sangat diperlukan, sehingga

dengan adanya hal tersebut mereka akan membeli produk tersebut.

Sehingga hasil menunjukkan bahwa sikap berpengaruh secara signifikan

104
terhadap niat beli konsumen pada Restoran cheese chicken di wilayah

jakarta dan sekitarnya.

2. Pengaruh norma subjektif terhadap niat beli konsumen pada

Restoran Cheese Chicken

Norma Subjektif (subjective norms) adalah persepsi atau

pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain

yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan

perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007:42)

Jadi disini norma merupakan suatu acuan bagi anggota suatu

kelompok sosial ketika berperilaku didalam kelompoknya. Apabila

dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan pembelian produk

maka perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang ketika melakukan

pembelian suatu merek produk tertentu menjadi acuan orang-orang di

sekelilingnya untuk melakukan tindakan yang sama. Hal ini karena

adanya faktor kedekatan sehingga mereka bisa saling berkomunikasi

memberikan informasi mengenai produk dan juga sebagai bentuk

keseragaman untuk melakukan tindakan yang sama dengan orang-orang

yang ada di kelompok sosialnya.

Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu oleh

Luthfi Sagusta Putra, Ridwan Nurdin (2016) Penerapan Theory Of

Planned Behavior dalam pembelian makanan halal pada masyarakat di

kota banda aceh Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa

105
variabel attitude, subjective norm, dan perceived behavior control

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Niat Beli Makanan Halal.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Della Adelia (2018)

tentang Kontribusi Attitude Toward Behavior, Subjective Norm dan

Perceived Behavior Control Terhadap Intensi Membeli Produk Organik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa salahsatu variabel subjective norm,

berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk organik.

Dalam penelitian ini hasil menunjukkan bahwa norma subjektif

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli konsumen pada

restoran cheese chicken di Jakarta dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan

bahwa motivasi dari orang terdekat, seperti keluarga, teman dekat sangat

berpengaruh. Semakin banyak orang yang memberikan saran untuk

memperhatikan produk yang berlogo halal dan bersertifikasi halal, maka

hal tersebut dapt memberikan motivasi untuk membeli produk tersebut.

3. Pengaruh kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli konsumen

pada Restoran Cheese Chicken

Perilaku konsumen sangat dinamis dan berubah setiap saat.Riset

perilaku konsumen menurut (Sumarwan, 2015:6) terdiri atas tiga

perspektif. Yaitu perspektif pengambilan keputusan, perspektif

pengalaman dan perspektif pengaruh behavioral. Perspektif ini

menyatakan bahwa seorang konsumen membeli suatu produk seringkali

bukan karena alasan rasional atau emosional yang berasal dari dalam

dirinya. Perilaku konsumen dalam perspektif ini menyatakan bahwa

106
perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor luar seperti program

pemasaran yang dilakukan oleh produsen, faktor budaya, faktor

lingkungan fisik, faktor ekonomi dan undang-undang, serta pengaruh

lingkungan yang kuat membuat konsumen melakukan pembelian.

Dalam perspektif lain, peneliti melihat bahwa dengan

perkembangan informasi, halal karena lokasi terjangkau, harga

terjangkau, banyak alternative atau pilihan makanan dan minuman, atau

karena informasi di dapat dari media online. Hal ini sangat

mempengaruhi niat beli konsumen.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan

persepsi diantaranya dilakukan oleh Della Adelia (2018) tentang

Kontribusi Attitude Toward Behavior, Subjective Norm dan Perceived

Behavior Control Terhadap Intensi Membeli Produk Organik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa salah satu variabel Perceived Behavior

Control berpengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli produk

organik.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Bebby Chrysanthini

(2017) Preferensi Konsumen terhadap Produk Sayuran Organik (Studi

Kasus Konsumen UD Fabela-Myfarm) di Bogor Jawa Barat. Penelitian

ini menunjukkan bahwa variabel persepsi pengendalian perilaku

memberikan pengaruh signifikan terhadap niat beli.

Restoran cheese chicken yang sudah banyak tersebar di Jakarta

dan sekitarnya dapat diakses dengan mudah, harga terjangkau. Hal ini

107
membuktikan bawa persepsi seseorang dalam memilih produk yang

halal bisa diinformasikan oleh pihak pengelola agar dapat

menumbuhkan niat beli. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan

yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Hal ini dibuktikan oleh

hasil penelitian bahwa persepsi seseorang berpengaruh signifikan

terhadap niat beli konsumen pada restoran cheese chicken di Jakarta dan

sekitarnya.

108
BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengujian atas penelitian sikap, norma subjektif

dan kontrol perilaku persepsi terhadap niat beli konsumen pada pengunjung

Restoran Cheese Chicken di wilayah Jakarta dan sekitarnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Sikap seseorang memiliki pengaruh terhadap niat beli konsumen pada

restoran Cheese chicken. Jadi seseorang yang mempunyai anggapan bahwa

sikap terhadap logo dan sertifikasi halal sangat mempengaruhi akan

membeli produk yang dijual pada restoran cheese chicken.

2. Norma subjektif seseorang memiliki pengaruh terhadap niat beli

konsumen pada restoran Cheese chicken. Hal ini menunjukkan bahwa

Motivasi dari orang lain berperan dalam menentukan pilihan untuk

membeli produk yang berlogo dan bersertifikasi halal.

3. Kontrol perilaku persepsi seseorang memiliki pengaruh terhadap niat beli

konsumen pada restoran Cheese chicken. Semakin seseorang memiliki

persepsi yang baik terhadap logo dan sertifikasi halal yang diterapkan

restoran, maka akan menumbuhkan niat beli konsumen pada restoran

cheese chicken.

109
5.2. Keterbatasan

Dalam penelitian ini masih ada keterbatasan yang perlu disempurnakan,

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian melibatkan subyek penelitian dalam jumlah terbatas, yakni

sebanyak 100 orang, sehingga hasilnya belum dapat digeneralisasikan

pada kelompok subyek dengan jumlah yang besar.

2. Variabel penelitian hanya mengunakan tiga variabel yang dijadikan

variabel independen yaitu sikap, norma subjektif dan persepsi, sehingga

hasil terbatas pada hasil yang dicerminkan. Masih banyak faktor lain

yang mempengaruhi niat beli konsumen yang harus diteliti seperti peran

teknologi, lokasi, pengetahuan produk dan lainnya.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai penambahan

khasanah keilmuan pada bidang ekonomi khususnya teori tentang sikap,

norma subjektif dan kontrol perilaku persepsi pada penerapan logo dan

sertifikat halal.

2. Bagi peneliti lain untuk mempertimbangkan beberapa keterbatasan dalam

penelitian ini diantaranya keterbatasan pemilihan sample dan dapat

menambahkan variabel penelitian.

110
3. Bagi pihak restoran cheese chicken agar lebih memperhatikan penggunaan

logo dan sertifikasi halal yang dikeluarkan MUI agar mencapai target yang

diinginkan.

111
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdurrahman dan Sanusi (2015), Manajemen Strategi Pemasaran, Pustaka Setia


bandung
Abdullah dan Tantri (2018), Manajemen Pemasaran, Cetakan 7, Raja Grafindo
Persada, Depok
Anshori dan Sri Iswati (2017), Metodelogi Penelitian Kuantitatif/Muslich,
Cetakan 1 –Surabaya: Airlangga University Press, 2017, 161 hlm.:23 cm
Damiati, Masdarini, Suriani, Adnyawati, Marsiti, Widiartini, Angendari (2017),
Perilaku Konsumen, Cetakan ke 1, Raja Grafindo Persada, Depok
Ghozali Imam, 2015.Partian Least Squares, Konsep, teknik dan Aplikasi
menggunakan program SmartPLS 3,0, Universitas Diponegoro.
Jogiyanto, (2007) Sistem Informasi Keperilakuan, Andi Offset, Jogyakarta
Jogianto dan Willy (2015), Partial Least Square (PLS) Alternatif Stuctural
Equation Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis, Andi Offset, Jogyakarta
Limakrisna dan Purba (2017), Manajemen Pemasaran, Teori dan Aplikasi dalam
Bisnis Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta
Manap (2016), Revolusi Manajemen Pemasaran, Mitra Wacana Media, Edisi
Pertama, Jakarta
Siregar, Syofian, (2017) Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Cetakan ke 4, Jakarta :
Kencana
Sumarwan, U. (2014). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna.V (2018), Statistik untuk Bisnis Dan Ekonomi, Pustaka Baru
Press, Jogyakarta.
Tjiptono, Fandy (2016), Pemasaran Esensi dan Aplikasi, Andi Offset, Jogyakarta
Tersiana, Andra (2018), Metode Penelitian Cetakan pertama Juni 2018,
Jogyakarta

112
Jurnal
Anggit Listyoningrum, A. (2012). Analisis Minat Beli Konsumen Muslim
Terhadap Produk Yang Tidak Diperpanjang Sertifikat Halalnya. Jurnal
Ekonomi & Keuangan Islam, 2(1), 40–51.
Adelia, D., Jaya, U. P., Moningka, C., & Jaya, U. P. (2018). KONTRIBUSI
ATTITUDE TOWARD BEHAVIOR , SUBJECTIVE NORM , dan
PERCEIVED BEHAVIOR CONTROL TERHADAP INTENSI MEMBELI
PRODUK, (February).
Ahmad, S., Mohd Noor, M. A., Fitri, L., Ali, M., Noor, M., & Fitri, L. (2014).
Ketekalan Gelagat Pengguna Muslim Terhadap Status Halal: Kearah Strategi
Berkesan Promosi Produk Halal. Prosiding PERKEM VI, 9, 736–746.
Astogini, D, Wahyudin & Zulaikha, S (2011). Aspek Religiusitas Dalam
Keputusan Pembelian Produk. JEBA, Vol 13, No.1 Maret 2011

Beli, M., & Keputusan, D. A. N. (n.d.). Pengaruh religiusitas, sertifikasi halal,


bahan produk terhadap minat beli dan keputusan pembelian, 66(1), 37–46
Bulan, T. P. L. (2016). Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian
Sosis di Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Manajemen Dan
Keuangan, 5(1), 430–439.
Balques, A., Noer, B. A., Nuzulfah, V., … Its, T. Sikap, A., Subjektif, N., Beli,
N., (2017). di Surabaya, 6(2). https://doi.org/10.1016/j.ajog.2017.02.002
Chrysanthini, B., Sumarwan, U., & Rifin, A. (2017). Preferensi Konsumen
terhadap Produk Sayuran Organik ( Studi Kasus Konsumen UD Fabela-
Myfarm ) di Bogor Jawa Barat. Manajemen IKM, 12(2), 151–160.
https://doi.org/10.29244/%P
Dewi, N. P. R. A., & Ardani, I. G. A. K. S. (2016). Pengaruh Sikap, Norma
Subyektif Terhadap Niat beli Ulang Produk Fashion Via Online di Kota
Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(1), 650–677.
Eriyani dan Wiyono. (2012). Pengaruh Sikap, Persepsi Kontrol Perilaku, Dan
Norma Subjektif Pada Niat Beli Kosmetik Organik: Studi Pada Mahasiswa
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 11(2), 140–154.
H, E. A., & Sujana. (2013). Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello. Ilmiah
Manajemen Kesatuan, 1(2), 169–178.
Hidayat, A. S., & Siradj, M. (2016). SERTIFIKASI HALAL DAN SERTIFIKASI
NON HALAL PADA PRODUK PANGAN INDUSTRI. AHKAM:Jurnal
Ilmu Syariah. https://doi.org/10.15408/ajis.v15i2.2864
Idris, N. A. H., Noor, M. A. M., Nor Aini Haji Idris, & Mohd Ali Mohd Noor.
113
(2013). Analisis Keprihatinan Pengguna Muslim Terhadap Isu Halal-Haram
Produk Melalui Pembentukan Indeks. Persidangan Kebangsaan Ekonomi
Malaysia Ke-8 (PERKEM Ke-8).
Khoerunnisa, T., & Puspaningrum, A. (2016). Pengaruh Kepercayaan Agama,
Logo Halal, Pemaparan, dan Alasan Kesehatan terhadap Kesadaran Merek
dan Keputusan Pembelian Makanan Halal pada Penduduk Kota Malang.
Ekonomi Bisnis, 21(1), 36–45.
Maryati, T., Syarief, R., & Hasbullah, R. (2016). Analisis Faktor Kendala dalam
Pengajuan Sertifikat Halal ( Studi Kasus : Pelaku Usaha Mikro , Kecil dan
Menengah Makanan Beku di Jabodetabek ). Jurnal Ilmu Produksi Dan
Teknologi Hasil Peternakan, 04(3), 364–371.
Maghfiroh, M. (2017). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Niat Membeli Makanan
Kemasan Berlabel Halal Lppom-Mui. Jurnal Economia, 11(2), 169.
https://doi.org/10.21831/economia.v11i2.8240
Ma ’rifat, T. N., Ismoyowati, D., & Wikarta, J. M. (2015). Analisis Perilaku
Konsumen Dalam Pembelian Produk Olahan Ayam Bersertifikat Halal di
Provinsi D.I Yogyakarta. Prosiding Seminar Agroindustri Dan Lokakarya
Nasional FKPT-TPI, (September), 2–3.
Mahyarni. (2013). Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior
(Sebuah Kajian Historis tentang Perilaku). Jurnal El-Riyasah.
Najihah, M. A. F., & Badaruddin Faudzinaim. (2014). International Journal of
Islamic and Civilizational Studies. International Journal of Islamic and
Civilization Studies, 01(2016), 35–44.
Nurhasah, S., Munandar, J. M., & Syamsun, M. (2018). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Produk Makanan Olahan Halal pada Konsumen.
Jurnal Manajemen Dan Organisasi. https://doi.org/10.29244/jmo.v8i3.22069
Nurrachmi, R. (2018). The Global Development of Halal Food Industry: A
Survey. Tazkia Islamic Finance and Business Review.
https://doi.org/10.30993/tifbr.v11i1.113
Putra, L. S., & Nurdin, R. (2013). Penerapan Theory of Planned Behavior dalam
pembelian makanan halal pada masyarakat di Kota Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, 3(2), 13–21.
Pt, K., Indonesia, S., Tbk, P., & Veteran, J. (2018). PENERAPAN TEKNOLOGI
PENDETEKSI INSTAN LABEL MUI Juliana Kristi * , M . Adhi Putra
Benowo , Ilham Cahya Putra Ramadan dan Renny Sari Dewi Departemen
Sistem Informasi , Universitas Internasional Semen Indonesia Indonesia
merupakan salah satu negara dengan p, 115–120.
Pangestika, S & Prasastyo, K.W (2017), Pengaruh Sikap, Norma Subjektif,

114
Kontrol Perilaku Yang Dipersepsikan Terhadap Niat Untuk Membeli
Apartemen Di DKI Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Akutansi Vol,19 No.1a
November 2017 Issue 4, Hlm 249-255
Rohmatun, K. I., & Dewi, C. K. (2017). Pengaruh Pengetahuan Dan Religiusitas
Terhadap Niat Beli Pada Kosmetik Halal Melalui Sikap. Journal Ecodemica,
1(1), 27–35.
Septiani, S., & Indraswari, R. (2019). Faktor - Faktor yang Memengaruhi Perilaku
Konsumen Produk Kosmetik Halal di Kota Bogor. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 9(1), 59. https://doi.org/10.29244/jmo.v1i1.25370
Simanjuntak, M., & Dewantara, M. M. (2016). The Effects of Knowledge,
Religiosity Value, and Attitude on Halal Label Reading Behavior of
Undergraduate Students. ASEAN Marketing Journal, 6(2), 65–76.
https://doi.org/10.21002/amj.v6i2.4216
Syafrida. (2017). Sertikat Halal Pada Produk dan Minuman Memberi
Perlindungan dan Kepastian Hukum Hak-Hak Konsumen Muslim. Adil:
Jurnal Hukum.
Sudarti, K, Dananto, R & Lazuari (2018). Kontribusi Pengetahuan Produk
Halal,Religiusitas dan Sikap dalam pembentukan Niat Beli.: Majalah Ilmiah
Solusi Vo.16, No.3 Juli 2018.
Suraputra, I.W & Warmika, I,G.K (2017): Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Niat
Pembelian Sepeda Motor Sport Honda Yang Dimediasi Oleh Sikap. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol 6, No.1, 2017 : 176-203
Waharini, F. M., & Purwantini, A. H. (2018). Model Pengembangan Industri
Halal Food di Indonesia. Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syariah. https://doi.org/10.18326/muqtasid.v9i1.1-13
Widyaningrum, P. W. (2016). Pengaruh Label Halal Dan Celebrity Endorser
Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen Wardah Di
Ponorogo). Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Volume VI, Hal 83-98.

Internet
UU No.33 Thn 2014, http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1615.pdf
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/56/1362/page/1,
diakses tanggal 20 Maret 2019, Pukul 12.10

115
LAMPIRAN 1

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth, No.Responden:


Bapak/Ibu/Sdr/Sdri
Di Tempat

Responden yang terhormat,


Saya adalah mahasiswi S2 Universitas Islam Negeri, Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Jurusan Ekonomi Perbankan Syariah, sedang melakukan penelitian untuk
kepentingan akademisi yaitu penyusunan Tesis yang digunakan sebagai
persyaratan untuk penyelesaian studi S2 di Universitas Islam Negeri (UIN
Jakarta).
Bersama dengan akan dilakukan penelitian tersebut, maka saya mohon kerelaan
Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini. Pendapat saudara/i dapat menjawab
kuesioner ini akan memberikan kontribusi yang berharga bagi saya. Atas
kesediaan dan bantuan saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 17 Januari 2019
Sri Handayani
Identitas Responden
1. Nama ( Jika berkenan diisi) : ............................
2. Usia
17 – 25
26 – 30
31 – 35
> 35
3. Agama
Islam
Kristen Katolik
Kristen Protestan
Hindu
Budha
Yang Lainnya
4. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
5. Pendidikan Terakhir
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan
Profesional (Dr, Perawat, Guru, Dosen, Akutansi, Dll)
Non Profesional (Wiraswasta,Pedagang,PNS,Karyawan/i BUMN Dll)

116
Tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga,Pelajar,Mahasiswa)
7. Sudah berapa kali berkunjung di Restoran Cheese Chicken
Rutin
Jarang
Belum Pernah

Peran Logo Dan Sertifikasi Halal terhadap Niat Beli Konsumen Pada
Restoran Cheese Chicken

Berikan tanda silang (X) pada salah satu kolom yang mewakili diri Anda
untuk setiap pernyataan bawah ini.
Pilihan jawaban yang tersedia adalah :
1. STS = apabila Anda merasa Sangat Tidak Setuju
2. TS = apabila Anda merasa Tidak Setuju
3. N = apabila Anda merasa Ragu-ragu/Netral
4. S = apabila Anda merasa Setuju
5. SS = apabila Anda merasa Sangat Setuju

1. SIKAP
Respon
No Pernyataan
STS TS N S SS
1 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal terjamin kehalalannya
2 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal berkualitas
3 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal bersih hiegienis
4 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal aman dikonsumsi
5 Makanan dan minuman di restoran berlogo
halal sehat dikonsumsi

2. NORMA
Respon
No Pernyataan
STS TS N S SS
1 Orang tua memotivasi saya untuk selalu memilih
makanan dan minuman di restoran halal
2 Suami/Istri memotivasi saya untuk selalu memilih
makanan dan minuman di restoran halal
3 Sahabat memotivasi saya untuk selalu memilih
117
makanan dan minuman di restoran halal
4 Teman/Rekan kerja memotivasi saya untuk selalu
memilih makanan dan minuman di restoran halal
5 Ustad/Guru mengaji memotivsi saya untuk selalu
memilih makanan dan minuman di restoran halal

3. PERSEPSI
Respon
No Pernyataan
STS TS N S SS
1 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena dekat rumah, kantor, pusat
pembelanjaan
2 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena harga terjangkau
3 Saya memilih di restoran halal karena banyak
alternative atau pilihan makanan dan minuman
4 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena mudah di akses atau bebas macet
5 Saya memilih makanan dan minuman di restoran
halal karena informasi di dapat dari media online

4. NIAT BELI
Respon
No Pernyataan
STS TS N S SS
1 Pertimbangan saya untuk mengunjungi restoran
halal cukup kuat
2 Saya berniat untuk berkunjung ke restoran halal
3 Saya memilih untuk berkunjung di restoran halal
sesuai syariat islam

118
LAMPIRAN 2

DATASKOR KUESIONER
No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
1 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4
3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
7 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
12 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
13 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4
23 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

119
No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
24 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 5 5 5
25 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 5 4
26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4
27 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4
29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
32 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
33 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4
34 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4
35 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
36 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
37 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
38 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
42 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
43 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4
45 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 3
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
48 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

120
No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4
52 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
53 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4
54 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4
55 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 3 5 5 4
56 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4
57 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 2 4 4 4
58 5 4 3 3 5 5 4 5 5 5 4 3 3 4 3 5 5 4
59 2 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 4 5 3 5 3
60 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
61 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
62 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
63 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
64 4 5 4 4 5 3 3 3 3 3 4 5 4 3 5 3 4 4
65 4 5 5 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3 3 5
66 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 3
67 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
68 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5
70 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
71 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4
72 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
73 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
74 4 5 5 5 5 3 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 4 5
75 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5

121
No KPP1 KPP2 KPP3 KPP4 KPP5 NB1 NB2 NB3 NS1 NS2 NS3 NS4 NS5 SKP1 SKP2 SKP3 SKP4 SKP5
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5
77 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
78 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
80 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
83 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
84 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4
85 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4
86 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 4 5 4 5 3 3 3
87 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4
88 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
89 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3
90 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4
91 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
92 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5
93 3 4 3 5 5 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 3 3 3
94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 4 4 3 3 3
95 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4
96 5 5 3 5 5 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3
97 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4
98 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2
99 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4
100 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4

122
LAMPIRAN 3

SmartPLS Report
Please cite the use of SmartPLS: Ringle, C. M., Wende, S., and Becker,
J.-M. 2015. "SmartPLS 3." Boenningstedt: SmartPLS GmbH, http://www.smartpls.com.
back to navigation

Outer Loadings
KONTROL
PERILAKU NIAT BELI NORMA SIKAP
PERSEPSI (X3) (Y) SUBJEKTIF (X2) (X1)
KPP1 0.749
KPP2 0.750
KPP3 0.864
KPP4 0.764
KPP5 0.780
NB1 0.930
NB2 0.883
NB3 0.703
NS1 0.933
NS2 0.726
NS3 0.883
NS4 0.963
NS5 0.809
SKP1 0.770
SKP2 0.780
SKP3 0.802
SKP4 0.818
SKP5 0.780

123
Path
Coefficients

Mean, STDEV, T-Values, P-Values

Original Standard
Sample T Statistics P
Sample Error
Mean (M) (|O/STERR|) Values
(O) (STERR)

KONTROL PERILAKU
PERSEPSI (X3) -> NIAT
BELI (Y) 0.162 0.162 0.050 3.243 0.001
NORMA SUBJEKTIF (X2)
-> NIAT BELI (Y) 0.751 0.745 0.047 15.888 0.000
SIKAP (X1) -> NIAT BELI
(Y) 0.150 0.153 0.064 2.365 0.018

Confidence Intervals
Original
Sample Sample
(O) Mean (M) 2.5% 97.5%
KONTROL PERILAKU
PERSEPSI (X3) -> NIAT
BELI (Y) 0.162 0.162 0.070 0.263
NORMA SUBJEKTIF (X2)
-> NIAT BELI (Y) 0.751 0.745 0.655 0.835
SIKAP (X1) -> NIAT BELI
(Y) 0.150 0.153 0.035 0.272

Confidence Intervals Bias Corrected


Original
Sample Sample
(O) Mean (M) Bias 2.5% 97.5%
KONTROL PERILAKU
PERSEPSI (X3) -> NIAT
BELI (Y) 0.162 0.162 0.000 0.061 0.250
NORMA SUBJEKTIF (X2)
-> NIAT BELI (Y) 0.751 0.745 -0.005 0.646 0.827
SIKAP (X1) -> NIAT BELI
(Y) 0.150 0.153 0.002 0.041 0.279
Quality
Criteria

R Square

124
Mean, STDEV, T-Values, P-
Values
Original Sample Standard
Sample Mean Error T Statistics P
(O) (M) (STERR) (|O/STERR|) Values
NIAT BELI (Y) 0.870 0.877 0.030 29.335 0.000

Confidence Intervals
Original Sample
Sample Mean
(O) (M) 2.5% 97.5%
NIAT BELI (Y) 0.870 0.877 0.808 0.923

Confidence Intervals Bias


Corrected
Original Sample
Sample Mean
(O) (M) Bias 2.5% 97.5%
NIAT BELI (Y) 0.870 0.877 0.007 0.839 0.936

125
LAMPIRAN 4

Logo Perusahaan

Outlet Perusahaan

126

Anda mungkin juga menyukai