Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Atas atau yang disebut SMA merupakan tahap akhir dalam

masa-masa sekolah sebelum melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Dalam melanjutkan

jenjang perkuliahan murid-murid SMA perlu memilih jurusan yang diinginkan sebagai

lanjutan studi. Pemilihan jurusan ini biasanya mulai dialami pada tingkat akhir SMA

yaitu kelas XII. Murid kelas XII harus memilih jurusan dengan benar karena ini terkait

dengan kehidupan yang akan datang.

Dalam menentukan jurusan, banyak kebingungan yang harus dihadapi oleh murid

SMA kelas XII diantaranya kebingungan dalam memilih jurusan di perkuliahan untuk

melanjutkan studinya hal ini berkaitan dengan minat, bakat dan kemampuan individu.

Pengalaman penulis dalam pemilihan jurusan adalah adanya kebingungan dalam

memutuskan untuk memilih jurusan yang terdapat di perkuliahan dikarenakan

banyaknya jurusan yang ditawarkan sehingga sulit membuat keputusan untuk memilih

jurusan. Kesulitan dalam membuat keputusan pemilihan jurusan dikarenakan adanya

keragu-raguan atas minat dan bakat individu, kurangnya informasi mengenai jurusan

yang tersedia dalam universitas dan kurangnya kemampuan untuk menimbang serta

melakukan alternatif pilihan jurusan. Hal ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan

kesalahan memilih jurusan dan berdampak juga jika sudah masuk perkuliahan, maka

dari itu perlu adanya keputusan yang baik.

Terkait dengan yang diatas, penulis melakukan wawancara dengan tiga teman,

seorang konselor dan melakukan pencarian data salah jurusan di internet seperti pada

1
2

website http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/02/20/beragam-cerita-salah-pilih-

jurusan-kuliah--530526.html. Terdapat lima alasan kesalahan dalam memilih jurusan.

Pertama, individu yang sedang dalam memilih jurusan hanya mengikuti jurusan teman

terbanyak saja. Sebut saja Andreas yang bingung dalam memilih jurusan lalu mengikuti

temannya untuk memilih jurusan teknologi informatika. Kedua, memilih jurusan yang

pada saat itu sedang terkenal. Seperti pada saat penulis SMA, jurusan yang paling

terkenal adalah brodcasting, banyak teman-teman penulis yang memilih jurusan tersebut

tanpa memikirkannya lebih lanjut sesuai dengan bakatnya. Ketiga, kuliah hanya

bertujuan untuk mendapatkan gelar saja. Hal ini dikarenakan individu mendapatkan

informasi bahwa kuliah di jurusan apapun tidak akan mendapat pekerjaan sesuai dengan

jurusan pada saat kuliah, seperti lulusan teknik informatika menjadi satpam dan jenis

pekerjaan yang lain yang tidak sesuai dengan jurusannya. Keempat, adanya paksaan dari

orang tua yang menginginkan anaknya untuk masuk jurusan tertentu yang sebenarnya

bukan minat dan bakatnya, seperti kedua orang tua yang menjadi dokter dan anaknya

harus masuk jurusan kedokteran, walaupun sebenarnya anaknya berminat di teknik

informatika. Anak tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kemauan orang tua.

Kelima, terlambat mendaftar kuliah karena menunggu-nunggu ataupun kuota yang

disediakan pada jurusan tertentu telah habis, sehingga membuat individu harus cepat-

cepat untuk kuliah dan memilih jurusan seadanya. Dari kelima alasan ini, terdapat

dampak yang ditimbulkan yakni tidak bersemangatnya dalam kuliah, merasa bodoh

karena tidak dapat mengikuti pelajaran, dan merasa sia-sia kuliah karena belajar sesuatu

yang tidak disukai. Sebelum hal tersebut terjadi oleh murid SMA yang sedang memilih

jurusan, maka hal salah jurusan harus dicegah dari awal dan harus ada proses keputusan

yang baik dari pemilihan jurusan, agar mendapat keputusan yang optimal.
3

Perlu adanya proses dalam pengambilan keputusan dari individu agar mendapatkan

pilihan jurusan yang dirasa tepat untuk masa depannya. Proses pengambilan keputusan

akan dilalui oleh setiap individu dalam mengambil keputusan terutama untuk memilih

jurusan. Menurut Basori (dalam Setyowati dan Nursalim, 2012) pengertian pengambilan

keputusan itu sendiri adalah proses dalam memilih sesuatu sesuai dengan keinginannya.

Bazerman (2002) juga mengungkapkan pengertian pengambilan keputusan adalah

sebuah proses keputusan yang berpikir secara rasional dan akan mengarahkan pada hasil

yang optimal dan memberikan akurasi terhadap nilai keputusan serta resiko terhadap

keputusan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses

untuk memilih sesuatu sesuai dengan keinginan secara rasional dan mengarahkan hasil

yang optimal.

Terdapat proses yang akan membuat suatu keputusan dari individu untuk memilih

jurusan. Dalam proses pengambilan keputusan, Bazerman (2002) mengemukakan enam

proses, yaitu (a) mendefinisikan masalah (define the problem), (b) identifikasi kriteria

(identify the criteria), (c) menimbang kriteria (weight the criteria), (d) membuat

alternatif (generate alternatives), (e) memberi nilai pada setiap alternatif dan kriteria

(rate each alternative on each criterion), (f) menghitung keputusan yang optimal

(compute the optimal decision).

Dari keenam proses ini apabila individu dapat menjalaninya dengan lancar dan baik,

individu akan mendapatkan keputusan memilih jurusan yang optimal. Proses ini juga

penulis gunakan untuk mengukur proses pengambilan keputusan murid kelas XII dalam

memilih jurusan sehingga mencapai keputusan.

Dalam proses mengambil keputusan, individu pasti akan menemukan hambatan yang

dihadapi seperti terlalu banyak memikirkan alternatif jawaban atau banyaknya


4

konsekuensi dari berbagai pilihan alternatif yang ada. Penulis melakukan wawancara

dengan tujuh orang teman penulis kelas XII yang terkait dengan pemilihan jurusan

dalam perkuliahan.

Dari hasil wawancara yang berkaitan dengan hambatan dalam pengambilan

keputusan adalah individu merasa tidak yakin dengan pengambilan keputusan karena

terdapat konsekuensi dari setiap alternatif pilihan yang ada, seperti seperti tidak yakin

untuk mengambil jurusan ekonomi dengan banyak lapangan pekerjaan, atau di bidang

sastra Jepang yang sesuai dengan minat, dan bakatnya dengan universitas yang sama,

dan dari segi keunggulan setiap jurusan yang membuat berpikir lebih sebelum

memutuskan untuk memilih jurusan. Hal ini dikarenakan dalam proses pengambilan

keputusan memiliki hambatan yang cukup besar, sehingga individu tersebut merasa

ragu-ragu dalam memilih jurusan.

Namun hambatan tersebut tidak seluruhnya terjadi pada murid kelas XII yang ingin

memilih jurusan, terdapat juga murid-murid yang telah memiliki keputusan sementara

dalam memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam wawancara penulis

dengan tujuh teman siswa SMA kelas XII, berkaitan dengan tidak semua individu

memiliki hambatan adalah bahwa beberapa dari mereka memang sudah memiliki

keputusan sementara untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat masing-

masing. Seperti salah seorang individu sangat menginginkan jurusan psikologi, hal ini

sudah menjadi keputusannya karena individu dapat melewati proses pengambilan

keputusan yang baik, sehingga individu tersebut memiliki keputusan sementara untuk

memilih jurusan psikologi

Dari keseluruhan proses pengambilan keputusan dapat terlihat jelas bahwa terdapat

perbedaan antara sudah memiliki keputusan, seperti hasil wawancara di atas yang sudah
5

memiliki pilihan jurusan karena telah individu tersebut merasa menjalani proses

pengambilan keputusan dengan baik dan masih ragu-ragu dalam membuat keputusan,

seperti hasil wawancara di atas yang banyaknya pertimbangan dalam mengambil

keputusan, serta dalam proses banyak mengalami hambatan yang cukup besar. Kedua

hal ini disebabkan dari proses pengambilan keputusan yang dijalani oleh masing-masing

individu Perbedaan proses ini dapat terlihat dari proses pengambilan keputusan yang

dikemukakan oleh Bazerman.

Dari individu yang telah memiliki keputusan sementara dan masih memiliki keragu-

raguan, individu membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu dalam

memilih jurusan seperti yang dikatakan oleh Kansil (dalam Setyowati dan Nursalim,

2012) yang menyatakan bahwa hubungan antara individu dengan orang tua dan teman

akan mempengaruhi pengambilan keputusan, sehingga dapat membuat individu akan

yakin dalam mengambil keputusannya.

Lanjutan wawancara dengan tujuh teman murid SMA kelas XII yang berkaitan

dengan perlunya dukungan dari lingkungan luar dalam mengambil keputusan adalah

individu perlu mendapatkan bantuan dari orang terdekatnya seperti orang tua, teman,

dan guru, untuk membantunya dalam meyakinan pilihan jurusannya. Bantuan yang

diharapkan seperti, membantu dalam menimbang-nimbang, memberi informasi,

berdiskusi mengenai jurusan dan meyakinkan pilihan jurusan dari individu apabila sudah

mengambil keputusan jurusan.

Bantuan-bantuan tersebut dapat berbagai macam bentuknya tergantung dari individu

yang membutuhkan bantuan. Bantuan tersebut dapat berupa konsultasi, perhatian,

pemberian informasi, mengapresiasi usaha. Bantuan ini dapat dikelompokkan di

berbagai bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Winemiller (dalam Noller,
6

Feeny, dan Peterson, 2007) yang terdapat lima bentuk dukungan sosial, yaitu: (a)

dukungan emosional yang berupa dukungan memberi perhatian, kasih sayang,

kepedulian, memberi semangat; (b) dukungan penghargaan yang berupa dukungan

memberi penilaian positif terhadap ide, performa individu; (c) dukungan instrumental

yang berupa dukungan memberi bantuan jasa, barang dan finansial; (d) dukungan

informatif yang berupa dukungan memberi saran, nasihat, petunjuk, dan umpan balik;

(e) dukungan jaringan sosial yang berupa dukungan adanya interaksi dengan individu

atau kelompok lain yang memiliki kesamaan minat dengan individu. Bentuk-bentuk

dukungan sosial ini akan dirasakan oleh setiap individu terutama dalam memilih jurusan,

oleh karena itu bentuk dukungan sosial ini penulis gunakan sebagai alat pengukur

dukungan sosial yang didapat oleh individu.

Dari bentuk-bentuk dukungan yang didapat oleh individu dari orang tua, teman dan

guru sebagai orang terdekat dengan individu dapat berpengaruh dalam mengambil

keputusan dalam memilih jurusan. Dukungan yang diberikan oleh orang tua, teman dan

guru juga dapat disebutkan sebagai sumber dukungan sosial bagi individu. Hal ini

dikatakan menurut Beckler, Olson dan Wiggins (2006) dukungan sosial adalah orang-

orang yang dapat diharapkan bantuan saat dibutuhkan seperti keluarga, teman, dan

masyarakat. Dukungan yang berasal dari orang tua dan orang terdekatnya juga dikatakan

menurut Noller, Feeny dan Peterson (2007) bahwa dukungan sosial didapat dari orang

tua, teman yang dekat dengan individu.

Wawancara dengan tujuh teman murid siswa kelas XII mengenai bantuan dengan

hasil bahwa, dalam memilih jurusan perlu meminta bantuan, seperti berkonsultasi

kepada orang tua, teman dan guru untuk memperkirakan jurusan yang cocok dengan

individu dan beberapa teman penulis telah mendapat dukungan penuh dari orang tua
7

untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat dari individu. Bentuk-bentuk

bantuan seperti yang dikemukakan oleh Winemiller yang diberikan oleh orang terdekat

seperti orang tua, teman dan guru dapat membantu individu dalam memilih jurusan yang

sesuai minat dan bakatnya.

Dari kedua fenomena yang telah dibahas, penulis memiliki asumsi bahwa adanya

hubungan yang terkait antara dukungan sosial dengan proses pengambilan keputusan

dalam memilih jurusan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil wawancara yang pada

intinya adalah individu pada awalnya memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan

memilih jurusan dapat diatasi dengan adanya dukungan sosial yang berasal dari orang

tua, teman dan orang terdekat seperti guru sehingga individu dapat mempertimbangkan

keputusan yang dirasa paling tepat. Pentingnya juga penelitian ini untuk mencegah

adanya salah jurusan bagi murid-murid pada saat nantinya sudah kuliah dan merasa

jurusan yang dipilih tidak cocok dengan minat dan bakatnya, maka dari itu perlu adanya

pencegahan pemilihan salah jurusan dari SMA.

SMA yang dimaksudkan penulis yaitu murid-murid kelas XII, karena saat ini

memang kelas XII yang berfokus untuk memilih jurusan di perkuliahan, bersekolah di

daerah Jakarta Timur seperti SMAN 31, SMAN 21, SMAN 89, SMAN 81, SMAN 54,

SMA Fransiskus, SMA St Yosep, SMA Antonius, SMA Don Bosco, SMA Budhaya,

dan SMA yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, karena menurut

data sekolah di Jakarta yang penulis cari, Jakarta Timur merupakan sekolah SMA

terbanyak dengan jumlah 137 sekolah yang terdiri dari 98 sekolah swasta dan 39 sekolah

negeri. Dalam penjurusan IPA, IPS dan bahasa, penulis tidak membedakan, karena

kondisi yang sama dari murid-muridnya. Sebagai kontrol dari subjek ditambahkan harus
8

sudah memiliki keputusan sementara untuk memilih jurusan. Jadi inilah SMA yang

dimaksudkan penulis yang dapat dijadikan sebagai responden dalam penelitian.

Dari kedua fenomena ini dan SMA yang telah dituliskan, penulis tertarik untuk

melihat hubungan antara dukungan sosial dengan proses pengambilan keputusan dalam

memilih jurusan khususnya bagi murid SMA kelas XII, penulis ingin melihat dukungan

sosial yang didapat dan proses yang terjadi dalam pengambilan keputusan yang telah

dibuat murid kelas XII dalam memilih jurusan. Dalam penelitian ini penulis meneliti

murid kelas XII yang pada saat sudah memiliki minimal satu keputusan sementara untuk

memilih jurusan. Dari penelitian yang akan penulis lakukan, terdapat pertanyaan

mengenai penelitian yaitu Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dan proses

pengambilan keputusan siswa kelas XII dalam memilih jurusan?

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi permasalahan yang

terjadi dalam pemilihan jurusan dalam beberapa pertanyaan yaitu:

Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dan proses pengambilan

keputusan dalam memilih jurusan?

Bagaimana gambaran dukungan sosial yang didapat murid kelas XII?

Bagaimana gambaran proses pengambilan keputusan murid kelas XII dalam memilih

jurusan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin penulis dapatkan dari hasil penelitian ini, adalah untuk

melihat ada atau tidak adanya hubungan antara dukungan sosial dan proses pengambilan
9

keputusan pada siswa SMA kelas XII yang pada akhirnya dapat mengambil keputusan

memilih jurusan yang dirasa tepat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Penulis dan orang yang membaca penelitian ini mendapat pemahaman mengenai

hubungan dukungan sosial dan tingkat keyakinan pengambilan keputusan. Dapat

memperkaya penelitian psikologi khususnya dalam bidang pendidikan. Dapat sebagai

pedoman serta acuan apabila terdapat mahasiswa atau seseorang yang ingin melakukan

penelitian yang sama dengan penulis.

1.4.2 Praktis

Terdapat juga manfaat praktis yang dapat dirasakan bagi pembaca, yaitu:

Untuk murid kelas XII, perlu mengetahui sumber dukungan sosial yang dapat di

manfaatkan dan sebagai bahan pembelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat.

Untuk sekolah, sebagai bahan referensi untuk memberikan dukungan dan

membimbing murid kelas XII khususnya dalam pengambilan keputusan untuk

mengambil jurusan di perkuliahan.

Untuk orang tua, sebagai bahan referensi untuk memberi dukungan secara penuh dan

dapat membimbing anaknya dalam pengambilan keputusan khususnya dalam pemilihan

jurusan.

Anda mungkin juga menyukai