Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH ART THERAPY TERHADAP PENURUNAN

HIPERAKTIVITAS PADA ANAK DENGAN GANGGUAN

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER

(ADHD) : LITERATURE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai persyaratan untuk


Memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

DISUSUN OLEH :

Rizkia Cantika Rahmawati


NIM. 1811102411161

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022

1
Pengaruh Art Therapy Terhadap Penurunan Hiperaktivitas Pada Anak Dengan
Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Literature Review
Rizkia Cantika Rahmawati*, Ni Wayan Wiwin A.2
1,2
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda, Indonesia.
*Kontak Email: Rizkyacantika01@gmail.com

Diterima: Revisi: Diterbitkan:

Abstrak
Latar Belakang : Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) merupakan salah satu kelainan perkembangan
terbanyak pada masa anak dan dapat berlangsung sampai masa remaja dan dewasa. ADHD merupakan sebuah pola tetap
tentang kesulitan memusatkan perhatian atau perilaku hiperaktif dan impulsif yang terlihat lebih sering dan lebih parah
daripada yang biasa terlihat pada individu. Gejala utama anak ADHD adalah tidak mampu berkonsentrasi dalam waktu
yang lama. Dengan kata lain, anak ADHD mudah teralihkan dan tidak bisa diam. Keadaan tersebut mengakibatkan
berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, dan kesulitan dalam bersosialisasi dan diarahkan perilakunya. Art therapy
merupakan salah satu jenis terapi yang universal dan juga bisa diterima oleh orang dikarenakan tidak membutuhkan kerja
otak yang berat untuk menginterpretasikan
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh art therapy terhadap penurunan hiperaktivitas anak dengan gangguan ADHD.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah metode Literature review dengan 15 jurnal masing-masing 12 jurnal
internasional dan 3 jurnal nasional
Hasil: Berdasarkan hasil analisis literature review terdapat 15 jurnal yang dinyatakan adanya pengaruh terapi seni
terhadap penurunan hiperaktivitas pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Kesimpulan: Art therapy dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan hiperaktivitas pada anak ADHD.

Abstract
Background: Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) is one of the most common developmental disorders in
childhood and can last until adolescence and adulthood. ADHD is a persistent pattern of difficulty paying attention or
hyperactive and impulsive behavior that is seen more frequently and is more severe than is commonly seen in individuals.
The main symptom of children with ADHD is not being able to concentrate for long periods of time. In other words,
children with ADHD are easily distracted and can't sit still. This situation results in various learning difficulties, behavioral
difficulties, and difficulties in socializing and directing their behavior. Art therapy is one type of therapy that is universal
and can also be accepted by people because it does not require heavy brain work to interpret
Objective: To determine the effect of art therapy on reducing hyperactivity in children with ADHD.
Methods: The research design used is the Literature review method with 15 journals each, 12 international journals and 3
national journals
Results: Based on the results of the literature review analysis, there were 15 journals that stated the effect of art therapy on
reducing hyperactivity in children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Conclusion: Art therapy can be used as a therapy to reduce hyperactivity in ADHD children.

Kata kunci: ADHD, Art Therapy, Hiperaktivitas

1. PENDAHULUAN
Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) merupakan salah satu kelainan perkembangan terbanyak pada masa anak
dan dapat berlangsung sampai masa remaja dan dewasa (Susanto & Sengkey, 2016). Menurut Ikatan Psikiatri Amerika,
ADHD adalah sebuah pola tetap tentang kesulitan memusatkan perhatian atau perilaku hiperaktif dan impulsif yang terlihat
lebih sering dan lebih parah daripada yang biasa terlihat pada individu. Gejala utama anak ADHD adalah tidak mampu
2
berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, anak ADHD mudah teralihkan dan tidak bisa diam. Keadaan
tersebut mengakibatkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, dan kesulitan dalam bersosialisasi dan diarahkan
perilakunya (Brikerhoff, 2009 dalam Hayati, 2019).
Serlin,(2007) dalam Aiyuda, (2019) mengungkapkan bahwa art therapy membawa perspektif psikoanalitik untuk
menggunakan seni sebagai untuk membuat citra sadar dan symbol sadar. Sedangkan Menurut Nguyen,(2016) dalam
Aiyuda ,(2019) bahwa terapi seni adalah proses terapi dengan menggunakan kesadaran pribadi dan perubahan akan terjadi
jika pasien berinteraksi selama proses materi seni dan juga ketika individu mampu belajar sesuatu tentang diri mereka dari
proses tersebut. Safran,(2003) dalam Aiyuda,(2019) mengungkapkan bahwa art therapy dapat membantu anak-anak
dengan ADHD untuk mengembangkan keterampilan sosial.
Art therapy merupakan salah satu jenis terapi yang universal dan juga bisa diterima oleh orang dikarenakan tidak
membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasikan Geraldina, (2017) dalam Bestari Nindya Suyanto & Supra
Wimbarti, (2019). Terapi seni salah satu jenis terapi yang dapat digunakan untuk mental ilness (Rusmawati, dkk 2012
dalam Wimbarti, 2019).
Menurut Judarwanto, (2009) dalam Suyanto, (2019) kejadian kelainan ini adalah sekitar 3-10%, di Ameriksa serikat sekitar
3-7% sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%. Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV)
menyebutkan prevalensi kejadian ADHD pada anak usia sekolah berkisar antara 3 hingga 5 persen. Penelitian Saputro,
2001 dalam Suyanto, (2019) di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta menunjukkan
prevalensi ADHD sebesar 9,5%. Sedangkan menurut Kiswarjanu dalam Suyanto, (2019) prevalensi kejadian ADHD di
Kotamadya Yogyakarta sebesar 0,39%. Jumlah kasus yang dapat ditemukan pada penelitian ini adalah 39 kasus dari
sejumlah murid 10.574 anak.
Sedangkan menurut Saputro, 2005 dalam Suyanto, (2019) di Indonesia, populasi anak Sekolah Dasar adalah 16,3% dari
total populasi yaitu 25,85 juta anak. Data dari RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda menunjukkan data rekam medik
menunjukkan angka kejadian ADHD pada anak tahun 2012 berjumlah 1 (2%) kasus, pada tahun 2013 di temukan 3 (6%)
kasus, pada tahun 2014 ditemukan 11 (22%) kasus, pada tahun 2015ditemukan 9 (18%) kasus, pada tahun 2016 ditemukan
14 (28%) kasus, pada tahun 2017 ditemukan 12 (24%) kasus. Insiden ADHD dalam periode 5 tahun terakhir menunjukkan
peningkatan kasus pada kejadian ADHD yang sangat signifikan dari tahun 2013 hingga 2014 dan mencapai jumlah insiden
terbanyak pada tahun 2016 (Khairunnisa, 2015).
Kelurahan Air Putih merupakan salah satu Kelurahan yang ada di Kota Samarinda. Kelurahan Air Putih memiliki 10 TK
yang berada diwilayah tersebut, berdasarkan dari data dinas kesehatan kota tahun 2016 terdapat jumlah keseluruhan anak
berusia 0 sampai dengan 6 tahun diwilayah puskesmas air putih adalah 5.184 anak, dan pada tahun 2017 jumlah anak yang
berusia 0 sampai dengan 6 tahun sebanyak 5.226 anak. Dari data tersebut ternyata ada yang memiliki gangguan
perkembangan anak khususnya pada anak ADHD. Pada tahun 2016 yang memiliki gangguan ADHD sebesar 0,27%,
sedangkan tahun 2017 sebesar 0,20% yang mengalami gangguan ADHD. Berdasarkan data tersebut diperkirakan tambahan
kasus baru ADHD sebanyak 9000 kasus.
Penelitian Rusmawati & Dewi, (2011) menyatakan Sebagian besar orang tua ataupun guru masih menganggap anak
dengan ADHD sebagai anak “nakal” atau “malas”. Padahal anak dengan ADHD apabila tidak mendapat pertolongan yang
tepat, akan mengalami kesulitan belajar, prestasi belajar buruk, gagal sekolah,tingkah lakunya menganggu, sikapnya
tampak sulit diterima oleh lingkungannya dan bahkan cenderung tidak disukai oleh orang tua ataupun guru.
Penelitian Agustina ,(2019) menunjukkan bahwa art therapy bermanfaat sebagai aktivitas yang menyenangkan, sebagai
media untuk mengekspresikan perasaan, membantu meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kemampuan untuk
mengikuti instruksi, dan membantu mengendalikan fungsi motorik. ADHD merupakan suatu kondisi anak-anak yang
memperlihatkan ciri atau gejala kurang konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
sebagian besar aktivitas hidup mereka. Art therapy dipandang sebagai suatu bentuk terapi yang dapat membantu anak-anak
yang memiliki masalah perkembangan atau masalah belajar, seperti ADHD.
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian literature review tentang
“Pengaruh Art Therapy Terhadap Penurunan Hiperaktivitas Pada Anak Dengan Gangguan Attention Deficit Hyperactivity
Disorder”.

2. METODOLOGI
Desain penelitian yang digunakan adalah metode Literature review. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed,
2003 dalam Handriani,2019)
Danial, (2009) mengatakan bahwa Studi Literatur (literature review) merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian (Handriani, 2019)

3
Literature review dilakukan bisa berasal dari beberapa macam sumber seperti jurnal nasional maupun internasional yang
dilakukan dengan menggunakan tiga database (Google Scholar, Research Gate, dan PubMed yang bersangkutan mengenai
hasil penelitian Pengaruh Art Therapy Terhadap Penurunan Hiperaktivitas Pada Anak Dengan Gangguan Attention Deficit
Hyperactivity Disorder.
3. HASIL DAN DISKUSI
No Penulis Tahun Nama Jurnal, Judul Metode Hasil Penelitian Database
Volume, Angka (Desain,
Sampel,
Instrumen,
Analisis)
1 Dani, 2017 Prosiding Ilmiah Efek Penerapan D: A-B-A Hasil penelitian Google
Utami, X Ikatan Terapi Gerakan multiple menunjukkan scholar
Sumijati Psikologi Tari Dalam baseline adanya penurunan
Indonesia Menurunkan design across skor hiperaktivitas
Vol.1 No.8 Hiperaktivitas subjects pada ketiga subjek
pada Anak S: 3 Anak dengan nilai p
ADHD I: Checklist value (0,001<
perilaku 0,05).
hiperaktif
A: Kuantitatif
deskriptif
within subject
t-test
2 Diana 2019 Jurnal Prediksi, Pengaruh Terapi D: Case study Hasil penelitian Google
Rusmaw Kajian Ilmiah Musik Dan single Subject menunjukkan Scholar
ati; Psikologi - No. Gerak Terhadap Design adanya pengaruh
Endang 2, Vol . 1 , Penurunan S:1 anak terapi musik gerak
Widyorin Hiperaktivitas I: Spearman terhadap
i, V. Sri Anak Yang Brown penurunan
Sumijati Mengalami A: T-test hiperaktivitas yaitu
Attention Deficit perilaku tidak bisa
Hyperactivity duduk tenang dan
Disorder keluar dari bangku
(ADHD) pada anak yang
mengalami ADHD
dengan nilai p
value (0,014 <
0,05)
3. Habib, 2020 Sir Syed Journal Utilization of D: Penelitian Hasil penelitian Google
Ali of Education & Art Therapy experiment menunjukkan scholar
Social Research with Children S: 14 anak terapi seni
Vol.3 No.4 with ADHD I: Kuesioner membawa
Co-Morbid A: Uji perubahan positif
Intellectual Wilcoxon dalam tingkat
Disability perhatian pada
for Decreasing anak ADHD yang
Inattention memiliki comorbid
penurunan
perhatian dengan
nilai p value
(0.014<0.05)

4. Habib, 2018 Pakistan Journal The Efficacy of D: Case Study Hasil penelitian Google
Uzma Ali of Clinical Art Therapy in S: 1 anak menunjukkan Scholar
Psychology The Reduction ADHD bahwa art therapy
Vol.8 No.2 of Symptomps I: Observasi dengan pendekatan
of ADHD A: - perilaku mampu
menurunan gejala
hiperaktifitas pada
anak ADHD.
5 Alamdarl 2017 Indian Journal The Effect Of A D: Pre and Hasil penelitian Research

4
oo, of Fundamental Group Art post test with menunjukkan gate
Shojaee, and Applied Therapy On The control group kefektifan art
Shalani, Life Sciences Self-Restraint Of S: 24 Anak therapy dalam
Khamzad Vol.6 No.10 Students With (12 kontrol, 12 meningkatkan
eh Attention intervensi) kontrol diri pada
Deficit/ I: Weinberger anak hiperaktif
Hyperactivity & Schwartz’ ADHD dengan
Disorder self-restraint nilai p value
scale (0.000 < 0,01)
A: ANCOVA
&
MANCOVA
6 Ayaz 2018 Pakistan Journal Efficacy of Art D: Pre and Hasil penelitian Google
Habib of Psychology, Therapy in the post menunjukkan art Scholar
No.48 No.6 reduction of intervention therapy efektif
Impulsive S: 14 anak mengurangi
behaviors of I: Kuesioner perilaku impulsif
Children with A: Uji pada anak dengan
ADHD Co- wilcoxon ADHD disertai
Morbid disabilitas
Intellectual intelektual dengan
Disability nilai p value
(0.024<0.05)
7 Tang, 2021 E3S Web of Art Therapy: D: Pre-post Hasil penelitian Google
Yunpeng Conferences Intervention with control menunjukkan Scholar
Vol.4 No.1 Study of group design intervensi art
Immersive S: 40 Anak therapy dengan
Interaction I: Kuesioner interaksi animasi
Animation on A: T-test dapat diterima dan
Children with memberikan
ADHD perubahan positif
pada anak ADHD
8 Hikmawa 2018 Jurnal Emphaty, Efektivitas D: Single case Hasil penelitian Google
ti, Vol.10 No.5 Terapi Menulis experiment menunjukkan Scholar
Hidayati Untuk S: 10 anak terapi menulis
Menurunkan I: Behavioral efektif untuk
Hiperaktivitas Checklist menurunan
Dan A: Analisis perilaku
Impulsivitas visual CDC hiperaktivitas dan
Pada Anak impulsivitas pada
Dengan anak
Attention Deficit ADHD dengan
Hyperactivity nilai p value
Disorder (0.001<0.05)
(ADHD)

9 Hina 2018 Journal of Basic Using Art as D: Pre and Hasil penelitian PubMed
Ayaz & Applied Therapy with a post menunjukkan
Sciences Vol.14 Child with Intervention efektivitas terapi
No.3 AttentionDeficit/ S: 3 anak seni dalam
Hyperactivity I: Lembar pengurangan
Disorder - observasi gejala Attention
Comorbid A: - Deficit/Hyperactiv
Intellectual ity Disorder.
Disability: A Dengan nilai p
Case Study value
(0.012<0.05).
10 Sathik 2017 Internationa Effectiveness of D: Pre and Hasil penelitian Google
Ali A Journal of art therapy on post test one menunjukkan art scholar
Applied behavior among group only therapi efektif
Research Vol. 2 children with S: 30 anak untuk mengurangi
No.5 attention deficit I: Lembar perilaku hiperaktif
hyperactivity observasi pada anak ADHD
5
disorder A: - dengan nilai p
in selected value (0.002 <
school at 0.05)
Chennai

11 Barbara 2017 Journal of Art Art Therapy and D: Case Study Hasil penelitian Google
Kariz Therapy Vol.40 AD/HD. S: 5 anak menunjukkan art scholar
No.1 Ongoing Art I: Lembar therapy dapat
Therapy Groups Observasi membantu anak
With Children A: T-test ADHD tampil
lebih baik di
sekolah, menjalin
kontak sosial yang
baik, dan
mengendalikan
perilaku hiperaktif.

12 Ahmed 2019 Journal on Effects of D: Pre and Hasil penelitian Google


Al Hariri, Development Teaching Art Post menunjukkan Scholar
Eman Disabilities Activities using intervention bahwa
Faisal Vol.19 No,1 the Playing S: 14 anak mengajarkan
Method Develop I:Observation kegiatan seni
Skills in Cards tertentu dengan
Preschool A: Kuantitatif metode bermain
Children With deskriptif pada anak ADHD
Attention Deficit within subject dapat memberikan
Activity t-test efek yang
Disorder menguntungkan
pada keterampilan
berpikir dan
perilaku anak.
13 Valerie 2018 Art Therapy: Mandala D: Studi kasus Hasil penelitian Google
Smithem Journal of The Drawing: S: 8 Anak menunjukkan Scholar
an American Art Facilitating I: Lembar bahwa
Brown, Therapy Creative Observasi menggambar
Luthervil Association Growth in A:T-test “mandala” efektif
le Vol.13 No.4 Children With dalam
ADD of ADHD meningkatkan
kemampuan
perhatian dan
mengurangi
perilaku impulsif,
pengambilan
keputusan yang
lebih baik,
penyelesaian
tugas,
pertumbuhan
umum pada tingkat
perkembangan dan
minat penilaian
pribadi.
14 Kejani, 2020 Journal Current The effect of D: Pre and Hasil penelitian PubMed
Raeisi Psychology drama therapy on post menunjukkan
Vol.9 No.6 working memory intervention drama therapy
and its S: 45 anak yang merupakan
components I:Kuesioner bagian dari art
in primary observasi therapy efektif
school children A:MANCOV menurunkan
with ADHD A perilaku hiperaktif
anak ADHD
melalui

6
peningkatan
kinerja otak
dengan nilai p
value ( 0.000 <
0.05)
15 Natalia 2017 World Applied Methodolgy Of D: Penelitian Hasil penelitian Google
Leonidov Science Journal Correction and experimental menunjukkan scholar
na Vol.27 No.5 Developing Art group terapi seni dapat
Konovalo Therapy Work S: 25 anak meningkatkan
va, with Hyperactive I: lembar fungsi mental
Natalia Children observasi secara pribadi dan
Yurievna A: T-test adaptasi terhadap
Matveeva perkembangan
pribadi anak yang
mengalami
gangguan perilaku
terhadap hubungan
sosial.

Berdasarkan hasil analisis literature review terdapat 15 jurnal yang dinyatakan Ha atau hipotesis alternatifnya diterima.
Dengan adanya pengaruh terapi seni terhadap penurunan hiperaktivitas yang meningkat, didapatkan hasil bahwa adanya
pengaruh art therapy terhadap penurunan hiperaktivitas pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder
dikarenakan terapi seni membutuhkan konsentrasi sehingga proses art therapy akan membantu mereka lebih tenang dan
fokus dan kemampuan untuk berkonsentrasi pada saat proses art therapy ini yang akan menurunkan perilaku hiperaktivitas
pada anak ADHD.
Hasil ini sesuai dengan jurnal Dani, Utami, Sumijati, (2017) yang menyatakan bahwa art therapy dapat dikatakan efektif
digunakan untuk memodifikasi perilaku anak dengan gangguan perhatian khususnya pada anak Attention Deficite
Hyperactivity Disorder (ADHD). Dikuatkan dengan jurnal Habib & Ali,(2020) yang juga mengatakan art therapy
berpeluang untuk mendukung perubahan perilaku pada anak ADHD, karena perhatian anak akan diarahkan pada
pembuatan seni. Art therapy mempunyai banyak variasi untuk digunakan dalam intervensi seperti terapi menari, drama,
musik, dan seni visual. Terapi menari yang bisa dilakukan adalah tari meniru dengan mencontoh gerakan hewan seperti
kelinci, harimau dan katak. Gerakan tari meniru ini bisa dilakukan seminggu 3x dengan waktu terapi 30 sampai 45 menit
selama 30 hari yang diselingi dengan permainan lain seperti bernyanyi dan bermain. Hal ini dilakukan untuk mengindari
rasa bosan pada anak sehingga anak tetap bisa melakukan terapi seni yang lain dengan mengkolaborasikan terapi seni tari
dan bernyani (Habib & Ali, 2020).
Diketahui bahwa sebagian besar anak ADHD memiliki perilaku yang buruk, dimana berperilaku berlebihan, tidak
eksploratif dan fleksibel, serta tidak fokus yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, maka hal ini sejalan dengan
penggunaan metode art therapy yang menggunakan tingkat konsentrasi sehingga mampu menurunkan tingkat
hiperaktivitas pada anak ADHD dengan meningkatkan konsentrasi pada saat terjadinya proses terapi seni.
Seperti penelitian yang dilakukan Ayaz Habib,(2018) selama art therapy berlangsung anak menjadi lebih eksploratif,
fleksibel, dan ekpresif serta mampu mengontrol perilakunya. Hasil jurnal tersebut Juga didukung oleh penelitian Habib dan
Ali (2020) yang menyatakan art therapy tidak hanya dapat mereduksi atau mengurangi perilaku hiperaktif namun juga
berdampak positif terhadap perkembangan pada aspek lainnya setelah pelaksanaan art therapy, yakni perkembangan self
esteem pada anak, tanggung jawab, kemampuan berdiskusi, keinginan bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki
keberanian untuk tampil, selain itu Habib dan Ali (2020) mengatakan bahwa art therapy cocok untuk anak usia pra sekolah
(7-12 tahun) karena lebih mudah diarahkan dalam melakukan art therapy sehingga menunjang keberhasilan terapi.
Menurut penelitian Tang, Yunpeng (2021) menyatakan bahwa dampak positif dari intervensi art therapy tidak hanya terjadi
pada perilaku hiperaktif anak ADHD, melainkan pada penurunan perilaku agresif dan peningkatan self esteem anak middle
childhood. Hasil ini didukung oleh jurnal Hikmawati, Hidayati (2018), art therapy dapat meningkatkan kesadaran diri dan
mendorong anak untuk mengenkspresikan apa yang dirasa melalui ekspresi nonverbal melalui pengalaman membuat karya
seni. Art therapy untuk anak ADHD dapat menjadi intervensi yang penting untuk mendorong perkembangan anak ADHD,
baik dalam perilaku, bahasa dan interaksi sosial.Hasil penelitian jurnal Sathik Ali A (2017) telah mengatakan art therapy
merupakan proses penyembuhan dengan menggunakan dan membuat karya seni. Art therapy merupakan sebuah proses
penyembuhan yang sangat membantu untuk mengurangi gangguan emosi, menambah pengetahuan, menyelesaikan konflik,
mengurangi perilaku-perilaku yang bermasalah, dan menambah kebahagian hidup. Hal ini didukung oleh jurnal Barbara
Kariz (2017) yang mengatakan menghasilkan bentuk-bentuk yang artistik bukanlah tujuan art therapy, melainkan melalui
media seni tersebut individu dapat berekspresi dan berkomunikasi, serta media untuk mengatasi masalah emosional yang
mungkin terjadi. Oleh sebab itu, art therapy lebih menekanan pada proses yang dilakukan dalam membuat karya seni.
Terapi seni pada anak hiperaktivitas ADHD perlu disiasati agar anak terhindar dari kebosanan saat terapi, seperi minggu
7
pertama terapi menari, minggu kedua terapi bernyanyi dan minggu ketiga terapi bermain. Hal ini perlu dilakukan karena
anak hiperaktivitas ADHD memiliki rasa bosan saat menjalankan terapi.
Temuan lainnya pada jurnal Hariri, Faisa (2019) menyatakan art therapy dapat membantu individu menggapai tujuan,
diharapkan melalui art therapy anak mampu mengeksperikan apa yang dirasakan, meningkatkan self esteem dan katarsis.
Art therapy diharapkan mampu membangkitkan emosi-emosi positif serta meningkatkan ingatan melalui penekanan pada
proses kognitif. Melalui art therapy diharapkan anak dapat memperbaiki emosi dan perilakunya. Konovalova & Matveeva
(2017) mengatakan art therapy mampu membantu mengeksplorasi perasaan seseorang, menyelesaikan konflik emosional,
meningkatkan kesadaran diri, harga diri, dan keterampilan sosial serta mengurangi kecemasan yang dialami. Berdasarkan
manfaat art therapy pada konteks aktivitas tubuh secara langsung. Klein, Regev, Snir (2020) menyatakan bahwa tugas
menggambar yang spesifik dapat membantu anak untuk mengambarkan pengalaman emosi anak dengan tujuan untuk
melakukan reframing emosi, perilaku negative dan pikiran anak. Art therapy juga dapat menjadi sarana untuk
mengekspresikan harapan-harapan secara simbolik, mengekspresikan perasaan dan kebutuhan, menciptakan kembali
proses interpersonal dan hubungan tanpa mengalami konsekuensi yang menakutkan atau pembalasan dari lingkungan, serta
mengendalikan implus. Kejani, Raeisi (2020) mengatakan perilaku hiperaktif anak ADHD yang dirasa sangat menggangu
harus dikurangi agar anak dapat bersosialisasi dengan baik dan meningkatkan kualitas belajarnya, agar tercapai harapan
tersebut maka langkah- langkah art therapy yang dilakukan pada anak ADHD. Sebelum melakukan terapi, terapis harus
melakukan beberapa kali kunjungan agar anak terbiasa dengan terapis dengan setting ruangan harus sama dengan yang
digunakan saat pelaksanaan intervensi.
Menurut asumsi peneliti perilaku hiperaktif anak ADHD merupakan gangguan perkembangan yang menyebabkan
peningkatan aktivitas motorik sehingga aktivitas anak tidak selayaknya dan cenderung berlebihan. Gangguan
perkembangan anak tersebut meliputi aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku sehingga butuh suatu terapi untuk
mengontrol dan mengendalikannya. Art therapy merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mereduksi
perilaku hiperaktif anak ADHD sebagai solusi untuk mengatasi perilaku hiperaktif tersebut.

4. KESIMPULAN
Literatur review ini menemukan karakteristik usia anak yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah anak usia
sekolah yaitu 7 sampai 12 tahun yang bisa dilakukan intervensi art therapy. Hal ini terjadi karena pada usia sekolah anak
hiperaktivitas bisa diarahkan dan disesuikan dengan art therapy yang akan di berikan sehingga terapi dapat berjalan dengan
baik.
Dampak positive dari intervensi art therapy dapat menurunkan hiperaktivitas anak ADHD, selain itu art therapy dapat
meningkatkan kesadaran diri dan mendorong anak untuk mengekspresikan apa yang dirasa melalui ekspresi nonverbal
melalui pengalaman membuat karya seni. Art therapy untuk anak ADHD dapat menjadi intervensi yang penting untuk
mendorong perkembangan anak ADHD, baik dalam perilaku, bahasa dan interaksi sosial.
SARAN DAN REKOMENDASI
1. Bagi Orang Tua
Diharapkan literatur review art therapy ini dapat menjadi referensi bagi orang tua yang memiliki anak ADHD
dengan gangguan Hiperaktivitas sehingga bisa menjalankan art therapy dengan baik
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah literature atau dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa
dan menjadi referensi bagi perpustakaan di instasi pendidikan mengenai intervensi art therapy bagi anak
ADHD.
3. Bagi Peneliti
Disarankan bagi peneliti untuk bisa melakukan penelitian langsung kepada responden anak dengan ADHD
sehingga memahami metode penelitian yang baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat digunkan sebagai acuan atau referensi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian serupa.
5. Bagi Praktek Keperawatan
Disarankan bagi praktek keperawatan untuk lebih meningkatkan kemampuan mengenai pendampingan art
therapy dengan mengadakan pelatihan bagi perawat sehingga kompetensi dalam intervensi art therapy
meningkat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada proyek KDM (Kerjasama Dosen Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur (UMKT), yang memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi mahasiswa dan penerbitan.

REFERENSI

8
Aiyuda, N. (2019). Art Therapy:Studi Literature. Journal Nathiqiyyah Psikologi Islam. Vol 2. No 1.
Alders, Madori (2020) The Effect of Art Therapy on Cognitive Performance of Hispanic/Latino Children. Journal
of the American Art Therapy Association, Vol.27 No.3
Alamdarloo, Shojaee, Shalani, Khamzadeh (2017) The Effect Of A Group Art Therapy On The Self-Restraint Of
Students With Attention Deficit/Hyperactivity Disorder. Indian Journal of Fundamental and Applied Life
Sciences Vol.6 No.10
Alonso, Carminati (2017) Art Therapy Groups In The School Setting: Effects In The Reduction Of
Attention Problems For Preschool To Upper Elementary Children. Proceedings of Edulearn Conference
Vol.3 No.2
American Art TherapyAssociation. (2013). What is Art Therapy? American Art TherapyAssociation, 1–2.
Retrieved from http://www.arttherapy.org
Apriliantina, dkk. (2019). Pengaruh bermain playdough terhadap kemampuan motorik halus pada anak
attentuon deficit/hyperactivity disorder. Jurnal Ilmiah Keperawatan.
Carrer, Luiz Rogerio Jorgensen. (2015). Music and sound in time processing of children with ADHD. Journal
Article.
Dani, Utami, Sumijati (2017) Efek Penerapan Terapi Gerakan Tari Dalam Menurunkan Hiperaktivitas pada
Anak ADHD. Prosiding Ilmiah X Ikatan Psikologi Indonesia Vol.1 No.8
Fadhli, Aulia. (2010). Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
Geraldina, A. M. (2017). Terapi musik: Bebas budaya atau terikat budaya. Buletin Psikologi, 25(1), 45 – 53. doi:
10.22146/buletinpsikologi.27193
Habib, Ali (2020) Utilization of Art Therapy with Children with ADHD Co-Morbid Intellectual Disability for
Decreasing Inattention. Sir Syed Journal of Education & Social Research l.3 No.4
Hikmawati, Hidayati (2018) Efektivitas Terapi Menulis Untuk Menurunkan Hiperaktivitas Dan Impulsivitas
Pada Anak Dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Jurnal Emphaty, Vol.10 No.5
Hina Ayaz (2018) Using Art as Therapy with a Child with AttentionDeficit/Hyperactivity Disorder - Comorbid
Intellectual Disability: A Case Study. Journal of Basic & Applied Sciences Vol.14 No.3
Hurutubise, Goodes, Mageau (2021) Online art therapy in elementary schools during COVID-19: results from a
randomized cluster pilot and feasibility study and impact on mental health. Child Adolesc Psychiatry Ment
Health Vol.8 No.3
Kejani, Raeisi (2020) The effect of drama therapy on working memory and its components in primary school
children with ADHD. Journal Current Psychology Vol.9 No.6
Klein, Regev, Snir (2020) Using the clay slip game in art therapy: a sensory intervention. International Journal
of Art Therapy Vol.7 No.4
Marliana, dkk. (2017). Pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat konsentrasi pada anak atttention deficit
hyperactive disorder (ADHD) di yayasan bhakti luhur malang. Jurnal Ilmiah Keperawatan.
McDonald, Holttum, Drey (2019) Primary-school-based art therapy: exploratory study of changes in children’s
social, emotional and mental health. International Journal of Art Therapy. Vol. 24 No.3
Nguyen, M. (2016). Art Therapy – A Review of Methodology, (January 2015).
Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. (P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
Ramirez, Haen, Cruz (2020) Investigating impact: The effects of school-based art therapy on adolescent boys
living in poverty. Journal The Arts in Psychotherapy Vol. 71 No.20
Rusmawati D, Widyorini E, Sumijati S (2019) Pengaruh Terapi Musik Dan Gerak Terhadap Penurunan
Hiperaktivitas Anak Yang Mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Jurnal Prediksi,
Kajian Ilmiah Psikologi - No. 2, Vol . 1 ,
Sanda, Ademola (2022) Art Therapy Intervention for Children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) in Nigeria. Journal of Children Vol.5 No.3
Sathik Ali A (2017) Effectiveness of art therapy on behavior among children with attention deficit
hyperactivity disorder in selected school at Chennai. Internationa Journal of Applied Research Vol. 2 No.5
Serlin, I. A. (2007). Why is art important for psychology ? The Arts Therapies : Whole Person Integrative
Approaches To Healthcare. Theory and Practice of Art Therapist.
Safran, D. S. (2003). An Art Therapy Approach to Attention Deficit/Hyperactivity Disorder. In C. A. MALCHIODI
(Ed.), Handbook of Art Therapy (pp. 181–192). New York London.
Tang, Yunpeng (2021) Art Therapy: Intervention Study of Immersive Interaction Animation on Children with
ADHD. E3S Web of Conferences Vol.4 No.1

Anda mungkin juga menyukai