Anda di halaman 1dari 24

ASPEK NEUROLOGIS

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)


Agung Budi Setyawan
Bagian Psikiatri
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya kusuma Surabaya
Abstrak
Sampai saat ini belum ada teori yang menyebutkan penyebab pasti dari ADHD, namun beberapa teori
menyebutkan adanya berbagai faktor yang ikut berperan, diantaranya adalah : genetik, minimal brain damage,
neurobilogi, neurokimiawi, psikososial, makanan, dan lain sebagainya. Dalam dekade terakhir cukup banyak
penelitian yang membuktikan bahwa faktor neurologi memiliki peran dan pengaruh yang cukup signifikan
terhadap perkembangan ADHD. Itulah sebabnya pemahaman aspek neurologis terhadap ADHD diperlukan agar
dapat dilakukan penanganan sedini dan seholistik mungkin sehingga bisa mengurangi berbagai dampak negatif
yang dapat terjadi baik pada anak ADHD, orang tua, sekolah, maupun masyarakat.

Kata kunci: ADHD, faktor neurologis, penanganan dini.

ASPECT NEUROLOGICAL
ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)
Agung Budi Setyawan
Psychiatry Department
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
Abstract
Until now there is no theory that says the exact cause of ADHD, but some theories say there are various
contributing factors, including: genetic, minimal brain damage, neurobiology, neuro-chemistry, psychosocial,
food, et cetera. In the last decade considerable amount of research that proves that neurological factors have a
role and a significant influence on the development of ADHD. That's why understanding the neurological aspect
of ADHD is needed to be done as early handling and holisticaly possible so that it can reduce the negative
impacts that can occur both in children with ADHD, parents, schools, and communities.

Key words: ADHD, neurological factors, early treatment.

PENDAHULUAN mereka. Kurangnya perhatian mereka


nampak pada saat mereka sering melamun,
Attention Deficit Hyperactivity Disorder bingung, dan kesulitan dalam mengerjakan
(ADHD) atau gangguan aktivitas dan satu tugas selama periode waktu tertentu
perhatian (gangguan hiperkinetik) adalah yang diperpanjang. Seiring dengan
suatu gangguan psikiatrik yang cukup perhatian mereka yang mudah beralih dari
banyak ditemukan dengan gejala utama satu stimulus ke stimulus lainnya, mereka
inatensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas seringkali meninggalkan orang tua atau
yang tidak konsisten dengan tingkat guru dengan kesan bahwa mereka tidak
perkembangan anak, remaja, atau orang mendengarkan. Hiperaktivitas mereka,
dewasa. Biasanya pada waktu anak ADHD seringkali muncul dalam bentuk
mencapai remaja atau dewasa, gejala kegelisahan, bicara berlebihan, ditoleransi
hiperaktivitas dan impulsivitas cenderung dengan buruk di sekolah, serta membuat
menurun meskipun gejala inatensinya frustasi orang tua yang seringkali
kadang-kadang masih tetap ada. (3,21) kehilangan mereka di tengah banyak orang
Anak-anak dengan ADHD bisa dikenali di dan tidak dapat membuat mereka tidur
klinik, di sekolah, maupun di rumah sesuai dengan jam tidurnya. Sedangkan
impulsivitas mereka membuat mereka yang merupakan aktifitas mental dalam
mudah mendapat kecelakaan, menciptakan memilah berbagai macam rangsangan
masalah dengan teman sebaya, dan sensorik yang masuk untuk diberi respon,
mengganggu suasana kelas yaitu ketika dalam prosesnya melibatkan berbagai
mereka menjawab tanpa berfikir, sistim yang ada dalam otak. Bila ada
mengganggu orang lain, atau beralih dari gangguan di bagian otak yang terkait
pekerjaan sekolah menuju aktivitas lain dengan fungsi atensi, maka hal tersebut
yang kurang pantas. (13) akan menimbulkan gangguan dalam
Pada kehidupan selanjutnya apabila tidak pemusatan perhatiannya. Itulah sebabnya
ditangani dengan baik maka ketiga gejala pemahaman aspek neurologis terhadap
tersebut dapat menyebabkan menurunnya ADHD diperlukan agar dapat dilakukan
harga diri, menurunnya prestasi akademik, penanganan sedini dan seholistik mungkin
dan timbulnya gangguan dalam hubungan sehingga bisa mengurangi berbagai
interpersonal pada saat remaja maupun dampak negatif yang lebih buruk pada
dewasa. Sedangkan dampak anak ADHD anak ADHD, orang tua, sekolah, maupun
pada keluarga dapat menyebabkan masyarakat(11,21,28).
keluarga merasa bersalah, depresi,
mengalami stres yang berat, isolasi sosial, EPIDEMIOLOGI
dan bahkan bisa mengalami masalah Anak-anak ADHD didapatkan pada semua
perkawinan maupun pekerjaan. (20,21) golongan sosio ekonomi dan lebih sering
Danchaerts dan Taylor (1995) didapatkan pada anak laki-laki daripada
menyatakan bahwa pada setengah abad anak perempuan (dengan perbandingan 3-6
terakhir tampak prevalensi anak ADHD kali lebih banyak). Onset timbulnya gejala
cenderung semakin meningkat. Hal ini ADHD sebelum usia 7 tahun. (3,21,22)
dimungkinkan karena pengaruh aspek Prevalensi anak ADHD berkisar
pendidikan, meningkatnya harapan antara 3-10% pada anak-anak usia sekolah,
masyarakat, adanya peningkatan alokasi dan 35-50% kasus ADHD dapat berlanjut
dana sarana dan prasarana kesehatan, serta ke masa remaja atau dewasa. Dari 34 juta
akibat meluasnya perubahan kriteria kasus ADHD di USA, Eropa dan Jepang,
diagnosa pada DSM IV. Juga para ahli diperkirakan 31% menjadi kasus ADHD
klinik akhir-akhir ini mulai melengkapi dewasa (usia > 19 tahun) dan 69% kasus
penekanannya pada faktor neurobiologis ADHD pada usia 3-19 tahun. Penelitian
sebagai penyebab timbulnya gejala ADHD, longitudinal telah membuktikan bahwa
disamping faktor sosial dan psikologis. (22) sebanyak 2/3 dari anak-anak ADHD
Sampai saat ini memang belum ada teori memiliki gejala ADHD yang mengganggu
yang menyebutkan penyebab pasti dari ketika mereka menjadi dewasa. Penelitian
ADHD, namun beberapa teori pada orang-orang dewasa yang ditemukan
menyebutkan adanya berbagai faktor yang secara klinis dengan serangan ADHD masa
ikut berperan, diantaranya adalah : genetik, kanak-kanak yang didefinisikan secara
minimal brain damage, neurobiologi, retrospektif menunjukkan bahwa mereka
neurokimiawi, psikososial, makanan, dan memiliki sebuah pola ketidakmampuan
lain sebagainya. Usaha-usaha untuk psikososial, komorbiditas kejiwaan,
mencari penyebab yang pasti dari disfungsi neuropsikologis, penyakit
gangguan ini memang belum familial, dan gagal sekolah yang
menghasilkan kesepakatan yang jelas, menyerupai ciri-ciri anak-anak ADHD.
(3,13,27)
namun demikian tidaklah diragukan lagi
bahwa faktor neurobiologi memiliki peran Anak-anak ADHD lebih banyak
dan pengaruh yang cukup besar terhadap didapatkan pada masyarakat urban
timbulnya ADHD tersebut. Hal ini bisa daripada masyarakat rural (Shatmari,
dimengerti mengingat atensi atau perhatian 1989). Kira-kira 75% dari anak ADHD
juga disertai gangguan psikiatrik lainnya perilaku yang ditandai inattentiveness atau
misalnya gangguan sikap menentang, gangguan pemusatan perhatian dan
gangguan tingkah laku, gangguan belajar, gangguan konsentrasi, impulsivitas yaitu
gangguan penggunaan zat, gangguan berbuat dan berbicara tanpa memikirkan
cemas, gangguan tik, dan lain sebagainya akibatnya, disertai hiperaktif (overactivity)
(3,22,27)
. yang tidak sesuai dengan umur
Di Amerika Serikat insidens ADHD perkembangannya (Davinson, 1994;
diperkirakan berkisar antara 2–20% pada Sadock, 2003). Pola perilaku ini
anak-anak usia sekolah dan 3-7% pada usia menimbulkan gangguan dalam fungsi
pra pubertas. Di Inggris Raya insidens sosial dan akademisnya, serta
ADHD lebih rendah, yaitu kurang dari 1%. mengakibatkan penderitaan yang nyata
Prevalensi pada laki-laki lebih tinggi bagi yang bersangkutan maupun
daripada wanita dengan rasio terentang lingkungannya. Menurut DSM IV (The
antara 2 : 1 sampai 9 : 1. Saudara derajat American Psychiatric Association’s
pertama misalnya saudara dari penderita Diagnostic and Statistical Manual IV),
ADHD berisiko tinggi untuk terjadinya berdasarkan tiga gejala utamanya tersebut,
gangguan lain seperti : gangguan tingkah definisi ADHD dibagi dalam 3 (tiga)
laku, gangguan cemas, gangguan depresi, kelompok tipe yaitu(1) :
gangguan belajar, dan kesulitan tipe “Inattentiveness”
bersosialisasi di sekolah. Orang tua tipe “hyperactivity-impulsivity”
penderita ADHD juga terbukti tipe “combined” (campuran).
menunjukkan adanya kecenderungan Diagnosis ADHD tipe inatensi (menurut
peningkatan insidens hiperkinetik, DSM IV) ditegakkan bila minimal ada 6
sosiopatik, penggunaan alkohol, dan (enam) gejala inatensi untuk waktu
gangguan konversi yang mendukung teori minimal selama 6 bulan dan didapat
genetik sebagai salah satu penyebab kurang dari 6 gejala hiperaktivitas serta
ADHD. Gejala ADHD sering nampak pada dimulai sebelum usia 7 (tujuh) tahun.
usia 3 tahun, tetapi diagnosis seringkali Gejala-gejala ini tetap ada pada saat di
baru bisa ditegakkan pada masa sekolah, sekolah dan di rumah bersifat maladaptif
seperti pada prasekolah atau Taman Kanak dan tak sesuai dengan tahap perkembangan
Kanak, yaitu ketika guru dan teman anak.(1)
mengeluh akan kurangnya perhatian dan DiagnosisADHD tipe hiperaktivitas dan
impulsivitasnya.(21) impulsivitas (menurut DSM IV) juga
Prevalenssi pada wanita memang lebih ditegakkan bila minimal ada 6 (enam)
rendah, tetapi gejalanya cenderung gejala hiperaktivitas dan impulsivitas,
menetap dengan bertambahnya usia. bersifat maladaptif dan tak sesuai dengan
Beberapa peneliti mendapatkan bahwa tahap perkembangan anak serta didapat
gejala ADHD menetap pada sebagian kurang dari 6 (enam) gejala inatensi.
remaja dan dewasa, berkisar antara 31%- Gejala-gejala ini ada minimal selama 6
71%, meskipun dilaporkan hanya berkisar bulan dan dimulai sebelum usia 7 tahun
8% gejalanya yang memenuhi kriteria serta gejala-gejala ini tetap ada pada saat di
ADHD pada usia dewasa. Literatur lain sekolah dan di rumah.(1)
menyatakan 15%-20% ADHD menetap Diagnosis ADHD tipe campuran
sampai dewasa dan 65% di antaranya (combined type) (menurut DSM IV)
mengalami masalah di bidang akademis ditegakkan bila didapatkan 6 (enam) atau
dan pekerjaannya(18). lebih gejala inatensi dan 6 (enam) atau
lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas
DEFINISI yang tetap ada selama paling sedikit
Attention Deficit and Hyperactivity selama 6 (enam) bulan, dimulai sebelum
Disorder (ADHD) adalah gangguan
usia 7 tahun serta gejala-gejala ini tetap ADHD diwariskan dalam keluarga. Studi-
ada saat di sekolah dan di rumah. (1) studi ini menemukan bahwa orang tua
dengan anak-anak ADHD memiliki
ETIOLOGI peningkatan dua hingga delapan kali lipat
Sampai saat ini etiologi untuk resiko ADHD. Sehingga, mereka
sesungguhnya dari ADHD memang belum menegaskan adanya faktor genetik pada
jelas diketahui. Faktor neurobiologi diduga ADHD dan sekaligus menyediakan bukti-
menyokong cukup kuat akan timbulnya bukti untuk validitas diagnosisnya pada
gangguan ini. Pemaparan zat toksik orang dewasa(13).
prenatal, prematuritas, dan mekanisme Barr et al, 2000 dan Smalley et al, 1998
kelahiran yang mengganggu sistem saraf menyatakan bahwa gejala ADHD
diperkirakan berhubungan dengan berhubungan juga dengan Dopamine
gangguan ini. Namun demikian Barkley Transporter Gene (DATI) dan Dopamine
(1998) menyatakan bahwa faktor D4 receptor Gene (DR D4 gene).
psikososial dapat menyebabkan dan Diperkirakan ada 29% anak, remaja, dan
memperburuk gejala ADHD. (3,21) orang dewasa didapatkan DR D4 gene
dengan 7 repeat allele. (13,22,24)
Beberapa faktor yang diduga berhubungan Faraone et al, 2001 menunjukkan bahwa
atau sebagai penyebab ADHD antara lain : pada 5 dari 8 case control studies yang
diteliti didapatkan hubungan yang
Faktor Genetik bermakna antara ADHD dan DR D4, 7
ADHD lebih sering didapatkan repeat allele. Transmisi saraf tak berjalan
pada keluarga yang menderita ADHD. dengan baik (blunted), mengganggu fungsi
Keluarga keturunan pertama dari anak kognitif dan emosi anak ADHD bila
ADHD didapatkan lima kali lebih banyak dopamine terikat dengan DR D4 7 repeat
menderita ADHD daripada keluarga anak allele. DR D4 gene melakukan aktifasi
normal. Angka kejadian orangtua kandung dopamin di celah paska sinaptik. (13,22)
dari anak ADHD lebih banyak menderita Spencer et al, 2000 menyatakan bahwa
ADHD daripada orangtua angkat. (21,24) adanya varian Dopamine Transporter
Saudara kandung dari anak ADHD Gene (DATI) menyebabkan timbulnya
didapatkan 2-3 kali lebih banyak menderita gejala ADHD. Dopamine transporter gene
ADHD daripada saudara anak normal. (DATI) menyebabkan inaktivasi dopamin
Angka kejadian saudara kembar satu telur di celah prasinaptik (Gill, 1997).
(monozygot) anak ADHD (79%) lebih Pemberian obat stimulan (terutama
tinggi daripada saudara kembar dua telur methylphenidate) akan mengikat DATI
(dizygot) (32%). Kembar identik atau gene sehingga meningkatkan aktivasi
monozigot memiliki kemiripan gen 100%. dopamin di celah sinaps dan dapat
Sebaliknya, kembar fraternal atau dizigotik menurunkan gejala hiperaktivitas. (13,27)
tidak lebih mirip secara genetik dengan Untuk kelainan-kelainan baik dalam
saudara kandung, dan karenanya hanya jumlah maupun struktur kromosom
berbagi 50% dari gen mereka. Jika sebuah biasanya mengarah kepada gangguan
penyakit dipengaruhi oleh faktor genetik, dengan manifestasi klinis yang lebih buruk
maka resiko penyakit kembar akan menjadi (misalnya perlambatan mental dan cacat
paling besar ketika saudara kembar adalah fisik). Sekalipun belum banyak studi-studi
monozigot. Resiko kembar dizigotik sistematik dari kelainan kromosomal pada
seharusnya melebihi resiko terhadap ADHD, namun ada beberapa laporan yang
kontrol tetapi seharusnya tidak lebih besar menyatakan bahwa kelainan kromosom
daripada resiko pada saudara kandung.(21,22) tersebut juga berasosiasi dengan timbulnya
Studi-studi pada keluarga secara hiperaktivitas dan/ atau defisit perhatian,
konsisten mendukung pernyataan bahwa yang diantaranya meliputi sindrom fragile
X, duplikasi kromosom Y pada anak laki- pada anak ADHD yang biasanya tampak
laki, dan hilangnya sebuah kromosom X gejalanya pada usia 5 tahun. Perkembangan
pada perempuan(13). otak yang normal, biasanya menunjukkan
pertumbuhan secara cepat terjadi pada usia
Faktor neurobiologis 3-10 bulan, 2-4 tahun, 6-8 tahun, 10-12
Anak-anak dengan ADHD tidak tahun dan 14-16 tahun. (21)
terbukti mengalami kerusakan berat di Cerebellum mempunyai fungsi
otak. Banyak anak dengan kelainan eksekutif yakni mengatasi masalah,
neurologis yang disebabkan oleh trauma perhatian, “reasioning”, perencanaan, dan
kapitis berat justru tidak menunjukkan pengaturan tugas individu. Hasil
adanya gejala-gejala gangguan pemusatan pemeriksaan dengan menggunakan MRI
perhatian dan hiperaktivitas. Faktor-faktor didapatkan bahwa ada penurunan aktivitas
yang justru menyokong timbulnya gejala metabolik di daerah-daerah di atas pada
ADHD adalah faktor prenatal (infeksi, individu dengan ADHD. Para peneliti
keracunan logam berat/ bahan toksik lain), menyatakan bahwa ada permasalahan
prematuritas, trauma kelahiran, maupun dalam pengaturan transmisi saraf
komplikasi kehamilan karena ibu banyak (regulatory circuits) antara korteks
merokok dan mengkonsumsi alkohol saat prefrontal, ganglia basal, dan cerebellum
hamil yang berpengaruh terhadap yang diduga merupakan penyebab
(21)
perkembangan sistim saraf. terjadinya gejala ADHD. Komunikasi
Hasil penelitian 10-15 tahun akhir- dalam otak dalam area di atas
akhir ini mendukung adanya pengaruh menggunakan neurotransmiter dopamin
gangguan perkembangan neurologis yang dan noradrenalin. Pada anak ADHD terjadi
mempengaruhi timbulnya gejala ADHD. hipofungsi dopamin dan noradrenalin. (21,23)
Penelitian dengan CT Scan dan MRI telah Neurotransmiter catecholamine yakni
membuktikan bahwa ada beberapa tempat dopamine dan norepinephrine berperan
di otak yang berfungsi abnormal pada besar dalam hal atensi, konsentrasi yang
individu dengan ADHD yakni meliputi dihubungkan dengan fungsi kognitif
regio cortex prefrontalis, cortex frontalis, misalnya motivasi, perhatian dan
cerebellum, corpus callosum dan dua keberhasilan belajar seseorang. Dalam hal
daerah ganglia basalis yakni globus norepinephrine, ditekankan peran
pallidus dan nucleus caudatus. Demikian “prefrontal noradenergic pathways” dalam
juga dari hasil pemeriksaan PET Scan mempertahankan dan memusatkan
(Positron EmissionTomography) pada perhatian seperti memberikan enersi pada
anak-anak ADHD didapatkan penurunan kelelahan, motivasi dan perhatian.
metabolisme glukose di korteks prefrontal Sedangkan sistem dopaminergik, peran
dan frontal terutama sebelah kanan. (8) proyeksi mesokortikal dopamin
Penelitian dari National Institute of mempengaruhi juga fungsi kognitif seperti
Mental Health di USA telah menunjukkan kelancaran bicara, proses belajar yang
bahwa area globus pallidus dan nucleus berurutan (serial learning), waspada pada
caudatus secara bermakna lebih kecil pada tugas eksekutif, mempertahankan dan
anak ADHD daripada anak normal. memusatkan perhatian, mengutamakan
Nucleus caudatus dan globus pallidus perilaku yang berhubungan dengan aspek
berfungsi melakukan koordinasi lalu lintas sosial. (22)
transmisi rangsang saraf pada berbagai Inervasi noradrenalin di otak berasal dari
area di korteks. Ternyata didapatkan juga locus ceruleus (dorsolateral pontine
volume area korteks prefrontal lebih kecil tegmentum) dan berakhir pada korteks.
pada anak ADHD daripada anak normal. Peran noradrenalin di korteks melakukan
Beberapa anak menunjukkan kelambatan diskriminasi stimulasi lingkungan secara
perkembangan otak (maturational delay) relevan dan terutama pada stimulasi baru
daripada stimuli yang spesifik. pada mata, tulisan tangan yang jelek dan
Noradrenalin diperkirakan mempunyai sebagainya.
efek pada fungsi kognitif individu melalui
“postsinaptic alpha 2A adrenergic Gejala impulsivitas dan
receptor” pada neuron kortikal. hiperaktivitas pada anak ADHD terutama
Noradrenalin berperan penting pada fungsi disebabkan oleh hipofungsi dopamin,
kognitif yakni pada tuntutan proses yang sedangkan gejala inattensi terutama
tinggi (temporal discrimination dan timed disebabkan oleh hipofungsi noradrenalin.
choice reaction). Penekanan pada fungsi Anak ADHD bila diberikan pekerjaan yang
noradrenalin menyebabkan kesukaran lebih sukar dan perlu ketekunan serta
melakukan tugas-tugas yang berbeda-beda ketelitian maka akan mudah bosan, mudah
(timed choice reaction) dimana tugas-tugas marah serta mudah teralih perhatiannya.(23)
tampak terganggu bila dibutuhkan
ketekunan khusus untuk menyelesaikan
tugas tersebut. Fungsi hemisphere kanan Faktor Lingkungan(13)
terutama untuk mempertahankan attensi
pada stimulasi baru dan fungsi hemisphere Aspek lingkungan baik lingkungan
kiri terutama untuk memusatkan perhatian biologis maupun psikososial telah banyak
pada stimulasi selektif. (18) diteliti sebagai salah satu faktor resiko
Sistem dopaminergik terdiri dari dua untuk ADHD. Ide bahwa makanan tertentu
cabang utama: (3,18) dapat menyebabkan ADHD mendapat
Cabang mesokortiko limbik yang berasal cukup banyak perhatian. Beberapa peneliti
dari area tegmentalis ventral dan mengklaim dapat menyembuhkan ADHD
diproyeksi ke korteks prefrontal, nucleus dengan menghilangkan bahan-bahan aditif
accumbens, dan tuberculus olfactorius. makanan dari diet. Teori populer lainnya
Hipofungsi pada sistem ini berhubungan menyebutkan bahwa intake gula yang
dengan memendeknya “delay gradient” berlebihan akan menuju pada
yang berhubungan dengan terjadinya simptomatologi ADHD. Meskipun
impulsivitas, hiperaktivitas dan gangguan beberapa studi mendukung ide ini, namun
mempertahankan perhatian. Anak ADHD ada beberapa penelitian sistematik
cenderung lebih memilih rewards yang terkontrol yang tidak mendukungnya
kecil tetapi yang dapat diperolehnya (Wolraich et al., 1995).
dengan segera daripada rewards yang lebih Berbeda dengan sebagian studi negatif
besar tetapi ditunda waktu perolehannya tentang faktor-faktor makanan, beberapa
(delay gradient memendek). Anak normal toksin telah terbukti berpengaruh dalam
lebih cenderung memaksimalkan perolehan etiologi ADHD. Beberapa kelompok studi
rewards walaupun harus menunda telah menunjukkan bahwa kontaminasi
waktunya. timah terbukti terkait dengan kebingungan,
Cabang nigrostriatal yang berasal dari hiperaktivitas, kegelisahan, dan
substansia nigra dan diproyeksikan pemfungsian intelektual yang lebih rendah
terutama ke neostriatum (kompleks (Needleman, 1982), meskipun banyak juga
nucleus caudatus, putamen). Hipofungsi anak-anak dengan ADHD yang tidak
pada sistem ini menyebabkan timbulnya menunjukkan adanya kontaminasi timah
beberapa gejala sistem extrapyramidal dan banyak anak dengan eksposur timah
(EPS) yang berhubungan dengan ADHD yang tinggi tidak menunjukkan adanya
yakni adanya gangguan motorik halus dan gejala-gejala ADHD.
kasar (clumsiness), memanjangnya Literatur yang meneliti asosiasi dari
“reaction time”, “response timing” yang ADHD dengan kehamilan dan komplikasi
buruk, gangguan pengendalian gerak cepat kelahiran (Pregnancy and Delivery
Complications/ PDCs) menunjukkan hasil-
hasil yang berlawanan tetapi cenderung reseptor-reseptor alpha4beta2 subtipe
untuk mendukung ide bahwa hal tersebut nicotinic (Decker et al., 1994).
dapat mempengaruhi anak-anak menuju
ADHD (Sprich-Buckminster et al., 1993). Faktor psikososial
PDCs spesifik yang terlibat dalam ADHD Palfrey et al 1985, Barkley 1998
meliputi toxemia atau eklampsia, buruknya menunjukkan hasil penelitiannya bahwa
kesehatan ibu, usia maternal, post pendidikan ibu yang rendah, kelas sosio-
maturitas fetal, durasi persalinan, fetal ekonomi yang rendah, dan orangtua
distress, berat badan lahir yang rendah, dan tunggal (single parenthood) adalah faktor
perdarahan antepartum. PDCs yang terkait yang penting sebagai penyebab timbulnya
dengan ADHD lebih sering terjadi pada gejala ADHD. Hasil penelitiannya
kasus-kasus hypoxia dan eksposur kronis menyatakan bahwa ibu-ibu dari anak-anak
pada fetus seperti toxemia, dibanding dengan ADHD menunjukkan pola
dengan kejadian traumatik akut, seperti komunikasi yang lebih buruk dengan anak,
pada komplikasi kelahiran. lebih sering marah, dan lebih sering terjadi
Suatu eksposur kronis yang telah dipelajari konflik dengan anak dibanding ibu-ibu dari
secara luas adalah ibu yang merokok anak yang normal. Biederman et al, 1995
selama kehamilan. Dengan mengeksposur menyatakan bahwa konflik yang khronis,
fetus pada nikotin, ibu yang merokok dapat keakraban keluarga yang menurun, adanya
merusak otak pada waktu-waktu kritis kelainan psikopatologis orangtua terutama
proses perkembangan. Karena reseptor ibunya, lebih sering terjadi pada keluarga
nikotin memodulasi aktivitas dopaminergic anak ADHD dibanding keluarga anak yang
dan disregulasi dopaminergic yang dapat normal.(3)
terlibat dalam patofisiologi ADHD, secara Anak-anak yang tinggal di yayasan
teoritis hal ini dapat dijadikan bahan sosial sering menunjukkan gejala
pertimbangan bahwa ibu hamil yang hiperaktif dan rentang perhatian yang
merokok sebagai faktor resiko untuk pendek. Gejala ini disebabkan oleh
ADHD. Selain itu, ibu yang merokok telah terjadinya deprivasi emosional yang
terbukti berada pada peningkatan resiko berlangsung lama dan bila deprivasi
akan antepartum hemorrhage, berat badan emosional dihilangkan, misalnya
ibu yang rendah, dan abruptio placenta. ditempatkan pada foster home atau
Fetusnya ada pada resiko berat badan lahir dijadikan anak angkat oleh sebuah
yang rendah, yang semua itu berhubungan keluarga maka gejala ADHD berkurang
dengan timbulnya ADHD. atau hilang. Faktor predisposisi terjadinya
Konsisten dengan peran nikotin dalam gejala ADHD pada anak juga dapat terjadi
etiologi ADHD, peningkatan resiko karena faktor temperamen anak (highly
gangguan ini berhubungan dengan onset active child), faktor genetic, dan tuntutan
usia dari perokok tersebut. Makin awal masyarakat yang mengharapkan anak
atau makin muda mulai merokoknya, berperilaku dan berprestasi dengan baik. (21)
makin tinggi resiko anaknya terhadap Rutter et al., pada tahun 1975 mengungkap
gangguan ini. Dua studi menemukan 6 resiko faktor dalam lingkungan keluarga
bahwa pemberian nikotin terbukti yang berkorelasi secara signifikan dengan
meningkatkan timbulnya gejala-gejala gangguan mental masa kanak-kanak: (1)
ADHD. Studi lain menemukan bahwa pertengkaran perkawinan yang berat, (2)
analog nikotin (ABT-418) juga terbukti kelas sosial yang rendah, (3) ukuran
meningkatkan munculnya gejala-gejala keluarga yang besar, (4) kriminalitas ayah,
ADHD. ABT-418 adalah sebuah aktivator (5) gangguan mental ibu, dan (6)
channel cholinergic selektif yang penempatan anak angkat. Penelitian ini
merupakan sebuah agonist selektif untuk menemukan bahwa kombinasi dari
beberapa faktor tersebut berpengaruh lebih
besar terhadap munculnya gangguan tersebut ditingkatkan, keadaan ini disebut
dibanding dengan faktor tunggal dengan habituasi. Atensi yang diterangkan
manapun(13). diatas adalah atensi elementer. Bila
Selfand dan Tetti, 1990 mendapatkan rangsangan sudah dikenal, maka tidak lagi
bahwa ibu-ibu yang depresi mempunyai diperhatikan. Semua rangsangan yang ada
sikap yang kurang peka, kurang akrab, tetap ditangkap, namun tidak semua
banyak bermusuhan dan tidak setuju disalurkan ke pusat yang lebih tinggi
dengan tingkah laku anaknya. Ibu yang sehingga disadari sepenuhnya. Ini berarti
depresi mempunyai persepsi negatif rangsangan-rangsangan yang masuk
dengan tingkah laku anaknya. Ibu yang tersebut bisa dihambat. Mekanisme
depresi dapat memperberat konflik meneruskan dan menghambat rangsangan
keluarga dan memberikan pola asuh yang ini terjadi di dalam otak yang diantaranya
buruk pada anak sehingga dapat terjadi di lobus frontalis dan sistim limbik.
menimbulkan bentuk nongenetik dari Reflek konsentrasi atau atensi ini dalam
ADHD. Faktor psikososial di atas pendidikan anak dapat digunakan untuk
cenderung menyebabkan gangguan fungsi mengalihkan perhatian. Seorang anak yang
adaptasi dan kesehatan emosional anak dan menangis karena sesuatu sebab
bukan sebagai penyebab yang spesifik ditunjukkan benda lain supaya
untuk timbulnya gangguan ADHD.(3) perhatiannya teralih dari yang
Meskipun banyak studi menyediakan bukti menyebabkan ia menangis. Setelah anak
yang kuat akan pentingnya ketidakcocokan tumbuh menjadi lebih besar, reflek atensi
psikososial terhadap ADHD, faktor-faktor bisa digunakan untu mengajarinya
ini cenderung untuk muncul sebagai mengenal berbagai macam benda dan
prediktor universal dari kesehatan menyebutkan namanya. Dengan
emosional dan pemfungsian adaptif anak- berkembangnya anak, ia belajar bahwa
anak, bukan prediktor-presdiktor yang semua benda ada namanya, sehingga setiap
spesifik pada ADHD. Sehingga, faktor- benda baru yang dijumpainya akan
faktor tersebut dapat dikonseptualkan diperhatikannya sendiri dan ditanyakan apa
sebagai pemicu non spesifik yang namanya. Ini adalah perhatian atau atensi
mempengaruhi jalur/ perjalanan penyakit volunter.
ini(13). Selain berperan memilah-milah rangsangan
yang masuk, lobus frontalis juga berfungsi
ASPEK NEUROLOGIS membuat perencanaan program,
(5,6,7,8,9,11,13,14,16,19,25,28,29)
mengevaluasi pelaksanaannya, serta
Atensi atau perhatian merupakan aktifitas mengoreksinya bila ada penyimpangan.
memilah berbagai macam rangsangan Bila lobus frontalis mengalami gangguan,
sensorik yang masuk untuk selanjutnya refleks orientasi maupun atensi akan
diberikan respon. Karena aktifitas ini terganggu pula. Pemilahan rangsangan
dilakukan dalam keadaan sadar, ini berarti tidak lagi terjadi. Semua rangsangan akan
bahwa formasio retikularis turut berfungsi direspon, perhatian menjadi mudah teralih
dalam aktifitas atensi. Sejak bayi oleh rangsangan lainnya, sehingga
sebenarnya atensi sudah dapat dilihat, distraktibilitas jadi meninggi.
misalnya ketika bayi sedang menyusu, Pada gangguan atensi yang terjadi ialah
kemudian pada saat yang sama ia rentang perhatian terlalu pendek. Perhatian
mendengar suatu bunyi, ia akan berhenti anak mudah teralih oleh rangsangan lain
menghisap sejenak, matanya akan bergerak yang tidak terlalu bermakna. Ini dapat
atau ia akan menoleh kearah sumber bunyi terjadi apabila ada gangguan di daerah
tersebut. Bila rangsangan bunyi itu orbital lobus frontalis yang berhubungan
diulang-ulang, maka respon akan dengan sistem limbik, daerah hipokampus
menghilang, kecuali kalau intensitas bunyi dalam hubungannya dengan nukleus
kaudatus. Penderita gangguan perhatian ini akibat tindakannya dan ia tidak dapat
sebagian disertai hiperkinesia, sebagian belajar dari kegagalannya. Frekuensi
lagi tidak. Pada hiperkinesia anak tidak kecelakaan yang dapat terjadi cukup tinggi.
bisa diam, selalu bergerak melakukan Pada perkembangan normal anak sudah
sesuatu berganti-ganti terus selama ia tidak dapat memikirkan akibat apa yang
tidur. Mereka hiperaktif, distraktibel, dilakukannya pada umur 5-6 tahun. Pada
impulsif, dan mudah terangsang. anak yang hiperaktif, impulsifitas dapat
Hiperkinesia ditemukan pula pada masih tampak pada usia puberas. Cara
penderita epilepsi lobus temporalis dan bekerjanya tidak terencana dan tidak
retardasi mental. Hiperkinesia dapat pula sistematis.
disertai gejala-gejala lain seperti gangguan Emosi anak hiperaktif berubah-ubah.
daya ingat, gangguan dibidang kognitif dan Kalau lelah atau lapar ia mudah marah,
gangguan perilaku. mudah kesal, bahkan dapat mengamuk.
Pada keadaan defisit atensi saja, anak Akibat pendeknya daya atensi, anak
mudah teralihkan perhatiannya tetapi tidak mengalami kesukaran belajar sehingga
hiperaktif. Hiperkineksia saja tanpa defisit perkembangan kognisinya tertinggal.
atensi yang berat juga dapat terjadi. Anak Perilakunya yang tidak dapat tenang
demikian tidak dapat tidak bergerak. berakibat ia sering mendapat teguran,
Keadaan ini dijumpai pada gangguan lobus dimarahi, atau dihukum. Tetapi sering
frontalis. Tidak boleh dilupakan bahwa tampak ia tidak merasakan hukuman atau
gangguan perhatian dapat pula disebabkan rasa nyeri. Kemudian setelah anak menjadi
oleh macam-macam hal lain seperti lebih tua akibat benturan-benturan karena
penurunan kesadaran sesaat yang terjadi kelakuannya prestasi sekolah yang tidak
pada epilepsi, gangguan emosi seperti baik, dapat mengalami depresi. Bila
ketakutan, kebingungan, kecemasan, dll. saudara-saudaranya normal, ia menjadi
Pada bayi dengan ADHD saat di tempat kambing hitam dalam keluarga. Mungkin
tidur, apalagi setelah dapat merangkak, ia mengiri terhadap saudara-saudaranya,
tampak anak tidak dapat diam. Bahkan lalu ia menyendiri. Ia juga sulit bermain-
ibunya mungkin melaporkan ketika main dengan teman sebaya atau sekelasnya
dikandung bayi terasa lebih banyak karena seringkali bertindak semaunya
bergerak. Tampak ketika berbaring, sendiri dan tidak dapat menangkap/
tangan, lengan, kaki, dan tungkai anak menjalankan aturan main. Seringkali ia
bergerak terus disertai menjerit-jerit. Bila menjadi tidak suka pergi ke sekolah.
menangis susah didiamkan. Mainan, Pada pemeriksaan anak dengan
benda-benda dipegang, diraba-raba, hiperaktifitas perlu dicatat dengan cermat
digerakkan sebentar lalu ditinggalkan. riwayat perkembangan anak, bila mungkin
Perilakunya kemudian menunjukkan ia sejak dalam kandungan, bagaimana proses
tidak mengenal apa yang berbahaya. kelahirannya, keadaan kesehatan pada
Bicara dan jalan pikirannyapun dapat masa bayi dan balita, dicatat penyakit-
berubah-ubah. Mudah teralihkan perhatian penyakit berat yang pernah dialami, cedera
mengakibatkan daya konsenterasi anak berat, apakah ada anggota keluarga lain
rendah. Ia bereaksi terhadap banyak yang perilakunya sama, bagaimana
rangsangan yang tidak bermakna sehingga hubungan dengan anggota keluarga,
perilakunya menjadi kacau. Ia tidak dapat dengan anak-anak lain, sifatnya, prestasi di
melakukan aktifitas yang memerlukan sekolah, perilaku lain yang menyimpang,
konsenterasi perhatian seperti yang harus makanan sehari-hari, dan ada tidaknya
dilakukan di sekolah. Impulsifitas tampak gangguan tidur.
pada perilakunya bereaksi tanpa dipikirkan Dalam hal perhatian terdapat tiga aspek
terlebih dulu, hanya terbawa oleh emosi berbeda, yang saling berkaitan, yakni
sesaat. Anak tidak memperkirakan apa kewaspadaan, perhatian selektif, dan
kapasitas perhatian. Kewaspadaan diatur contoh, bila kita mendengarkan cerita,
oleh sistem pengaktifan retikuler di batang setiap kata atau kelompok kata yang baru
otak, yang berhubungan dengan daerah- akan ditemukan artinya, yakni yang paling
daerah asosiasi di korteks. Hemisfer kanan, dekat dan logis di sistem pengetahuan
terutama daerah fronto-parietal ternyata leksiko semantik.
penting untuk tonic alertness , yakni Di hemisfer kanan tidak ada mekanisme
kewaspadaan dasar yang yang relatif stabil, penyeleksian khusus seperti ini, tetapi ada
dimana dalam satu hari berfluktuasi secara pengawasan yang lebih tinggi, dimana bila
pelan. Intoksikasi dan kelelahan dapat pemberian arti pertama ternyata tidak
mengurangi pengaturan kewaspadaan dasar cocok, ia akan mencarikan pengartian lain.
ini. Jadi informasi auditif dari kedua telinga
Perhatian selektif digunakan secara sadar harus disampaikan kepada kedua hemisfer,
untuk aktivitas-aktivitas rumit atau sulit hemisfer kiri mempunyai perhatian selektif
dan untuk berkonsentrasi pada aktivitas untuk pemanggilan arti secara berturut-
pokok. Dalam hal perhatian selektif untuk turut, sedangkan perhatian di hemisfer
ruang, ada tiga komponen yang berperan kanan lebih tersebar, diarahkan pada yang
yaitu melepaskan perhatian dari fokus didengar dan hal-hal yang terjadi, dan jika
pertama, memindahkan perhatian ke tujuan perlu dapat memilih arti lain.
baru, dan mengarahkan perhatian pada
tujuan itu. Lobus parietal kanan berperan ADHD dan Otak
dalam pemindahan perhatian untuk kedua
lapangan visual. Berbagai rangasangan Teori bahwa lobus frontalis memediasi
eksternal dan internal disampaiakan manifestasi tingkah laku dan kognitif dari
kepada kita, mekanisme perhatian ADHD pertama kali diperkenalkan pada
mengatur penginterptretasian semua tahun 1930an, berdasarkan pada kemiripan
rangsangan ini, memberikan perhatian tingkah laku dan kognitif yang teramati
pada yang penting dan mengelak dari antara anak-anak dengan ADHD dengan
gangguan sinyal-sinyal yang disebut para pasien yang mengalami lesi di daerah
pengontrolan perhatian secara strategis lobus frontalis. Satterfield dan Dawson
yang diatur oleh daerah fronto-limbik. adalah para peneliti pertama yang
Proses-proses otomatis hampir tidak menyatakan bahwa gejala-gejala ADHD
memerlukan perhatian selektif, tetapi berhubungan dengan disfungsi
kewaspadaan tetap belangsung pada tugas- frontolimbic. Secara spesifik, mereka
tugas otomatis dan tugas ini dilakukan oleh menyatakan bahwa ADHD mungkin
hemisfer kanan daerah frontal. disebabkan oleh kontrol inhibitori frontal
Kapasitas perhatian adalah jumlah yang lemah terhadap fungsi-fungsi limbik.
perhatian yang diberikan secara terus Kemanjuran pengobatan stimulant dengan
menerus pada sebuah tugas. Karena menggunakan model-model hewan
kapasitas perhatian ini terbatas, maka membuktikan keterlibatan jalur dopamine
membagi perhatian pada dua aktivitas dalam patofisiologis penyakit ini.
adalah pekerjaan yang lebih sulit. Bila ada Tinjauan sistematik dari literatur
informasi baru menuju korteks, saat neurologist oleh Mattes lebih jauh lagi
mengolahnya sistem pengetahuan yang menyoroti kemiripan-kemiripan antara
bersangkutan harus dipanggil, aktivitas di anak-anak ADHD dengan para pasien
hemisfer kiri meningkat dengan dengan lesi pada lobus frontalisnya.
pemasukan kesatuan-kesatuan informasi Sebagian besar dari gangguan kognitif
yang cepat. Untuk setiap kesatuan dalam domain fungsi-fungsi eksekutif
informasi baru, hemisfer kiri langsung berhubungan dengan abnormalitas-
memilih arti yang erat hubungannya abnormalitas dari prefrontal cortex dan
dengan kesatuan sebelumnya. Sebagai koneksinya dengan daerah-daerah otak
lainnya. Gangguan neuropsikologis ini anak-anak kontrol. Dengan menggunakan
diperkuat dengan bukti dari studi-studi kelompok besar anak laki-laki yang
neuroimaging, yang melibatkan disfungsi menderita ADHD dan para subyek kontrol
frontostriatal dalam patofisiologi ADHD. normal dengan usia yang sama,
Sehingga, hipotesis frontostriatal dari Castellanos et al. adalah para peneliti
ADHD telah menjadi salah satu dari pertama yang melaporkan bahwa anak-
model-model korelasi neural ADHD yang anak dengan ADHD memiliki rata-rata 5%
paling luas dipelajari. volume otak total yang lebih kecil
EEG brain mapping pada anak-anak yang dibandingkan dengan kontrol yang berusia
mengalami gangguan atensi sama. Secara serupa, Berquin et al.
memperlihatkan adanya gelombang delta melaporkan bahwa total volume cerebral
yang lambat dengan amplitudo tinggi mereka adalah lebih kecil sebesar 6.1%
disertai aktivitas theta yang meninggi atau dalam kelompok anak laki-laki dengan
suatu keadaan gelombang alfa yang locked ADHD dibanding kelompok kontrol.
(locked in alpha state). Gejala seperti Namun ketika Castellanos et al. dan
gangguan dalam pemusatan perhatian Berquin et al. menghitung ulang analisis-
sering terjadi bila kemampuan otak untuk analisis mereka sambil mengontrol IQ
memproses rangsangan yang masuk mereka, perbedaan antar kelompok dalam
mengalami gangguan atau kerusakan. Pada volume otak total menjadi tidak signifikan
keadaan yang demikian ditemukan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa IQ
kemampuan yang inadekwat untuk berhubungan secara positif dengan volume
berfungsi secara efisien untuk melakukan cerebral total baik pada anak-anak dan
tugas yang diperlukan atau diinginkan. orang dewasa. Karenanya, adalah mungkin
Berdasarkan atas kemampuan otak yang bahwa penurunan volume otak pada anak-
alamiah untuk beradaptasi, maka bagian anak dengan ADHD adalah lebih
otak yang rusak akan mencoba untuk dikarenakan IQ yang lebih rendah daripada
survive dengan jalan melepaskan berbagai merupakan sebuah hasil dari penyakit itu
neuro-inhibitor persediaannya yang sendiri. Sehingga, studi-studi masa depan
terbatas. Dengan jalan demikian ia akan yang menyelidiki volume otak total pada
mengunci diri dalam suatu pola elektro- para pasien dengan ADHD perlu
khemikal yang khas, agar supaya keadaan mempertimbangkan faktor IQnya agar
tidak menjadi lebih buruk. Bila ini terjadi, secara konklusif bisa ditetapkan adanya
maka kita akan kehilangan fleksibilitas volume otak total yang lebih akurat pada
dalam memusatkan perhatian sehingga pasien ADHD dibandingkan dengan
mengurangi kemampuan untuk subyek kontrolnya.
mengadaptasi terhadap berbagai keadaan.
Sementara itu Mann et al (1992) juga Lobus Frontalis
mengemukakan adanya peninggian Lobus frontalis adalah salah satu daerah
gelombang theta dan penurunan otak yang paling sering diteliti dalam
gelombang beta 1 pada ADHD ADHD. Diantara studi-studi pencitraan
dibandingkan dengan kontrol. Peninggian struktural yang menyelidiki lobus frontalis,
gelombang theta lebih banyak dijumpai di tampak ada sebuah konsensus bahwa lobus
regio frontal, sedangakan gelombang beta frontalis kanan adalah lebih kecil pada
1 secara bermakna menurun di regio individu-individu yang menderita ADHD
temporal. dibandingkan dengan kontrol.. Filipek et
al. menemukan bahwa volume dari daerah
Volume Otak Total frontal anterior-superior (posterior
Beberapa studi menemukan bahwa anak- prefrontal, asosiasi motorik, dan
anak dengan ADHD memiliki volume otak midanterior cingulate) secara signifikan
total yang lebih kecil dibandingkan dengan (sekitar 10%) adalah lebih kecil pada para
remaja yang menderita ADHD, terutama perencanaan, memori kerja, maupun
disisi kanan. Sebagai tambahan, Filipek et perhatian.
al., yang melakukan segmentasi gray- Bagian cingulate cortex memainkan peran
white matter juga menemukan volume penting dalam aspek motivasi perhatian
white matter yang lebih kecil dalam daerah dan dalam merespon seleksi maupun
bilateral prefrontal dan retrocallosal inhibisi. Sebuah sistem yang melibatkan
hemispheric (posterior parietal-occipital). cortex parietal dan prefrontal kanan
Demikian juga, Castellanos et al. diaktifkan selama perhatian dipertahankan
menemukan volume frontal anterior kanan dan diarahkan lintas modalitas sensoris.
yang lebih kecil pada anak-anak dan para Lobus parietal inferior dan sulcus
remaja laki-laki yang menderita ADHD, temporalis superior adalah area-area
bahkan setelah mengontrol perbedaan- konvergen sensoris polimodal yang
perbedaan kelompok dalam IQnya. Akan menyediakan representasi dari ruang
tetapi, sebuah usaha untuk mengulang ekstrapersonal, memainkan sebuah peran
penemuan-penemuan dengan anak-anak penting dalam berfokus pada dan memilih
perempuan yang menderita ADHD stimulus target. Sistem aktivasi reticular
mengungkap volume yang lebih kecil batang otak dan reticular thalamic nuclei
dalam frontal lobes kiri daripada frontal berturut-turut mengatur sifat perhatian dan
lobes kanan, namun penemuan-penemuan memfilter gangguan. Defisit ingatan kerja
ini tidak lagi signifikan setelah mengontrol melibatkan sebuah jaringan terdistribusi
IQnya. yang meliputi anterior hippocampus,
Secara keseluruhan, dari 6 studi ventral anterior dan dorsolateral
yang menyelidiki volume frontal lobe pada thalamus, anterior congulate, parietal
anak-anak yang menderita ADHD, 4 studi cortex, dan dorsolateral prefrontal cortex.
menemukan volume frontal kanan yang
lebih kecil, sedangkan 2 studi melaporkan Basal Ganglia
volume frontal kiri yang lebih kecil. Akan Ada banyak interkoneksi antara daerah-
tetapi, Fredricksen et al. menemukan daerah frontal dan basal ganglia. Sejumlah
sebuah tren volume frontal yang lebih kecil studi memperlihatkan kelainan-kelainan
pada sisi kanan, yang mungkin signifikan dari beberapa struktur basal ganglia dalam
jika mereka memiliki ukuran sample yang ADHD. Diantara struktur-struktur ini,
lebih besar. Penemuan-penemuan yang caudate nucleus telah ditemukan
tidak cocok antara dua studi oleh menunjukkan abnormalitas structural
Castellanos et al. mungkin disebabkan oleh volumetric pada individu-individu dengan
penggunaan teknik-teknik kauntifikasi ADHD. Akan tetapi, penemuan-penemuan
yang berbeda. dari studi-studi yang menyelidiki asimetri
Pada penelitian-penelitian neoropsikologis dari caudate nucleus ini belum benar-benar
selanjutnya semakin membuktikan bahwa konsisten dalam tingkat apakah caudate
ADHD berhubungan dengan kanan atau kiri yang terpengaruh secara
ketidaknormalan dari prefrontal cortex berbeda. Sebagai contoh, Hynd et al.
dan/ atau proyeksi-proyeksinya pada melakukan region of interest analysis
struktur subcortical. Kesimpulan ini (ROI) pada caydate nucleus dan
dihasilkan dari sifat-sifat klinis dan tingkah menemukan bahwa berlawanan dengan
laku yang berhubungan dengan fungsi otak anak-anak kontrol yang terbukti memiliki
di daerah-daerah prefrontal cortex (Fuster, asimetri L>R, kepala caudate nucleus
1989). Lesi-lesi pada orbito frontal anak-anak dengan ADHD dicirikan dengan
mengakibatkan disinhibisi sosial maupun asimetri R>L.
impulsivitas, dan lesi pada dorso-lateral Filipek et al. juga menemukan bahwa
mempengaruhi kemampuan organisasional, kelompok kontrol normal memiliki
asimetri caudate nucleus L>R; akan tetapi
pada subyek ADHD ditemukan volume perbedaan-perbedaan dalam asimetri
caudate nucleus simetrik dengan volume caudate pada kedua kelompok ini.
total caudate nucleus yang lebih kecil Sekalipun banyak studi yang
(termasuk kombinasi ekor dan kepala menunjukkan abnormalitas dalam caudate
kanan dan kiri). Akan tetapi, semua subyek nucleus pada anak-anak dengan ADHD;
ADHD dalam studi ini mengkonsumsi akan tetapi, penemuan-penemuan ini
pengobatan stimulant pada waktu adalah tidak konsisten berkenaan dengan
pengujian. Ketika kelompok subyek asimetri morfologis struktur otak ini baik
ADHD dibagi kedalam responder dan non pada para subyek ADHD dan para subyek
responder terhadap stimulant, terungkap kontrol normal. Ketidakkonsistenan ini
bahwa para responder memiliki gejala mungkin secara sebagian berhubungan
impulsivitas/hiperaktivitas yang lebih besar dengan perbedaan metodologis diantara
daripada para non responder, sedangkan studi-studi. Sebagai contoh, 2 dari studi ini
non responder menunjukkan gejala-gejala hanya menggunakan analisis satu-irisan
kurang perhatian yang lebih besar daripada volume caudate. Sebagai tambahan,
para responder. Perbedaan-perbedaan yang dimana beberapa studi mengukur kepala
signifikan diantara kelompok juga muncul dan badan caudate, studi-studi lainnya
ketika volume caudate dibandingkan hanya menilai kepala caudate. Akan tetapi,
diantara dua kelompok ADHD dan kontrol. harus dicatat bahwa para subyek yang
Secara spesifik, dalam kontrol, caudate kiri berpartisipasi dalam dua studi oleh
adalah lebih besar daripada kanan (L>R); Castellanos et al. saling melengkapi secara
pada non responder stimulant, caudate kiri signifikan. Sebagai tambahan, dimana
adalah lebih kecil daripada caudate kelompok ADHD dan kelompok kontrol
nucleus kanan (R>L), sedangkan pada para dalam studi oleh Filipek et al. adalah
responder stimulant, volume caudate serupa berkenaan dengan IQ skala-penuh,
nucleus adalah simetris (R=L). Studi lain kelompok kontrol dalam studi-studi oleh
juga menemukan asimetri R>L pada Castellanos et al. memiliki IQ skala-penuh
sekelompok anak-anak dan para remaja yang secara signifikan lebih tinggi
yang menderita ADHD. daripada para subyek ADHD. Lebih jauh
Berlawanan dengan asimetri L>R lagi, walaupun pada subyek dalam studi-
dalam para subyek kontrol dalam studi- studi oleh Filipek et al. dan Semrud-
studi yang telah dijelaskan sebelumnya, Clikeman et al. memiliki ADHD “murni”,
Castellanos et al. menemukan bahwa para banyak dari para subyek dalam studi-studi
subyek kontrol menunjukkan asumetri oleh Castellanos et al., Hynd et al., dan
caudate R>L yang signifikan, sedangkan Mataro et al. memiliki kondisi-kondisi
para subyek anak dan remaja dengan komorbid. Semua subyek dalam studi oleh
ADHD memiliki volume caudate kanan Filipek et al. menerima pengobatan
dan kiri yang simetris yang disebabkan stimulant pada waktu pengujian. Sehingga,
oleh pengurangan volume caudate kanan. untuk menyortir penemuan-penemuan
Analisis melalui usia mengungkap bahwa yang saling bertentangan, studi-studi masa
volume caudate menurun seiring depan perlu untuk mengontrol
peningkatan usia pada para subyek normal komorbiditas, efek pengobatan, IQ dan
tetapi tidak dengan para subyek ADHD, ukuran-ukuran morphometrik.
yang menunjukkan bahwa mungkin ada Putamen belum dilibatkan
kegagalan proses pematangan yang secara sekonsisten seperti caudate dalam
normal menghasilkan pengurangan volume patofisiologis ADHD. Sebagai contoh, dari
caudate. Khususnya, volume otak total beberapa studi pencitraan structural
yang lebih kecil yang ditemukan dalam putamen, dua studi tidak mendeteksi
kelompok ADHD tidak menerangkan adanya abnormalitas structural dalam
daerah ini pada para subyek yang
menderita ADHD. Akan tetapi, sebuah Sejumlah studi melaporkan adanya daerah
studi morfologis dari para remaja yang anterior yang lebih kecil dari corpus
menderita ADHD mengungkap defisit callosum pada anak-anak dengan ADHD.
kandungan gray matter yang signifikan Sebaliknya, studi-studi lainnya
dalam putamen kanan dan globus pallidus. menunjukkan bahwa justru bagian
Sebagai tambahan, sebuah studi dari anak- posterior dari corpus callosum adalah lebih
anak dengan cedera kepala tertutup kecil pada anak-anak dengan ADHD.
mengungkap bahwa anak-anak yang Castellanos et al. tidak menemukan adanya
mengalami ADHD sekunder karena cedera perbedaan yang signifikan baik pada
otak tertutup memiliki lebih banyak luka segmen anterior ataupun posterior corpus
dalam putamen kanan relatif terhadap callosum pada anak-anak dengan ADHD.
anak-anak yang tidak mengalami ADHD. Secara serupa, Overmeyer et al.
Secara serupa, sebuah studi dari anak-anak membandingkan anak-anak dengan ADHD
dengan sejarah stroke tunggal dan no terhadap saudara kandung dari anak-anak
prestroke manifestation dari gejala- dengan ADHD dan tidak ditemukan
gejala/ciri-ciri ADHD mengungkap bahwa perbedaan yang signifikan dalam ukuran
luka-luka yang melibatkan putamen dari setiap bagian corpus callosum diantara
posterior tampak menuju pada manifestasi kedua kelompok ini. Karenanya, patut
berikutnya dari gejala-gejala ADHD dalam dicatat, hasil-hasil pada sifat kelainan
ketiadaan kerusakan caudate. Karena morfologis dalam corpus callosum pada
hanya ada studi morfologis putamen yang anak-anak dengan ADHD tidaklah
lebih kecil pada individu-individu dengan sepenuhnya sesuai. Ketidaksesuaian ini
ADHD dibandingkan dengan jumlah studi mungkin berhubungan dengan metode
morfologis caudate yang dilakukan dalam tertentu yang digunakan dan jumlah dari
populasi ini, hubungan antara ukuran sub region yang didefinisikan oleh
struktur basal ganglia ini terhadap ADHD berbagai kelompok penelitian. Sebagai
memerlukan eksplorasi yang lebih jauh contoh, dimana beberapa penelitian
lagi, terutama dalam tingkat laporan- menggunakan pembagian 5 segmen,
laporan terbaru yang menunjukkan sebuah penelitian yang lainnya menerapkan
hubungan antara putamen dengan gejala- pembagian 7 segmen. Secara keseluruhan,
gejala primer dan sekunder ADHD. tetaplah tidak jelas apakah setiap daerah
Beberapa studi telah menyelidiki dari corpus callosum terpengaruh secara
ukuran dari globus pallidus pada para berbeda dalam ADHD dan, jika demikian,
pasien dengan ADHD. Perlu dicatat, 4 apakah yang terpengaruh ini adalah daerah
studi telah menemukan pengurangan yang anterior atau posterior.
signifikan dalam volume dari struktur ini Corpus callosum menghubungkan daerah-
pada pasien ADHD. Secara spesifik, daerah homotypic dari dua cerebral
dimana baik Castellanos et al. dan hemispheres. Variasi-variasi ukuran dalam
Overmeyer et al. menemukan bahwa callosum dapat menunjukkan perbedaan-
globus pallidus adalah lebih kecil pada sisi perbedaan dalam jumlah axon atau dalam
kanan pada anak-anak dengan ADHD, ukuran axon yang menghubungkan daerah-
namun Aylward et al. menemukan bahwa daerah ini. Perbedaan volume juga dapat
globus pallidus lebih kecil justru pada sisi mencerminkan perbedaan dalam jumlah
kiri. Secara serupa, sebuah studi dari anak- cortical neuron didalam daerah-daerah
anak dengan sindroma Tourette dan homolog. Ketidaknormalan ini dapat
ADHD komorbid ditemukan globus menurunkan komunikasi antara dua
pallidus yang lebih kecil disisi kiri. hemispheres, yang dapat menerangkan
beberapa gejala kognitif dan tingkah laku
Corpus Callosum dari ADHD.
Cerebellum inferior dapat menjadi bagian dari jaringan
Sampai saat ini, cerebellum dipandang frontal-subcortical yang lebih besar, seperti
terutama sebagai pusat koordinasi motor; yang ditunjukkan oleh studi-studi yang
akan tetapi, berbagai penelitian pada menemukan gangguan fungsi eksekutif dan
dekade terakhir ini menunjukkan bahwa perhatian pada para pasien dengan lesi-lesi
cerebellum juga memainkan peran dalam cerebellar. Disfungsi cerebellar juga
pemfungsian kognitif. Sejumlah studi berhubungan dengan masalah-masalah
melaporkan disfungsi eksekutif yang lebih yang melibatkan penentuan waktu yang
tinggi pada para pasien dengan lesi-lesi seringkali ditemukan pada individu-
cerebellar. Secara umum, lesi-lesi individu dengan ADHD. Dalam tingkat
cerebellar telah menunjukkan adanya penemuan-penemuan ini, dikemukakan
gangguan dalam penentuan waktu bahwa disfungsi dari sirkuit cerebello-
perseptual dan menghasilkan defisit-defisit thalamic-basal ganglia-prefrontal dapat
dalam proses pembelajaran, perhatian, berhubungan dengan defisit eksekutif,
perencanaan tindakan, dan ingatan kerja. motorik, dan inhibitori yang ditemukan
Studi pertama yang secara pada para pasien dengan ADHD.
signifikan melaporkan pengurangan
volume cerebellar pada anak-anak dengan Tinjauan Bukti Keterlibatan
ADHD dipublikasikan oleh Castellanos et Frontostriatal dalam ADHD
al., yang menunjukkan bahwa ukuran Efek-efek Frontal
cerebellar secara signifikan terkurangi Diantara studi-studi pencitraan structural
dalam 57 anak-anak dan remaja pria yang yang menyelidiki frontal lobes, tampak ada
menderita ADHD relatif terhadap 55 sebuah consensus bahwa frontal lobe
kontrol pria. Studi berikutnya oleh kanan adalah lebih kecil pada individu-
kelompok penelitian yang sama yang individu dengan ADHD. Akan tetapi, bukti
menggunakan sub sample anak-anak dari ini tidak tampak konsisten berkenaan
studi awal mereka menunjukkan bahwa dengan studi-studi pencitraan fungsional
cerebellar vermis secara khusus adalah dari frontal lobes dalam ADHD. Sebagai
lebih kecil pada anak-anak dan para remaja contoh, sejumlah studi melaporkan
yang menderita ADHD. Pengurangan ini pengurangan aktivitas dalam frontal lobes
secara spesifik terlokalisir pada bagian dari para subyek dengan ADHD; meskipun
inferior dari posterior vermis (lobules VIII- demikian banyak dari studi-studi yang
X). Penemuan ini ditiru oleh Mostofsky et sama juga melaporkan peningkatan
al., yang menemukan pengurangan identik aktivasi dalam berbagai area frontal pada
dari ukuran vermis posterior-inferior subyek ADHD. Sebagai contoh, Amen dan
(lobules VIII-X) pada anak-anak laki-laki Carmichael melaporkan peningkatan
dengan ADHD. aktivasi frontal dorsolateral; Ernst et al.
Castellanos et al. secara serupa mencatat peningkatan aktivasi frontal
menemukan pengurangan volume dalam posterior kiri; Rubia et al. melaporkan
lobules VIII hingga X dari posterior- peningkatan aktivasi supplementary motor
inferior vermis pada anak-anak perempuan area (SMA) kanan dan precentral kanan;
yang menderita ADHD. Persetujuan antara Schweitzer et al. mengamati peningkatan
4 studi ini menunjukkan bahwa ADHD aktivasi pada gyrus frontal kanan tengah;
berhubungan dengan abnormalitas spesifik dan Zametkin et al. melaporkan
dari bagian inferior vermis posterior. metabolisme yang lebih tinggi pada
Seperti yang disebutkan oleh Mostofsky et posterior frontal cortex sebelah kiri pada
al., adanya kelainan-kelainan cerebellar para subyek dengan ADHD. Sesuai dengan
pada individi-individu dengan ADHD penemuan-penemuan ini, Vaidya et al.
adalah konsisten dengan hipotesis fronto- melaporkan bahwa anak-anak dengan
striatal penyakit ini karena vermis posterior ADHD menunjukkan aktivasi frontal yang
lebih besar dan pengurangan aktivasi yang melaporkan pengurangan aktivitas
striatal daripada kontrol-kontrol selama dalam struktur ini pada mereka dengan
tugas-tugas inhibisi respon, yang ADHD.
diterjemahkan sebagai menjadi fungsi dari Dalam salah satu dari studi-studi,
usaha inhibitory yang lebih besar yang metabolisme menurun secara bilateral
dikeluarkan oleh kelompok ADHD dalam dalam putamen hanya pada anak-anak
melakukan tugas tersebut. perempuan dan tidak pada anak-anak laki-
Berdasarkan pada studi-studi yang laki yang menderita ADHD. Ernst et al.
ditinjau, tampak ada konsensus yang lebih menemukan bahwa tingkat metabolisme
besar dalam literatur pencitraan struktural cerebral regional untuk glukosa adalah
yang mendokumentasikan abnormalitas lebih tinggi pada anak-anak perempuan
pada frontal lobes pada individu-individu yang menderita ADHD pada putamen
dengan ADHD daripada dalam literatur anterior kanan dan lebih rendah pada sisi
pencitraan fungsional, dimana hasil-hasil kiri relatif terhadap anak-anak perempuan
tampak kurang konsisten dalam tingkat kontrol. Sebagai tambahan, meskipun
arah abnormalitas fungsional dalam fokus utama dari studi mereka bukanlah
populasi itu, yaitu, apakah abnormalitas- basal ganglia, Bush et al. melaporkan
abnormalitas ini terdiri dari “hypo peningkatan aktivasi dalam putamen kanan
aktivasi” atau “hiper aktivasi”. Seharusnya pada orang-orang dewasa yang menderita
perlu dicatat bahwa peningkatan relatif ADHD ketika melakukan tugas Stroop.
metabolisme atau intensitas signal dalam Adalah menarik bahwa studi-studi
daerah-daerah frontal pada individu- pencitraan structural paling sering
individu dengan ADHD terhadap kontrol melibatkan caudate daripada putamen
tidak menunjukkan bahwa para subyek dalam patofisiologis ADHD. Meskipun
ADHD tidak memiliki abnormalitas dalam demikian, berdasarkan pada studi-studi
pemfungsian frontal lobes mereka, karena, pencitraan fungsional yang ditinjau,
dibawah keadaan tertentu (muatan memori tampak bahwa abnormalitas-abnormalitas
kerja yang tinggi), peningkatan respon dalam putamen ditemukan sedikitnya sama
dalam frontal lobes mungkin adalah respon seringnya dengan abnormalitas-
yang menyimpang. abnormalitas dalam caudate pada para
subyek dengan ADHD. Perbedaan ini
Efek-efek Striatal dapat mencerminkan kekurangan relatif
Berkenaan dengan basal ganglia dan dari studi-studi pencitraan struktural yang
striatum pada khususnya, dua studi xenon meneliti putamen dibandingkan dengan
emission computed tomography dan jumlah studi-studi yang memetakan
sebuah studi MRI melaporkan caudate.
pengurangan aktivitas striatal secara Secara ringkas, pengurangan
signifikan pada anak-anak dengan ADHD. aktivasi dalam striatum pada individu-
Dari 9 studi neuroimaging fungsional yang individu dengan ADHD belum
secara spesifik meneliti caudate nucleus menunjukkan tingkat konsistensi yang
pada individu-individu dengan ADHD, dapat diandalkan, dan tampak bahwa
hanya 2 yang melaporkan penurunan putamen adalah sebuah struktur yang
aktivasi caudate nucleus pada para subyek belum mendapat perhatian yang memadai
dengan ADHD. Akan tetapi, Lou et al. dalam literatur pencitraan ADHD yang
tidak menggunakan analisis statistical, ada.
yang memunculkan pertanyaan tentang
validitas dari penemuan tersebut. Secara DIAGNOSIS (1,21)
serupa, dari 8 studi pencitraan fungsional
yang menyelidiki putamen pada individu- Diagnosis ADHD didasarkan pada riwayat
individu dengan ADHD, hanya 3 studi klinis yang didapat dari wawancara dengan
pasien dan orangtua serta informasi dari tertentu atau aktivitas bermain (mudah
guru. Sesuai dengan yang didefinisikan bosan)
oleh DSM IV (The American Psychiatric sering tidak mendengarkan bila diajak
Association’s Diagnostic and Statistical bicara secara langsung kepadanya
Manual IV), berdasarkan tiga gejala utama sering tidak mengikuti perintah secara
dari ADHD yakni inatensi, hiperaktivitas sungguh-sungguh dan gagal menyelesaikan
dan impulsivitas, ADHD dibagi dalam tiga pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah tangga
kelompok tipe yakni tipe “Inattentiveness”, atau kewajiban di tempat pekerjaan (hal ini
tipe “hyperactivity-impulsivity”, dan tipe bukan disebabkan karena sikap menentang
“combined” (campuran). atau kurang memahami isi perintah)
Diagnosis ADHD tipe inatensi (menurut sering mengalami kesukaran dalam
DSM IV) ditegakkan bila minimal ada 6 mengatur tugas-tugasnya dan aktivitasnya
(enam) gejala inatensi untuk waktu sering menghindar, tidak menyenangi atau
minimal selama 6 bulan dan didapat segan melakukan tugas-tugas yang
kurang dari 6 gejala hiperaktivitas serta membutuhkan perhatian mental yang
dimulai sebelum usia 7 (tujuh) tahun. cukup lama (misalnya pekerjaan sekolah
Gejala-gejala ini tetap ada pada saatdi atau pekerjaan rumah)
sekolah dan di rumah bersifat maladaptif sering kehilangan barang-barang yang
dan tak sesuai dengan tahap perkembangan diperlukan untuk tugas atau aktivitas
anak. tertentu (misalnya pensil, alat-alat sekolah,
DiagnosisADHD tipe hiperaktivitas dan buku, alat permainan dsb.)
impulsivitas (menurut DSM IV) juga sering perhatian mudah teralih oleh
ditegakkan bila minimal ada 6 (enam) rangsangan di luar
gejala hiperaktivitas dan impulsivitas, sering lupa melakukan aktivitas sehari-hari
bersifat maladaptif dan tak sesuai dengan (membersihkan rumah, mencuci piring).
tahap perkembangan anak serta didapat
kurang dari 6 (enam) gejala inatensi. B. Hiperaktivitas
Gejala-gejala ini ada minimal selama 6 1. sering gelisah dengan tangan atau kaki
bulan dan dimulai sebelum usia 7 tahun atau sering bergerak-gerak saat duduk
serta gejala-gejala ini tetap ada pada saat di 2. sering meninggalkan tempat duduk saat
sekolah dan di rumah. di dalam kelas atau situasi lain dimana
Diagnosis ADHD tipe campuran duduk diam diperlukan atau diharapkan
(combined type) (menurut DSM IV) 3. sering lari-lari atau memanjat secara
ditegakkan bila didapatkan 6 (enam) atau berlebihan dalam situasi yang tidak
lebih gejala inatensi dan 6 (enam) atau sesuai (tak bisa diam)
lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas 4. sering mengalami kesukaran mengikuti
yang tetap ada selama paling sedikit permainan atau aktivitas yang
selama 6 (enam) bulan, dimulai sebelum membutuhkan ketenangan (main catur,
usia 7 tahun serta gejala-gejala ini tetap halma dsb.)
ada saat di sekolah dan di rumah. 5. selalu dalam keadaan bergerak atau
Adapun gejala-gejala tersebut adalah sering melakukan aktivitas seolah-olah
sebagai berikut : mengendarai motor
Inatensi berupa 6. sering berbicara berlebihan (DSM IV).
sering gagal memberikan perhatian penuh
sampai terperinci atau selalu berbuat Impulsivitas
kesalahan saat melakukan aktivitas sering cepat menjawab sebelum pertanyaan
pekerjaan di sekolah, tempat pekerjaan selesai diutarakan
atau aktivitas lain sering sukar menunggu giliran bermain
sering mengalami kesukaran dalam sering interupsi saat diskusi atau
mempertahankan perhatian dalam tugas mengganggu permainan saat pertandingan
(menyela pembicaraan, mengacau DAMPAK ADHD (2,10,20)
permainan anak lain) Dampak gejala ADHD akan dirasakan oleh
sering bicara berlebihan yang tak tak anak dan keluarga, juga terhadap
sesuai dengan respon tatanan sosial (ICD perkembangan anak sampai dewasa.
X). Akibat gejala ADHD terhadap anak yakni :
prestasi sekolah buruk
Menurut ICD X (World Health gangguan sosialisasi
Organization International Classification of penyelesaian pekerjaan lambat
Diseases), gangguan hiperaktif disebut risiko kecelakaan meningkat
Gangguan Hiperkinetik, Gangguan risiko gangguan penggunaan zat meningkat
hiperkinetik dibagi menjadi :
gangguan aktivitas dan perhatian (ADHD) Akibat gejala ADHD terhadap keluarga :
gangguan tingkah laku hiperkinetik, menimbulkan stres dan depresi pada
gangguan hiperkinetik disertai gangguan keluarga
tingkah laku. keharmonisan keluarga terganggu
perubahan status pekerjaan misalnya: jam
Diagnosis gangguan aktivitas dan bekerja menurun 44%, berhenti bekerja
perhatian (ICD X) yang masuk dalam 10%, pindah pekerjaan 4%, perubahan
kategori gangguan hiperkinetik, ditegakkan jadwal bekerja 21%, lain-lain 11%.9,16
bila ada paling sedikit 6 (enam) gejala
inatensi, paling sedikit 3 (tiga) gejala Akibat ADHD terhadap perkembangan
hiperaktivitas dan paling sedikit 1 (satu) anak :
gejala impulsivitas, onset gejala sebelum Usia prasekolah (< 6 tahun)
usia 7 tahun dan gejala-gejala ini tetap ada Menimbulkan gangguan perilaku yang
minimal selama 6 (enam) bulan. Gejala- akan mengganggu ketenangan keluarga.
gejala ini harus didapatkan lebih dari 1 Usia sekolah (6-12 tahun)
(satu) situasi yakni di rumah dan di Menimbulkan gangguan perilaku, prestasi
sekolah, sering menyebabkan gangguan sekolah menurun, kesulitan interaksi sosial
klinis yang bermakna yakni gangguan sehingga dapat menimbulkan kurang
dalam hubungan sosial, akademik dan percaya diri pada anak.
fungsi pekerjaan. Gejala-gejala tersebut Masa remaja (12-18 tahun)
juga tidak diakibatkan oleh gangguan Menimbulkan kesulitan dalam interaksi
perkembangan pervasif, skizoprenia, sosial, problem akademik, tindakan
gangguan psikosis lainnya, dan gangguan kriminal, gangguan penggunaan zat dan
jiwa yang lain mudah terjadi kecelakaan.
Hal penting lain perlu diperhatikan dalam Masa dewasa awal (saat kuliah 18-25
penegakan diagnosa ADHD adalah adanya tahun)
gangguan-gangguan komorbid yang Menimbulkan kegagalan akademis, kurang
menyertai pasien-pasien ADHD, percaya diri, gangguan penggunaan zat,
diantaranya ialah developmental, learning, sulit melaksanakan pekerjaan dan mudah
and medical problems (developmental mengalami kecelakaan.
language problems, learning disabilities, Masa dewasa akhir (> 25 tahun)
motor coordination weaknesses, sleep Menimbulkan kurang percaya diri, masalah
disorders, tic disorder, etc); dan hubungan interpersonal, kegagalan
behavioral and emotional problems melaksanakan pekerjaan, gangguan
(oppositionalbihavioral disorder, penggunaan zat dan mudah terjadi
explosive behavior, mood disorder, kecelakaan.
conduct or anti-social problem, substance
abuse, etc). PENATALAKSANAAN (4,10,12,13,15,17,26)
Penanganan anak ADHD yang terbaik Dalam terapi perilaku sebaiknya orangtua
adalah: menunjukkan perilaku yang baik yang
terapi perilaku dapat ditiru anak (menunda
medikamentosa (pharmacotherapy) kemarahan/lebih sabar, memberikan
kombinasi pengobatan medikamentosa disiplin yang konsisten dan sesuai dengan
dengan terapi perilaku usia anak)
edukasi pasien dan keluarga anak ADHD.
Ad.2. Farmakoterapi
Ad.1. Terapi perilaku (Psychopharmacology)
Terapi perilaku sebaiknya dilakukan pada Pengobatan yang dianjurkan utama adalah
anak ADHD yang ringan gejalanya (mild pemakaian psikostimulan pada anak
ADHD) ADHD (first line treatment). Psikostimulan
anak ADHD dengan komorbiditas yang yang dianjurkan digunakan adalah8
tidak berespons baik dengan pengobatan Methylphenidate (gold standard)
stimulansia (anak depresi, gangguan Amphetamine (d amphetamine, d,l
tingkah laku, gangguan sikap menentang amphetamine)
dll) Pemoline
keluarga yang tidak mau menggunakan
obat untuk terapi anaknya D amphetamine (Dexedrin) meningkatkan
anak ADHD yang tak berespons secara pengeluaran dopamine dan norepinephrine
adekuat dengan obat-obatan dan sedikit serotonin. D amphetamine juga
anak ADHD yang tidak tahan dengan obat- memblokir reuptake DA & NE ke
obatan (alergi, reaksi ADHD/efek samping presynaps dan memblokir katabolisme DA
 keadaan tambah buruk). & NE oleh Monoamine oxidase (MAO).
Terapi perilaku terdiri dari beberapa Hal ini menyebabkan penambahan
langkah yakni kosentrasi DA & NE di synapse (Shenkez,
fase pemberian informasi (information 1992). Methylphenidate utama memblokir
phase) reuptake DA & NE, juga meningkatkan
Memberi informasi pada orangtua pelepasan DA & NE dari vesikel
mengenai keadaan anak sebenarnya presynapse. Methylphenidate dibandingkan
termasuk kesukaran tingkah laku anak. d amphetamine lebih kurang efeknya pada
fase penilaian (assessment phase) NE dan efek juga minimal pada serotonin.
Menilai seberapa berat gangguan interaksi Methylphenidate tampak lebih banyak
anak dengan saudara atau orangtua melepaskan vesikel (pool) DA yang
fase pelatihan (training phase) berbeda-beda daripada d amphetamine. D
Menawarkan pelatihan keterampilan sosial amphetamine melepaskan DA yang baru
pada anak, orangtua, bila memungkinkan disintese dan methylphenidate melepaskan
gurunya. DA dari banyak vesikel (pool) DA
fase evaluasi (review progress) (Solanto, 1984). Efek methylphenidate
Menilai kemajuan atau perbaikan tingkah kurang cepat dibandingkan d
laku anak ADHD. amphetamine, namun efek
methylphenidate berlangsung lebih lama
Macam-macam terapi perilaku berupa daripada d Amphetamine.
strategi spesifik L amphetamine banyak melepaskan
reward system norepinephrine, juga dopamine dengan
time out mekanisme yang sama. Campuran d,l
social reinforcement amphetamine berefek lebih baik daripada d
behaviour modelling amphetamine karena keuntungannya efek
Dukungan bagi orangtua lebih banyak pada norepinephrine.
Methamphetamine tidak dipakai sebagai
obat ADHD karena potensial imipramine (Tofranil), desipramine
ketergantungan zat lebih besar. (Norpramin), nortryptyline (Pamelor) dan
Obat pemoline (cylert) jarang digunakan amitriptyline (Elavil). Namun obat TCA
karena ada efek toksisitas pada liver. Efek kurang efektif terhadap penurunan gejala
pemoline pada anak ADHD kurang jelas. ADHD dibandingkan dengan obat
Efek dopaminergik pemoline lebih lemah stimulansia (Spencer, 1996). Efek TCA
meskipun lebih selektif daripada stimulan adalah meningkatkan pengeluaran
lain. catecholamine, terutama norepinephrine
Tetapi bila terapi psikostimulan tidak (NE) (Shenker, 1992). Ternyata efek
efektif atau tidak toleran dengan dopaminergik dari TCA lebih rendah
psikostimulan maka dianjurkan pemakaian daripada obat stimulansia.
antidepresan. Antidepresan yang Obat monoamine oxidase inhibitor
dianjurkan adalah tricyclic antidepressant, (MAOI) meningkatkan tersedianya
monoamine oxidase inhibitors dan catecholamine di sinaps dengan
bupropion (second line treatment). menghambat pemecahan catecholamine
Pemakaian adrenergic agonists misalnya (DA & NE). 8 MAO ada 2 macam, MAO
clonidine (antihypertensive = Catapres) type A yang memecah keduanya DA & NE
dan guanfacine (Tinex) utama berefek pada (MAO A inhibitor = clorgyline &
alpha 2 NE receptor. Efek kedua obat ini tranylcypromine) dan MAO type B yang
pada gejala anak ADHD adalah melakukan hanya memecah DA. Clorgyline dan
stimulasi pada autoreceptor yakni tranylcypromine yang efektif mengobati
mengurangi transmisi NE pada korteks dan gejala ADHD dan obat deprenyl pada dosis
mengurangi respon yang berlebihan pada rendah menghambat MAO B sedangkan
stimuli lingkungan sehingga dapat pada dosis lebih tinggi menghambat MAO
memperbaiki performans anak ADHD A dan MAO B. Deprenyl dilaporkan
dalam menyelesaikan tugasnya dalam kurang efektif untuk gejala ADHD pada
waktu lebih lama (lebih tekun dan teliti). dosis rendah (15 mg/hari) tetapi efektif
Clonidine lebih banyak mempunyai efek pada sindroma Tourette. Pemakaian MAO
sedatif dan hipotensi daripada guanfacine I jarang dipakai untuk mengobati gejala
(Arnsten et al, 1996) ADHD karena harus disertai diet yang
Obat tricyclic antidepresant (TCA) yang ketat.
berguna untuk anak ADHD misalnya
Psikostimulan (Stimulansia)
Dosis obat psikoatimulan yang diberikan:
Obat Dosis Duration of Regimen dose
(tablet/capsul) action
*Methylphenidate 2,5-25 mg 2 – 3 jam 2 x/hari
- Short acting (Ritalin) 0,3-0,7 mg/kg/hr tab @ 10mg
(tablet)

- Intermediate acting (sustained 20 – 40 mg 3 – 8 jam 1 x/hari tab.


Release/ Ritalin SR) @ 20 mg

- Long acting * Concerta 18 mg, 36 mg 8 – 12 jam 1 x/hari cap.


* Ritalin 1 A 20 mg 8 – 12 jam 1 x/hari cap.

* Short Acting
2,5 – 25 mg 4 – 6 jam 1 x/hari
Amphetamine/Dextroamphetamine *tab. @ 5mg
- Tablet/spansul *spansul @
5mg, 10mg, 15mg
2,5 – 25mg *Elixir: 2x/hari
4 – 6 jam
- Elixir 5mg/5cc
18,75 – 112,5 mg tablet @
6 – 10 jam
* Pemoline (Cylert) 18,75 mg
37,5 mg
75 mg

Efek samping psikostimulan yang tersering adalah : genetik, minimal brain damage,
adalah insomnia, berkurangnya nafsu makan neurobilogi, neurokimiawi, psikososial,
sampai berat badan menurun, kadang-kadang makanan, dan lain sebagainya. Dalam dekade
sakit kepala. Bila sebelum dan saat pengobatan terakhir cukup banyak penelitian yang
anak ADHD menunjukkan gejala sukar makan, membuktikan bahwa faktor neurologi memiliki
maka perlu diberikan vitamin untuk nafsu peran dan pengaruh yang cukup signifikan
makan misalnya curcuma plus, atau terhadap perkembangan ADHD. Itulah
cyproheptidine tablet serta pemberian obat sebabnya pemahaman aspek neurologis
stimulansia bersama dengan makan. Bila terhadap ADHD diperlukan agar dapat
timbul gejala efek samping sukar tidur, dilakukan penanganan sedini dan seholistik
sebaiknya pemberian malam hari tak mungkin sehingga bisa mengurangi berbagai
dilakukan, dilakukan membaca lebih dahulu dampak negatif yang dapat terjadi baik pada
sebelum tidur (bedtime reading), dapat anak ADHD, orang tua, sekolah, maupun
diberikan obat tidur bila sangat diperlukan masyarakat.
(adjunctive agent). Hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam
penegakan diagnosa ADHD adalah adanya
IX. RINGKASAN gangguan-gangguan komorbid yang
ADHD atau gangguan pemusatan menyertai pasien-pasien ADHD, diantaranya
perhatian/ hiperaktivitas adalah suatu ialah developmental, learning, and medical
gangguan psikiatrik yang cukup banyak problems (developmental language
ditemukan dengan gejala utama inatensi, problems, learning disabilities, motor
hiperaktivitas dan impulsivitas yang tidak coordination weaknesses, sleep disorders,
konsisten dengan tingkat perkembangan anak, tic disorder, etc); dan behavioral and
remaja, atau orang dewasa. Belum ada tes yang emotional problems (oppositional bihavioral
spesifik untuk menetapkan diagnosa ADHD. disorder, explosive behavior, mood disorder,
Assesmen dilakukan secara multifaktorial baik conduct or anti-social problem, substance
psikiatrik, biologik, maupun lingkungan. abuse, etc). Penanganan pasien ADHD perlu
Sampai saat ini belum ada teori yang dilakukan secara individual dan eklektik
menyebutkan penyebab pasti dari ADHD, holistik baik terapi perilaku, terapi
namun beberapa teori menyebutkan adanya medikamentosa, edukasi keluarga, edukasi
berbagai faktor yang ikut berperan, diantaranya lingkungan sekolah, maupun kombinasinya.
treatment of attention deficit
DAFTAR PUSTAKA hyperactivity disorder Drugs, 1998;
1. American Psychiatric Association: 56: 215-223.
Diagnostic and Statistical Manual of 11. Dharmaperwira Prins RII : Gangguan
Mental Disorder (DSM IV) 4th Ed Komunikasi pada Disfungsi Hemisfer
Washington DC, 1994, pp. 78-85. Kanan da Pemeriksaan Komunikasi
2. Aviva Yochman et al : CO-occurrence Hemisfer Kanan. Terjemahan Dhama
of Developmental Delays Among Hillyard Y. Jakarta : Djambatan; 2004;
Preschool Children with Attention 9-171
Deficit Hyperactivity : Developmental 12. Dikla Gol et al : Effect of a social
Medicine and Child Neurology; Jun skills training group on everyday
2006;48,6; pg. 483-488. activities of children with attention
3. Barkley A R: Attention Deficit deficit hyperactivity disorder :
Hyperactivity Disorder, 2nd Ed, New Developmental Medicine and Child
York, The Guilford Press, 1998. Neurology; aug 2005; 47,8; pg. 539-
4. Boudien et al : Fine Motor Skills and 545.
Effects of Methylphenidate in Children 13. Faraone G W and Biederman J:
With Attention Deficit Hyperactivity Neurobiology of attention deficit
Disorder and Developmental hyperactivity disorder in Neurobiology
Coordination Disorder; Developmental of Mental Illness by Charney DS and
Medicine and Child Neuorlogy; Mar Nestler EJ 2nd Ed, Oxford University
2006; 48,3; pg.165-169. Press, New York 2004, pp 979-993.
5. Brenda J Wagner : Attention Deficit 14. Hans C Lou : ADHD: Increased
Hyperactivity Disorder : Current Dopamine receptor Availability Linked
Concepts and Underlying to Attention Deficit and Low Neonatal
Mechanisms; Journal of Child and Cerebral Blood Flow : Development
Adolescent Psychiatric Nursing : Jul- Medicine and Child Neurology
Sep 2000; 13, 3; ProQuest Medical 2004,46, 33; pg.179-183.
Library. 15. Jane Hood et al : Immediate Effects of
6. Carmen et al : Right Hemisphere Methylphenidate on cognitive
Dysfunction in Subjects With Attention Skills of Children With
Attention Deficit Disorder With and Attention-Deficit-Hyperactivity
Without Hyperactivity; Journal of Disorder: Develiopmental Mediicine
Child Neurology; Feb 1997; 12, 2; pg. and Chlid Neurology; Jun 2005;
107-115. 47,6;pg. 408-414.
7. Castellanos et al : Anatomic Brain 16. Katya Rubia et al : Hypofrontality in
Abnormalities in monozygotic Twins Attention Deficit Hyperactivity
Discordinant for Attention Deficit Disorder during Higher-Order motor
Hyperactivity Disorder: The American Control: A study With functional MRI,
Journal Of Psychiatry; sep 2003;160,9; Am J Psychiatry 1999; 156 : 891-896.
pg.1693-1696. 17. Kimko HC, Cross JT, Abernethy DR:
8. Castellanos F X, et al: Quantitative Pharmacochinetics and clinical
Brain Magnetic Resonance Imaging in effectiveness of methylphenidate. Clin.
Attention Deficit Hyperactivity Pharmacochinet 1999; 37: 457-470.
Disorder. Arch Gen Psychiatry, 1996; 18. Mercugliano M: The Neurochemistry
53: 607-616. of ADHD in Attention Deficits and
9. Chandan et al : Altered Neural Hyperactivity in Children and Adults
Substrates of Cognitive Control in by Accardo P J et al, Marcel Dekker
Childhood ADHD: Evidence From Inc, New York, 2000, pp 59-68.
Functional Magnetic Resonance 19. Monique Ernst et al : High midbrain
Imaging; The American Journal of [18F]DOPA Accumulation in Children
Psychiatry; Sep 2005;162, 9; pg. 1605- with Attention Deficit Hyperactivity
1613. Disorder, Am J Psychiatry 1999; 156 :
10. Cyrm, Brown CS : Current drug 1209-1215.
therapy recomendations for the
20. Noe LL, Jackson SE, Peeples P et al: Journal of child Neurology; May 1999;
Impact of attention deficit 14, 5 ;pg. 299-303.
hyperactivity disorder. A Survey of
primary caregivers. Presented at the
American Academy of Family
Physicians Annual Scientific Assembly
Dallas, Tx, Sept 20-24, 2000.
21. Sadock BJ and Sadock VA: Attention
Deficit Disorders, Synopsis of
Psychiatry 9th Ed, Lippincott Williams
& Wilkins USA, 2003: pp 1223-1230.
22. Schachar R & Tannock R: Syndromes
of Hyperactivity and Attention Deficit
Disorder in Child and Adolescent
Psychiatry by Rutter M and Taylor E,
4th Ed, Blackwell Science Ltd, USA,
2002, pp: 399-411.
23. Stahl SM: Essential
Psychopharmacology 2nd Ed,
Cambridge University Press, United
Kingdom, 2000, pp: 459-474.
24. Stevenson J: Genetics of ADHD Paper,
presented at the professional group for
ADD and related disorders, London,
1994.
25. Stewart et al : Evaluartion of
Cerebellar size in Attention –Deficit
Hyperactivity disorder : Jornal of
Child Neurology; Sep. 1998; 13,9; pg.
434-439.
26. Taylor E, Sergeant J, Doepfner M et al:
Clinical Guidelines for hyperkinetic
disorder European Society for Child
and Adolescent Psychiatry. Eur Child
Adolesc Psychiatry 1998; 7: 184-2000.
27. The MTA Cooperative group: A 14
month randomized clinical trial of
treatment strategies for attention
deficit hyperactivity disorder.
Multimodal treatment study of
children with ADHD. Arch Gen.
Psychiatry, 1999; 56: 1073-1086.
28. Vassileva et al : Attention Deficit
Hyperactivity Disorder in
Neuropsychiatry, by Sciffer RB et al,
Second Edition, Lippincott Williams &
Wilkins In, Philadelphia, 2003;pg:605-
630.
29. Yael et al : Attention –Deficit
Hyperactivity Disorder and
Developmenttal Right-Hemisphere
Syndrome: Congruence and
Incongruence of Cognitive and
Behavioral Aspects of Attention :

Anda mungkin juga menyukai