Anda di halaman 1dari 5

Eva Aprilia dan Dwita Oktaria| Hubungan Penderita Attention Deficit – Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan Prestasi Akademik

pada
Tingkat Perguruan Tinggi

Kemampuan Akademik Penderita Attention Deficit – Hyperactivity Disorder


(ADHD) pada Tingkat Perguruan Tinggi
Eva Aprilia1, Dwita Oktaria2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kondisi neurobiologikal yang dicirikan dengan gejala dari kurangnya
perhatian, hiperaktivitas, dan tindakan yang impulsif. ADHD merupakan sindrom kronik yang secara negatif dapat
mempengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk kegiatan di rumah, hubungan interpersonal, dan pembelajaran di sekolah.
DSM-IV membagi ADHD kedalam 3 tipe, yaitu lalai (inattentive), hiperaktif-impulsif, dan gabungan keduanya. Terdapat
beberapa faktor yang dipercaya merupakan etiologi dari ADHD, yaitu faktor biologi, faktor psikologi, dan faktor genetik.
Dari beberapa faktor tersebut, dipercaya bahwa faktor genetik memberikan peran yang paling besar terhadap terjadinya
ADHD. Individu dengan ADHD cenderung berkinerja buruk selama di sekolah dan sulit untuk mencapai tingkat pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu sebayanya. Namun, belakangan ini terdapat peningkatan jumlah individu
dengan ADHD yang menyelesaikan Sekolah Menegah Atas (SMA) dan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Mereka
dipercaya memiliki kemampuan kognitif, catatan keberhasilan akademis yang baik, serta kemampuan kompensasi yang
lebih adatif. Walaupun begitu, individu dengan ADHD di tingkat perguruan tinggi mengakui mengalami kesulitan dalam
akademik dan fungsi sosial di lingkungan perguruan tinggi. Fungsi psikologis, atensi, dan fungsi kognitif mempengaruhi
sedikit banyaknya prestasi akademik individu dengan ADHD. Gejala ADHD dan fungsi kognitif yang buruk secara tidak
langsung memprediksi kinerja sekolah dan prestasi akademik yang buruk juga.

Kata kunci : ADHD, Kemampuan Akademik, Kognitif, Mahasiswa, Perguruan tinggi

Academic Ability of Attention Deficit - Hyperactivity Disorder (ADHD) at


Collage
Abstract
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) is a neurobiologic condition characterized by symptoms of inattention,
hyperactivity, and impulsive action. ADHD is a chronic syndrome that can negatively affect everyday life, including home
activities, interpersonal relationships, and school learning. DSM-IV divides ADHD into 3 types, namely inattentive,
hyperactive-impulsive, and a combination of both. There are several factors that are believed to be the etiologies of ADHD,
namely biological factors, psychological factors, and genetic factors. Of these factors, it is believed that genetic factors
provide the greatest role for the occurrence of ADHD. Individuals with ADHD tend to perform poorly during school and find
it difficult to achieve higher levels of education than their peers. However, recently there has been an increase in the
number of individuals with ADHD who completed High School (SMA) and went to college. They are believed to have
cognitive abilities, excellent academic success records, and more adative compensation capabilities. However, individuals
with ADHD at the college level admit difficulties in academic and social functions within the college setting. Psychological
function, attention, and cognitive function affect a small amount of individual academic achievement with ADHD. ADHD
symptoms and poor cognitive function indirectly predict school performance and poor academic performance as well.

Keywords : Academic Ability, ADHD, Cognitive, College students, University

Korespondensi: Eva Aprilia, alamat Jln. Arief Rahman Hakim Gang Panorama 2 No 19/34 Bandar Lampung, HP
081996896844, email evaaprilia96@gmail.com.

Pendahuluan
Attention Deficit Hyperactivity Disorder cenderung sering mengganggu orang yang
(ADHD) adalah kondisi neurobiologikal yang sedang beraktivitas.1
dicirikan dengan gejala dari kurangnya Individu dengan ADHD dianggap kurang
perhatian, hiperaktivitas, dan tindakan yang mampu untuk menyelesaikan pendidikannya
impulsif. Hal ini biasanya dapat dideteksi dibandingkan dengan teman sebayanya. Namun,
sebelum umur 7 tahun. Penderita ADHD belakangan ini didapatkan peningkatan jumlah
berbicara terlalu banyak, bahkan sering terlihat individu dengan ADHD di tingkat perguruan
tidak mendengarkan saat diajak bicara, dan tinggi.2

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 164


Eva Aprilia dan Dwita Oktaria| Hubungan Penderita Attention Deficit – Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan Prestasi Akademik pada
Tingkat Perguruan Tinggi

Dari setiap penelitian yang telah rendah (BBLR) dipercaya dapat


dilakukan, didapatkan persentase yang beragam mengarahkan kepada gejala ADHD.
mengenai jumlah mahasiswa dengan ADHD di Namun, bukan termasuk penyebab utama
tiap-tiap perguruan tinggi. Diperkirakan sekitar dari ADHD. Kehamilan dan komplikasi saat
2% - 8% mahasiswa melaporkan sendiri gejala melahirkan merupakan predisposisi
signifikan ADHD, walaupun angka tersebut terhadap ADHD.
belum dapat mempresentasikan seluruh jumlah 2. Faktor Psikologis
mahasiswa dengan ADHD.3 Konflik kronis dalam keluarga, kohesi
Masalah akademik seringkali ditemukan keluarga yang menurun, dan paparan
pada individu dengan ADHD. Walaupun memiliki terhadap psikopatologi orang tua
fungsi intelektual yang di atas rata-rata, anak (terutama ibu) banyak ditemukan pada
sekolah dasar dengan ADHD rupanya mengalami keluarga ADHD dibandingkan pada
kesulitan dalam akademik. Kesulitan dalam keluarga normal. Saat ini masih belum
pembelajaran terlihat dari hiperaktivitas, jelas apakah paparan kekerasan saat masa
impulsifitas, dan kesulitan dalam berkonsentrasi kecil merupakan faktor resiko dari ADHD.
yang sering memberikan efek negatif pada hasil 3. Faktor genetik
belajar mereka.4,5 Genetik sangat dipercaya memainkan
Penelitian yang dilakukan pada remaja peran penting terhadap terjadinya ADHD.
dengan ADHD mengemukakan bahwa mereka Berdasarkan dari beberapa penelitian
cenderung tidak menyelesaikan sekolah yang telah dilakukan, rata-rata faktor
menengah dan melanjutkan ke tingkat genetik mempengaruhi terjadinya ADHD
perguruan tinggi. Sedangkan, mereka yang adalah sebesar 77%.7
melanjutkan sampai ke tingkat perguruan tinggi Continuous Performance Test (CPT) adalah
lebih cenderung memiliki nilai IPK yang lebih salah satu tes yang paling sering digunakan
rendah. Meskipun demikian, dalam berbagai untuk menilai atensi dan kewaspadaan dan
kasus tidak ditemukannya siswa dengan ADHD relevan dalam mengidentifikasi ADHD. CPT yang
yang mengalami kekurangan dalam abnormal ditemukan pada orang dewasa dan
pembelajaran. Bahkan, mereka memiliki tingkat anak-anak yang menderita ADHD.8
kemampuan dari menengah sampai menengah Dalam mendiagnosis ADHD, kita
atas.5 mengenal yang namanya Diagnostic and
Statustical Manual of Mental Disorders (DSM).
Isi Terdapat perkembangan pemahaman mengenai
Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD dari tahun ke tahun, hingga sampai ke
(ADHD) adalah suatu kondisi kesehatan yang DSM-IV yang sekarang umum digunakan. DSM-
kompleks dengan karakteristik ketidakmampuan IV membagi ADHD kedalam 3 tipe, yaitu lalai
untuk mengumpulkan dan mempertahankan (inattentive), hiperaktif-impulsif, dan gabungan
perhatian, memodulasi tingkat aktivitas, dan keduanya. Kriteria dari tiap tipe DSM-IV
tindakan impulsif moderat.6 ADHD merupakan membutuhkan 6 - 9 gejala di setiap kategorinya.
sindrom kronik yang secara negatif dapat Tipe gabungan adalah yang paling sering yaitu
mempengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk sekitar 50%-70% dari seluruh jumlah penderita
kegiatan di rumah, hubungan interpersonal, dan ADHD, diikuti tipe lalai 20%-30%, dan tipe
pembelajaran di sekolah.5 hiperaktif-impulsif <15%.7
Etiologi dari ADHD masih belum jelas Gejala dari ADHD tipe lalai yang paling
sampai sekarang. Menurut dugaan, terdapat sering adalah individu mudah diganggu, sulit
hubungan antara genetik dan faktor untuk mempertahankan perhatian, dan
neurologikal yang memainkan peran penting kesulitan dalam usaha mental yang
dalam terjadinya ADHD.6 berkelanjutan. Sedangkan, gejala ADHD tipe
Faktor etiologi lain yang dikatakan hiperatif-impulsif adalah individu sering berkata
memiliki kontribusi dalam menyebabkan ADHD tanpa berfikir terlebih dahulu, suka menyela dan
adalah sebagai berikut : mengganggu, serta gelisah.9
1. Faktor Biologi Anak-anak, remaja, dan orang dewasa
Diet, kontaminasi rokok dan alkohol, dengan ADHD tipe lalai lebih banyak diderita
merokok saat hamil, dan berat bayi lahir oleh wanita dibandingkan pria dan memiliki

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 165


Eva Aprilia dan Dwita Oktaria| Hubungan Penderita Attention Deficit – Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan Prestasi Akademik pada
Tingkat Perguruan Tinggi

lebih sedikit masalah emosional dan perilaku mewakili segmen ADHD yang berbeda dari
dibandingkan dengan tipe lainnya. Namun, populasi umum individu dengan ADHD yang
remaja dengan ADHD tipe lalai memiliki memiliki fungsi kognitif tinggi, mereka
penurunan akademik yang lebih besar cenderung mengalami kesulitan dalam
dibandingkan dengan remaja dengan ADHD tipe akademik dan fungsi sosial di lingkungan
hiperatif-impulsif.7 perguruan tinggi nantinya.10
Orang dewasa dengan tipe ADHD Mahasiswa dengan ADHD mengakui
gabungan memiliki tingkat perkembangan ke bahwa mereka mangalami kesulitan dalam
gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan berhubungan dengan orang tua atau teman
psikosis yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebanyanya. Hal ini menyebabkan tingkat
dengan mereka yang memiliki tipe lalai dan keterampilan sosial, penyesuaian sosial, dan
hiperaktif-impulsif. Individu dengan ADHD tipe tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah
gabungan juga memiliki lebih banyak gangguan juga.12 Terlebih diketahui bahwa mahasiswa
kejiwaan dan penyalahgunaan obat-obatan dan dengan ADHD tidak memiliki dukungan yang
hal ini merupakan gangguan yang paling umum cukup dari orang disekitarnya, dimana dapat
terjadi.7,9 mengganggu penyesuaian diri mereka selama di
Menurut American Psychiatric tingkat perguruan tinggi.13
Association, terdapat sekitar 3-7% dari populasi Fungsi psikologi mahasiswa dengan ADHD
anak usia sekolah yang menderita ADHD dan 2- juga ditemukan berbeda dengan mahasiswa
4% dari populasi orang dewasa. Baru-baru ini, umumnya. Mereka menunjukkan gejala satu
mahasiswa dengan ADHD menerima perhatian atau lebih gangguan komorbid, seperti mood
lebih karena adanya peningkatan jumlah siswa (depresi dan kecemasan) dan gangguan makan.
Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan ADHD Mahasiswa dengan ADHD juga memiliki risiko
yang melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi penggunaan alkohol, dan obat-
perguruan tinggi.10 obatan terlarang (marijuana dan obatan
Studi pada orang dewasa dengan ADHD psikotropika lainnya).12
seringkali ditemukan riwayat individu yang Masalah atensi juga berhubungan dengan
meninggalkan sekolah lebih awal. Penelitian prestasi akademik dari individu dengan ADHD.
pada remaja menunjukkan bahwa individu Terdapat berbagai faktor lain yang dapat
dengan ADHD cenderung berkinerja buruk mempengaruhi atensi, yaitu :
selama di sekolah. Oleh karena itu, prospek 1. Jenis kelamin
menuju perguruan tinggi pun terlihat suram. Lelaki cenderung memiliki masalah
Namun, sejumlah kecil literatur menunjukkan antensi lebih banyak dibandingkan
bahwa beberapa individu dengan ADHD berhasil perempuan, begitu juga dengan defisit
mengatasi gejala mereka dan melanjutkan membaca, dan masalah kelancaran bicara.
pendidikan mereka ke tingkat perguruan tinggi.1 2. IQ
Mengingat dampak yang signifikan dari Beberapa penelitian mengatakan bahwa
gejala ADHD pada prestasi akademik, individu tidak ada hubungan antara kinerja IQ
dengan kelainan ini yang mampu lulus dari dengan masalah atensi dan ADHD.
sekolah menengah atas dan masuk ke tingkat
univeritas, dapat mewakili subpopulasi individu 3. Tingkat ekonomi
yang berbeda dengan ADHD pada umumnya. Anak-anak dari keluarga yang
Pada subpopulasi ini terlihat bahwa remaja dan berpenghasilan rendah seringkali masuk
orang dewasa dengan ADHD cenderung memiliki sekolah dengan keterampilan akademis
kemampuan kognitif yang lebih tinggi, catatan yang rendah dan kesenjangan ini dapat
keberhasilan akademis yang lebih besar sebelum meningkat selama masa kanak-kanak.14
kuliah, dan menunjukkan kemampuan Hubungan antara ADHD dengan prestasi
kompensasi yang lebih adaptif.11 akademik juga dipengaruhi oleh fungsi kognitif.
Namun sebenarnya, mahasiswa dengan Terdapat berbagai penelitian yang mempelajari
ADHD menghadapi tantangan yang signifikan peran fungsi kognitif dalam hubungan antara
untuk mencapai tingkat kesuksesan akademis individu dengan ADHD dan prestasi
yang mereka dapatkan. Jadi, terlepas dari akademiknya. Pada penelitian tersebut
kenyataan bahwa subpopulasi ini dapat dikemukakan bahwa gejala ADHD dan fungsi

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 166


Eva Aprilia dan Dwita Oktaria| Hubungan Penderita Attention Deficit – Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan Prestasi Akademik pada
Tingkat Perguruan Tinggi

kognitif yang buruk secara tidak langsung tinggi karena kesulitan dalam mempertahankan
memprediksi kinerja sekolah dan prestasi perhatian (atensi), hiperaktivitas, dan impulsif.
akademik yang buruk juga.15 Namun, dari Namun, terdapat subpopulasi yang memiliki
beberapa hasil penelitian didapatkan bahwa kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan
fungsi kognitif tidak terlalu berhubungan dengan catatan keberhasilan akademis yang lebih besar
prestasi akademik individu tersebut. 1 dan menunjukkan kemampuan kompensasi yang
Sebagian besar individu dengan ADHD adatif.
dalam menjalani kegiatan sehari-harinya
diterapi menggunakan obat-obatan.13 Terapi Ringkasan
ADHD yang diberikan dapat berupa terapi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
farmakologi atau non-farmakologi. Obat adalah suatu sindrom (kumpulan gejala) yang
stimulan seperti melthylphenidate dan d- secara negatif dapat mempengaruhi kegiatan
amphetamine yang biasa digunakan untuk anak- sehari-hari, termasuk kegiatan di rumah,
anak dengan ADHD dan seringkali efektif untuk hubungan interpersonal, dan juga pembelajaran
dewasa muda dengan ADHD. Obat non-stimulan di sekolah.5 DSM-IV membagi ADHD kedalam 3
seperti atomoxetine juga diketahui mengurangi tipe, yaitu lalai (inattentive), hiperaktif-impulsif,
gejala ADHD pada orang dewasa.10 Terdapat dan gabungan keduanya.7 Belakangan ini,
perbedaan antara individu dengan terapi obat terdapat peningkatan jumlah individu dengan
dengan individu tanpa terapi obat dalam ADHD yang menyelesaikan Sekolah Menegah
kehidupan sehari-harinya, namun tidak Atas (SMA) dan melanjutkan ke jenjang
menunjukkan hasil yang terlalu signifikan.13 perguruan tinggi.12 Fungsi psikologis, atensi, dan
fungsi kognitif mempengaruhi sedikit banyaknya
prestasi akademik individu dengan ADHD
Simpulan walaupun terdapat beberapa penelitian yang
Individu dengan ADHD pada umumnya memiliki mengatakan bahwa hal tersebut tidak terlalu
kemampuan akademik yang lebih rendah dan membuat perbedaan yang signifikan.
sulit melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih

Daftar Pustaka
1. Daley D. ADHD and academic performance: (ADHD). Journal of Child Neurology. 2008;
why does ADHD impact on academic 23(4): 399–406.
performance and what can be done to 7. Spencer TJ, Biederman J, Mick E. Attention-
support ADHD children in the classroom? deficit/hyperactivity disorder: diagnosis,
Blackwell Publ Ltd. 2010;36(4):455–64. lifespan, comorbidities, and neurobiology.
2. Blase SL, Gilbert AN, Anastopoulos AD, Ambulatory Pediatrics Association. 2007
Costello EJ, Hoyle RH, Swartzwelder HS, ;7(1): 73-81.
Dkk. Self-reported ADHD and adjustment in 8. Advokat C, Martino L, Hill BD, Gouvier W.
college. J Atten Disord. 2009; 13(3):297– Continuous performance test ( CPT ) of
309. college cognitive deficits , or no diagnosis. J
3. Dupaul GJ, Weyandt LL, Dell SMO, Varejao Atten Disord. 2007 ;10(3):253–6.
M. Current status and future directions. J 9. Westerberg D, Spencer TJ. Presenting ADHD
Atten Disord. 2009; 13(3):234–50. symptoms, subtypes, and comorbid
4. Gropper RJ, Tannock R. A pilot study of disorders in clinically referred adults with
working memory and academic ADHD. J Clin Psychiatry. 2010; 70(11):1557–
achievement in college students with 62.
ADHD. J Atten Disord. 2009; 12(6):574–81. 10. Weyandt LL, Dupaul GJ. ADHD in college
5. Inventory SS, Palmer DR, State F. The students: developmental findings.
learning and study strategies of college Developmental Disabilities. 2008;14: 311–9.
students with ADHD. Psychol Sch. 2007; 11. Frazier TW, Youngstrom EA, Glutting JJ,
44(6):627–38. Watkins MW, Frazier TW, Youngstrom EA,
6. Racine MB, Majnemer A, Shevell M, Snider Dkk. ADHD and achievement : meta-
L. Handwriting performance in children analysis of the child , adolescent , and with
with attention deficit hyperactivity disorder college students. J Learn Disabil. 2007;

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 167


Eva Aprilia dan Dwita Oktaria| Hubungan Penderita Attention Deficit – Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan Prestasi Akademik pada
Tingkat Perguruan Tinggi

40(1): 49–65. 14. Tjc P, Di B, Bartels M, Fc V, Ac H. A


12. Weyandt L, Dupaul GJ, Verdi G, Rossi JS, systematic review of prospective studies on
Swentosky AJ, Vilardo BS, Dkk. The attention problems and academic
performance of college students with and achievement. Acta Psychiatr Scand. 2010 ;
without ADHD : neuropsychological , 122(1):271–84.
academic , and psychosocial functioning. J 15. Diamantopoulou S, Rydell A, Thorell LB,
Psychopathol Behav Assess. 2013; Bohlin G. Impact of executive functioning
35(4)421–35. and symptoms of attention deficit
13. Rabiner DL, Anastopoulos AD, Costello J, hyperactivity disorder on children ’ s peer
Hoyle RH, Swartzwelder HS. Adjustment to relations and school performance.
college students with ADHD. J Atten Disord. Developmental Neuropsychology. 2007;
2008 ;11(6): 689–99. 32(1): 521–42.

Majority | Volume 7 Nomor 1 | November 2017 | 168

Anda mungkin juga menyukai