Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

“Komunikasi Terapeutik Pada Anak”


Dosen pembimbing: Ns. Mukhripah Damaiyanti, S.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Miftahlia Aufazira R. (1811102411105)


2. Muhammad Kefie Reza A. (1811102411115)
3. Rizkia Cantika R. (1811102411161)
KELAS C SEMESTER 3

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Terapeutik Pada Anak” ini
dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh dari informasi media
massa yang berhubungan dengan “Komunikasi Dalam Keperawatan”. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pengajar matakuliah “KOMKEP” atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas,
juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.

Samarinda, 25 oktober 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Anak adalah indvidu yang unik bukan miniatur orang dewasa. Untuk melakukan pendekatan perlu teknik
khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang
anak (Mundakir, 2006). Komunikasi pada anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan
oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut
mampu memenuhi kebutuhannya (Hidayat, 2005).

Perawat harus mengetahui teknik-teknik dalam berkomunikasi karena komunikasi merupakan cara yang
dapat dilakukan untuk memberikan informasi tentang kesehatan. Komunikasi juga dapat mengurangi rasa
cemas anak akibat hospitalisasi. Peran perawat dalam meminimalkan stres akibat hospitalisasi pada anak
adalah sangat penting. Perawat perlu memahami konsep stres hospitalisasi dan prinsip-prinsip asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan (Hidayat, 2005).

Keterlibatan perawat dalam berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian perawat mendapat
informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta membantu anak agar dapat
mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya

Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi dalam memberikan
askep pada anak, menguasai teknik - teknik komunikasi yang cocok bagi anak sesuai dengan
perkembangannya.

B.   Tujuan

1.      Mengetahui pengertian komunikasi terapeutik pada anak.


2.      Mengetahui tujuan komunikasi pada anak.
3.      Mengetahui prinsip dasar komunikasi terapeutik pada anak.
4.      Mengetahui tahapan dalam komunikasi dengan anak.
5.      Mengetahui tekhnik – tekhnik komunikasi terapeutik pada anak.
6.      Bagaimana tekhnik komunikasi dengan orang tua anak.
7.      Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam komunikasi dengan anak?
8.      Mengetahui karakteristik helper yang memfasilitasi tumbuhnya hubungan terapeutik pada anak.
9.      Mengetahui teknik yang kurang tepat dilakukan dalam komunikasi terapeutik pada anak.

C. Manfaat

Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca dalam hal mempelajari tentang komunikasi
terapeutik pada anak, prinsip dan tekhnik komunikasi pada anak, serta tekhnik yang kurang tepat
dilakukan dalam melakukan komunikasi terapeutik pada anak sehingga anak dapat memberikan
kepercayaan kepada kita sebagai perawat.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tahapan Komunikasi dengan Anak                                                                 

Dalam melakukan komunikasi pada anak terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum
mengadakan komunikasi secara langsung, tahapan ini sangat meliputi tahap awal ( pra interaksi ), tahap
perkenalan atau orientasi, tahap kerja dan tahap terakhir yaitu tahap terminasi.

a.    Tahap Prainteraksi

Pada tahap pra interaksi ini yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan data tentang klien dengan
mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang masalah atau latar belakang yang ada,
mengeksplorasi perasaan, proses ini akan mengurangi kekurangan dalam saat komunikasi dengan cara
mengeksplorasikan perasaan apa yang ada pada dirinya, membuat rencana pertemuan dengan klien,
proses ini ditunjukkan dengan kapan komunikasi akan dilakukan, dimana dan rencana apa yang
dikomunikasikan serta target dan sasaran yang ada.

b.    Tahap Perkenalan atau Orientasi

Tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan senyum pada klien, melakukan validasi
(kognitif, psikomotorik, afektif), mencari kebenaran data yang ada dengan wawancara, mengobservasi
atau pemeriksaan ang lain, memperkenalkan nama kita denga tujuan agar selalu ada yang memperhatikan
terhadap kebutuhannnya, menanyakan nama panggilan kesukaan klien karena akan mempermudah dalam
berkomunikasi dan lebih dekat, menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien, menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
dan menjelaskan kerahasiaan.

c.    Tahap Kerja

Pada tahap ini kegiatan yang dapat kia lakukan adalah memberi kesempatan pada klien untuk bertanya,
karena akan memberitahu tentang hal-hal yang kurangdimengerti dalam komunikasi, menanyakan
keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.

d.   Tahap Terminasi

Pada tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah menyimpulkan hasil
wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan re-inforcement positif, merencanakan tindak
lanjut dengan klien, melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik) dan mengakhiri wawancara dengan
cara yang baik.

B. Teknik – Teknik Komunikasi

Tehnik komunikasi terapeutik pada anak

Seperti yang sudah dijelaskan pasien anak merupakan individu yang unik, dalam melakukan komunikasi
terapeutik dengan pasien anak dibutuhkan teknik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak.
1.1 Teknik Verbal

a.    Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan
menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang
berada di samping anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang mainan,
baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.

e.    Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat
suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.

f.     Memfasilitasi

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon anak
terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan
tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan
kesan yang jelek pada anak.

g.    Biblioterapi

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan
menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.

h.    Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk menyebutkan
keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat
menunjukkan perasaan dan  pikiran anak pada saat itu.

i.      Pilihan pro dan kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan
pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai
dengan pendapat anak.

j.      Penggunaan skala

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti
penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya.

1.2 Teknik Non Verbal

Teknik komunikasi non verbal dapat digunakan pada anak- anak seperti :
a.    Menulis

Menulis adalah suatu alternatif pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda dan pra remaja. Untuk
memulai suatu percakapan perawat dapat memeriksa/ menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga
meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis anak-anak lebih riil dan nyata.

b.    Menggambar

Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi yang berharga melalui pengamatan gambar. Dasar
asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak- anak mengungkapakan tentang dirinya.
Untuk mengevaluasi sebuah gambar utamakan/fokuskan pada unsur-unsur sebagai berikut :

1)    Ukuran dari bentuk badan individu, ini mengekspresikan orang penting.

2)    Urutan bentuk gambar, mengekspresikan prioritas kepentingan

3)    Posisi anak terhadap anggota keluarga lainnya, mengekspresikan perasaan anak terhadap status
dalam keluaraga atau ikatan keluarga.

4)    Bagian adanya hapusan, bayangan atau gambar silang, mengekspresikan ambivalen/ pertentangan,
keprihatinan atau kecemasan pada hal- hal tertentu.

c.    Gerakan gambar keluarga

Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan anak-anak dan respon emosi, dia akan
menggambarkan pikirannya tentang dirinya dan anggota keluarga yang lainnya. Gambar kelompok yang
paling berharga bagi anak adalah gambar keluarga.

d.   Sosiogram

Menggambar tak perlu dibatasi bagi anak- anak, dan jenis gambar yang berguna bagi anak- anak seusia 5
tahun adalah sosiogram (gambar ruang kehidupan) atau lingkungan keluarga. Menggambar suatu
lingkaran adalah untuk melambangkan orang-orang yang hampir mirip dalam kehidupan anak, dan
gambar bundaran- bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban/ kedekatan.

e.    Menggambar bersama dalam keluarga

Salah satu teknik yang berguna dan dapat diterapkan pada anak- anak adalah menggambar bersama dalam
keluarga. Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna untuk
mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.

f.     Bermain

Bermain merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan bermain
dapat dikumpulkan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik play
sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk
mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis/ perawatan.
Diatas telah dijelaskan beberapa teknik komunikasi terapeutik pada umumnya, sedangkan cara yang perlu
diterapkan saat melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien anak, antara lain : (Mundakir, 2005)

1.      Nada suara, diharapkan perawat dapat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat. Agar
pasien anak jauh lebih mengerti apa yang ditanyakan oleh perawat.
2.      Mengalihkan aktivitas, pasien anak yang terkadang hiperaktif lebih menyukai aktivitas yang ia
sukai, sehingga perawat perlu membuat jadwal yang bergantian antara aktivitas yang pasien anak sukai
dengan aktivitas terapi atau medis.
3.      Jarak interaksi, diharapkan perawat dapat mempertahankan jarak yang aman saat berinteraksi
dengan pasien anak.
4.      Kontak mata, diharapkan perawat dapat mengurangi kontak mata saat mendapat respon dari pasien
anak yang kurang baik, dan kembali melakukan kontak mata saat kira-kira pasien anak sudah dapat
mengontrol perilakunya.
5.      Sentuhan, jangan pernah menyentuh anak tanpa izin dari si anak.

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan
anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat
pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan
keperawatan.

Tehnik Komunikasi dengan Orang Tua Anak

Komunikasi dengan orang tua adalah salah satu hal yang penting dalam perawatan anak, mengingat
pemberian asuhan keperawatan pada anak selalu melibatkan peran orang tua yang memiliki peranan
penting dalam mempertahankan komunikasi dengan anak.

Untuk mendapatkan informasi tentang anak sering kita mengobservasi secara langsung atau
berkomunikasi dengan orang tua. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam komunikasi dengan
orang tua diantaranya:

1.    Anjurkan Orang Tua untuk Berbicara

Kita dalam melakukan komunikasi dengan orang tua, jangan hanya peran kita sebagai pemberi informasi
saja akan tetapi bagaimana kita merspons atau mengajak agar orang tua yang kita ajak komunikasi
mampu untuk memberikan suatu pesan atau informasi yang dimiliki, kemampuan inilah yang seharusnya
kita kembangkan sehingga komunikasi agar berjalan terus dan efektif serta tujuan yang kita inginkan
dalam komunikasi dapat tercapai.

2.    Arahkan ke Fokus

Dalam melakukan komunikasi dengan orang tua anak arahkan pokok pembicaraan kita ke fokus sambil
memberi kesempatan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaannya secara bebas sehingga tujuan
komunikasi dapat mencapai sasaran. Mengarahkan ke fokus itu salah satu bagian dalam mencapai
komunikasi yang efektif.

3.    Mendengarkan

Mendengarkan adalah kunci untuk mencapai komunikasi yang efektif, kemampuan mendengarkan dapat
ditunjukkan dengan ekspresi yang sungguh-sungguh saat berkomunikasi dengan tujuan untuk mengerti
klien. Selain itu dengan mendengarkan kita akan mendapatkan seluruh informasi yang didapatkan
sehingga tidak ada yang hilang atau tertinggal informasi yang akan disampaikan.

4.    Diam

Diam adalah cara yang dapat digunakan dalam komunikasi dengan diam sebentar dapat memberikan
kesempatan kepada seseorang yang kita ajak komunikasi untuk memberikan kebebasan dalam
mengekspresikan perasaannya dan memberikan kesempatan berpikir terhadap sesuatu yang hendak
disampaikan.

5.    Empati

Cara ini dilakukan dengan mencoba merasakan apa yang dirasakn oleh orang tua anak, dengan demikian
orang tua anak akan merasa aman dan diperhatikan. Cara komunikasi ini juga sangat terkait dengan sikap
saat komunikasi.

6.    Meyakinkan Kembali

Meyakinkan kembali merupakan cara yang dapat diberikan agar proses dan hasil komunikasi dapat
diterima pada klien hal ini adalah orang tua. Pada dasarnya semua orang tua ingin menjadi orang tua
terbaik, tetapi pada saat anak sakit dapat terjadi kecemasan tentang peran dan fungsinya, maka yakinkan
kembali akan peran dan fungsinya sebagai orang tua.

7.    Merumuskan Kembali

Dalam mencapai tujuan pemecahan masalah kita dan orang tua anak harus sepakat terhadap masalah yang
muncul kadang-kadang pada rang tua, dengan merumuskan kembali beberapa permasalahan dan cara
pemecahan bersama akan memberikan dampak dalam mengurangi kecemasan atau kekhawatiran.

8.    Memberi Petunjuk Kemungkinan Apa yang Terjadi

Melalui komunikasi beberapa petunjuk tentang kemungkinan masalah apa yang terjadi dapat
diinformasikan terlebih dahulu untuk mengantisipasi tentang kemungkinan hal yang terjadi sehingga
orang tua tahu dan siap bila masalah itu muncul.

9.    Menghindari Hambatan dalam Komunikasi

Menghindari hambatan dalam komunikasi seperti melakukan komunikasi secara asertif dengan orang tua
merupakan salah satu cara efektif dalam komunikasi, karena hambatan selama komunikasi akan
memberiakn dampak tidak berjalannya suatu proses komunikasi seperti terlalu banyak memberi saran,
cepat mengambil keputusan, megubah pokok pembicaraan, membatasi pertanyaan atau terlalu banyak
memberikan pertanyaan tertutup dan menyela pembicaraan sebelum pembicaraan selesai.

C. Jurnal Yang Mendukung Dalam Aplikasi Komunikasi Keperawatan


BAB III

TINJAUAN KASUS

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


PADA ANAK A DENGAN MASALAH ......(MASALAH KEP)
(Pertemuan Ke…..)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien : Anak A usia 6 tahun
a. Data subjektif (DS): Klien mengatakan sakit pada perut bagian kiri, ibu A mengatakan
anaknya susah minum obat dan susah makan,
b. Data Objektif (DO): Klien tampak lemah, pucat , dan merintih menahan sakit suhu tubuh
37 C , nadi:120x/mnt, RR : 28 x/mnt.
2. Diagnosa Keperawatan :
a. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
3. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan rasa nyaman klien
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara teratur selama 1x24 jam diharapkan
nyeri pada perut An. A dapat berkurang.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Memberikan obat oral

B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Orientasi :
a. Salam terapeutik :
Perawat : “Assalamu’alaikum, selamat pagi Bapak, Selamat pagi adek..”
Ayah pasien : “Wa’alaikum salam,pagi suster...”
Pasien Anak : “Wa’alaikum salam, pagi juga suster...”
Perawat : “ Perkenalkan nama saya Rizkia Cantika, saya senang di
panggil Cantika. Boleh saya tahu nama Bapak dan adenya siapa? Apa
nama panggilan bapak dan ade? “
Ayah Pasien : “ Nama saya Kefie, saya senang dipanggil pak Kefie. ”
Pasien Anak : “ Namaku Aufa, aku senangnya dipanggil Oppa kak. ”
Perawat : “ Oh, baiklah kalau Bapak senang dipanggil nama bapak kefie dan
nama ade kecil yang lucu ini kakak panggil ade oppa. ”
Ayah Pasien : “ Baiklah sus. ”
Perawat : “ Pertama saya akan membuat persetujuan dengan bapak, kita
akan mulai komunikasi ini dengan waktu juga tempat yang
bapak sepakati. Bagaimana pak kefie setuju kalau komunikasi
terapeutiknya kita mulai dimana dan kapan? “
Ayah Pasien : “ Saya pikir komunikasi terapeutiknya dilakukang sekarang
dan diruangan ini saja supaya situasinya kondusif. ”
Perawat : “ Oh...baiklah pak, menurut bapak sendiri waktu yang tepat
untuk melakukan komunikasi ini berapa lama? “
Ayah Pasien : “ Menurut saya lebih baik 10 menit ya sus supaya tidak
terlalu lama karena saya takut anak saya akan merasa bosan.”
Perawat : “ Iya pak kefie tentu, dengan senang hati. ”
Ayah Pasien : “ Baiklah. “

b. Evaluasi/validasi kondisi klien :


Perawat :“Bagaimana keadaan anak bapak pagi ini, apakah An. A masih mengeluh
sakit pada perut sebelah kirinya bu?
Ayah Pasien :“Masih suster”
Perawat : “Obat sirup maagnya sudah di minum belum,pak?
Ayah pasien : “Belum suster, anak saya nggak mau minum obat”
Perawat          : “ bapak bagaimana kalau anak bapak diberikan kesempatan untuk
                          berbicara tanpa disertai oleh bapak supaya saya lebih jelas untuk
                          menggali permasalahan yang anak bapak hadapi. ”
Ayah Pasien   : “ Oh, tentu sus silahkan. ”
Perawat           : “Baiklah Bapak. ”

Kemudian bapak klien pergi meninggalkan ruang rawat inap,

Perawat             : “ Salamat pagi, apa kabar ade Oppa yang cantik. Bagaimana
                            kabar ade sekarang? Coba ade bisa ceritakan sama kakak apa
                           yang ade rasakan saat ini? “
Pasien anak       : “ Pagi juga kakak, keadaan oppa saat ini sakit perut kak.”
Perawat             : “ kira kira letak sakit perutnya yang sebelah mana ya dek? ”
Pasien Anak      : “ Perut yang sebelah kiri. ”
Perawat : “Hmm.. perut sebelah kiri ya dek, Coba adek ceritain ke kakak kenapa
sih adek gakmau minum obat, padahal obatnya kan supaya adek gak
ngerasain sakit perut lagi”
Pasien Anak : “Gakmau kak, soalnya obatnya pahit”
Perawat             : “kalo gitu coba ceritain sama kakak kira – kira kenapa perut ade Oppa
                          bisa sakit seperti itu ? memangnya sebelum sakit Oppa ngapain aja?
Waktu disekolah Oppa jajan apa aja ?”
Pasien Anak      : “ Aku sendiri gak tau kak, sebelumnya aku susah makan. Waktu
Disekolah Oppa habisada olahraga terus habisitu Oppa langsungminum
es.
Perawat             : “Jadi Oppa kecapekan habis olahraga langsung minum es ya? Hmm
kenapa coba ade susah makan ? Apa penyebabnya?
Pasien Anak      : “ Iya kak, Rasanya tuh mual kak kalo makan. ”
Perawat             : “ Oh...kakak pikir ade ini ada gangguan pencernaan ya,”
Pasien Anak      : “ Sepertinya emang gitu kak, soalnya aku gak nafsu makan
                          dan selalu mual – mual. ” 
Perawat             : “ Oh, sepertinya ade ini terkena gejala maag. Ade Icha
                            sendiri tau gak apa itu penyakit maag? “
Pasien anak       : “ Gak tau kak, memangnya maag itu apa? ”
Perawat             : “ Maag itu semacam penyakit yang menyerang lambung.
                          Penyebabnya kebanyakan karena sering makan yang pedas
                          dan terutama jarang makan. “
Pasien Anak      : “ Oh begitu ya kak, jadi aku sakit maag? ”
Perawat             : “ Iya ade sayang, maka dari itu untuk kedepannya ade Oppa harus lebih
menjaga pola makan supaya penyakit maagnya bisa sembuh. Dan ade
harus istirahat yang cukup jangan kecapekan serta jangan terlalu sering
minum es dan jajan sembarangan ya dek”
Pasien Anak     : “ Iya kak kalo begitu Oppa sekarang mau rutin makan yang
                            teratur .”
Perawat             : “ Bagus sekali ade Oppa pinter..

c. Kontrak : Topik/Waktu/Tempat
Topik : Pemberian obat oral
Perawat : “Baiklah pak , karena obat maagnya belum di minum dan Icha
susah minum obatnya, bagaimana kalau saya bantu meminumkan
obatnya ?”
Ayah pasien : “Iya,suster silahkan”
Perawat : “Tempatnya disini saja ya pak”
Ayah pasien : “Baik suster”

Waktu : jam 08.00-08.10 WITA (10 menit)


Tempat : Di ruang rawat inap

2. Kerja : (sesuai komunikasi untuk langkah-langkah tindakan keperawatan)


Perawat : “Sebelum saya memberikan obat kepada anak Bapak, apakah ada yang
mau bapak tanyakan terlebih dahulu kepada saya?”
Ayah pasien : “Tidak suster”
Perawat : ”Baiklah pak kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, mari kita bersama–
sama memberikan obat kepada anak bapak.“
“ Saya sudah siapkan obat anti nyeri dalam tempat obat ini,sendok obat,
air minum, tissue atau serbet, dan bengkok”.
“ Baiklah pak, mari saya bantu bapak memberikan obat kepada anak
bapak.
Perawat : “.Nah, dek Oppa apa kabar ?”
Pasien Anak : “Baik, kak aku sudah sehat kok kakkk” (sambil memegang perut)
Perawat : “Wah dek oppa sudah sehat yah.Nah, biar dek oppa tambah
sehat, dek oppa minum obat ini dulu yah”.
Pasien Anak : “Apa itu kak, aku ngga mau minum obat, obatnya pahit !”
Ayah pasien : “ Oppa yang nurut yah, biar Oppa cepet sembuh.
Nanti Oppa bisa sekolah lagi.
Perawat : “Iya dek Oppa, ini syrup. Dek Oppa pernah minum syrup
yang rasa strawberry kan? Ini manis kok. Coba dulu yuk.
Coba sedikit aja. Manis kok dek.
Pasien Anak : “ Beneran ngga pahit kak ? kakak dulu coba yang minum.

Perawat menuangkan madu pada sendok dan diminumnya supaya pasien Oppa
percaya dan mau meminum obat. Lalu, perawat meminta pasien Oppa untuk
meminumnya satu tetes.
Perawat : “Hemm, tuh, manis kan dek? Engga pahit?”
Pasien Anak : “Iya kak, enak.”
Perawat : “Nah sekarang dek Oppa minum lagi yah, tadi kan Cuma
minum sedikit”.

Perawat menuangkan obat yang sebenarnya diminum pasien Oppa pada sendok
yang sudah disiapkan, tidak menaruh madu lagi.

Pasien Anak : (merasa kepahitan)

Oppa merasa kepahitan dengan obat yang diminumnya. Lalu perawat segera
memberi madu lagi supaya Oppa tidak merasa pahit lagi.

3. Terminasi :
a. Evaluasi respon klien
1). Evakuasi subyektif
Perawat : “Bagaimana adik pahit tidak obatnya ?”
Pasien anak : “ awalnya terasa pahitt.. tapi setelah itu tidak kak”
Perawat : “Nah, tidak terlalu pahit kan..”
”Sekarang adik, bagaimana keadaanya setelah meminum obat?”
Pasien anak : “Nyeri pada perut Oppa sudah agak berkurang kak”
Perawat : “Oppa juga tampak tidak menahan rasa sakit seperti tadi ya, oleh
sebab itu Oppa masih inget tidak yang kakak ajarkan?”
Pasien anak :”ingat kak, kalau Oppa sakit perut pada sisi kiri, Oppa harus
minum obat”
Perawat :”betul, Oppa pinter deh”

2). Evaluasi obyektif


Klien tampak terlihat tidak menahan rasa sakit pada perutnya lagi.

b. Tindak lanjut
Perawat : “Bapak, tadikan saya dan bapak sudah memberikan obat melalui
mulut,apa yang telah kita praktekan bersama tadi tolong diingat – ingat ya
pak, untuk bisa diterapkan di rumah juga jika anak sudah susah minum
obat”.
Ayah klien: “Iya, suster”

c. Kontrak yang akan datang :


Topik : Mengevaluasi dan memberikan makan
Waktu : 12.00
Tempat : Di ruang rawat inap
Perawat : “ Baiklah bapak, karena anak bapak sudah minum obat, saya permisi
dulu. Nanti jam 12.00 saya akan kembali melihat keadaan dek Oppa
selanjutnya, sekaligus mengantarkan makanan untuk dek Oppa. Semisal
bapak perlu bantuan saya lagi sebelum jam12.00, bapak bisa memencet
tombol yang ada disamping tempat tidur dek oppa atau bapak bisa
menemui saya diruang keperawatan yah bapak. Assalamu’alaikum pak” ”.
Ayah pasien: “Wa’alaikumussalam suster”
Perawat :“ Nanti kita ketemu lagi ya, dek jam 12.00 di ruangan ini lagi”
Pasien anak: “Iya kak”
Perawat :”baiklah Oppa, karena kakak sudah selesai merawat dan memberikan obat
Oppa, kakak permisi dulu ya, terima kasih sudah mau nurut sama kakak
untuk minum obatnya, cepat sembuh ya Oppa “
Pasien anak:” iya kakak makasih juga”

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang-
lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan.
Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi,dan tahapan komunikasi.

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,
melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.
Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi / tehnik,
dan hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan
anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut.

B. Saran

Dengan penulisan maklah ini penulis mengharapkan agar pembaca dalam berkomunikasi dengan anak
lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan anak, serta
mengetahui hambatan yang akan ditemui ada saat akan berkomunikasi dengan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Dalami, Ermawati., dkk. 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika: Surabaya.

https://indriana112.blogspot.co.id/2016/04/makalah-kelompok-komunikasi-padabayi.html (diakses
tanggal 25 oktober 2019 pukul 23.20 WIB)

http://ngurahjayaantara.blogspot.co.id/2013/12/komunikasi-dalam-keperawatan-komunikasi.html (diakses
tanggal 25 November 2019 pukul 23.55 WIB)

http://syawir-uimkeperawatan.blogspot.co.id/2011/01/komunikasi-keperawatan-komunikasi.html (diakses
tanggal 25 November 2019 pukul 00.00 WIB)

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zen, Pribadi. 2013. Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan Profesional. Yogyakarta: D-
Medika.

Anda mungkin juga menyukai