Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

DAMPAK BECANA ALAM (GUNUNG MELETUS)

DOSEN : ANI

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. ANDI MAULANA (1811102411061)


2. AYU NOVITASARI (1811102411068)
3. CHOPIPAH (1811102411073)
4. DEVI ARYANI ARDY (1811102411077)
5. EKA WAHYU PRIHATIN (1811102411081)
6. ERIKA DEWI SAPUTRI (1811102411082)
7. ILFA ILZANNAH ANWAR (1811102411092)
8. INDRAWAN KHOLISTIYANTO (1811102411094)
9. JAMIL MAHMUD (1811102411095)
10. NURUL HUDA (1811102411136)
11. RIZKIA CANTIKA RAHMAWATI (1811102411161)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang atas segala rahmat-Nya dan kasih
sayang-Nya maka penulisan dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“BENCANA ALAM GUNUNG MERAPI” sebagai tugas terakhir dari mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya
kepada :
1. Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya.
2. Ibu Ani, S.pd sebagai dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur.
3. Kedua orang tua kami yang tercinta. Yang telah banyak memberi banyak bantuan kepada
penulis baik motivasi spiritual ataupun bantuan materil.
4. Teman-teman yang memberikan semangat dan bantuan bagi penulis

Dalam penulisan kali ini, penulis merasa banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari penguji dan pembaca dalam kelanjutan penelitian ini. Akhirnya, tiada kata
yang dapat kami berikan selain harapan dan terima kasih, semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua serta dapat meningkatkan keimanan kita menjadi hamba Allah yang
mulia.

Samarinda, 3 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................................1
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Sejarah Letusan Gunung Kelud........................................................................................................2
BAB III..........................................................................................................................................................7
Pengaruh Erupsi Gunung Kelud...................................................................................................................7
Bagi Masyarakat Dan Lingkungan................................................................................................................7
A. Pengaruh Gunung Kelud terhadap Masyarakat...............................................................................7
B. Pengaruh Gunung Kelud terhadap Lingkungan Alam  .....................................................................7
C. Dampak dan Akibat Bencana Gunung Meletus................................................................................9
D. Upaya atau Usaha Penanggulangan Bencana Gunung Meletus.....................................................10
E. Tips Menghadapi Letusan Gunung Merapi Sebelum Letusan :......................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gunung Kelud (sering disalah tuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa


Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung
berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini berada di
perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27
km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Sebagaimana gunung merapi, Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi paling
aktif di Indonesia. Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengusan
terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan terakhir Gunung Kelud
terjadi pada tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh erupsi gunung kelud terhadap masyarakat ?


2. Adakah pengaruh erupsi gunung kelud terhadap alam ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dampak negatif letusan gunung kelud


2. Untuk mengetahui dampak positif letusan gunung kelud

D. Manfaat Penelitian

1. Memahami bahaya erupsi gunung kelud terhadap masyarakat


2. Menjadi bentuk pembelajaran agar lebih waspada terhadap letusan gunung kelud
3. Memahami dampak positif erupsi gunung kelud bagi alam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Letusan Gunung Kelud

1. Letusan 1919
"Pada 20 Mei 1919 siang, tiba-tiba langit gelap. Hilangnya matahari membuat
semua yang hidup menjadi takut dan gentar. Hujan abu dan batu yang turun. Para
penduduk desa di lereng gunung berusaha menyelamatkan apapun yang dapat
diselamatkan: harta dan jiwa dan hewan peliharaan. Semuanya berlarian menghindari
kekerasan alam. Lari! Lari kemanakah dirimu? Bernafas semakin sulit. Udara semakin
mencekik semua yang bernafas. Bunyi desiran semakin dekat dan kuat. Aliran lahar
menghancurkan semuanya dan mengganggu jalan keluar untuk manusia. Bangunan dan
pepohonan besar patah menjadi kecil-kecil bak korek api.
Kawah memuntahkan lahar dan abu dan disertai awan gas beracun. Hutan, tanah
dan sawah terselimuti kain berwarna abu-abu. Belasan desa raib dari peta bumi. Ribuan
korban jiwa terkubur hidup-hidup" (Carl Wilhelm Wormser). Letusan Gunung Kelud tahun
1919 tercatat dalam laporan Carl Wilhelm Wormser (1876-1946), pejabat Pengadilan Landraad
di Tulung Agung (masa kolonial Belanda), yang menjadi saksi mata bencana alam tersebut.
Letusan 1919 ini termasuk di antara yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa,
merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali
Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905. Selain itu, Hugo Cool, seorang
ahli pertambangan, pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui
pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter
kubik.
2. Letusan Kelud 1951
Pada tanggal 31 Agustus 1951, pukul 06.15/06.30, Gunung Kelud kembali
meletus (erupsi) secara eksplosif. Akibat letusan besar ini, sejumlah kota di Pulau Jawa
terkena hujan abu, termasuk Yogyakarta dan Surakarta dan mencapai Bandung.

2
Suasana gelap melanda kota-kota terdampak, menyebabkan sekolah harus
meliburkan siswa-siswanya dan jawatan-jawatan berhenti beraktivitas.
Letusan 1951 adalah yang pertama kali terjadi setelah pembuatan terowongan-
terowongan pembuangan air kawah selesai dibangun.
Van Ijzendoorn,Kartograf Kepala Badan Geologi, menyimpulkan bahwa sistem
saluran ini sangat membantu mengurangi dampak kerugian akibat letusan.
Tujuh orang tewas akibat letusan ini, tiga di antaranya petugas pengamat gunung api.
Selain itu, 157 orang terluka. Akibat letusan ini pula, dasar danau kawau menurun
sehingga volume air meningkat menjadi 50 juta meter kubik.
3. Letusan 1966
Letusan besar terjadi pada tanggal 26 April 1966 pukul 20.15. Sekitar 210 lebih
orang tewas akibat letusan ini. Sistem terowongan rusak berat, sehingga dibuatlah
terowongan baru 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun
1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan
volume danau kawah agar stabil pada angka 2,5 juta meter kubik.
4. Letusan 1990
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret
1990. Pada letusan ini, gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material
vulkani. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai
yang berhulu digunung itu. Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan
material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai pada tahun 1994.
5. Letusan 2007
Letusan pada tahun 2007 dianggap "menyimpang" dari perilaku dasar Kelud
karena letusan bertipe freatik (leleran dengan letusan-letusan kecil) bukan eksplosif
sebagaimana letusan-letusan sebelumnya. Selain itu, letusan ini menghasilkan suatu
sumbat lava berbentuk kubah yang menyebabkan "hilang" nya danau kawah.
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus
berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu
air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah
dari kehijauan menjadi putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi

3
penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di
lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.
Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30
Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik
dangkal.
Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74
derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga
menyebabkan alat pengukur suhu rusak.
Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan
petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan
munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari
tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga
berukuran selebar 100 m.
Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma
sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong
kubah lava sisa letusan tahun 1990.
Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada
tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi "siaga" (tingkat 3).
Danau kawah Gunung Kelud praktis "hilang" karena kemunculan kubah lava yang
berdiameter 469 m dan volume sebesar 16,2 juta meter kubik. Yang tersisa hanyalah
kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.
6. Letusan 2014
Abu vulkanik dari letusan ini menjangkau Yogyakarta. Letusan Kelud 2014
dianggap lebih dahsyat daripada tahun 1990. meskipun hanya berlangsung tidak lebih
daripada dua hari dan memakan 4 korban jiwa akibat peristiwa ikutan, bukan akibat
langsung letusan. Peningkatan aktivitas sudah dideteksi di akhir tahun 2013.
Namun demikian, situasi kembali tenang. Baru kemudian diumumkan
peningkatan status dari Normal menjadi Waspada sejak tanggal 2 Februari 2014.
Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian

4
pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level
IV), sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia.
Hanya dalam waktu kurang dari dua jam, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan
pertama tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 ini (pada
tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) menyebabkan hujan kerikil yang
cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi
tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, bahkan hingga kota Pare,
Kediri .Wilayah Kecamatan Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang
tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava, sesuai rekomendasi dari Pusat
Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG). Suara ledakan dilaporkan
terdengar hingga kota Solo dan Yogyakarta ( berjarak 200 km dari pusat letusan),
bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah. Keadaan di wilayah Bantul,
DIY, saat hujan abu vulkanik Gunung Kelud melanda wilayah ini pada pagi hari tanggal
14 Februari 2014.
Dampak berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan
warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo. Di Yogyakarta, teramati hampir seluruh
wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat, melebihi abu vulkanik dari Merapi pada
tahun 2010. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan
diperkirakan lebih dari 2 centimeter. Dampak abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat
Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah
lain di Jawa Barat.
Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan
bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan
Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan.
Menyusul luas dan tebalnya hujan abu, Kementerian Perhubungan Indonesia menutup
sementara bandar-bandar udara di Pulau Jawa, seperti Bandar Udara Internasional Juanda
Surabaya, Bandar Udara Abdul Rachman Saleh Malang, Bandar Udara Achmad Yani
Semarang, Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta, Bandar Udara Adi Sumarmo
Surakarta, Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap, dan Bandar Udara Husein
Sastranegara Bandung. Selain itu, Bandar Udara
Nusawiru di Pangandaran dan Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, juga ditutup.

5
Kondisi gunung setelah letusan satu malam tersebut berangsur tenang dan pada tanggal
20 Februari 2014 status aktivitas diturunkan dari Awas menjadi Siaga (level III) oleh
PVMBG.
Selanjutnya pada tanggal 28 Februari 2014 status kembali turun menjadi Waspada
(Level II). Akibat letusan ini, kubah yang menyumbat jalur keluarnya lava hancur dan
Kelud memiliki kawah kering. Dimungkinkan terbentuk danau kawah kembali setelah
beberapa tahun.

6
BAB III

Pengaruh Erupsi Gunung Kelud

Bagi Masyarakat Dan Lingkungan

A. Pengaruh Gunung Kelud terhadap Masyarakat


        Dalam kasus ini, Letusan gunung kelud menyebabkan dampak negatif pada masyarakat.
Akibat dari letusnya gunung berapi tersebut menyebabkan banyak kota disekelilingnya yang
terkena abu vulkanik. Menurut ahli kesehatan, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit,
asma kambuh (bagi yang berpenyakit asma), radang pada mata. Selain itu, juga
menyebabkan kemacetan lalu lintas dan ditutupnya bandara-bandara sehingga berdampak
negatif pada masyarakat.

B. Pengaruh Gunung Kelud terhadap Lingkungan Alam


      Abu vulkanik dari letusan gunung yang terbawa oleh angin dan tersebar sebenarnya dapat
dikatakan tidak berbahaya, khususnya bagi tanah dan tumbuhan. Abu vulkanik itu nyatanya
juga memiliki dampak positif dan manfaat pada sisi lain. Bukan hanya bermanfaat sebagai
pupuk tanaman, tapi ia juga bisa memperbaiki sifat fisika tanah dan mempunyai kemampuan
mengikat air. Bahkan, abu vulkanik ini juga bisa dijadikan bahan campuran adonan semen
sebagai bahan konstruksi yang cukup bagus, karena bisa menghasilkan kekuatan sampai
150kg persatuan beban. Dan hal ini, kemungkinan juga akan berlaku pada abu vulkanik dari
letusan gunung Kelud. Menurut Gunawan perbedaannya hanya satu, abu gunung Kelud itu
lebih halus ukurannya dibanding abu Merapi. Abu gunung Kelud itu ukuran halusnya seperti
lempung atau clay  dengan diameter di bawah 0,002 milimeter," ungkapnya.

Gunawan juga mengatakan bahwa abu gunung Kelud itu menjadi lebih halus karena ia
menempuh jarak yang lebih jauh, yaitu sekitar 200 kilometer lebih. Selain itu, karena ia lebih
halus, kandungan pasirnya tidak ikut terbawa angin. Sehingga dari hal itu, abu gunung Kelud
sudah memiliki kelebihan dibanding abu gunung Merapi dalam pemanfaatannya. "Abu yang

7
lebih halus itu lebih mudah untuk mengikat air. Dengan begitu juga, waktu yang dibutuhkan
untuk pengolahannya menjadi pupuk tanaman, dan bahan untuk memperbaiki sifat tanah
akan lebih singkat. Karena ia sudah berpisah dengan material lain, seperti pasir itu," ujarnya. 
Menurutnya, pengaruh positif dari abu letusan gunung itu bisa dilihat dari tiga sisi, yakni
dari sisi kimia, fisika, dan teknik sipil. Dari segi kimiawi dapat diketahui bahwa abu vulkanik
mengandung cadangan mineral yang cukup banyak. "Bahkan kemungkinan juga
mengandung magnesium dan serum yang bisa menjadi sumber nutrien bagi pertanian.
Namun sebelumnya, abu itu sudah mengalami lapukan, yaitu proses pelepasan unsur-unsur
yang terkandung dalam abu letusan gunung, sehingga terlepas dari unsur primernya.  Maka
unsur yang baru itu dapat digunakan untuk pertanian. Juga mempertebal lapisan atmosfir
bumi.
Kemudian dari segi fisika, abu vulkanik ini memiliki kelebihan bisa memperbaiki sifat
tanah dan mengikat air, atau bisa meningkatkan daya adhesi tanah. Sehingga, jika digunakan
pada tanah berpasir akan mudah menyerap air. "Sementara dari teknik sipil bisa digunakan
untuk bahan konstruksi, juga untuk bahan campuran membuat adonan semen. Campuran
adonan semen dengan abu vulkanik ini bisa mengurangi bahan dari semennya sendiri sampai
10 persen. Dan hasil campurannya juga cukup bagus, hingga bisa memiliki kekuatan 150kg
persatuan beban," ungkapnya.
Adapun untuk penelitian abu vulkanik dari letusan gunung Kelud sendiri, menurut
Gunawan terlebih dahulu akan diteliti mengenai sebaran abunya, sifat-sifat fisika tentang
teksturnya atau distribusi diameter partikel tanahnya, kemampuannya untuk menyimpan air,
dan mengukur pH atau tingkat keasamannya. "Apakah pH-nya sekitar 7 atau tidak. Sebab
kemarin kita ukur pH-nya sekitar 5 setengah, dan artinya itu tidak mengganggu tanaman.
Hal lain yang juga menjadi kelebihan dari abu Kelud ini yaitu abu vulkanik dari Kelud
lebih lembab, karena dia bersifat higroskopis atau mudah menyerap kelembaban lingkungan.
Selain itu, kandungan mineralnya juga banyak besinya, dan kadar air yang dikandungnya
dalam kondisi kering bisa mencapai 8 hingga 10 persen. "Ini artinya, abu Kelud bisa
dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan pertanian. Abu Kelud ini juga memiliki
kandungan Fe (besi), Mn (mangan), Si (silikat), Al (aluminium), Ca (kalsium), K (kalium),
dan P (fosfor). Jadi abu ini kalau sudah menjadi pupuk, bisa menjadi cadangan jangka
panjang

8
C. Dampak dan Akibat Bencana Gunung Meletus

1. Dampak positif bagi bisnis dan perekonomian :


a) Menambah kesuburan kawasan sekitar merapi, sehingga dapat ditumbuhi banyak
pepohonan dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu beberapa tahun
kedepan
b) Dapat dijadikan objek wisata bagi wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara
setelah Gunung Merapi meletus
c) Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti penambangan pasir dan
karya seni dari endapan lava yang telah dingin.
d) Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal atau panas bumi yang sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari
e) Sisa-sisa aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan bahan-bahan tambang yang
berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.
f) Membangkitkan industry semen dan industry yang berkaitan dengan insfrastuktur
bisa bangkit, termasuk bisa menyerap banyak tenaga ahli untuk memulihkan
infrastruktur dan sector lainnya di kawasan terkena musibah.
g) Terjadinya disribusi keadilan ekonomi, dengan banyaknya sumbangan dari para
dermawan.
2. Dampak negatif bagi bisnis dan perekonomian :
a) Merusak pemukiman warga sekitar bencana
b) Menyababkan kebakaran hutan (Bencana Merapi)
c) Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan mati
akibat debu vulkanik, begitu juga dengan ternak warga banyak yang mati akibat
letusan Gunung Merapi
d) Menyebabkan gagal panen
e) Matinya infrastruktur
f) Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana
g) Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk memperbaiki
infrastruktur yang telah rusak akibat bencana

9
h) Terhentinya industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi Borobudur
(Bencana Merapi)
i) Bandar udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena
debu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan
mesin pesawat mati
j) Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat
lumpuh.

D. Upaya atau Usaha Penanggulangan Bencana Gunung Meletus

Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung
berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1. Pemantuan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa
(seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB.
Petugas pos pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda
setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi.
Tindakan tersebut antara lain :
a) Mengevaluasi laporan dan data
b) Membentuk Tim Tanggap Darurat
c) Mengirimkan Tim ke lokasi
d) Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya
gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan
pos penggulangan bencana.
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.

10
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat terutama yang
tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi
kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

E. Tips Menghadapi Letusan Gunung Merapi Sebelum Letusan :

1. Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan
alur keadaan darurat
2. Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :   
a) Lahar dan banjir bandang    
b) Longsor dan hujan batu  (material gunung api)
c) Gempa bumi
d) Hujan abu dan hujan asam 
3. Tsunami lakukan rencana evakuasi
a) Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api, 
harus ingat route mana  yang aman untuk dilalui.
b) Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi    
c) Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya
yang dewasa sedang bekerja dan anak-anak sedang sekolah) usahakan untuk
berkumpul dalam keluarga jangan terpisah.
d) Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai
‘hubungan keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk
kontak jarak jauh. Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat
dan nomor telepon  anggota keluarga yang lain. 
4. Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti : 
a) Batere/ senter dan extra batu batere 
b) Obat-obatan untuk pertolongan pertama    
c) Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.    
d) Pembuka kaleng
e) Masker debu  
f) Sepatu

11
g) Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu. 
5. Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana. 
6. Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi  
berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunungapi akan
sangat berbahaya. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya, selama
letusan :
a) Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang. 
b) Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di
puncak gunung yang sedang meletus. 
c) Apabila terjebak di dalam ruangan/ rumah :        
1) Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang /keran        
2) Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.   
3) Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung
4) Apabila berada di ruang terbuka:    
5) Cari ruang perlindungan .     
6) Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti
bola.    
7) Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar. Cari
tempat yang lebih tinggi terutama
8) Lindungi diri anda dari hujan   
9) Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana     
10) Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda     
11) Gunakan masker debu atau gunakan kain/ sapu tangan untuk melindungi
pernapasan anda
12) Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya kalau mendengar adanya aliran
lahar
13) Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang
berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api
14) Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api
yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan
aliran awan panas yang mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak

12
melihat ketika gunung api meletus. Hindari lembah-lembah sungai dan daerah
yang rendah. Mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan
ide yang dapat membawa maut.
15) Apabila anda melihat permukaan aliran air sungai naik cepat-cepat cari daerah
yang lebih tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan
tersebut. Aliran lahar memiliki daya kekuatan yang besar , membentuk aliran
yang mengandung lumpur dan bahan gunung api lainnya yang dapat bergerak
dengan kecepatan 30-60 kilometer perjam. Awan panas yang mengandung debu
gunung api dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat.
Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir bahaya
letusan gunung api, pasca letusan :
 Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona hujan abu. 
 Apabila berada di luar ruangan:
− Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat mengiritasi system
pernapasan anda.
− Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.  
− Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunungapi.     
− Bersihkan atap dari hujan debu gunungapi    
− Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan
runtuhnya atap   bangunan. Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan
rumah.
 Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat. 
 Mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak
mesin kendaraan tersebut.
 Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak
dengan debu gunung api.
 Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Hasil letusan gunung berapi diantaranya :
1. Gas Vulkanik 
2. Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas 
3. Lahar 
4. Letusan 
5. Awan Panas (Piroklastik)

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku pelajaran Siroh Nabawiyah SMK Al Muhadjirin 57 Kelas XI Al Mhadjirin57


bekasi,  tahun 2007
Buku Pelajaran TAUHID Madrasah Aliyah Kelas XI Madrasah Muallimin
Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2009
http://mm1iqbalsidik.blogspot.com/2012/11/pengertian-gunung-meletus.htm

15

Anda mungkin juga menyukai