Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 4 MIOMA UTERI

1. Daftulangi
2. Ermawati
3. Lisa Kurniawati
4. M. Ghufron
5. Nelly Herawati
6. Reni Novianti
7. Rinda Agustina
8. Septiany Permatasari
9. Siti Maysarah
Apa Itu Mioma Uteri ??

Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak


berkapsul, yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous.
Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine
fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling
sering ditemukan pada traktus genitalia wanita,terutama wanita usai
produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi yang
dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan,
persalinan prematur, dan malpresentasi (Crum, 2003).
Apa Saja Klasifikasi Mioma Uteri??
:
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka tumbuh.
Klasifikasinya sebagai berikut :
a. Mioma intramural : merupakan mioma yang paling banyak ditemukan. Sebagian
besar tumbuh di antara lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah, yaitu
miometrium.
b. Mioma subserosa : merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan uterus
yang paling luar, yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga peritonium. Jenis mioma
ini bertangkai (pedunculated) atau memiliki dasar lebar. Apabila terlepas dari
induknya dan berjalan-jalan atau dapat menempel dalam rongga peritoneum
disebut wandering/parasitic fibroid Ditemukan kedua terbanyak.
c. Mioma submukosa : merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus paling
dalam sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau
berdasarkan lebar. Dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan
melalui saluran serviks, yang disebut mioma geburt (Chelmow, 2005).
Apa sajakah Faktor resiko Mioma Uteri?

Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko


seseorang mengalami Mioma Uteri.
1. Usia penderita 5. Hormon Esterogen
2. Riwayat Keluarga 6. IMT
3. Kehamilan 7. Makanan
4. Paritas
Apa sih Tandanya kita terkena
Mioma Uteri ??
a. Perdarahan abnormal, berupa hipermenore, menoragia dan metroragia. Faktor-
faktor yang menyebabkan perdarahan antara lain:
1. Terjadinya hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium
karena pengaruh ovarium
2. Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasanya
3. Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya mioma di antara
serabut miometrium
b. Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang
mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri terutama saat
menstruasi
c. Pembesaran perut bagian bawah
d. Uterus membesar merata
e. Infertilitas
f. Perdarahan setelah bersenggama
g. Dismenore
h. Abortus berulang
Penatalaksanaan Medis
Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor,
dan terbagi atas :
a. Penanganan konservatif
Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
2) Monitor keadaan Hb
3) Pemberian zat besi
4) Penggunaan agonis GnRH untuk mengurangi ukuran mioma
b. Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :
1) Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia
2) Nyeri pelvis yang hebat
3) Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma
berukuran kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa)
4) Gangguan buang air kecil (retensi urin)
5) Pertumbuhan mioma setelah menopause
Kasus Mioma Uteri A. ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERATIF
Identitas
Nama : Ny. N
Umur : 44 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pengkajian
a) Riwayat Kesehatan
Dx Medis : Mioma Uteri
Jenis Operasi : Histerectomi
Jenis Anastesi : Regional Anastesi / spinal anastesi
 Keluhan Utama :
Klien mengatakan tidak ada keluhan, hanya merasakan takut karena akan operasi.
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengatakan pinggangnya terasa sakit.
Klien mengatakan agak sedikit takut untuk mengahdapi prosedur operasi agak
keringat dingin dan berdebar-debar rasanya.
Kondisi umum dan penampilan
 Kondisi umum klien baik, klien tampak cukup bersih kesadaran

fisik

compos mentis
Klien sudah puasa sejak jam 00.00 malam
 Pasien sudah menggunakan baju operasi
 Rambut sudah menggunakan topi
 Pencukuran bulu pubis sudah dilakukan
 Klien tidak memakai lensa kontak, alat bantu pendengaran
 Klien tidak menggunakan gigi palsu
 Klien terpasang IV line RL makro 20 tpm pada tangan kanan
 Mengecek kelengkapan syarat-syarat operasi
 Melakukan pemeriksaan TTV
 Mengecek kembali status klien untuk mencocokkan kembali nama pasien, diagnosa
medis, tindakan operasi yang akan dilakukan dengan jadwal operasi.
 Memindahkan pasien dan mengantar dari ruang penerimaan ke kamar operasi
 Mengeksplorasi perasaan klien saat akan menjalani operasi
a) Status emosional dan tingkat kesadaran:
Klien mengalami cemas dengan kondisi kesehatannya saat ini. Tindakan operasi yang
harus dijalani klien menambah kecemasan klien. Tingkat kesadaran klien yaitu
composmetis (15), Eye = 4, Verbal =5 dan Motoric =6
b) Rentang gerak: rentang gerak pasien baik
Kekuatan otot
5 5
5 5

c) Pernapasan: RR: 22 x/menit


Pemeriksaan Thorax
- Inspeksi : Dada simetris, tidak tampak benjolan
- Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
- Auskultasi : Suara paru terdengar vesikuler paru-paru kanan dan kiri
Pemeriksaan Abdomen:
- Inspeksi : Tidak ada luka atau jejas, warna kulit merata
- Palpasi : Tidak teraba adanya massa, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Peristaltic + (10x/ menit)
a) Sirkulasi: TD : 110/70 mmHg , N : 80 x / menit
Capillary Refill : < 2 detik Akral: hangat Suhu : 36,00C
b) Reaksi alergi dan pasca transfuse:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman benda
asing maupun pada obat, serta klien mengatakan tidak alergi ssat transfusi darah.

c) Pemakaian obat-obatan yang terkait dengan pembedahan:


Infus Assering 20 tpm
PRC 1 kolf
Ondansetron 4 mg
Midazolam 1 Gram
Fentonyl 100 mg
Katerolac 30 mg/ 8 jam
Analisa Data
N Data Masalah Etiologi
o
1 Cemas Krisis
DS
. :
  situasional
- Klien mengatakan agak sedikit takut untuk    
mengahadapi prosedur operasi.  
- Klien mengatakan agak keringat dingin dan
berdebar-debar rasanya.
DO :
- TD : 110/70 mmHg

- N
: 80 x / menit
- RR : 22 x/menit
- Suhu : 36,00C
Intervensi Keperawatan
N Diagnosa NOC NIC
o
1 Ansietas b/d Setelah dilakukan tindakan
. Pengurangan Kecemasan (5820)
krisis keperawatan selama selama
1. Bina hubungan saling percaya.
situasional 1x60 menit, klien mampu
mengontrol cemas, dengan 2. Identifikasi tingkat kecemasan
kriteria hasil : 3. Dorong pasien untuk
Kontrol Kecemasan Diri (1402) mengungkapkan perasaan,
1. Klien mampu ketakutan, persepsi
mengidentifikasi dan 4. Jelaskan semua prosedur dan apa
mengungkapkan gejala yang dirasakan selama prosedur
cemas 5. Bantu pasien mengenal situasi
2. Mengidentifikasi, yang menimbulkan kecemasan
mengungkapkan dan 6. Instruksikan pasien menggunakan
menunjukkan tehnik untuk teknik relaksasi nafas dalam
mengontol cemas
Implementasi Keperawatan
Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Ansietas b/d 08.00 1. Membina hubungan S:
krisis saling percaya - Klien mengatakan merasa takut
situasional 08.20 2. Menanyakan tentang untuk memulai prosedur
perasaan klien pembedahan.
08.30 3. Menjelaskan prosedur - Klien mengatakan mulai mengerti
pembedahan yang akan sedikit mengenai prosedur
09.00
dilakukan pembedahan yang akan dijalaninya
4. Menganjurkan pasien nanti, menjadi lebih lega setelah
menggunakan teknik dijelaskan namun tetap takut.
O: Perawat
relaksasi nafas dalam
untuk menenangkan - Wajah klien tampak masih tegang.
diri - Terlihat sesekali klien tarik nafas
dalam
- Klien masih tampak gelisah.
- Klien tampak keluar keringat
dingin.
A: Masalah teratasi sebagian ditandai
dengan :
- Klien masih tampak tegang
- Klien mampu menggunakan
teknik relaksasi
P: Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan klien untuk tetap
menggunakan teknik relaksasi
A. ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
Kasus Mioma Uteri
I. PENGKAJIAN
a. Persiapan perawatan :
1. Persiapan Psikologis pasien
2. Mempersiapkan bahan habis pakai.
3. Mempersiapkan alat medis steril.
4. Mempersiapkan alat medis non steril.
5. Mengecek kelengkapan alat operasi.
6. Berkoordinasi dengan anastesi tentang persiapan dan kesiapan serta berkoordinasi
pada bagian penerimaan tentang kesiapan pasien yang akan dioperasi.
7. Berkoordinasi dengan dokter atau operator yang akan mengoperasi
8. Pengaturan posisi klien
9. Pengkajian psikososial
b. Prosedur anastesi
- Jenis anastesi : Regional anastesi/ Spinal Anestesi
- Persiapan anastesi : Persiapkan obat anastesi dalam spuit, kemudian dimasukkan
melalui cairan intravena.
- Posisi anastesi : Supinasi
a. Persiapan alat dan ruang:
Alat tidak steril :
1. Hypafic
2. Gunting Verban/ Bandage scissors
3. Ground beserta alat mesinnya
4. Lampu Operasi
5. Meja Operasi dan Meja Instrumen
6. Standar Infus
7. Monitor
8. Tempat sampah
9. Mesin suction
10. Suhu ruangan 19-24 0C, kelembaban udara 40-60 0C,
tekanan udara ruangan positif
Alat steril :
1. Set steril terdiri dari:
a. Kassa
b. Pinset Cirugi
c. Pinset Anatomi
d. Gunting
e. Towel klem
f. Scapel mess
g. Allis klem
h. Atraumatic Needle
i. Kom
j. Bengkok
k. Gunting benang
l. Desinfeksi Klem (Sponge Holding Forceps).
Bahan medis habis pakai :
a. Sarung tangan bermacam-macam ukuran (7 dan 7,5)
b. Desinfektan betadin 10% dan Alkohol 70 %, NaCl 0.9 %
c. Kasa
d. Spuit
e. Benang chrom, surgicryl, silk usp
Alat steril :
1. Set steril terdiri dari:
a. Kassa
b. Pinset Cirugi
c. Pinset Anatomi
d. Gunting
e. Towel klem
f. Scapel mess
g. Allis klem
h. Atraumatic Needle
i. Kom
j. Bengkok
k. Gunting benang
l. Desinfeksi Klem (Sponge Holding Forceps).
Bahan medis habis pakai :
a. Sarung tangan bermacam-macam ukuran (7 dan 7,5)
b. Desinfektan betadin 10% dan Alkohol 70 %, NaCl 0.9 %
c. Kasa
d. Spuit
e. Benang chrom, surgicryl, silk usp
Analisa Data Intra Operatif
N Data Masalah Penyebab
o
DS
1 :- Resiko Pembeda
DO
. : Perdarahan han
- Hb : 10,9 mg/dl
- TD : 110/70 mmHg
- N : 80 x/menit
- Tampak adanya pengeluaran darah sekitar
100 cc
- Pasien terlihat lemah
DS:-
2 Resiko Infeksi Prosedur Infasif
.  
DO:
- Pasien tampak dilakukan prosedur
pembedahan histerektomi
- Pasien terpasang infus pada tangan kanan
- Terdapat luka pembedahan pada bagian
bawah umbilicus
- Panjang luka kurang lebih 10 cm
- Luas luka kurang lebih 2 cm
Rencana Keperawatan
N Diagnosa NOC NIC
o
1 Resiko Perdarahan b/d Keparahan Kehilangan Darah Pencegahan Perdarahan (4010)
pembedahan (0413) 1. Monitor risiko perdarahan pada klien
Setelah dilakukan tindakan 2. Catat nilai hemoglobin dan
keperawatan selama 1 x 60 menit hematokrit sebelem dan sesudah
diharapkan perdarahan terhenti
pembedahan
dengan kreteria hasil:
3. Monitor tanda-tanda vital klien
1. Tidak kehilangan darah >500cc 4. Lakukan perawatan luka dengan
2. Tekanan darah dalam batas normal hati-hati dengan menekan daerah
3. Tidak ada distensi abdominal luka dengan kassa steril dan
4. Hemoglobin dan hematokrit dalam tutuplah dengan tehnik aseptic
batas normal
2 Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 Kontrol infeksi
prosedur infasif x 60 menit, klien tidak mengalami infeksi
dengan kriteria hasil: 1. Bersihkan lingkungan setelah
Status imunitas dipakai pasien lain
Pengetahuan: kontrol infeksi 2. Gunakan sabun antimikroba untuk
1. Klien bebas dari tanda dan gejala cuci tangan
infeksi 3. Cuci tangan setelah maupun
2. Menunjukkan kemampuan untuk sebelum tindakan
mencegah timbulnya infeksi 4. Gunakan baju dan sarung tangan
3. Jumlah leukosit dalam batas normal sebagai alat pelindung
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat 5. Pertahankan lingkungan aseptic
selama pemasangan alat
6. Berikan antibiotik bila perlu
 
Implementasi & Evaluasi
Keperawatan
Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Resiko 09.00 1. Memonitor ketat tanda- S: -
Perdarahan tanda perdarahan O:
09.15 2. Memonitor tanda-tanda - Hb : 10,9 mg/dl
vital - TD : 110/70 mmHg
09.20 3. Menilai perdarahan
- N : 80 x/menit
yang dialami klien
selama prosedur - Tampak adanya pengeluaran darah
09.30 sekitar 100 cc
pembedahan
4. Memberikan cairan - Pasien terlihat lemah Perawat
10.00
intravena A:
- Masalah teratasi sebagian
ditandai dengan:
1. Tidak ada tanda- tanda perubahan
tekanan darah
P:
- Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Observasi risiko perdarahan
3. Kirim pasien ke recovery
room
Resiko 1. Membersihkan S: -
Infeksi b/d 09.15 lingkungan setelah O:
prosedur dipakai pasien lain - Pasien tampak dilakukan prosedur
infasif 09.20 2. Menggunakan sabun pembedahan histerektomi
antimikroba untuk cuci - Pasien terpasang infus pada tangan
09.30 tangan kanan
3. Melakukan cuci tangan - Terdapat luka pembedahan pada
setelah maupun sebelum bagian bawah umbilicus
10.00
tindakan keperawatan - Panjang luka kurang lebih 10 cm
4. Melakukan prinsip steril - Luas luka kurang lebih 2 cm
dalm proses pembedahan A: Perawat

- Masalah teratasi sebagian


1. Luka sudah tertutup perban

P:
- Lanjutkan intervensi
1. Beri obat antibiotik
2. Klaborasi dengan dokter
terapi yang akan diberikan
3. Kirim klien ke recovery
Asuhan Keperawatan Post Operatif

a. Tanda-tanda vital
Waktu TD Nadi Pernapasan Saturasi Tempe Masalah Intervensi
Oksigen ratur (jika ada)
10.30 110/70 80x/mnt 22 x/mnt 98% 36,00 C - -
mmHg

b. Kondisi umum pasien


Hasil observasi Kapan reflek kembali
Reflek muntah Tidak ada -
Reflek batuk Tidak ada -
Kesadaran Compos mentis -
Asuhan Keperawatan Post Operatif
a. Balance cairan
Total intake Total output
Jenis : Assering Jumlah: 500 ml Jenis : darah , urin Jumlah
Cairan infuse : 500 Drain: -
cc
Tranfusi: 200 cc Urin : 400
Perdarahan : 100 cc

Total : 700 cc Total : 500 cc


Balance cairan : input - output
Balance cairan : 700 – 500
BC : + 200
b. Bromage Score
Grade Criteria Degree of block
I Free movement of leg and feet Nil (0%)
II Just able to flex knees with free movement of Partial (33%)
feet
III Unable to flex knees, but with free movement of Almost complete (66%)
feet
IV Unable to move legs or feet Complete (100%) Nilai bromage : 2
Analisa Data Post Operatif

N
Data Masalah Penyebab
o
1
DS : Resiko  
.  
- Klien masih mengatakan merasa lemas jatuh
DO:
- Klien masih mengalami kelemahan (belum
bisa menggerakan kedua ektremitas bawah)
- Klien akan dipindahkan ke recovery room
- Nilai Bromage score masih 2
- Terpasang side trail pada bed tidur klien
2. DS: - Kerusakan Prosedur
DO:
- Klien dengan posisi Supinasi dengan Integritas Jaringan pembedahan
regional anastesi
- Klien sedang menjalani histerektomi
- Terdapat luka jahitan
- Panjang luka kurang lebih 10 cm
- Luas luka kurang lebih 2 cm
 
 
Rencana Keperawatan Post Operatif
N
Diagnosa NOC NIC
o
1
Resiko jatuh Setelah dilakukan asuhan Environment Management
1. Sediakan lingkungan yang aman
keperawatan selama 20 menit dan nyaman
menunjukkan resiko jatuh bisa 2. Posisikan tidur sesuai instruksi
teratasi dengan kriteria hasil: medis / anastesi
Risk Kontrol 3. Memasang side trail tempat tidur
1. Klien bebas dari resiko 4. Hindari dari perabot yang
jatuh. berbahaya
5. Kaji tingkat kesadaran
6. Dampingi selama pasien belum
sadar penuh
2
Kerusakan Integritas Setelah dilakukan perawatan Pengecekan Kulit (3590)
selama 20 menit, kerusakan Monitor kondisi luka operasi
Jaringan integritas jaringan dapat teratasi Monitor warna dan suhu kulit
dengan kriteria hasil: Monitor kulit untuk adanya lecet
Integritas Jaringan : Kulit dan Monitor warna, tekstur, dan kebengkaan
Membran Mukosa (1101)
pada area sekitar luka operasi
1. Suhu dalam batas normal
(36-37,5oC)
2. Tidak ada penebalan kulit
3. Integritas kulit tidak
terganggu
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Post Operatif
Diagnosa Jam Implimentasi Evaluasi Paraf

Resiko jatuh 10.00 1. Membina hubungan saling S: -  


  percaya O:
10.20 - Kesadaran CM  
2. Menyediakan lingkungan
  yang aman dan nyaman - Klien masih mengalami  
10.30 kelemahan (belum bisa
3. Memasang side rail tempat  
  menggerakan kedua ektremitas
tidur
11.30 bawah)  
4. Menjauhkan klien dari - Klien telah dipindahkan ke
peralatan yang berbahaya Perawat
recovery room
5. Mendampingi klien selama di - Nilai Bromage score masih 2
recovery room A: masalah teratasi sebagian
6. Mengkaji tingkat kesadaran - Klien masih mengalami
klien kelemahan ekstremitas
7. Menginstruksikan klien untuk P: Lanjutkan Intervensi
meminta bantuan selama di  Dampingi pasien di recovery
bangsal saat akan room hingga akan kembali ke
beraktifitas bangsal
 pertahankan posisi supinasi
 monitor tanda-tanda vital
Implementasi & Evaluasi Keperawatan Post Operatif
Kerusakan 10.00 1. Memonitor kondisi luka operasi S:  
  2. Memonitor warna dan suhu kulit O:
integritas 10.20 3. Memonitor kulit untuk adanya - Klien dengan posisi Supinasi dengan  
jaringan   lecet regional anastesi
10.30
4. Memonitor warna, tekstur, dan - Klien sedang menjalani histerektomi  
 
kebengkaan pada area sekitar - Pembedahan pada perut panjangnya
11.30 luka operasi sekitar 10 cm  
- Tidak ada lecet sekitar luka operasi
- Warna kulit kemerahan dan sedikit Perawat
bengkak,
- Suhu : 36,0oC
A: Masalah teratasi sebagian ditandai
dengan :
1. Kondisi luka operasi dapat termonitor
P: Lanjutkan Intervensi
2. Monitor keadaan luka post op
Thank you

Anda mungkin juga menyukai