Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

HELLP SYNDROM DI RUANG HCU SURGICAL RSUDZA

Dosen Pebimbing:
Ns. Maimun Tharida, M.Kes
Pebimbing Klinik (CI):
Ns. Asnita Islami S.Kep
Kelompok : 4
1. Yana Marlia
2. Iis Ariska
3. Tri Wahyuni
4. Muhammad Irwansyah
DEFINISI
Menurut dr. I Gusti (2018), Hellp syndrom merupakan
kumpulan gejala yang mencakup hemolisis, peningkatan
enzim liver, dan jumlah platelet yang kurang dari batas bawah.
Bersama dengan preeklamsia, syndrom help adalah penyebab
morbiditas dan mortolitas tertinggi pada ibu hamil di dunia.
ETIOLOGI
• Belum diketahui secara pasti penyebab munculnya
syndrome hellp pada ibu hamil. Terdapat dugaan bahwa
terjadinya kondisi dipicu oleh preelamsia atau eklamsia
pada saat kehamilan. Sedangkan dugaan lain karena
antiphustolipid, yaitu kondisi yang beresiko menyebabkan
pengumpulan darah. (dr I Gusti, 2018)
• Terjadi 10-20% wanita hamil dengan preeklamsia berat atau
eklamsia
• Berlaku pada usia lebih dari 35 minggu atau satu minggu
sesudah melahirkan
Patofisiologi
• Hemolisis pada Hellp Syndrome adalah anemia hemolitik mikroangiopati.
• Sel darah merah menjadi terpecah-pecah ketika mereka malalui pembuluh
darah kecil dengan kerusakan endotel dan defosit fibrin.
• Jumlah enzim yang tinggi di hati
• Obstruksi ini menyebabkan nekrosis periportal dan dalam kasus yang
parah, pendarahan intrahepatik, hematom subkapsular atau ruptur hati.
• Trombositopenia telah dikaitkan dengan peningkatan konsumsi atau
perusakan trombosit.
• Hal ini terjadi karena tonus yang abnormal pada pembuluh darah, terjadi
vasospasme dan koagulasi yang abnormal.
• Mengarah kekerusakan endotel microvaskuler dan aktivivasi trombosit
intravaskular.
• Dengan aktivasi platelet, tromboksan A dan Serotonin yang dilepaskan,
menyebabkan vasospasme, aglutinasi platelet dan agregasi, serta
kerusakan.
Menisfestasi Klinis
1. Keluhan nyeri epigastrium atau nyeri perut kanan atas
2. Didahului tanda dan gejala yang tidak khas, seperti malaise,
lemah, nyeri kepala, mual, muntah.
3. Adanya tanda dan gejala preeklamsia
4. Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khususnya kenaikan
LDH, AST, dan bilirubin indiret, serta didapat kelainan pada
apusan darah tepi.
5. Terdapat tanda kerusakan atau disfungsi sel hepatosit sel
hepar, seperti kenaikan ALT, AST, LDH
6. Trombositopenia, ditandai dengan hidung trombosit
<100.00/ml.
(fita purnamasari, 2018)
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan fisik : tekanan darah tinggi, pembengkakan
bagian tubuh, dan nyeri tekan perut kanan.
• Pemeriksaan sel darah : untuk mengetahui jumlah trombosit,
ada tidaknya gangguan anemia, dan pemeriksaan pada fungsi
hati.
• Pemeriksaan urine: untuk memastikan ada atau tidaknya
kadar protein didalam tubuh. Jika proteinnya tinggi, maka
keminkinan mengalami gangguan berbahaya saat kehamilan
tsb semakin tinggi.
• Pemeriksaan pencitraan : untuk mencurigai jika terdapat
pendarahan pada organ hati, meskipun terbilang jarang
terjadi
(yuma lestari ,2015)
Penatalaksaan medis
1. Transfusi darah untuk menangani anemia dan kadar
pletelet rendah
2. Pemberianmagnesium sulfat untuk mencegah kejang
3. Pengobatan anthiportensi untuk mengontrol tekanan
darah
4. Pengobatan kartikosteroid untuk membantu
perkembangan paru-paru janin jikalau persalinan dini
haru dilakukan.
Komplikasi
Jika sindrome help tidak terdiagnosis, dapat menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa untuk ibu dan bayi,
meliputi:
1. Abrasi Plasental
2. Edema paru (penumpukan cairan diparu-paru)
3. Koagulasi intraveskular diseminata (masalah pembekuan darah
yang menyebabkan pendarahan)
4. Sindrome distes pernafasan dewasa (gagal paru)
5. Ruptur hematoma
6. Gagal injal akut

(paul Riordan & John Whitcher, 2011)


ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN HELLP
SYNDROME
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut b.d agens cedera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik b.d post sectio caesarian
3. Resiko infeksi b.d trauma jaringan
Hari/ DATA MASALAH
tanggal/jam
Rabu Ds: Neri akut b.d agens
06/01/2022  Klien mengatakan nyeri dibagian perut cidera fisik
10.00 sesudah SC
 Klien mengatakan makin terasa nyeri pada
saat melakukan pergerakan atau aktivitas dan
nyeri tekan

Do:
 Klien tampak meringis
 Terdapat luka post SC pada abdomen
 Tanda-tanda vital
BP : 192/130 mmHg
T : 36,5ºC
HR: 78x/i
RR : 18x/i
 Skala nyeri 6
Hari/ DATA MASALAH
tanggal/jam
Rabu Ds: Hambatan Moilitas Fisik
06/01/2022  Klien mengatakan makin terasa nyeri pada b.d Post sectio
11.30 saat melakukan pergerakan atau aktivitas Caessarian
 Klien mengatakan berat mengangkat kakinya.
 Klien mengatakan semua aktivitas dibantu
oleh perawat dan keluarga

Do:
 Klien tampak lemas
 klien tampak susah mengangkat
ekstermitasnya
Klien terpasang infus
Klien terpasang kateter
 aktivitas klien tampak dibantu oleh perawat
dan keluarga.
Hari/ DATA MASALAH
tanggal/jam
Rabu Ds: Resiko Infeksi b.d
06/01/2022  Klien mengatakan takut infeksi pada luka post Trauma jaringan
12.30 SC
Klien mengatakn nyeri pada luka bekas operasi
Klien mengatakan takut untuk bergerak karena
ada bekas luka post SC dibagian abdomen.

Do:
 Klien tampak melindungi daerah jahitan
Klien tampak meahan sakit
Luka tampak dibalut dengan verban
 Tanda-tanda vital
BP : 192/130 mmHg
T : 36,5ºC
HR: 78x/i
RR : 18x/i
Intervensi keperawatan
NO DIAGNOSA NURSING OUTCOMES NURSING INTERVENTIONS
KEPERAWATA CLASSIFICATION CLASSIFICATION
N (NOC) (NIC)
1. Nyeri akut b.d. Setelah diberikan asuhan 1. Monitor skala nyeri
Agens cidera keperawatan dalam waktu 3x24 2. Monitor tanda-tanda vital
fisik jam, diharapkan nyeri akut 3. Observasi reasi nonverbal dari
dapat teratasi. Kriteria hasil : ketidaknyamanan
 Klien mengatakan nyeri 4. Posisikan semi fowler
berkurang 5. Tingkatkan kenyamanan
 Klien tampak rileks 6. Anjurkan teknik relaksasi
 Kien mampu melakukan nafas 7. Kolaborasikan dalam
dalam pemberian analgesik jika perlu

2. Hambatan Setelah diberikan asuhan 1. Kaji kemampuan dalam


mobilitas fisik keperawatan dalam waktu 3x24 mobilisasi
b.d post sectio jam, diharapkan hambatan 2. Latih klien dalam pemenuhan
caesarian mobilitas fisik dapat teratasi. kebutuhan ADL secara mandiri
Kriteria hasil : sesuai kemampuan
 Aktivitas fisik klien 3. Dampingi dan bantu klien saat
meningkat mobilisasi dan bantu penuhi
 Mengerti tujuan dari kebutuhan ADL
peningkatan mobilitas 4. Ajarkan klien bagaimana
 Memverbalisasikan perasaan merubah posisidan
dalam meningkatkan kekuatan berikanbantuan jika diperlukan
dan kemampuan berpindah
3. Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan 1. Monitor tanda dan gejala
b.d trauma keperawatan dalam waktu 3x24 infeksi sistematik dan lokal
jaringan jam, diharapkan resikoo infeksi 2. Pertahankan teknik aseptik
dapat teratasi. Kriteria hasil : 3. Dorong pasien istirahat yang
 Klien bebas dari tanda dan cukup
gejala infeksi 4. Anjurkan klien untuk
 Menunjukkan kemampuan melakukan perawatan luka dan
untuk mencegah timbulnya ganti verban
infeksi 5. Anjurkan klien untuk menjaga
 Jumlah leukosit dalam batas luka
normal 6. Kolaborasi dalam pemberian
terapi antibiotik.
Hari/tgl/ No.Dx Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)
jam
Rabu 1 manajemen nyei : S:
06 1. Melakukan perksjisn -pasien mengatakan nyeri
10.00 wib nyeri secara komperensif pada jahitan post SC
termasuk lokasi, -Pasien mengatakan tiak
karekteristik,durasi, nyaman pada luka jahitan
frekuensi. post SC
2. Memonitor tanda-tanda vital O:
: memantau tekanan darah, Pasien tampak meringis
suhu, nadi, dan respirasi skala nyeri 6
3. mengobservasi reasi
TD :192/130MmHg
nonverbal dari
ketidaknyamanan T : 36,5
4. Memposisikan semi fowler HR : 78x/m
5. Meniingkatkan kenyamanan RR : 18X/m
6. Menganjurkan teknik A : Masalah belum teratasi
relaksasi P : Intervensi dilanjutkan
7. Mengkolaborasikan dalam oleh perawat diruang lain
pemberian analgesik jika -Ajarkan tehnik relaksasi
perlu (nafas dalam)
-memberikan analgetik
-pantau TTV
Hari/tgl/ No. Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)
jam Dx
Rabu 2 1. Mengkaji Kaji S:
06 kemampuan dalam • Klien mengatakan badan terasa
11.30 mobilisasi berat.
2. Menglatih klien dalam • Klien mengatakan sulit
wib
pemenuhan kebutuhan bergerak.
ADL secara mandiri •Klien mengatakan semua
sesuai kemampuan aktifitasnya di bantu oleh
3. mengdampingi dan bantu perawat.
klien saat mobilisasi dan O:
bantu penuhi kebutuhan •Klien tampak sulit bergerak.
ADL •Klien tampak lemah.
4. mengajarkan klien •Klien terpasang infus
bagaimana merubah •Klien terpasang kateter
posisidan berikanbantuan •Semua aktifitas klien tampak di
jika diperlukan bantu oleh perawat.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
•Intervensi dilanjutkan
•Mengajarkan teknik mobilisasi.
•Mengatur posisi klien miring
kiri, miring kanan, duduk dan
berjalan.
Hari/tgl/ No.Dx Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)
jam
Rabu 3 1. Memonitor tanda dan S:
06 gejala infeksi Pasien mengatkan nyeri
12.30 sistematik dan lokal pada luka post SC.
wib 2. mempertahankan - Pasien mengatakan
teknik aseptik nyeri terasa hilang
3. mendorong pasien timbul seperti disayat.
istirahat yang cukup - Pasien mengatkan
4. menganjurkan klien takut infeksi pada luka
untuk melakukan post SC
perawatan luka dan
ganti verban O:
5. menganjurkan klien -Pasien tampak
untuk menjaga luka meringis.
6. mengkolaborasi dalam -Skala Nyeri 5
pemberian terapi
antibiotik. A : Masalah belum
teratasi.

P : Intervensi
dilanjutkan. Oleh
perawat lain
-Injeksi ceftriaxone.
Injeksi Metronidazol.

Anda mungkin juga menyukai