Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DIAGNOSA PHIMOSIS

Di Susun Oleh :

Elsa Aulia Sari N21018026

Elvi Saraswati N21018004

Rahmat Pratama Sarsono N21018022


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2019
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN PHIMOSIS

A. Pengertian

Fimosis adalah kondisi dimana prepusium tidak dapat diretraksi dari glans
penis. ( Mott, Sandra; 1990 ).

Fimosis adalah penyempitan pada prepusium. ( Ngastiyah; 2005 ). ).


Fimosis (phimosis) merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala
penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh
bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin,).

Fimosis adalah penyempitan lubang prepusium sehingga tidak dapat


ditarik ke atas glans penis. ( Catzel, Pincus; 1990).  Preputium terdiri dari dua
lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang
pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada
glans penis.

Klasifikasi :

1. Fimosis kongenital (kelainan bawaan)


Kulit preputium selalu melekat erat pada glands penis dan tidak dapat
ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta
diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi
lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam
preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis.
Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke
belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3
tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami
fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan
hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.

2. Fimosis didapat (fimosis patologik)


Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk,
peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis
kronik), atau penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction)
pada fimosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan jaringan
ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang membuka.

B. Etiologi

Tingkat higienitas alat kelamin yang buruk peradangan kronik glans penis
dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit
preputium (forceful retraction). Pada fimosis kongenital umumya terjadi
akibat terbentuknya jaringan parut di prepusium yang biasanya muncul karena
sebelumnya terdapat balanopostitis. Apapun penyebabnya, sebagian besar
fimosis disertai tanda-tanda peradangan penis distal.

Sedangkan fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir biasanya terjadi
karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.
Kondisi ini menyebabkan prepusium menjadi melekat pada glans penis,
sehingga sulit ditarik ke arah proximal. Apabila stenosis atau retraksi tersebut
ditarik dengan paksa melewati glans penis, sirkulasi glans dapat terganggu
hingga menyebabkan kongesti, pembengkakan, dan nyeri distal penis atau
biasa disebut parafimosis.

C. Tanda dan Gejala

1. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin


2. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung saat
mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal
tersebut disebabkan oleh karena urin yang keluar terlebih dahulu tertahan
dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar
melalui muaranya yang sempit.
3. Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena timbul
rasa sakit.
4. Kulit penis tak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
5. Air seni keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang
memancar dengan arah yang tidak dapat diduga
6. Bisa juga disertai demam
7. Iritasi pada penis.
D. Pathway

(sumber : scribd.com)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DX
MEDIS PHIMOSIS

A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Nama :
Usia/jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Status Pernikahan :
Alamat :
Diagnosa Medis :
Jam/Tanggal Masuk RS :
No. RM :

2. Penanggung Jawab
Nama :
Usia :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Pernikahan :
Alamat :
Hubungan dengan Klien :

3. Keluhan Utama
Penis membesar dan menggelembung
4. Keluhan menyertai
Kulit penis tak bisa ditarik kearah pangkal, Air seni keluar tidak lancar.
Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang
tidak dapat diduga, demam, Iritasi pada penis.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
TTV :
TD : 80/50 mmHg
RR : 24x/menit
S : 38,50 C
N : 90x/menit

b. Genetalia
Klien mengalami phimosis, prepusium tidak bisa ditarik. Tidak
terdapat hypospadia, epispadia, hernia, hydrocell dan tumor.

ANALISA DATA
DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
DS Agen Cedera Nyeri Akut
- Penis membesar dan Biologis
menggelembung
-
P:
Q:
R:
S:
T:

DO
An. A Tampak menahan nyeri
(meringis) dan terkadang
menangis
2.    Saat dilakukan pemeriksaan,
prepusium tidak bisa ditarik ke
belakang Skala nyeri 6
3.      TTV :
S = 38,80C
RR = 24x/mnt
N = 90x/mnt
DS : Obstruksi Gangguan
Ibu An.A mengataan bahwa Anatomik Eliminasi
An.a selalu menangis jika Urine
akan kencing karena nyeri
akibat air kencing yang sulit
keluar.
Ibu An. A mengatakan bahwa
anaknya berkemih 2x dalam
sehari.
DO :
An. A sulit untuk berkemih.
Warna urine An.A keruh
DS : Pertahanan Tubuh Risiko Infeksi
Ibu An. A mengatakan primer yang tidak
anaknya selalu menangis jika adekuat (destruksi
akan kencing karena nyeri jaringan)
akibat air kencing yang sulit
keluar
DO :
Prepusium tidak bisa ditarik
ke belakang.
Terlihat adanya edema pada
area kemaluan An. A. Di
sekitar kemaluan klien juga
tampak kemerahan.
Adanya cairan eksudat yang
purulen pada urine klien.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cidera Biologis
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan Pertahanan Tubuh Primer yang Tidak
Adekuat (destruksi jaringan)
3. Gangguan Eliminasi Urine berhubungan dengan Obstruksi Anatomik
C. Intervensi

No. Diagnosa Tujuan & Intervensi


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakuakn tindakan Tindakan yang dapat dilakukan agar
Agen Cedera keperawatan kepada klien selama … tujuan tercapai antara lain :
Biologis x24 jam nyeri dapat terkontrol dengan 1. Kaji tanda-tanda vital klien
kriteria hasil sebagai berikut : 2. Kaji nyeri secara komprehensif.
1. Tingkat nyeri berkurang dibuktikan 3. Beri posisi nyaman.
dengan indicator sangat nyeri 4. Ajarkan klien cara-cara mengatasi
menjadi ringan (Skala 5 menjadi nyeri dengan teknik relaksasi
skala 1) 5. Anjurkan minum 8-10 gelas per
2. Wajah Klien tidak tegang hari.
3. Klien tidak gelisah 6. Kolaborasi pemberian obat
4. Menggunakan tindakan mengurangi analgetik.
nyeri dengan analgesik dan 7. (ketorolac dengan dosis 0,5 mg/Kg
nonanalgesik secara tepat. BB)
5. Menunjukkan teknik relaksasi
secara individual yang efektif untuk
mencapai kenyamanan
6. TTV dalam batas normal

2. Gangguan Setelah dilakuakn tindakan Tindakan yang dapat dilakukan agar


Eliminasi Urine keperawatan kepada klien selama … tujuan tercapai antara lain :
b.d Obstruksi x24 jam, urine dapat keluar dengan 1. Pantau TTV klien
Anatomik normal dengan kriteria hasil sebagai 2. Kaji tanda dan gejala retensi
berikut : urine.
1. Klien tidak mengeluh/menangis 3. Monitor intake dan output urine
saat mau BAK. klien.
2. Klien dapat BAK dengan lancar. 4. Catat warna, konsistensi dan
3. Tidak ada tanda klien menahan jumlah urine klien.
nyeri. 5. Catat waktu pengeluaran urine
terakhir.
6. Ajarkan keluarga pasien cara
toileting dan perawatan perinial
yang benar.
7. Kolaborasi pemberian antibiotic
dan tindakan sirkumsisi.
3 Risiko Infeksi Setelah dilakuakn tindakan Tindakan yang dapat dilakukan agar
b.d Pertahanan keperawatan kepada klien selama … tujuan tercapai antara lain :
Tubuh Primer x24 jam, klien tidak menunjukkan 1. Pantau cara klien dan keluarga
yang Tidak tanda dan gejala infeksi dengan kriteria perineal hygiene.
Adekuat hasil sebagai berikut : 2. Jaga agar daerah perineum tetap
(Destruksi 1. Klien dapat berkemih dengan bersih dan tidak lembab.
Jaringan) normal. 3. Ajarkan klien dn keluarga cara
2. Klien tidak merasakan nyeri saat perineal yang benar.
berkemih. 4. Anjurkan klien untuk
3. Klien dan keluarga tahu perineal meningkatkan istirahat.
hygiene yang benar. 5. Kolaborasi pemberian antibiotic.

Anda mungkin juga menyukai