Anda di halaman 1dari 22

PHIMOSIS

Julham Pritama 201FK03005


Syahrully Subagyo 201FK03016
Mochamad Rafi Noorbadriana 201FK03024
Nashaulia Fadlina Syahbani 201FK03028
Jejen Ijudin 201FK03030
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah
tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit
penutup depan penis atau preputium. Dilakukan untuk membersihkan
dari berbagai kotoran penyebab penyakit yang mungkin melekat pada
ujung penis yang masih ada preputiumnya.Secara medis dikatakan
bahwa sunat sangat menguntungkan bagi kesehatan.
Tujuan utama dari bersunat adalah membersihkan diri dari berbagai
kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung
penis yang masih ada kulit preputiumnya. Ketika bersunat, sebagian
preputium yang menutupi jalan ke luar urin dibuang sehingga
kemungkinan kotoran untuk menempel atau berkumpul di ujung penis
jadi lebih kecil. Ini karena penis lebih mudah dibersihkan, Terbukti
penis laki-laki yang disunat lebih higienis.
Anatomi dan Fisologi
Ada dua permukaan yaitu permukaan posterior penis teraba lunak dekat uretra
dan permukaan dorsal. Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita
memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus.
Fimosis atau phimosis adalah kondisi di mana kulup penis terlalu ketat dan tidak
dapat ditarik ke belakang kepala penis. Pada laki-laki yang belum atau tidak
disunat, penis mereka masih memiliki kulit kulup yang menempel di ujungnya.
Kulit kulup penis umumnya bisa ditarik ke belakang kepala penis atau akan
mengerut mundur saat ereksi.
Kulup berfungsi melindungi kepala penis dari gesekan dan kontak langsung
dengan pakaian. Ketika kulit kulup penis tidak dapat ditarik atau mengerut
mundur ke belakang kepala penis saat ereksi, kondisi ini disebut fimosis.
Etiologi

Fimosis penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya fimosis diantaranya:
1. Kongenital
2. Inflamasi/peradangan
3. Oedema
Patofisiologi
Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi alamiah
antara prepusium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang
dan debris yang dihasilkan oleh epitel prepusium ( smegma ) mengumpul di dalam
prepusium dan perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans penis.
smegma dihasilkan dari personal hygiene yang buruk yang dapat memberikan
perkembangan inflamasi dan infeksi serta telah mengimplikasikan penyebab kanker penis.
Manifestasi klinis

1. Fimosis menyebabkan gangguan aliran


urin berupa sulit BAK, pancaran urin
mengcil dan deras menggelumbungnya
ujung prepusium penis pada saat miksi
dan pada akhirnya dapat menimbulkan
retensi uruin
2. Hygiene local yang kurang bersih menyebabkan terjadinya

infeksi pada prepusium ( postitis ), infeksi pada galns penis

( balanitis ) atau infeksi pada glans penis dan prepusium

penis.

3. Kadang ada benjolan lunak di ujung penis karena adanya

korpus smegma (timbunan smegma di dalam saku prepusium


Komplikasi

1. Retensi urin
2. Karsinoma penis
3. Perdarahan
4. Stenosis ineatus
5. Fimosis persisten
6. Robekan pada prepusium
Prinsip terapi dan manajemen
keperawatan

A. Perawatan rutin pra bedah.


1) Menjaga kebersihan bagian alat kelamin untuk mencegah
adanya kuman atau bakteri dengan air hangat dan sabn
mandi.
2) Penis harus dibersihkan secara seksama dan bayi tidak
boleh ditinggalkan sendiri berbaring seperti popok yang
basah dalam waktu yang lama.
Prinsip terapi dan manajemen
keperawatan

B. Perawatan pasca bedah


1. Setelah dilakukan pembedahan, akan menimbulkan komplikasi salah satunya
perdarahan. Untuk mengatasinya, dengan mengganti balutan apabila basah dan
dibersihkan dengan kain/lap yang berguna untuk mendorong terjadinya
penyembuhan.
2. Mengganti popok apabila basah terkena air kencing.
3. Mengajarkan orang tua tentang personal hygiene yang baik bagi anak.
4. Membersihkan daerah luka setiap hari dengan sabun dan air serta menerpkan
prinsip protektif.
Asuhan Keperawatan Phimosis
Pengkajian
1. Tanyakan biodata klien.
2. Kaji keadaan umum klien.
3. Kaji penyebab fimosis, termasuk kongenital atau peradangan.
4. Dapatkan riwayat kesehatan sekarang untuk melihat adanya:
a). Kaji pola eliminasi
BAK:
1). Frekuensi : Jarang karena adanya retensi.
2). Jumlah : Menurun
3). Intensitas : Adanya nyeri saat BAK.
b). Kaji kebersihan genital: adanya bercak putih.
c) Kaji perdarahan
d) Kaji tanda-tanda infeksi yang mungkin ada
5. Obsevasi adanya manifestasi:
a) Gangguan aliran urine berupa sulit BAK, pancaran urine mengecil dan deras.
b) Menggelembungnya ujung prepusium penis saat miksi,
c) Adanya inflamasi.
6. Kaji mekanisme koping pasien dan keluarga
7. Kaji pasien saat pra dan post operasi
Diagnosa Keperawatan

Pre Operasi Post Operasi


● Kerusakan eliminasi urine ● Nyeri akut berhubungan nengan
berhubungan dengan infeksi agen cedera fisik.
saluran urinaria. ● Resiko infeksi berhubungan
● Cemas berhubungan dengan dengan prosedur invasif.
krisis situasional. ● Kekurangan volume cairan
● Kurang pengetahuan berhubungan dengan
berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif.
keterbatasan kognitif.
Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
1. Diagnosa 1
Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran urinaria.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan eliminasi
urine lancar.
a) NOC : Pengawasan urine
Kriteria Hasil :
1) Mengatakan keinginan untuk BAK.
2) Menentukan pola BAK.
3) Bebas dari kebocoran urine sebelum BAK.
4) Mampu memulai dan mengakhiri aliran BAK.
Keterangan skala :
1: tidak pernah menunjukkan
2: jarang menunjukkan
3: kadang menunjukan
4: sering menunjukkan
5: selalu menunjukkan
b) NIC : Perawatan Retensi Urine
Intervensi :
1) Monitor intake dan out put.
2) Monitor distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi.
3) Sediakan perlak dikasur.
4) Gunakan kekuatan dari keinginan untuk BAK ditoilet.
5) Jaga privasi untuk eliminasi.

6) Berikan waktu berkemih dengan interval reguler, jika diperlukan .


Intervensi Keperawatan
Post Operasi
1. Diagnosa 1
Nyeri akut berhubungan nengan agen cedera fisik.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nyeri berkurang.
a) NOC : kontrol nyeri
Kriteria hasil :
1) Mengenali faktor penyebab.
2) Menggunakan metode pencegahan.
3) Mengenali gejala-gejala nyeri.
4) Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan.
Keterangan skala:
1: tidak dilakukan sama sekali
2: jarang dilakukan
3: kadang dilakukan
4: sering dilakukan
5: selalu dilakukan
b) NIC : pain management
Intervensi :
1) Kaji nyeri secara komprehensif.
2) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan.
3) Gunakan komunikasi terapeutik.
4) Kaji latar belakang budaya pasien.
5) Beri dukungan terhadap pasien dan keluarga.
6) Beri informasi tentang nyeri.
7) Tingkatkan tidur yang cukup.
8) Berikan analgetik sesuai kebutuhan.
Evaluasi
Pre Operasi SKALA
1. Diagnosa 1
Kerusakan eliminasi urine
berhubungan dengan infeksi saluran
urinaria.
a) Mengatakan keinginan untuk
BAK. 4
b) Menentukan pola BAK. 4
c) Bebas dari kebocoran urine
sebelum BAK. 3
d) Mampu memulai dan
mengakhiri aliran BAK. 4
Evaluasi
Post Operasi
1) Diagnosa1
Nyeri akut berhubungan nengan
agen cedera fisik.
a) Mengenali faktor penyebab. 4
b) Menggunakan metode
pencegahan. 3
c) Mengenali gejala nyeri. 4
d) Menggunakan analgetik sesuai
kebutuhan. 5
Thanks
Semoga Bermanfaat!

Anda mungkin juga menyukai