Anda di halaman 1dari 15

INFEKSI

ENDOMETRITIS
TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. Nur Atiqoh (2720190134)
2. Yuliana (2720190120)
3. RHS Yuherman (2720190147)
Pengertian
• Suatu peradangan endometrium yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan ( Ben-zion
Tuber, 1994 )
• Infeksi pada endometrium atau yang disebut lapisan
dalam dari rahim. ( Prof.dr.Ida Bagus )
• Suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan
komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72
jam setelah melahirkan
• Infeksi atau desidua endometrium, dengan ekstensi ke
miometrium dan jaringan parametrial
• Endometritis dapat juga terjadi karena kelanjutan dari
kelahiran yang tidak normal, seperti abortus, retensi
sekundinarum, kelahiran premature, kelahiran kembar,
keahiran yang sukar (distokia), perlukaan yang
disebabkan oleh alat-alat yang dipergunakan untuk
pertolongan pada kelahiran yang sukar
Tipe Endometritis
• Endometritis post partum
• Endometritis sinsitial
• Endometritis tuberkulosa

Etiologi
• Eksogen (kuman datang dari luar)
• Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
• Endogen (dari jalan lahir sendiri)
• Lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan
lahir
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi :
• Streptococcus haemoliticus anaerobic, masuknya secara
eksogen dan menyebabkan infeksi berat
• Staphylococcus aureus, masuknya secara eksogen,
infeksinya sedang
• Escherichia Coli, sering berasal dari kandung kemih dan
rektum
• Clostridium Welchii, kuman ini bersifat anaerob, jarang
ditemukan akan tetapi sangat berbahaya
Hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita, Menurut
Varney, H. (2001)
1. Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya
ketuban.
2. Pecahnya ketuban berlangsung lama.
3. Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan
disertai pecahnya ketuban.
4. Teknik aseptik tidak dipatuhi.
5. Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara
manual).
6. Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
7.  Kelahiran secara bedah.
8. Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
Faktor Predisposisi
• Aborsi
• Kelahiran kembar
• Kerusakan jalan lahir
• Kelanjutan retensio plasenta yang mengakibatkan
involusi pasca persalinan menjadi menurun
• Adanya korpus luteun persisten.
• Persalinan Pervaginam
• Persalinan SC
Tanda & Gejala Endometritis
1. Peningkatan demam secara persisten hingga 40 derajat
celcius. Tergantung pada keparahan infeksi.
2. Takikardia
3. Menggigil dengan infeksi berat
4. Nyeri tekan uteri menyebar secara lateral
5. Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanual
6. Subinvolusi
7. Lokhia sedikit, tidak berbau atau berbau tidak sedap,
lokhia seropurulenta
8. Hitung sel darah putih mungkin meningkat di luar
leukositisis puerperium fisiologis
9. Perdarahan pervaginam
10. Shock sepsis maupun hemoragik
11. Abdomen distensi atau pembengkakan.
12. Abnormal pendarahan vagina
13. Discomfort dengan buang air besar (sembelit mungkin
terjadi)
14. Terjadi  ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan
sakit (malaise)
Klasifikasi Endometritis
• Menurut Wiknjosastro (2002),
• Endometritis akut
• Endometritis kronik

Patogenesis
Rahim merupakan organ yang steril sedangkandi vagina-
terdapatbanyak mikroorganisme oportunistik. 
Mikroorganisme dari vagina ini dapat secara asenden
masuk ke rahim terutama pada saat perkawinan atau
melahirkan. Bila jumlah mikroorganisme terlalu banyak
dan kondisi rahimmengalami gangguan maka dapat terjadi
endometritis
Gambaran Klinis
Menurut Varney, H (2001), tanda dan gejala endometritis
meliputi:
• Takikardi 100-140 bpm.
• Suhu 30 – 40ᵒ celcius.
• Menggigil.
• Nyeri tekan uterus yang meluas secara lateral.
• Peningkatan nyeri setelah melahirkan.
• Sub involusi
• Distensi abdomen.
• Lokea sedikit dan tidak berbau/banyak, berbau busuk,
mengandung darah seropurulen.
• Awitan 3-5 hari pasca partum, kecuali jika disertai infeksi
streptococcus.
• Jumlah sel darah putih meningkat
Diagnosis
• Endometritis dapat terjadi secara klinis dan subklinis.
Diagnosis endometritis dapat didasarkan pada riwayat 
kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan vaginal dan 
biopsi

Komplikasi
• Luka infeksi
• Karena peritonitis
• Parametrial phlegmon
• Panggul abses
• Abses subfasia dan Terbukanya jaringan parut uterus
• Septik panggul thrombophlebitis
Penatalaksanaan
• Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan
pojok sasaran terapi
• Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi
pengganti untuk dehidrasi ditambah terapi pemeliharaan
• Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat
dengan post abortus atau post partum.
• Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung
yang banyak manfaatnya
• Tindakan bedah
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
Implementasi
• Mengidentifikasi skala nyeri
• Mengidentifikasi pengaruh nyeri
• Memonitor efek samping penggunaan analgetik
Evaluasi
• Kontrol nyeri
• Mobilitas fisik
• Pola Tidur
• Status kenyamanan meningkat
2. Kerusakan integritas kulit
Implementasi 
• Memanajemen nyeri
• Memberikan obat Intravena
• Mengedukasi perawatan kulit
• Mengedukasi Pola perilaku kebersihan
Evaluasi
• Integritas kulit dan jaringan
• Penyembuhan luka
• Status nutrisi
• Respon Alergi lokal

Anda mungkin juga menyukai