Anda di halaman 1dari 25

W AT

KEGA N
ADAPTASI PSIKOLOGIS
U RA TA IBU
DA R A S
MASA NIFAS
B U N IF
PADA I

By. VIDA WIRA UTAMI


OPS
 Mahasiswa mampu menjelaskan dan
melakukan penanganan perdarahan
post partum sekunder dengan benar
 Mahasiswa mampu menjelaskan dan
melakukan penanganan infeksi masa
nifas dengan benar
REFERENSI
1. Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas alih bahasa, Maria A.
Wijayarini. Jakarta : EGC
2. Saifuddin, AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :YBPSP
3. …………. 2001. Asuhan Kebidanan Postpartum.
Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO
4. Saifuddin, AB. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :YBPSP
5. Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
YBPSP
6. Cunningham, F Gary. 1995. Obstetri William. Jakarta:
EGC
7. Mochtar, R. 1995. Sinopsis Obstetri Patologi. Cetakan V.
Jakarta : EGC
INFEKSI NIFAS

Definisi :
 Keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genitalia dalam masa
nifas
 Infeksi bakteri pada traktus genitalia yang
terjadi setelah melahirkan, ditandai
dengan kenaikan suhu sampai 38 °C atau
lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama
pasca persalinan
Insidensi Infeksi Nifas

Infeksi nifas terjadi 1-3 %. Infeksi


jalan lahir 25-55 % dari semua
kasus infeksi
Etiologi :
Kuman-kuman masuk kedalam alat
kandungan melalui
a. Eksogen : kuman datangnya dari luar 
streptokokus hemolitikus aerobik,
stafilokokus aereus
Cth: dari penderita lain, alat yang tidak
steril, tangan penolong, infeksi
tenggorokan orang lain
b. Autogen : kuman masuk dari tempat lain
dalam tubuh  escheria coli
berasal dari kandung kemih atau rektum
c. Endogen : kuman masuk dari jalan lahir
sendiri, penyebab terbanyak dan lebih
dari 50%  clostridium welchii
jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering
terjadi pada abortus kriminalis dan
persalinan ditolong dukun.
CARA TERJADINYA
 Manipulasi penolong yang tidak steril/DTT
 Alat-alat yang tidak steril/DTT
 Infeksi droplet, alat-alat yang terkontaminasi
 Infeksi rumah sakit (Hospital Infection)
 Koitus pada akhir kehamilan yang menyebabkan
KPD
 Infeksi intra partum
FAKTOR PREDISPOSISI
INFEKSI NIFAS

 Partus lama, partus terlantar dan ketuban pecah


dini
 Tindakan obstetri : partus operatif maupun
abdominal
 Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban, dan
bekuan-bekuan darah
 Keadaan-keadaan yang menurunkan daya
tahan tubuh
INFEKSI NIFAS

 Endometritis  jarang terjadi,


sifat urgen
 Peritonitis
 Bendungan ASI
 Infeksi Payudara
 Thromboplebitis
 Luka Perineum
Endometritis
• Paling sering terjadi
• Demam mulai 48 jam post partum dan
bersifat naik turun
• radang terbatas pada endometrium
• Jaringan desidua bersama bekuan darah
menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah
berbau yang terdiri atas keping-keping
nekrotis dan cairan
Peritonitis
Menyerang pada daerah pelvis (pelvio
peritonitis).
gejala klinik antara lain: demam, nyeri perut
bawah, keadaan umum baik, terdapat abses
pada cavum douglas
PERITONITIS
• Berikan infus (NaCl atau Ringer Laktat)
• Berikan antibiotika sehingga bebas panas
selama 24 jam :
Ampicillin, gentamicin, metronidazole
• Laparatomi diperlukan untuk pembersihan
perut (Peritoneal lavage)
BENDUNGAN ASI
(PAYUDARA) :

peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara


dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi

 INFEKSI PAYUDARA

Mastitis Penghentian Laktasi


THROMBOPLEBITIS

Perluasan atau invasi mikro organisme patogen


yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena dan
cabang-cabangnya sehingga terjadi thromboplebitis

KLASIFIKASI

 Pelviothromboplebitis
 Thromboplebitis femoralis
LUKA PERINEUM

 Sifat : - ruptur
- episiotomi
 Intervensi : - sesuai instruksi

- dibiarkan saja
 Efek : tidak terjadi penyatuan kulit pada
perineum
Pencegahan infeksi nifas
Selama kehamilan
Pencegahan infeksi selama kehamilan,
antara lain:
Perbaikan gizi
Hubungan seksual pada umur
kehamilan tua sebaiknya tidak
dilakukan.
Selama persalinan
•Membatasi masuknya kuman-kuman ke
dalam jalan lahir
•Membatasi perlukaan jalan lahir
•Mencegah perdarahan banyak.
•Menghindari persalianan lama.
•Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat
yang digunakan
Selama nifas
•Semua alat dan kain yang berhubungan
dengan daerah genital harus suci hama.
•Penderita dengan infeksi nifas
sebaiknya diisolasi dalam ruangan
khusus, tidak bercampur dengan ibu
nifas yang sehat.
•Membatasi tamu yang berkunjung.
•mobilisasi dini.
Pengobatan nifas
• Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret
vagina dan serviks, luka operasi dan darah, serta
uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotik yang
tepat.
• Memberi antibiotik spektrum luas
• pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh
seperti infus, transfusi darah, makanan yang
mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, serta
perawatan lainnya sesuai komplikasi yang
dijumpai.
PERDARAHAN POST PARTUM

& PENANGANANNYA
 Definisi :
Perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa
24 jam setelah anak lahir. Termasuk retensio plasenta

 Menurut waktu terjadinya :


Primer :
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah
anak lahir
Sekunder :
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam dan
biasanya diantara hari ke-5 sampai hari ke-15 post
partum
3 Pokok Penanganan
Perdarahan Post Partum

 Penghentian perdarahan
 Jaga jangan sampai timbul syok
 Penggantian darah yang hilang
Penanganan perdarahan post
partum sekunder
a. Sikap Trendelenburg, memberikan oksigen
b. merangsang konstraksi uterus dengan cara :
- Masase fundus uteri dan merangsang
puting susu
- Pemberian oksitosin dan turunan ergot
melalui i.m, i.v, atau s.c
- Pemberian misoprostol 800-1000 ug per rektal
- Kompresi bimanual eksternal dan/atau
internal
c. Bila semua tindakan itu gagal, maka
dipersiapkan untuk dilakukan
tindakan operatif laparotomi dengan
pilihan bedah konservatif
(mempertahankan uterus) atau
melakukan histerektomi.

Anda mungkin juga menyukai