DISUSUN OLEH:
1. HULATUN NABILA SUBHAN (15.20.057)
2. RATNA SILVITANING A. (15.20.067)
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PARAFIMOSIS”. Makalah ini kami disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Perkemihan 2.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang apa yang di maksud parafimosis.
2. Mengetahui penyebab dari ternyadinya parafimosis.
3. Mengetahui tentang patofisiologi parafimosis.
4. Mengetahui manifestasi klinis parafimosis.
5. Mengetahui penatalaksanan parafimosis.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui tentang apa yang di maksud parafimosis.
2
2. Mahasiswa mengetahui tentang penyebab dari terjadinya parafimosis.
3. Mahasiswa mengetahui tentang patofisiologi parafimosis.
4. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis parafimosis.
5. Mahasiswa mengetahui cara mengatasi parafimosis
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
6. Menjalani kateter
5
2.4 Anatomi Parafimosis
6
2.5 Manifestasi Klinis
a. Udeme pada glans penis
b. Nyeri
c. Jeratan dengan penis
2.6 Penatalaksanaan
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik
memijat glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara
perlahan-lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak
berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat
dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema dan proses inflamasi
menghilang pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PARAFIMOSIS
3.1 PENGKAJIAN
1. Tanyakan biodata klien.
2. Kaji keadaan umum klien.
3. Kaji penyebab parafimosis, termasuk kongenital atau peradangan.
4. Dapatkan riwayat kesehatan sekarang untuk melihat adanya:
a. Kaji pola eliminasi BAK:
1) Frekuensi : Jarang karena adanya retensi.
2) Jumlah : Menurun.
3) Intensitas : Adanya nyeri saat BAK.
b. Kaji kebersihan genital: adanya bercak putih.
c. Kaji perdarahan
d. Kaji tanda-tanda infeksi yang mungkin ada
5. Dapatkan riwayat kesehatan keluarga
6. Kaji mekanisme koping pasien dan keluarga
7. Kaji pasien saat pra operasi dan post operasi
3.3 Intervensi
1. Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran
urinaria.
a. Monitor intake dan out put.
b. Monitor distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi.
8
c. Sediakan perlak dikasur.
d. Gunakan kekuatan dari keinginan untuk BAK ditoilet.
e. Jaga privasi untuk eliminasi.
f. Berikan waktu berkemih dengan interval reguler, jika diperlukan.
3.4 Implementasi
1. Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran urinaria.
a. Memonitor intake dan out put.
b. Memonitor distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi.
c. Menyediakan perlak dikasur.
d. Menggunakan kekuatan dari keinginan untuk BAK ditoilet.
e. Menjaga privasi untuk eliminasi.
f. Memberikan waktu berkemih dengan interval reguler, jika
diperlukan.
9
a. Menjelaskan proses penyakit (pengertian, etiologi, tanda dan
gejala).
b. Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya.
c. Mendiskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan.
3.5 Evaluasi
1. Pasien bisa BAK dengan lancar dan tidak mengalami sakit pada
saat BAK.
2. Pasien sudah mengetahui tentang parafimosis.
3. Pasien sudah mulai menerima keadaannya sekarang.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Parafimosis adalah sebuah kondisi serius yang bisa terjadi hanya pada
laki-laki dan anak laki-laki yang belum atau tidak disunat. Parafimosis berarti
kulup terjebak di belakang kepala penis dan tidak dapat ditarik kembali ke
posisi normal.
4.2 SARAN
Dengan adanya makalah dengan kasus parafimosis pada anak, di harapkan
mahasiswa dapat mengerti tentang pengertian, etiologi dan patofisiolgi serta
mampu memberikan suatu asuhan keperawatan yang benar pada anak yang
menderita parafimosis.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangan untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun
demi sempurnanya makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Jones SA, Flynn RJ. An unusual (and somewhat piercing) cause of paraphimosis.
Br J Urol 1996;78:803-4.
12