(TETRALLOGI OF FALLOT)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 3 :
TAHUN 2020
Page |i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien DenganTetralogi Of Fallot (Tof)” yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini memuat tentang “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tetralogi
Of Fallot (Tof)” yang mengidentifikasikan dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab itu kritik yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata kuliah anak kami
yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Klasifikasi/Derajat TOF...............................................................................4
2.3 Tanda dan Gejala TOF................................................................................4
2.4 Etiologi...........................................................................................................5
2.5 Epidemiologi..................................................................................................6
2.6 Patofisiologi...................................................................................................6
2.7 WOC..............................................................................................................7
2.8 Komplikasi TOF...........................................................................................8
2.9 Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................8
2.10 Penatalaksanaan.........................................................................................9
BAB IV PENUTUP.................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..................................................................................................16
4.2 Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Page1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari TOF ?
2. Bagaimana klasifikasi dari TOF
3. Apa saja tanda dan gejala TOF ?
4. Bagaimana etiologi TOF ?
5. Bagaimana epidemiologi TOF ?
6. Bagaimana manifestasi klinik dari TOF ?
7. Bagaimana patofisiologi TOF ?
8. Apa saja komplikasi TOF ?
9. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari TOF ?
10. Bagaimana penatalaksanaan TOF ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari TOF
2. Mengetahui kalsifikasi TOF
3. Mengetahui tanda dan gejala TOF
4. Mengetahui etiologi dari TOF
5. Mengetahui epidemiologi TOF
6. Mengetahui manifestasi klinik TOF
7. Mengetahui patofisiologi dari TOF
8. Mengetahui komplikasi TOF
9. Mengetahui pemeriksaan diagnostic TOF
10. Mengetahui penatalaksanaan TOF
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tetralogi Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan
yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari
bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan
syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Sebagai
konsekuensinya, didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut :
Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga
ventrikel
Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar
dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyempitan
Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik
kanan
Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal
Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum
ventrikel dan dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling
sedikit sama besar dengan lubang aorta. Tetralogi Fallot adalah kelainan jantung
sianotik paling banyak yang tejadi pada 5 dari 10.000 kelahiran hidup dan merupakan
kelainan jantung bawaan nomor 2 yang paling sering terjadi. TF umumnya berkaitan
dengan kelainan jantung lainnya seperti defek septum atrial. Komponen yang paling
penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari
sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin
berat. Frekuensi TF lebih kurang 10 %. Derajat stenosis pulmonal sangat menentukan
gambaran kelainan; pada obstruksi ringan tidak terdapat sianosis, sedangkan pada
obstruksi berat sianosis terlihat sangat nyata. Pada klien dengan TF, stenosis pulmonal
menghalangi aliran darah ke paru-paru dan mengakibatkan peningkatan ventrikel
kanan sehingga terjadi hipertropi ventrikel kanan. Sehingga darah kaya CO2 yang
harusnya dipompakan ke paru-paru berpindah ke ventrikel kiri karena adanya celah
antara ventrikel kanan akibat VSD (ventrikel septum defek), akibatnya darah yang ada
di ventrikel kiri yang kaya akan O2 dan akan dipompakan ke sirkulasi sistemik
bercampur dengan darah yang berasal dari ventrikel kanan yang kaya akan CO2.
Sehingga percampuran ini mengakibatkan darah yang akan dipompakan ke sirkulasi
sistemik mengalami penurunan kadar O2.
2.4 Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui
secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut
antara lain :
1. Faktor endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom, contohnya down
syndrome, marfan syndrome.
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan misalnya
VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta.
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,
minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine.
aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
c. Efek radiologi (paparan sinar X)
d. Ibu mengonsumsi alcohol dan merokok saat mengandung.
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus
penyebab adalah multifaktor. Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung
sianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke
seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak
nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi
mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis.
2.5 Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan menempati
angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini para dokter tidak
dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi ,penyebabnya dapat berkaitan dengan
factor lingkungan dan juga factor genetic atau keduanya. Dapat juga berhubungan
dengan kromosom 22 deletions dan juga diGeorge syndrome. Ia lebih sering muncul
pada laki-laki daripada wanita. Pengertian akan embryology daripada penyakit ini
adalah sebagai hasil kegagalan dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan
kombinasi klinik berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta.
Perkembangan dari hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin
meningkat akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat
dipulihkan dengan operasi yang dini.
2.6 Patofisiologi
Karena pada tetralogi fallot terdapat empat macam kelainan jantung yang
bersamaan,maka:
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuah
lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah dari
kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari ventrikel
kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah masuk ke aorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengaabaikan lubang ini.
Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalam aorta
yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang, sehingga terjadi
pembesaran ventrikel kanan.
4. Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah tidak
melewati paru sehingga tidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75% darah vena
yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta
tanpa mengalami oksigenasi.
2.7 WOC
2.8 Komplikasi TOF
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita tetralogi Fallot antara lain :
a. Infark serebral (umur < 2 tahun)
b. Abses serebral (umur > 2 tahun)
c. Polisitemia
d. Anemia defisiensi Fe relatif (Ht < 55%)
e. SBE
f. DC kanan jarang
g. Perdarahan oleh karena trombositopenia
2.10 Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk
memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan
dan mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru
menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis
berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan
dengan pemberian :
a) Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut
jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml
cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan
belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
b) Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja
meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative
c) penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam
penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat
meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan
aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.
Lakukan selanjutnya yaitu :
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
3. Hindari dehidrasi
a) Tindakan Bedah
Merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF. Pada bayi dengan
sianosis yang jelas, sering pertama-tama dilakukan operasi pintasan atau
langsung dilakukan pelebaran stenosis trans-ventrikel. Koreksi total dengan
menutup VSD (Ventrikel Septum Defek) seluruhnya dan melebarkan PS pada
waktu ini sudah mungkin dilakukan. Umur optimal untuk koreksi total pada
saat ini ialah 7-10 tahun. Walaupun kemajuan telah banyak dicapai, namun
sampai sekarang operasi semacam ini selalu disertai resiko besar.
b) Pengobatan Konservatif
Anak dengan serangan anoksia ditolong dengan knee-chest position, dosis
kecil morfin (1/8-1/4 mg) disertai dengan pemberian oksigen. Dengan tindakan
ini serangan anoksia sering hilang dengan cepat. Pada waktu ini diberikan pula
obat-obat pemblok beta (propanolol) untuk mengurangi kontraktilitas miokard.
Pencegahan terhadap anoksia dilaksanakan pila dengan mencegah/mengobati
anemia defisiensi besi relative, karena hal ini sering menambah frekuensi
serangan. Asidosis metabolic harus diatasi secara adekuat.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
4.2 Saran
Sebainya ketika hamil harus menghindari penggunaan alkohol atau obat yang
membahayakan pada masa kehamilan, makanan haruslah mencukupi nilai gizi serta
nutrisi yang dibutuhkan supaya bayi tidak mempunyai penyakit jantung bawaan.
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Wong Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatri, Edisi 6 vol 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Lynn Betz Cecily dan A. Sowden Linda. 2004. Buku saku keperawatan pediatri, Edisi 5;
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG..
Guyton, Arthur C. 2006. BukuAjar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2. Jakarta:
Infomedika.
Haws, Paulette S. 2007. Asuhan neonates : rujukan cepat,alih bahasa HY Kuncoro.
Jakarta : EGC.
Kliegman. Nelson Pediatric. 18th Edition, Cyanotic Congenital Heart Lesions: Lesions
Associated with Decreased Pulmonary Blood Flow. 2006
Teddy Ontoseno, Soebijanto Poerwodibroto, Mahrus A. Rahman. Tetralogi Fallot Dan
Serangan Sianosis. Diunduh dari : http://www.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0 &pdf=&html=07110-gwtp250.htm.
Perbaharuan terakhir : 2006