Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TOF

(TETRALLOGI OF FALLOT)

D
I
S
U
S
U
N

OLEH
KELOMPOK 3 :

Nama : 1. KATON ABDUL VARID (N21015016)

2. DEVI ANGGRIANI NOVITASARI (N21018002)

PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2020

Page |i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien DenganTetralogi Of Fallot (Tof)” yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini memuat tentang “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tetralogi
Of Fallot (Tof)” yang mengidentifikasikan dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab itu kritik yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata kuliah anak kami
yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Palu , 26 Maret 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Klasifikasi/Derajat TOF...............................................................................4
2.3 Tanda dan Gejala TOF................................................................................4
2.4 Etiologi...........................................................................................................5
2.5 Epidemiologi..................................................................................................6
2.6 Patofisiologi...................................................................................................6
2.7 WOC..............................................................................................................7
2.8 Komplikasi TOF...........................................................................................8
2.9 Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................8
2.10 Penatalaksanaan.........................................................................................9

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................12

3.1 Pengkajian Keperawatan...........................................................................12


3.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................14
3.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................14

BAB IV PENUTUP.................................................................................................16

4.1 Kesimpulan..................................................................................................16
4.2 Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang merupakan suatu
bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak lahir dan terjadi karena kelainan
perkembangan dengan gejala sianosis karena terdapat kelainan VSD, stenosispulmonal,
hipertrofiventrikel kanan, dan overiding aorta (Nursalam dkk, 2005). Defek Septum
Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel. Stenosis
pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan
menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan.
Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan
tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal. Overiding aorta merupakan
keadaan dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkang
sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan.
Tetralogi of fallot paling banyak ditemukan dimana TOF ini menempati urutan
keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel, defek
septum atrium duktus arteriosus, atau lebih kurang 10 % dari seluruh penyakit bawaan,
dan merupakan penyebab utama diantara penyakit jantung bawaan sianostik. 95% dari
sebagian besar bayi dengan kelainan jantung tetralogi of fallot tidak diketahui, namun
berbagai faktor juga turut berperan sebagai penyebabnya seperti pengobatan ibu ketika
sedeang hamil, faktor lingkungan setelah lahir, infeksi pada ibu, faktor genetika dan
kelainan kromosom.
Insidens tetralogi of fallot di laporkan untuk kebanyakan penelitian dalam
rentang 8 – 10 per 1000 kelahiran hidup. Kelainan ini lebih sering muncul pada laki –
laki daripada perempuan. Dan secara khusus katup aorta bikuspid bisa menjadi tebal
sesuai usia , sehingga stenosis bisa timbul. Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan
dengan operasi sejak dini. Sehingga deteksi dini penyakit ini pada anak – anak sangat
penting dilakukan sebelum komplikasi yang lebih parah terjadi. Oleh karena itu, kami
membuat makalah ini agar bermanfaat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat
khususnya pembaca makalah ini yang membahas kelainan jantung tetralogy of fallot
serta asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Page1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari TOF ?
2. Bagaimana klasifikasi dari TOF
3. Apa saja tanda dan gejala TOF ?
4. Bagaimana etiologi TOF ?
5. Bagaimana epidemiologi TOF ?
6. Bagaimana manifestasi klinik dari TOF ?
7. Bagaimana patofisiologi TOF ?
8. Apa saja komplikasi TOF ?
9. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari TOF ?
10. Bagaimana penatalaksanaan TOF ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari TOF
2. Mengetahui kalsifikasi TOF
3. Mengetahui tanda dan gejala TOF
4. Mengetahui etiologi dari TOF
5. Mengetahui epidemiologi TOF
6. Mengetahui manifestasi klinik TOF
7. Mengetahui patofisiologi dari TOF
8. Mengetahui komplikasi TOF
9. Mengetahui pemeriksaan diagnostic TOF
10. Mengetahui penatalaksanaan TOF
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tetralogi Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan
yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari
bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan
syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Sebagai
konsekuensinya, didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut :
 Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga
ventrikel
 Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar
dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyempitan
 Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik
kanan
 Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal

Gambar 1. Jantung normal dan jantung TOF

Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum
ventrikel dan dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling
sedikit sama besar dengan lubang aorta. Tetralogi Fallot adalah kelainan jantung
sianotik paling banyak yang tejadi pada 5 dari 10.000 kelahiran hidup dan merupakan
kelainan jantung bawaan nomor 2 yang paling sering terjadi. TF umumnya berkaitan
dengan kelainan jantung lainnya seperti defek septum atrial. Komponen yang paling
penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari
sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin
berat. Frekuensi TF lebih kurang 10 %. Derajat stenosis pulmonal sangat menentukan
gambaran kelainan; pada obstruksi ringan tidak terdapat sianosis, sedangkan pada
obstruksi berat sianosis terlihat sangat nyata. Pada klien dengan TF, stenosis pulmonal
menghalangi aliran darah ke paru-paru dan mengakibatkan peningkatan ventrikel
kanan sehingga terjadi hipertropi ventrikel kanan. Sehingga darah kaya CO2 yang
harusnya dipompakan ke paru-paru berpindah ke ventrikel kiri karena adanya celah
antara ventrikel kanan akibat VSD (ventrikel septum defek), akibatnya darah yang ada
di ventrikel kiri yang kaya akan O2 dan akan dipompakan ke sirkulasi sistemik
bercampur dengan darah yang berasal dari ventrikel kanan yang kaya akan CO2.
Sehingga percampuran ini mengakibatkan darah yang akan dipompakan ke sirkulasi
sistemik mengalami penurunan kadar O2.

2.2 Klasifikasi / Derajat TOF


TOF dibagi dalam 4 klasifikasi :
1. Derajat I : Tidak sianosis, kemampuan kerja normal
2. Derajat II : Sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
3. Derajat III : Sianosis waktu istirahat, kuku gelas arloji , waktu kerja sianosis
bertambah, ada dispneu
4. Derajat IV : Sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh

2.3 Tanda dan Gejala TOF


Anak dengan TOF umumnya akan mengalami keluhan :
a. Sesak, biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas (misalnya menangis atau
mengedan)
b. Berat badan bayi tidak bertambah
c. Pertumbuhan berlangsung lambat
d. Jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing fingers)
e. Sianosis/ kebiruan : sianosis akan muncul saat anak beraktivitas, makan/menyusu,
atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh
tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to
left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya
oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya
jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan. Anak akan
mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru
dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis
yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih
banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis
pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.

2.4 Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui
secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut
antara lain :
1. Faktor endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom, contohnya down
syndrome, marfan syndrome.
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan misalnya
VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta.
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,
minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine.
aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
c. Efek radiologi (paparan sinar X)
d. Ibu mengonsumsi alcohol dan merokok saat mengandung.
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus
penyebab adalah multifaktor. Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung
sianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke
seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak
nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi
mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis.
2.5 Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan menempati
angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini para dokter tidak
dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi ,penyebabnya dapat berkaitan dengan
factor lingkungan dan juga factor genetic atau keduanya. Dapat juga berhubungan
dengan kromosom 22 deletions dan juga diGeorge syndrome. Ia lebih sering muncul
pada laki-laki daripada wanita. Pengertian akan embryology daripada penyakit ini
adalah sebagai hasil kegagalan dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan
kombinasi klinik berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta.
Perkembangan dari hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin
meningkat akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat
dipulihkan dengan operasi yang dini.
2.6 Patofisiologi
Karena pada tetralogi fallot terdapat empat macam kelainan jantung yang
bersamaan,maka:
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuah
lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah dari
kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari ventrikel
kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah masuk ke aorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, mengaabaikan lubang ini.
Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke dalam aorta
yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang, sehingga terjadi
pembesaran ventrikel kanan.
4. Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah tidak
melewati paru sehingga tidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75% darah vena
yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta
tanpa mengalami oksigenasi.
2.7 WOC
2.8 Komplikasi TOF
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita tetralogi Fallot antara lain :
a. Infark serebral (umur < 2 tahun)
b. Abses serebral (umur > 2 tahun)
c. Polisitemia
d. Anemia defisiensi Fe relatif (Ht < 55%)
e. SBE
f. DC kanan jarang
g. Perdarahan oleh karena trombositopenia

2.9 pemeriksaan diagnostik


a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan
sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit
merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemia. Peningkatan
hemoglobin dan hematokrit ini merupakan mekanisme kompensasi akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan antara 16-18 g/dl,
sedangkan hematokrit 50-65%. Bila kadar hemoglobin dan hematokrit melampaui
batas tersebut timbul bahaya terjadinya kelainan trombo emboli, sebaliknya bila
kurang dari batas bawah tersebut berarti terjadi anemia relatif yang harus diobati.
b. Gambaran radiologis
Cardio thoracic ratio pasien tetralogi fallot biasanya normal atau sedikit membesar.
Akibat terjadinya pembesaran ventrikel kanan dengan konus pulmonalis yang
hilang, maka tampak apeks jantung terangkat sehingga tampak seperti “sepatu
boot”. Pada 25% kasus arkus aorta terletak di kanan yang seharusnya di kiri, dapat
berakibat terjadinya suatu tarik bayangan trakeobronkial berisi udara di sebelah
kiri, yang terdapat pada pandangan antero-posterior atau dapat dipastikan oleh
pergeseran esophagus yang berisi barium ke kiri. Corakan vascular paru berkurang
dan lapangan paru relatif bersih, mungkin disebabkan oleh aliran darah paru paru
yang berkurang dan merupakan suatu tanda diagnostik yang penting. Bila terdapat
kolateral yang banyak mungkin corakan vascular paru tampak normal, atau bahkan
bertambah. Pada proyeksi lateral, ruangan depan yang bersih atau kosong dapat
atau tidak dipenuhi oleh ventrikel kanan yang hipertrofi.
c. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi
ventrikel kanan. Pada anak besar sering dijumpai P pulmonal.
d. Ekokardiogram
Ekokardiografi dapat memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot.
Pelebaran dan posisi aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan dinding
depan aorta serta pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan katup
pulmonal seringkali sulit dinilai, demikian pula penentuan perbedaan tekanan
antara ventrikel kanan dan a.pulmonalis tidak selalu mudah dilakukan.
e. Kateterisasi jantung
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan
tekanan ventrikel
kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

Gambar 2. Echocardiogram pada pasien dengan tetralogi Fallot

2.10 Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk
memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan
dan mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru
menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis
berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan
dengan pemberian :
a) Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut
jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml
cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan
belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
b) Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja
meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative
c) penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam
penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat
meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan
aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.
Lakukan selanjutnya yaitu :
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
3. Hindari dehidrasi

a) Tindakan Bedah
Merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF. Pada bayi dengan
sianosis yang jelas, sering pertama-tama dilakukan operasi pintasan atau
langsung dilakukan pelebaran stenosis trans-ventrikel. Koreksi total dengan
menutup VSD (Ventrikel Septum Defek) seluruhnya dan melebarkan PS pada
waktu ini sudah mungkin dilakukan. Umur optimal untuk koreksi total pada
saat ini ialah 7-10 tahun. Walaupun kemajuan telah banyak dicapai, namun
sampai sekarang operasi semacam ini selalu disertai resiko besar.
b) Pengobatan Konservatif
Anak dengan serangan anoksia ditolong dengan knee-chest position, dosis
kecil morfin (1/8-1/4 mg) disertai dengan pemberian oksigen. Dengan tindakan
ini serangan anoksia sering hilang dengan cepat. Pada waktu ini diberikan pula
obat-obat pemblok beta (propanolol) untuk mengurangi kontraktilitas miokard.
Pencegahan terhadap anoksia dilaksanakan pila dengan mencegah/mengobati
anemia defisiensi besi relative, karena hal ini sering menambah frekuensi
serangan. Asidosis metabolic harus diatasi secara adekuat.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TETRALOGI FALLOT


3.1 Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a. Riwayat kehamilan : ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen.
1. Faktor Endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom.
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit janntung atau kelainan bawaan.
2. Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu
a. Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep
dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
c. Pajanan terhadap sinar –X
b. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi
penyakit. Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan,
setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu
sebelum ia berjalan kembali.
c. Riwayat psikososial / perkembangan
1.Kemungkinan mengalami masalah perkembangan.
2. Mekanisme koping anak/ keluarga.
3. Pengalaman hospitalisasi sebelumnya.
d. Keluhan utama : sesak nafas
e. Pemeriksaan fisik
1. Akivitas dan istirahat
Gejala : Malaise, keterbatasan aktivitas/ istirahat karena kondisinya.
Tanda : Ataksia, lemas, masalah berjalan, kelemahan umum, keterbatasan
dalam rentang gerak.
2. Sirkulasi
Gejala : Takikardi, disritmia
Tanda : adanya Clubbing finger setelah 6 bulan, sianosis pada membran
muksa, gigi sianotik.
1. Eliminasi
Tanda : Adanya inkontinensia dan atau retensi.
4. Makanan/ cairan
Tanda : Kehilangan nafsu makan,kesulitan menelan, sulit menetek.
Gejala : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
5. Hiegiene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
6. Neurosensori
Tanda : Kejang, kaku kuduk.
Gejala : Tingkat kesadaran letargi hingga koma bahkan kematian.
7. Nyeri/ keamanan
Tanda : Sakit kepala berdenyut hebat pada frontal, leher kaku.
Gejala : Tampak terus terjaga, gelisah, menangis/ mengaduh/ mengeluh.
8. Pernafasan
Tanda : Auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal
yang
semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi.
Gejala : Dyspnea, napas cepat dan dalam.
9. Nyeri/ keamanan
Tanda : Sianosis, pusing, kejang
Gejala : Suhu meningkat, menggigil, kelemahan secara umum,
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : Peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah
b. Radiologi : Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal,
tidak ada pembesaran jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung
terangkat sehingga seperti sepatu
c. Elektrokardiogram ( EKG) : Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke
kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan.
Pada anak besar dijumpai P pulmonal
d. Ekokardiografi : Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis &
penurunan aliran darah ke paru-paru

e. Katerisasi jantung : ditemukan adanya defek septum ventrikel multiple,


mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer

f. Gas darah : adanya penurunan saturasi oksigen dan penurunan PaO2


3.2 Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan aliran darah ke pulmonal.

3.3 Intervensi Keperawatan


Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan aliran darah ke pulmonal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran
gas kembali lancar
DX KEPERAWATAN NOC NIC
Setelah dilaakukan Respiratory
Gangguan pertukaran gas
tindakan keperawatan
berhubungan dengan penurunan Monitoring
di harapkan agar
aliran darah ke pulmonal.
gangguan pertukaran Intervensi :
Batasan karakteristik :
gas kembali lancar
1. Monitor rata-rata,
dengan
-Gas darah arteri abnormal
Kriteria hasil : kedalaman, irama
- Ph arteri Abnormal
1. Mendemonstrasikan dan usaha respirasi
- Dispnea
peningkatan 2. Monitor suara
-Hipoksia
ventilasi napas
-Takikardi
2. Oksigen yang 3. Auskultasisuara
adekuat napas, catat area
3. Bebas dari tanda penurunan/tidak
distress pernafasan adanya ventilasi
4. TTV dalam rentang dan suara
normal tambahan
Indicator skala : 4. Tentukan
1 = Selalu kebutuhan suction
menunjukan dengan
2 = Sering mengauskultasi
menunjukan crakles dan ronkhi
3 = Kadang pada jalan napas
menunjukan 5. Monitor kelelahan
4 = Jarang otot diafragma
menunjukan (gerakan
5= Tidak pernah paradoksis)
menunjukan 6. Monitor TTV
7. Kolaborasi
pemasangan O2
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Tetralogi fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang disebabakan oleh 4


kelainan antara lain defek septum ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katup
pulmoner, dan hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab tetralogi fallot terdiri dari 2 faktor,
yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogi fallot umumnya akan mengalami
keluhan sesak saat beraktivitas, berat badan bayi yang tidak bertambah, clubbing
fingers, dan sianosis. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan darah,
gambar radiologis, elektrokardiografi.

4.2 Saran
Sebainya ketika hamil harus menghindari penggunaan alkohol atau obat yang
membahayakan pada masa kehamilan, makanan haruslah mencukupi nilai gizi serta
nutrisi yang dibutuhkan supaya bayi tidak mempunyai penyakit jantung bawaan.

Page 16
DAFTAR PUSTAKA

Wong Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatri, Edisi 6 vol 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Lynn Betz Cecily dan A. Sowden Linda. 2004. Buku saku keperawatan pediatri, Edisi 5;
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG..
Guyton, Arthur C. 2006. BukuAjar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2. Jakarta:
Infomedika.
Haws, Paulette S. 2007. Asuhan neonates : rujukan cepat,alih bahasa HY Kuncoro.
Jakarta : EGC.

Kliegman. Nelson Pediatric. 18th Edition, Cyanotic Congenital Heart Lesions: Lesions
Associated with Decreased Pulmonary Blood Flow. 2006
Teddy Ontoseno, Soebijanto Poerwodibroto, Mahrus A. Rahman. Tetralogi Fallot Dan
Serangan Sianosis. Diunduh dari : http://www.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0 &pdf=&html=07110-gwtp250.htm.
Perbaharuan terakhir : 2006

Webmaster. Tetralogi Fallot. Diunduh dari :


http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=70.Perbaharuan terakhir : 2008.
Webmaster. Tetralogi Fallot. Diunduh dari :
http://medicastore.com/penyakit/899/Tetralogi_Fallot.html.Perbaharuan terakhir : 2009.
Bedah Toraks Kardiovaskular Indonesia. Tetralogy of Fallot. Diunduh dari :
http://www.bedahtkv.com/index.php?/e-Education/Jantung-Anak/Tetralogy-of-
Fallot.html. 2009

Anda mungkin juga menyukai