TETRALOGY OF FALLOT
Dosen Pengampu :
Aureliya Hutagaol, S.Kep., Ns., MPH
Oleh:
Kelompok II
Puji syukur Yang Maha Esa yang sudah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya, dimana
Ia telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama yang
sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena dapat merampungkan makalah yang menjadi
tugas dalam mata kuliah Keperawatan Anak II dengan judul “Asuhan
Keperawatan Anak dengan Tetralogy of Fallot”. Selain itu, penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah membatu
makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, penyususn sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami butuh ktitik dan sarannya yang bertujuan untuk
memperbaiki karya-karya kami selanjutnya di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
2.2. Epidemiologi...............................................................................................5
2.3 Etiologi..........................................................................................................5
2.5 Patofisiologi..................................................................................................7
2.7 Penatalaksanaan..........................................................................................9
3.6 Implementasi..............................................................................................24
3.7 Evaluasi.....................................................................................................28
BAB 4. PENUTUP................................................................................................30
4.1 Kesimpulan............................................................................................... 30
4.2 Saran.......................................................................................................... 30
Daftar Pustaka......................................................................................................31
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
rongga ventrikel
2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang
keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga
menebal dan menimbulkan penyempitan.
3. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari
ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian
aorta keluar dari bilik kanan.
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal
2.2 Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan
menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat
ini para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi
penyebabnya dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor genetic
atau keduanya. Dapat juga berhubungan dengan kromosom 22 deletions dan
juga Digeorge Syndrome. Ia lebih sering muncul pada laki-laki daripada
wanita. Pengertian akan embryology daripada penyakit ini adalah sebagai
hasil kegagalan dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi
klinik berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta. Perkembangan
dari hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin meningkat
akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat
dipulihkan dengan operasi yang dini.Supit, Alice I., Kaunang. Erling D,
2012).
2.3 Etiologi
Kebanyakan penyebab dari kelainan jantung bawaan tidak diketahui,
biasanya melibatkan berbagai faktor. Faktor prenatal yang berhubungan
dengan resiko terjadinya tetralogi Fallot adalah:
1. Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi virus
lainnya
2. Gizi yang buruk selama
3. Ibu yang alkoholik
4. Usia ibu diatas 40 tahun
5. Ibu menderita diabetes
6. Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita
sindroma Down Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung
sianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung
oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu
kebiruan) dan sesak nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di
kemudian hari, dimana bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu
atau menangis (Yayan A.I, 2010).
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan juga
diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen, antara lain :
A. Faktor endogen :
1. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
B. Faktor eksogen
1. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau
suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,
dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu).
2. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
3. Pajanan terhadap sinar –X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut
jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih
dari 90% kasus penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan
terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan ,
oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin
sudah selesai.
2.5 Patofisiologi
Pada tetralogi fallot terdapat empat macam kelainan jantung yang
bersamaan, yaitu :
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari
sebuah lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga
menerima darah dari kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari
ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah
masuk ke aorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang
septum ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta,
mengabaikan lubang ini.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke
dalam aorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang,
sehingga terjadi pembesaran ventrikel kanan (Yayan A.I, 2010).
Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah
tidak melewati paru sehinggatidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75%
darah vena yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel
kanan ke aorta tanpa mengalami oksigenasi (Yayan A.I, 2010). Untuk
klasifikasi/ Derajat TOF dibagi dalam 4 derajat :
1. Derajat I : Tak sianosis, kemampuan kerja normal
2. Derajat II : Sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
3. Derajat III : Sianosis waktu istirahat. kuku gelas arloji, waktu kerja
sianosis bertambah, ada dispneu.
4. Derajat IV : Sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh.
No Masalah
Analisa Data Etiologi
. Keperawatan
3.6 Implementasi
NO Hari/ Diagnosa Implementasi
tanggal/jam
1 Jumat, 21 Gangguan Monitor tanda-tanda vital
agustus 2022 pertukaran Memonitor kecepatan, irama,
gas kedalaman dan kesulitan
bernafas pasien
Mencatat pergerakan dada,
catat ketidaksimetrisan,
penggunaan otot-otot bantu
nafas, dan reaksi otot
supraclaviculas dan interkosta
Memonitor suara tambahan
seperti ngorok atau mengih
Memonitor pola nafas
(misalnya bradipneu, takipneu,
hiperfentilasi, pernafsasan
kusmaul, pernafasan 1:1,
apneustik, respirasi beot, dan
pola ataxic)
Memonitor saturasi oxygen
pada pasien yang tersedia
(seperti SAO2, SVO2, SPO2)
sesuai dengan protokol yang
ada
Memasang sensor pemantauan
oksigen noninfasif (misalnya
pasang alat pada jari, hidung
dan dahi) dengan mengatur
alarm pada pasien beresiko
tinggi (misalnya pasien yang
obesitas, melaporkan pernah
mengalami apnea saat tidur,
mempunyai riwayat penyakit
dengan terapi oksigen
menetap, usia extrim) sesuai
dengan prosedur yang ada.
2 Jumat/21 Intoleren Mempertimbangkan
agustus 2022 Aktivitas kemampuan klien dalam
berpartisipasi melalui
aktivitas spesifik
Melakukan kolaborasi
dengan (ahli) terapis fisik,
okupasi dan terapi
rekreasional dalam
perencanaan dan
pemantauan program
aktivitas, jika memang
diperlukan
Mempertimbangkan
komitmen klien untuk
meningkatkan frekuensi
dan jarak aktifitas
Membantu klien untuk
mengeksplorasi tujuan
personal dari aktivitas-
aktivitas yang biasa
dilakukan (misalnya
bekerja) dan aktivitas-
aktivitas yang disukai
Membantu klien untuk
memilih aktivitas dan
pecapaian tujuan melalui
aktivitas yang konsisten
dengan kemampuan fisik,
fisiologis dan sosial.
3 Jumat/21 Ketidaksei Melakukan kolaborasi
Agustus mbangan dengan tim kesehatan lain
2022 nutrisi: untuk mengembangkan
kurang dari rencana perawatan dengan
kebutuhan melibatkan klien dan orang-
tubuh orang terdekatnya dengan
tepat
Mengajarkan dan dukung
konsep nutrisi yang baik
dengan klien(dan orang
terdekat klien dengan tepat)
Mendorong klien untuk
mendiskusikan makanan
yang disukai bersama
dengan ahli gizi
Mengembangkan hubungan
yang mendukung dengan
klien
Memonitor tanda-tanda
fisiologis (tanda-tanda vital,
elektrolit) jika diperlukan
Melakukan timbang berat
badan klien secara rutin
( pada hari yang sama dan
setelah BAB/BAK)
Memonitor intake/asupan
dan asupan cairan secara
tepat
Memonitor asupan kalori
makanan harian
3.7 Evaluasi
No Hari/ Diagnosa Evaluasi
. Tanggal
1. Senin, 23 Gangguan S : Ibu klien mengatakan
agustus 2022 pertukaran gas bahwa, saat bernafas klien sudah
terasa lebih lega atau tidak susah
lagi dalam bernafas.
O : klien terlihat bernafas
dengan normal dan tidak terlihat
tersengal – sengal yaitu 30x/mnt,
Saturasi O2 klien ada pada batas
normal, Warna kebiruan yang
timbul pada tubuh mulai
berkurang
A :.Masalah gangguan
pertukaran gas teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
4.1 Kesimpulan
Dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan
jantung bawaan sianotik (Tetralogi Fallot) akan menentukan untuk
kelangsungan hidup anak, mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi
pada anak TOF bahkan dapat menimbulkan kematian yang diakibatkan karena
hipoksia, syok maupun gagal.
Oleh karena itu perawat harus memiliki keterampilan, kompetensi, dan
pengetahuan yang luas tentang konsep dasar perjalanan penyakit TOF.
Sehingga dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami
tetralogi fallot, yang akhirnya angka kesakitan dan kematian dapat ditekan.
4.2 Saran
Pemberian asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan respon dan
kondisi pasien, begitu pula dengan pasien TOF pada anak. Maka diharapkan
bagi seorang perawat untuk lebih memahami serta menambah pengetahuan
lebih dalam lagi akan perkembangan penyakit TOF sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan tahap perkembangan
anak serta kebutuhan anak yang belum terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA