Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN

KELAINAN JANTUNG BAWAAN : TOF (TETRA LOGI OF


FALOT)

OLEH KELOMPOK 2 :
AGUS TRIYANI LAIA (200204002)
AWIDIYAH (200204005)
IRHAMNA HAVIZA NASUTION (200204027)
ONA RISKA (200204038)
ROYMANTA E.H. SIANTURI(200204046 )
TIUR Y. M. GULTOM (200204052)

DOSEN PENGMAPU : Ns. Marthalena Simamora M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVESITAS SARI MUTIARA INDONESIA
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN GANGGUAN KELAINAN JANTUNG BAWAAN : TOF (TETRA LOGI
OF FALOT). Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan
serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing ibu Ns. Marthalena
Simamora M.Kep sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan baik dan
benar.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimah kasih
atas dukungan yang diberikan pada kelompok kami, yaitu kelompok 2 di keperawatan anak 2.
Kami juga Menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Medan, Oktober 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................3
B. TUJUAN.........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
A. ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG..............................................................................4
B. DEFINISI TETRALOGI OF FALLOT (TOF)...............................................................4
C. ETIOLOGI......................................................................................................................5
D. MANIFESTASI KLINIS................................................................................................5
E. FAKTOR RESIKO.........................................................................................................7
F. PATHOFLOWDIAGRAM.............................................................................................7
G. KOMPLIKASI...............................................................................................................8
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK..................................................................................8
I. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................13
A. Pengkajian Keperawatan...............................................................................................13
B. Analisa Data..................................................................................................................16
C. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................18
D. Intervensi dan implementasi.........................................................................................18
E. Evaluasi.........................................................................................................................22
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................23
A. KESIMPULAN.............................................................................................................23
B. SARAN.........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tetralogi of fallot (kelainan jantung bawaan) adalah penyakit jantung


kongentinal yang merupakan suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak
lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala sianosis karena terdapat
kelainan VSD (Defek Septum Ventrikel), stenosis pulmonal (penyempitan pada
pulmonalis), hipertrofi ventrikel kanan (penebalan otot ventrikel kanan), dan
overiding aorta (katup aorta membesar) Nursalam dkk (2006).
Kelainan ini lebih sering muncul pada laki – laki daripada perempuan. Dan
secara khusus katup aorta bikuspid bisa menjadi tebal sesuai usia, sehingga stenosis
bisa timbul. Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan dengan operasi sejak dini.
Sehingga deteksi dini penyakit ini pada anak – anak sangat penting dilakukan sebelum
komplikasi yang lebih parah terjadi, Guyton dan Arthur C (2006).
Jika dibiarkan kelainan jantung bawaan pada anak ini akan menimbulkan
beberapa komplikasi antara lain adalah sebagai berikut, yaitu :
1) trombosis serebri;
2) abses otak;
3) endokarditis bakterialis;
4) gagal jantung kongestif;
5) hipoksia.

B. TUJUAN

1. Mengetahui defiinis TOF


2. Mengetahui patoflowdiagram dari TOF
3. Mengetahiu bagaimana asuhan keperawatannya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG

Menurut Syaifuddin (2009), sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi


darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan daan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh
yang diperlukan dalam proses metabolisme. Sistem kardiovaskuler memerlukan
banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organorgan vital seperti jantung daan otak yang berfungsi memelihara
dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
Jantung berbentuk seperti pir / kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior : C-II) berada di bawah dan basis (anterior-inferior ICS-V) berada
diatas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediatinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar
250-350 gram (Syarifuddin, 2006).

B. DEFINISI TETRALOGI OF FALLOT (TOF)


Tetralogi Of Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan sianotik (warna
kulit) yang terdiri dari 4 kelainan khas, yaitu Defek Septum Ventrikel (VSD), Stenosis
Infundibulum ventrikel kanan atau biasa disebut stenosis pulmonal, hipertrofi
ventrikel kanan, dan Overriding aorta, Ibrahim E, dkk (2008). Sebagai
konsekuensinya didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut :
a. Defek septum ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga
ventrikel.
b. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar
dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan
menimbulkan penyempitan.
c. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik
kanan.
d. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel akibat dari stenosis pulmonal.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah
stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat
progresif , makin lama makin berat

C. ETIOLOGI
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui
secara pasti, diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor
tersebut antara lain :
1. Faktor endogen yaitu berbagai jenis penyakit genetik (kelainan kromosom)
Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakt jantung bawaan
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung dan kelainan bawaan,

2. Faktor eksogen yaitu riwayat kehamilan ibu


Sebelum ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep
dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)
Ibu menderita penyakit infeksi (rubella)
Pajanan terhadap sinar-X.
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus
penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab
harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan
kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Wong, dkk (2009), manifestasi klinis TOF antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Murmur
Merupakan suara tambahan yang dapat didengar pada denyut jantung bayi.
Pada banyak kasus, suara murmur baru akan terdengar setelah bayi berumur
beberapa hari.

2. Sianosis
Satu dari manifestasi-manifestasi tetralogi yang paling nyata, mungkin tidak
ditemukan pada waktu lahir. Obstruksi aliran keluar ventrikel kanan mungkin
tidak berat dan bayi tersebut mungkin mempunyai pintasan dari kiri ke kanan
yang besar, bahkan mungkin terdapat suatu gagal jantung kongesif.
3. Dispneu
Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik. Bayi-bayi dan anakanak yang
mulai belajar bejalan akan bermain aktif untuk waktu singkat kemudian akan
duduk atau berbaring. Anak- anak yang lebih besar mungkin mampu berjalan
sejauh kurang lebih satu blok, sebelum berhenti untuk beristirahat.
Derajat kerusakan yang dialami jantung penderita tercermin oleh intensitas
sianosis yang terjadi. Secara khas anak-anak akan mengambil sikap berjongkok
untuk meringankan dan menghilangkan dispneu yang terjadi akibat dari aktifitas
fisik, biasanya anak tersebut dapat melanjutkan aktifitasnya kembali dalam
beberapa menit.

4. Serangan-serangan dispneu paroksimal (serangan-serangan anoksia “biru”)


Terutama merupakan masalah selama 2 tahun pertama kehidupan penderita. Bayi
tersebut menjadi dispneis dan gelisah, sianosis yang terjadi bertambah hebat,
pendertita mulai sulit bernapas. Seranganserangan demikian paling sering terjadi
pada pagi hari.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan


Yang tidak tumbuh dan berkembang secara tidak normal dapat mengalami
keterlambatan pada tetralogi Fallot berat yang tidak diobati. Tinggi badan dan
keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rata serta otot-otot dari jaringan
subkutan terlihat kendur dan lunak dan masa pubertas juga terlambat.

6. Bising Sistolik
Yang ditemukan seringkali terdengar keras dan kasar, bising tersebut dapat
menyebar luas, tetapi paling besar intensitasnya pada tepi kiri tulang dada. Bising
sistolik terjadi di atas lintasan aliran keluar ventrikel kanan serta cenderung
kurang menonjol pada obstruksi berat dan pintasan dari kanan ke kiri. Bunyi
jantung ke-2 terdengar tunggal dan ditimbulkan oleh penutupan katup aorta.
Bising sistolik tersebut jarang diikuti oleh bising diastolis, bising yang terus
menerus ini dapat terdengar pada setiap bagian dada, baik di anterior maupun
posterior, bising tersebut dihasilkan oleh pembuluh- pembuluh darah koleteral
bronkus yang melebar atau terkadang oleh suatu duktus arteriosus menetap.
E. FAKTOR RESIKO
 Mengidap infeksi virus selama kehamilan, seperti rubella (campak Jerman).
 Mengonsumsi alkohol selama kehamilan.
 Mengalami gizi buruk selama kehamilan.
 Menjalani kehamilan di atas usia 40 tahun.
 Memiliki riwayat Tetralogy of Fallot.
 Mengidap sindrom Down pada anak.
F. PATHOFLOWDIAGRAM
G. KOMPLIKASI
Menurut Wong (2009), komplikasi yang mungkin muncul pada anak dengan TOF
adalah sebagai berikut :
1. Trombosis Serebri
Biasanya terjadi dalam vene serebrum atau sinus duralis, dan terkadang dalam
arteri serebrum, lebih sering ditemukan pada polisitemia hebat. juga dapat
dibangkitkan oleh dehidrasi. trombosis lebih sering ditemukan pada usia di bawah
2 tahun. pada penderita ini paling sering mengalami anemia defisiensi besi dengan
kadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas-batas normal.

2. Abses Otak
Biasanya penderita penyakit ini telah mencapai usia di atas 2 tahun. Awitan
penyakit sering berlangsung tersembunyi disertai demam berderajat rendah.
mungkin ditemukan nyeri tekan setempat pada kranium, dan laju endap darah
merah serta hitung jenis leukosit dapat meningkat. dapat terjadi serangan-serangan
seperti epilepsi, tandatanda neurologis yang terlokalisasi tergantung dari tempat
dan ukuran abses tersebut.

3. Endokarditis Bakterialis
Terjadi pada penderita yang tidak mengalami pembedahan, tetapi lebih sering
ditemukan pada anak dengan prosedur pembuatan pintasan selama masa bayi.

4. Gagal Jantung Kongestif


Dapat terjadi pada bayi dengan atresia paru dan aliran darah kolateral yang
besar. Keadaan ini, hampir tanpa pengecualian, akan mengalami penurunan
selama bulan pertama kehidupan dan penderita menjadi sianotis akibat sirkulasi
paru yang menurun.

5. Hipoksia
Keadaan kekurangan oksigen dalam jaringan akibat dari stenosis pulmonal
sehingga menyebabkan aliran darah dalam paru menurun.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan Laboratorium
 Darah
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-
18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.

 BGA
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2),
penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan
Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
 Analisa Gas Darah
PCV meningkat lebih besar 65% dapat menimbulkan kelainan koagulasi ;
waktu perdarahan memanjang, fragilitas kapiler meningkat, umur trombosit
yang abnormal.

 Desaturasi darah arterial

 Anemia hipokrom mikrositer (karena defisiensi besi)

2. X foto dada (radiologi)


 Jantung tidak membesar
 Arkus aorta sebelah kanan (25%)
 Aorta asendens melebar
 Konus pulmonalis cekung
 Apeks terangkat
 Vaskularitas paru berkurang
 Jantung berbentuk sepatu

3. EKG
Defisiasi sumbu QRS ke kanan (RAD) hipertrofi ventrikel kanan (RVH):
gelombang P diantara II sering tinggi.

4. Ekokardiogram
 Overiding aorta
 Defect septum ventrikel
 Jalan keluar ventrikel kanan menyempit
 Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan
tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

I. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan pasien TOF pada anak menurut Wong, dkk (2009), adalah
sebagai berikut antara lan :
1. Pengkajian
 Riwayat kehamilan ibu
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan
eksogen yang mempengaruhi).

 Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena
fatigue selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari
kondisi penyakit.

 Riwayat psikososial / perkembangan


a. Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
b. Mekanisme koping anak / keluarga
c. Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

 Pemeriksaan fisik
a. Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak
biru setelah tumbuh.
b. Clubbing finger (jari tabuh) tampak setelah usia 6 bulan.
c. Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal
hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam
,lemas, kejang, sinkop (kehilangan kesadaran) bahkan sampai koma dan
kematian.
d. Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah
berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu
sebelum ia berjalan kembali.
e. Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal
yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi.
f. Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
g. Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar
tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
h. Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik.

 Pengetahuan anak dan keluarga


a. Pemahaman tentang diagnosis
b. Pengetahuan dan penerimaan terhadap prognosis
c. Regimen pengobatan
d. Rencana perawatan ke depan
e. Kesiapan dan kemauan untuk belajar

2. Diagnosis Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas d.d terdengan suara
jantung S3 dan/atau S4
b. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi-perfusi d.d sianosis
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan dan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d sianosis
d. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien d.d berat badan
menurun
e. Ketidak mampuan koping keluarga b.d resistensi keluarga terhadap
perawatn/pengobatan yang kompleks d.d mengabaikan pengobatan anggota
keluaraga
3. Intervensi dan luaran
No SDKI SIKI SLKI
1. Penurunan curah - Edukasi rehabilitassi - Curah jatung
jantung b.d perubahan jantung - Status sirkulasi
kontraktilitas d.d - Manajemen alat pacu - Perfusi perifer
terdengan suara jantung sementara - Status cairan
jantung S3 dan/atau - Manajemen elektrolit - Status sirkulasi
S4 (D.0008) - Pemantauan cairan
- Pemantauan TTV
- Pemberian obat
- Terapi oksigen

2. Gangguan pertukaran - Pemantauan respirasi - pertukaran gas


gas b.d ketidak - Terapi oksigen - keseimbangan asam-
seimbangan ventilasi- - Dukungan ventilasi basa
perfusi d.d sianosis - Pemberian obat - perfusi paru
(D.0003) - Manajemen jalan
nafas
- Pengaturan posisi
- Manajemen jalan
nafas

3. Intoleransi aktivitas - Manajemen energi - Toleransi aktivitas


b.d kelemahan dan - Terapi aktivitas - Ambulasi aktivitas
ketidak seimbangan - Dukungan meditasi - Curah jantung
antara suplai dan - Dukungan perawatn - Konsevasi energi
kebutuhan oksigen diri - Tingkat keletihan
d.d sianosis (D. 0056) - Pemantauan TTV
- Rehabilitasi jantung

4. Defisit nutrisi b.d - Manajemen nutrisi - Status nutrisi


ketidak mampuan - Promosi berat badan - BB
mengabsorbsi nutrien - Dukungan kepatuhan - Eliminasi fekal
d.d berat badan program pengobatan - Nafsu makan
menurun (D.0019) - Edukasi diet - Perilaku
- Konseling nutrisi meningkatkan BB
- Manajem gangguan - Status menelan
makan
- Pemantauan TTV
- Pemberian makan
- Terapi menelan

5. Ketidak mampuan - Dukungan koping - Status koping


koping keluarga b.d keluarga keluarga
resistensi keluarga - Promosi koping - Dukungan keluarga
terhadap - Dukungan - Dukungan sosial
perawatn/pengobatan pengambilan - Fungsi keluarga
yang kompleks d.d kesulitan - Tingkat ansietas
mengabaikan - Penentuan tujuan
pengobatan anggota utama
keluaraga (D.0093)

4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah hasil yang didapatkan dengan menyebutkan itemitem atau
perilaku yang dapat diamati dan dipantau untuk menentukan apakah hasilnya
sudah tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah ditentukan (Doengoes,
2010).
Evaluasi adalah penilaian akhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan
keperawatan yang ditetapkan. Evaluasi merupakan indicator keberhasilan dalam
proses keperawatan. Menurut Asmadi (2008), evaluasi terdiri dari dua jenis,
yaitu :
a. Evaluasi Proses (Formatif)
Evaluasi proses ini merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai menilai
respon pasien. Evaluasi formatif terus-menerus dilaksanakan ssampai tujuan
yang direncanakan tercapai. System penulisan pada tahap evaluasi ini bisa
menggunakan system “SOAP” atau model dokumentasi lainnya.

b. Evaluasi Hasil (Sumatif)


Evaluasi hasil merupakan kegiatan melakukan evaluasi dengan target
tujuan yang diharapkan. Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau
status kesehatan pasien pada akhir tindakan keperawatan pasien. Tipe evaluasi
yang ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
Sumatif evaluasi adalah objektif, fleksibel, dan efisien.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
Tgl. MRS                 : 07 Oktober 2021
Ruangan/kelas          : Ratna/I
No. kamar                : 2B
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : Asti
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 Bulan
Status Perkawinan : Belum
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Belum
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Amal luhur
Diagnose medis : Tetralogi of Fallot

b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : klien mengalami kesulitan dalam bernafas (sesak napas)
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit
seperti ini.
3.  Riwayat keluarga
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, yaitu ibu klien menderita
hipertensi dan saat hamil sering mengkonsumsi obat – obatan tanpa resep
dokter.

c. Data Bio Psiko Sosial Spiritual


1. Bernafas
Ibu klien mengatakan bahwa klien mengalami kesulitan bernafas dan sesak.
- Makan dan Minum
Makan : Sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan, klien tidak
nafsu
makan, yang biasanya 1 porsi anak – anak penuh tiga kali sehari menjadi
¼
porsi tiga kali sehari.
Minum : Klien biasanya minum ± 5 – 6 gelas/hari masing – masing 100
cc. Sekarang klien hanya bisa minum ± 4 gelas
- Eleminasi BAB/BAK
Keluarga mengatakan, BAB klien di rumah maupun di Rumah Sakit satu
kali, sedangkan BAK klien normal, tidak ada gangguan.
2. Aktivitas
Ibu klien mengatakan, aktivitas klien berkurang, karena klien sering
mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak dalam bernafas.
3. Rekreasi
Ibu klien juga mengatakan saat diajak jalan – jalan bersama keluarga klien
mudah keletihan
4.  Istirahat tidur
Klien terbiasa tidur ± 2 – 3 jam pada siang hari dan di malam hari tidur jam
20.30 – 6.00. ibu mengatakan pasien sering terbangun di malam hari karena
mengalami kesulitan dalam bernafas.
5. Kebersihan diri
Saat pengkajian kondisi klien bersih karena selalu dibantu ibunya untuk mandi
dan klien sudah bisa berpakaian dan gosok gigi sendiri.
6. Suhu tubuh
Menurut ibu klien suhu tubuh klien setelah sakit tidak menentu, sebelum
dibawa ke rumah sakit suhu tubuh normal, saat pengkajian ibu klien tidak
mengeluh suhu tubuh klien panas.
7. Rasa nyaman
Klien menangis ketika beraktivitas karena sesak napas
8. Rasa aman
Klien selalu merasa tenang saat bersama dan jika selalu dekat dengan kedua
orang tuanya.
9. Belajar
Keluarga klien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena masih
kecil.
10. Prestasi
Klien belum bersekolah, dan belum mempunyai prestasi dibidang akademik.

d. Pengkajian Fisik
1.  Kesadaran Umum
  Kesadaran : CM ( Compos Mentis )
2. Pergerakan : agak terbatas karena, terpasang infuse pada extrimitas kanan atas
Postur : tegak agak kurus
Status gizi  : baik
3. Sistem penglihatan          
Bentuk mata normal, pergerakan mata normal, pupil dilatasi, konjung tipa
merah muda, sclera putih, visus 6/6.
4. Sistem pendengaran        
Bentuk normal, keadaan bersih, pendengaran normal, serumen tidak ada,
kelainan tidak ada.
5. Mulut                   
Mulut bersih, mukosa bibir merah muda, stomatitis tidak ada, caries tidak ada.
6. Warna kulit        : Sawo mateng
7. Suara waktu menangis : Cukup melengking dan agak keras
8. Tonus otot        : Normal
9. Turgor kulit       : Normal
10. Kepala                : Bentuk normal, UUB tertutup, ketombe dan
rambut
rontok tidak  ada.
11. Hidung               : Bentuk normal, secret tidak ada, gerakan
cuping
hidung tidak ada, kelainan tidak ada
12. Leher                 : bentuk normal, kaku kuduk tidak ada,
pembesaran
kelenjar limfa di leher positif.
13. Persyarafan : normal
14. Alat kelamin     : kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan
tidak ada.
15. Anus                 : bentuk normal, kebersihan cukup, hemoroid
tidak ada.
16. TTV  :
 suhu = 36oC
 nadi = 80 x / menit
 respirasi = 29 x / menit
 Tekanan darah = 100 x/80mmHg
17. Antropometri :     
 BB = 9 kg (sebelum sakit)
 BB= 7 kg (saat dikaji)
 TB = 75 cm

B. Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
.
1. DS : Gangguan pertukaran gas Gangguan pertukaran
- Ibu kalien mengatakan gas
pasien mengalami Sesak napas dan
kesulitan dalam bernafas. kelemahan tubuh

DO : Hipoksemia
- Pasien tampak Iemah
dan kebiruan (sianosis),
Pencampuran darah kaya
- pasien terlihat sesak
O2 dengan CO2
napas
- suhu = 36oC
- nadi = 80 x / menit Defek sektum vertikel
- respirasi = 29 x / menit
-Tekanan darah = 100
x/80mmHg.
2. DS: Intoleransi aktifitas Intoleransi aktifitas.
- Ibu klien mengatakan,
aktivitas klien berkurang, Aktivitas berkurang
karena klien sering
mengalami kelelahan dan
Sering mengalami
sering mengalami sesak
kelelahan dan sesak
dalam bernafas.
bernafas.
- Ibu klien mengatakan
bahwa klien mengalami
kesulitan dalam bernafas. Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
DO: oksigen
- Pasien tampak Iemah dan
kebiruan
- suhu = 36oC
- nadi = 80 x / menit
- respirasi = 29 x / menit
-Tekanan darah = 100
x/80mmHg.

3. DS: Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan


- Ibu klien mengatakan, nutrisi: kurang dari nutrisi: kurang dari
klien tidak nafsu makan, kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
awal 1 porsi, sekarang
menjadi ¼ porsi.
Berat badan menurun
- Ibu klien mengatakan,
aktivitas klien berkurang,
karena klien sering Kurang minat pada
mengalami kelelahan dan makanan
sering mengalami sesak
dalam bernafas.

DO:
- Klien biasanya minum ±
5 sampai 6 gelas/hari
masing. Sekarang hanya
bisa minum ± 4 gelas.
- Pasien tampak lemah
- BB = 9 kg (sebelum
sakit)
- BB= 7 kg (saat dikaji)

C. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas b.d hipoksemia
Ditandai dengan Ibu kalien mengatakan pasien mengalami kesulitan dalam
bernafas, pasien tampak Iemah dan kebiruan (sianosis), pasien terlihat sesak
napas.

2) Intoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Ditandai dengan Ibu klien mengatakan aktivitas klien berkurang karena klien
sering mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak dalam bernafas, Ibu
klien mengatakan bahwa klien mengalami kesulitan dalam bernafas.

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd kurang minat pada


makanan
Ditandai dengan Ibu klien mengatakan, klien tidak nafsu makan, awal 1 porsi,
sekarang menjadi ¼ porsi, Ibu klien mengatakan, aktivitas klien berkurang,
karena klien sering mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak dalam
bernafas. Klien biasanya minum ± 5 sampai 6 gelas/hari masing, sekarang hanya
bisa minum ± 4 gelas.

D. Intervensi dan implementasi


No SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan Tujuan:  menetap, usia extrim) sesuai
pertukaran gas Setelah diberi asuhan dengan prosedur yang ada.
b.d hipoksemia keperawatan 2 x 24 jam
diharapkan gangguan
pertukaran gas dalam tubuh
klien dapat diatasi. Dengan

kriteria hasil :
- Klien dapat bernafas
dengan normal
-    Tanda-tanda vital
normal : RR:23-35 x/menit
-   Saturasi O2kembali
normal
-   Warna kebiruan yang
timbul pada tubuh dapat
berkurang

2. Intoleren Tujuan:  Pertimbangkan


Aktivitas Setelah diberikan asuhan kemampuan klien dalam
keperawatan selama 2 x 24 berpartisipasi melalui
jam, diharapkan mencapai aktivitas spesifik
kriteria hasil  Berkolaborasi dengan
(ahli) terapis fisik, okupasi
 Kriteria Hasil : dan terapi rekreasional
- Klien dapat melakukan dalam perencanaan dan
aktivitas pemantauan program
- Klien tidak tampak lemah aktivitas, jika memang
- Nafas klien kembali diperlukan
normal sehingga dapat  Pertimbangkan komitmen
melakukan aktivitas klien untuk meningkatkan
frekuensi dan jarak
aktifitas
 Bantu klien untuk
mengeksplorasi tujuan
personal dari aktivitas-
aktivitas yang biasa
dilakukan (misalnya
bekerja) dan aktivitas-
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk memilih
aktivitas dan pecapaian
tujuan melalui aktivitas
yang konsisten dengan
kemampuan fisik,
fisiologis dan sosial.
 Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk
mengembangkan rencana
perawatan dengan
melibatkan klien dan
orang-orang terdekatnya
dengan tepat

3 Ketidakseimbang Tujuan:  Ajarkan dan dukung


an nutrisi: kurang Setelah diberikan asuhan konsep nutrisi yang baik
dari kebutuhan keperawatan selama 2 x 24 dengan klien(dan orang
tubuh jam, diharapkan mencapai terdekat klien dengan
kriteria hasil tepat)
 Dorong klien untuk
 Kriteria Hasil : mendiskusikan makanan
-   klien terlihat segar dan yang disukai bersama
tidak lemah dengan ahli gizi
- Nafsu makan klien  Kembangkan hubungan
meningkat dengan yang mendukung dengan
menghabiskan porsi makan klien
klien saat dirumah sakit  Monitor tanda-tanda
fisiologis (tanda-tanda
vital, elektrolit) jika
diperlukan
 Timbang berat badan klien
secara rutin ( pada hari
yang sama dan setelah
BAB/BAK)
 Monitor intake/asupan dan
asupan cairan secara tepat
 Monitor asupan kalori
makanan harian

E. Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi Ket

1. Gangguan S :    Ibu klien mengatakan bahwa, saat bernafas klien


pertukaran gas sudah terasa lebih lega atau tidak susah lagi dalam
bernafas.
O :   klien terlihat bernafas dengan normal dan tidak
terlihat tersengal – sengal yaitu 30x/mnt, Saturasi
O2 klien ada pada batas normal, Warna kebiruan yang
timbul pada tubuh mulai berkurang
A :.Masalah  gangguan pertukaran gas teratasi
sebagian
P :    lanjutkan intervensi
2. Intoleransi S : Ibu klien mengatakan klien sudah bisa beraktivitas
aktifitas O : Klien tidak tampak lelah dalam beraktivitas
A : Intoleren aktivitas teratasi teratasi
P: Hentikan intervensi
3 Gangguan S :    ibu klien mengatakan, nafsu makan klien mulai
nutrisi kurang kembali bertambah.
dari kebutuhan O :    Klien terlihat lebih segar, porsi makan klien
tubuh sudah bertambah
A :   tujuan intervensi tercapai dengan nafsu makan
klien bertambah
P  :   lanjutkan intervensi memonitor nutrisi pada klien

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tetralogi Of Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan sianotik (warna


kulit) yang terdiri dari 4 kelainan khas, yaitu Defek Septum Ventrikel (VSD), Stenosis
Infundibulum ventrikel kanan atau biasa disebut stenosis pulmonal, hipertrofi
ventrikel kanan, dan Overriding aorta, Ibrahim E, dkk (2008).

Faktor endogen yaitu berbagai jenis penyakit genetik (kelainan kromosom)


Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakt jantung bawaan Adanya penyakit
tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung dan
kelainan bawaan,

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk melakukan asuhan
keperawatan pada anak yang menderita TOF
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC


Doenges. Marlynn E. Rencana Asuhan Keperawatan. 2010.Jakarta : EGC.
Feist, Jess; Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian : Theories Of Personality.
Salemba Humanika. p. 331. ISBN 978-602-8555-18-0. Diambil pada 22 Juni 2016.
Https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow#Cit.
Guytoon, Arthur C. 2006. Buku Ajar Fisiolog Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Haws, Paulette S. 2007. Asuhan Monatus: rujukan cepat, alih
bahasa HY Kuncoro, Jakarta EGC.
Nurarif H, Kusuma H. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIC-NOC. Jilid 1. Jogjakarta. Mediaction.
Nursalam. (2006). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika. Jakarta.
Nursalam. (2011). Proses Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2.
Jakarta: Infomedika. Speer, K.M. (2007) Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik
dengan Clinical Patway. Edisi 3. Jakarta : EGC
Syarifuddin, Haji. 2006. Anatomi fisiologi mahasiswa keperawatan. Jakarta.
Penerbit : EKG
Syarifuddin. 2009. Fisologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta.
Penerbit : Salemba Medika.
Wong Donna L. dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Edisi 6 Vol 2; Jakarta.
2009. Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Anda mungkin juga menyukai