Oleh :
KELOMPOK SGD 2
Fasilitator : Ns. Luh Mira Puspita, S. Kep., M. Kep
Anggota :
Ni Ketut Ari Cendani (1902521002)
Putu Aditya Ika Wulandari (1902521013)
Sang Ayu Putu Silpia Utami (1902521018)
Oktaviana Timorisa Aruan (1902521021)
Alya Juita Permatasari (1902521027)
Putu Sri Febriyanti (1902521029)
Elina Meitasari (1902521047)
Putu Ayu Winda Lestari (1902521057)
Ni Putu Manik Budantari (1902521058)
Luh Gede Suryaniti Artha (1902521061)
Agnes Cinthya Age (1902521063)
Sclerosis Overiding
COP turun
pembuluh Atrium dextra tidak aorta
darah paru dapat mengimbangi
workload
Keb. O2 & zat
nutrisi u/metab
Perubahan tidak seimbang Atrium kanan
permeabilitas membesar
dari membrane
BB sulit naik
aveoli ke kapiler
CHF : murmur, distensi
vena jugularis, eudema,
Gangguan hepatomegali
Penurunan pertumbuhan &
kemampuan perkembangan
difusi Penurunan curah jantung
Menuju
jaringan
hipoksemia hipoksia sianosis Ketidakefektifan perfusi
perifer
jaringan perifer
Gangguan
Ansietas
pertukaran
gas
2.5 Jelaskan Pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, dan
prognosis dari kasus klien di atas!
2.5.1 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosa TF pada anak
menurut Putri (2019) adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan
hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada
umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit
antara 50-65 %.
b. BGA Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial
karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen
(PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau
rendah mungkin menderita defisiensi besi.
c. Analisa Gas Darah PCV meningkat lebih besar 65% dapat
menimbulkan kelainan koagulasi ; waktu perdarahan memanjang,
fragilitas kapiler meningkat, umur trombosit yang abnormal.
d. Desaturasi darah arterial
e. Anemia hipokrom mikrositer (karena defisiensi besi)
2. X foto dada (radiologi)
a. Jantung tidak membesar
b. Arkus aorta sebelah kanan (25%)
c. Aorta asendens melebar
d. Konus pulmonalis cekung
e. Apeks terangkat
f. Vaskularitas paru berkurang
g. Jantung berbentuk sepatu
3. EKG Defisiasi sumbu QRS ke kanan (RAD) hipertrofi ventrikel kanan
(RVH): gelombang P diantara II sering tinggi.
4. Ekokardiogram
a. Overiding aorta
b. Defect septum ventrikel
c. Jalan keluar ventrikel kanan menyempit
d. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan
tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
2.5.2 Penatalaksaan Tetralogy Fallot pada anak
Amelia tahun 2019 mengungkapkan bahwa penatlaksanaan tetralogy
fallot pada anak adalah sebgaia berikut:
a) letakkan pasien dalam knee-chest position;
b) berikan O2 masker 5-8 L/menit;
c) morfin sulfat 0, 1- 0,2 mg/kg subkutan atau intramuskular;
d) berikan natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB intravena untuk koreksi
asidosis;
e) berikan transfusi darah bila kadar hemoglobin kurang dari 15 g/dl,
sekali pemberian 5 ml/kgBB;
f) berikan propranolol 0,1 mg/kgBB bolus intravena. Perlu diperhatikan
bahwa jangan memberikan digoksin saat pasien dalam serangan
sianotik karena akan memperburuk keadaan. Bila tidak segera
dilakukan operasi dapat diberikan propranolol rumat 1 mg/kgBB/hari
dalam 4 dosis. Bila pasien mengalami serangan sianotik disertai
anemia relatif, diperlukan preparat Fe untuk meningkatkan kadar Hb.
Perhatikan kebersihan mulut dan gigi untuk meniadakan sumber
infeksi terjadinya endokarditis infektif atau abses otak. Cegah
dehidrasi, khususnya pada infeksi interkuren.
g) Terapi pembedahan dibagi menjadi bedah paliatif dan korektif. Bedah
paliatif yang biasa dilakukan adalah operasi B – T (Blalock – Taussig)
Shunt yang bertujuan meningkatkan sirkulasi pulmonal dengan
menghubungkan arteri subklavia dengan pulmonalis yang ipsilateral.
Umumnya bedah paliatif dilakukan pada bayi kecil atau dengan
hipoplasia arteri pulmonalis dan pasien yang sering mengalami
serangan sianotik. Pada bedah korektif dilakukan koreksi total yang
dapat didahului atau tanpa bedah paliatif. Bila arteri pulmonalis tidak
terlalu kecil, umumnya koreksi total dilakukan pada pasien tetralogi
fallot di bawah usia 2 tahun. Di negara maju yang telah
berpengalaman operasi sudah dilakukan sebelum umur 1 tahun.
2.5.3 Komplikasi
Amelia tahun 2019 mengutip dari pernyataan Wong (2009)
menyebutkan bahwa komplikasi yang mungkin muncul pada anak dengan
TF adalah sebagai berikut :
a) Trombosis Serebri Biasanya terjadi dalam vene serebrum atau sinus
duralis, dan terkadang dalam arteri serebrum, lebih sering ditemukan
pada polisitemia hebat. juga dapat dibangkitkan oleh dehidrasi.
trombosis lebih sering ditemukan pada usia di bawah 2 tahun. pada
penderita ini paling sering mengalami anemia defisiensi besi dengan
kadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas-batas normal.
b) Abses Otak Biasanya penderita penyakit ini telah mencapai usia di
atas 2 tahun. Awitan penyakit sering berlangsung tersembunyi disertai
demam berderajat rendah. mungkin ditemukan nyeri tekan setempat
pada kranium, dan laju endap darah merah serta hitung jenis leukosit
dapat meningkat. dapat terjadi serangan-serangan seperti epilepsi,
tandatanda neurologis yang terlokalisasi tergantung dari tempat dan
ukuran abses tersebut.
c) Endokarditis Bakterialis terjadi pada penderita yang tidak mengalami
pembedahan, tetapi lebih sering ditemukan pada anak dengan
prosedur pembuatan pintasan selama masa bayi.
d) Gagal Jantung Kongestif Dapat terjadi pada bayi dengan atresia paru
dan aliran darah kolateral yang besar. keadaan ini, hampir tanpa
pengecualian, akan mengalami penurunan selama bulan pertama
kehidupan dan penderita menjadi sianotis akibat sirkulasi paru yang
menurun.
e) Hipoksia Keadaan kekurangan oksigen dalam jaringan akibat dari
stenosis pulmonal sehingga menyebabkan aliran darah dalam paru
menurun.
2.5.4 Prognosis
Progresivitas penyakit ini harus dipantau dengan ketat. Pada pasien
tetralogi Fallot, apabila tidak dilakukan operasi, dapat terjadi salah satu
atau lebih kemungkinan berikut (Yasmin dan Gunawaijaya, 2018):
1. Pasien Meninggal Akibat Serangan Sianotik
2. Stenosis Infundibular Makin Hebat, Sehingga Pasien Makin Sianotik
3. Terjadi Abses Otak Atau Komplikasi Lain
Secara alamiah, 50% pasien tetralogi Fallot yang tidak dikoreksi akan
meninggal pada umur sekitar 5 tahun, 25% pada usia sekitar 10 tahun, dan
hanya 11% saja yang bisa bertahan hidup sampai umur 25 tahun, 6%
sampai umur 30 tahun, dan hanya 3% yang mencapai usia 40 tahun.
Prognosis pasien yang lahir pada era saat ini diharapkan akan jauh lebih
dengan adanya kemajuan teknologi dan penanganan medis dan operatif
pada dekade – dekade terakhir. Dari seluruh pasien dengan malformasi
kongenital pada jantung, penanganan pasien Universitas Sumatera Utara
20 tetralogi Fallot tidak berhenti pada saat setelah perbaikan penuh, tetapi
berlanjut seumur hidup dengan pemantauan atau kontrol berkala dengan
kardiolog yang ahli dengan penyakit jantung bawaan (Putri, 2019).
2.6 Buatlah asuhan keperawatan untuk kasus klien di atas (pengkajian,
analisis data, diagnosis, dan rencana keperawatan)!
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN KELAINAN TETRALOGY OF FALLOT
SISTEM KARDIOVASKULER
TANGGAL 9 SEPTEMBER 2021
2.6.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
Nama : An. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 4 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan :-
Alamat : Jl. PB. Sudirman No. 17 Denpasar
Tanggal Kunjungan : 9 September 2021
Ruangan/Kamar : Poli anak
No. RM : 1005
Tanggal Pengkajian : 9 September 2021
Diagnosa Medis : ToF
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 32 tahun
Pendidikan : D4
Pekerjaan : Pariwisata
Alamat : Jl. PB. Sudirman No. 17 Denpasar
Hubungan dengan Pasien : Ibu pasien
2. Keluhan Utama
Ibu An. X mengatakan bahwa An. X sering mengalami sesak saat
melakukan aktivitas.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu An. X mengatakan bahwa An. X sering mengalami sesak dan
kebiruan saat aktivitas, mengedan dan menangis. Selain itu anak juga
sering merasa Lelah saat bermain dan jongkok jika berjalan sejauh 20-
50 meter.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu:
-
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien dikonfirmasi positif ToF
6. Riwayat Imunisasi
An. X belum melakukan imunisasi apaun.
7. Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Orangtua langsung membawa anaknya ke pelayanan kesehatan jika
anaknya mengalami sesak dan kebiruan
b. Pola metabolik dan nutrisi
Pasien mengalami penurunan nafsu makan, dimana biasanya anak
makan 1 porsi habis namun sekarang hanya ¼ saja.
c. Pola eliminasi
An. X BAB sebanyak 2 kali sehari dengan warna feses kuning.
BAK dengan volume 200 cc/jam dan tampak keruh.
d. Pola aktivitas dan olahraga
Pasien mengalami penurunan aktivitas karena cepat lelah dan
sering sesak nafas saat bermain serta sering jongkok jika berjalan
20-50 meter.
e. Pola tidur dan istirahat
Pasien tidak mengalami gangguan istirahat
f. Pola persepsi dan kognitif
Anak dapat berkomunikasi dengan baik dan mengerti apa yang
didengar
g. Pola konsep diri
-
h. Pola hubungan dan peran
Pasien sangat dekat dengan ibunya
i. Pola reproduksi dan seksualitas
Tidak ada tanda-tanda gangguan reproduksi
j. Pola koping dan toleransi stress
Anak tampak kebingungan jika terjadi kebiruan pada tubuhnya
k. Pola nilai dan kepercayaan
Anak selalu beribadah dengan ibunya setiap hari
8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Anak tampak kurus, lelah dan sesak
Kesadaran: Composmentis
TTV TD: 100/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu: 36°C
RR: 29 x/menit
a. Kulit :
Kulit tampak kebiruan
a. Kepala:
Warna rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak terdapat nyeri tekan
dan edema
b. Mata
Tidak ada kelainan
c. Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung
d. Gigi dan Mulut
Mukosa bibir tampak pucat.
e. Leher
Terdapat tonjolan pada leher JVD (+)
f. Dada
1. Paru-paru
- Inspeksi : Menunjukkan adanya sesak napas
- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan atau teraba massa
- Auskultasi : Terdapat suara nafas tambahan
2. Jantung
- Inspeksi : Bentuk dada simetris
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Auskultasi : Denyut jantung lambat dan lemah
3. Abdomen
- Auskultasi : bising usus normal
g. Status nutrisi
Anak tampak kurus dimana penambahan berat badan buruk
h. Kulit
Anak tampak keringat dingin Diaphoresis (+), CRT 3 detik.
i. Ekstremitas
Dasar kuku abnormal/ bulat Clubbing Finger (+), ujung jari tangan
dan kaki terasa dingin Akral dingin.
9. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan Ekokardiografi:
- VSD
- Hipertrof ventrikel kanan
- Over riding aorta
- Stenosis pulmonal
2.6.2 Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds ToF Hambatan
- Ibu Pasien ↓ pertukaran gas
mengatakan Stenosis pulmonal
pasien sering ↓
mengeluh sesak Obstruksi pada katup
nafas pulmonal
Do ↓
- Pasien tampak Aliran darah ke paru-
lemas, pucat dan paru menurun
kebiruan ↓
- Pasien Penurunan pertukaran
mengalami gas di paru-paru
diaphoresis ↓
Sesak nafas
↓
Sianosis
↓
Hambatan
pertukaran gas
2. Ds ToF Intoleransi
- Ibu pasien ↓ aktivitas.
mengatakan, VSD
aktivitas pasien ↓
berkurang, karena Pencampuran darah
pasien sering dari ventrikel kiri dan
mengalami kelelahan ventrikel kanan
dan sering ↓
mengalami sesak Darah mengandung
dalam bernafas. O2 dan CO2
bercampur
Do ↓
Pasien tampak Iemah Hipoksia
dan kebiruan ↓
- suhu = 36oC O2 tidak cukup untuk
- nadi = 80 x / menit pembentukan ATP
- respirasi = 29 x / ↓
menit Energi menurun
- Tekanan darah = 100 ↓
x/80mmHg. Kelelahan
↓
Intoleransi aktifitas
2.7 Susunlah pendidikan kesehatan yang tepat untuk kasus pasien di atas!
(sertakan jurnal pendukung)
Susunlah pendidikan kesehatan yang tepat untuk kasus pasien di atas!
(sertakan jurnal pendukung)
Rencana pendidikan kesehatan
Materi : Tetralogy of Fallot
Pelaksana : Perawat NY
Sasaran : Orang tua dan An.X
Waktu pertemuan : 60 menit
Hari/Tanggal : 10 September 2021
Pukul : 09.00
Tempat : Poli anak No.1005
Materi pokok
Tetralogy of Fallot
a. Metode
Ceramah
b. Media dan alat
Leafet
c. Sasaran dan target
Orang tua dan anak Ny.N
d. Strategi pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada pukul 09.00 di ruang Poli anak No.1005
selama 60 menit dengan metode ceramah
e. Materi
Informasi yang diberikan yaitu:
A. Pengertian
Menurut CDC (2020) Tetralogy of Fallot (ToF) merupakan kelainan
bentuk jantung abnormal yang dapat mempengaruhi aliran darah normal
menuju jantung pada bayi baru lahir. Hal itu dapat terjadi karena selama
kehamilan jantung bayi tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
secara normal. Ada empat kelainan jantung yang terjadi pada Tetralogy of
Fallot (ToF), yaitu:
1. Defek septum ventrikel (VSD)
VDS adalah suatu kondisi dimana terjadi kelainan atau celah terbuka
pada dinding bilik jantung. Adanya kelanian tersebut memungkinkan
terjadinya kondisi percampuran darah dari ventrikel kanan yang masuk
ke ventrikel kiri hingga masuk ke dalam aorta.
2. Stenosis Pulmonal
Adalah suatu kondisi kelainan dimana terjadi penyempitan katup
menuju paru serta aliran darah menuju paru. Hal tersebut dapat
menyebabkan penurunan aliran darah dari jantung menuju paru-paru
dan membuat jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah.
3. Overriding Aorta
Adalah suatu kondisi kelainan dimana terjadi katup aorta yang
membuka aorta membesar dan tampak terbuka secara bersamaan pada
kedua bilik jantung baik bilik kanan jantung dan bilik kiri jantung.
Kelainan ini terjadi dimana letak katup aorta berada tepat di atas VSD.
4. Right Ventrikel Hypertropi
Adalah suatu kondisi kelainan dimana terjadi penebalan di dinding otot
jantung pada bilik kanan jantung. (Damanik & Sitorus, 2019)
B. Penyebab Tetralogy of Fallot
Etiologi Tetralogy of Fallot masih sulit untuk dipahami, namun ToF telah
dikaitkan dengan banyak kelainan genetik seperti sindrom penghapusan
22q11, sindrom Down, serta trisomi 13 dan 18 (Vajapey & Majdalany,
2019).
C. Gejala Tetralogy of Fallot
Salah satu gejala yang sering muncul pada kasus ToF yaitu jari kuku dan
bibir yang dapat berubah menjadi biru/sianosis jika anak mengalami
kelelahan akibat aktivitas fisik yang berat. Kemudian gejala lain yang
mungkin muncul yaitu kecemasan yang tinggi dan menangis cukup lama
(Irmawati & Sutarto, 2021).
D. Komplikasi Tetralogy of Fallot
Anak dengan Tetralogy of Fallot berpeluang untuk mengalami komplikasi
neurologis. Komplikasi neurologis yang paling utama adalah adanya
hambatan pada otak, yang sangat berpengaruh terhadap mortalitas maupun
morbiditas pasien (Amelia, 2020). Gangguan status gizi juga merupakan
komplikasi yang muncul selama masa menunggu operasi (Rahman dkk.,
2020).
E. Penanganan Tetralogy of Fallot
Anak dengan ToF harus segera mendapatkan penanganan untuk menutup
defek pada ventrikel atau bilik jantung (Irmawati & Sutarto, 2021).
F. Prognosis Tetralogy of Fallot
Informasikan kepada keluarga terkait prognosis ToF untuk memudahkan
keluarga dalam pengambilan keputusan. Diperkirakan >81% pasien
dengan ToF mencapai usia dewasa setelah pembedahan. Tanpa
pembedahan, 25% bayi yang terkena ToF meninggal pada tahun pertama
kehidupan dan kematian meningkat hingga 40% pada usia 3 tahun
kemudian meningkat lagi hingga 70% pada 10 tahun, dengan keluhan
hipoksia sebagai penyebab utama kematian (Vajapey & Majdalany, 2019).
G. Perhatikan aktivitas anak
Aktivitas yang dilakukan anak saling berpengaruh dengan sistem jantung
dan paru-parunya (cardiopulmonal), sehingga keluarga diberitahu agar
memantau setiap aktivias yang dilakukan anak (Butcher dkk., 2018).
H. Pemenuhan gizi anak
Edukasi keluarga untuk memperhatikan asupan makanan anak untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Informasikan pengaruh gizi buruk terhadap
kesehatan anak. Minta orang tua untuk memperhatikan pertumbuhan anak,
karena nutrisi yang kurang menjadi salah satu yang berperan dalam
pertumbuhan anak yang buruk (Rahman dkk., 2020).
Jurnal Pendukung 1:
Judul : Anthropometric Profile of Children with Cyanotic and
Noncyanotic Congenital Heart Disease
Penulis : Mahrus Abdur Rahman, I Ketut Alit Utamayasa, Taufiq Hidayat,
Roedi Irawan, Rina Elizabeth
Tahun : 2020
No./Vol. : 15/1
Penerbit : Media Gizi Indonesia
Jurnal Pendukung 2:
Judul : Tetralogy of Fallot: Basic Imaging Findings and Management
Penulis : Ramya Vajapey, MD dan David Majdalany, MD
Tahun : 2019
No./Vol. : 38/3
Penerbit : Journal of Radiology Nursing
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tetralogi of Fallot merupakan kelainan kongenital penyakit jantung
bawaan sianotik. Tetralogi of Fallot juga disebut kelainan atau jantung
abnormal yang dapat mempengaruhi aliran darah menuju jantung pada bayi.
Penyebab dari Tetralogi of Fallot ada dua faktor yaitu endogen dan eksogen.
Umumnya anak dengan Tetralogi of Fallot akan mengalami sesak saat
melakukan sktivitas , sering merasakan kelelahan saat beraktivitas, berat
badan tidak bertambah clubbing finger. Pemeriksaan yang dapat dialkukan
pada pasien Tetralogi of Fallot yaitu pemeriksaan laboratorium, radiologi,
EKG, dan ekokardiografi.
3.2 Saran
Sebagai perawat perlu diperhatikan asuhan keperawatan yang sesuai bagi
anak TOF, sehingga dapat memberikan intervensi yang baik yang berdasar
pada Family centered care.
DAFTAR PUSTAKA