Oleh:
Kelompok SGD 1
Fasilitator: Ns. Kadek Cahya Utami, S.Kep.,M.Kep
Nama Anggota:
1. Desak Made Novi Andayani (1902521012)
2. Ni Kadek Alya Damayanti (1902521016)
3. Ni Wayan Aris Mudariani (1902521030)
4. I Gusti Anak Agung Adinda Wulandari (1902521034)
5. Mia Farah Kamila (1902521037)
6. Ni Made Hari Sugiantini (1902521039)
7. Ni Kadek Winda Damayanti (1902521042)
8. Ni Luh Dewi Eka Damayanti (1902521043)
9. I Gusti Ayu Srimas Cahyani PA (1902521051)
10. Putu Maya Ratih Suryadi (1902521055)
11. Ayu Ardya Maya Cipta Tanjung (1902521075)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur
tumbuh kembang bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.
Kelainan kongenital dapat menyebabkan terjadinya abortus, lahir mati atau
kematian segera setelah lahir. Tingkat kejadian pada bayi baru lahir dengan
kelainan kongenital kurang lebih 15 per 1000 kelahiran. Kelainan kongenital
pada bayi baru lahir ini merupakan salah satu penyebab kematian nomor tiga
pada kematian bayi dibawah umur satu tahun, termasuk pula didalamnya
penyakit jantung bawaan (Ellyati, Kusharisupeni and Sabri, 2019)
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah bentuk kelainan kongenital pada
kardiovaskular yang dimaksud ialah bentuk kelainan pada jantung yang sudah
didapatkan sejak bayi baru lahir. Manifestasi klinis pada kelainan ini tergolong
cukup banyak dan bervariasi dari manifestasi yang paling ringan sampai berat.
Pada kasus manifestasi klinis dalam bentuk yang ringan, sering tidak
ditemukan gejala, dan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan klinis.
Sedangkan pada Penyakit jantung bawaan (PJB) berat, gejalanya sudah
nampak sejak lahir dan diperlukan tindakan segera. Seiring dengan
berkembangnya teknologi, khususnya ekokardiografi, banyak kelainan jantung
yang sebelumnya tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisis dan
penunjang biasa, EKG, radiologi dengan menggunakan teknologi terbaru ini
dapat dideteksi dengan mudah (Amelia, 2020)
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan membahas tentang konsep
penyakit dan asuhan keperawatan pada kelainan kongenital pada anak dengan
kelainan sistem kardiovaskular.
3. Manfaat penulisan
a. Manfaat Teoritis
Sebagaimakalah pengembangan ilmu pengetahuan tentang konsep
penyakit dan asuhan keperawatan pada kelainan kongenital pada kasus
anak dengan kelainan sistem kardiovaskular.
b. Manfaat Praktis
Sebagai bahan bacaan bagi pembaca umum tentang konsep penyakit dan
asuhan keperawatan pada kelainan kongenital pada kasus anak dengan
kelainan sistem kardiovaskular.
.
LEARNING TASK
Kasus :
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dirawat di RS dengan keluhan sering sesak
saat melakukan aktivitas. Dari hasil anamnesa didapatkan anak sering mengalami
sesak dan kebiruan saat aktivitas, mengedan, ataupu menangis, sering merasa
lelah saat bermain, sering jongkok bila berjalan 20-50 meter. BB saat ini 8 kg,
TB : 83,5 cm anak tampak sangat kurus, diaphoresis (+), clubbing finger (+), JVD
(+), akral dingin, CRT 3 dtk, volume urin 200 cc/24 jam, urin tampak keruh. Hasil
ekokardiografi : VSD, hipertrofi ventrikel kanan, over iding aorta, stenosis
pulmonal
Pertanyaan
7. Susunlah pendidikan kesehatan yang tepat untuk kasus pasien diatas (sertakan
jurnal pendukung)
BAB II
PEMBAHASAN
1) Penyakit katup aorta bawaan tanpa kelainan lain dan katup aorta
bikuspid.
8) Koartasio aorta.
1) Semua jenis PJB (yang sudah atau belum direparasi) dengan PVD
(termasuk sindroma Eisenmenger).
2) Semua jenis PJB sianotik (yang belum dioperasi atau telah dioperasi
paliatif).
4) Sirkulasi Fontan.
9) Trunkus arteriosus.
1) VSD (Ventricular septal defect)
3) Overriding Aorta
4) Stenosis Pulmonal
Etiologi
Penyakit jantung kongenital pada anak yang salah satunya Tetralogi of Fallot
disebabkan karena adanya gangguan perkembangan pada sistem
kardiovaskular di masa embrio. Faktor yang berperan didalamnya yaitu faktor
endogen, eksogen dan faktor multifaktorial yang merupakan gabungan dari
faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen dapat meliputi anak yang
membawa penyakit jantung bawaan, penyakit turunan yang terdapat dalam
keluarga seperti diabetes, penyakit jantung serta penyakit bawaan lainnya.
Sedangkan faktor eksogen yaitu riwayat kehamilan ibu seperti meminum obat
tanpa adanya resep dari dokter, kurang nutrisi, serta ibu yang mengidap
penyakit infeksi. Menurut pendapat para ahli faktor endogen dan eksogen
tersebut jarang terjadi secara terpisah yang menyebabkan penyakit jantung
kongenital (Anggarani, Christiono, & Agusmawanti, 2021; Rahma,
Setyaningsih, & Jayanti, 2017) .
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
Menurut Haws dan Paulette (2007) dalam Putri (2016), penatalaksanaan pada
pasien dengan tetralogy of fallot yaitu :
Tatalaksana Medis
Tatalaksana Bedah
3) Bayi Tetralogi Of Fallot (TOF) dengan usia < 3-4 bulan dengan
spell berulang yang gagal diterapi
Komplikasi
Prognosis
6. Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 4 thn
Pendidikan : belum sekolah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Jl. Nusa Indah Denpasar Timur
Pekerjaan :-
No. RM : 202155
Tanggal masuk : 09 September 2021
Tanggal pengkajian : 09 September 2021
Diagnosa medis : Tetralogy of Fallot
II. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama saat pengkajian :
Pasien mengeluh sering sesak saat melakukan aktivitas
2) Riwayat Kesehatan Sekarang :
a. Alasan masuk rumah sakit :
Pasien sering mengalami sesak dan kebiruan saat beraktivitas,
mengedan, ataupun menangis, sering merasa lelah saat bermain,
sering jongkok bila berjalan 20-50 meter.
b. Riwayat kesehatan
Ibu pasien mengatakan, pasien belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya dan belum pernah mengalami penyakit seperti ini
c. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pasien mengatakan saat hamil sering mengonsumsi obat-obatan
tanpa resep dokter
III. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Ibu pasien mengatakan belum memahami betul penyakit yang dideritanya
dan apabila mengalami sesak, pasien hanya berusaha mengatur nafas
dalam dan meminum air.
2. Nutrisi/metabolik
Ibu pasien mengatakan, pasien tidak nafsu makan. Dalam sehari pasien
hanya menghabiskan makanan ½ porsi saja.
3. Pola eliminasi
Ibu pasien mengatakan pasien BAB hanya 1 kali sehari dan BAK
frekuensi 200 cc dalam sehari dan urin tampak keruh.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
Ibu pasien mengatakan beberapa aktivitas fisiknya dibantu oleh keluarga
karena pasien mudah lelah jika beraktivitas terlalu lama.
5. Pola tidur dan istirahat
Ibu pasien mengatakan pasien sering terbangun saat malam hari.
6. Pola perseptual
Ibu pasien mengatakan pasien sering merasa lelah saat bermain, sering
jongkok bila berjalan 20-50 meter.
7. Pola persepsi diri
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mengalami masalah pada konsep dirinya.
8. Pola seksual dan reproduksi
Ibu pasien mengatakan pasien tidak memikirkan tentang kebutuhan
seksualitasnya.
9. Pola peran-hubungan
Ibu pasien mengatakan pasien memiliki hubungan yang baik dengan orang
tua, keluarga, dan teman-temannya. Pasien juga mendapatkan dukungan dari
orang tua, keluarga, dan teman-temannya.
10. Pola manajemen koping stress
Tidak tampak tanda-tanda depresi, ibu pasien mengatakan pasien hanya bisa
menangis saat sakit sehingga kebirun muncul di tubuhnya.
11. Sistem nilai dan keyakinan
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien selalu diajarkan untuk berdoa untuk
kesembuhannya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran: Composmentis
Antropometri :
BB : 8 kg
TB : 83,5 cm
Head to toe
Kepala Wajah
Inspeksi: bentuk wajah simetris, rambut bersih, kulit kepala bersih
Palpasi : tidak adanya benjolan dan nyeri di daerah kepala
Mata
Inspeksi: bentuk mata normal dan simetris, tidak ada kelainan
Palpasi : normal tidak ada kelainan
Leher
Inspeksi: terlihat benjolan pada leher, pembesaran vena jugularis
Palpasi : teraba benjolan di leher (JVD)
Jantung
Inspeksi : normal, tidak tampak kelainan dan pembesaran jantung
Palpasi : normal, terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial
dari garis midklavikular (medial dari apeks anatomis)
Perkusi : normal, terletak pada ruang interkosta III/IV
Auskultasi: normal, dengan suara lup-dup dan tidak ada suara jantung
tambahan
Paru-paru
Inspeksi: nomal, bentuk dada dan pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : normal, tidak ada kelainan bentuk
Perkusi : normal, tidak ada bunyi pekak
Auskultasi: normal, tidak ada suara tambahan ronchi dan wheezing
Abdomen
Inspeksi: normal, tidak ada perubahan bentuk
Palpasi : normal, tidak ada pembengkakan
Genitalia
Kebersihan: baik
Anus
Inspeksi: normal
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil ekokardiografi:
VSD, hipertrofi ventrikel kanan, over riding aorta, stenosis pulmonal
VI. DIAGNOSA MEDIS
Tetralogy of Fallot
Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Tetralogi of fallot Penurunan curah
- Ibu pasien jantung
mengatakan anak Stenosis pulmonal
- Ibu pasien
mengatakan anak Volume ventrikel kanan meningkat
sering mengelami
Beban kerja jantung meningkat
Lelah dan kebiruan
Ketika beraktivitas,
Hipertrofi ventrikel kanan
mengedan atau
menangis
Aliran darah kembali ke atrium
- Klien mengatakan
kanan
mudah Lelah
DO :
Tekanan di atrium kanan meningkat
- Klien terdapat
diaphoresis Kembali ke vena cava
- Hasil
ekokardiografi Permeabilitas vena cava meningkat
menunjukan
VSD, hipertrofi Terjadi pembesaran cairan
over riding
Penurunan curah jantung
aorta, stenosis
pulmonal
- JVD (+)
- Clubbing finger
(+)
- Volume urin
200cc/24 jam
- Urin tampak
keruh
- CRT > 3 detik
- Akral dingin
anak sering
merasa Lelah Aliran darah ke paru menurun
saat beraktivitas
- Ibu Pasien Pertukaran gas diparu menurun
mengatakan
Kebutuhan O2 dalam tubuh tidak
anak sering
jongkok setelah tercukupi
berjalan 20-50m
DO : Sesak napas
- Klien tampak
Pola napas tidak efektif
Lelah dan
kebiruan
- Hasil
ekokardiografi
menunjukan
VSD, hipertrofi
ventrikel kanan,
over riding
aorta, stenosis
pulmonal
- JVD (+)
setelah jalan 20
-50 m
- Ibu pasien Aktivitas berkurang
mengatakan
anak sering
sesak saat Intoleransi aktivitas
melakukan
aktivitas
- Ibu pasien
mengatakan
anak sering
mengelami
Lelah dan
kebiruan Ketika
beraktivitas,
mengedan atau
menangis
DO :
- Pasien tampak
lemah dan
kebiruan
1. Penurunan curah jantung b.d defek struktur d.d sesak nafas, kebiruan, CRT
> 3 detik, akral dingin, JVD (+), volume urin 200 cc/ 24 jam
2. Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ventilasi d.d sesak napas,
mudah lelah saat berjalan, kebiruan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori d.d IMT 11
4. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
d.d pasien tampak lemah dan kebiruan
Rencana Keperawatan
dorong penanganan
6. Intoleransi
aktivitas yang yang cepat
Aktivitas (4)
lebih ringan akibat nyeri
7. Sianosis (4)
atau waktu yang dirasa
Status Sirkulasi yang lebih 5. Untuk
melakukan 6. Untuk
(4)
aktivitas) mengetahui
pentingnya terjadinya
merasakan 7. Untuk
adakah dalam
perubahan keadaan
sebagaimana 8. Untuk
mestinya mengetahui
bagaimana Monitor
menggunakan Pernafasan
inhaler sesuai
1. Untuk
resep,
mencegah
sebagaimana
terjadinya
mestinya
hipoksia,
3. Posisikan
peningkatan
untuk
kelelahan serta
meringankan
kecemasan
sesak nafas
pada pasien
4. Monitor status
2. Agar dapat
pernafasan dan
memberikan
oksigenasi,
penanganan
sebagaimana
secara cepat
mestinya dan tepat jika
terjadi
Monitor Pernafasan
perubahan yang
1. Pantau
dapat
peningkatan
membahayakan
kelelahan,
pasien
kecemasan dan
3. Untuk
kekurangan
menghindari
udara pada
kelelahan
pasien
akibat aktivitas
2. Pantau keluhan yang dilakukan
sesak nafas pasien
pasien, 4. Untuk
termasuk meringankan
kegiatan yang pernafasan agar
meningkatkan pasien tidak
atau merasa sesak
memperburuk
sesak nafas
tersebut
3. Pantau
peningkatan
kelelahan,
kecemasan dan
kekurangan
udara pada
pasien
4. Berikan
bantuan terapi
nafas jika
diperlukan
(seperti
nebulizer)
3. Tentukan 1. Untuk
jumlah kalori mengetahui
dan tipe nutrisi kebutuhan
yang nutrisi pada
diperlukan pasien
untuk 2. Untuk
memenuhi memastikan
kebutuhan intake
nutrisi dengan cairan/makan
berkolaborasi an dan kalori
bersama ahli perhari sesuai
gizi, sesuai kebutuhan
kebutuhan pasien
Monitor Nutrisi 3. Untuk
mengetahui
1. Timbang berat
jumlah kalori
badan pasien
dan tipe
2. Monitor
nutrisi yang
pertumbuhan
tepat untuk
dan
pasien
perkembangan
Monitor Nutrisi
3. Lakukan
1. Untuk
pengukuran
mengetahui
antropometrik
berat badan
pada komposisi
pasien
tubuh
2. Untuk
(misalnya
mengetahui
indeks masssa
pertumbuhan
tubuh,
dan
pengukuran
perkembangan
pinggang, dan
pasien sesuai
lipatan kulit)
dengan
4. Identifikasi
usianya
perubahan
3. Untuk
nafsu makan
mengetahui
dan aktifitas
berat badan
akhir-akhir ini
ideal pasien
5. Monitor tipe 4. Untuk
dengan melakukan
kelemahan aktivitasnya
Jurnal Terlampir
PENUTUP
1. Kesimpulan