Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PENYAKIT TETRALOGI OF FALLOT

Kelompok 2 :
1. Ilham Adi Jatmiko (A11501125)
2. Indah Yunita P.S (A11501127)
3. Khoerur Ayi Tajriyani (A11501137)
4. Khoerur Rosyid Al Islam (A11501138)
5. Lilis Fitrianingrum (A11501145)
6. Melia Dwi Kufitasari (A11501152)
7. Mochamad Chabibi (A11501154)
8. Muhaimin Eka Atmaja (A11501158)
9. Mutriasih (A11501161)
10. Nilam Indrasari W (A11501165)
11. Nur Azizah (A11501169)
12. Nurul Utami (A11501172)

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016

1
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga makalah kelompok kami tentang
Tetralogi Of Fallot pada sistem Cardiovaskuler dapat terselesaikan sesuai waktu.
Ucapan terimakasih untuk bapak/ibu dosen dan teman-temanku yang telah
membantu danmengerjakan makalah ini sehingga dapat selesai pada waktunya.
Dan kami memohon maaf atas kekurangan dalam makalah kami, adanya
kekurangan ini karena atas diri kami sendiri, dan jika ada kelebihan mungkin itu
datangnya dari Allah SWT. Kami memohon saran dan kritik agar makalah
nantinya dapat lebih baik lagi, saran dan kritik yang membangun akan kami
terima dan akan kami jadikan acuan agar makalah-makalah selanjutnya lebih baik.

Gombong, 12 Oktober 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................... 3
BAB I
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Tujuan ................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................... 5-7
BAB III PEMBASAN
3.1 SEVEN JUMP ..................................................................................... 8-10
3.2 LAPORAN PENDAHULUAN ........................................................... 11-16
3.3 ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................. 17-30
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 31
4.2 Saran .................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 32

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tetralogi of fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik
yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi of fallot menempati urutan
keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum
fentrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus pers isten,atau
lebih kurang 1-15% dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara
penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi of falot merupakan penyakit
jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan
sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dapat diartikan kelainan jantung yang
sudah terjadi sebelum anak dilahirkan.Pada 111.225 jumlah kelahiran, 921
anak ditemukan mengalami PJB. Kondisi yang paling sering ditemukan
adalah Ventricular Septal Defect atau VSD (33%), Ostium Secundum Atrial
Septal Defects (18%), dan Pulmonary Valve Abnormalities (10%). Sembilan
puluh sembilan persen anak telah melalui operasi bedah jantung ataupun
intervensi kateter,pada penelitian ini diketahui 4% dari anak tersebut
meninggal. Daya tahan hidup pada umur6 bulan sampai satu tahun adalah
96% - 97% dan seterusnya tetap stabil. Dibandingkandengan defek jantung
lainnya mortalitas lebih tinggi pada kondisi Univentricular
Physiology,Pulmonary Atresia dengan VSD, Left Ventricle Outflow
Obstruction dan Tetralogy of Fallot (Moons, 2008).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab TOF
2. Untuk mengetahui definisi TOF
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala TOF

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Penyakit jantung bawaan yang terdiri dari ventricular septal defect (VSD)
tipe perimembranus subaortik, overrideing aorta, pulmonal stenosis ( PS )
infundibular dengan atau tanpa PS valvular serta hipertrofi ventrikal kanan.
Bila di sertai dengan ASD di sebut pentalogy of fallot. Bila tipe VSD adalah
subarterial doubly committed maka dikenal sebagai oriental atau Mexican
fallot.

2.2 Sejarah
Pertama kali di uraikan oleh seorang dokter dari Prancis, Etinne Fallot, di
publikasikan tahun 1888.1−3
Pada tahun 1945 Alfred Blalock di Universitas John Hopkins melakukan
operasi paliatif pertama dengan teknik “systemic-to-pulmonary artery shunt
between the transected right subclavian artery and the right pulmonary
artery”.¹‾³
Operasi pertama intra-cardiac repair yang sukses dilakukan oleh
Leillehei dan Varco di university of Minnesota pada tahun 1954. ¹‾³
Pada tahun 1955 operasi pertama intra-cardiac repair dengan pump
oxygenator di lakukan oleh John W. Kirklin di Mayo Clinic. ¹‾³

2.3 Anatomi
Defek sekat ventrikel terletak pada sekat membranosa adalah subaorta.
 Diruaikan defek salah persekutuan (malalignment) karena
akar arota bergeser ke kanan ( Overriding )
 Hipopalsi annulus katup pulmonal
 Ventrikel kanan saluran keluar ganda.

5
2.4 Penyakit yang Mungkin Timbul
Bila tidak di operasi :
 Hipoksia organ-organ tubuh yang kronis
 Polisitemia
 Emboli sistemik
 Abses otak.

2.5 Kriteria Diagnosis


Keluhan :
 Sianosis
 Spel hipoksia ( Ps berat )
 Squatting pada anak yang lebih besar
Pemeriksaan fisik :
 Sianosis pada mukosa mulut dan kuku jari tangan serta kaki
 Jari seperti tabuh ( clubbing finger )
 Aktivitas ventrikel kanan meningkat
 Auskultasi jantung
Bunyi jantung dua umumnya tunggal
Bising sistolik ejeksi PS terdengan di sela C2 parasental kiri yang menjalar
ke bawah klavikula kiri.

2.6 Pemeriksaan yang Diperlukan


 Elektokardiogram
Deviasi sumbu QRS ke kanan
Hipertrofi ventrikel kanan
Hipertrofi atrium kanan
 Foto rontgen toraks
Gambaran jantung khas seperti sepatu boot
Segmen pulmonal yang cekung
Apeks jantung terangkat

6
 Ekokardiogram
Ekokardiogram 2 dimensi
Tentukan tipe VSD (perimembranus subaortik atau suberterial duobly
commited)
Overriding aorta
Deviasi spetum infundibular ke anterior
Dimensi dan fungsi ventrikel kiri
Tentukan konfluensi dan diameter cabang-cabang arteri pulomonalis.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 SEVEN JUMP


1. Mengidentifikasi Istilah dan Konsep
1) Tetralogi of fallot adalah kelainan jantung kongenital dengan gangguan
sianosis ysnsg di tandai dengan kombinasi empat hal yang abnormal
meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overiding aorta dan
hipertrofi ventrikel kanan (buku ajar anak cardiology 2002).
2) Hipertensi adalah kondisi umum dimana cairan darah dalam tubuh
menekan dinding arteri dengan cukup kuat (WHO (World Health
Organization).
3) Antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia (Wign Josoebroto 2008).

2. Menentukan Permasalahan
1) Apa yang dimaksud tetralogi of fallot?
2) Apa definisi antropometri dan kegunaan?
3) Penyebab nafas dangkal pada tetralogi of fallot?
4) Penyebab hipertensi, definisi, cara penyembuhan?
5) Kenapa pada kasus tetralogi of fallot terjadi kelelahan?
6) Apa penyebab utama penyakit tetralogi of fallot?
7) Apa tanda dan gejala tetralogi of fallot?

3. Analisis Masalah
1) Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung bawaan.
2) Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang batasan normal
tubuh manusia yang mempunyai tujuan untuk mengetahui ukuran
normal tubuh manusia.

8
3) Pada tetralogi of fallot terdapat nafas dangkal yang diakibatkan dari
tekanan darah yang rendah karena tubuh membutuhkan suplay oksigen
yang banyak maka pasien bernafas cepat.
4) Penyebab hipertensi adalah emosi,banyak makanan yang mengandung
kolestrol. Cara penyembuhannya dengan menghindari/mengurangi
makan yang mengandung kolestrol, menghindari stres. Hpertensi adalah
tekanan darah diatas batas normal.
5) Karena pengaruh dari hipotensi yang diakibatkan melemahnya kerja
jantung untuk memompa darah sehingga menyebabkan kelelahan.
6) Pengaruh obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter saat
mengandung.
7) Sianosis, nafas dangkal dan mudah kelelahan.

4. Kesimpulan
Kelainan jantung dengan gangguan Sianostik di tandai dengan kombinasi
4 hal yang abnormal yaitu Defek septrum ventrikel, stenosis pulmonal,
overiding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan.

5. Menetapkan Tujuan Belajar


1) Untuk mengetahui penyebab TOF
2) Untuk mengetahui tanda dan gejala TOF
3) Untuk mengetahui penyakit TOF
6. Belajar mandiri
7. Menguji Informasi Baru
1) Penyebab TOF
Faktor eksogen
- Riwayat kehamilan ibu
- Sebelumnya ibu melakukan KB oral atau suntik dan minum obat-
obatan tanpa resep dari dokter
- Pancaran terhadap sinar
Faktor endogen
- Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom

9
- Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit bawaan
- Adanya penyakit tertentu dalam keluarga : diabetes, hipertensi,
penyakit/kelainan jantung bawaan
2) Tanda dan gejala TOF
a. Sianosis
b. Dipsnea
c. Serangan dispnea parasimal
d. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan
e. Bising sistolik
3) Definisi TOF
Kelainan jantung dengan gangguan sianiosis yang ditandai dengan
kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel,
stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan

Nurarifin,amin huda,dkk.2015.aplikasi asuhan keperawatan


berdasarkan diagnosis dan NANDA NIC-
NOC.jogjakarta:mediaction

3.2 LAPORAN PENDAHULUAN

10
A. Definisi Tetralogi Of Fallot
Tetralogi of fallot adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis
yang ditandi dengan kombinasi empat hal yang abnormal meliputi defel
septum ventrikel, stenosis pulmonal, overiding aorta, dan hipertrofi
ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan
derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan
hingga berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif dan semakin lama
semakin berat.

B. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak
diketahui secara pasti. Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
1. Faktor endogen :
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom.
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, seperti diabetes melitus,
hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan.
2. Faktor eksogen :
a. Riwayat kehamilan ibu.
b. Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat- obatan
tanpa resep dokter ( talidamid, dekstroamfetamin, aminopterin,
ametopterin, jamu ).
c. Ibu menderita penyakit infeksi rubela.
d. Pajanan terhadap sinar –X

C. Patofisiologi

11
Faktor eksogen dan endogen

VSD

Pirau ventrikel kiri dan kanan

Volume paru meningkat

Tekanan ventrikel kanan Hipertrofi otot ventrikel


kanan

Aliran darah ke paru


meningkat Pembesaran atrium
kanan

Perubahan permeabilitas dari


membran alveoli ke kapiler Edema, distensi, vena
jugularis

Penurunan kemampuan
difusi PENURUNAN CURAH
JANTUNG

Hipoksemia
Kelemahan

Sesak nafas
INTOLERANSI
AKTIFITAS
GANGGUAN PERTUKARAN
GAS

D. Tanda dan gejala

12
Tanda dan gejala yang muncul pada penyakit tetralogi of fallot sebagai
berikut :
1. Sianosis
Merupakan manifestasi tetralogi paling nyata, mungkin tidak
ditemukan sejak lahir. Obstruksi aliran keluar ventrikel kanan mungkin
tidak berat dan bayi tersebut memiliki pintasan kiri ke kanan yang
besar bahkan mungkin terdapat gagal jantung kongestif.
2. Dispnea
Dispnea terjadi jika penderita melakukan aktivitas fisik. Bayi dan anak
yang mulai belajar berjalan akanbermain aktif untuk waktu singkat
kemudian akan duduk atau berbaring. Anak yang lenih besar mungkin
mampu berjalan sejauh kurang lebih satu blok sebelum berhenti untuk
beristirahat. Derajad kerusakan yang dialami jantung pada penderita
tercemin oleh intensitas sianosis yang terjadi. Secara khas anak akan
mengambil sikap berjongkok untuk meringankan dan menghilangkan
dispnea yang terjadi akibat dari aktivitas fisik, biasanya anak tersebut
dapat melanjutkan aktivitasnya kembali dalam beberapa menit.
3. Serangan dispneaparoksismal ( serangan anoksia “ biru” )
Manifestasi ini merupakan masalah selam 2 tahun pertama kehidupan
penderita. Bayi menjadi dispnea dan gelisah, sianosis yang terjadi
menjadi bertambah hebat dan penderita mulai sulit bernapas. Serangan
tersebut paling sering terjadi pada pagi hari.
4. Keterlambatan dalam bertumbuh dan perkembangan
Gangguan pertumbuhan tinggi badan terutama pada anak gizi kurang
dari kebutuhan normal, pertumbuhan ototdari jaringan subkutan
terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat.
5. Bising sistolok
Bising sistolik yang ditemukan sering kali terdengar keras dan kasar,
bising tersebut menyebar luas, tetapi paling besar intensitasnya pada
tepi kiri tulang dada. Bising sistolik terjadi diatas lintasan aliran keluar
ventrikel kanan serta cenderung kurang menonjol pada obstruksi berat
dan pintasan dari kanan dan kiri. Bunyi jantung ke -2 terdengar tunggal

13
dan ditimbulkan oleh penutupan katup aorta. Bising sistolik tersebut
jarang diikuti oleh bising diastolik, bising yang terus menerus ini dapat
terdengar pada setiap bagian dada, baik di anterior maupun posterior,
bising tersebut dihasilkan oleh pembuluh darah koleteral bronkus yang
melebar atau terkadang oleh suatu duktus arteriosus menetap.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk penderita tetralogi of
fallot adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan laboratorium
Adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit ( Ht ) akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umunya hemoglobin dipertahankan 16-18
gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai gas darah arteri
menunjukkan peningkatan tekanan parsial karbondioksida ( PCO2),
penurunan tekanan parsial oksigen ( PO2 ) dan penurunan lien yang
memiliki nilai Hb dan Ht normal atau rendah mungkin menderita
defisiensi besi.
2. Radiologi
Pemeriksaan sinar X pada toraks menunjukkan penurunan aliran darah
pulmonal, tidak ada pembesaran jantung, gambaran khas jantung
tampak apeks jantung terngkat sehingga seperti sepatu. Selain itu,
didapatkan hasil arkus aorta disebelah kanan, aotra asendensmelebar,
konus pulmonalis, apeks terangkat, dan vakuslaritas paru berkurang.
3. Elektrokardiogram
Pada pemeriksaan EKG didapatkan hasil sumbu QRS hampir selalu
brdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan.
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis dan penurunan
aliran darah ke paru.

5. Kateterisasi

14
Kateterisasi diperlukan sebelum tindakan bembedahan untuk
mengetahui defek septum ventrikel multipel, mendeteksi kelainan
arteri koronaridan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi
adanya penurunan saturasi oksigen, penigkatan tekanan ventrikel
kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

F. Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi
ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain
dengan cara sebagai berikut:
1. Menekuk lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah.
2. Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat
pernapasan dan mengatasi takipnea.
3. Natrium bikarbonat 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis.
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian pada kondisi ini tidak
begitu tepat karena permasalahan bukan karena kekurangan oksigen,
tetapi karena aliran darah ke paru menurun.

G. Komplikasi
1. Trombosis selebri
Biasanya terjadi dalam sinus durasi dan terkadang dalam arteri
selebrum, lebih sering ditemukan pada polisitemia hebat. Dapat juga
dibangkitkan oleh dehidrasi. Trombosis lebih sering ditemukan pada
usia dibawah 2 tahun. Penderita ini paling sering mengalami anemia
defisiensi besi dengan kadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas
noral.
2. Abses otak
Komplikasi abses otak biasanya dialami oleh pasien yang telah
mencapai usia diatas 2 tahun. Awitan penyakit sering kali tersembunyi
disertai demam derajat rendah. Mungkin ditemukan nyeri tekan
setempat pada cranium. Laju endap darah dan hitung jenis leukosit
dapat meningkat. Penderita juga dapat mengalami serangan seperti

15
epilepsy. Tanda neurologis yang terlokalisasi tergantung dari tempt
dan ukuran abses tersebut.
3. Endokarditis bakterialis
Komplikasi ini terjadi pada penderita yang tidak mengalami
pembedahan, tetapi lebih sering ditemukan pada anak yang menjalani
prosedur pembuatan pintasan selama masa bayi.
4. Gagal jantung kongestif
Gagal jantung kongestif dapat terjadi pada bayi yang mengalami
atresia paru dan memiliki aliran darah kolateral yang besar. Kondisi
ini, hamper tanpa pengecualian, akan mengalami penurunan selama
bulan pertama kehidupan dan penderita menjadi sianosis akibat
sirkulasi paru yang menurun.
5. Hipoksia
Hipoksia terjadi akibat stenosis pulmonal yang menyebabkan aliran
darah dalam paru menurun.

ASUHAN KEPERAWATAN

16
KASUS TETRALOGI OF FALLOT

SKENARIO KASUS
Pengkajian diambil : 6 april 2009 jam: 10.00 Tgl. MRS : 5 april 2009
Rungan/kelas Ratna/I No. Kamar : 2B Nama pasien : K.T Jenis kelamin :
perempuan Usia : 18 bulan Status perkawinan : belum Agama : hindu Diagnosa
medis : Tetralogi of fallot Penanggung jawab Tn : K.T Keluhan utama : Sianosis
(Kulit Namoak Kebiruan), Nafas dangkal, Mudah kelelahan, Riwayat kesehatan
masa lalu ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami
penyakit yang seperti ini. Riwayat keluarga adanya penyakit tertentu dalam
keluarga, yaitu ibu klien menderita hipertensi dan saat hamil sering
mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. TTV : Suhu 360 C, N : 80x/Menit,
RR : 40x/menit, TD : 100/75 mmHg. Antropometri BB : 10 kg, TB : 75 cm, LD :
26 cm, LK : 25 cm, LL : 10 cm.

Tanggal Masuk : 5 April 2010 Jam : 21.00 WIB


Tanggal Pengkajian : 6 April 2010 Jam : 10.00 WIB
Ruangan : Melati
Pengkajian : Perawat M

1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : An. K.T
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 18 bulan
Agama : Hindu
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Desa dukuh kruwed, Gombong
Diagnosis Medis : Tetralogi of Fallot

b. Identitas Penanggung Jawab

17
Nama : Tn.K.T
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 32 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : Sarjana Ekonomi
Pekerjaan : PNS
Alamat : Gombong, Kebumen
Hubungan Dengan Pasien : Ayah pasien
Keluhan Utama (yang paling dirasakan) :
Sianosis (Kulit nampak kebiruan), napas dangkal, mudah kelelahan.

c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan sianosis (Kulit nampak
kebiruan), napas dangkal, mudah kelelahan.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pasien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami
penyakit seperti ini.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan dia punya riwayat hipertensi dan saat hamil
sering mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter.

d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Gordon


1. Pola nutrisi
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya di beri makan 4 sehat
5 sempurna dan selalu dan terkadang masih minum
asi
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya mengalami
penurunan dalam pola makan dan selalu sesak nafas
saat minum air asi pada ibunya yang di tandai dengan
kebiruan
2. Pola eliminasi

18
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya selalu BAB 2x dalam
sehari dan BAK 6x sehari dengan intensitas banyak
dan warna bening tidak berbau.
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya BAB 2x dalam sehari
dan BAK 6x sehari dengan intensitas sedikit dengan
warna bening dan tidak berbau
3. Pola aktifitas/ latihan
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya berjalan dengan
jongkok saat merasa lelah.
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya tidak bisa berjalan
terlalu lama.
4. Tidur/istirahat
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya kualitas tidurnya baik
selama 10 jam
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya tidurnya terganggu
dan setiap pagi selalu terlihat pucat
5. Pola kognitif
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya sedang belajar
berbicara kepada orang yang baru di kenal oleh
dirinya
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya selalu diam dan
sering menangis ketika sedang sesak nafas
6. Pola perseptual
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya selalu ingin
mengetahui hal-hal baru tentang dunia di sekitarnya
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya lebih senang di
rumah bersama kedua orang tuanya karena merasa
sesak nafas

7. Pola persepsi diri atau konsep diri

19
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya sebelum sakit tidak
merasa minder jika ingin bergaul dengan teman
sebayanya
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya menutup dirinya dari
teman-temannya karena selalu mudah lelah saat diajak
bermain
8. Pola peran atau hubungan
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya selalu aktif meniru
kata dari ayahnya dan dirinya
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya lebih cenderung diam
karena kara sakit dan sesak nafas yang iya rasakan
9. Pola seksualitas
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya lebih suka tidur di
pelukannya dan selalu di tepuk-tepuk pantatnya
sebelum tidur
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya tidak suka di peluk
sewaktu tidur
10. Pola koping toleransi setres
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya selalu ceria ketika
berada disisi keluarganya
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya tidak ceria karena dia
selalu merasa sesak nafas yang sangat mengganggu.
11. Pola nilai atau kepercayan
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya selalu mengikuti
kegiatan peribadatan yang dia lakukan
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya hanya melihat ketika
dirinya melakukan peribadatan

2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum (KU) : sakit berat (conpos mentris)
2. Suhu : 360 C

20
3. Nadi : 80 x/menit
4. TD : 100/75 mmHg
5. RR : 40 x/menit

b. Pemeriksaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi


fungsi bila merupakan panca indra :
1. Kulit : kulit bersih, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan dan
rambut tidak rontok
2. Kepala : bentuk mesochepal atau normal
3. Muka : bentuk simetris, pucat,
4. Mata : kanan kiri simetris, unikterik, fungsi penglihatan baik,
konjungtiva unanemis
5. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada pembesaran
polip, fungsi penciuman norma, simetris.
6. Mulut : bentuk simetris, keadaan mulut bersih, fungsi pengecapan
baik, kebersihan cukup, tidak ada caries
7. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik,
tidak ada serumen
8. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembersaran
vena jugularis
9. Dada
a. Paru- paru
Inspeksi : simetris kanan dan kiri
Palpasi : tidak nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Perkusi : pekak
Aukultasi : hipersonor, RR : 40x/menit
b. Jantung
Inspeksi : tampak ictus cordis, assimetris
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak pada IC III-V
Aukultasi : irregular disertai s3
c. Abdomen

21
Inspeksi : Simetris, tidak ada jejas
Aukultasi : Bising usus peristaltic 4x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
10. Genetalia
Jenis kelamin permpuan, bersih, tidak ada luka,tidak terpasang DC
11. Ekstremitas
Atas : Tidak terdapat edema, simetris, jari jari lengkap, turgor kulit
kering, gerka aktif dan pasif terhambat karena lemas.
Bawah : Tidak terdapat edema, simetris, jari-jari lengkap, turgor kulit
kering, gerak aktif dan pasif terhambat karena lemas.

Pemeriksaan penujang
1. Pemeriksaan AGD
2. Rontgen

22
A. ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Penyebab Diagnosa Kep
1. DS : ibu pasien Gangguan Ketidak Gangguan
mengatakan pertukaran gas seimbangan pertukaran gas b.d
anaknya mengalami fentilasi perfusi ketidak seimbangan
nafas dangkal fentilasi perfusi
DO : terdapat
sianosis, pola nafas
abnormal

2. DS : ibu pasien Intoleransi aktifitas Ketidak Intoleransi aktifitas


mengatakan seimbangan antara b.d
anaknya mudah suplai dan ketidakseimbangan
keletihan kebutuhan oksigen suplai dan
DO : keletihan, kebutuhan oksigen
ketidaknyamanan
setelah beraktifitas,
respons frekuensi
jantung abnormal
terhadap aktifitas

3. DS : ibu pasien Resiko Ketidakadekuatnya Resiko


mengatakan pasien keterlambatan suplay nutrisi ke keterlambatan
susah makan pertumbuhan dan jaringan pertumbuhan dan
DO : pasien tampak perkembangan perkembangan b.d
kurus dengan ketidakadekuatnya
ukuran Lila 10 cm, suplay nutrisi ke
jaringan

4. DS : ibu pasien Ketidakseimbangan Ketidakmampuan Ketidakseimbangan


mengatakan pasien nutrisi kurang dari mengabsorpsi nutrisi kurang dari
susah untuk makan kebutuhan tubuh nutrient kebutuhan tubuh b.d

23
DO : ibu pasien ketidakmampuan
mengatakan mengabsopsi
anaknya susah nutrient
makan saat sesak
nafas dan lebih suka
tidur.

5. DS : ibu pasien Defisiensi Kurang informasi Defisiensi


mengatakan belum pengetahuan pengetahuan b. d
tau tentang penyakit kurang informasi
yang diderita
anaknya
DO : ibu pasien
tampak kebingungan
dengan kondisi
kesehatan anaknya

Prioritas diagnosa keperawatan :


1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan fentilasi perfusi
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d
ketidakadekuatnya suplay nutrisi ke jaringan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient.
5. Defisiensi pengetahuan b. d kurang informasi

24
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari,
Kode
No Tanggal, NOC NIC TTD
NIC
Jam
1. Setelah dilakukan tindakan 3140 Management jalan nafas :
keperawatan diharapkan 1. Posisikan pasien
masalah gangguan senyaman mungkin
pertukaran gas dapat teratasi 2. Pemberian oksigenasi
dengan status pernafasan : 3. Pemberian air hangat
Pertukaran gas (0402) 4. Auskultasi jalan nafas
ada penuruna atau tidak
Indikator Awal Tujuan
sianosis 2 4
Saturasi 2 4
oksigen
pH arteri 2 4

Hari,
Kode
No. tanggal, NOC NIC TTD
NIC
jam
2. Setelah dilakukan tindakan 0180 Management energi :
keperawatan diharapkan 1. Buat batasan untuk
masalah intoleransi aktivitas aktifitas hiperaktif
dapat teratasi dengan pasien
ketidakefektifan pompa 2. Ajari orang tua pasien
jantung mengenai pengelolaan
kegiatan pasien
Indikator Awal Tujuan 3. Bantu orang tua psien
Suara 2 4 untuk memprioritaskan
jantung kegitan pasien
abnormal 4. Ajarkan tidur siang
Denyut 2 4 pada pasien

25
jantung 5. Ajari orang tua pasien
apikel untuk mengetahui
Sianosis 2 4 sesak nafas anaknya.
kelelahan 2 4

Hari,
Kode
No Tanggal, NOC NIC TTD
NIC
Jam
3. Setelah dilakukan tindakan 5510 Pendidikan kesehatan
keperawatan selama 1x24 1.Identifikasi faktor
jam diharapkan masalah internal atau eksternal
defisiensi pengetahuan yang dapat
dapat teratasi dengan meningkatkan atau
manajemen penyakit mengurangi motivasi
jantung untuk berperilaku sehat
Indikat Awal Tujuan 2.Berikan ceramah untuk
or menyampaikan
Tanda 1 4 informasi
dan 3.Libatkan individu,
gejala keluarga dan kelompok
penyaki dalam perencanaan dan
t rencana implementasi
Strategi 2 5 gaya hidup atau
untuk modifikasi perilaku
mengur kesehatan
angi
factor
risiko
Aktivita 2 5
s fisik

26
yang
direko
mendas
ikan

Hari,
Kode
No Tanggal, NOC NIC TTD
NIC
Jam
4. Setelah dilakukan tindakan 8274 1. Ajarkan orang tua
keperawatan diharapkan mengenai tingkat
masalah gangguan Resiko perkembangan normal
keterlambatan pertumbuhan dari anak dari
dan perkembangan dapat perilaku yang
teratasi dengan: berhubungan
perkembagan anak : 2 tahun 2. Peluk anak dan
dan pertumbuhan nyamankan anak saat
anak merasa sedih
Indikator Awal Tujuan 3. Dukung mimpi-
Berat 2 4 mimpi anak atau
badan fantasinya sesuai
Tinggi 2 4 dengan kebutuhan
badan anak
Berjalan 2 4 4. Tawarkan mainan
dengan sesuai dengan usia
cepat 5. Bantu anak untuk
belajar mandiri
6. Ajarkan anak untuk
menulis namanya
7. Ceritakan atau
bacakan cerita anak
8. Sediakan kesempatan
untuk bermain diarena

27
bermain

Hari,
Kode TTD
No Tanggal, NOC NIC
NIC
Jam
5. Setelah dilakukan tindakan 1100 1. Tentukan status
keperawatan diharapkan gizi pasien dan
masalah gangguan kemampuan pasien
Ketidakseimbangan nutrisi untuk memenuhi
kurang dari kebutuhan kebutuhan gizi
tubuh dapat teratasi dengan: 2. Identifikasi adanya
status nutrisi alergi atau intoleransi
makanan yang
Indikator Awal Tujuan dimiliki pasien
Asupan 2 4 3. Anjurkan pasien
gizi untuk duduk pada
Asupan 2 4 posisi tegak dikursi,
makanan jika memungkinkan
Asupan 2 4 4. Pastikan makanan
cairan disajikan dengan cara
Resiko 2 4 yang menarik dan
berat pada suhu yang paling
badan cocok untuk konsumsi
atau secara optimal
tinggi 5. Anjurkan keluarga
badan untuk membawa
makanan favorit
pasien sementara
pasien berada
dirumah sakit atau
fasilitas perawatan,
yang sesuai

28
C. IMPLEMENTASI
Hari, TTD &
No
Tangga Implementasi Respon Nama
Dx
l, Jam Perawat
1. Kamis, Memeriksa TTV DS : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
13 bersedia dilakukan pemeriksaan
Oktober DO : TD : 100/75 mmHg, S : 36̊C N :
2016, 80x/menit, RR : 40 x/menit
08.00
WIB

Kamis, Memposisikan DS : ibu pasien mengatakan anaknya lebih


13 semi flower tenang
Oktober DO : nafas dangkal tidak tampak
2016,
08.20
WIB

Kamis, Memasang DS : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya


13 oksigenasi 1 liter lebih nyaman saat kondisi bergerak.
oktober nasal kanul DO : terpasang oksigen nasal kanul 1 lt, RR
2016, : 35x/menit
08.45
WIB

2. Kamis, Mengajarkan DS : ibu pasien mengatakan anaknya


13 orang tua pasien menuruti perintah
oktober mengenai DO : anak tampak tidak mudah lelah
2016, mengelolaan
17.00 kegiatan bermain
WIB pasien

29
Jum’at , membantu orang DS : ibu pasien mengatakan nafsu makan
14 tua pasien untuk anaknya bertambah
oktober memprioritaskan DO : anak menghabiskan setengah porsi
2016, kegitan makanan yang disediakan dari rumah sakit
08.00 pemenuhan
WIB nutrisi pasien
memberikan

3. Jumat, Ajarkan orang DS : Ibu pasien mengatakan siap memantau


14 tua mengenai perkembangan anaknya
oktober tingkat DO : Ibu pasien mulai memperhatikan
2016, perkembangan perilaku tumbuh kembang anaknya
11.00 normal dari anak
WIB dari perilaku
yang
berhubungan

Jumat, Ajarkan anak DS : Ibu pasien mengatakan siap mengajari


14 untuk menulis anaknya
oktober namanya DO : Ibu pasien memberikan bolpoin dan
2016, buku kepada anaknya
14.00
WIB

4. Sabtu, Pastikan DS : Ibu pasien mengatakan siap menyajikan


15 makanan makanan yang semenarik mungkin untuk
oktober disajikan dengan anaknya
2016, cara yang DO : Ibu pasien mengatakan anaknya
08.00 menarik dan tertarik dengan makanan yang diberikan
WIB pada suhu yang oleh ibunya
paling cocok
untuk konsumsi

30
secara optimal

Sabtu, Identifikasi DS : Ibu pasien mengatakan siap memantau


15 adanya alergi jika ada alergi makanan pada anaknya
oktober atau intoleransi DO : Ibu pasien tidak menemukan alergi
2016, makanan yang makanan pada anaknya
10.00 dimiliki pasien
WIB

5. Minggu, ceramah penkes DS : keluarga pasien mengatakan lebih


16 tentang TOF paham tentang penyakit TOF yang diderita
oktober kepada keluarga anaknya
2016, DO : keluarga pasien dapat menjawab 3
08.00 pertanyaan dari 5 pertanyaan yang diberikan
WIB

31
D. EVALUASI
TTD &
No Hari, Tanggal,
Evaluasi Nama
dx Jam
Perawat
1. Kamis, 13 S : Ibu pasien mengatakan anaknya lebih nyaman
oktober 2016, dan tidak sesak
13.00 WIB O : RR : 35x/menit, tidak tampak nafas dangkal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

2. Jum’at, 14 S : Ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya


oktober 2016, bertambah
13.00 WIB O : BB : 11 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3. Jum’at, 14 S : Ibu pasien mengatakan sudah mengajari anaknya
oktober 2016, untuk menulis namanya
14.00 WIB O : Anaknya ikut berantusias untuk menulis
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
4. Sabtu, 15 oktober S : Ibu pasien mengatakan sudah membuat makanan
2016, 14.00 WIB semenarik mungkin
O : Anak memakan sampai habis
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
5 Minggu, 16 S : Keluarga mengatakan lebih paham tentang
oktober 2016, penyakit TOF yang diderita anaknya
14.00 WIB O : Keluarga pasien dapat menjawab 3 pertanyaan
dari 5 pertanyaan yang diberikan
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

32
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tetralogi of fallot (TOF) adalah Penyakit jantung bawaan yang terdiri
dari ventricular septal defect (VSD) tipe perimembranus subaortik,
overrideing aorta, pulmonal stenosis ( PS ) infundibular dengan atau tanpa
PS valvular serta hipertrofi ventrikal kanan. Dengan disertai keluhan seperti
Sianosis ,Spel hipoksia ( Ps berat ),Squatting pada anak yang lebih besar. Bila
tidak di lakukan operasi , akan timbul penyakit lain antara lain Hipoksia
organ-organ tubuh yang kronis,Polisitemia ,Emboli sistemik ,Abses otak.

4.2 Saran
1. Untuk ibu dalam masa kehamilan sebiknya tidak mengkonsumsi obat-
obatan tanpa resep dari dokter.
2. Sebaiknya kita harus selektif dalam memilih makanan.
3. Dalam masa kehamilan sebaiknya ibu hamil lebih memperhatikan
kesehatan.
4. Ibu hamil harus rutin memeriksakan kehamilan untuk memantau
perkembangan janin.

DAFTAR PUSTAKA

33
Fyler, DC.Tetralogi Fallot.In: Fyler Dc,editor.Kardiologi Anank
Nadas.Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1996.p.537-45
Tempe Dk.Anesthesia for the management of congentinal heart defect.In: Tempe
Dk, editor : Clinical Practice of Cardiac Anesthesia.Delhi:modern
Publisher,2004.p.166-77

34

Anda mungkin juga menyukai