Disusun Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.,wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.,Tuhan Semesta alam
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Tetralogi Of Fallot Pada Anak” tepat pada waktunya.
Serta tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan nabi
besar kami Muhammad SAW, semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari
kelak amin. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kami
yaitu “Keperawatan Anak II” kami berharap semoga apa yang kami tulis ini
bermanfaat untuk pembaca.
Kami selaku penulis dengan kerendahan hati, menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan oleh karena itu apabila ada ketidak sesuaian kalimat
dan terdapat kesalahan kata dalam makalah ini kami meminta maaf yang sebesar-
besarnya, Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Terimakasih.,
Wassalamualaikum wr.,wb.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................................. 6
2.2 Etiologi ............................................................................................ 7
2.3 Manifestasi Klinis ............................................................................ 7
2.4 Patofisiologi .................................................................................... 8
2.5 Pathway............................................................................................. 11
2.6 Masalah Yang Lazim Muncul........................................................... 12
2.7 Asuhan Keperawatan......................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan ini lebih sering muncul pada laki – laki daripada perempuan.
Dan secara khusus katup aorta bicuspid bisa menjadi tebal sesuai usia,
sehingga stenosis bisa timbul. Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan
dengan operasi sejak dini. Sehingga deteksi dini penyakit ini pada anak –
anak sangat penting dilakukan sebelum komplikasi yang lebih parah terjadi.
Jika dibiarkan kelainan jantung bawaan pada anak ini akan menimbulkan
beberapa komplikasi antara lain adalah sebagai berikut, yaitu : thrombosis
serebris, abses otak, endokarditis bakterialis; gagal jantung kongestif; dan
hipoksia.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
6
2.2 ETIOLOGI
2. Serangan hipersianotik
Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan
Sianosis akut
7
Iritabilitas system saraf pusat yang dapat berkembang sampai lemah
dan pingsan dan akhirnya menimbilkan kejang, strok dan kematian
3. Gagal tumbuh
Pada anak dengan kelainan jantung yang kecil atau ringan tidak akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Tetapi pada PJB
yang tipe biru, resiko untuk terjadi gagal tumbuh jauh lebih tinggi. Ada
tiga sebab yaitu :
Asupan kalori yang tidak adekuat
Gangguan pencernaan makanan (melabsorpsi)
Pengaruh hormone pertumbuhan
2.4 PATOFISIOLOGI
Proses pembentukan jaringan pada janin mulai terjadi pada hari ke -18
usia kehamilan. Pada minggu ke -3 jantung hanya berbentuk tabung yabg di
sebut fase tubing. Mulai akhirminggu ke -3 sampai minggu ke -4 usi
kehamilan, terjadi fase looping dan septasi, yaitu fase dimana terjadi proses
pembentukan dan penyekatan ruang – ruang jantung serta pemisahan antara
aorta dan arteri pulmonalis. Pada minggu ke -5 sampai ke -8 pembagian dan
penyekatan ating sempurna. Akan tetapi, proses pembentukan dan
perkembangan jantung dapat terganggu jika selama masa kehamilan terjadi
faktor – faktor resiko. Kesalahan dalam pembagian trunkus dapat berakibat
letak aorta yang abnormal(overriding), timbulnya penyempitan pada arteri
pulmonalis, serta terdapatnya defek septum ventrikel. Dengan demikian, bayi
akan lahir dengan kelainan jantung dengan empat kelainan, yaitu defek
septum ventrikel yang besar, stenosis pulmonal infundibular atau valvular,
dekstro pangkat aorta dan hipertrofi ventrikel kanan. Derajat hipertrofi
ventrikel kanan yang timbul bergantung pada derajat stenosis pulmonal. Pada
50% kasus stenosis pulmonal hanya infundibuler.
8
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari
ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang
septum ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, akan
tetapi apabila tekanan dari ventrikel kanan lebih tinggi dari ventrikel kiri
maka darah akan mengalir dari ventrikel kanan ke ventrikel kiri (right to
left shunt).
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke
dalam aorta yg bertekanan tinggi serta harus melawan tekanan tinggi
akibat stenosis pulmonal maka lama kelamaan otot-ototnya akan
mengalami pembesaran (hipertrofi ventrikel kanan).
9
Selanjutnya, akibat beban pemompaan Ventrikel kanan bertambah
untuk melawan stenosis pulmonal, menyebabkan ventrikel kanan membesar
dan menebal (hipertrofi ventrikel kanan). Pada keadaan tertentu (dehidrasi,
spasme infundibulum berat, menangis lama, peningkatan suhu tubuh atau
mengedan), pasien dengan TOF mengalami hipoksia spell yang ditandai
dengan : sianosis (pasien menjadi biru), mengalami kesulitan bernapas,
pasien menjadi sangat lelah dan pucat, kadang pasien menjadi kejang bahkan
pingsan. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi yang harus ditangani
segera, misalnya dengan salah satu cara memulihkan serangan spell yaitu
memberikan posisi lutut ke dada (knee chest position)Defek septum atingsr
rata-rata besar. Pada pasien dengan tetralogy of fallot, diameter aortanya
lebih besdar dan norma, sedang ateri pulomernya lebih kecil dan normal.
Gagal jantung kongestif jarang terjadi karena tekanan di dalam ventrikel kiri
dan kanan sama besar akibat defek septum tersebut. Masalah utama dari
gangguan ini adalah hipoksia. Derajad sianosis berhubungan dengan
beratnya obtruksi ating terhadap aliran darah dari ventrikel kanan ke dalam
arteri pulmoner selain dengan status fisiologik anak tersebut.
10
2.5 PATHWAY
- Kehamilan (+) rubella Terpapar factor endogen dan eksogen Anak dengan down
- Gizi buruk saat kehamilan selama kehamilan trimester I-II syndrome
- Ibu alkoholik
Obstruksi paru
11
2.6 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
1. Pengkajian
a. Riwayat kehamilan ibu
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (ating endogen
dan eksogen yang mempengaruhi).
b. Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan
karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai
akibat dari kondisi penyakit.
d. Pemeriksaan fisik
a) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi
tampak biru setelah tumbuh.
b) Clubbing finger (jari tabuh) tampak setelah usia 6 bulan.
c) Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal
hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat
dan dalam ,lemas, kejang, sinkop (kehilangan kesadaran) bahkan
sampai koma dan kematian.
d) Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan,
setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam
beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
e) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat
obstruksi.
12
f) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal atings.
g) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar
tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
h) Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik.
2. Diagnosa keperawatan
a. Gannguan pola nafas b.d penurunan aliran darah ke pulmonal
b. Keletihan / intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplay dan
kebutuhan oksigen dalam darah
c. Resiko keterlambatan perkembangan b.d kelainan congenital :
serangan hipersianotik
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Dan
Intervensi
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan pola NOC : NIC :
nafas b.d - Respiratory status Airway management
penurunan aliran - Gas exchange
darah ke pulmonal 1. Identifikasi pasien
Tujuan : perlunya
Setelah dilakukan pemasangan alat
asuhan keperawatan jalan nafas buatan
selama 3x24 jam 2. Lakukan
gangguan pola nafas fisioterapi dada
dapat diatasi. jika perlu
3. Keluarkan ating
Kriteria hasil : dengan batuk atau
- Mendemonstrasikan suction
peningkatan ventilasi 4. Auskultasi suara
dan oksigenasi yang nafas, catat adanya
adekuat suara tambahan
5. Monitor respirasi
dan status O2
- Memelihara
kebersihan paru-
13
parudan bebas dari Respiratory
tnda-tanda distress montoring
pernafasan
- Mendemonstrasikan 1. Monitor rata-rata,
batuk efektif dan kedalaman, irama
suara nafas yang dan usaha respirasi
bersih, tidak ada 2. Auskultasi suara
sianosis dan ating nafas, catat area
(mampu penurunan / tidak
mengeluarkan adanya ventilasi
sputum, mampu dan suara
bernafas dengan tambahan
mudah, tidak ada 3. Auskultasi suara
pursed lips) paru setelah
- Tanda-tanda vital tindakan untuk
dalam rentang normal mengetahui
hasilnya
2. Keletihan / NOC : NIC :
intoleransi - Activity tolerance Activity therapy
aktifitas b.d
ketidakseimbanga Tujuan : 1. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
n suplay dan Setelah dilakukan
aktifitas yang
kebutuhan oksigen asuhan keperawatan mampu dilakukan
dalam darah selama 3x24 jam 2. Bantu untuk
keletihan / intoleransi memilih aktifitas
aktifitas dapat diatasi. konsisten yang
sesuai dengan
Kriteria hasil : kemampuan fisik,
psikologi dan
- Berpartisipasi dalam
sosial
aktivitas fisik tanpa 3. Bantu untuk
disertai peningkatan mengidentifikasi
tekanan darah, nadi aktifitas yang
dan RR disukai
- Tanda-tanda vital 4. Bantu pasien atau
keluarga untuk
normal
mengidentifikasi
- Mampu berpindah : kekurangan dalam
dengan atau tanpa beraktifitas
bantuan alat
- Status 5. Bantu untuk
kardiopulmonari mengembangkan
motivasi diri dan
adekuat
penguatan
- Status respirasi : 6. Monitor respon
14
pertukaran gas dan fisik, emosi,
ventilasi adekuat sosial, dan
spiritual
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
a. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat lebih paham mengenai TOF pada
anak. Sehingga perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam keperawatan.
b. Bagi Mahasiswa/i
Diharapkan kepada mahasiswa/i agar ati lebih memahami TOF
pada anak. Sehingga mahasiswa/i dapat menambah pengetahuan
mengenai keperawatan.
c. Bagi Dosen
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun
bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah di masa
yang akan ating.
16
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, S.M., & Sitorus, E. (2020). Modul Bahan Ajar Keperawtaan Anak.
Jakarta : Universitas Kristen Indonesia.
Sudarmin, P., Jumriani, J., & Juliarti, J. (2018). Tetralogi Of Fallot. Palopo :
Sekolah Tinggi Kesehatan Jaya Persada.
.
17