Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN ANAK II

“TETRALOGI OF FALLOT (TOF) PADA ANAK”

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Adinda Wulan Adha (19320001)


2. Al Khairul Rizwan (19320003)
3. Dewa Ayu Neli Elvania (19320009)
4. Eka Sri Surani (19320011)
5. Elpi Ulandari (19320012)
6. Mega Dewi Anggraini (19320019)
7. Restiana Cahyani (19320028)
8. Ria Mualifah (19320029)
9. Suci Nur Indah Sari (19320033)
10. Wiwin Mardiani (19320036)

Dosen Pengampu : Setiawati,M.Kep.,Sp.,Kep.A.

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.,wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.,Tuhan Semesta alam
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Tetralogi Of Fallot Pada Anak” tepat pada waktunya.
Serta tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan nabi
besar kami Muhammad SAW, semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari
kelak amin. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kami
yaitu “Keperawatan Anak II” kami berharap semoga apa yang kami tulis ini
bermanfaat untuk pembaca.
Kami selaku penulis dengan kerendahan hati, menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan oleh karena itu apabila ada ketidak sesuaian kalimat
dan terdapat kesalahan kata dalam makalah ini kami meminta maaf yang sebesar-
besarnya, Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Terimakasih.,
Wassalamualaikum wr.,wb.

Bandar Lampung, 25 September 2021

Penulis,

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................................. 6
2.2 Etiologi ............................................................................................ 7
2.3 Manifestasi Klinis ............................................................................ 7
2.4 Patofisiologi .................................................................................... 8
2.5 Pathway............................................................................................. 11
2.6 Masalah Yang Lazim Muncul........................................................... 12
2.7 Asuhan Keperawatan......................................................................... 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................... 16
3.2 Saran................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tetralagi fallot merupakan penyebab paling sering dari „bayi biru‟


dimana sebahagian besar darah gagal mengalir melalui paru-paru dank daerah
itu, darah terutama masih darah vena yang tidak teroksigenasi. Terjadi
malformasi yang terdiri dari stenosis katup pulmonal (umumnya
stenosissubfundibular), defek septum ventrikel, deviasi katup aorta ke kanan
sehingga kedua ventrikel bermuara ke aorta (overriding aorta), dan hipertrofi
ventrikel kanan.

Tetralogi of fallot (kelainan jantung bawaan) adalah penyakit jantung


kongentinal yang merupakan suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada
sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala sianosis
karena terdapat kelainan VSD (Defek Septum Ventrikel), stenosis pulmonal
(penyempitan pada pulmonalis), hipertrofi ventrikel kanan (penebalan otot
ventrikel kanan), dan overiding aorta (katup aorta membesar).

Di Amerika Serikat, 10% kasus penyakit jantung kongenital adalah


Tetralogy Of Fallot (TOF), sedikit lebih banyak laki-laki dibandingkan
perempuan. Seiring dengan meningkatnya angka kelahiran di Indonesia,
jumlah bayi yang lahir dengan penyakit jantung juga meningkat. Dua per tiga
kasus penyakit jantung bawaan di Indonesia memperlihatkan gejala pada
masa neonatus. Sebanyak 25-30% penderita penyakit jantung bawaan yang
memperlihatkan gejala pada masa neonates meninggal pada bulan pertama
usianya jika tanpa penanganan yang baik. Sekitar 25% pasien TOF yang tidak
diterapi akan meninggal dalam 1 tahun pertama kehidupan, 40% meninggal
sampai usia 4 tahun, 70% meninggal sampai usia 10 tahun, dan 95%
meninggal sampai usia 40 tahun.

Kelainan ini lebih sering muncul pada laki – laki daripada perempuan.
Dan secara khusus katup aorta bicuspid bisa menjadi tebal sesuai usia,
sehingga stenosis bisa timbul. Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan
dengan operasi sejak dini. Sehingga deteksi dini penyakit ini pada anak –
anak sangat penting dilakukan sebelum komplikasi yang lebih parah terjadi.
Jika dibiarkan kelainan jantung bawaan pada anak ini akan menimbulkan
beberapa komplikasi antara lain adalah sebagai berikut, yaitu : thrombosis
serebris, abses otak, endokarditis bakterialis; gagal jantung kongestif; dan
hipoksia.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas. Masalah-masalah yang


dapat muncul dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan tetralogi of fallot ?
2. Apakah etiologi dari tetralogi of fallot ?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari tetralogi of fallot ?
4. Bagaimana patofisiologi dari tetralogi of fallot ?
5. Bagaimana pathway dari tetralogi of fallot ?
6. Apakah masalah yang lazim muncul dari tetralogi of fallot ?
7. Bagaimanakah asuhan keperawatan (intervensi) pada tetralogi of fallot ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisannya yaitu sebagai berikut :


1. Agar mahasiswa/i mengetahui definisi dari tetralogi of fallot
2. Agar mahasiswa/i mengetahui etiologi dari tetralogi of fallot
3. Agar mahasiswa/i mengetahui manifestasi klinis dari tetralogi of fallot
4. Agar mahasiswa/i mengetahui patofisiologi dari tetralogi of fallot
5. Agar mahasiswa/i mengetahui pathway dari tetralogi of fallot
6. Agar mahasiswa/i mengetahui masalah yang lazim muncul dari tetralogi
of fallot
7. Agar mahasiswa/i mengetahui asuhan keperawatan (intervensi) dari
tetralogi of fallot

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Tetralogi of Fallot ( TOF ) adalah defek jantung sianotik congenital


yang terdiri dari 4 defek structural, yaitu: VSD besar, stenosis atau atresia
paru. Overriding aorta dan ypertrofi ventrikel kanan. Tetralogi of Fallot
adalah malformasi jantung kongenital sianotik dengan komponen stenosis
pulmonal, defek septum ventrikel, dekstroposisi aorta yang menyebabkan
pangkal aorta melewati septum ventrikel/ over-riding aorta, serta hipertrofi
ventrikel kanan. Penyakit kompleks tersebut pertama kali dideskripsikan oleh
Fallot pada tahun 1881, walaupun kasus – kasus terebut sebelumnya telah
dipaparkan melalui berbagai laporan kasus. Tetralogi of fallot adalah suatu
penyakit dengan kelainan bawaan yang merupakan kelainan jantung bawaan
sianotik. Penyakit jantung bawaan ialah kelainan” susunan” jantung “
mungkin “ sudah terdapat sejak lahir.

Tetralogi Of Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan sianotik


(warna kulit) yang terdiri dari 4 kelainan khas, yaitu Defek Septum Ventrikel
(VSD), Stenosis Infundibulum ventrikel kanan atau biasa disebut stenosis
pulmonal, hipertrofi ventrikel kanan, dan Overriding aorta, Ibrahim E, dkk
(2008). Sebagai konsekuensinya didapatkan adanya empat kelainan anatomi
sebagai berikut :
a. Defek septum ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
rongga ventrikel.
b. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang
keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga
menebal dan menimbulkan penyempitan.
c. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari
ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian
aorta keluar dari bilik kanan.
d. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena
peningkatan tekanan di ventrikel akibat dari stenosis pulmonal.

Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya


penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis
pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.

6
2.2 ETIOLOGI

Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak


diketahui secara pasti, diduga karena adanya ating endogen dan eksogen.
Faktor – faktor tersebut antara lain adalah :
1) Faktor endogen yaitu berbagai jenis penyakit genetik (kelainan
kromosom); anak yang lahir sebelumnya menderita penyakt jantung
bawaan; adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes militus,
hipertensi, penyakit jantung dan kelainan bawaan,
2) Faktor eksogen yaitu riwayat kehamilan ibu : sebelum ikut program KB
oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide
dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu); ibu menderita
penyakit infeksi (rubella); pajanan terhadap sinar-X.

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut


jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih
dari 90% kasus penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan
terhadap ating penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan,
oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin
sudah selesai.

2.3 MANIFESTASI KLINIS

Adapun manifestasi klinis dari penyakit tetralogy of fallot yaitu :


1. Sianosis (sianosis terutama pada bibir dan kuku)
Sianosis muncul setelah berusia beberapa bulan, jarang tampak pada saat
lahir, bertambah berat secara progresi. Serangan sianotik atau “ blue
speels( Tet apeels)” yang di tandai oleh dyspnea; pernafasan yang dalam
dan menarik dan nafas panjang, bradikardia keluhan ingin pingsan,
serangan kejang, dan kehilangan kesadaran, yang semua ini dapat terjadi
setelah pasien melakukan latihan, menangis, mengejan, mengalami
infeksi, atau damam (keadaan ini dapat terjadi karena penurunan oksigen
pada otak akibat peningkatan pemintasan atau shunting aliran darah dari
kanan ke kiri yang mungkin disebabkan oleh spasme jalur keluar
ventrikel kanan, peningkatan aliran balik sestemik atau penurunan
resistensi arterial sistemik).

2. Serangan hipersianotik
 Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan
 Sianosis akut

7
 Iritabilitas system saraf pusat yang dapat berkembang sampai lemah
dan pingsan dan akhirnya menimbilkan kejang, strok dan kematian
3. Gagal tumbuh
Pada anak dengan kelainan jantung yang kecil atau ringan tidak akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Tetapi pada PJB
yang tipe biru, resiko untuk terjadi gagal tumbuh jauh lebih tinggi. Ada
tiga sebab yaitu :
 Asupan kalori yang tidak adekuat
 Gangguan pencernaan makanan (melabsorpsi)
 Pengaruh hormone pertumbuhan

Serangan sianosis dan hipoksia atau yang di sebut “blue spell”


terjadi ketika kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode
biasanya terjadi bila anak melakukan aktifitas (misalnya menangis,
setelah makan atau mengedan).

2.4 PATOFISIOLOGI

Proses pembentukan jaringan pada janin mulai terjadi pada hari ke -18
usia kehamilan. Pada minggu ke -3 jantung hanya berbentuk tabung yabg di
sebut fase tubing. Mulai akhirminggu ke -3 sampai minggu ke -4 usi
kehamilan, terjadi fase looping dan septasi, yaitu fase dimana terjadi proses
pembentukan dan penyekatan ruang – ruang jantung serta pemisahan antara
aorta dan arteri pulmonalis. Pada minggu ke -5 sampai ke -8 pembagian dan
penyekatan ating sempurna. Akan tetapi, proses pembentukan dan
perkembangan jantung dapat terganggu jika selama masa kehamilan terjadi
faktor – faktor resiko. Kesalahan dalam pembagian trunkus dapat berakibat
letak aorta yang abnormal(overriding), timbulnya penyempitan pada arteri
pulmonalis, serta terdapatnya defek septum ventrikel. Dengan demikian, bayi
akan lahir dengan kelainan jantung dengan empat kelainan, yaitu defek
septum ventrikel yang besar, stenosis pulmonal infundibular atau valvular,
dekstro pangkat aorta dan hipertrofi ventrikel kanan. Derajat hipertrofi
ventrikel kanan yang timbul bergantung pada derajat stenosis pulmonal. Pada
50% kasus stenosis pulmonal hanya infundibuler.

Karena pada TOF terdapat empat macam kelainan jantung yang


bersamaan, maka :
1. Darah dari aorta sebagian berasal dari ventrikel kanan melalui lubang
pada septum interventrikuler dan sebagian lagi berasal dari ventrikel kiri,
sehingga terjadi percampuran darah yang sudah teroksigenasi dan belum
teroksigenasi.

8
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari
ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang
septum ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, akan
tetapi apabila tekanan dari ventrikel kanan lebih tinggi dari ventrikel kiri
maka darah akan mengalir dari ventrikel kanan ke ventrikel kiri (right to
left shunt).
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar darah ke
dalam aorta yg bertekanan tinggi serta harus melawan tekanan tinggi
akibat stenosis pulmonal maka lama kelamaan otot-ototnya akan
mengalami pembesaran (hipertrofi ventrikel kanan).

Pengembalian darah dari vena sistemik ke atrium kanan dan ventrikel


kanan berlangsung normal. Ketika ventrikel kanan menguncup, dan
menghadapi stenosis pulmonalis, maka darah akan dipintaskan melewati
defek septum ventrikel tersebut ke dalam aorta. Akibatnya darah yang
dialirkan ke seluruh tubuh tidak teroksigenasi, hal inilah yang menyebabkan
terjadinya sianosis.
Tetralogi fallot di klasifikasikan sebagai kelainan jantung sianotik
oleh karena pada Tetralogy of falot oksigenasi darah yang tidak adekuat di
pompa ke tubuh. Pada saat lahir, bayi tidak menunjukkan tanda sianosis,
tetapi kemudian dapat berkembang menjadi episode menakutkan, tiba-tiba
kulit membiru setelah menangis atau setelah pemberian makan. Defek
septum ventrikel ini menuju ventrikel kiri. Pada Tetralogi fallot jumlah darah
yang menuju paru kurang oleh karena obstruksi akibat stenosis pulmonal dan
ukuran arteri pulmonalis lebih kecil. Hal ini menyebabkan pengurangan
aliran darah yang melewati katup pulmonal.
Darah yang kekurangan O2 sebagian mengalir ke ventrikel kiri,
diteruskan ke aorta kemudian ke seluruh tubuh. Shunting darah miskin O2
dari Ventrikel Kanan ke tubuh menyebabkan penurunan saturasi O2 arterial
sehingga bayi tampak sianosis atau biru. Sianosis terjadi oleh karena darah
miskin O2 tampak lebih gelap dan berwarna biru sehingga menyebabkan
bibir dan kulit tampak biru. Apabila penurunan mendadak jumlah darah yang
menuju paru pada beberapa bayi dan anak mengalami cyanotic spells atau
disebut juga paroxysmal hypolemic spell, atings dyspnoe, bayi atau anak
menjadi sangat biru, bernapas dengan cepat dan kemungkinan ati meninggal.

9
Selanjutnya, akibat beban pemompaan Ventrikel kanan bertambah
untuk melawan stenosis pulmonal, menyebabkan ventrikel kanan membesar
dan menebal (hipertrofi ventrikel kanan). Pada keadaan tertentu (dehidrasi,
spasme infundibulum berat, menangis lama, peningkatan suhu tubuh atau
mengedan), pasien dengan TOF mengalami hipoksia spell yang ditandai
dengan : sianosis (pasien menjadi biru), mengalami kesulitan bernapas,
pasien menjadi sangat lelah dan pucat, kadang pasien menjadi kejang bahkan
pingsan. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi yang harus ditangani
segera, misalnya dengan salah satu cara memulihkan serangan spell yaitu
memberikan posisi lutut ke dada (knee chest position)Defek septum atingsr
rata-rata besar. Pada pasien dengan tetralogy of fallot, diameter aortanya
lebih besdar dan norma, sedang ateri pulomernya lebih kecil dan normal.
Gagal jantung kongestif jarang terjadi karena tekanan di dalam ventrikel kiri
dan kanan sama besar akibat defek septum tersebut. Masalah utama dari
gangguan ini adalah hipoksia. Derajad sianosis berhubungan dengan
beratnya obtruksi ating terhadap aliran darah dari ventrikel kanan ke dalam
arteri pulmoner selain dengan status fisiologik anak tersebut.

10
2.5 PATHWAY

- Kehamilan (+) rubella Terpapar factor endogen dan eksogen Anak dengan down
- Gizi buruk saat kehamilan selama kehamilan trimester I-II syndrome
- Ibu alkoholik

Kelainan jantung konginetal TOF

Stenosis pulmonal Defek sputum ventrikel

Penurunan tekanan sistolik puncak


ventrikel kanan dan kiri

Obstruksi paru

Penurunan aliran darah paru

Oksigen dalam darah


menurun

Pengurangan aliran darah yang Sianosis


melewati katup pulmonal darah (blue spells)

serak Hipoksemia Serangan


hipersianotik

Kelelahan tubuh Gangguan pola


nafas
Resiko
keterlambatan
Bayi/anak cepat lelah jika Keletihan / perkembangan
mentek, berjalan, beraktifitas intoleransi
aktifitas

11
2.6 MASALAH YANG LAZIM MUNCUL

a. Gannguan pola nafas berhubungan dengan penurunan aloran darah ke


pulmonal
b. Keletihan / intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplay dan kebutuhan oksigen dalam darah
c. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan kelainan
congenital : serangan hipersianotik

2.7 ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Riwayat kehamilan ibu
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (ating endogen
dan eksogen yang mempengaruhi).

b. Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan
karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai
akibat dari kondisi penyakit.

c. Riwayat psikososial / perkembangan


a) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
b) Mekanisme koping anak / keluarga
c) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

d. Pemeriksaan fisik
a) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi
tampak biru setelah tumbuh.
b) Clubbing finger (jari tabuh) tampak setelah usia 6 bulan.
c) Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal
hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat
dan dalam ,lemas, kejang, sinkop (kehilangan kesadaran) bahkan
sampai koma dan kematian.
d) Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan,
setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam
beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
e) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat
obstruksi.

12
f) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal atings.
g) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar
tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
h) Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik.

e. Pengetahuan anak dan keluarga


a) Pemahaman tentang diagnosis
b) Pengetahuan dan penerimaan terhadap prognosis
c) Regimen pengobatan
d) Rencana perawatan ke depan
e) Kesiapan dan kemauan untuk belajar

2. Diagnosa keperawatan
a. Gannguan pola nafas b.d penurunan aliran darah ke pulmonal
b. Keletihan / intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplay dan
kebutuhan oksigen dalam darah
c. Resiko keterlambatan perkembangan b.d kelainan congenital :
serangan hipersianotik

3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Dan
Intervensi
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan pola NOC : NIC :
nafas b.d - Respiratory status Airway management
penurunan aliran - Gas exchange
darah ke pulmonal 1. Identifikasi pasien
Tujuan : perlunya
Setelah dilakukan pemasangan alat
asuhan keperawatan jalan nafas buatan
selama 3x24 jam 2. Lakukan
gangguan pola nafas fisioterapi dada
dapat diatasi. jika perlu
3. Keluarkan ating
Kriteria hasil : dengan batuk atau
- Mendemonstrasikan suction
peningkatan ventilasi 4. Auskultasi suara
dan oksigenasi yang nafas, catat adanya
adekuat suara tambahan
5. Monitor respirasi
dan status O2
- Memelihara
kebersihan paru-

13
parudan bebas dari Respiratory
tnda-tanda distress montoring
pernafasan
- Mendemonstrasikan 1. Monitor rata-rata,
batuk efektif dan kedalaman, irama
suara nafas yang dan usaha respirasi
bersih, tidak ada 2. Auskultasi suara
sianosis dan ating nafas, catat area
(mampu penurunan / tidak
mengeluarkan adanya ventilasi
sputum, mampu dan suara
bernafas dengan tambahan
mudah, tidak ada 3. Auskultasi suara
pursed lips) paru setelah
- Tanda-tanda vital tindakan untuk
dalam rentang normal mengetahui
hasilnya
2. Keletihan / NOC : NIC :
intoleransi - Activity tolerance Activity therapy
aktifitas b.d
ketidakseimbanga Tujuan : 1. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
n suplay dan Setelah dilakukan
aktifitas yang
kebutuhan oksigen asuhan keperawatan mampu dilakukan
dalam darah selama 3x24 jam 2. Bantu untuk
keletihan / intoleransi memilih aktifitas
aktifitas dapat diatasi. konsisten yang
sesuai dengan
Kriteria hasil : kemampuan fisik,
psikologi dan
- Berpartisipasi dalam
sosial
aktivitas fisik tanpa 3. Bantu untuk
disertai peningkatan mengidentifikasi
tekanan darah, nadi aktifitas yang
dan RR disukai
- Tanda-tanda vital 4. Bantu pasien atau
keluarga untuk
normal
mengidentifikasi
- Mampu berpindah : kekurangan dalam
dengan atau tanpa beraktifitas
bantuan alat
- Status 5. Bantu untuk
kardiopulmonari mengembangkan
motivasi diri dan
adekuat
penguatan
- Status respirasi : 6. Monitor respon

14
pertukaran gas dan fisik, emosi,
ventilasi adekuat sosial, dan
spiritual

3. Resiko NOC : NIC :


keterlambatan Tujuan : 1. Identifikasi
perkembangan b.d Setelah dilakukan pencapaian tugas
kelainan asuhan keperawatan perkembangan
congenital selama 3x24 jam resiko anak.
keterlambatan 2. Motivasi anak
perkembangan dapat berinteraksi
diatasi. dengan anak lain.
3. Anjurkan orang
Kriteria hasil : tua berinteraksi
- Meningkatkan dengan anaknya.
kemampuan 4. Rujuk untuk
melakukan perawatan konseling ,jika
diri. diperlukan.
- Memperbaiki pola
tidur.
- Meningkatkan konta
mata

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, disimpulkan bahwa Tetralogi Of Fallot


(TOF) adalah kelainan jantung bawaan dengan gangguan sianosis yang
ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum
ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel
kanan. Penyakit TOF juga sangat mempengaruhi terhadap tumbuh
kembang anak,sehingga akan didapatkan body emage yang tidak normal
pada anak.

3.2 SARAN

a. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat lebih paham mengenai TOF pada
anak. Sehingga perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam keperawatan.

b. Bagi Mahasiswa/i
Diharapkan kepada mahasiswa/i agar ati lebih memahami TOF
pada anak. Sehingga mahasiswa/i dapat menambah pengetahuan
mengenai keperawatan.

c. Bagi Dosen
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun
bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah di masa
yang akan ating.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, P. (2019). Tetralogi Of Fallot (TOF). Sumatera Utara : Universitas


Sumatera utara.

Damanik, S.M., & Sitorus, E. (2020). Modul Bahan Ajar Keperawtaan Anak.
Jakarta : Universitas Kristen Indonesia.

Hariyono, H. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Cardiovaskuler


Untuk Profesi Ners. Jombang. Icme Press.

Putri, D. A. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Anak S Yang Mengalami


Tetralogy Of Fallot Di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Karya. Samarinda : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Samarinda

Sudarmin, P., Jumriani, J., & Juliarti, J. (2018). Tetralogi Of Fallot. Palopo :
Sekolah Tinggi Kesehatan Jaya Persada.
.

17

Anda mungkin juga menyukai