Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Asuhan Keperawatan Tetralogi Of Fallot (TOF)

Oleh kelompok 3
anggota

1. Yulian meli elle


Nim : P2012034
2. Worma jelota koupun
Nim : P2012032
3. Romi solissa
Nim : P2012

Yayasan Bangun Prima Persada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Pasapua Ambon
2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tetralogi Of Fallot” Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Tetralogi Of Fallot. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha
kita. Aamiin.

Ambon,5 november 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................i

Daftar isi.............................................................................................................................ii

BAB I. Pendahuluan................................................................................................................1

A. Latar Belkang........................................................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................................................2

C. Rumusan Masalah............................................................................................................2

BAB II. Pembahasan...........................................................................................................3

A. Defenisi...........................................................................................................................4

B. Etiologi.............................................................................................................................5

C. Patofisiologi......................................................................................................................5

D. Manifestasi Klinis............................................................................................................6

ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A latar Belakang
Tetralogi Of Faloot (TOF) adalah suatu pentakit dengan kelainan bawaan yang
merupakan kelaitan jantung bawaan sianotik yang paling banyak dijumpai, dimana
tetralogi faloot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah
defek septum ventrikel, defek septum atrium dan duktus arterious persisten, atau lebih
kurang 10-15% dari seluruh penyakit bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik
tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Kelainan ini lebih sering muncul pada laki-laki dari
pada perempuan, dan secara khusus katup aorta bikuspid bisa menjadi tebal sesuai usia,
sehinggaa stenosis bisa timbul. Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan dengan
operasi sejak dini, sehingga deteksi dini penyakit ini pada anak-anak sangat penting
dilakukan sebelum komplikasi yang lebih para terjadi. Tetraogi falot merupakan penyakit
jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral
akibat adanya pirau kanan kekiri. dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan
yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai soerang perawat
dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan
keperwatan yang tepat .
Tetralogi of fallot adalah penyakit kongentinal yang merupakan suatu bentuk
penyakit kardiovaskuler yang ada sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan
dengan gejala sianosis karena terdapat kelainan VSD, stenosis pulmonal,
hipertrofiventrikel kanan, dan ovederding aorta (Nursalam dkk,20005), defek septum
ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel 95% dari
sebagian besar bayi dengan kelainan jantung tetralogi of fallot tidak diketahui, namun
berbagai faktor juga turut berperam sebagai penyebabnya seperti pengobatan ibu ketika
sedang hamil, faktor juga turut berperan sebagai penybabnya seperti pengobatan ibu
ketika sedang hamill, faktor lingkungan seletah lahir,infeksi pada ibu, faktor genetika
dan kelainan kromosom.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi
Tetralogi of fallot (TOF) adalah penyakit jantung kongenital dengan kelainan struktur
jantung yang muncul pada saat lahir dan terjadi perubahan aliran darah dijantung.
Tetralogi Of fallot (TOF) melibatkan empat kelainan jantung, yaitu:
1. Stenosis Pulmonal
hal ini diakibatkan oleh penyempitan dari katup pulmonal, dimana darah
mengalir dari ventrikel kanan kearteri pulmonalis. secara fisiologis, darah yang
sedikit oksigen dari ventrikel kanan mengalir kekatup pulmonal, masuk kedalam
arteri pulmonalis, dan kelur paru-paru untuk mengambil oksigen. Pada stenosis
pulmonal, jantung harus bekerja lebih keras dari bisanya untuk memompa darah
dan tidak cukup darah untuk mencapai paru paru.
2. Ventrikel Septa Defect (VCD)
jantung memiliki dinding yang memisahkan dua bilik pada sisi kiri dan dua bilik
disisi kanan yang disebut septum. septum berfungsi untuk mencegah
bercampurnya darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen. Pada
VSD dijumpai lubang dibagian septum yang memisahkan kedua ventrikel
diruang bawah jantung. Lubang ini memungkinkan darah yang kaya oksgen dari
ventrikel kiri untuk bercampur dengan darah yang kekurangan oksigen dari
ventrikel kanan
3. Overriding Aorta
Ini merupkan kelainan pada aorta yang merupakan arteri utama yang membawa
darah yang kaya akan oksigen keseluruh tubuh. Secara anatomi jantung yang
normal, aorta melekat pada ventrikel kiri. Hal ini memungkinkan hanya darah
yang kaya oksigen mengalir keseluruh tubuh. Pada TOF, aorta berada diantara
ventrikel kiri dan kanan, langsung diatas VSD. Hal ini mengakibatkan darah yang
kekurangan oksigen dari ventrikel kanan mengalir langsung keaorta bukan
kedaam arteri pulmonalis kemudian ke paru-paru.
4. Hipertrofi Ventrikel Kanan (RVH)
kelainan ini terjadi jika ventrikel kanan menebal karena jantung harus memompa
lebih keras dari yang seharusnya agar darah dapat melewati katup pulmonal yang
menyempit. Obstruksi aliran darah arteri pulmonal biasanya pada kedua
infundibulum ventrikel kanan dan katup pulmonal. Obstruksi total dari aliran
ventrikel kanan (atresia polmonal) dengan VSD diklasifikasikan dalam bentuk

ekstrim dari TOF.

Darah dari kedua ventrikel dipompa keseluruh tubuh, termasuk darah yang
kekurangan oksigen. hal ini mengakibatkan bayi dan anak-anak dengan TOF sering
memiliki warna kulit biru yang disebut sianosis karena kurangnya oksigen didalam
darah. Saat lahir kemungkinan bayi tidak terlihat biru tetapi kemudian bisa terjadi
episode mendadak yang disebut spell ditandai dengan kulit kebiruan saat menangis atau
makan.

Hipoxic spell (cyanotic spell/hypercyanotic spell/”tet” spell) pada TOF biasanya


terjadi pada infant dengan insidensi puncaknya pada usia 2-4 bulan. Adapun karakteristik
hypxci spell yaitu ditandai dengan proksimal hiperpnea (respirasi yang cepat dan dalam),
irritabilits dan menangis yang berkepanjangan, sianosis yang meningkat,dan menurunnya
intensitas murmur. Hypoxic spell ini biasanya terjadi pada pai hari setelah menangis,
makan, atau defekai. Hypoxic spell yang berat dapat menyebabkan kejang, kehilangan
kesadaran, cerebrovaskular acciden, bahkan kematian.

B . Etiologi
Pada sebagian kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara
pasti, akan tetapi diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor-faktor
tersebut antara lain
 Faktor endogen
a) berbagai jenis penyakit genetik (kelainan kromosom)
b) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c) adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi dan penyakit jantung bawaan
 Faktor eksogen
a) Riwayat kehamilan ibu, sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,
minum obat-obatan tanpa resep dokter (thalidomide,
dextromphetamine,aminoptrein, amethopterin, dan jamu).
b) selama hamil ibu menderita rubella (campak jerman) atau infeksi virus
lainnya.
c) pajanan terhadap sinar X
d) Gizi yang buruk selama hamil
e) Ibu yang alkohol
f) Usia ibu diatas 40 tahun

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah
menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab
adalah multi faktor. Adapun sebabnya, panjana terhadap faktor penyebab harus ada
sebelum akhir bulan kedua kehamilam, oleh karena pada minggu kedelapan kehamilan,
pembentukan jantung sudah selesai.

C Patofisiologi
Tetralogi fallot diklasifikasikan sebagai kelainan jantung sianotik oleh karena pada
tetralogi fallot oksigen darah yang tidak adekuat dipompa ketubuh. Pada saat lahir, bayi
tidak menunjukan tanda sianosis, tetapi kemudia dapat berkembang seperti kulit
membiru setelah menangis atau setelah pemberian makan. Pada tetralogi fallot jumlah
darah yang menuju paru kurang, oleh karena obstruksi akibat stenosis pulmonal dan
ukura pulmonalis lebih kecil. Hal ini menyebabkan pengurangan aliran darah yang
melewati katup pulmonal. Darah yang kekurangan oksigen pada ventrikel kiri, diteruskan
keaorta kemudian keseluruh tubuh.
Shunting dara yang kekurangan oksigen dari ventrikel kanan ketubuh menyebabkan
penyumbatan saturasi oksigen arterial sehingga bayi tampak sianosis atau biru. Sianosis
terjadi oleh karena darah kekurangan oksigen tampak lebih gelap dan berwarna biru
sehingga mengebabkan bibir dan kulit tampak biru. Apabila penurunan mendadak
jumlah darah menuju paru pada beberapa bayi dan mengalami cynotic spells atau anak
menjadi sangat biru, bernapas degan cepat dan kemudian bisa meninggal.
Selanjutnya akibat beban pemompa ventrikel kanan bertambah untuk melawan
stenosis pulmonal, menyebabkan ventrikel kanan membesar dan menebal (hipertrofi
ventrikel kanan). Sebenarnya secara homodinamik yang memegang peranan adalah VSD
dan stenosis pulmonal, dan yang terpenting adalah stenosis pulmonal. misanya VSD
sedang kombinasi dengan stenosis ringan, tekanan pada ventrikel kanan masi akan lebih
renda dari pada tekanan ventrikel kiri maka shunt akan berjalan dari kiri kekanan. Bila
anak dan jantung semakin besar (karena pertumbuhan), maka defek pada sekat ventrikel
relatif lebih kecil, tapi derajat stenosis lebih berat sehingga arah shunt dapat berubah.
Pada suatu saat dapat terjadi tekanan ventrikel kanan sama dengan tekanan ventrikel kiri,
meskipun defek pada sekat ventrike besar, shunt tidak ada. Tetapi keseimbangan
terganggu, misalnya karena melakukan perkerjaan, isi sekuncup bertambah, tetapi
obstrksi ventrikel kanan tetap, tekanan pada ventrikel kanan lebih tinggi dari pada
tekanan ventrikel kiri maka shunt menjadi dari kakan ke kiri dan terjadi stenosis.Jadi
sebenarnya gejala klinis sangat bergantung pada derajat stenosis, juga pada besarnya
defek sekat. Bila katup sangat sempit (stenosis berat) bayi akan sangat biru sejak lahir,
dan membutuhkan operasi segera. Jika stenosis anak ringan anak dapat tumbuh selama 1-
2 tahun tampa membutuhkan apapun. Sebagian besar bayi berada diantara 2 variasi ini
yang menjadi biru dengan aktifitas ringan seperti makan atau menangis.
D Manifestasi klinis
Anak dengan TOF umumnya akan mengalami keluhan:
1) sesak yang biasanya terjadi ketika anak melakukan aktifitas (misalnya menangis
atau mengedan)
2) berat badan bayi tidak bertambah
3) pertumbuhan berlangsung lambat
4) mudah lelah
5) kuku tangan dan kaki berbentuk bulat dan cembung (clubbing fingers)

Pembuluh darah diseluruh tubuh muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari
kanan kekiri (right to left shunt). Darah yang kekurangan oksigen akan bercampur
dengan darah yang kaya akan oksigen dimana pencampuran darah tersebut dialirkan
keseluruh rubuh, akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menumbulkan
gejala kebiruan. Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan
berjongkok yang justru dapat meningkatkan restensi pembuluh darah sistemik karena
arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan
membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan kedalam paru-paru. Semakin berat
stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien An. A
Dengan Diagosa Tetralogi Of Fallot
a. Pengkajian
 Identitas pasien
Nama : An. A
umur : 18 bulan
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : Belum ada
Pekerjaan : Belum ada
Alamat : Jl. PB. Sudirman, no 21 X
Diagnosa medis : Tetralogi Of Fallot
Tanggal masuk RS : 7 juli 2020
b. Riwayat kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
klien mengalami kesulitan dalam bernapas (sesak napas)
 Riwayat kesehatan masa lalu
ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti
ini.
 Riwayat keluarga
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, yaitu ibu klien menderita hipertensi dan
saat hamil sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter
1. Pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi terhadap kesehatan
Klien sering rewel dan menangis
b) Pola aktivitas kesehatan/latihan
ibu klien mengatakan aktifitas klien berkurang karena klien sering mengalami sesak
napas
c) Pola istirahat/tidur
ibu klien mengatakan klien terbiasa tidur 2-3 jam pada siangb hari dan malam hari
tidur pukul 20.00-06.00. ibu klien mengatakan pasien sering terbangun dimalam hari
karena mengalami kesulitan bernapas
d) Pola nutrisi metabolic
Klien biasanya minum 5-6 gelas/ hari masing masing 100cc, sekarangbhanya 4
gelas/ hari
e) Pola eliminasi
Keluarga mengatakan BAB klien dirumah maupun dirumah sakit satu kali,
sedangkan BAB klien normal dan tidak ada gangguan.
f) Pola kognitif perseptual
Klien cukup mampu berkomunikasi, berespon, dan berorientasi denga baik pada
orang lain
g) Pola konsep diri
 Identitas diri: klien mampu mengetahui siapa dinya, apabila dipanngil naamanya
 Ideal diri : belum bisa dikaji
 Gambar diri : belum bisa dikaji
 Peran diri : belum bisa dikaji
 Harga diri : belum bisa dikaji
h) Pola seksual reproduksi
Klien masi bayi dan belum menikah
i) Pola nilai dan kepercayaan
Klien sudah mengerti aktifitas berdoa dan beribadah namun tidak terlalu aktif
j) Pola peran hubungan
Klien selalu tenang saat berada didekat keluarganya
k) Pola koping
Belum bisa dikaji karena klien masi bayi dan belum mampu berespon terhadap
adanya suatu masala
c. Pengkajian Fisik
 Kesadaran : CM (compos mentis)
 Kebersihan : Cukup bersih
 Pergerakan : Agak terbatas karena terpasang infus pada extriminitas kanan
 Postur : tegak gak lurus
 status gizi : Baik
 Sistem penglihatan : Bentuk mata normal, pergerakan mata normal, pupil dilatasi,
konjungtiva merah muda, sclera putih, visus 6/6
 Sistem pendengaran : Bentuk normal, keadaan bersih, pendengaran normal, serumen
tidak ada, kelainan tidak ada..
 Sistem wicara :Mulut bersih, mukosa bibir pucat, stomatitis , caries tidak ada
 Warna kulit : Sawo matang
 Suara waktu menangis : cukup melengking dan agak keras
 Tonus otot : Normal
 Turgor kulit : Normal
 Kepala : Bentuk normal, UUB tertutup, Ketombe dan rambut rontok tidak ada
 Hidung : Bentuk normal, secret tidak ada, gerakan cuping hudung tidak ada kelinan
tidka ada
 Leher : bentuk normal, kaku kuduk tidak ada, pembesaran kelenjar limfa dileher
positif.
 Persyarafan : Normal
 Alat kelamin : Kebersihan cukup, bentuk normal,kelainan tidak ada
 Gejala cardinal
TD : 100x/mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36ºC
Respirasi : 29x/menit
 Antropometri
BB : 7kg
TB : 65cm
IMT : 11,2

AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi
Mobilitas di tempat tidur
Pindah
Ambulansi
Makan
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dengan menggunakan atal bantu
2 : dengan menggunakan bantuan oran lain
3 : dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : tergantun total, tidak berpartisipasi dalam beraktifitas
d. Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
 DS : Ibu klien mengatakan pasien mengalami kesulitan dalam bernapas
DO : Pasien tampak lemah dan kebiruan (sianosis)
 DS : Ibu klien mengatakan aktifitas klien berkurang, karena klien sering
mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak napas
DO : pasien tampak lemah
e. Diagnosa Keperawatan
 Resiko penurunan cardiak output berhubungan dengan adanya kelainan jantung
dengan ibu klien mengatakan klien kesulitan dalam bernapas
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan ibu klien mengatakan aktifitas klien
berkurang karena sering mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak napas,
ibu klien mengatakan bahwa klien mengalami kesulitan dalam bernapas.
f. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Penurunan Setelah diberi asuhan  monitor TTV  dengan
kardiak keperawatan 1x24 jam  informasikan terdeteksinya
output b/d diharapkan klien dapat dan anjurka TTV, maka akan
kontrakfiltas mentoleransi gejala tentang lebih mudah
jantung, gejala yang pentingnya untuk
perubahan ditimbulkan akibat istirahat yang menentukan
tekanan penurunan curah adekuat tindakan yang
jantung jantung  berikan oksigen lebih lanjut
KH: tambahan  istirahat yang
 bernapas dengan dengan kanula adekuat dapat
normal nasal/masker meminimalkan
 TTV:RR 23- sesuai indikasi kerja dari
25x/menit saturasi  kaji kulit jantung dan
O2 kembali terhadap pucat dapat
normal dan sianosis mempertahankan
 warna kebiruan  kaji perubahan energi yang ada
yang timbul pada pada sensori,  meningkatkan
tubuh dapat contoh alergi kesediaan
berkurang  secara oksigen untuk
kolaborasi kebutuhan
berikan tindakan miocard untuk
fakmakologi melawan efek
barupa hipoksia/iskemia
dijitalis;digoxin  pucat dapat
menunjukan
adanya perfusi
 digitalis
mempengaruhi
reabsorbsi
natrium dan air,
dan digoksin
meningkatkan
kekuatan
kontraksi
miokard dan
memperlambat
frekuansi
jantung dengan
menurunkan
koduksi dan
pempelambat
periode
refraktori pada
hubungan AV
untuk
meningkatkan
efisiensi curah
jantung

2 Intoleransi Setelah diberi asuhan  kaji  menunjukan


aktifitas b/d keperawatan 1x24 perkembangan gangguan pada
kelelahan jam, diharapkan klien tanda-tanda jantung yang
mampu melakukan peningkatan kemudian akan
aktifitas dengan TTV seperti munggunakan
normal adanya sesak energi lebih
KH:  bantu pasien sebagai
 klien dapat dalam aktifitas kompensasi
kembali normal yang tidak dapat sehingga akhirnya
sehingga dapat dilakukannya anak menjadi
melakukan  suport dalam kelelahan
aktifitas nutrisi  teknik
 berkolaborasi penghematan
dengan ahli energi
terapi fisik,  nutrisi akan
okupasi dengan membantu
terapi meningkatkan
rekreasional metabolisme juga
dalam akan
perencanaan meningkatkan
dan pemantauan produksi energi
program
aktifitas.
g. Implementasi Keperawatan

Tanggal Jam Diagnosa Implementasi TTD


8/7/2020 07.00 Penurunan  melakukan pengukuranTTV
kardiak output b/d  menganjurkan pada kelurga
kontrakfiltas pasien untuk istirahat pasien
jantung,  memberikan oksigen tambahan
perubahan dengan nasal kanula dengan
tekanan jantung aliran 3
 mengkaji warna kulit terhadap
pucat dan sianois
 melakukan pengkajian
perubahan sensori
 mengadakan kolaborasi dengan
farmakologi berupa digitalis dan
digoxin
9/7/2020 12.00 Intoleransi  melakukan pengukuran TTV
aktifitas b/d  membantu pasien untuk
kelelahan melakukan aktivitas yang dapat
dilakukannya
 memberikan nutrisi yang cukup
dan seimbang
 melakukan kolaborasi dengan
alhi terapi fisik dengan terapi
rekreasional dalam memantau
program aktifitas
h. Evaluasi

Tanggal Jam Diagnosa Implementasi TTD


9/7/2020 10.00 Penurunan S : klien sudah mampu bernapas
kardiak output dengan baik
b/d kontrakfiltas O: pernapasan 23x/menitsarurasi
jantung, O2 sudah normal, kulit tidak
perubahan sianosis
tekanan jantung A: diadnosa Penurunan kardiak
output jantung teratasi
P: Intervensi dihentikan
10/7/2020 10.00 Intoleransi S: ibu klien mengatakan klien
aktifitas b/d suda bisa melakukan aktivitas
kelelahan O: klien tidak tampak lelah saat
beraktifitas
A: intoleransi aktivitas teratasi
P: intervensi dihentikan
i. Kesimpulan
Dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan jantung bawaan
sianotik (Tetralogi Of Fallot) akan menentukan untuk kelangsungan hidup anak,
mengingat masalah komplit yang dapat terjadi pada anak TOF bahkan dapat
menyebabkan kematian yang diakibatkan karena hipoksia, syok maupun gagal. Oleh
karena itu perawat harus memiiki ketrampilan, kompetensi, dan pengetahuan yang luas
tentang konsep dasar perjalanan penyakit TOF. Sehingga dapat menentukan diagnosa
yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi of fallot, yang akhirnya angka kesakitan
dan kematian dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA

Gloria, M.Bulechek. Dkk. 2013. Nursing Intervention Classifikation (NIC). Kidlington:


Elsevier
Israr,A.Y,(2010). Tetralogi fallot (TOF).
http://www..Files-of-DrsMed.tk
Sue. Moorhead. Dkk.2013. Nursing Outcame Classifikation (NOC). Kidlington: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai