Anda di halaman 1dari 17

Laporan Pendahuluan

Pemberian Injeksi Intra Vena (IV) Omeprazole Pada Pasien GERD

Di RSU Bakti Rahayu Ambon

Di susun oleh

Nama : Yulian Mely Elle

Nim : P2012034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES PASAPUA

AMBON

2022
Lembaran Pengesahan

Judul Laporan : Pemberian Injeksi Intra Vena (IV) Omeprazole Pada Pasien GERD

Disusun oleh : Yulian Mely Elle

Nim : P2012034

Peogran : Strata satu (S1)

Program Studi : Keperawatan

Ambon, 9 Mei 2022

Menyetujui,

CI Institusi CI Lahan

Harianti Fajar, S.Kep,Ns,M.Kes. (..................................)


KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya, pembuatan masi
diberi kesehatan sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. saya
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini di masa yang
akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa, masyarakat, dn pembaca.

Ambon, 9 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Lembaran pengesahan................................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................... .................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

1.1. Latar Belakang............................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.3. Tujuan.............................................................................................................4

BAB II. TINJAUAN TEORI................................................................................................ .5

2.1. Tinjauan Teori Prasat......................................................................................................5

a. Definisi Injeksi....................................................................................................5
b. Definisi Omeprazzole..............................................................................................5
c. Landasan teori.................................................................................. ........................5
d. Kegunaan injeksi intravena.........................................................................................5
e. Indikasi injeksi intavena.............................................................................................7
f. Kontaindikasi injeksi intravena...................................................................................7
g. Tempat injeksi intravena............................................................................................8
h. Macam-macam injeksi intravena................................................................................9
i. Cara kerja omeprazole.........................................................................................9

2.2. Prosedure Kerja..............................................................................................................13

BAB III. TINJAUAN KASUS............................................................................................. .14

3.1. Pengkajian.......................................................................................................................14

3.2. Penatalaksanaan..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Injeksi merupakan salah satu dari sediaan steril, sementara injeksi sendiri memiliki arti
larutan yang berisi obat dengan zat pembawanya adalah air dan biasanya dibarikan berikan
secara intravena (Dewantisari & Musfiroh, 2020). Larutan injeksi intravena yang memiliki
volume besar dan digunakan untuk dosis tunggal dikemas dalam wadah yang diberi
keterangan volume lebih dari 10 ml. Sedangkan untuk injeksi volume kecil dikemas dalam
wadah dengan keterangan volume kurang dari 100 ml. Kemasan untuk injeksi seharusnya
tidak dapat berinteraksi baik secara fisik maupun kimia, yang menebabkan perubahan mutu,
kekuatan, maupun kemurnian dari bahan. Untuk mempermudah dalam pengamatan sediaan
injeksi maka wadah harus terbuat dari bahan transparan, salah satunya dari bahan kaca.
Wadah injeksi biasanya dapat berupa ampul atau vial, untuk menentukan tipe kamasan maka
dapat dilihat dari ketentuan pada masing masing monografi sediaan atau bahan
(DepKes,2020). Omeprazole merupakan salah satu sediaan injeksi dengan kemasan vial.

Omeprazole adalah golongan obat yang digunakan untuk terapi pengobatan gastritis.
Omeprazole merupakan obat ang mampu menahan sekresi asam lambung dengan gologan
PIP (pump inhibitor proton). Omeprazole dipercaya memiliki potensi ang kuat dalam
menurunka asam lambung pada pasien gastritis (Sumarni, 2019). Penyimpanan sediaan
omeprazole harus diperhatiakan seperti disimpan pada suhu 15ºC-30ºC, terhindar dari cahaya,
dan diperhatikan kelembabannya. Sediaan injeksi omeprazole yang sudah dispensing, sangat
membutuhkan perhatian khusus, injeksi omeprazole yang sudah dispensing harus disimpan
pada suhu kurang ± 25ºC dan mampu bertahan dalam waktu 4 jam disuhu tersebut (Melviya
& Putri, 2019). Omeprazole dinilai lebih efektif dibandingan dengan golongan antagonis
reseptor H2 untuk menurunkan asam lambung (Widiyani et al, 2019).

1.2. Rumusan masalah

1. Apa itu injeksi intravena?


2. Apa itu omeprazole?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pada injeksi intravena?
4. Apa saja kegunaan injeksi intravena?
5. Bagaimana cara pemberian obat melalui intravena?
6. Bagaimana cara kerja omeprazole?
7. Bagaimana prosedure kerja pemberian terapi melalui injeksi intravena?
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu injeksi intravena


2. Untuk mengetahui apa itu omeprazole
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pada injeksi intravena
4. Untuk mengetahui kegunaan injeksi intravena
5. Untuk mengetahui cara pemberian obat melalui intravena
6. Untuk mengetahui cara kerja omeprazole
7. Untuk mengetahui prosedur kerja terapi injeksi intravena
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Tinjauan Teori Prasat

a. Definisi Injeksi

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensi terebih dahulu melalui jaringan kedalam kulit atau melalui kulit
atau lendir. Pemberian obat dengan cara memasukan obat kedalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah balik kejantung. Injeksi intravena adalah memasukan cairan obat
langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat langsung masuk kedalam sistem
sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah menghsilkan efek tercepat dalam waktu 18
detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar keseluruh jaringan.

b. Definisi omeprazole

Omeprazole merupakan salah satu sediaan injeksi dengan kemasan vial. Omeprazole
adalah golongan obat yang digunakan untuk terapi pengobatan gastritis. Omeprazole
merupakan obat yang mampu menahan sekresi asam lambung dengan gologan PIP (pump
inhibitor proton). Omeprazole dipercaya memiliki potensi yang kuat dalam menurunka asam
lambung pada pasien gastritis (Sumarni, 2019). Omeprazole dinilai lebih efektif dibandingan
dengan golongan antagonis reseptor H2 untuk menurunkan asam lambung (Widiyani et al,
2019). Omerazole merupkan obat untuk saluran cerna golongan penghambat pompa proton,
turunan benzimidazole yang berguna untuk menurunkan produksi asam lambung.

b. Landasan Teori

Terapi intravena adalah tindakan memasukan cairan kedalam intravena (pembuluh darah)
dengan tujuan memenuhi kebutuhan cairan serta menyeimbangkan elektrolit sebagai tindakan
pengobatan dan pemberian nutrisi pada pasien. Pemberian obat dengan cara memasukan obat
kedalam pembuluh darah vena secara langsung dengan menggunakan spuit, sehingg obat
langsung masuk kedalam sistem sirkulasi darah.

c. Kegunaan injeksi intravena

1. Digunakan pada pasien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang diberikan dapat
menimbulkan efek langsung.
2. Digunkan pada pasien yang tidak dapat diberi obat melalui oral
3. Digunakan pada pasien yang tidak diperbolehkan memasukan obat apapun melalui
mulutnya
d. Indikasi obat intravena

Pemberian obat intravena bermanfaat untuk:

1) Jaminan bahwa konsentrasi obat yang efektif dicapai dengan cepat


2) Mengontrol permulaan konsentrasi puncuk obat dalam serum
3) Produksi efek biologis bila obat tidak dapat diaborsi melalui rute oral
4) Pemberian obat kepada pasien yang tidak dapat minum obat

e. Kontra indikasi obat intravena

1) IV sangat berbahaya karena reaksinya terlalu cepat


2) Menimbulkan kecemasan
3) Infeksi dipemasangan infus
4) Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi yang digunkan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V Shunt) pada tindakan hemodialis (cuci darah)

f. Tempat Injeksi Intravena

1. Pada lengan
- Vena median cubiti/vena sefalika
- Vena basilica
2. Pada tungkai
- Vena saphenous
3. Pada leher
- Vena jugularis
4. Pada kepala
- Vena frontalis
- Vena temporalis
5. Pada mata kaki
- Vena dorsal pedis

g. Macam-macam Injeksi Intravena

1. pemberian obat melalui intravena (secara langsung) cara pemberian obat melalui vena
secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena
saphenosus (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontal/temporalis (kepala), yang
bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah
2. pemberian obat melalui intravena (secara tidak langsung) merupakan cara pemberian
obat dengan menambah atau memasukan obat ke dalam media (wadah atau selah)
yang bertujuan untuk meminimalkan kadar terapeutik dalam darah.
h. Cara Kerja Dan Fungsi Omeprazole

Omeprazole termasuk dalam golongan obat yang disebut penghambat pompa proton
(PPI=proton pump inhibitor). Semua obat termasuk dalam kelas PPI memiliki cara kerja yang
sama dan untuk kondisi yang serupa. Obat obatan lain yang segolongan diantaranya
lansoprazzole, esomeprazole, dan pantoprazole. Cara kerja dan fungsi omeprazole (PPI) obat
obatan PPI tersebut bekerja dengan cara menurunkan asam lambung yang dihasilkan oleh
asam lambung. Hal ini dilakukan dengan menghalangi pompa proton di sel-sel pada lambung.
Pompa proton sendiri bekerja pada tahap akhir produksi asam lambung, sehingga apabila
pompa proton tersebut tersumbat, maka asam lambung dapat dikurangi. Dengan fungsi
omeprazole tersebut, maka asam lambung dikurangi.

2.2. Prosedure Sesuai SOP

 Tahap Pra Interaksi


1. Baca catatan keperawatan/catatan medis
2. Kaji kebutuhan pasien
3. Cuci tangan
4. Gunakan handscoen
Persiapan alat
1. Buku catatan pemberian obat
2. Sarung tangan
3. Kapas alkohol
4. Spuit 5cc
5. Omeprazole serbuk 1 vial
6. Cairan pelarut (aquades)
7. Bak spuit
8. Baki obat
9. perlak
10. Bengkok
11. Safety box
 Tahap Orientasi
1. Ucapkan salam pada pasien dan keluarga
2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3. Jelaskan prosedur kerja
4. Menanyakan kesediaan pasien
5. Memberikan kepada pasien untuk bertanya
6. Jaga privasi pasien
 Tahap Kerja
1. Mencuci tangan sebelum tindakan dan gunakan handscoen
2. Lepas penutup logam yang menutup bagian atas vial yang sudah tidak dipakai
sehingga penyekat karet terlihat
3. Usap permukaan penyekat karet dengan kapas alkohol, jika vial sebelumnya
sudah dubuka.
4. Ambil spuit. Pastikan jarum terpasang kuat pada spuit. Lepas tutup jarum. Tarik
penghisap untuk mengalirkan sejumlah udara kedalam spuit untuk dimasukan
kedalam vial obat yang ekuivalen dengan volume obat yang akan diaspirasi dari
vial.
5. Masukan ujung jarum, dengan bevel mengarah keatas, melalui bagian tengah
penyekat karet. Beri tekanan pada ujung jarum selama insersi.
6. Masukan udara kedalam vial dengan memegang penghisap
7. Balik vial sementara spuit dan penghisap depegang dengan kuat. Pegang vial
dengan tangan dominan, diantara ibu jari dan jari tengah. Pegang bagian ujung
spuit dan penghisap dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan
8. Pertahankan ujung jarum tetap dibawah permukaan cairan
9. Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat secara bertahap. Tarik penghisap
sedikit jika diperlukan.
10. Ketuk sisi badan spuit dengan hati-hati supaya gelembung udara lepas. Keluarkan
udara sisa dibagian atas spuit kedalam vial
11. Setelah volume obat benar diperbolehkan, pindahkan jarum dari vial dengan
menarik badan spuit.
12. Buang udara sisa dari spuit dengan memegang spuit dan jarum tetap tegak. Ketuk
badan spuit untuk menanggalkan gelembung udara. Tarik penghisap sedikit,
kemudian dorong penghisap keatas untuk mengeluarkan udara. Jangan
mengeluarkan cairan.
13. Ganti jarum dan tutup
14. Setelah itu siapkan kapas alkohol serta obat yang akan diinjeksi.
15. Pasang sebuah perlak/pengalas dibawah vena yang akan dilakukan penyuntikan
16. Ambil obat dalam tempatnya
17. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada kateter infus
18. Matikan cairan infus dan lakukan penyuntikan secara perlahan sampai obat habis
19. Setelah itu ambil spuit dengan menarik dan melakukan penekanan pada daerah
penusukan dengan kapas alkohol, dan spuit yang sudah dipakai letakan kedalam
bengkok
20. Berpamitan dengan pasien dan keluarga
21. Membereskan alat yang tekah digunakan
22. Lepaskan handscoen dan cuci tangan
23. Mencatat obat yang sudah diberikan dan dosis
 Tahap Terminasi
1. Tanyakan respon pasien
2. Beri treinforcemen positif
3. Kontrak tindakan selanjutnya
4. Akhir kegiatan beri salam pada pasien dan keluarga
 Dokumentasi
1. Respon klien (SOAP)
2. Tanggal, jam, dan tanda tangan perawat.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

Tanggal : 10 Mei 2022

Jam : 12.52 WIT

Ruang : keperawatan Lt 3

Tanggal masuk : 10 Mei 2022

Jam : 10.50 WIB

No RM : 079045

Diagnosa Medis : GERD

1. Data subjektif

a) Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 61 tahun
Agama : Kristen protestan
Alamat : Batu Gajah

b) Keluhan utama
Pasien merasa nyeri pada uluh hati

c) Riwayat kesehatan
Pasien merasa kesakitan akibat nyeri pada uluh hati, akibat proses penyakit yang
dialami dengan skala nyeri 4-6 (nyeri sedang)

2. Data objektif

a) Pemeriksaan umum

- Keadaan umum : Lemas


- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD: 130/80 mmHg N:93x/menit, S:36,2º, R:21x/menit Spo2: 99%
d). Pemeriksaan fisik

- Refleksi (-)

3.2. Penatalaksanaan

Diberikan injeksi omeprazole melalui intravena

 Tahap Prainteraksi
- Baca catatan keperawatan/catatan medis
- Kaji kebutuhan pasien
- Cuci tangan
- Gunakan handscoen

Persiapan alat

1. Buku catatan pemberian obat


2. Sarung tangan
3. Kapas alkohol
4. Spuit 5cc
5. Bak spuit
6. Baki obat
7. Cairan aquades
8. Obat omeprazole serbuk (1 vial)
9. Bengkok
10. Perlak
11. Safety box
 Tahap Orientasi

1. Ucapkan salam pada pasien dan keluarga

2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga

3. Jelaskan prosedur kerja

4. Menanyakan kesediaan pasien

5. Memberikan kepada pasien untuk bertanya

7. Jaga privasi pasien


 Tahap kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2. Lepas penutup logam yang menutup bagian atas vial yang sudah tidak dipakai
sehingga penyekat karet terlihat
3. Usap permukaan penyekat karet dengan kapas alkohol, jika vial sebelumnya
sudah dubuka.
4. Ambil spuit. Pastikan jarum terpasang kuat pada spuit. Lepas tutup jarum. Tarik
penghisap untuk mengalirkan sejumlah udara kedalam spuit untuk dimasukan
kedalam vial obat yang ekuivalen dengan volume obat yang akan diaspirasi dari
vial.
5. Masukan ujung jarum, dengan bevel mengarah keatas, melalui bagian tengah
penyekat karet. Beri tekanan pada ujung jarum selama insersi.
6. Masukan udara kedalam vial dengan memegang penghisap
7. Balik vial sementara spuit dan penghisap depegang dengan kuat. Pegang vial
dengan tangan dominan, diantara ibu jari dan jari tengah. Pegang bagian ujung
spuit dan penghisap dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan
8. Pertahankan ujung jarum tetap dibawah permukaan cairan
9. Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat secara bertahap. Tarik penghisap
sedikit jika diperlukan.
10. Ketuk sisi badan spuit dengan hati-hati supaya gelembung udara lepas. Keluarkan
udara sisa dibagian atas spuit kedalam vial
11. Setelah volume obat benar diperbolehkan, pindahkan jarum dari vial dengan
menarik badan spuit.
12. Buang udara sisa dari spuit dengan memegang spuit dan jarum tetap tegak. Ketuk
badan spuit untuk menanggalkan gelembung udara. Tarik penghisap sedikit,
kemudian dorong penghisap keatas untuk mengeluarkan udara. Jangan
mengeluarkan cairan.
13. Setelah itu siapkan kapas alkohol serta obat yang akan diinjeksi.

15. Pasang sebuah perlak/pengalas dibawah vena yang akan dilakukan penyuntikan

16. Ambil obat dalam tempatnya

17. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada kateter infus

18. Matikan cairan infus dan lakukan penyuntikan secara perlahan sampai obat habis
19. Setelah itu ambil spuit dengan menaris dan melakukan penekanan pada daerah
penusukan dengan kapas alkohol, dan spuit ang sudha dipakai letakan kedalam
bengkok

20. Berpamitan dengan pasien dan keluarga

21. Membereskan alat yang tekah digunakan

22. Lepaskan handscoen dan cuci tangan

23. Mencatat obat yang sudah diberikan dan dosisnya

 Tahap Terminasi
1. Tanyakan respon pasien
2. Beri treinforcemen positif
3. Kontrak tindakan selanjutnya
4. Akhir kegiatan beri salam pada pasien dan keluarga

 Dokumentasi

1. Respon klien (SOAP)

2. Tanggal, jam, dan tanda tangan perawat.


DAFTAR PUSTAKA

Spada.uns.ac.id pemberian-obat-intra-vena-intra-cutan-subcutan-dan-intra-muscular

www.perawatkitasatu.com2019injeksi-intra-vena

skillslab.fk.uns.ac.id2019buku-pedoman-ketrampiilan-klinis-slils-lab

www.academia.edu pengertian-omeprazole.zuhdisyuhada-academia.edu

Anda mungkin juga menyukai