Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUANG VK


KETUBAN PECAH DINI (KPD)

Disusun Oleh :

Nama : Habib Tirta Almaskuri

NPM : 1020183038

Prodi : S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)

A. PENGERTIAN

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan adalah pelepasan dan
pengeluaran produk konsepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput ketuban) dari uterus melalui
vagina ke dunia luar. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (3740 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung kurang
dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo, S, 2005).

Ketuban pecah dini / Early Premature Rupture Of membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban
sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm
(Prawirohardjo, 2005).

Sedangkan menurut Yulaikhah (2009), ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan, kondisi ini merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan
segala akibatnya.

B. ETIOLOGI

Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang disebutkan memiliki kaitan
dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa
faktor risiko dari KPD :

1 Inkompetensi serviks (leher rahim) menyebabkan dindiing ketuban paling bawah endapatkan
tekanan yang semakin tinggi.
2 Hidromnion (cairan ketuban berlebih >2000 cc)
3 Riwayat KPD sebelumya sebanyak 2 kali atau lebih
4 Kelainan letak janin yaitu sungsang
5 Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang.
6 Multipara, pada kehamilan yang sering mempengaruhi proses embriogenesis sehingga selaput
ketuban yang terbentuk lebih tipis.
7 Kehamilan kembar mengakibatkan kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 x lebih
besar
8 Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
9 Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketubandalam bentuk
proteolitik sehingga memudahkan kulit ketuban dapat pecah,misalnya aminonitis atau
kasioaminionitis, infeksi genetalia

C. TANDA DAN GEJALA/MANIFESTASI KLINIS

Menurut Achadiat (2004) manifestasi ketuban pecah dini adalah:

1 Keluar air ketuban warna keruh, ,kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus
banhyak
2 Dapat disertai demam bila sudah terjadi infeksi
3 Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban sudah tiadak ada, air ketuban sidah kering.
4 Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput keruban tidak ada dan air ketuban sudah
kering
5 Usia kehamilan vible (>20 minggu)
6 Buyi jantung bisa tetap normal

D. PATOFISIOLOGI

Mekanisme ketuban pecah dini (KPD) menurut Manuaba (2009) yaitu diawali dengan terjadi
pembukaan premature serviks lalu selaput ketuban menjadi tidak kuat sebagai akibat kurangnya
jaringan ikat dan vaskularisasi. Bila terjadi pembukaan serviks, maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dan terjadi pengeluaran 2 air ketuban. Melemahnya daya tahan ketuban dapat dipercepat
dengan infeksi yang mengeluarkan enzim proteolitik dan kolegenase.
E. PATHOFLOW / PATHWAY

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang untuk KPD adalah :

1. Test Nitrozin, tes untuk memastikan pecahnya ketuban yaitu dengan kertas lakmus cairan
amnion memiliki PH 7,1 – 7, 3 hingga akan memberikan warna biru pada kertas lakmus.3
2. Ferning Test, untuk memastikan pecahnya ketuban dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis
dimana akan menggambarkan cairan amnion membentuk seperti daun pakis atau paku- pakuan.
3. Pemeriksaan darah lengkap untuk menentukan adanya anemia dan infeksi
4. Pemeriksaan USG untuk melihat jumlah caira ketuban dan kavum uteri (oligohidromnion),
penipisan serviks dan kardiografi ( usia gestasi, ukuran janin, gerakan jantung janin dan kakuatan
kontraksi).
G. PENATALAKSANAAN MESDIS

KETUBAN PECAH
< 37 Minggu >37 minggu
Infeksi Tidak ada infeksi Infeksi Tidak ada infeksi
Berikan penisilin, Amoksisilin + Berikan penisilin , Lahirkan bayi
gentamisin dan eritromisin untuk 7 gentamisin dan Berikan penisilin dan
Metronidazole hari Steroid untuk metronidasole lahirkan ampisilin.
lahirkan bayi pematangan paru bayi
ANTIBIOTIKA SETELAH PERSALINAN
Profilaksis Infeksi Tidak ada infeksi
Stop antibiotic Lanjutkan untuk 24 – Tidak perlu anti biotik
48 jam setelah bebas
panas.

H. PENGKAJIAN ( POLA FUNGSIONAL )


1. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggung jawab
b. Keluhan utama
c. Pemeriksaan umum meliputi keadaan umum dan tanda vital
d. Riwayat obstetric
e. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala: kulit kepala bersih atau tidak.
2) Muka: pucat atau tidak, oedem tidak.
3) Mata: apakah pucat atau tidak, oedem atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak, sclera
ikterik tidak, penglihatan baik atau tidak.
4) Hidung: bersih atau tidak, penciuman terganggu atau tidak, terdapat lender atau tidak,
ada polip atau tidak.
5) Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak, terdapat cairanatau tidak.
6) Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak, terdapat stomatitis atau tidak.
7) Gigi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi mudah berdarah atau tidak.
8) Leher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
9) Ketiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
10) Dada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding dada tidak, pernafasan teratur
atau tidak, bunyi jantung bagaimana.
11) Payudara: terdapat benjolan atau tidak.
12) Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat pembesaran atau nyeri tekan
atau tidak.
13) Vulva:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah infeksi pada genetalia.
14) Anus: terdapat hemoroid atau tidak.
15) Ekstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, terdapat kelainan anatomi
fisiologi tidak, kaki oedem tidak, varices atau tidak.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks dan kontraksi uterus 6
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan kurangnya pengetahuan tentang proses
persalinan

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
No dx Tujuan & kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
1. 1 Tujuan : setelah dilakukan tindakan a. Pantau tanda vital klien (RR)
keperawatan selama 1x 8 jam b. Kaji karakteristik nyeri verbal dan
diharapkan nyeri berkurang dengan non verbal
Kriteria Hasil intervensi nyeri selanjutnya
a. Ekspresi wajah klien rileks c. Berikan posisi nyaman
b. Skala nyeri 2 d. Hitung frekuensi, intensitas dan
c. Rr : 16 – 24x/ menit durasi kontraksi uterus
d. Klien dapat melakukan e. Ajarkan dan bantu melakukan teknik
relaksasi / distraksi nyeri relaksasi dan distraksi
f. Anjurkan klien berkemih tiap 1 – 2
jam

2. 2 Tujuan : setelelah dilakukan a. Kaji tingkat ansietas melalui isyarat


tindakan keperawatan 1 x 8 jam verbal dan non verbal
diharapkan ansietas berkurang b. Berikan dukungan intrapartal secara
dengan kontinyu, yakinkan bahwa klien
Kriteria hasil : selalu didampingi
- Klien melaporkan ansietas c. Anjurkan relaksasi nafas dalam/
berkurang distraksi
- Klien dapat menggunakan d. Bimbing klien berdoa
teknik relaksasi / distraksi e. Pantau tekanan darah klien
- Wajah klien tampak rileks f. Pantau pola kontraktilitas uterus,
- Kooperatif dalam setiap laporkan disfungsi persalinan
tindakan g. Anjurkan klien mengungkapkan
- TD : 120/ 80 mmhg kecemasannya
K. DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, 2004, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC.

Herdman, Heather T. 2010. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20122014. Jakarta :
EGC.

Manuaba. 2009. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : FKUI.

Yulaikhah, 2009. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : Pallmall.

Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed. 4, Vol. 1. Jakarta : EGC. 2007.

Wilkinson, M. Judith. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 7. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai