Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


SUMBER DANA INTERNAL UNIVERSITAS
JUDUL PROGRAM

“EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MAGGOT BLACK SOLDIER FLY


(BSF) SEBAGAI ALTERNATIF PENGURAI SAMPAH ORGANIK DI
KOTA SUMENEP”

BIDANG KEGIATAN
PKM-P

Diusulkan oleh :
Sherly Widia Putri 720412164 Angkatan 2020
Wahda Zafira 719212792 Angkatan 2019
Sefrin Nurul S.S 720311044 Angkatan 2020
Ulfatul Khoiriyah 720412197 Angkatan 2020

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2021
i

PENGESAHAN PKM-P

1 Judul Kegiatan : Efektifitas Pemanfaatan Maggot Black


. soldier Fly (BSF) Sebagai Alternatif
Pengurai Sampah Organik Di Kota
Sumenep
2 Bidang Kegiatan : PKM-RE (Riset)
.
3 Ketua Pelaksana Kegiatan :
.
a. Nama Lengkap : Sherly Widia Putri
b. NPM : 720412164
c. Prodi : HUKUM
d. Fakultas : HUKUM
e. Alamat Rumah dan No. : Jl. Trunojoyo No. 129C Kolor Sumenep
Telepon 087750181229
f. Alamat email : sherlywidiaputri2017@gmail.com
4 Anggota Pelaksana Kegiatan / : 3 Orang
. Penulis
5 Dosen Pendamping :
.
a. Nama Lengkap dan Gelar : Nurdody Zakki, SE., M.SM.
b. NIDN : 0721038301
c. Alamat Rumah dan No. : Jl. Adirasa Perum. Alam Permasi Asri
Telp / Hp Blok F. 16 Kolor-Kecamatan Kota
Sumenep / 085334991110
6 Biaya Kegiatan Total :
.
a. Universitas : Rp. 1.250.000,00
b. Sumber lain : 0,
7 Jangka Waktu Pelaksana : 4 bulan
.

Sumenep, Tanggal-Bulan-Tahun
Meyetujui,
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Moh Rofiqi, SH., M.Kn) (Sherly Widia Putri)


NIDN : 0730059205 720412164

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping


ii

(Nurdody Zakki, SE., M.SM) (Nurdody Zakki, SE., M.SM)


NIDN : 0721038301 NIDN : 0721038301

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena pengelolaan limbah sampah
organik di kabupaten sumenep yang belum terkelola dengan baik bahkan, masih
menjadi masalah bagi lingkungan sekitar. Salah satu cara pengelolaan limbah
sampah organik yaitu, dengan cara memanfaatkannya sebagai media budidaya
maggot black soldier fly (BSF) sebagai alternatif pengurai sampah organik, yang
kemudian dimanfaatkan sebagai pakan protein alternatif ternak unggas yang
sangat efisien dan bernilai ekonomi. Penelitian ini dilakukan di Desa Kacongan
kabupaten Sumenep. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif
dan kuantitafif dengan cara melakukan interaksi secara langsung terhadap
pengurai sampah organik yaitu maggot black soldier fly (BSF). Tujuan dari
penelitian ini diharapkan bisa mengurangi limbah sampah organik yang ada di
Kabupaten Sumenep dan mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat Sumenep.
iii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah , puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata`ala
atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan akhir ini yang berjudul “Efektifitas Pemanfaatan Maggot
Black Soldier Fly (BSF) Sebagai Alternatif Pengurai Sampah Organi Di Kota
Sumenep.`` Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Nurdody Zakki, SE.,
M.SM. selaku dosen pembimbing yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Kami menyadari, bahwa laporan akhir yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang. Semoga laporan akhir ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Sumenep, 20 November 2021


iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................................3
KATA PENGANTAR......................................................................................................4
DAFTAR ISI....................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................6
a. Latar Belakang Masalah......................................................................................6
b. Rumusan Masalah................................................................................................6
c. Tujuan Program...................................................................................................6
d. Luaran yang diharapkan.....................................................................................6
e. Kegunaan Program..............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................8
a. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................................8
b. Tahapan Penelitian/ Jadwal faktual Penelitian..................................................8
c. Instrumen Pelaksanaan Penelitian......................................................................9
d. Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi Biaya..................................................10
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI BERKELANJUTAN...............11
BAB V PENUTUP..........................................................................................................12
a. Kesimpulan.........................................................................................................12
b. Saran...................................................................................................................13
BAB VI DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14
LAMPIRAN...................................................................................................................15
v
1

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Penanganan dan pengoalahan limbah di Indonesia masih belum
ditangani secara signifikan . indonesia diperkirakan menghasilkan 64 juta
ton sampah setiap tahun. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah didominasi oleh sampah
organik, yakni mencapai 60% dari total sampah. Sampah plastik
menempati posisi kedua dengan 14% disusul sampah kertas 9% dan karet
5.5%. sampah lainnya terdiri atas logam, kain, kaca, dan jenis sampah
lainnya (Widowati, 2019).
Dari data diatas telah jelas limbah sampah organik mendominasi.
Maka dari itu salah satu solusi pemanfaatan sampah yang sudah ada di
negara kita yaitu, Indonesia khususnya pemanfaatan sampah organik yang
dimanfaatkan sebagai pengurai sampah organik dengan cara
membudidayakan lalat tentara hitam (BSF) untuk mengatasi persoalan
pengelolaan sampah organik. Sebagai negara yang beriklim tropis tentu
memiliki peluang yang besar dalam membudidayakan maggot (larva).
Sebab, 1 kilogram maggot (larva) bisa mengonsumsi 1 kilogram sampah
organik (Zain, 2019). Maka dari itu kami sebagai tim penelitian PKM-P
melakukan penelitian di Desa Kacongan Kabupaten Sumenep dengan cara
mengambil sampah organik yang ada di Pasar Anom Sumenep, kemudian
memnfaatkannya sebagai media perkembangan maggot (larva) dari lalat
(BSF) Black Soldier Fly. Sebagai pakan sumber protein alternatif untuk
ternak unggas atau bahan tambahan pakan ternak unggas.
b. Rumusan Masalah
Bagaimana penelitian efektivitas pemanfaatan maggot black
soldier fly (BSF) sebagai alternatif pengurai sampah organik di Kota
Sumenep?
c. Tujuan Program
Kami harap penelitian ini dapat menjadi salah satu penanganan
dan pengolahan limbah sampah organik sehingga bisa mengurangi limbah
sampah organik yang ada di Kabupaten Sumenep dan mempunyai nilai
ekonomi bagi masyarakat Sumenep yang akan mempratekkan
pemanfaatan limbah sampah organik ini.
d. Luaran yang diharapkan
Draft Artikel Ilmiah
e. Kegunaan Program
Mengetahui pemanfaatan maggot black soldier fly (BSF) sebagai
alternatif pengurai sampah organik.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka yang digunakan adalah


teori-teori yang menjadi landasan penelitian, selain itu kajian pustaka juga melalui
jurnal-jurnal penelitian nasional dan internasional.

Hasil penelitian yang dijadikan sebagai tinjauan dalam penelitian


ini, yaitu salah satunya dalam jurnal karya Mokolensang. J.F., dkk (2018) dengan
judul “Maggot (Hermetia Illunces) sebagai pakan alternatif pada budidaya ikan”
menyatakan Maggot dikenal sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya
mengkomsumsi bahan-bahan organik. Maggot mengunyah makanannya dengan
mulutnya yang berbentuk seperti pengait (hook). Maggot dapat tumbuh pada
bahan organik yang membusuk di wilayah temperate dan tropis. Maggot dewasa
tidak makan, tetapi hanya membutuhkan air sebab nutrisi hanya diperlukan untuk
reproduksi selama fase larva. Hermetia illunces dalam siklus hidupnya tidak
hinggap dalam makanan yang langsung dikonsumsi manusia. Faktor yang
berperan penting dalam siklus hidup BSF adalah suhu, dimana suhu 30℃
menyebabkan lalat dewasa menjadi lebih aktif dan produktif. Untuk dapat tumbuh
dan berkembang suhu optimal larva adalah 30℃, sedangkan pada suhu 38℃
pupa tidak dapat mempertahankan hidupnya sehingga tidak mampu menetas
menjadi lalat dewasa.

Penelitian lain tentang hasil pemanfaatan maggot dalam jurnal


karya Natsir, W.N.I, dkk (2020) dengan judul “Palabilitas Maggot Sebagai Pakan
Sumber Protein Untuk Ternak Unggas” mengutip dalam jurnal “Bioconversion of
dairy manure by Black Soldier Fly (Diptera: Stratiomydae) for biodiesel and
sugar production” bahwa, protein (Li dkk, 2011). Kemudian mengutip dalam
artikel “Budidaya Maggot Mengenai Morfologi dan Siklus Hidup BSF (lalat
tentara hitam)” bahwa maggot berasal dari Balkc Soldier Fly (BSF) yang telah
berbentuk larva Kandungan protein yang diperoleh maggot cukup tinggi, yaitu 40-
50 % (Muslim, 2019). Data tersebut menjadi pertimbangan utama untuk
menjadikan maggot sebagai sumber protein dalam pakan tambahan ternak unggas

Penelitian lain tentang hasil budidaya maggot dalam jurnal karya


Fauzi, R.U.A., dan Eka, R.N.S. (2018) dengan judul “Analisis Usaha Budidaya
Maggot Sebagai Alternatif Pakan Lele” menyatakan budidaya untuk
mengahasilkan maggot siap pakan dapat dilakukan dengan mudah dan
membutuhkan waktu yang singkat yaitu 2 minggu. Keunggulan maggot sebagai
pengganti pakan ikan yaitu mudah dibudidayakan baik dalam kapasitas kecil
maupun besar, mengandung nutrisi yang tinggi, mengandung antimikroba, anti
jamur, tidak membawa penyakit serta pemanfaatannya tidak bersaing dengan
manusia.
3

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dan


kuantitatif dengan cara melakukan interaksi secara langsung terhadap pengurai
sampah organik yaitu maggot black soldier fly (BSF).

a. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2021 hingga 20
November 2021 . di Dusun Tal-Bantal, Desa Kacongan, Kecamatan Kota,
Kabupaten Sumenep.
b. Tahapan Penelitian/ Jadwal faktual Penelitian
Pelaksanaan program meliputi persiapan alat dan bahan,
pembuatan media kandang lalat black soldier fly (bsf), prosedur tahapan
perkembangbiakan, proses pemanenan yang dilakukan selama 43 hari.
Rincian jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel.1

No Rincian Kegiatan Pelaksanaan


Program Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan alat & bahan
2. Pembuatan kandang
media Lalat (BSF)
3. Pengumpulan llimbah
sampah organik Pasar
Anom Sumenep
4. Prosedur tahapan
perkembangbiakan
5. Muncul telur lalat (BSF)
setelah 3 hari
6. Telur menetas menjadi
bayi larva kurang lebih
3-4 hari
7. Hari ke- 15/18 menjadi
larva dewasa
8. Proses Pemanenan
9. Pemberian pakan kepada
ternak uanggas
10 Memindahkan Prapupa
ke Media yang lebih
kering dihari ke- 18/21
12. Pupa mulai tidak
. bergerak dihari ke- 21/24
13. Lalat (BSF) telah
4

menetas dari pupanya


dihari ke 27/30
14. Melakukan siklus
perkembangbiakan hari
ke- 40/43
15. Pemeliharaan &
pengambilan data
16. Pengolahan data
17. Analisis data
18. Penyusunan &
pengumpulan Laporan
Akhir
Tabel 1 . Tahapan Penelitian

c. Instrumen Pelaksanaan Penelitian


1. Persiapan alat & bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses perkembangbiakan
maggot atau lalat (BSF) diantaranya, limbah sampah organik yang
didapat dari Pasar Anom Sumenep, air bersih, daun pisang kering,
baki, ember bekas cat, alat semprotan air, kayu (tebal; 0,5 cm, lebar; 8
cm, panjang; 40cm), kelambu, kawat Ram.
2. Pembuatan kandang media Lalat Black Soldier Fly (BSF)
Pembuatan kandang sebagai media perkembangan lalat (bsf) sangat
penting agar lalat (bsf). Pertama, memepersiapkan lahan terlebih
dahulu. Lahan disini yang digarap sebagai tempat perkembangan
maggot memiliki luas 3 m × 4 m dengan tingi 2,5 m. Setelah lahan
memilki fondasi yang kuat, dan sudah dilakukan plaster dengan semen
kemudian, dilakukanlah kerangka besi yang digarap oleh tukang las
sebagai penunjang media kandang. Terakhir jika atap dan kerangka
besi telah selesai terpasang dengan kuat, maka dilakukanlah
pemasangan kelambu di sekeliling lahan. Kelambu berfungsi agar lalat
(bsf) tidak keluar dari tempat perkembangbiakannya dan terus
melakukan siklus didalam media. Selain itu, berguna sebagai media
makan lalat (bsf) yaitu, air yang telah disemprotkan ke kalmbu
tersebut. kelambu juga berfungsi sebagai pelindung lalat (bsf) dari
organisme/ hewan pengganggu seperti ayam, burung, tukus, dll.
3. Prosedur Tahapan Perkembangbiakan
1) Pengumpulan limbah sampah organik Pasar Anom Sumenep (agar
limbah sampah organik cepat terurai).
2) Meletakkan limbah sampah organik tersebut ke baki sebagai media
pemancing lalat (bsf) agar bertelur dimedia tersebut dan menjadi
bahan makanan larva yang nantinya telah menetas.
5

3) Meletakkan daun pisang kering diatas media berfungsi sebagai


tempat lalat betina meletakkan telurnya serta sebagai pelindung
agar lalat betina tidak mudah terusik apabila sedang bertelur.
4) Meletakkan balok kayu diatas baki yang telah berisi limbah
sampah organik agar telur yang ada di balok jatuh secara otomatis
ke dalam baki, kayu tersebut sebagai tempat bertelurnya lalat (bsf)
sebelum jatuh ke dalam baki.
5) Setelah 3-6 hari telur menetas dan menjadi bayi maggot atau bayi
larva dewasa rata-rata hari ke- 15/18.
6) Setelah menjadi prapupa selama 18/21 hari dipindahkan prapupa
ke media limbah sampah organik yang telah kering karena prapupa
akan mencari tempat kering, menuju ke pupa dihari ke 21/24 dan
mulai tidak makan.
7) Kemudian setelah fase pupa, dihari ke- 27/30 pupa akan siap
menjadi lalat black soldier fly (BSF).
8) Penyemprotan air sebagai makanan lalat black soldier fly (bsf)
selama siklus berlangsung
4. Proses Pemanenan
Pada saat usia ke- 15/18, maggot dewasa dapat di panen dan
kemudian diberi kepada ternak unggas sebagai pakan sumber protein
alternatif ternak unggas, dengan cara menyaring maggot dewasa
menggunakan saringan. Pertama, maggot dan media pakan yang ada di
baki dituangkan diatas saringan kawat ram sehingga jatuh ke ember
yang ada di bawahnya, karena maggot selalu mencari tempat yang
gelap. Selanjutnya meggot bisa diberikan kepada ternak unggas.
Perlu diingat siklus hidup maggot sebelum menjadi lalat black
soldier fly (BSF) berlangsung selama 37 hari. Jadi proses pemanenan
harus segera dilakukan sebelum maggot berlangsung 37 hari dari
proses perkembangan lalat. Kemudian sebagian maggot hasil budidaya
dibiarkan hingga berubah menjadi lalat dewasa. Lalat dewasa akan
digunakan sebagai indukan pada budidaya berikutnya. Hal ini
bertujuan agar budidaya maggot ini dapat berkelanjutan serta tidak
tergantung indukan lalat black soldier fly (BSF).
d. Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi Biaya
Pelaksanaan program PKM-Penelitian ssepenuhnya menggunakan
dana dari Universitas Wiraraja Madura. Dana yang diususlkan dalam
Propasal PKM-P yaitu, sebesar Rp.750.000,00 sebelum melakukan
pelaksanaan program secara langsung terlihat pada Tabel. 2. Kemudian
dana yang diberikan sesuai dengan kontrak PKM-P Imternal Universitas
Wiraraja Madura dalam program yakni, Rp.1.250.000,00. Dana yang
terpakai selama proses prlaksanaan penelitian yakni, sebesar
Rp.1.239.000,00 . dalam prosesnya dana tersisa sebesar Rp, 4.500,00.
6

1. Rekapitulasi Rancangan

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Nilai


Satuan (Rp)
1. Baki 5 15.000 75. 000
2. Ember Bekas Cat 5 25.000 125.000
3. Kelambu (M) 45 6000 270.000
4. Kawat Ram (M) 1 30.000 30.000
5. Limbah Samapah Organik 50 2000 100.000
Pasar Anom Sumenep
(Gram)
6. Telur Maggot (BSF) 10 7000 70.000
(Gram)
7. Biaya Pemakaian Pulsa 80.000
Total : 750.000
2. Realisasi Biaya

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Nilai


Satuan (Rp)
Peralatan Penunjang
1. Baki 5 23.000 115.000
2. Ember Bekas Cat 5 25.000 125.000
3. Alat Semprotan air 1 27.000 27.000
4. Kawat Ram (M) 4 30.000 120.000
Peralatan Penunjang Kandang
5. Kelambu (M) 47 6000 282.000
6. Besi dan Ongkos Las 530.000
Lain-lain
7. Biaya pemakaian pulsa 40.000
(Gb)
Total : 1.239.000

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI BERKELANJUTAN

Berdasarkan hasil penelitian, proses penetasan telur maggot selama ±6 hari


dimulai dari telur itu muncul. Lalat black soldier fly (BSF) betina meletakkan
telurnya pada substrat daun pisang kering dalam waktu ±3 hari. Waktu penetasan
berlangsung selama 3-6 hari. Sesuai dengan penelitian Fahmi (2015), yang
menyatakan bahwa telur lalat black soldier fly (BSF) menetas setelah 3-6 hari.
Pada saat meletakkan telur, lalat black soldier fly (BSF) betina akan memastikan
tempat mereka bertelur dekat dengan sumber makanan yang tercukupi menururt
Fahmi et al. (2009) larva maggot berbentuk elips dan berwarna kuning muda serta
hitam dibagian kepala.
7

Dalam siklus hidup black soldier fly (BSF) berlangsung antara 40 hari
sampai dengan 43 hari, telur menandakan permulaan siklus hidup sekaligus
berakhirnya tahap hidup sebelumnya, lalat (BSF) jantan akan mati setelah kawin
sedangkan, lalat (BSF) betina akan mati tidak lama setelah bertelur. Dimana satu
ekor lalat betina (BSF) dapat menghasilkan 500-700 butir telur, untuk
menghasilkan 1 gram telur buth 14 hingga 13 ekor lalat (BSF) (Zain, 2019).
Kemudian lalat (BSF) bertelur dimedia bahan organik yang membusuk dan
memasukkannya ke dalam rongga-rongga yang kecil, kering, dan terlindung. Agar
saat menetas nanti, larva-larvanya dapat dengan mudah menemukan sumber
makanan di sekitar mereka dan larva tersebut terjaga dari ancaman predator.
Setelah menetas bayi larva hanya beberapa milimeter segera mencari makan dan
memakan sampah organik sekitarnya. Bayi larva akan memakan bahan organik
yang membusuk tersebut dengan rakus, sehingga ukuran tubuhnya yang hanya
beberapa milimeter itu akan bertambah panjangnya menjadi 2,5 cm dan lebarnya
0,5 cm. Larva (BSF) merupakan serangga yang memiliki kemampuan adaptasi
yang tinggi, yang mampu memperpanjang siklus hidupnya dalam kondisi yang
kurang menguntungkan sekalipun. Pada usia 15/18 hari dimana larva menjadi
larva dewasa atau maggot dewasa akan berwarna putih kekuningan. Pada saat usia
itu, maggot siap dipanen sebagai pakan alternatif tambahan ternak unggas.
Selanjutnya saat usia ke- 18/21 hari larva mulai berfase ke prapupa dimana,
struktur mulutnya berubah menjadi struktur yang bentuknya seperti kait dan
warnanya menjadi cokelat tua hingga abu-abu arang. Mulut berbentuk kait ini
memudahkannya untuk keluar dan berpindah dari sumber makanannya ke
lingkungan baru dan kering, bertekstur humus, teduh dan terlindung yang aman
dari predator. Pada fase tersebut, mereka menyimpan cadangan lemak dan protein
hingga cukup bagi mereka untuk berpupa sampai menjadi lalat, hingga
menemukan pasangan kawin dan bertelut (bagi betina) sebelum akhirnya mati.

Kemudian pada Media limbah sampah organik yang ditempati maggot


akan berwarna hitam. Hal itu dikarenakan media sampah organik telah terurai
oleh larva dewasa atau maggot dewasa. Media tersebut bisa dimanfaatkan sebagai
pupuk organik sebagi media tanam berbagai jenis tanaman, maka ini adalah salah
satu efektivitas dari pemanfaatan maggot black soldier fly (BSF) yang bernilai
ekonomis dan sebagai alternatif pengolahan limbah sampah organik di kota
sumenep. Hal tersebut juga merupakan bentuk dari potensi berkelanjutan terhadap
pengolahan limbah sampah organik yang ada di Kota Sumenep dan bagaimana
mengolah maggot tersebut sebagai ladang usaha. Jika dilakukan sosialisasi dan
suatu pemberdayaan masyarakat.

BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
8

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa siklus Lalat Black Soldier Fly (BSF) berlangsung selama
40 hari sampai 43 hari. Siklus dimulai dari proses lalat (BSF)
jantan dan lalat (BSF) betina kawin sehingga menghasilkan telur.
Kemudian lalat betina (BSF) akan bertelur dekat dengan sumber
makanan larva / maggot (BSF) yaitu, ke dalam media limbah
sampah organik. Seterusnya berkembang menjadi maggot dewasa
setelah hari ke-15/18, berlanjut menjadi prapupa dimana warnanya
cokelat tua hingga abu-abu arang dihari ke- 18/21. Ditahap tersebut
prapupa akan mencari lingkungan baru yang lebih kering sehingga
dapat berpupa dengan baik dihari ke-21/24. Terakhir tahapan
diamana pupa menjadi lalat Black Soldier Fly (BSF) dihari ke
27/30.
2. Dalam pelaksanaan penelitian, pemeliharaan juga dilakukan
selama siklus lalat Black Slodier Fly (BSF) sehingga pada tahap
maggot itu dipanen dapat langsung diberikan kepada Ternak
Unggas sebagai pakan protein alternatif tambahan. Dari semua
proses penelitian tersebut terbukti, Maggot dapat menguraikan
sampah organik sebagai media pakan mereka (maggot). Kemudian
limbah sampah organik yang terurai oleh maggot yang berwarna
hitam pekat dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik
berbagai jenis tanaman. Maka dari itu, efektivitas pemanfaatan
maggot black soldier fly (BSF) sebagai alternatif pengurai sampah
organik di Kabupaten Sumenep dengan memanfaatkan limbah
sampah organik dari Pasar Anom Sumenep sangat berdampak
dalam mengurangi limbah sampah organik yang ada.
b. Saran
1. Pada proses pemanenan harus segera dilakukan sebelum maggot
berlangsung selama 37 hari dari proses perkembangan lalat. Yaitu,
pemanenan maggot dilakukan di hari ke 15/18 hari dimana maggot
telah dewasa dan berwarna putih kekuning-kuningan sehingga
maggot dapat langsung diberikan kepada ternak unggas sebagai
pakan protein alternatif tambahan.
2. Perlu adanya upaya penelitian lebih lanjut terhadap potensi
pemanfaatan maggot sebagai pakan protein alternatif tambahan
yaitu, kami harap maggot dapat diolah menjadi pakan yang lebih
praktis dengan bentuk pelet tepung.
3. Pemanfaatan ini memiliki dampak yang besar terhadap limbah
sampah organik, sehingga harapan kami jika didukung oleh
berbagai lembaga kemasyarakatan akan berguna bagi masyarakat
sekitar selain ramah lingkungan, bernilai efisien dan ekonomi.
9

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, M. R., Hem, S., & Subamia, I. W. (2009). Potensi Maggot Untuk
Peningkatan Pertumbuhan dan Status Kesehatan Ikan. Jurnal
Riset Akuakultur, 4(2), 221-232.

Fahmi, M.R. (2015). Optimalisasi Proses Biokonversi Dengan Menggunakan


Mini-Larva Hermetia Illucens Untuk Memenuhi Kebutuhan
Pakan Ikan. In Prosiding Seminar Nasional Masyarakat
Biodiversitas Indonesia (Vol. 1, pp. 139-144),
https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010124.

Fauzi, Rizal Ula Ananta, Eka Resty Novieta. (2018). Analisis Usaha Budidaya
Maggot Sebagai Alternatif Ikan Lela. Jurnal Teknologi dan
Manajemen Agroindustri, 7(1), 45.

Li Q, Zheng L., Qiu N, Cai H, Tomberlin JK, Yu Z. (2011). Bioconversion of


Dairy Manure by Bllack Soldier Fly (Dptera : Stratiomydae) For

Biodiesel and Sugar Production. Waste manag, 31: 1316-1320.

Mokolensang, J.F., Utiara. G. V. H., dan Lusia Manu. (2018). Maggot (Hermetia
Illucens) Sebagai Pakan Alternatif Budidaya Ikan. Budidaya
Perairan, 6(3), 34.

Natsir, W. N. I., Resty Sri Rahayu, Muh Ardas Darussalam, dan M Azhar. (2020).

Palabilitas Maggot Sebagai Pakan Sumber Protein untuk Ternak


Unggas. Jurnal Agrisistem, 16(1), 28.

Widowati, Hari. (2019). Komposisi Sampah di Indonesia Didominasi Sampah


Organik.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-
sampah-di-indonesia-didominasi-sampah-organik. Diakses pada [08

November 2021].

Zain, Fadlan Mukhtar. (2019). Berkat Lalat, Warga di Kampung Ini Bisa Beri
Beasiswa dan Bayar BPJS.
https://regional.kompas.com/read/2019/04/14/10300441/berkat-
lalat-warga-di-kampung-ini-bisa-beri-beasiswa-dan-bayar-
bpjs?page=all. Diakses Pada [08 November 2021].
10

LAMPIRAN
Dokumentasi

Tampak luar Kandang Maggot

Tampak Dalam Kandang Lalat Black


Soldier Fly (BSF)
11

Gambar. 1 Pengumpulan Limbah Sampah Organk Pasar


Anom Sumenep

Gambar.2 Pnegumpulan Limbah Gambar. 3 Media Saring Maggot /


Sampah Organik pada media yang Larva
telah disisapkan
12

a. Data Observasi

Proses Gambar
Pengumpulan
Data

Data 1.
Pencacahan
Limbah Sampah
Organik

Data 2.
Muncul Telur
Lalat (BSF)
setelah 3 hari

Data 3.
Telur menetas
menjadi bayi larva
kurang lebih 3-4
hari
13

Data 4.
Hari ke- 15/18
menjadi larva
dewasa
14

Data 5.
Proses Pemanenan

Data 6.
Pemberian pakan
kepada ternak
uanggas

Data 7.
Memindahkan
Prapupa ke Media
yang lebih kering
dihari ke- 18/21
15

Data 8.
Pupa mulai tidak
bergerak dihari
ke- 21/24

Data 9.
Lalat (BSF) telah
menetas dari
pupanya dihari ke
27/30
16

Data 10.
Melakukan siklus
perkembangbiaka
n hari ke- 40/43

Data 11.
Pemeliharaan
(Penyemprotan air
sebagai media
pakan Lalat Black
Soldier Fly (BSF)
17

Bukti Nota Pembayaran

Anda mungkin juga menyukai