Anda di halaman 1dari 24

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS)

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Penyehatan yang
diampu oleh Dr. Rina Marina Masri, MP

disusun oleh
Syam Aditya Ramdani (1701360)
Tazkia Chandra Pelita Sukma (1700168)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur, penulis telah menyelesaikan penulisan


makalah ini, walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi,
tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Mahakuasa.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata Teknik
Penyehatan. Makalah ini masih banyak kekurangan dan belum dikatakan
sempurna karena keterbatasan wawasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun penulis harapkan agar dalam membuat makalah di
waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan penulis semoga makalah ini
dapat berguna .bagi pembaca dan menambah ruang lingkup ilmu pengetahuan
yang ada. Terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, 9 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….……. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………...………………... 1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………….………..1
1.3 Pembatasan Masalah…………………………………………………...…….. 2
1.4 Rumusan Masalah…………………………………………………...……….. 2
1.5 Tujuan Penulisan……………………………………………………………... 2
1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………...……. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………..…...... 4
2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) …………………………......... 4
2.2 Ciri-ciri SIG…………………………………………………………....…...... 5
2.3 Komponen SIG…………………………………………………..……..…...... 6
2.4 Model Data……………………………………………………………..…...... 7
BAB III METODOLOGI……………………...……………………………….. 9
3.1 Lokasi dan Waktu…………………………………………….………..…...... 9
3.2 Metode……………………………………………..……………………......... 9
3.3 Populasi dan Sampel…………………………………………….……..…...... 9
3.4 Data Primer dan Data Sekunder………………………………………..…...... 9
3.5 Instrumen……………………………………………………………….…...... 9
3.6 Teknik Analisis…………………………………………………...…..…...... 10
3.7 Kerangka Berpikir………………………………………………...…..…...... 10
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………..…...... 11
4.1 Pengertian Geographycal Information System (GIS) ………………..…...... 11
4.2 Sejarah Perkembangan Geographycal Information System (GIS) ………..... 12
4.3 Aplikasi Penggunaan GIS………………………………………...…..…...... 12
4.3.1 Komponen Perangkat Keras (Hardware) ………………………….... 13
4.3.2 Perangkat Lunak (Software) …………………………………….….... 13
4.3.3 Data dan Informasi Geografis…………………………………...….... 14

ii
4.3.4. Organisasi Pengelolaan dan Pemakai……………..……………….... 14
4.4 Keuntungan GIS………………………………………………..………….... 15
4.5 Aplikasi GIS Dalam Berbagai Permasalahan Di Masyarakat………………. 16
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI………….……………...…...… 10
5.1 Simpulan…………………………...………………………………......…… 19
5.2 Rekomendasi…………………………...………………………...……….… 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………...………………………...…… 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kemajuan teknologi yang semakin berkembang, maka sistem
informasi yang digunakan dalam pemetaan juga berkembang seiring berjalannya
waktu. Untuk mengetahui informasi tentang dunia nyata yang disimpulkan dan
dapat diproses sedemikian rupa hingga menjadi bentuk yang sederhana dapat
digunakan secara digital dengan bantuan GIS atau Sistem Informasi Geografis.
SIG merupakan sistem berbasis komputer yang didesain untuk
mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial
(keruangan) berupa informasi yang mempunyai hubungan geometrik dalam arti
bahwa informasi tersebut dapat diukur, dihitung, dan disajikan dalam sistem
koordinat rujukan/bidang hitung yang baku, dengan data berupa data digital yang
terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut).
SIG dapat mempresentasikan real word (dunia nyata) di atas monitor
komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas
kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dibandingkan
lembaran pada kertas. SIG dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk
pengembangan lokasi permukiman penduduk yang memiliki beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Maka dari itu, agar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan
mampu memahami dan menerapkan GIS dalam mata kuliah Teknik Penyehatan
perlu dilakukan kajian mendalam tentang makna GIS tersendiri.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang telah penulis paparkan, penulis menjabarkan
identifikasi masalah yang akan dikaji sebagai berikut:
1. Pembangunan pemukiman tidak berdasarkan data informasi GIS sehingga
tidak efektif dan efisien.
2. Masih Banyak yang belum mengetahui GIS dan pengaplikasiannya.

1
2

3. GIS yang kembali berkembang dikarenakan tidak mampu bersaing dengan


platform lain.

1.3 Pembatasan Masalah


Agar mampu mendeskripsikan suatu fenomena secara komprehensif,
diperlukanlah satu objek yang akan dibahas agar topik terarah. Dari sekian banyak
masalah yang sudah teridentifikasi, penulis hanya membatasi masalah yang akan
penulis kaji lebih dalam dan lebih spesifik yaitu sebagai berikut.
1. Mahasiswa yang akan berkontribusi dalam pekerjaan konstruksi masih belum
memahami GIS secara mendalam.
2. Perkembangan teknologi membuat GIS kalah dalam bersaing dengan aplikasi
pemetaan lainnya.
3. Penggunaan data dengan manual tidak efisien.

1.4 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis merumuskan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Sistem Informasi Geografis (GIS)?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Sistem Informasi Geografis (GIS)?
3. Apa saja komponen Sistem Informasi Geografis (GIS)?
4. Apa saja kelebihan Sistem Informasi Geografis (GIS)?
5. Bagaimana pengaplikasian Sistem Informasi Geografis (GIS)?

1.5 Tujuan Penulisan


Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis dalam penulisan ini adalah untuk:
1. Mengetahui maksud Sistem Informasi Geografis (GIS).
2. Mengetahui sejarah perkembangan Sistem Informasi Geografis (GIS).
3. Mengetahui komponen Sistem Informasi Geografis (GIS).
4. Mengetahui kelebihan Sistem Informasi Geografis (GIS).
5. Mengetahui pengaplikasian Sistem Informasi Geografis (GIS)?
3

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Membahas mengenai kajian pustaka yang di dalamnya terdapat kajian-kajian
yang relevan dengan pembahasan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan dan analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil dan pembahasan yang menjawab permasalahan.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisi tentang kesimpulan dari pembahasan serta saran bagi pembaca atau pihak
tertentu.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Menurut Jogianto (2005) Sistem adalah satu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Sedangkan sistem Menurut Jogianto (2005) adalah kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu
objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul ada dan terjadi.
Kemudian menurut Koentjaraningrat (2006) sistem adalah susunan yang berfungsi
dan bergerak, suatu cabang ilmu niscaya mempunyai objeknya, dan objek yang
menjadi sasaran itu umumnya dibatasi. Sehubungan dengan itu, maka setiap ilmu
lazimnya mulai dengan merumuskan suatu batasan (definisi) perihal apa yang
hendak dijadikan objek studinya. Berdasarkan pengertian sistem menurut para ahli
di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya Sistem adalah sekelompok
komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan
tertentu.
Informasi Menurut Jogianto (2005) Informasi diartikan sebagai data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Sedangkan menurut Kusrini (2002) Informasi adalah data yang
sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat
dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.
Kemudian informasi menurut MC. Leod (2003) adalah data yang telah diproses
atau data yang memiliki arti. Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai
informasi, maka dapat disimpulkan bahwasanya informasi adalah data yang telah
diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai
yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang.

4
5

Informasi Geografis Menurut Prahasta (200) SIG adalah sistem komputer


yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan
menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.
Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga
unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Dengan demikian, pengertian
terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami
SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah
satu sistem informasi. SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur
informasi geografi. Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan).
Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul
istilah yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang
sama di dalam konteks SIG. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian
suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah
“informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat
yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu
objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan
(atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau
diketahui.

2.2 Ciri-ciri SIG


Menurut Demers (2003) ciri-ciri SIG adalah sebagai berikut:
1. SIG memiliki sub sistem input data yang menampung dan dapat mengolah
data spasial dari berbagai sumber. Sub sistem ini juga berisi proses
transformasi data spasial yang berbeda jenisnya, misalnya dari peta kontur
menjadi titik ketinggian.
2. SIG mempunyai sub sistem penyimpanan dan pemanggilan data yang
memungkinkan data spasial untuk dipanggil, diedit, dan diperbaharui.
3. SIG memiliki sub sistem manipulasi dan analisis data yang menyajikan peran
data, pengelompokan dan pemisahan, estimasi parameter dan hambatan, serta
fungsi permodelan
4. SIG mempunyai sub sistem pelaporan yang menyajikan seluruh atau sebagian
dari basis data dalam bentuk tabel, grafis dan peta.
6

Sub sistem yang dimiliki oleh SIG yaitu data input, data output, data
manajemen, data manipulasi dan analisis. Sub sistem SIG tersebut dijelaskan di
bawah ini:
1. Data Input: Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan
data spasial dan data atribut dari berbagai sumber. Sub sistem ini pula yang
bertanggung jawab dalam mengonversi atau mentransformasi format data-data
aslinya ke dalam format yang digunakan oleh SIG.
2. Data Output: Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh
atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy
seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3. Data Manajemen: Sub sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun
atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,
dan diedit.
4. Data manipulasi dan analisis: Sub sistem ini menentukan informasi-informasi
yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan
manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan.

2.3 Komponen SIG


SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan
lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.
Menurut Gistut, komponen SIG terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
dan informasi geografi, sera manajemen. Komponen SIG dijelaskan di bawah ini:
1. Perangkat keras (Hardware): Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai
platform perangkat keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga
multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan
dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang
penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM)
yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat
terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga
keterbatasan memori pada PC30 pun dapat diatasi. Adapun perangkat keras
7

yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer,
printer, plotter, dan scanner.
2. Perangkat lunak (Software): Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan
sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basis data
memegang peranan kunci. Setiap sub sistem diimplementasikan dengan
menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak
mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program
yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri.
3. Data dan Informasi Geografi: SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data
dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara
mengimpornya dari perangkat perangkat lunak SIG yang lain maupun secara
langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan
data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
4. Manajemen: Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan
dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua
tingkatan.

2.4 Model Data


Dalam Sistem Informasi Geografis Data digital geografis diorganisir menjadi
dua bagian sebagai berikut:
1. Data Spasial: Data spasial adalah data yang menyimpan kenampakan-
kenampakan permukaan bumi, seperti jalan, sungai, dan lain-lain. Model data
spasial dibedakan menjadi dua yaitu model data vektor dan model data raster.
Model data vektor diwakili oleh simbol-simbol atau selanjutnya di dalam SIG
dikenal dengan feature, seperti feature titik (point), feature garis (line), dan
featurearea (surface).

Gambar 1. Model Data Vektor


8

Model data raster merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap
informasi disimpan dalam grid, yang berbentuk sebuah bidang. Grid tersebut
disebut dengan pixel. Data yang disimpan dalam format in data hasil scanning,
seperti citra satelit digital.

Gambar 2. Model Data Raster

2. Data Non Spasial/Data Atribut: Data non Spasial / data atribut adalah data
yang menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permukaan bumi.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu


Lokasi dan waktu penulisan dan pengkajian materi ini adalah di
Universitas Pendidikan Indonesia, hari Senin dan Selasa tanggal 9 dan 10
September 2019 pada pukul 13.00-17.00 WIB.

3.2 Metode
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan resume ini adalah metode
kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang bersifat deskriptif dan
menjelaskan suatu permasalahan tertentu. Selain itu penulis juga menggunakan
metode studi pustaka dari sumber jurnal, artikel, dan buku.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi pada penulisan resume ini adalah buku Teknik Penyehatan yang
ditulis oleh Dr. Rina Marina Masri, M.P dan Dr. Ir. Iskandar Muda P., M.T
sedangkan sampel pada penulisan ini adalah BAB XIV sistem informasi
geografis.

3.4 Data Primer dan Data Sekunder


Data primer adalah data yang didapatkan penulis dari lapangan sebagai
hasil dari sebuah penelitian, sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan
penulis dari sumber yang sudah ada. Dalam penulisan ini, data yang digunakan
hanya data sekunder yaitu buku Teknik Penyehatan dari Dr. Rina Marina Masri,
MP.

3.5 Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah buku
Teknik Penyehatan, Jurnal, Artikel, dan Makalah lain sebagai sumber referensi
pengkajian materi.

9
10

3.6 Teknik Analisis


Teknik analisis yang penulis gunakan adalah yang pertama dengan
mengumpulkan data-data yang relevan dengan tema pembahasan, yaitu Sistem
Informasi Geografis. Setelah mendapatkan berbagai data yang relevan, menulis
mendeskripsikan satu per satu materi dan setelah itu penulis menarik kesimpulan
materi secara komprehensif.

3.8 Kerangka Berfikir

Data Spasial
Bumi

Perangkat Keras Perangkat Lunak Manusia

Peta
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Geographycal Information System (GIS)


Sistem Informasi Geografis atau Geographycal Information System (GIS)
menurut Masri (2019) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer,
dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keungan). Sistem ini menangkap, mengecek,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang
spasial dari kondisi bumi.
Teknologi GIS mengintegrasikan operasi-operasi umum mengacu pada
database, seperti query, dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan
analisis unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan analisis grafis dan
tekstual membedakan GIS dengan sistem informasi lain.
GIS merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software) dan data serta dapat mendayagunakan
sistem penyimpanan, pengolahan maupun analisis data secara simultan. GIS
merupakan manajemen data spasial dan non spasial yang berbasis komputer
dengan tiga karakteristik dasar yaitu:
1. Mempunyai fenomena aktural yang berhubungan dengan topik permasalahan
di lokasi bersangkutan.
2. Merupakan suatu kejadian di suatu lokasi.
3. Mempunyai dimensi waktu.
Teknologi Geographycal Information System dapat digunakan untuk
investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan,
kartografi, dan perencanaan rute. GIS membantu menghitung waktu tanggap
darurat saat bencana dan dapat digunakan untuk mencari lahan basah untuk
perlindungan dari populasi.

11
12

4.2 Sejarah Perkembangan Geographycal Information System (GIS)


GIS pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama
Data Banks for Development. Istilah GIS dicetuskan oleh General Assembly dari
International Geographycal Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Roger
Tomlison mengembangkan GIS yang kemudian disebut CGS (Canadian GIS,
Kanada) yang digunakan untuk menyimpan dan menganalisis untuk inventarisasi
tanah Kanada.
GIS berkembang di beberapa benua terutama benua Amerika, Eropa,
Australia, dan Asia. Pengembangan GIS di Indonesia dimulai di daerah
pemerintahan dan militer. CGIS merupakan sistem pertama yang memiliki
kemampuan overlay, perhitungan, digitalizing, mendukung sistem koordinat
nasional, memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan
atribut pada berkas terpisah yang dikembangkan oleh Roger Tomlinson.
CGIS hanya bertahan sampai tahun 1970-an dan tidak bisa bersaing dengan
aplikasi pemetaan komersil lainnya. Pada tahun 1980-1990 memacu kembali
perkembangan GIS pada UNIX dan komputer pribadi. Indonesia sudah
mengadopsi GIS sejak pelita kedua saat LIPI mengundang UNESCO dalam
menyusun “kebijakan dan program pembangunan lima tahun tahap kedua (1974-
1979)”.

4.3 Aplikasi Penggunaan GIS


GIS befungsi untuk membuat peta digital. Tahapan diawali dengan
memasukkan data yang kemudian diproses dan dianalisis untuk menghasilkan
berbagai output yang dapat berupa peta, tabel, data statistik dan lainnya. Sistem
komputer untuk GIS terdiri dari perangkat keras, lunak, dan prosedur untuk
penyusunan input data, pengolahan, analisis, dan pemodelan data geospasial.
Subjek yang mengoperasikan GIS adalah pengguna yang berperan untuk
memilih informasi, membuat jadwal pemutakhiran yang efisien, dan menganalisis
hasil keluaran.
13

Gambar 3. Komponen Sistem Informasi Geografis

4.3.1 Komponen Perangkat Keras (Hardware)


Perangkat keras yang utama dalam GIS adalah komputer untuk perhitungan.
Perangkat komputer untuk GIS harus dilengkapi digitizer, scanner, dan plotter
(peripherals). Perangkat keras GIS terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Alat data dan masukan, yaitu harddisk, disket, CD-ROM, keyboard,
digitizer, dan scanner.
2. Alat proses, yaitu CPU dan RAM.
3. Alat keluaran, yaitu monitor, printer, dan plotter.

Gambar 4. Konfigurasi Perangkat Keras GIS

4.3.2 Perangkat Lunak (Software)


Perangkat lunak yang dibutuhkan yaitu yang mampu menangkap dan
mengatur data, mengakses dan menukar data, membuat database, dan dilengkapi
dengan kemampuan untuk aplikasi bidang tertentu.
Perangkat lunak yang sering digunakan dalam GIS yaitu software CAD
(Computer Aided Design) dan masih banyak lainnya. Perangkat lunak yang
14

digunakan masing-masing harus terintegrasi untuk dapat mendukung pemetaan,


manajemen, dan analisis data dari dua bagian, yaitu paket inti untuk pemetaan
dasar dan manajemn data serta paket-paket aplikasi yang teintegrasi dengan paket
ini untuk menjalankan program khusus dan aplikasi analisis geografi.

4.3.3 Data dan Informasi Geografis


Hal yang paling penting dari GIS adalah data yang berupa informasi
dengan cara mengimpornya dari perangkat lunak GIS yang lain maupun secara
langsung dengan mendigitasi data spatialnya dari peta.

4.3.4. Organisasi Pengelolaan dan Pemakai


Komponen pengelolaan adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan
begitu saja karena perannya yang merupakan satu kunci dalam penentuan
kesuksesan GIS. Organisasi pengelolaan bervariasi dari grup yang mengelola hal-
hal yang berkaitan manajemen dan teknis.
Cakupan utama GIS dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengelolaan fasilitas
Peta skala besar dan akuran digunakan untuk pengelolaan utilitas kota.
2. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
Tujuan PSA digunakan peta skala menengah dan kecil ddengan teknik overlay
digabung dengan foto citra satelit.
3. Jaringan jalan
Menggunakan peta skala besar dan digunakan untuk rute kendaraan, lokasi
perumahan, jalan, dan lainnya.
4. Perencanaan dan rekayasa
Menggunakan peta skala besar dan menengah.
5. Sistem informasi lahan
Menggunakan peta kadastral skala besar atau peta persil tanah untuk
informasikadastral, pajak, dan lainnya.
Pengambilan keputusan termasuk pembuatan kebijakan, perencanaan, dan
pengelolaan dapat diimplementasikan secara langsung dengan pertimbangan
faktor-faktor penyebab melalui consensus masyarakat.
15

Faktor penyebab dari manusia, bagian kunci dimensi manusia pada


pengambilan keputusan akan memberikan akibat pada lingkungan seperti
peningkatan pemakaian sumber daya alam, urbanisasi, industrialisasi, kobstruksi,
konsumsi energy dan lain-lain. Dampak yang terjadi pada manusia akan
berpengaruh pada perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan dapat dipantau
untuk meningkatkan kewaspadaan publik.
Alasan dibutuhkannya GIS yaitu:
1. Penanganan data geospasial sangat buruk.
2. Peta dan statistic sangat cepat kadaluarsa.
3. Data dan informasi sering tidak akurat.
4. Pelayanan penyediaan data tidak tersedia.
5. Pertukaran data tidak tersedia.

4.4 Keuntungan GIS


Keuntungan yang didapat dari diterapkannya GIS adalah:
1. Penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam format baku revisi dan
pemutakhiran data menjadi lebih mudah.
2. Data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis, dan
dipreentasikan.
3. Produk bernilai tambah.
4. Data geospatial dapat dipertukarkan.
5. Produktivitas staff meningkat dan lebih efisien.
6. Pengehamatan waktu dan biaya.
7. Keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik.
Tabel 1. Perbandingan GIS dan Pekerjaan Manual
Peta GIS Pekerjaan Manual
Penyimpanan Database digital baku dan terpadu Skala dan skala berbeda
Pemanggilan kembali Pencarian dengan komputer Cek manual
Pemutakhiran Sistematis Mahal dan memakan waktu
Analisis overlay Sangat cepat Memakan waktu dan tenaga
Analisis spasial Mudah Rumit
Penayangan Murah dan cepat Mahal
16

GIS dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data yang


telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Beberapa
contoh aplikasi GIS yaitu:
1. Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengelolaan
fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel
bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan
telekomunikasi.
2. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan pada umumnya
menggunakan citra satelit, cintra Landsat yang digabungkan dengan foto
udara.
3. Fungsi GIS pada transportasi menggunakan foto skala besar dan
menengah. Analisis keruangan, terutama untuk manajemen transit
perencanaan rute, pengiriman teknisis, analisis pelayanan, penanganan
pemasaran dan sebagainya.
4. GIS digunakan untuk memetakan sentral, MDF, kabel primer, rumah
kabel, kabel sekunder, daerah catu langsung dan seterusnya sampai ke
pelanggan.
5. Untuk keperluan sistem informasi lahan yang digunakan adalah peta
kadastral skala besar atau persil tanah dan analisis keruangan untuk
informasi pajak kadatral.

4.5 Aplikasi GIS Dalam Berbagai Permasalahan Di Masyarakat


1. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Aplikasi Pelaporan
Dan Pelacakan Kejahatan Berbasis Android
Dari perancangan yang telah di buat peneliti menghasilkan sebuah aplikasi
lapor yang berbasis android. Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi pelaporan dan
pelacakan kejahatan yang di buat untuk masyarakat dalam melakukan pelaporan
secara realtime melalui smartphone berbasis android. Pasalnya aplikasi pelaporan
berbasis android sudah banyak dibuat baik dari forum, pemerintah daerah maupun
polres tertentu, seperti sahabat Polri, go sigap, war polres Jember, dan masih
banyak lagi aplikasi pelaporan yang di buat yang berskala daerah tertentu.
17

Dengan konsep geofencing memungkinkan proses pelaporan kejahatan


maupun keadaan mendesak bisa lebih cepat ditangani. Selain pelaporan, juga
terdapat aplikasi pelacakan baik aplikasi untuk polisi maupun aplikasi masyarakat
dengan fitur near me, masyarakat bisa melihat kejadian sekitar dalam radius
sepuluh kilometer. Pada aplikasi ini, memiliki dua aktor yaitu user masyarakat
dan polisi. Polisi harus login terlebih dahulu untuk menentukan polisi tersebut
bertugas di polres wilayah mana, sedangkan masyarakat yang login adalah
masyarakat yang akan mengajukan pelaporan maupun yang akan menggunakan
tombol panik (panic button). Berdasarkan hasil pengujian black box untuk
aplikasi pelaporan masyarakat secara fungsional sudah berjalan, baik untuk
mendeteksi kejadian sekitar dalam jarak sepuluh kilometer, maupun dalam proses
pelaporan kejadian.
Akan tetapi untuk aplikasi polisi masih pada tahap pengembangan. Adapun
fitur yang perlu dikembangkan seperti notifikasi untuk aplikasi polisi di sekitar
kejadian. Sehingga polisi tidak perlu membuka aplikasi terlebih dahulu untuk
mengetahui tindak kejahatan disekitar.
Dengan diterapkannya aplikasi semacam ini kepada masyarakat
memungkinkan terjadinya kesinambungan dan peran aktif masyarakat dalam
mengatasi tindak kejahatan di lingkungan sekitar. Tidak hanya fokus pada tindak
kejahatan saja melainkan juga seperti pengaduan masyarakat berkaitan dengan
unjuk rasa, kecelakaan, bahkan pungutan liar. Selain itu, polisi juga bisa lebih dini
mengetahui tindak kejahatan yang dilaporkan masyarakat secara realtime.
Meskipun saat ini aplikasi lapor Polri masih dalam tahap pengembangan, fitur-
fitur yang ada dari aplikasi lapor Polri ini bisa menjadi solusi dari maraknya
kasus-kasus kejahatan seperti pembegalan maupun kasuskasus lainnya dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada dalam hal ini adalah
smartphone. Pada tahap perkembangan selanjutnya diharapkan aplikasi ini bisa
digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara kesuluruhan. Terutama pada
daerah-daerah yang kurang terjangkau atau kondisi internetnya tidak bagus bisa
ikut serta aktif dalam penanganan tindak kejahatan, terutama pelaporan berbasis
online.
18

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Aplikasi Pelaporan


Dan Pelacakan Kejahatan Berbasis Android
Berdasarkan hasil penelitian samapai pengujian sistem maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu bahasa pemrograman PHP dapat memberikan
kemudahan dalam perancangan Sistem Informasi Geografis Pusat Pertambangan
di Provinsi Bengkulu. Dan database MySQL dapat menampung informasi dan
data yang ada Dinas Energi dan Mineral Provinsi Bengkulu.Dengan adanya
sistem ini dapat memudahkan pengguna dalam pencarian lokasi tambang di
Provinsi Bengkulu.
Sistem yang dibangun pada intinya hanya sebatas sistem informasi geografis
pusat pertambangan di Provinsi Bengkulu. Sehingga diharapkan adanya
pengembangan lagi untuk sistem yang lebih luas cakupannya. Diperlukan
maintenace terhadapprogram aplikasi yang telah dibuat, supaya dapat digunakan
secara berkelanjutan.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Sistem Informasi Geografis atau Geographycal Information System (GIS)
merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk
bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keungan).
GIS pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama
Data Banks for Development. Istilah GIS dicetuskan oleh General Assembly dari
International Geographycal Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Indonesia
sudah mengadopsi GIS sejak pelita kedua saat LIPI mengundang UNESCO dalam
menyusun “kebijakan dan program pembangunan lima tahun tahap kedua (1974-
1979)”.
Sistem Informasi Geografis memiliki komponen-komponen yang saling
bersinergi yaitu terdiri dari perangkat keras, lunak, dan prosedur untuk
penyusunan input data, pengolahan, analisis, dan pemodelan data geospasial.
Keuntungan yang didapat dari diterapkannya GIS adalah penanganan data
geospatial menjadi lebih baik dalam format baku revisi dan pemutakhiran data
menjadi lebih mudah, data geospatial dan informasi lebih mudah dicari,
dianalisis, dan dipreentasikan, dan produk bernilai tambah.

5.2 Rekomendasi
Agar menghasilkan data informasi pemetaan yang efektif, efisien, dan mampu
merepresentasikan muka bumi yang akurat, maka GIS merupakan hal yang perlu
dijadikan solusi. Hal ini dikarenakan GIS mendukung format digital dan
pemrosesan data berlangsung lebih cepat jika dibandingkan dengan metode
manual.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kholil. (2017). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Aplikasi


Pelaporan dan Pelacakan Kejahatan Berbasis Android . Jurnal Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Koko Mukti Wibowo, I. K. (2015). Sistem Informasi Geografis (SIG)
Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis
Website. Jurnal Media Infotama.
Masri, R. M., & Purwaamijaya, I.M. (2019). Teknik Penyehatan. Bandung: DPTS
FPTK UPI

20

Anda mungkin juga menyukai