Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ASAR SUHAN KEPERAWATAN ASAR

DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Dasar Profesi


Program Profesi Ners

Disusun Oleh: Darmawati Kurniya

NIM: 11194562920042

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2020

1
LAPORAN PENAHULUAN
HEPATITIS

1. Konsep Anatomi dan Fisiologi Sistem


A. Anatomi Sistem
Hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam pengaturan fungsi
hati. Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh, yang terletak
dibagian teratas dalam rongga abdomen disebelah kanan dibawah diafragma
dan hati secara luas dilindungi oleh iga-iga, berat hati rata-rata sekitar 1500
gr 2,5% dari berat tubuh pada orang deawa normal, hati dibagi menjadi 4
lobus, yaitu lobus kanan sekitar 3/4 hati, lobus kiri 3/10 hati, sisanya 1/10
ditempati oleh ke 2 lobus caudatus dan quadatus. Lobus hati terbungkus oleh
lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan
membagi masa hati menjadi unit-unit yang kecil dan unit-unit kecil itu
disebut lobulus (Wijaya, 2013).

Gambar 1. Anatomi hepar


Sumber: www. Gambar anatomi hepar.com

2
Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan
vena porta. Arteri hepatica keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati,
darah ini mempunyai kejenuhan 95–100% masuk ke hati akan akhirnya
keluar sebagai vena hepatica. Sedangkan vena porta terbentuk dari lienalis
dan vena mensentrika superior menghantarkan 4/5 darahnya ke hati darah ini
mempunyai kejenuhan 70% darah ini membawa zat makanan kehati yang
telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Cabang vena porta arteri
hepatica dan saluran membentuk saluran porta (Wijaya, 2013)
Hati dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan
jaringan elastis yang disebut kapsul glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam
parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus
biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri dari sel-sel yang disusun
di dalam lempengan-lempengan atau plate dimana akan masuk ke dalamnya
sistem pembuluh kapiler. Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap
tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis yang mengandung
cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus biliaris. Cabang dari vena
porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam
sinusoid setelah banyak percabangan. Canaliculi akan mengeluarkan isinya
ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar
dari saluran empedu menuju kandung empedu (FKUI, 2006).
B. Fisiologis Sistem
Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, sirkulasi vena
porta yang menyuplai 75% dari suplai asinus memang peranan penting dalam
fisiologis hati, mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi dari traktus
gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk dalam hati lewat
arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Vena porta yang terbentuk
dari vena linealis dan vena mesenterika superior, mengantarkan 4/5 darahnya
kehati darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya 70% sebab beberapa

3
oksigen telah diambil oleh limpa dan usus. Darah ini membawa kepada hati
zat makanan yang telah di absorbsi oleh mukosa usus halus. Vena hepatika
mengembalikan darah dari hati ke vena kava inferior. Terdapat empat
pembuluh darah utama yang menjelajahi keseluruh hati, dua yang masuk
yaitu arteri hepatika dan vena porta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatika
dan saluran empedu. Sinusoia mengosongkan isinya kedalam venulel yang
berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan
vena sentralis, vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang
merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya kedalam
vena kava inferior didekat diafragma jadi terdapat dua sumber yang
mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya terdapat satu lintasan
keluar (FKUI, 2006).
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran terbesar, hati juga
sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada setiap
metabolik tubuh. Adapun fungsi hati menurut (Wijaya, 2013) sebagai berikut:
1) Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah.
Aliran darah melalui hati sekitar 1100 ml darah mengalir dari vena porta
kesinosoid hati tiap menit, dan tambahan sekitar 350 ml lagi mengalir
kesinosoid dari arteri hepatica, dengan total rata-rata 1450 ml/menit.
2) Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem
metabolisme tubuh.
3) Hepar melakukan fungsi spesifik dalam metabolisme karbohidat,
mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis
membentuk banyak senyawa kimia penting dan hasil perantara
metabolisme karbohidrat serta menyimpan glikogen.
4) Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yang
mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.
5) Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

4
6) Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah.
7) Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, K), mineral
(termasuk zat besi).
8) Mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.
9) Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan
menyerap zat gizi penting.
10) Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun (detoksikasi) serta
memetabolisme alkohol.
11) Membantu menghambat infeksi.
C. Kebutuhan Dasar Manusia (Sesuai Sistem)
Maslow membagi hierarki kebutuhan dalam lima tingkat dasar kebutuhan
yaitu :
1) Kebutuhan fisik (Physiological Needs)
Kebutuhan fisik adalah yang paling mendasar dan paling
mendominasi kebutuhan manusia. kebutuhan ini lebih bersifat
biologis seperti oksigen, makanan, air dan sebagainya.
Pemikiran Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat dipengaruhi
oleh kondisi pasca Perang Dunia II. Saat itu, manusia berada
dalam kondisi yang begitu memilukan. Salah satunya adalah
dilandanya kelaparan. Oleh karena itu, Maslow menganggap
kebutuhan fisik adalah yang utama melebihi apapun.
2) Kebutuhan akan rasa aman ( Safety needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari
rasa aman, bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa
takut, kekacauan dan sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk
mengembangkan hidup manusia supaya menjadi lebih baik.
3) Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta (The Belongingness And Love
Needs)

5
Setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan
cenderung mencari cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami
oleh orang lain. Jadi, Kebutuhan akan cinta tidak sama dengan kebutuhan
akan seks. Sebaliknya, Maslow menegaskan, kebutuhan akan seks justru
dikategorikan sebagai kebutuhan fisik. Kebutuhan akan cinta ini
menguatkan bahwa dalam hidup, manusia tidak bisa terlepas dari sesama.
4) Kebutuhan untuk dihargai (The Esteem Needs),
Setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, maka sudah menjadi naluri
manusia untuk bisa dihargai oleh sesama bahkan masyarakat. Maslow
mengklasifikasikan kebutuhan ini menjadi dua bagian yaitu, Pertama
lebih mengarah pada harga diri. Kebutuhan ini dianggap kuat, mampu
mencapai sesuatu yang memadai, memiliki keahlian tertentu menghadapi
dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan kebutuhan yang lainnya lebih pada
sebuah penghargaan. Yaitu keinginan untuk memiliki reputasi dan pretise
tertentu (penghormatan atau penghargaan dari orang lain). Kebutuhan ini
akan memiliki dampak secara psikologis berupa rasa percaya diri,
bernilai, kuat dan sebagainya.
5) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization).
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia
setalah kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi
diri ini berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula seperti
perubahan persepsi, dan motivasi untuk selalu tumbuh dan berkembang.

2. Konsep dasar penyakit


A. Definisi
Hepatitis adalah keadaan peradangan pada sel-sel hati, yang bisa
disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat-
obatan tradisional), konsumsi alkohol, lemak berlebih dan penyakit
autoimun. (Infodatin RbI, 2015).

6
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang
memberikan gejala klinis yang khas yaitu badan lemah, lekas lelah, nafsu
makan menurun, urin seperti teh pekat, serta mata dan seluruh badan
menjadi kuning. (Rina Amtarina, 2018)
B. Etiologi
Dua penyebab utama menurut Soerjono, 2011 hepatitis adalah penyebab virus
dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah
hepatitis yang disebabkan oleh virus.
1) Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a) Hepatitis A (HAV)
b) Hepatitis B (HBV)
c) Hepatitis C (HCV)
d) Hepatitis D (HDV)
e) Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis
B yang merupakan virus DNA
2) Hepatitis non virus yaitu :
a) Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol
sirosis.
b) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis
toksik dan hepatitis akut.
c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)

7
C.       Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis

Hepatitis A B C D E
Masa Inkubasi 14 – 49 30-180 Hari 15-150 Hari 35 Hari 14-63 Hari
Hari (+/- (+/= 75
28 Hari) Hari)
Cara Penularan
·    Fekal– Oral
·    Parenteral Ya Tidak Tidak Tidak Ya
·    Lain – Lain Ya Ya Ya Tidak
Akhir Ini Kontak Kontak Seks Kontak “Water
Bisa ? Seks, Kontak Seks Borne”
“Water Kontak Serumah Kontak
Borne” Serumah Serumah
Transmisi
Vertikal
Tipe Penyakit Biasanya Bervariasi Bervariasi Biasanya Biasanya
Akut Akut Akut
(Fulmina
n)
Carrier Kronik Tidak 5-10% 80% 70-80% Tidak
Cah Tidak 50% Ya Ya Tidak
Sirosis 20% 20%
Hepatoma Ya
Mortalitas 0.1-0.2% 0.5-2% 30% 15-20%
Tanpa Pada Pada
Komplikasi Pasien Wanita
Kronis Hamil

D. Patofisiologi (Pathway)
` NHYYYYYY

8
Gambar 2. Pathway Hepatitis
E. Manifestasi klinis
Menurut Nurarif, 2015 ada 3 manifestasi klinis dari hepatitis :
1) Stadium pra ikterik

9
Berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, mual, muntah, nyeri otot, dan nyeri di perut kanan atas. Urin
menjadi lebih coklat.
2) Stadium Ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang tetapi
pasien masih lemah, anoreksis dan muntah. Tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3) Stadium pasca ikterik
Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal kembali.
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui
penyakit hepatitis antara lain (Kowalak, 2016):
1) Laboratorium
a) Tes fungsi hati seperti :
(1) AST (SGOT)/ ALT (SGPT)
(2) Alkali Fospatase
(3) Bilirubin serum
b) Darah lengkap
c) Leukemia
d) Feses
e) Albumin serum menurun
f) Anti-HAVIgM
g) HbsAG
h) Urinalisa
i) Tes ekskresi BSP
2) Radiologi
a) Foto polos abdomen
b) Scan hati

10
3) Pemeriksaan Tambahan: Biopsi hati
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk Hepatitis menurut Kowalak, 2016 adalah sebagai
berikut :
1) Penatalaksanaan Keperawatan
a) Istirahat sesuai kebutuhan
b) Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alkohol/obat lain
c) Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra sehubungan dan
anggota keluarga
2) Penatalaksanaan Medis
a) Memberikan Gamma Globulin murni yang spesifik terhadap
HAV/HBV pada keluarga pasien hepatitis yang dapat memberikan
imunitas pasif terhadap infeksi, imunitas ini bersifat sementara.
b) Tersedia vaksin untuk HBV, karena sifat virus yang sangat menular
dan berpotensi menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan
bahwa semua individu yang termasuk kelompok berisiko tinggi,
termasuk pekerja kesehatan atau orang-orang yang terpajan ke
produk darah, divaksinasi. Yang juga dianjurkan untuk divaksinasi
adalah orang-orang yang beresiko terinfeksi virus termasuk
homosek atau heterosek yang aktif secara seksual, pecandu obat
bius dan bayi.
3) Medikametosa
a) Kortikosteroid tidak diberikan bila mempercepat penurunan
bilirubin darah, kortikosreroid dapat digunakan pada kolestasis.
b) Yang berkepanjangan, dimana transaminase serum sudah kembali
normal tetapi bilirubin masih tinggi.
c) Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.
d) Antibiotik jika diperlukan.
e) Antiemetik jika diperlukan.

11
4) Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan.
E. Pegkajian fokus keperawatan
Fokus pengkajian pada pasien dengan Hepatitis adalah sebagai berikut:
1) Keluhan utama pasien.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Yang dikaji meliputi apakah pasien pernah menderita penyakit ini
sebelumnya, pernah masuk rumah sakit, riwayat opname, riwayat alergi.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Yang dikaji meliputi apakah di dalam anggota keluarga ada yang
menderita penyakit yang sama, menderita penyakit menurun,
lingkungan dan sanitasi baik atau buruk.
4) Pola sirkulasi
Yang dikaji meliputi adanya bradikardia, ikterik pada sclera dan
membran mukosa
5) Nutrisi
Yang perlu dikaji pada pasien hepatitis antara lain apakah ada anoreksia,
berat badan menurun, mual muntah, peningkatan oedema, kaji adanya
asites.
6) Eliminasi
Yang perlu dikaji pada pasien hepatitis antara lain pola BAB yaitu
apakah terjadi diare, warna feses yang menyerupai dempul, melena.
Pola BAK antara lain frekuensi, konsistensi, urine berwarna gelap atau
seperti air teh pekat.

7) Aktifitas
Yang dikaji pada pasien hepatitis adalah mengenai kelelahan,
kelemahan dan malaise.

12
8) Rasa aman dan nyaman
Yang dikaji meliputi nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas,
kram abdomen, mialgia, atralgia, gatal/pruritus.
9) Pola seksualitas
Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpajan.
10) Pemeriksaan fisik head to toe
a) Abdomen
Inspeksi : apakah ada perubahan warna kulit dan luka
Perkusi : apakah ada massa
Palpasi : apakah ada pembesaran hepar dan nyeri tekan
Auskultasi : untuk mengetahui oeristaltik usus.
11) Pemeriksaan Laboratorium
F. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi
2) Nyeri Akut
3) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4) Intoleransi Aktifitas

G. Tujuan Dan Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa
SLKI SIKI
Keperawatan
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri

13
(D.0077) keperawatan selama 3x 24
Jam, Nyeri klien Observasi :
membaik, dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi,
hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
Kontrol Nyeri intensitas nyeri
(L.08063) 2. Identifikasi skala nyeri
1. Kemampuan mengenali 3. Identifikasi pengaruh
onset nyeri dari skala 2 nyeri pada kualitas
cukup menurun nyeri
meningkat menjadi skala Teraupetik:
5 1. Berikan teknik
2. Kemampuan nonfarmakologis
menggunakan 2. Fasilitasi istirahatn dan
tekniknon-farmakologis tidur
dari skala 2 meingkat Edukasi :
menjadi skala 5 1. Jelaskan penyebab ,
3. Dukungan orang periode, dan pemicu
terdekat dari skala 2 nyeri
cukup menurun 2. Jelaskan strategi
meningkat skala 5 meredakan nyeri
4. Keluhan nyeri dari skala Kolaborsi:
1(meningkat) menjadi 1. Kolaborasi pemberian
skala 4 cukup menurun analgetik
5. Penggunaan analgesic
dri skala 1(meningkat)
menjadi skala 5
(menurun)
Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia

14
(D.0130) keperawatan selama 3x 24 Observasi :
Jam, Nyeri klien 1. Identifikasi penyebab
membaik, dengan kriteria Hipertermia
hasil : 2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor luaran urine
Termoregulasi (L.14134) Teraupetik :
1. Suhu tubuh dari skala 2 1. Sediakan lingkungan
cukup memburuk, yang dingin
menjadi skala 5 membaik 2. Berikan cairan oral
2. Suhu kulit dari skala 2 3. Lakukan pendinginan
cukup memburuk, eksternal
menjadi skala 5 membaik 4. Hindari pemberian
3. Pucat kulit dari skala 2 antipiretik
cukup memburuk, Edukasi :
menjadi skala 5 membaik Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
(D.0019) keperawatan selama 3x 24 Observasi :
Jam, Nyeri klien 1. Identifikasi status
membaik, dengan kriteria nutrisi
hasil : 2. Monitor asupan makan
3. Monitor berat badan
Status nutrisi Teraupetik :
1. Pengetahuan tentng 1. Fasilitasi menentukan
standar asupan nutrisi pedoman diet
yang tepat dari skala 2. Berikan makanan tinggi

15
3(sedang) menjadi skala kalori dan protein
5 (meningkat) Edukasi :
2. Perasaan cepat kenyang 1. Ajarkan diet yang
dari skala 3 (sedang) diprogramkan
menjadi skala 5 Kolaborasi :
(menurun) 1. Kolaborasi pemberian
3. Berat badan dari skala 2 medikasi sebelum
cukup memburuk makan
menjadi skala 5 2. Kolaborasi dengan ahli
membaik gizi
4. Indeks massa tubuh dari
skala 3 sedang menjadi
skala 5 membaik
Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x 24
Jam, Nyeri klien
membaik, dengan kriteria
hasil :

Tingkat Ansietas :
L.09093
1. Verbalisasi
kebingungan dari skala
2 cukup meningkat
menjadi skala 5
menurun
2. Verbalisasi khawatir
akibat kondisi yang
dihadapi dari skala 2

16
cukup meningkat
menjadi skala 5
menurun
3. Perilaku gelisah dari
skala 2 cukup
meningkat menjadi
skala 5 menurun
4. Konsentrasi pola tidur
dari skala 2 cukup
memburuk menjadi
skala 5 membaik
Keletihan (D.0057) Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy
keperawatan selama 3x 24 Observasi :
Jam, Nyeri klien 1. Identifikasi gangguan
membaik, dengan kriteria fungsi tubuh yang
hasil : mengakibatkan
kelelahan
Tingkat Keletihan : 2. Monitor kelelahan fisik
L.05046 dan emosional
1. Verbalisasi kepulihan 3. Monitor pola dan jam
energi dari skala 1 tidur
menurun menjadi skala 4. Monitor lokasi dan
5 meningkat ketidaknyamanan saat
2. Tenaga dari skala 1 beraktivitas
menurun menjadi skala Teraupetik :
5 meningkat 1. Lakukan rentang gerak
3. Kemampuan pasif atau aktif
melakukan aktivitas Edukasi :
rutin dari skala 1 1. Anjurkan tirah baring

17
menurun menjadi skala 2. Ajarkan strategi koping
5 meningkat untuk mengurangi
4. Lesu dari skala 5 kelelahan
menurun menjadi skala Kolaborasi :
2 cukup meningkat 1. Kolaborasi dengan ahli
5. Pola istirahat dari gizi cara meningkatkan
skala 1 memburuk asupan makanan
menjadi skala 5
membaik

Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan :


Ketidakseimbanga keperawatan selama 3x 24 Observasi :
n Cairan (D.0036) Jam, Nyeri klien 1. Monitor status hidrasi
membaik, dengan kriteria 2. Monitor hasil
hasil : pemeriksaan
laboratorium
Status Cairan : L.03028 Teraupetik :
1. Turgor kulit dari 1. Catat input-output dan
skala 2 cukup hitung balance cairan
menurun menjadi 24 jam
skala 5 meningkat 2. Berikan asupan cairan
2. Output urine dari sesuai kebutuhan
skala 5 meningkat Kolaborasi :
menjadi skala 3 1. Kolaborasi pemberian
sedang diuretic
3. Intake cairan dari
skala 1 memburuk,
menjadi skala 5
membaik

18
19
DAFT AR PUSTAKA

Kementerian kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kemeterian


Kesehatan RI Situasi Kesehatan Remaja. 2015.
Kowalak, 2016. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Nurarif, Amin H., Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 3. Jogjakarta : Medication.
Smeltzer, Suzanne C. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Burnner and
Suddarth. Ed. 8. Vol.3. Jakarta: EGC.
Sudoyo A, et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI
Rina Amtarina, 2016. Faktor Risiko Hepatitis B Pada Tenaga Kesehatan Kota
Pekanbaru. FKUR.
Wijaya, andra saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2.
Yogyakarta: Nuha Medik

20

Anda mungkin juga menyukai