Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATERNITAS

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh:
1. Candra Irianto
2. Erry Arisma
3. Heru Setiawan
4. Irma erviana
5. Rany Suryandari
6. Risky Dwi yusupa
7. Theresia ayu juwita

PROGAM STUDY S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
 berkontribusi dengan memberikan sumbangan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
 pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 2 April 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai


 perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu
hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan
oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi
volume plasma mulai pada minggu ke enam kehamilan dan mencapai maksimum
 pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke
37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil
dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Akibatnya, volume plasma
 bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (hemodilusa)
(Prawirohardjo, 2012).
Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan
kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima
sempurna (Manuaba, Manuaba & Manuaba, 2010). Sedangkan 51% penyebab
anemia yang lain di seluruh dunia adalah defisiensi zat besi yang terjadi pada
wanita usia subur dan ibu hamil (Robson &Waung,2013). Menurut penelitian
Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia pada ibu hamil adalah
ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai anemia, dan hasil
 penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian anemia lebih banyak terjadi
 pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang (73,1%), dibandingkan dengan ibu
yang berpengetahuan baik (26,9%).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35 - 75 % ibu
hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami
anemia. Namun, banyak diantara ibu hamil yang telah mengalami anemia pada
saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada perempuan yang
tidak hamil di negara berkembang dan 12% di negara yang lebih maju
(Prawirohardjo, 2010). Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di
Indonesia tahun 2007 menunjukkan persentase anemia pada ibu hamil sebesar
24,5% (Pratami, 2016).
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 20011).
Sedangkan menurut Pratami (2016) anemia dalam kehamilan didefenisikan
sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl
 pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester II.
 Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga
 parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya
ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau
hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir
trimester pertama dan <10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga menjadi batas
 bawah untuk menjadi penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai   nilai ini kurang
 – 

lebih sama nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang mendapat suplementasi
 besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua
dan ketiga (Prawirohardjo,2010).

3. Klasifikasi anemia dalam kehamilan


Menurut Prawirohardjo(2010) klasifikasi anemia dalam kehamilan ialah :
a. Defisiensi Besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi berkaitan
dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan
 janin yang cepat. Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke
 janin untuk eritropoienis, kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang
 jumlah keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah.
Sebagian perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan
 besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada defesiensi zat
 besi. Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan suplemen
 besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg zat besi
selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun,
 banyak literatur menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu
atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang
tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen sampai 3 minggu postpartum.

 b. Defisiensi Asam Folat


Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat
karena transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan
folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple,
diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik. Kadar estrogen dan
 progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya memeliki efek penghambat
terhadap absorbsi folat. Defesiensi asam folat sangat umum terjadi pada
kehamilan dan merupakan penyebab utama anemia megabolik pada kehamilan.
Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan penyebab kedua
terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA
dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis
ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali
kongenital janin, tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube
defects).  Selain itu, defesiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada
 jantung, saluran kemih, alat gerak, dan organ lainya. Penatalaksanaan defesiensi
asam folat adalah pemberian folat secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari.
Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami
 pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat perhari
- Istiraha t dan pola tidur : tidur 8 jam per hari tidak
ditambah tidur siang

8.Pemeriksaan Fisik

a.PemeriksaanUmum

1)Keadaan umum
-Tinggi / Berat badan : 146 cm / 56 kg
-Tekanan darah : 120/80 mmHg
-Suhu : 36,60C
-Nadi : 84 x/i
-Pernapasan : 20 x/i
2) Kepala: rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak ada rambut
rontok

3) Muka :wajah tampak pucat, tidak tampak bintik-bintik


hitam pada wajah.

- Mata : konjungtiva pucat, skelera tidak ikterik

- Hidung : simetris kiri kanan dan tidak ada pernapasan


cuping hidung

- Mulut : bibir tampak pucat, mukosa bibir lembab

4) Telinga : simetris kiri kanan, tidak ada keluar cairan dari


telinga

5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan

vena jugu laris

6) Payudara : simetris kiri kanan, papilla mamae menonjol, tidak ada


lecet, tidak ada pembengkakan dan tampak bersih.

7) Palpasi

- Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar,


keras, tidak rata dan tidak melenting kemungkinan bokong
 janin
- LeopoldII: pada perut ibu sebelah kanan teraba panjang dan
keras seperti papan kemungkinan punggung janin dan bagian
kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin.
- Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras,
dan masih bias digoyangkan, kepala janin belum masuk PAP.

- Leopold IV: pada bagian bawah perut ibu teraba bulat,


melenting dan belum masuk PAP.

8) Auskultrasi

Pada perut ibu bagian kanan terdengar detak jantung janin (140
x/i)

9) Perkusi Reflekpatela : positif kiri dan kanan

9. Data Penunjang (22Februari 2017)

a.Data Laboratorium

Darah :

Hb : 9,6 gr%

10. Program Terapi Dokter

Obat Oral : Sf, vit.C,

3.2 Analisa Data

 No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1 Data Subjektif Kurang menkonsumsi Resiko Perdarahan
 Ibu mengatakan sering makanan yang
terasa pusing apabila mengandung zat besi
terlalu lama berdiri
 Ibu mengatakan cepat
lelah saat melakukan HB menurun

aktivitas seperti
mencuci dan
membersihkan rumah Volume plasma meningkat
Data objektif
• Hb 9,7 gr/dl
• Wajah terlihat pucat, Jumlah eritrosit tidak
konjungtiva anemis sebanding dengan plasma
• TD 120/80 mmHg darah
• Suhu 36,6 0C
•  Nadi 84 x/i
• Pernafasan 20 x/i Pengenceran darah

Resiko perdarahan
2 Data Subjektif Kurang menkonsumsi Intoleransi Aktivitas
• Pasien mengatakan makanan yang
lelah setelah mengandung zat besi
melakukan aktivitas
• Pasien mengatakan
Hb menurun
 pusing saat duduk ke
 berdiri
Tranport O2 ke ibu
• Pasien mengatakan menurun
ngos-ngosan saat
melakukan aktivitas Kebutuhan O2 tidak
terpenuhi
• Pasien mengatakan
lemah
Aliran darah ke jaringan
Data Objektif
tidak terpenuhi
• Suhu 36,6 0C Pasien
tampak pucat
Hipoksia, lemah, pucat
• Konjungtiva anemis
• Tampak sianosis
• Pasien tampak
mengalami hipoksia
• TD 120/80 mmHg

•  Nadi 84 x/i
• Pernafasan 20 x/i
3 Data Subjektif Kurang menkonsumsi Defisit Nutrisi
• Pasien mengatakan makanan yang
tidak nafsu makan mengandung zat besi
• Pasien mengatakan
cepat kenyang setelah
Hb menurun
makan
• Pasien mengatakan
mengalami nyeri/kram Tranport O2 ke ibu
menurun
 perut
Data Objektif
Kebutuhan O2 tidak
• Hasil pemeriksaan
terpenuhi
 bising usus pasien
hiperaktif
Aliran darah ke jaringan
• Otot pengunyah pasien tidak terpenuhi
tampak lemah
• Membran mukosa
Otot pengunyah lemah
 pasien tampak pucat
• Rambut rontok
 Nafsu makan menurun
 berlebih

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko perdarahan b.d pengenceran darah

2. intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen, proses metabolisme yang terganggu
3.5 Implementasi

 No.Dx Implementasi TTD


1. 1. Memonitor tanda dan gejalah perdarahan
2. Melindungi pasien dari trauma yang dapat
menyebabkan perdarahan
3. Menghindari mengangkat benda berat
4. Menginstruksikan pasien untuk meningkatkan
makanan yang kaya vitamin K

2. 1. Menggali hambatan individu terkait latihan fisik


(seperti, senam hamil, dll)
2. Mendukung ungkapan perasaan mengenai latihan
atau kebutuhan untuk melakukan latihan
3. Mendukung individu untuk memulai atau
melanjutkan latihan
4. Melakukan latihan bersama individu, jika
diperlukan

3. 1. Memeriksa TTV pasien(TD : 120/80 mmHg, RR :


16-24x/menit, Nadi 60-100x/menit, T : 36,5
 – 

37,50C).
2. Menimbang berat badan setiap kunjungan prenatal.
3. Mengkaji masukan kalori dan pola makan dalam 24
 jam.
4. Meninjau ulang dan berikan informasi mengenai
 perubahan yang diperlukan
5. Mengkaji pemahaman stress.

3.6 Evaluasi

 No. Evaluasi TTD


Dx
1. S : Klien mengatakan pusing sudah berkurang dan bisa
melakukan aktifitas.
O:
Wajah terlihat cerah, konjungtiva merah mudah
Hb 11 gr/dl
TD 120/80 mmHg
Suhu 36,5 0C
 Nadi 84 x/I
Pernafasan 20 x/i
A: Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan semua interfensi
2. : Pasien mengatakan mulai bisa beraktifitas,tidak pusing
saat duduk keberdiri,dan pasien mengatakan tidak
lemah lagi.
: Wajah pasien terlihat cerah,konjungtiva merah muda
Suhu 36,5 0C
TD 120/80 mmHg
 Nadi 84 x/i
Pernafasan 20 x/i
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan interfensi
3. S: Pasien mengatakan nafsu makan mulai meningkat,
Pasien dapat menghabiskan porsi makanan dan tidak
merasa mual, nyeri/kram perut mulai berkurang.
O: Bising usus masih hiperaktif,otot pengunyah mulai
 bekerja secara normal,membran mukosa masih
 pucat, IMT : 16
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan interfensi
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2014. Jakarta
Moorhead. S, jhonson, maas, M.L, Swanson, E. (2016). Nursing Outcome
Lasification (NOC). ISBNIndonesia : CV. Mocomedia and is publised by
arragement with Elsevier Inc
Perry & Potter (2009). Fundamental keperawatan Jakarta : Salemba medika
Pratami, E. (2016). Evidence-Basedndalam kebidanan, Jakarta : ECG
Prawiroharjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan, Jakarta : PT Bina Pustaka
Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
medika
Tarwono & Wasnidar. (2007). Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta :
Trans Info media

Anda mungkin juga menyukai