Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS PADA Tn.

J
DI RUANG WING MELATI 3 RSUD Dr. MOEWARDI

Hari : Senin
Tanggal : 6 November 2017
Jam : 08.00 WIB

A. Keluhan Utama
Nyeri perut kuadran atas sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit

B. Diagnosa Medis
Abdominal Pain

C. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan dengan agen cidera biologis.

D. Data yang mendukung


DS : Pasien mengatakan nyeri sekali apalagi saat bergerak, makan dan
minum
DO : P : Nyeri bertambah ketika bergerak, makan dan minum
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri pada perut kanan atas
S : Nyeri skala 7
T : Nyeri setiap 2 jam sekali dengan durasi 5 menit
TD : 140/80 x/menit, N : 83 x/mnt, RR : 24 x/mnt, S : 36,8 x/mnt

E. Dasar Pemikiran
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang
terasa disetiap regio abdomen. Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen
akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan
region inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala
dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri
perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan
bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut
berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama
paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu
aktivitas sehari-hari.

Pasien Tn. M mengalami Abdominal Pain dengan keluhan utama nyeri


perut di kuadrat atas. Nyeri lebih saat bergerak, makan dan minum.

F. Prinsip tindakan Keperawatan


Terapi infus merupakan tindakan yang paling sering dilakukan pada
pasien yang menjalan rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV), pemberian
obat, cairan, dan pemberian produk darah, atau sampling darah (Alexander,
Corigan, Gorski, Hankins, & Perucca, 2010). Standar Operasional Prosedur
(SOP) memasang selang infus adalah :
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan
dirasakan selama pemasangan infus
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus
dan gantungkan pada standar infus
6. Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana,
tanggal dan jam pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi
keperawatan

G. Analisa tindakan
Pemasangan infus pada Tn. J bertujuan untuk mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak
dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan
mencegah gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan asam basa,
menyediakan media untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian
nutrisi parenteral. Saat dilakukan tindakan pemasangan infus, terdapat kendala
yaitu harus dilakukan penusukan pada vena sampai 2 kali baru bisa terpasang di
vena pada tangan kanan pasien. Dikarenakan pembuluh darah vena pada Tn. J
kecil dan berkelok – kelok, sehingga resiko pecahnya pembuluh darah saat
pemasangan infus cukup besar.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Terapi infus sebagai salah satu tindakan invasif memerlukan keterampilan
yang cukup saat melakukan pemasangannya. Akibat prosedur pemasangan yang
kurang tepat, posisi yang salah, kegagalan saat menginsersi vena, serta
ketidakstabilan dalam memasang fiksasi, semua hal tersebut dapat menimbulkan
ketidaknyamanan bagi pasien. Selain itu, pemberian terapi infus juga dapat
menimbulkan komplikasi plebitis. Penyebab plebitis yang paling sering adalah
karena ketidaksesuaian ukuran kateter dan pemilihan lokasi vena, jenis cairan,
kurang aseptik saat pemasangan, dan waktu kanulasi yang lama (Alexander, et
al., 2010)

I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan


Manajemen Nyeri :
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, beratnya nyeri, dan
factor pencetus
2. Pilih dan implementasikan tindakan nonfarmakologi
3. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi nafas dalam
4. Pastikan pemberian analgesic sebelum dilakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri.
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Pasien mengatakan masih nyeri
P : Nyeri bertambah ketika bergerak, makan dan minum
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri pada perut kanan atas
S : Nyeri skala 7
T : Nyeri setiap 2 jam sekali dengan durasi 5 menit
O : Tekanan darah : 140/80 mmHg, HR: 80 kali/menit, RR : 24 kali/menit.
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Manajemen Nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, beratnya nyeri, dan
factor pencetus
2. Pilih dan implementasikan tindakan nonfarmakologi
3. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi nafas dalam
4. Pastikan pemberian analgesic sebelum dilakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri.

K. Evaluasi diri
Saya senang bisa melakukan pemasangan infus pada Tn. J di ruangan,
karena tindakan hari ini adalah hari pertama pelaksanaan praktek profesi ners.
Pada kesempatan yang lain saya ingin melakukannya secara profesional.
L. Daftar pustaka
Alexander, M, Corrigan, A, Gorski, L, Hankins, J., &
Perucca, R. (2010). Infusion nursing society, Infusion nursing: An
evidence-based approach (3rd Ed.). St. Louis: Dauders Elsevier.

Wayunah. (2013). Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.2 Pengetahuan


Perawat tentang Terapi Infus Memengaruhi Kejadian Plebitis Dan
Kenyamanan Pasien.

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

( Ika Harmyastuti ) ( )

Anda mungkin juga menyukai