Anda di halaman 1dari 6

KEJANG DEMAM

ICD 10: R56

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

02.04.02.001 00 01/07

PANDUAN SMF Anak Komite Medis


PRAKTIK
KLINIK

ANAK
dr. Ava Lanny Kawilarang, Sp.A dr. Deni Kriscahoyo, Sp.PD, FINASIM
Ketua Ketua
TANGGAL TERBIT Ditetapkan,

14/02/2017 Prof. Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes.


Direktur
PENGERTIAN I. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (diatas 38˚C rectal) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat,
gangguan elektrolit atau metabolik lainnya. Kejang yang terjadi pada
bayi dibawah umur 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
II. Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung singkat
kurang dari 15 menit bersifat kejang umum dan tidak berulang dalam 24
jam.
III. Kejang demam kompleks adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15
menit bersifat fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului
kejang fokal dan berulang dalam 24 jam.

ANAMNESIS 1. Adanya kejang, jenis kejang, lama kejang dan kesadaran, interval kejang
dan keadaan anak pasca kejang
2. Suhu tubuh saat kejang, sebelum kejang
3. Adanya infksi diluar SSP, seperti ISPA, ISK, OMA
4. Riwayat tumbuh kembang, riwayat kejang demam dan epilepsy dalam
keluarga
5. Singkirkan sebab kejang yang lain, misal diare dan muntah yang dapat
menyebabkan hipoksemia, asupan makanan dan susu kurang yang dapat
menyebabkan hipoglikemia.
PEMERIKSAAN FISIK - Suhu tubuh (rectal)
- Kesadaran (Glasgow Coma Scale)
- Tanda rangsang meningeal, yaitu kaku kuduk, Brudzinsky I dan II, Kernig
sign, Laseque sign
- Pemeriksaan nervus cranial
- Tanda peningkatan tekanan intracranial, yaitu UUB menonjol, papil edema
- Tanda infeksi diluar SSP : ISPA, ISK, OMA
- Pemeriksaan neurologis lain : tonus, motorik, refleks fisiologis dan patologis
PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, gula darah seaktu, urinalisis, kultur
PENUNJANG darah, urin dan feses bila dibutuhkan
2. Lumbal pungsi : tidak perlu dilakukan pada kejang demam sederhana jika
tidak ada tanda meningitis atau riwayat meningitis atau tanda infeksi
intracranial
3. EEG : tidak dianjurkan pada kejang demam sederhana tetapi perlu
dilakukan pada kejang demam kompleks

KRITERIA Kriteria klinis sesuai definisi kejang demam


DIAGNOSIS
KRITERIA RAWAT 1. Kejang demam kompleks
INAP 2. Hiperpireksia
3. Usia dibawah 6 bulan
4. Kejang demam pertama
5. Dijumpai kelainan neurologis
DIAGNOSA 1. Meningitis
BANDING 2. Ensefalitis
3. Gangguan keseimbangan elektrolit
4. Generalized epilepsy with febrile seizure
5. Severe myoclonic epilepsy in infancy
6. Febrile status epilepticus
TERAPI 6. Medikamentosa:
1) Antipiretik : Paracetamol 10-15 mg/kgBB oral atau drip diberikan setiap
4 jam maksimal 5 kali sehari. Ibuprofen 5-10 mg/kgBB diberikan 3-4 kali
sehari
2) Antikejang : Diazepam oral 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam atau diazepam
rectal 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu >38,5˚C
3) Pengobatan rumatan jangka panjang diberikan dengan fenobarbital 3-4
mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis atau asam valproat 15-20 mg/kgBB/hari
dibagi 2-3 dosis selama satu tahun bebas kejang kemudian dihentikan
bertahap 1-2 bulan. Pengobatan rumatan diberikan jika terdapat
keadaan sebagai berikut:
a. Kejang >15 menit
b. Kelainan neurologis nyata sebelum/sesudah kejang, seperti paresis,
palsi serebral, retardasi mental, hidrosefalus
c. Kejang fokal
d. Kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam
e. Kejang demam pada usia <12 bulan
f. Kejang demam berulang >4 kali setahun

KOMPLIKASI 1. Berulangnya kejang demam, dengan faktor resiko :


a. Riwayat kejang demam dalam keluarga
b. Usia kurang dari 15 bulan
c. Temperatur yang rendah saat kejang
d. Cepatnya kejang setelah demam
2. Terjadinya epilepsy, dengan faktor resiko :
a. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang
demam pertama
b. Kejang demam kompleks
c. Riwayat epilepsy pada orang tua atau saudara kandung

KRITERIA PULANG 1. Kembali kepada kondisi normal setelah kejang demam sederhana
RAWAT 2. Tidak terdapat tanda infeksi bakteri yang serius atau sudah diterapi dengan
adekuat
3. Telah diberikan edukasi mengenai kejang demam
EDUKASI 1. Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
2. Memberitahukan tanda dini kejang demam
3. Memberitahukan cara penanganan kejang
4. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali dan beberapa
hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang, yaitu :
a. Tetap tenang dan tidak panic
b. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
c. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
d. Ukur suhu, observasi lama dan bentuk kejang
e. Tetap bersama pasien selama kejang
f. Berikan diazepam rectal. Dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti
g. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih
5. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus
diingat adanya efek samping
PROGNOSIS 1. Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal
pada pasien yang sebelumnya normal.
2. Kemungkinan mengalami kematian
Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan
3. Kemungkinan berulangnya kejang, dengan factor risiko :
a. Riwayat kejang demam dalam keluarga
b. Usia kurang dari 15 bulan
c. Temperatur yang rendah saat kejang
d. Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh factor diatas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam
adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat factor tersebur, kemungkinan
berulangnya kejang demam hanya 10-15%.
4. Faktor risiko terjadinya epilepsy, dengan factor risiko :
a. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang
demam pertama
b. Kejang demam kompleks
c. Riwayat epilepsy pada orang tua atau saudara kandung
Masing-masing factor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy
sampai 4-6%, kombinasi dari factor risiko tersebut meningkatkan
kemungkinan epilepsy menjadi 10-49%. Kemungkinan menjadi epilepsy tidak
dapat dicegah dengan pemberian obat rumat pada kejang demam.

LAMPIRAN

KEPUSTAKAAN 1. Pudjiadi, AH, dkk. Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta: 2010; 150-3.
2. Widodo, DP. Konsensus Tata Laksana Kejang Demam. Dalam: Gunardi H,
dkk (Eds) Kumpulan Tips Pediatri. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta: 2010; 193-203.
3. Pusponegoro, H. Kejang Demam. Dalam: Current Evidences in Pediatric
Emergencies Management. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Jakarta:12-13 April 2015; 92-7.

Anda mungkin juga menyukai