Anda di halaman 1dari 28

Pengenalan Keterampilan

Klinik Khusus

Sahyuddin
Div of Hematology & Med Oncology - Dept of Int Medicine
Medical Fac , Hasanuddin Univ
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)

 Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan


 Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau
didemonstrasikan
 Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi
 Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara
mandiri
 4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter
 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai
internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
I. Universal Precaution
Gambar Di bawah ini adalah cara mencuci
tangan yang baik dan benar
II. Keterampilan Komunikasi
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persetujuan pemeriksaan
3. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
4. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
5. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan
menimbulkan perasaan khawatir/ kurang menyenangkan
tetapi pemeriksa berusaha menghindarkan hal tersebut.
6. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
pemeriksaan.
7. Mintakan persetujuan lisan dan tertulis untuk melakukan
pemeriksaan.
III. Tanda Vital
1. Pemeriksaan Tekanan Darah

Tingkat Keterampilan: 4A

Tujuan: Mengukur tekanan darah


 
Alat dan Bahan :

1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Kursi atau meja periksa
 
Teknik Pemeriksaan

 Siapkan alat dan bahan.


 Jelaskan jenis & prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
 Pasien istirahat 5 menit dalam posisi duduk.
 Pastikan ruang pemeriksaan tenang dan nyaman.
 Lengan yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian. (cimino
untuk dialisis, bekas luka akibat putusnya arteri
brachial,limfaedem.
 Palpasi arteri brakhialis untuk memastikan terabanya denyut.
 Posisikan lengan pasien (arteri brakhialis sejajar dengan jantung).
Apabila pasien posisi duduk (letakkan lengan pada meja sedikit
diatas pinggul).
 Tentukan ukuran manset. (manset terlalu besar dari lengan
pasien, pembacaannya akan lebih rendah dari tekanan
sebenarnya. Sebaliknya manset kecil, pembacaan akan
lebih tinggi dibanding tekanan sebenarnya.
 Pasang manset dengan kencang dan lembut pada lengan
atas. Batas bawah manset berada pada 2.5 cm di atas
fossa antecubiti, dan balon manset harus berada di tengah
arteri brakialis.
 Posisikan lengan pasien sedemikan rupa sehingga siku
sedikit fleksi.
 Perkirakan tekanan sistolik dgn palpasi. (Raba arteri radialis dgn satu tangan,
kembangkan manset secara cepat sampai dgn pulsasi arteri radialis menghilang.
Baca tekanan yg terbaca pada manometer, lalu tambahkan 30 mmHg. (Target).
 Kempiskan manset dan tunggu 15-30 detik.
 Tempatkan membran stetoskop pada arteri brachialis.
 Kembangkan manset sampai tekanan yang telah ditentukan.
 Kempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik.
 Dua bunyi pertama yang terdengar adalah tekanan sistolik pasien.
 Turunkan tekanan 10-20 mmHg.
 Kemudian kempiskan manset secara cepat hingga nol.
 Titik bunyi menghilang (tekanan diastolik)
 Tunggu 2 menit, kemudian ulangi pemeriksaan (nilai rata –rata)
 
Gambar . Teknik pemeriksaan tekanan darah
Analisis Hasil Pemeriksaan
 Bunyi pertama yang terdengar saat manset dikempiskan tekanan
darah sistolik (fase korotkof I).Bunyi terkahir yang masih dapat
terdengar adalah tekanan diastolic (fase korotkof II).
Kategori Sistolik (mm Hg) Diastolik (mm Hg)
Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89


Hipertensi
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 ≥160 ≥100

Catatan: target tekanan darah pada pasien dengan hipertensi,


DM atau penyakit ginjal <130/80 mmHg
2. Pemeriksaan Denyut Nadi
 Tingkat Keterampilan: 4A
 Tujuan : Menilai sirkulasi perifer
 Alat dan Bahan : Meja Periksa
Teknik Pemeriksaan
 Pasien dalam posisi terlentang
 Telunjuk & jari tengah, tekan arteri radialis sampai terdeteksi denyut
maksimal. (frekuensi, irama & kuat angkat).
 Apabila frekuensi denyut & irama normal, maka hitung frekuensi selama 30
detik lalu kalikan 2. Jika frekuensi denyut nadi sangat cepat atau sangat
lambat, hitung selama 60 detik.
 Untuk menilai irama, rasakan denyut radialis. Apabila didapatkan irama
irreguler, cek kembali irama dengan menempelkan stetoskop pada apeks
jantung.
 
Analisis Hasil Pemeriksaan

1. Frekuensi
normal : 50 – 90 x/menit.
Bradikardia : ≤ 50 x/menit
Takikardia : > 100 x/menit .

2.Irama
Apabila didapatkan irama jantung
ireguler (fibrilasi atrial dan kontraksi
prematur atrial atau ventrikel)
Untuk seluruh pola denyut arteri
ireguler diperlukan pemeriksaan
Pemeriksaan A. radialis
EKG untuk mengidentifikasi aritmia.
3. Pemeriksaan Pernapasan

 Tingkat Keterampilan: 4A
 Tujuan: Menilai pernapasan & kelainan
Teknik Pemeriksaan
 Pasien posisi berdiri berhadapan dengan pemeriksa. Bila tidak bisa,
pasien dapat duduk di meja periksa atau dalam posisi berbaring. Posisi
pemeriksa paling baik berada di ujung kaki pasien.
 Nilai: - Tipe pernapasan - Rasio inspirasi & ekspirasi
- Frekuensi napas - Batuk & nafas tambahan
- Dalamnya pernapasan - Adanya dyspnoe
- Regularitas - Postur & otot bantu nafas
- Sianosis sentral & perifer
4. Pemeriksaan Suhu
Tingkat Keterampilan: 4A
Tujuan
 Mampu melakukan pengukuran suhu
 Mampu menentukan letak pengukuran suhu  
Alat dan Bahan
 Termometer raksa (termometer digital), Kapas alkohol
Teknik Pemeriksaan
A. Pemeriksaan suhu di aksilla
 Menjelaskan pemeriksaan yg akan dilakukan & prosedurnya.
 Siapkan termometer (air raksa, digital, dll).
 Cuci tangan terlebih dahulu, bersihkan termometer dg kapas alcohol.
 Pastikan ketiak tidak basah, selipkan di ketiak dan tunggu selama 10 menit
(pada termometer digital sampai bunyi).
B. Pemeriksaan suhu oral
 Bersihkan termometer dengan kapas alkohol.
 Buka mulutnya dan angkat lidahnya.
 Selipkan termometer di bawah lidah.
 Minta pasien untuk menutup mulutnya kembali.
 Tunggu selama 10 menit
C. Pemeriksaan suhu rektal
 Bersihkan termometer dengan kapas alkohol.
 Posisikan penderita miring dengan fleksi pada panggul.
 Olesi termometer dengan lubrikan.
 Masukkan termometer pada anus dg kedalaman 3-4 cm arah menuju
umbilikus,Tunggu selama 10 menit.
IV. Tehnik penyuntikan
Cara injeksi :

1. Injeksi intramuscular
2. Injeksi intravena
3. Injeksi subcutan
TEHNIK ASPIRASI
 Harus dilakukan pd IM & IV.
 IM : ujung jarum menembus PD (obat masuk IV intravena)
 emboli akibat reaksi komponen kimia obat.
Prosedur :
IV : Jarum telah memasuki pembuluh darah, dan dilakukan aspirasi :
Apabila darah masuk tertarik lokasi telah tepat obat dimasukkan
IM : Jarum yang semestinya mencapai jaringan otot rupanya
bersarang di pembuluh darah.Hal ini biasanya terjadi karena lokasi
injeksi kurang tepat. Cabut jarum dan ulangi prosedur penyuntikan
dari awal.
 TEHNIK DESINFEKSI KULIT DI LOKASI SUNTIKAN

SC : menggunakan kapas alkohol sebelum menyuntikkan insulin


secara subkutan seringkali membuat kulit menjadi mengeras karena
efek alkohol.
IM, IV :  apabila memang dipandang perlu,maka kulit itu harus
diswab dengan kapas alkohol selama 30 detik, dan kemudian tunggu
30 detik lagi agar kulit menjadi kering lagi.
INJEKSI INTRAMUSCULAR

 Menyuntikkan obat ke dalam otot yang terperfusi baik, sehingga


akan mampu memberikan efek sistemik dalam waktu yang singkat,
dan juga biasanya mampu menyerap dalam dosis yang besar. 
 Lokasi penyuntikan : - Lengan atas (Deltoid)
- Dorso dan Ventrogluteus
- Paha bagian luar (Vactus lateralis)
- Paha bagian depan (Rectus femoris)
 TEHNIK INJEKSI :
Sudut jarum tegak lurus dengan kulit (90 derajat) untuk memastikan
jarumnya mengenai otot yang dimaksud.
 Siapkan obat yang akan disuntikkan, masukkan ke dalam syringe.
 Pastikan identitas pasien.
 Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman.
 Tentukan lokasi penyuntikan yang benar, desinfektan.
 Pegang syringe (gunakan ibu jari dan jari telunjuk).
 Gunakan tangan non-dominan mengencangkan kulit.
  Masukkan jarum sehingga menembus otot yang dicari.
 Lakukan aspirasi. Bila ada darah, cabut jarum, ulangi prosedur.
 Masukkan obat dengan perlahan (1 ml per 10 detik)
 Tarik jarum syringe.
 Pisahkan jarum dari syringe. Buang di tempat sampah medis.
 Periksa lokasi suntikan sekali lagi (perdarahan, pembengkakan, atau reaksi-
reaksi lain yang terjadi. Catat dalam rekam medis
INJEKSI SUBKUTAN

 Absorpsi pelan dan berdurasi panjang (slow and


sustained absorption). Biasanya volume obat yang
disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik.
 SC : injeksi jarum menyudut 45 derajat dari permukaan
kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan
jaringan subkutis dari jaringan otot.
 Perkembangan injeksi insulin jarum alay suntik insulin
bermerk sudah dibuat sedemikian rupa sehingga dengan
sudut 90 derajat dengan kulit, insulin dapat masuk ke
jaringan subkutan.
INJEKSI INTRAVENA
 Cuci tangan, gunakan sarung tangan.
 Tentukan lokasi injeksi. (vena perifer yang tampak & besar )
 Bersihkan lokasi injeksi dengan kapas alkohol.
 Pasang torniquet di bagian proximal dari lokasi injeksi.
 Suntikkan jarum (sudut 45 derajat) ke arah proximal
 Lakukan aspirasi
 Bila tidak ada darah, cabut dan prosedur diulangi lagi.
 Bila ada darah yang masuk, berwarna merah terang, sedikit berbuih,
dan memiliki tekanan, segera tarik jarum dan langsung lakukan
penekanan di bekas lokasi injeksi tadi.
 Bila ada darah yang masuk, berwarna merah gelap, dan tidak
memiliki tekanan, itu adalah vena. Lanjutkan dengan langkah berikut:
 Lepaskan tourniquet dengan hati-hati, jangan sampai menggerakkan
jarum yang sudah masuk dengan benar.
 Suntikkan obat secara perlahan-lahan. Terkadang mengusap-usap
vena di bagian proximal dari lokasi injeksi dengan kapas alkohol
dapat mengurangi nyeri selama memasukkan obat.
 Setelah selesai, cabut jarum dan langsung lakukan penekanan di
bekas lokasi injeksi dengan kapas alkohol. Penekanan dilakukan
kurang lebih 2-5 menit. Atau bisa juga Anda gunakan band-aid untuk
menutupi luka suntikan itu.
 Buanglah syringe dan jarum ke dalam tempat sampah.
 Cuci tangan, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan lagi.

Anda mungkin juga menyukai