Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN PENDAMPINGAN PMT BALITA GIZI KURANG


PUSKESMAS WONOSARI TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN

Secara umum penurunan status gizi individu dapat mengakibatkan penurunan


daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit infeksi sehingga individu yang
bersangkutan sering menderita penyakit infeksi. Apabila individu terserang penyakit
infeksi, maka penggunaan (utilisasi) secara biologis terhadap zat-zat gizi yang
dikonsumsi akan terganggu pula sehingga hal ini akan memperburuk keadaan gizinya.
Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi pada balita tersebut dapat bersifat
permanen, artinya tidak dapat disembuhkan meskipun pada usia selanjutnya kebutuhan
gizinya terpenuhi.
Dengan demikian, status gizi yang baik hanya dapat diperoleh apabila kebutuhan
gizi sehari-hari dapat terpenuhi. Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk mencukupi
kebutuhan gizi sehari-hari khususnya pada usia balita adalah dengan memberikan
bantuan makanan pada gizi. Intervensi gizi melalui pemberian bantuan makanan (food
based intervention) tersebut bagi golongan rawan gizi khususnya yang berasal dari
keluarga miskin akan menjadi intervensi utama.
Penyebab utama kematian bayi dan balita terutama masalah neonatal, penyakit
infeksi dan gizi kurang /gizi buruk. Gizi kurang terutama gizi buruk memiliki kontribusi
terhadap 30% kematian balita. Prevalensi gizi kurang tahun 2007= 18,4% dan tahun
2010= 17,9 %, prevalensi balita pendek dari 36,8% menjadi 35,6%.
Penurunan angka kematian bayi tahun 2012 mencapai 32 per 1000 KH menjadi
24 per 1000 KH, tahun 2014 target MDG’s 2015 untuk balita gizi kurang adalah 15 %
dari jumlah balita dan sampai 2012 gizi kurang di Indonesia masih 17,9 %. Untuk gizi
buruk tahun 1995 12,8% kemudian pada tahun 2010 4,9 %. Berdasarkan data laporan
tahun 2014 prosentase balita gizi kurang di Puskesmas Wonosari sebesar 3,47 %. Hal ini
sangat bagus karena standar MDG’s adalah < 15 %.
Meskipun prevalensi gizi kurang rendah tetap dibutuhkan intervensi lebih lanjut
dengan memberikan PMT Pemulihan selama 90 hari makan disertai dengan
pendampingan balita gizi kurang tersebut setiap bulan 1 x selama 3 bulan. Pendampingan
ini sangat diperlukan untuk memberikan pengertian pada ibu balita dan keluarga tentang
cara pemberian makanan seimbang dan bergizi, cara merawat balita, dan penanganan
balita ketika sakit dan tidak mau makan.

II. TUJUAN
- Tujuan Umum :
Mendampingi balita yang punya masalah gizi selama pelaksanaan PMT Pemulihan

- Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu balita tentang pemberiaan
makanan seimbang dan bergizi pada balita gizi kurang
2. Memantau status gizi balita yang bermasalah secara rutin
3. Mendapatkan informasi penyebab terjadinya gizi buruk/ gizi Kurang pada balita.

III. SASARAN / PESERTA


Balita gizi kurang yang mendapat PMT Pemulihan selama 90 hari makan

IV. NARA SUMBER


-
V. METODE
Kunjungan rumah ke keluarga balita gizi kurang

VI. MEDIA
Leaflet, penyuluhan, timbangan, mikrotois, dan format laporan.

VII. TEMPAT DAN WAKTU


- Tempat dirumah balita gizi kurang yang mendapat PMT Pemulihan dan MP ASI
- Waktu bulan Juli, Agustus, September 2015

VIII. PENYELENGGARA
Pelaksana Gizi dan bidan desa setempat

IX. PEMBIAYAAN
Rincian sebagai berikut :
2 orang x 8 balita x Rp. 30.000 x 3 bulan = Rp. 1.440.000,- ( Satu juta empat ratus
empat puluh ribu rupiah )
X. LUARAN (Hasil Yang Ingin Dicapai )
Hasil yang ingin dicapai :
1. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan ibu balita tentang pemberian
makanan seimbang dan bergizi
2. Diperolehnya Berat Badan dan Panjang Badan/ Tinggi Badan setiap bulan selama
kegiatan pendampingan
3. Diperolehnya data-data penyebab gizi kurang pada balita tersebut.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Wonosari Pemegang Program

Dr. H. Lukman Hakim, M.MKes Maya Mariyana


NIP.19740514 200212 1 009 NIP. 19820302 200701 2 008

Anda mungkin juga menyukai