Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

TENTANG DISTRIBUSI PMT

A. Pendahuluan
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Selain balita, ibu hamil juga
merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita
gizi kurang, gizi buruk dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) perlu
diselenggarakan Pemberiaan Makanan Tambahan (PMT). PMT Bagi anak usia
6-59 bulan dan bagi ibu hamil dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai
pengganti makanan utama sehari-hari.
B. Latar belakang
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita kurus
dan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 12,1 % dan 37,2 %,
sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar
24,2%. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang
gizi pada anak usia 5-12 tahun sebesar 11,2 % yang disebabkan karena
berbagai hal diantaranya tidak sarapan pagi dan lebih suka makanan yang
tidak/kurang bergizi. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016
menujukkan bahwa prevalensi stunting pada balita sebesar 27,5 %, balita kurus
8,0 %, balita sangat kurus 3,1 % dan balita risiko kurus 22,8 %.
Masalah gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2
tahun (baduta) merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius.
Usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Kurus
dan stunting pada usia sekolah akan berdampak pada performa belajar di
sekolah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya
Manusia. Ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK) dapat
berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan bayinya. Pemberian makanan
tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan salah satu strategi
suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Berdasarkan data Survei Diet Total
(SDT) tahun 2014 diketahui bahwa lebih dari separuh balita (55,7%) mempunyai
asupan energi yang kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) yang
dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil baik di pedesaan maupun perkotaan lebih
dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein.
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan yang berfokus
baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat
diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan
balita pendek (stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak
usia sekolah diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk
menunjang kebutuhan gizi selama di sekolah. Pemberian makanan tambahan
ditujukan untuk sasaran kelompok rawan gizi yang meliputi balita kurus 6-59
bulan maupun anak Sekolah Dasar/MI dengan kategori kurus yaitu balita dan
anak sekolah yang berdasarkan hasil pengukuran berat badan menurut Panjang
Badan/Tinggi Badan lebih kecil dari minus dua Standar Deviasi (<-2 Sd), serta
ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5 cm. Penelitian
Elisabeth Kristiamsson, et all, 2016 berdasarkan hasil analisis data dari 31
negara memperlihatkan suplementasi makanan menunjukan adanya kenaikan
berat badan pada keluarga kurang mampu. Demikian halnya anak-anak usia 6 –
23 bulan yang diberikan makanan tambahan selama 6 bulan menunjukan
kenaikan berat badan, selanjutnya ketika MT diberikan bersama edukasi gizi dan
intervensi berbasis pangan lokal maka kenaikan berat badan menjadi lebih
besar.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan PMT pemulihan bagi balita gizi kurang, gizi buruk dan bumil
KEK dari keluarga miskin yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kramatmulya.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan berat badan balita dan ibu hamil
b. Meningkatkan status gizi balita dan ibu hamil
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
1. Kegiatan pokok:
Memberikan PMT pemulihan balita gizi kurang, gizi buruk dan ibu hamil KEK
2. Rincian kegiatan :
a. Melakukan pendataan balita gizi kurang, gizi buruk dan bumil KEK,
khususnya keluarga miskin
b. Memberikan PMT pemulihan balita gizi kurang, gizi buruk dan bumil KEK
E. Cara melaksanakan kegiatan
Petugas gizi mendata anak gizi kurang, gizi buruk dan bumil KEK dari keluarga
miskin, kemudian melakukan pemberian PMT tersebut.
F. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah:
Balita gizi kurang, balita gizi buruk dan ibu hamil KEK dari keluarga miskin di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kramatmulya.
G. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No 2018
Kegiatan Jan Fe Mar Ap Mei Ju Jul Ag Sep Ok Nov Des

1. Pemberian
PMT
balita
dan x x x x x x x x x x x x
bumil
KEK
gakin

H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi proses dilakukan pada saat kegiatan masih berjalan untuk melihat
kekurangan yang ada dan agar dapat segera diatasi. Pelaporan kegiatan
dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan.
I. Pecatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah:
1. Kerangka acuan kegiatan
2. Bukti pelaksanaan kegiatan
3. Hasil kegiatan
4. SPO tentang cara pelaksanaan kegiatan
Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan
kegiatan.Laporan dibuat oleh pelaksana kegiatan kemudian dilaporkan kepada
kepala puskesmas. Evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi penambahan berat
badan balita dan ibu hamil sebelum dan sesudah diberi PMT.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Kramatmulya Pelaksana Gizi

H. Tedy Heriadi SKM.M.Mkes


Siska Tri Yuliya, A.Md.Gz
NIP. 19690824 198912 1 002

Anda mungkin juga menyukai