Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

DEMO MASAK MP – ASI

A. PENDAHULUAN
Tujuan Global SUN Movement adalah menurunkan masalah gizi, dengan fokus
pada 1000 hari pertama kehidupan (270 hari selama kehamilan dan 730 hari dari kelahiran
sampai usia 2 tahun) yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan.
Indikator Global SUN Movement adalah penurunan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),
anak balita pendek (stunting), kurus (wasting), gizi kurang (underweight), dan gizi lebih
(overweight).
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Mutu hidup,
produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-
anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat
langsung atau tidak langsung dari masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia
adalah kurang kalori dan protein. Tingginya angka kekurangan gizi pada bayi karena Air
Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak
memenuhi kebutuhan. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai
sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan
yang tertumpu pada beras.
Setelah pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan, bayi harus diberi makanan
pendamping ASI karena setelah 6 bulan ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi akan
energy dan mikronutrien penting. ASI hanya memenuhi sekitar 65-80m dan sangat sedikit
mengandung mikronutrien. Karena itu kebutuhan energy dan mikronutrien terutama zat
besi dan zink harus diperoleh dari MP-ASI. Pemberian MP-ASI merupakan proses transisi
dari asupan yang semula hanya berupa susu menuju makanan semi padat.
B. LATAR BELAKANG
Berdasarakan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG 2017) diperoleh data bahwa di
Provinsi Maluku terdapat 25% balita stunting. Angka tersebut berada dibawah prevalensi
stunting nasional yaitu sebesar 29,6%. Meskipun berada di bawah angka nasional,
prevalensi stunting harus tetap diturunkan dan juga mengikuti programnya pemerintah.
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi tersebut diatas, dalam jangka
pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan
fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan, dalam jangka panjang akibat
buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi
belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,
stroke, dan disabilitas pada usia tua. Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia, produktifitas, dan daya saing bangsa.
Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya.
Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi
selama enam bulan pertama sejak lahir karena ASI merupakan makanan ideal untuk bayi
yang mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam
susunan yang diperlukan.
Air Susu Ibu (ASI) mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari
ibu, memberikan perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi.
Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang
terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan
bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap
masa pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa
mengurangi kemingkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi. ASI mengandung
komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi.
MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang
diberikan kepada bayi selama periode penyapihan yaitu pada saat makanan / minuman lain
diberikan bersama pemberian ASI. Pemberian MP-ASI merupakan proses transisi dari
asupan yang semula hanya berupa susu menuju makanan semi padat. Periode peralihan dari
ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning
period), yang merupakan proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara
bertahap jenis, jumlah, frekuensi, maupun tektur dan konsistensinya sampai seluruh
kebutuhan zat gizi anak dipenuhi dari makanan keluarga.

C. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. PMK Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
3. PP Nomor 83 tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi
4. PP Nomor 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi
5. PMK Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga
6. PMK Nomor 65 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan

D. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan Umum :
1. Setelah mengikuti penyuluhan tentang ASI Eksklusif diharapkan para ibu dapat
memahami dan menerapkan penggunaan ASI Eksklusif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mencegah dan mengurangi bayi usia 6-24 bulan yang BGM, gizi kurang, gizi buruk,
dan stunting.
3. Setelah mengikuti demo memasak, diharapkan para peserta memahami bahan makanan
apa saja yang sehat dan bergizi, dan mengetahui gizi seimbang yang dapat diatur dalam
menu sehari-hari.
Tujuan Khusus :
1. Peserta mengetahui pengertian ASI Eksklusif
2. Peserta mengetahui manfaat ASI Eksklusif
3. Tersedianya MP-ASI bagi bayi usia 6-24 bulan terutama balita yang terkena Gizi
kurang maupun gizi buruk
4. Keluarga balita memahami dan cara membuat MP-ASI secara lengkap.
5. Menurunkan angka kasus balita gizi kurang, gizi buruk dan stunting.
6. Masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya untuk membuat MP-
ASI.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melakukan penyuluhan tentang pengertian ASI Eksklusif
2. Melakukan penyuluhan tentang manfaat ASI Eksklusif
3. Melakukan penyuluhan tentang MP-ASI
4. Melakukan penyuluhan tentang manfaat MP-ASI
5. Melakukan demo masak MP-ASI

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Menentukan waktu dan tempat kegiatan
2. Menyusun kerangka acuan kegiatan
3. Melakukan koordinasi dengan desa dan petugas puskesmas
4. Menyebarkan undangan
5. Menyiapkan materi dan peralatan penyuluhan
6. Menyiapkan alat dan dan bahan pembuatan MP-ASI
7. Melaksanakan penyuluhan dan demo masak MP-ASI

G. SASARAN
Ibu hamil dan ibu bayi yang berumur 0-6 bulan, Ibu balita umur 6-24 bulan.
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No. Nama desa Jadwal
1 Desa sohuwe 4 Februari 2019
2 Desa maloang 6 Februari 2019
3 Desa lumahlatal 7 Februari 2019
4 Desa hatunuru 8 Februari 2019
5 Desa matapa 9 Februari 2019
6 Desa seakasale 11 Februari 2019
7 Desa makububui 12 Februari 2019
8 Desa sukaraja 13 Februari 2019
9 Desa lumahpelu 14 Februari 2019
10 Desa uwenpantai 15 Februari 2019
11 Desa musihuwey 16 Februari 2019
12 Desa solea 18 Februari 2019
13 Desa tounussa 19 Februari 2019
14 Desa waraloin 20 Februari 2019
15 Desa walakone 21 Februari 2019

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Penilaian keberhasilan kegiatan ditinjau dari beberapa hal seperti :
1. Kehadiran jumlah pesertan
2. Antusias para peserta dengan adanya pertanyaan dari peserta

J. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Evaluasi terhadap ketepatan pelaksanaan waktu kegiatan
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan :
a. Waktu : setiap akhir pelaksanaan kegiatan
b. Pelaksana : penanggung jawab program
c. Dokumen laporan berisi

Uwen Pantai, 5 Desember 2018


Kepala Puskesmas Uwen Pantai,

TIDORA OHOIULUN
NIP: 19610817 198512 2 006

Anda mungkin juga menyukai