Anda di halaman 1dari 32

PEMASANGAN KATETER Kepala UPTD

No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang


Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: Memasukkan selang karet melalui uretra dan kedalam kandung


1. Pengertian
kemih
: 1. Menghilangkan ketidak nyamanan karena distraksi
2. Tujuan
kandung kemih
2. Mengkaji residu urine
3. Untuk mendapatkan urine steril untuk spesiment
4. Pelaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla
spinalis, gangguan muskuleratauin kompeten kemih serta
pasca operasi besar
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan
: -
3. Kebijakan

: -
4. Referensi

: Cara Pemasangan Kateter Urine Pada Pria


5. Langkah-
1. Memberikan salam
langkah
2. Menjelaskan tujuan yang akan dilakukan
3. Petugas menggunakan APD level II (Maker Bedah,
Handscoon, Gaun, Pelindung Muka)
4. Pilih ukuran kateter disesuakan ukuran
5. Tangan kiri perawat memegang penis atas.
6. Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan
dengan kapas savlon minimal kali.
7. Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang
12.5-17.5 cm
8. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukkan
perlahan-lahan (17.5-22 cm) dewasa dan menganjurkan
pasien untuk nafas panjang
9. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol
steril lalu masukkan lagi 5 cm.
10. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter
dikunci memakai spuit dan aquades steril (mengisi balon)
11. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
12. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
13. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut
14. Rapikan dan alat-alat dibereskan
15. Mencuci tangan
16. Buka sampiran
Cara Pemasangan Kateter Urine Wanita
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan yang akan dilakukan
3. Petugas menggunakan APD level II (Maker Bedah,
Handscoon, Gaun, Pelindung Muka)
4. Bersihkan dulu area tesebut
5. Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri, dan tangan kanan memegang kapas
sublimat.
6. Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari
labia mayora dari atas ke bawah 1 kali usap, kapas
kotor diletakkan di bengkok, kemudian labia minora, dan
perineum sampai bersih (sesuai kebutuhan).
7. Pilih ukuran kateter
8. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset
anatomis mengambil kateter dan diberi pelumas pada
ujungnya 2.5-5 cm
9. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri.
10. Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-
lahan (5-7.5 cm dewasa) dan menganjurkan pasien
untuk menarik nafas panjang
11. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol
steril dan masukan lagi
12. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-
15 cc (kateter dikunci memakai spuit dan aquades steril)
13. Tarik sedikit kateter untuk memeriksa balon sudah
terfiksasi dengan baik.
14. Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
15. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk
aktifitas
16. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
17. Rapikan dan alat-alat dibereskan.
18. Lepas sarung tangan.
19. Mencuci tangan.
20. Buka sampiran.
: 1. Ugd
6. Unit Terkait
2. Rawat inap
:
7. Dokumentasi
Terkait

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


8. Rekaman
Historis
Perubahan
PELEPASAN KATETER Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: Melakukan tindakan pelepasan selang kateter dari kandung


1. Pengertian
kemih.
: Melatih pasien untuk BAK normal tanpa kateter, dan mencegah
2. Tujuan
infeksi
: -
3. Kebijakan

: -
4. Referensi

: 1. Menggunakan Apd Level II (Maker Bedah, Handscoon,


5. Langkah-
Gaun, Pelindung Muka)
langkah
2. Memperkenalkan diri
3. Beritahu dan jelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan dan lihat respon klien
4. Pasang sampiran, tutup jendela
5. Dekatkan alat ke klien
6. Cuci tangan dan pasang handscoon
7. Desinfeksi daerah urivisum uretra exterma dengan
betadin 10%
8. Keluarkan isi balon dengan spuit sampai benar –benar
habis
9. Tarik kateter dan anjurkan klien untuk menarik napas
panjang sambil melihat respon klien, kemudian buang
kateter pada bengkok
10. Olesi area meatus eksterna dengan betadin 10 %
11. Bereskan alat dan lepaskan handscoon
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan tindakan
: Rawat Inap
6. Unit Terkait

:
7. Dokumentasi
Terkait

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


8. Rekaman
Historis
Perubahan
PENYAKIT DISENTRI Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkandiareyang


1. Pengertian
disertai darah atau lendir. Diare merupakan buang air besar
encer dengan frekuensi yang lebih sering dari 5x/hari. Di
samping diare, gejala disentrilainnya meliputi kram perut,mual
atau muntah, serta demam
: Agar petugas dapat menegakkan diagnosa dan memberikan
2. Tujuan
terapi yang tepat terhadap pasien
: -
3. Kebijakan

: -
4. Referensi

: 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut


5. Langkah-
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
langkah
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah
pasien nyeri perut terutama sebelah kiri, BAB encer
secara terus menerus bercampur lender dan darah,sakit
kepala dan muntah.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Petugas melakukan pemeriksaan nadi
6. Petugas melakukan pemeriksaan nyeri perut pada
penekanan di bagian kiri
7. Jika pasien tidak mengalami dehidrasi, pasien diberikan
terapi oral dan rawat jalan
8. Jika pasien mengalami dehidrasi, maka pasien
direncanakan untuk dirawat inap dan diberikan
pengobatan melalui intravena.
9. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
10. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,diagnose dan
terapi kedalam rekam medic pasien.
11. Petugas menandatangani rekam medis
12. Petugas menulis diagnose kebuku register Hal-hal yang
perlu diperhatikan
: Unit Rawat Inap
6. Unit Terkait

:
7. Dokumentasi
Terkait

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


8. Rekaman
Historis
Perubahan
PENYAKIT PPOK Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: PPOK adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan


1. Pengertian
diobati,
dikarakteristikkan dengan hambatan aliran udara yang
persisten, progresif persisten, progresif dan berhubungan
dengan peningkatan respons inflamasi kronis di paru terhadap
partikel dan gas berbahaya.
: Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penyakit ppok di
2. Tujuan
Puskesmas Karang Dapo
: -
3. Kebijakan

: -
4. Referensi

: 1. Petugas melakukan indakan asepsis dan anasepsis


5. Langkah-
2. Petugas menerima status pasien dari ruang RM
langkah
3. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dari loket
pendataran
4. Petugas memeriksa kelengkapan hasil pemeriksaanRM
5. Petugas mengarahkan pasien untuk pemeriksan dokter
6. Dokter melakukan anamnesa
7. Keluhan penyakit PPOK adalah
Sesak napas, Kadang-kadang disertai mengi, Batuk
kering atau dengan dahak Batuk kering atau dengan
dahak yang produktf yang produktif, Rasa berat di dada
8. Dokter melakukan Pemeriksaan fisik:
Inspeksi: Sianosis sentral pada membran mukosa
mungkin ditemukan, Abnormalitas dinding dada, barrel
chest, Laju respirasi isrrahat meningkat lebih dari 20
kali/menit dan pola napas lebih dangkal, Pursed - lips
breathing (mulut setengah terkatup mencucu),
Penggunaan otot bantu napas adalah indikasi gangguan
pernapasan
9. Palpasi dan Perkusi: Sering tidak ditemukan kelainan
pada PPOK:Irama jantung di apeks mungkin sulit
ditemukan karena hiperiflasi paru ; Hiperinflasi
menyebabkan hati letak rendah dan mudah dipalpasi
10. Auskultasi ;Mengi sela gi selama pernapasan biasa
menunjukkan keterbatasan aliran udara. Tetapi mengi
yang hanya terdengar setelah ekspirasi paksa tidak
spesifik untuk PPOK: Ronki basah kasar saat inspirasi
dapat ditemukan: Bunyi jantung terdengar lebih keras di
area xiphoideus
11. Petugas menegakkan diagnose
12. Petugas merencankan pemeriksaan penunjang
13. Petugas memberikan terapi
14. Petugas melakukan evaluasi dan keluhan setelah
tindakan
15. Lakukan rujukan jika tidak mengalami perubahan
16. Dokumentasi
: UGD
6. Unit Terkait
POLI TB
POLI UMUM
RAWAT INAP
:
7. Dokumentasi
Terkait

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


8. Rekaman
Historis
Perubahan
PENDAFTARAN PASIEN BARU UGD Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: Pendaftaran adalah proses pencatatan data pasien untuk


1. Pengertian
mendapatkan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
: Sebagai pedoman Kerja bagi petugas pendaftaran untuk
2. Tujuan
memberikan
pelayanan pendaftaran kepada semua pasien yang berkunjung
ke
puskesmas.
:
3. Kebijakan

:
4. Referensi

: 1. Pasien datang
5. Langkah-
2. Petugas menyapa pasien
langkah
3. Petugas meminta tanda pengenal identitas untuk pasien
baru (KTP / KK / Kartu JKN), Bagi Pasien Lama, Petugas
meminta kartu berkunjung sebelumnya.
4. Petugas pendaftaran mencarikan kartu status untuk
pasien lama di rak dan
menanyakan keluhannya.
5. Petugas membuatkan kartu status baru untuk pasien
baru selanjutnya dicatat identitas pasien nama, umur,
agama, kepala
keluarga, pekerjaan, alamat, keluhan pasien dan
membuatkan kartu berobat rawat jalan.
6. Kartu status pasien di bawa oleh petugas dan
mengarahkan pasien ke ruangan yang dituju (R.Umum,
R.Kebidanan, R. Gigi, R. Anak dan R. Lansia).
: UGD
6. Unit Terkait
POLI UMUM
POLI TB
POLI KIA
:
7. Dokumentasi
Terkait

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


8. Rekaman
Historis
Perubahan
PENERIMAAN PASIEN BARU Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: Penerimaan pasien baru yaitu menerima pasien yang baru


1. Pengertian
masuk Ruang Rawat Inap untuk dirawat dan dilakukan tindakan
sesuai terapi baik pasien dari UGD, poli, maupun pasien dari
ruang lain.
: Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
2. Tujuan
kebutuhannya
: -
3. Kebijakan

: -
4. Referensi

: 1. Pasien diterima dan diantar ke tempat tidur


5. Langkah-
2. Atur posisi pasien senyaman mungkin atau atur sesuai
langkah
dengan
kebutuhannya
3. Serah terima pasien dengan petugas pengirim pasien
tentang tindakan
4. keperawatan, pengobatan yang telah dilakukan dan
rencana tindak lanjut serta operan obat dan barang-
barang pasien
5. Perkenalkan pada keluarga pasien & pasien perawat
yang sedang berjaga dan beritahukan dokter yang
bertanggung jawab selama pasien dirawat
6. Periksa keadaan umum pasien, tanda-tanda vital pasien:
nadi, suhu, tekanan darah, pernapasan & saturasi
oksigen., berat badan, serta tetesan infus sesuai advis
7. Beritahu pada keluarga tentang :
Keadaan pasien, program rencana terapi & tindakan
selanjutnya
sesuai dengan wewenang perawat
Tata tertib rumah sakit
Hak dan kewajiban pasien
Letak ruang perawat, kamar mandi pasien, musholla dll
Perkiraan tarif dalam satu hari meliputi tarif akomodasi,
tarif
pelayanan medis, tarif pelayanan keperawatan, tarif
pemeriksaan penunjang yang diperlukan pasien, dan
perkiraan biaya obat- batan yang diperlukan
8. Melengkapi inforrm consent dengan memintakan tanda
tangan keluarga pasien meliputi persetutuan tindakan
medis, kesanggupan keluarga pasien untuk membayar
bila pasien dirawat tanpa menggunakan jaminan
kesehatan, dan penyimpanan sentralisasi obat pasien.
9. Bila pasien dari poli, lakukan tindakan medis sesuai
dengan terapi dokter dan tindakan keperawatan yang lain
sesuai dengan prioritas masalah keperawatannya.
10. Beri nomor pada status sesuai dengan nomor bed/nomor
kamar, dan lingkari status jaminan pasien
11. Tulis data pasien di register dan papan nama
:
6. Unit Terkait

:
7. Dokumentasi
Terkait

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


8. Rekaman
Historis
Perubahan
PENDAFTARAN PASIEN BARU Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: Pendaftaran adalah proses awal bagi pasien yang akan


1. Pengertian
melakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas
: Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
2. Tujuan
pelayanan pendaftaran pasien di loket pendaftaran
: -
3. Kebijakan

: -
4. Referensi

: 1. Petugas menghimbau untuk mengambil nomor antri yang


5. Langkah-
telah disediakan sesuai dengan kriterianya, pasien umum
langkah
mengambil nomor antrian berwarna hijau sedangkan
pasien lansia mengambil nomor antrian berwarna orange.
2. Petugas memanggil sesuai nomor antri pasien untuk
melakukan pendaftaran.
3. Petugas mendaftarkan pasien, mulai melakukan
identifikasi pasien apakah pasien yang mendaftar adalah
pasien lama atau pasien baru.
4. Pasien baru
Pasien baru atau pasien yang baru pertama kali
berkunjung menunjukkan kartu identitas atau Kartu
Tanda Pengenal (KTP, SIM, Kartu ASKES/KIS/BPJS)
kepada petugas.
5. Petugas membuatkan Kartu Pengunjung dan Kartu
Rawat Jalan dan memberikan informasi peraturan
mengenai kartu pengunjung
6. Pasien lama
Pasien lama dengan membawa kartu Pengunjung,
menyerahkan kartu pengunjung kepada petugas.
7. Petugas melakukan pencarian Family Folder yang
berisikan map kartu rawat jalan personal sesuai dengan
nomor yang tertera pada kartu Pengunjung.
8. Petugas mengkonfirmasi ulang kesesuaian map kartu
rawat jalan dengan Kartu Pengunjung.
9. Petugas memberikan informasi kepada pasien. Informasi
yang diberikan bisa berupa : hak dan kewajiban pasien,
jenis-jenis pelayanan pasien, tarif retribusi pelayanan
puskesmas yang memiliki JKN atau BPJS diluar Faskes
Puskesmas Dasan Agung, Kerjasama Puskesmas
dengan fasilitas tempat rujukan.
10. Petugas menanyakan keluhan dan mencatat kunjungan
pasien pada buku register kunjungan dan melakukan
entri data pasien (manual dan online).
11. Petugas menyerahkan Kartu Tanda Pengenal (KTP, SIM,
Kartu ASKES/KIS/BPJS) pada pasien yang bersangkutan
12. Petugas mengantar map kartu rawat jalan pasien menuju
ruangan yang dituju.
13. Petugas mempersilahkan pasien menuju ruangan yang
dituju dan menunggu untuk dipanggil.
: UGD, POLI UMUM, PENDAFTARAN.
6. Unit Terkait

:
7. Dokumentasi
Terkait

8.
: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
9. Rekaman Historis
Perubahan
PENYUNTIKAN INTRA MOSKULA (IM) Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

: Pemberian obat intramuscular adalah cara penyuntikan obat


1. Pengertian
yang dilakukan pada jaringan otot besar seperti deltoid,
ventrogluteal atau vastus lateral serta tidak mengenai daerah
subkutan, vena atau arteri
: Suntikan/injeksi intramuscular dilakukan untuk memasukkan
2. Tujuan
obat ke jaringan otot
: -
3. Kebijakan

: -
4. Referensi

: 1. Cuci tangan
5. Langkah-
2. Dekatkan alat-alat ke klien
langkah
3. Beritahu kembali klien akan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
4. Pilih area tempat penyuntikan melalui inspeksi ukuran
dan keutuhan otot. Pertimbangkan area tempat
penyuntikan dengan dosis obat yan diberikan.
5. Atur posisi nyaman sesuai lokasi dan usahakan hanya
membuka area tempat penyuntikan saja.
6. Pasang sarung tangan
7. Bersihkan area penyuntikkan dengan alkohol swab
dengan cara melingkar dari arah dalam keluar atau satu
kali usapan dari titik suntikan ke arah luar.
8. Ambil spuit dan lepaskan penutup jarum.
9. Tahan spuit dengan ibu jari dan telunjuk dengan tangan
yang dominan seperti anak panah. Pertahankan spuit
dengan posisi 90 derajat dari sudut otot yang akan
ditusuk.
10. Regangkan kulit dengan tangan yang dominan pada
tempat penyuntikkan.
11. Tusukkan jarum dengan cepat secara tegak lurus pada
sudut 90 derajat.
12. Pertahankan pegangan pada tabung spuit dengan
menggunakan tangan yang tidak dominan. Aspirasi
secara perlahan dengan menarik pengokang dengan
tangan yang dominan.
13. Jika darah tidak terhisap, suntikan obat dalam spuit
secara perlahan sambil 3 jari lain tetap mempertahankan
regangan pada kulit.
14. Jika darah terhisap angkat kembali jarum, ganti spuit dan
buang, serta siapkan kembali obat yang baru.
15. Bila obat sudah masuk semua, tahan jarum selama 10
detik sebelum diangkat.
16. Segera cabut spuit, lepaskan tarikan pada kulit, sambil
menekan dengan alcohol swab diatas bekas penusukan.
17. Lakukan pijatan dengan perlahan pada area bekas
suntikan.
18. Buang jarum yang telah digunakan dengan teknik one
hand.
19. Lepaskan sarung tangan
20. Rapikan alat-alat dan bantu klien dalam posisi nyaman.
21. Evaluasi respon klien setelah pemberian obat
intramuskular (IM)
22. Sampaikan salam terminasi
23. Cuci tangan
24. Dokumentasi hasil tindakan pemberian obat IM
: UGD, POLI UMUM, PENDAFTARAN.
6. Unit Terkait

:
7. Dokumentasi
Terkait

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


8. Rekaman
Historis
Perubahan
PENYUNTIKAN INTRA VENA (IV) Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

1. Pengertian : Tindakan Injeksi intra vena adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh
darah yang menghantarkan darah ke jantung
2. Tujuan : 1. Memberikan pengobatan
2. Koreksi hasil pemeriksaan
3. Mendapatkan reaksi yang lebih cepat
3. Kebijakan : -
4. Referensi : Departemen Kesehatan Rl, Dirjenyanmed, 1991, Prosedur
Perawatan Dasar Foundamentals of Nursing, Keperawatan
Medikal Bedah Bruner and suddarth, egc.
5. Langkah- : a. Petugas mengatur posisi pasien sesuai tempat
langkah penyuntikan
b. Petugas menyiapkan bahan dan alat
c. Petugas memakai sarung tangan
d. Petugas menyedot obat injeksi ke dalam spuit
e. Petugas membebaskan daerah yang akan diinjeksi
f. Petugas menentukan tempat penyuntikan dengan
benar
g. Petugas membersihkan kulit dengan kapas alkohol
(melingkar dari arah dalam ke luar)
h. Petugas menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk
merenggangkan kulit
i. Petugas menginjeksi menggunakan spuit dengan
sudut 30° hingga sejajar dengan pembuluh darah
j. Petugas melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak
masuk spuit
k. Petugas memasukkan obat secara perlahan
l. Petugas mencabut jarum dari tempat tusukan
m. Petugas menekan daerah tusukan dengan kapas
desinfektan
n. Petugas memasukkan spuit ke bak spuit
o. Petugas merapikan alat
p. Petugas mencuci tangan
q. Petugas mencatat tindakan dalam status pasien
: 1. Unit Gawat Darurat
6. Unit Terkait
2. Ruang rawat inap
3. Ruang VK
: 1. Buku register UGD
7. Dokumentasi
2. Buku Register rawat inap
Terkait
3. Catatan Medik rawat inap
4. Catatan Medik PONED
5. Catatan medik KiA~KB
6. Imunisasi
: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
8. Rekaman
Historis
Perubahan
SKIN TEST Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

1. Pengertian : Skin Test (test kulit) adalah suatu tindakan pemberian


sampel obat
(terutama antbiotika) melalui injeksi di bawah kulit (intra
cutan) untuk mengetahui apakah pasien mengalami reaksi
alergi terhadap obat tersebut atau tidak.
2. Tujuan : Sebagai acuan langkah-langkah sebelum pemberian obat
(antibiotika), untuk melihat reaksi anafilaktik yang
ditimbulkan oleh kulit.
3. Kebijakan : -
4. Referensi : -
5. Langkah- : Teknik Tindakan
langkah 1. Jelaskan kepada pasien jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan dan prosedurnya
2. Cuci tangan 7 langkah dan pakai hand scoen
3. Tentukan lokasi yang akan dilakukan skin test (lengan
kanan atau lengan kiri) terutama di lokasi yang dengan
dapat dengan mudah dilihat
4. Siapkan spuit 1cc yang sudah dimasukkan dengan obat
5. Bersihkan dengan alkohol lokasi yang akan disuntik
6. Arahkan spuit 10-15° lalu tusuk ke intrakutan secara
perlahan dan masukkan obat, sampai kulit terlihat
menonjol
7. bekas suntikan tersebut diberi tanda dan tunggu selama
15-20 menit menit.
Analisis/ Interpretasi
1. Bila di bekas tempat suntikan terasa panas, gatal,
merah dan bengkak artinya hasil pemeriksaan tersebut
positif
2. Pasien dengan hasil skin test positif tidak
diperbolehkan diinjeksi dengan obatyang
menyebabkan reaksi tersebut
3. Penilaian menurut The Standardization Committee of
Northern
Society Allergology :
o Bentol histamin dinilai sebagai +++ (+3)
o Bentol larutan kontrol dinilai negatif (-)
o Derajat bentol + (+1) dan ++ (+2) digunakan bila
bentol yang timbul besarnya antara bentol histamin
dan larutan kontrol
o Untuk bentol yang ukurannya 2 kali lebih besar dari
diameter bentol histamin dinilai ++++(+4)

: 1. Unit Gawat Darurat


7. Unit Terkait
2. Ruang rawat inap
: 1. Buku register UGD
8. Dokumentasi
2. Buku Register rawat inap
Terkait
3. Catatan Medik rawat inap
4. Catatan Medik PONED

: No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


9. Rekaman
Historis
Perubahan
PENYAKIT DIABETES MELITUS Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

1. Pengertian : Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai


berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf,
ginjal dan pembuluh darah.
2. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengobatan
Diabetes Melitus
3. Kebijakan : SK Pemimpin Kepala UPT Puskesmas Karang Dapo
Nomor : 800/ / SK/PKM/KRD/ I / 2020
Tentang Pemulangan pasien dan tindak lanjut
4. Referensi : PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Langkah- : 1. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit
langkah sekarang, apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM
yang berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering
haus) dan polifagi (serng lapar), serta enurunan berat
badan yang tidak jelas penyebabnya, atau juga bisa
disertai keluhan tidak khas meliputi lemah, kesemutan,
gatal, mata kabur, luka yang sulit sembuh, pruritus vulva
pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah
penurunan berat badan, atau adakah prurirus atau
gangren.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan
GD2JPP bila pasien berpuasa.
4. Petugas menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
a. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) +
Glukosa darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler).
b. Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126
mg/dl (darah kapiler).
c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi
glukosa terganggu (TTGO) > 200 mg/Dl.
d. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl
atau GDP ulang ≥ 126 mg/dl (darah kapiler).
e. HbA1C ≥ 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan
hanya apabila pasien menyetujui.
5. Petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM,
evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas memberikan pengobatan DM:
a. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg
dosis maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
b. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal
2.5 mg
c. dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit
d. sebelum mkan, 1-2 kali/hari.
e. Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis
awal 50 g dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3
kali/hari
f. Insulin : short acting atau long acting
6. Unit Terkait : UGD, Ranap, Gizi.
7. Dokumentasi : RM, Lembar Resume Rawat Inap.
Terkait

8. Rekaman : No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


Historis
Perubahan
PENANGANAN PASIEN ISK Kepala UPTD
No. : SOP/UKP/2020 Puskesmas Karang
Dokumen Dapo
SOP No. Revisi : 00
Tanggal : Juli 2020
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
Yoza Fadhila
KARANG DAPO
NIP.198604262015042002

1. Pengertian : Penanganan Infeksi Saluran Kencing adalah langkahlangkah


yang dilakukan petugas dalam melakukan penatalaksanaan
kasus Infeksi Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing adalah
ditemukannya bakteri pada urin di kandung kemih yang
umumnya steril.
2. Tujuan : Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan
penatalaksaan kasus Infeksi Saluran Kencing
3. Kebijakan : -
4. Referensi : PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Langkah- : 1. Petugas melakukan anamnesa Onset (awal terjadinya
langkah penyakit). Nyeri, rasa panas atau terbakar di saluran
kencing atau pada saat kencing. Warna air kencing keruh
atau masih bening. Keluhan lain , badan terasa demam,
perut terasa sakit.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan nyeri
di supra pubik. Pemeriksaan nyeri ketok costo-vertebral
di kiri atau kanan.
3. Petugas menegakkan diagnosa.
4. Petugas memberikan terapi.
Terapi:
Parasetamol :
Dewasa : 3x500 mg/hari selama demam atau nyeri
Anak : Umur < 1 tahun : 60 mg/kali
Umur 1-3 tahun : 60-120 mg/kali.
Umur 3-6 tahun :120-170 mg/kali
Umur 6-12 tahun :170-300 mg/kali
Atau
Antibiotika : Amoksisilin
Dewasa : 3 x 500 mg/hari selama 5 hari.
Anak : 3 x 10mg/kgBB/hari selama 5 hari.
5. Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada
pasien dan keluarga. Menjelaskan penyakit Infeksi
Saluran kencing. Menjelaskan cara menjaga kebersihan
diri danlingkungan Meningkatkan daya tahan tubuh
dengan meminum air putih.
6. Petugas mencatat semua pemeriksaan dan terapi ke
dalam status rekam medis pasien.
7. Petugas mencatat di Buku Register di Unit Pemeriksaan
Umum.
6. Unit Terkait : BP Umum
7. Dokumentasi : RM, Lembar Resume Rawat Inap.
Terkait

8. Rekaman : No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai