Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK PENDUKUNG IBU/KP IBU

Kelompok Pendukung Ibu KP Ibu adalah sarana berbagi pengalaman, perasaan, dan
informasi diantara para ibu, untuk menciptakan suasana saling mendukung dalam
menerapkan perilaku-perilaku yang bermanfaat untuk kesehatan diri dan keluarganya.
Kelompok Pendukung Ibu/KP-Ibu yang merupakan adaptasi dari model mother-tomother support group yang dipublikasikan oleh projek LINKAGES tahun 2004 tentang
dukungan sebaya adalah istilah bagi kelompok teman sebaya atau peer-support yang secara
khusus diselenggarakan untuk para ibu yang terkait dengan perawatan dan gizi selama
kehamilan, serta mendukung ibu yang ingin mempraktekkan pemberian makan bayi dan anak
secara optimal mulai dari Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif 6 bulan, dan
meneruskan pemberian ASI hingga dua tahun atau lebih dengan makanan pendamping yang
bergizi.
Sesuai dengan tujuan tersebut, maka peserta KP Ibu diutamakan ibu hamil serta ibuibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Walaupun demikian, kelompok ini terbuka untuk
orang-orang yang memiliki minat yang sama. Suami atau anggota keluarga yang lain dari
seorang ibu hamil/menyusui, seorang perempuan yang belum hamil tapi sudah berkeinginan
untuk menyusui bayi suatu saat, atau tenaga kesehatan yang ingin belajar dari dan berbagi
informasi dengan para ibu hamil/menyusui dapat dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan KP
Ibu. Pendekatan KP Ibu sungguh sederhana, karena mengadaptasi budaya lokal di
perkampungan di mana para ibu akan berkumpul dan bercengkerama di sela-sela tugas
domestik yang mereka lakukan sebagai ibu rumah tangga.
Dengan kekuatan inilah begitu mudahnya model KP Ibu diadopsi oleh mitra dari
organisasi kemasyarakatan seperti LSM/Lembaga Swadaya Masyarakat, PKK/Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga serta Pemerintah Kabupaten/Kota, Kelurahan/Desa terutama yang
ingin mengoptimalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Dengan menciptakan kelompok, para ibu dapat saling
memotivasi, berbagi dan bertemu secara rutin sehingga menumbuhkan kesetaraan yang aman
serta mendorong percaya diri untuk menjaga kesehatan dan gizi dirinya dan bayinya.
Pengalaman menyusui yang ditularkan dari ibu yang lain bisa menjadi pembelajaran yang
baik dan menciptakan dukungan serta rasa saling menghargai.

KENAPA KELOMPOK PENDUKUNG IBU ITU PENTING ?


Perubahan perilaku secara umum dipengaruhi oleh banyak faktor. Pengetahuan saja
tidak cukup untuk membantu seseorang menerapkan perilaku yang baru. Karena itulah,
penyuluhan atau pemberian informasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
sudah banyak dilakukan, namun tidak diikuti dengan perubahan perilaku yang bermakna.
Fakta menunjukkan bahwa orang dewasa belajar jika ia merasa butuh informasi baru
sesuai dengan keadaannya saat ini dan cenderung belajar dari pengalaman orang lain.
Suasana belajar yang aktif dan nyaman, yang memungkinkan dia untuk merasa leluasa
mengutarakan pendapat dan perasannya. Prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa ini ini
didapatkan lewat mekanisme dukungan kelompok sebaya (peer support). Dukungan sebaya
dari orang-orang dengan pengalaman yang sama telah terbukti membantu banyak orang
mengatasi situasi yang sulit (Reissman, 1989, Robert & Rappaport, 1999).
Orang-orang dengan situasi dan pengalaman yang sama cenderung lebih baik dalam
berempati dan memberikan informasi atau saran yang relevan dengan situasi tersebut.
Mekanisme dukungan sebaya terjadi ketika orang berbagi pengalaman, perasaan,
pengetahuan, dan bantuan praktis untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Demikian juga halnya dengan para ibu, khususnya yang baru menjadi ibu, mereka
sangat membutuhkan dukungan dan dorongan dari pihak lain, terkait perannya sebagai
seorang ibu. Seorang ibu membutuhkan keterampilan dan dukungan berupa kepercayaan.
Biasanya para ibu akan belajar dari pengalaman orang tuanya, namun tidak semua kondisi
memungkinkan semua ibu bisa berhubungan secara langsung dengan frekuensi yang sering
dengan orang tua mereka.
Para ibu ini bisa mendapatkan dukungan dari orang-orang yang sebaya dengannya,
dalam artian dari orang-orang yang sedang mengalami situasi yang sama. Seorang ibu juga
membutuhkan penghargaan, dan pengakuan terhadap perasaannya. Suasana saling
mendukung lebih mudah terbangun dalam kelompok sebaya, dimana anggotanya mempunyai
pengalaman dan situasi lingkungan yang sama.
Mengacu ke informasi diatas, mekanisme dukungan sebaya dapat diterapkan ke
berbagai isu, misalnya isu tentang perawatan kesehatan ibu dan anak, isu HIV-AIDS, isu
kecanduan alkohol, dan isu-isu lainnya. Terkait kesehatan ibu dan anak, Konseling Laktasi di
fasilitas kesehatan dan Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) di masyarakat telah terbukti

efektif untuk meningkatkan durasi pemberian ASI Eksklusif berdasarkan hasil analisis
gabungan 34 hasil percobaan ilmiah di 14 negara yang melibatkan 29.385 pasang ibu-bayi
(Cochrane Review 2008).
PENYELENGGARAAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP IBU)
Di dalam tahapan yang dijelaskan sebagaimana gambar di atas ada beberapa tahapan yang
perlu dilakukan sebelum menyelenggarakan KP Ibu, di antaranya adalah:
1. Tahap Pra Kondisi,
Diperlukan untuk mendapatkan komitmen, mengakrabkan diri dan membangun
kepercayaan dari pemangku kepentingan. Identifikasi dan memetakan para pemangku
kepentingan seperti Lurah, bagian KESRA, Puskesmas, tokoh agama, tokoh masyarakat
serta pihak lain yang bisa dilibatkan dalam kegiatan ini sangat diperlukan. Jangka waktu
yang dibutuhkan bervariasi, antara 1-2 bulan tergantung pada tingkat partisipasi yang ada
di masyarakat. Pada tahapan ini juga dilakukan kesepakatan lokasi, RW, atau RT dimana
kegiatan akan dilaksanakan. Suatu pemberdayaan masyarakat dikatakan berhasil jika
kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan dan juga agen
perubahan.
2. Pelatihan Pembina Motivator KP Ibu,
Pada tahap ini diperlukan untuk mencetak calon pembina KP Ibu yang akan memfasilitasi
pembentukan, pemeliharaan dan perluasan KP Ibu. Pelatihan Pembina KP Ibu sebaiknya
dilakukan sebagai awal proses, setelah terbentuknya tim KP Ibu di setiap wilayah. Calon
Pembina KP Ibu adalah seseorang yang berkomitmen dan bertugas sehari-harinya sebagai
orang yang banyak melakukan penjangkauan ke masyarakat, seperti petugas kesehatan
dari Puskesmas dan PKK. Petugas Kesehatan yang dimaksud di sini adalah mereka yang
menangani kegiatan promosi dan preventif dan banyak berinteraksi di lapangan, seperti
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap posyandu atau promosi kesehatan.
Sedangkan PKK adalah mereka yang aktif dalam kegiatan kelompok-kelompok kerja
yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak, seperti POKJA (kelompok kerja) IV PKK
yang membidangi kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan kesehatan.

3. Sosialisasi KP Ibu,
dalam tahap ini ada beberapa tujuan, di antaranya adalah mensosialisasikan apa itu KP
Ibu dan bagaimana proses implementasinya, memberitahukan adanya pemilihan
motivator di tingkat RW dan menggalang dukungan dari pihak-pihak yang berpengaruh
di masyarakat. Kegiatan sosialisasi umumnya dilakukan di Kelurahan dengan bantuan
fasilitator

dari

pihak

Puskesmas. Di

dalam

sosialisasi

KP Ibu

akan

dipresentasikan beberapa materi antara lain materi mengapa kita harus berinvestasi
dalam Kesehatan Ibu dan Anak, apa dan mengapa KP Ibu, tahapan pembentukan KP
Ibu, testimony dari motivator dan peserta KP Ibu di wilayah lain serta rencana tindak
lanjut. Agar dukungan partner, stakeholder dan masyarakat didapat maka penting sekali
melibatkan mereka sejak awal kegiatan dan mendiskusikan setiap kegiatan termasuk
perencanaan kegiatan.
4. Penjaringan Minat Motivator/Seleksi Motivator,
tahapan ini diperlukan untuk mengidentifikasi para ibu yang sedang hamil dan menyusui
yang nantinya akan dijadikan calon motivator dan mempunyai peran dalam memandu
pertemuan kelompok pendukung ibu serta memfasilitasi kegiatan saling berkunjung di
antara peserta KP Ibu. Ada pun kriteria motivator KP Ibu antara lain :
Berasal dan berdomisili di wilayah yang sama dengan wilayah sasaran aktifitasnya.
Berusia sebaya dengan kebanyakan ibu hamil dan menyusui di wilayah tersebut.
Sedang menyusui, atau memiliki pengalaman menyusui, atau belum pernah menyusui

namun mendukung praktek menyusui.


Berminat/bersedia menjadi Motivator atas kehendaknya sendiri.
Bersedia melaksanakan peran-peran sebagai Motivator KP-Ibu secara sukarela (tanpa

mengharapkan imbalan material).


Mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya (termasuk suami).
Bersedia meluangkan waktu untuk melaksanakan peran-perannya.
Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk menjalankan

peran-perannya.
Para calon motivator umumnya adalah para ibu yang belum pernah sama sekali terlibat
dalam kegiatan di masyarakat atau bahkan belum dikenal karena biasanya mereka adalah
pendatang baru. Karena keterbatasan perannya sebagai penghubung dengan para
pemangku kepentingan di tingkat RT/RW, maka diperlukan orang-orang yang sudah
terbiasa berinteraksi dengan masyarakat dan stakeholder seperti kader posyandu, Kader
PKK, Ibu RT/RW untuk membantu mengkomunikasikan kegiatan KP Ibu di tingkat RT,
RW dan Kelurahan.

5. Pelatihan Motivator (Peningkatan Wawasan),


adalah peningkatan wawasan untuk calon motivator dilakukan selama 4 hari dengan
durasi 3-4 jam setiap harinya. Hal ini dilakukan agar calon motivator lebih efektif dalam
penyerapan informasi dan calon motivator juga diharapkan dapat menjalankan kegiatan
sehari-harinya tanpa terbebani. Durasi yang panjang akan membuat ibu dan anak/bayinya
akan menjadi lelah dan bosan, karena itu dengan waktu 4 hari diharapkan calon motivator
mendapatkan gambaran pertemuan KP Ibu yang sebenarnya dan terbiasa dengan
ketrampilan dasar fasilitasi.
Metode yang diberikan dalam pelatihan ini adalah dalam bentuk pembelajaran orang
dewasa dengan suasana kelompok pendukung, melalui berdiskusi, belajar dari
pengalaman, bermain peran, dan presentasi. Tempat pelatihannya pun dapat dilakukan di
tempat yang cukup memadai seperti halnya balai RT/RW atau balai warga yang ada di
sekitar wilayah tersebut.
6. Pertemuan KP Ibu dan Kegiatan Saling Berkunjung.
Kegiatan KP Ibu yang difasilitasi oleh motivator KP Ibu adalah merupakan kegiatan dan
pertemuan teman sebaya dari para peserta KP Ibu dimana mereka telah mendapatkan
pengetahuan dasar dan ketrampilan dasar untuk memfasilitasi diskusi yang diperoleh
melalui pelatihan motivator. Jumlah peserta KP Ibu biasanya adalah antara 8-10 orang
(sebaiknya tidak lebih) dengan lamanya pertemuan minimal 1 jam yang dilakukan 2 kali
dalam sebulan.
Sebelum pertemuan KP Ibu dilaksanakan, maka motivator akan melakukan tugasnya
untuk berkoordinasi dengan kader tentang bagaimana mekanisme mengundang peserta.
Pada saat pertemuan KP Ibu, kemungkinan ada beberapa peserta yang ingin berdiskusi
lebih lanjut dengan motivator, bayi mereka sakit atau habis melahirkan sehingga tidak
bisa datang ke KP Ibu, pada saat inilah motivator bisa berkunjung ke rumah peserta.
Bentuk kepesertaan diskusi dalam KP Ibu bersama dengan peserta adalah tertutup dengan
topik yang sudah disepakati atau pun terbuka sehingga siapa pun dapat menjadi anggota
KP Ibu. Untuk dokumentasi kegiatan KP Ibu dan kunjungan rumah perlu disepakati form
apa saja yang dipakai. Hal ini agar informasi yang diambil oleh motivator juga dapat
dimanfaatkan untuk informasi di Kelurahan dan Puskesmas. Dokumentasi menjadi sangat
penting untuk dapat melihat sejauh mana perkembangan KP Ibu. Dalam hal ini, akan
disajikan dalam format pelaporan KP Ibu dan kunjungan rumah.
7. Mentoring Berkala dan Berkelanjutan, tahapan ini dilakukan sebagai media untuk
mendiskusikan capaian serta tantangan yang dihadapi saat penyelenggaraan KP Ibu. Di

dalam kegiatan KP Ibu, motivator membutuhkan pendampingan berkala dan


berkelanjutan dari Pembina KP Ibu untuk membangun kepercayaan diri dan
meningkatkan semangat motivator dalam menjalankan peran-perannya, oleh karena itu
kegiatan mentoring dilakukan secara berjenjang sehingga peningkatan kapasitas tidak
hanya dimiliki oleh motivator tapi juga Pembina.
Mentoring adalah alat untuk membangun dan meningkatkan kapasitas seseorang.
Mentoring bisa diartikan sebagai monitoring evaluasi, atau bimbingan teknis. Mentoring
di dalam KP Ibu akan fokus pada :
Kemajuan ketrampilan dan kepercayaan diri,
Hal-hal teknis terkait pelaksanaan pertemuan KP Ibu dan kunjungan rumah, dan;
Dokumentasi Kegiatan KP Ibu.
Mentoring KP Ibu dapat dilakukan dengan cara datang pada 3 pertemuan pertama
kegiatan KP Ibu, melakukan mentoring secara on the spot dan pertemuan berkala setiap
3 bulan. Di dalam kegiatan mentoring 3 bulanan, ada 4 hal yang didiskusikan seperti :
Sharing pembelajaran dan keberhasilan kegiatan KP Ibu
Sharing tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan KP Ibu dan diskusi cara

mengatasi tantangan tersebut


Penyampaian materi atau informasi baru untuk meningkatkan pengetahuan baru untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan motivator


Menyusun rencana tindak lanjut kegiatan KP Ibu berdasarkan diskusi solusi untuk
mengatasi tantangan

8. Pertemuan Evaluasi Lintas Sektor, dalam tahapan ini dilakukan pertemuan yang
bertujuan untuk mendiskusikan isu yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta
mendiskusikan pelaksanaan KP Ibu di wilayahnya, baik dalam perkembangan KP Ibu,
pencapaian dan tantangan yang di hadapi di lapangan. Pertemuan evaluasi bisa dilakukan
untuk sasaran yang berbeda-beda. Bisa dilakukan antar stakeholder yang terlibat langsung
dalam proses kegiatan atau pun lintas sektor dari tingkat Kelurahan/Desa, Kecamatan
maupun tingkat Kota/Kabupaten dan Propinsi. Pertemuan evaluasi lintas sektor idealnya
dilakukan 1 kali dalam 1 tahun, namun boleh dalam waktu 6 bulan sekali. Untuk
pertemuan stakeholdermeeting di tingkat Kelurahan/Desa dan Kecamatan bisa dilakukan
pula dalam waktu 3 bulan sekali.
Dari serangkaian 7 tahapan pembentukan KP Ibu di atas, ternyata telah mempunyai daya
ungkit yang sangat besar dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi dan Angka
Kematian Ibu. Melalui pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan kegiatan KP Ibu

di masyarakat maka akan sangat memudahkan akses ibu, keluarga dan masyarakat dalam
upaya memperoleh informasi yang benar tentang isu kesehatan ibu dan anak serta dapat
merubah perilaku dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Anda mungkin juga menyukai