Anda di halaman 1dari 15

POLIOMYELITIS

Etiologi
Poliovirus (enterovirus) tipe 1,2, dan 3 (semua tipe dapat
menyebabkan paralisis)
Tipe 1 paling tinggi prevalensnya dan sering menimbulkan
epidemi
Reservoir : hanya manusia
Cara penularan : direct contact (person to person spreading)
close association (hubungan erat dan dekat)
Masa inkubasi : 7-14 hari
1
Gambaran Klinis
Asimptomaik : tanpa gejala
Abortif infection : setelah infeksi terdapat gejala-gejala
yang bervariasi dari gejala ringan hingga non paralitik
Non paralitik poliomyelitis
Paralitik poliomyelitis
Gambaran klinis akan dimulai dengan fase : asimptomatik
(mual, lemas, lesu, lemah, muntah), selanjutnya akan diikuti
dengan demam, nyeri otot, dan akhirnya timbul gejala-gejala:
meningoenselofatis (kesadaran menurun, muntah, kejang) dan
paralisis.
2
Paralisis yang terjadi pada poliomyelitis sering disamakan dengan
paralisis yang disebabkan oleh :
- Enterovirus lainnya
- Coxsackie virus
- Tick bite paralysis
- Guilan Barre Syndrom
- Postencephalitis sydroma
- Cerebral palsy
- Trauma
- Dan sebab karena obat-obatan

3
Masa penularan : tidak diketahui dengan pasti. Dari lendir (riak)
diketahui tetap infektif selama 36 jam.
Diagnosis : sering secara klinis atau pasti dengan pemeriksaan
kultur sel dengan menggunakan sel primata dari sekresi liur.
Diagnosis banding :
- Meningitis serosa - Toksik encephalitis
- Meningitis purulenta
- Meningitis tuberkulosis
- Abses otak
- Tumor otak
- Leptospirosis
4
- Choriomeningitis
Case Fatality Rate : 2-10%, khususnya pada kasus-kasus paralitik
Pengobatan : symptomatik, antiviral ?
Epidemiologi dan faktor risiko :
- terdapat di seluruh dunia (worldwide)
- semua kelompok umur succeptible terinfeksi
- pada anak frekuensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia
sampai usia 18 tahun
- dunia akan mencoba untuk eradikasi pada tahun 2000 (canceled)

5
- alasan untuk eradikasi :
- reservoir hanya manusia
- ada imunisasi yang efektif
- murah
- visible
- seluruh negara di dunia melakukan imunisasi polio
- Pencegahan dan kontrol
- Pencegahan :
- Health education
- Imunisasi :
- Inactive Poliovirus Vacciner (IPV)
6
- Live attenuated Oral Poliovirus Vaccine (OPV), sering digunakan
karena hampir menyamai infeksi alamiah buatan.
- Kontrol :
- Surveillance : report to health authority
- Isolasi kasus
- Disinfection pada kamar kasus
- Karantina
- Perlindungan kontak dengan vaksinasi anggota keluarga
- Investigasi kontak
- Pengobatan khusus ?
- Kontrol terhadap wild virus

7
SCHISTOSOMIASIS
Etiologi
S. Mansoni Afrika (Madagaskar), Arabian, Brazil,
Suriname, dan Venezuela
S. Hemotibium Afrika dan Middle East
S. Japanicum Japan, Philipinne, dan Sulawesi
S. Mekongi Mekong (Laos, Kamboja, dan Thailand)
S. Interkaltum Afrika (Kamerun)
S. Malayensis Malaysia

Reservoir : Manusia
8
Masa Inkubasi : 2-6 minggu
Cara Penularan :
Infeksi pada air yang banyak mengandung serkaria yang banyak
berkembang pada keong
Menelan telur cacing pada makanan yang mengandung cacing
(jarang)
Gejala :
Swimming ich (dermantitis)
Komplikasi : liver fibrosis, portal hypertention, obstructive
uropathy, manifestasi kelainan saraf (meningitis)

9
Pengobatan : Praziquantel atau oxamniquine
Pencegahan dan Kontrol
Pendidikan kesehatan
Pembuangan feses yang benar
Perbaiki irigasi
Hilangkan perindukan keong
Mencegah kontaminasi dengan air yang banyak serkaria
Pengadaan air bersih
Obati penderita
Lapor ke petugas kesehatan
Investigasi kontak
10
FILARIASIS
Etiologi : Nematoda worm, mikrofilaria dari Wucheraria branchofti
Brugia malayi, Brugia timori.
Cara penularan : melalui nyamuk (vektor) Oncocercia volvulus
Reservoir : manusia
nyamuk manusia

Mikrofilaria Mikrofilaria Dewasa


- Periodisitas - demam
- lymphangitis
- cyluria
- elephantiasis
- hidrokel 11
Pengobatan : Dyethil Carbamazine (DEC)
Pencegahan dan Kontrol
Pencegahan

Health eduction

Identifikasi vektor

Kontrol jangka panjang dengan memperhatikan konstruksi

bangunan

Mass treatment : DEC

12
Kontrol :
Lapor ke petugas kesehatan : surveillance
Isolasi
Mengurangi jumlah gigitan nyamuk
Mengurangi jumlah microfilaria pada manusia
Mengurangi kepadatan nyamuk
Memperhatikan waktu nyamuk menggigit
Mengurangi jumlah cacing dewasa

13
Epidemiologi
Filariasis endemis di beberapa negara dan tidak tersebar luas, seperti
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Parasit Daerah/Negara
W. Bancrofti Di negara musim panas : Amerika latin,
Suriname, Guyana, Haiti, Costarica, Afrika,
Asia dan Pacific Island
B. Malayi Malaysia, Philipina, dan Thailand

B. Timori Indonesia : Timor, Flores, Alor dan Roti

14
15

Anda mungkin juga menyukai