Anda di halaman 1dari 60

NEMATODA JARINGAN

S1 KesMas_Udinus
NEMATODA JARINGAN

1. Wucehereia bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Mansonella Ozardi
5. Onchocerca volvulus
6. Loa loa
7. Dracunculus Medinensis
Cacing filariarsis
• Mempunyai 200 spesies
• hanya beberapa yg terdapat pada manusia.
• Spesies yang paling sering mensinfeksi manusia:
1. Wucehereia bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Onchocerca volvulus
• Cacing dewasa hidup dlm sistem limfatik, subkutan & jaringan
ikat dalam.
• Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria (prelarva) yang
mempunyai selaput telur (sarung) atau selaput terlepas (tidak
bersarung)
• Sifatnya sangat aktif, bentuknya spt benang dan di temukan dlm
darah perifer / jaringan kulit
Wuchereria bancrofti
• Hospes : Manusia
• Penyakit : wukereriasis = filariasis bankrofti
• Penyebaran Geografik:
• Daerah iklim tropis seluruh dunia
Morfologi
• Habitat dalam saluran dan kelenjar limfe
• Cacing dewasa menyerupai benang putih kekuning2an
• Cacing betina vivipar mikrofilaria
• Mikrofilaria hidup dalam darah.
• Mempunyai periodisitas nokturna
• Di Pasifik  subperiodik diurna
• Di Muang Thai subperiodik nokturna
• Mikrofilaria terdapat di dalam darah & Paling sering ditemukan
dialiran darah tepi pada waktu tertentu saja. malam hari
• Pd mlmdarah tepi
• Siang kapiler organ2 viseral (jantung, ginjal, paru2 dsb )
• Untuk melengkapi daur hidupnya,
Wucehereia bancrofti
membutuhkan manusia (Hospes definitifnya) dan nyamuk
(hospes perantara)
W. bancrofti
Morfologi dan Daur hidup W. bancrofti
SIKLUS HIDUP
• Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva filaria
stadium III
• Di perkotaan :
Culex quinquefasciatus
• Di pedesaan :
Anopheles atau Aedes.
Patologi dan gejala klinis
• Cacing dewasa :
• Stadium akut : limfadenitis dan limfangitis retrograd, funikulitis, epididimitis dan
orkitis
• Stadium kronis : hidrokel, limfedema dan elefantiasis seluruh tungkai, seluruh
lengan, dan alat kelamin, kadang-kadang kiluria.
Diagnosis
• Gejala klinis
• Laboratorium :
• Parasitologi :
• Menemukan mikrofilaria dalam darah tepi , cairan hidrokel aatau cairan kiluria
• Diferensiasi spesies dan stadium filaria dgn pelacak DNA
• Radiodiagnosis:
• USG pada skrotum
• Limfosintigrafi
• Imunologi
• ELISA
• Immunochromatographic test (ICT)
Pengobatan
• Dietil karbamazin (DEC) 6mg/kg bb/hari selama 12 hari
• Obat lain : ivermektin
• Efek samping obat:
• Farmakologis : tergantung dosis
• Respons dari hospes : tergantung jumlah parasit
• Reaksi obat:
• Reaksi sistemik:
• Rekasi lokal :
Epidemiologi
• Di Indonesia:
• di daerah pedesaan > perkotaan
• Kelompok usia produktif
• Berpenghasilan rendah
Brugia malayi dan Brugia timori
• Hospes :
• Brugia malayi :
• Manusia
• Binatang : kucing, kera,
• Brugia timori : Manusia
• Penyakit : filariasis malayi dan filariasis timori filariasis brugia
• Penyebaran geografis:
• Brugia malayi : Asia
• Brugia timori : Indonesia Timur( NTT,Timor
Lorosae)
Morfologi dan Daur hidup
• Habitat : saluran dan kelenjar limfe
• Halus seperti benang putih susu
• Cacing dewasa :
• B. malayi : ♀ 55 mm x 0,16 mm
♂ 22-23 x 0,09 mm
• B. timori : ♀ 21-39 mm x 0,1 mm
♂ 13-23 mm x 0,08
B. malayi
B. timori
Siklus hisup B. malayi & B.timori
Daur hidup
Brugia malayi/B.timori
• Mikrofilaria :
• bersarung,
• ukuran :
200-260 µ x 8 µ(B. malayi) dan
280 - 310 µ x 7 µ(B. timori)
• Periodisitas :
• B. malayi nokturna, subperiodik nokturna atau non periodik
• B. timori : periodik nokturna
• Vektor :
• B. malayi periodik : An. barbirostris
• B. malayi subperiodik : Mansonia spp.
• B. timori : An. barbirostris
• Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva filaria
stadium III.
Patologi dan gejala klinis
• filariasis malayi = filariasis timori
• Stadium akut :
• serangan demam dan radang saluran dan kel. limfe hilang timbul beru-lang
kali.
• Limfadenitis kel. limfe inguinal unilateral
• Limfangitis retrograd
• Peradangan tampak sebagai garis merah yang menjalar kebawah
• Menahun : elefantiasis hanya mengenai tungkai bawah bawah lutut atau
lengan bawah bawah siku.
Elephantiasis yang disebabkan oleh B.malayi
Diagnosis
• Gejala klinis
• Diagnosis parasitologi = filariasis bankrofti
• Radiodiagnosis umumnya tidak dilakukan
• Diagnosis Imunologi belum dapat dilakukan
Pengobatan
• DEC dgn dosis 5 mg /kg.bb selama 10 hari
• Efek samping obat jauh lebih berat daripada filariasis bankrofti
• Untuk pengobatan masal : dosis rendah jangka panjang(100 mg
/minggu selama 40 minggu) atau garam DEC 0,2-0,4% selama 9-12
bln.
Epidemiologi
• Hanya terdapat di daerah pedesaan
• B. malayi yang hanya pada manusia dan B. timori di daerah
persawahan
• B. malayi manusia dan binatang  di pinggir pantai atau aliran sungai,
rawa-rawa.
• Peneyebaran bersifat fokal.
Mansonella Ozzardi
• Hospes Reservoar : Manusia
• Hospes Perantara : Simulium sp. Dan Culicoides sp.
• Penyakit :Filariasis Ozzardi
• Ditemukan : Hindia Barat, Amerika Tengah, Amerika Selatan
Morfologi dan daur hidup
• Cacing dewasa Betina
• 6,5-8x0,2-0,25 mm
• Kulit punya kutikulum halus dan ekor sepasang lipatan mengkilat
• Cacing dewasa Jantan
• 3-8x0,2 mm
• Bagian anterior melengkung ke arah ventral & ujung membesar
• Mikrofilaria
• Punya sarung, inti tidak mencapai ujung ekor, panjang 173-240 mikron
• Mengganti kulit 3x dalam hospes perantara
Patologi dan gejala klinik
• Cacing dewasa  tidak menimbulkan reaksi jaringan
• Infeksi mengakibatkan  nyeri ekstrimitas
Epidemiologi & pencegahan
• Daerah endemi adalah daerah lalat Culicoides sp
• Infeksi bersifat Indigenus
• Pencegahan dengan Pemberantasan Vektor, perlidungan dari gigitan
vector
Morfologi dan daur hidup
• Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan
• Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari
• Mikrofilaria bersarung, dapat ditemukan dalam urin, sputum, kadang-
kadang dalam cairan sumsum tulang blakang
• Vektor : lalat Chrysops
Loa loa
• Hospes : Manusia
• Penyakit : loaiasis = Calabar swelling
(fugitive swelling)
• Penyebaran geografik : daerah katulistiwa berhutan (rain forest) Afrika
tropis bagian Barat
Morfologi dan daur hidup
• Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan
• Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari
• Mikrofilaria bersarung, dapat ditemukan dalam urin, sputum, kadang-
kadang dalam cairan sumsum tulang blakang
• Vektor : lalat Chrysops
Patologi dan gejala klinik
• Cacing dewasa dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria dalam darah
tidak menimbul-kan gejala
• Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh  gangguan di
konjungtiva mata
• Kelainan khas  calabar swelling atau fugitive swelling
• Bila masuk ke otak ensefalitis
Diagnosis
• Menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada siang hari
• Menemukan cacing dewasa dari conjunctiva mata atau dalam
jaringan subkutan.
Pengobatan
• DEC 2 mg/kg bb, 3 x sehari sesudah makan selama 14 hari
• Cacing dewasa pada mata dengan operasi.
Epidemiologi
• Daerah endemi adalah daerah lalat Chrysops silacea dan C. dimidiata
dgn tempat perindukan di hutan berhujan dng kelembaban tinggi
Onchocerca volvulus
• Hospes : Manusia
• Penyakit : onkosersiasis,river blindness,
blinding filariasis
• Penyebaran : Afrika, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan
Morfologi dan daur hidup
• Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat
• Bentuk seperti kawat putih, opalesen dan transparan
• Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria dalam jar. subkutan 
migrasi ke kulit
• Vektor : lalat Simulium
Patologi dan gejala klinik
• Ada 2 tipe onkosersiasis
1. Tipe forest  kelainan kulit lebih dominan
2. Tipe savanna kelainan mata yg dominan
• Manifestasi utama berupa kelianan pada kulit, sistem limfatik dan
mata
• Dua macam proses patologi:
• Cacing dewasa dalam jaringan ikat
• Mikrofilaria yg beredar menuju kulit
• Kelainan oleh cacing dewasa disebut onkoserkoma
• Kelainan oleh mikrofilaria terutama menge-nai mata gangguan
serat-serat optik dan retina
• Bila menahun kebutaan
• Kulit kehilangan elastisitas hanging groin
Diagnosis
• Klinis
• Parasitologik : menemukan mikrofilaria atau cacing dewasa dalam
benjolan sub-kutan.
• USG nodul
• Pelacak DNA dgn teknik PCR dgn pelacak ONCHO-150
• Mazotti test
Epidemiologi
• Tempat perindukan vektor di daerah pegunungan yang mempunyai air
sungai yang deras
• Kebutaan pada penduduk yang berdekatan dgn aliran sungai  river
blindness.
Drancunculus Medinensis
• Hospes : Manusia
• Penyakit : Drankunkuliasis
• pada manusia  hidup di jaringan kulit, jaringan subkutan lengan,
punggung dan kaki.
• Hospes perantara : Cyclops sp.
• Penyebaran : Afrika, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan, dll
Patologi dan gejala klinik
• Pada Jaringan Mensenterium  alergi
• Permukaan tubuh  peradangan lokal hingga timbul vesikel steril
• Vesikel dapat mengeluarkan larva
• Terowongan subkutis  lepuh, indurasi, dan edema
Diagnosis
• Cacing di dalam Lesi pada kulit
• Diagnosis pasti  menemukan cacing dewasa pada ulkus atau cairan
ulkus yg keluar
• Penyinaran cahaya  Bentuk cacino di jaringan subkutan
• Tes serologi  rekasi kulit secara intradermal
Epidemiologi
• Musim panas
• Penunjang  air sumur dan sumber air lain yang jml sedikit dan
padatnya hospes perantara
Pencegahan
• Masak air dengan tepat
• Membubuhkan klor/kuprisulfat pada persediaan air
• Masukkan ikan yang memakan Crustacea
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai