Anda di halaman 1dari 48

NEMATODA JARINGAN

dr. DESY ARISANTI, M.Ked ( Clin Path) Sp.PK


PENGERTIAN & CIRI-CIRI NEMATODA

Nematoda adalah anggota filum Nemalthemintes berasal dari bahasa


yunani, nema  yang artinya benang dan oidos yang artinya bentuk.
Nematoda adalah cacing yang :
 Bentuknya panjang
 Silindrik (gilig) tidak bersegmen
 Dan tubuhnya bilateral simetrik.
 Panjang cacing ini mulai dari 2 mm sampai 1 meter
 Merupakan hewan multiseluler avertebrata
 Tubuh dilapisi kutikula yang berfungsi untuk melindung diri
 Memiliki sistem pencernaan
 Hidup parasit di dalam tubuh makhluk hidup lain
 Nematoda yang ditemukan pada manusia terdapat dalam organ usus,
jaringan, dan sistem peredaran darah.
PENGGOLONGAN NEMATODA

Menurut tempat hidupnya, Nematoda pada


manusia digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Nematoda intestinaslis (usus)

2. Nematoda jaringan/darah
PENGGOLONGAN NEMATODA
JARINGAN

1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Loa loa
5. Onchocerca volvulus
WUCHERERIA BANCROFTI

 Hospes : Manusia

 Penyakit : wukereriasis = filariasis bankrofti

 Penyebaran Geografik:
 Daerah iklim tropis seluruh dunia
MORFOLOGI
 Habitat dalam saluran dan kelenjar limfe

 Bentuk halus seperti benang putih susu

 Cacing betina vivipar mikrofilaria

 Mikrofilaria hidup dalam darah.


Mempunyai periodisitas nokturna
Di Pasifik  subperiodik diurna
Di Muang Thai subperiodik nokturna
W. BANCROFTI
MORFOLOGI DAN DAUR
HIDUP W. BANCROFTI
SIKLUS HIDUP
 Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor
yang mengandung larva filaria
stadium III
Di perkotaan :
Culex quinquefasciatus
Di pedesaan :
Anopheles atau Aedes.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
 Cacing dewasa :
Stadium akut : limfadenitis dan
limfangitis retrograd, funikulitis,
epididimitis dan orkitis
Stadium kronis : hidrokel, limfedema
dan elefantiasis seluruh tungkai,
seluruh lengan, dan alat kelamin,
kadang-kadang kiluria.
INFEKSI WUCHERERIA BANCROFTI.
HIDROKEL DAN LYMPH SCOROTUM
DIAGNOSIS
 Gejala klinis
 Laboratorium :
 Parasitologi :
 Menemukan mikrofilaria dalam darah tepi ,

cairan hidrokel aatau cairan kiluria


 Diferensiasi spesies dan stadium filaria dgn

pelacak DNA

 Radiodiagnosis:
 USG pada skrotum
 Limfosintigrafi

 Imunologi
 ELISA
 Immunochromatographic test (ICT)
PENGOBATAN
 Dietil karbamazin (DEC) 6mg/kg bb/hari
selama 12 hari
 Obat lain : ivermektin
 Efek samping obat:
Farmakologis : tergantung dosis
Respons dari hospes : tergantung jumlah
parasit
 Reaksi obat:
Reaksi sistemik:
Rekasi lokal :
EPIDEMIOLOGI
 Di Indonesia:
di daerah pedesaan >
perkotaan
Kelompok usia produktif
Berpenghasilan rendah
BRUGIA MALAYI DAN BRUGIA TIMORI
 Hospes :
Brugia malayi :
 Manusia

 Binatang : kucing, kera,

Brugia timori : Manusia


 Penyakit : filariasis malayi dan filariasis
timori filariasis brugia
 Penyebaran geografis:
Brugia malayi : Asia
Brugia timori : Indonesia Timur( NTT,Timor
Lorosae)
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
 Habitat : saluran dan kelenjar
limfe
 Halus seperti benang putih susu
 Cacing dewasa :
B. malayi : ♀ 55 mm x 0,16 mm
♂ 22-23 x 0,09 mm
B. timori : ♀ 21-39 mm x 0,1 mm
♂ 13-23 mm x 0,08
B. MALAYI
B. TIMORI
SIKLUS HISUP B. MALAYI & B.TIMORI
DAUR HIDUP
BRUGIA MALAYI/B.TIMORI
 Mikrofilaria :
 bersarung,
 ukuran :

200-260 µ x 8 µ(B. malayi) dan


280 - 310 µ x 7 µ(B. timori)
 Periodisitas :
 B. malayi nokturna, subperiodik nokturna

atau non periodik


 B. timori : periodik nokturna26

 Vektor :
 B. malayi periodik : An. barbirostris
 B. malayi subperiodik : Mansonia spp.
 B. timori : An. barbirostris
 Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor yang
mengandung larva filaria stadium III.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
 filariasis malayi = filariasis timori
 Stadium akut :
serangan demam dan radang saluran dan
kel. limfe hilang timbul beru-lang kali.
Limfadenitis kel. limfe inguinal unilateral
Limfangitis retrograd
Peradangan tampak sebagai garis merah
yang menjalar kebawah
 Menahun : elefantiasis hanya mengenai tungkai
bawah bawah lutut atau lengan bawah bawah
siku.
ELEPHANTIASIS YANG DISEBABKAN OLEH B.MALAYI
DIAGNOSIS
 Gejala klinis
 Diagnosis parasitologi = filariasis bankrofti
 Radiodiagnosis umumnya tidak dilakukan
 Diagnosis Imunologi belum dapat dilakukan
PENGOBATAN
 DEC dgn dosis 5 mg /kg.bb selama 10 hari
 Efek samping obat jauh lebih berat daripada
filariasis bankrofti
 Untuk pengobatan masal : dosis rendah jangka
panjang(100 mg /minggu selama 40 minggu)
atau garam DEC 0,2-0,4% selama 9-12 bln.
EPIDEMIOLOGI
 Hanya terdapat di daerah pedesaan
 B. malayi yang hanya pada manusia dan B.
timori di daerah persawahan
 B. malayi manusia dan binatang  di pinggir
pantai atau aliran sungai, rawa-rawa.
 Peneyebaran bersifat fokal.
OCCULT FILARIASIS
(TROPICAL PULMONARY
EOSINOPHILIA)
Definisi :
Occult filariasis ialah filariasis limfatik
yang disebabkan oleh penghancuran
mikrofilaria da-lam jumlah berlebihan
oleh sis-tem kekebalan penderita, akibat
hipersensitifitas terhadap anti-gen
mikrofilaria.
PENYEBARAN GEOGRAFIS:
 Indonesia, Singapura, Vietnam,
Muangthai , Afrika dan Curacao.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
 Gejala klinis:
Hipereosinofila
Peningkatan kadar Ig.E
Kelainan klinis menahun dgn
pembengkakan kel.limfe dan gejala asma
bronkial.
 Patologi :
Benjolan-benjolan kecil warna kuning
kelabu berisi infiltrasi sel eosinofil
benda Meyers Kouwenaar.
DIAGNOSIS
 Gejala klinis
 Hipereosinofilia
 Peningkatan kadar Ig.E
 Gambaran Rontgen paru
 Menemukan benda Meyers Kouwenaar
pada sediaan biopsi
PENGOBATAN
 DEC 6 mg/kg bb/hari selama 2-3 minggu
LOA LOA
 Hospes : Manusia
 Penyakit : loaiasis = Calabar swelling
(fugitive swelling)
 Penyebaran geografik : daerah katulistiwa
berhutan (rain forest) Afrika tropis
bagian Barat
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
 Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan
 Mengeluarkan mikrofilaria yang beredar
dalam darah pada siang hari
 Mikrofilaria bersarung, dapat ditemukan
dalam urin, sputum, kadang-kadang dalam
cairan sumsum tulang blakang
 Vektor : lalat Chrysops
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
 Cacing dewasa dalam jaringan subkutan dan
mikrofilaria dalam darah tidak menimbul-kan
gejala
 Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh
tubuh  gangguan di konjungtiva mata
 Kelainan khas  calabar swelling atau fugitive
swelling
 Bila masuk ke otak ensefalitis
DIAGNOSIS
 Menemukan mikrofilaria dalam darah yang
diambil pada siang hari
 Menemukan cacing dewasa dari conjunctiva
mata atau dalam jaringan subkutan.
PENGOBATAN
 DEC 2 mg/kg bb, 3 x sehari sesudah makan
selama 14 hari
 Cacing dewasa pada mata dengan operasi.
EPIDEMIOLOGI
 Daerah endemi adalah daerah lalat Chrysops
silacea dan C. dimidiata dgn tempat perindukan
di hutan berhujan dng kelembaban tinggi
ONCHOCERCA VOLVULUS
 Hospes : Manusia
 Penyakit : onkosersiasis,river blindness,
blinding filariasis
 Penyebaran : Afrika, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
 Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat
 Bentuk seperti kawat putih, opalesen dan
transparan
 Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria dalam
jar. subkutan  migrasi ke kulit
 Vektor : lalat Simulium
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
 Ada 2 tipe onkosersiasis
1. Tipe forest  kelainan kulit lebih dominan
2. Tipe savanna kelainan mata yg dominan
 Manifestasi utama berupa kelianan pada kulit,
sistem limfatik dan mata
 Dua macam proses patologi:
 Cacing dewasa dalam jaringan ikat
 Mikrofilaria yg beredar menuju kulit
 Kelainan oleh cacing dewasa disebut onkoserkoma
 Kelainan oleh mikrofilaria terutama menge-nai
mata gangguan serat-serat optik dan retina
 Bila menahun kebutaan
 Kulit kehilangan elastisitas hanging groin
DIAGNOSIS
 Klinis
 Parasitologik : menemukan mikrofilaria atau
cacing dewasa dalam benjolan sub-kutan.
 USG nodul
 Pelacak DNA dgn teknik PCR dgn pelacak
ONCHO-150
 Mazotti test
PENGOBATAN
 Ivermectin
 Suramin
EPIDEMIOLOGI
 Tempat perindukan vektor di daerah
pegunungan yang mempunyai air sungai yang
deras
 Kebutaan pada penduduk yang berdekatan dgn
aliran sungai  river blindness.
Terima kasih…
dr. Desy Arisanti M,Ked ( ClinPath )
Sp.PK

Anda mungkin juga menyukai