Anda di halaman 1dari 32

Monkeypox:

Pengobatan dan Pencegahan

Dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD, SpPD-KPTI


Divisi Ilmu Penyakit Tropik & Infeksi
Dept Ilmu Penyakit Tropik
FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito
Hal2 yang sering ditanyakan (FAQ) di
masyarakat

Apa itu Monkeypox


Bagaimana PENULARAN Bagaimana
Apa beda dengan pox-
virus Monkeypox PENCEGAHAN penularan
pox yang lain?

Apa yang dapat


Apakah ada OBAT dan dilakukan perorangan,
atau VAKSIN untuk faskes, dan masyarakat Rekomendasi WHO
Monkeypox? untuk pencegahan dan
pengobatan virus ini?
Pendahuluan
• Monkeypox merupakan penyakit virus zoonotic (dari
hewan ke manusia)
• Disebabkan oleh virus DNA double strand, anggota
Poxyviridae, dibawah genus Orthopoxvirus, termasuk
smallpox (cacar)
• Virus sudah ditemukan pada 1958 pada koloni kera
dalam penelitian, tetapi baru teridentifikasi secara
klinis mulai 1972. Sudah pernah terjadi beberapa
wabah sebelum 2022 ini
• Masa Inkubasi (masa terinfeksi sampai muncul gejala):
1 -2 minngu
Istilah MONKEY-POX

• MONKEY - Virus pertama kali


teridentifikasi pada koloni
monyet yang digunakan dalam
penelitian pada tahun 1958
• POX – merujuk pada semua
penyakit yang menimbiukan
ruam atau (semacam) jerawat
yang kemudian berisi nanah
dan akan menimbulkan bekas
luka saat penyembuhan.
Chickenpox = cacar air/varicella; Smallpox = cacar
Chickenpox = Cacar air / varicella; Smallpox = Cacar; Measles = Campak, Morbili, atau Rubeola (airborne & droplet)
Bagaimana Penularan dari hewan terinfeksi monkeypox, baik
melalui garukan atau gigitan hewan, atau Ketika
Penularan virus mempersiapkan atau makan daging, atau
menggunakan produk dari hewan terinfeksi
Monkeypox
(Cacar Monkeypox dapat menular kepada seseoarang
melalui kontak dekat, personal, dan seringnya kulit-
Monyet) ke-kulit, termasuk:

• Kontak langsung dengan ruam, scabs (kerak), atau cairan tubuh


monkeypox dari orang yang terinfeksi
• Memegang barang, kain (baju, sprei, atau handuk), dan
permukaan yang pernah digunakan oleh seseorang yang
terinfeksi
• Kontak dengan cairan sekresi pernafasan
Bagaimana Penularan virus Monkeypox (Cacar Monyet)

Kontak langsung (direct contact) dapat


terjadi saat ada kontak intim, termasuk:
• Hubungan sex oral, anal, dan vaginal atau menyentuh
genital (penis, testis, labia,, dan vagina) atau anus dari
orang dengan infeksi
• Berpelukan, pijatan, dan berciuman
• Kontak muka-ke-muka yang lama
• Menyentuh kain atau barang selama hubungan seks
yang pernah dipakai orang terinfeksi dan yang belum
didisinfektan

Perempuan hamil dapat


menularkan/menyebarkan ke janinnya
melalui plasenta
Infeksi dan Penyakit Monkeypox
• Infeksi Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh
sendiri (self-limiting disease) dengan gejala berlangsung antara 2 – 4
minggu.
• Kasus berat lebih sering terjadi pada anak dan berhubungan dengan
beratnya paparan virus, status Kesehatan pasien
• Komplikasi meliputi infeksi sekunder, bronchopneumonia, sepsis,
encephalitis, dan infeksi pada kornea yang dapat mengakibatkan
hilangnya penglihatan.
Penyakit
• Orang yang terinfeksi Monkeypox dapat
menyebarkan/menularkan ke orang lain mulai
dari Saat muncul gejala klinis sampai saat ruam
sudah sembuh total dan lapisan kulit baru
sudah terbentuk.
• (Sejauh ini diketahui bahwa penularan tidak
terjadi saat belum bergejala dan atau saat masa
inkubasi)
• Manajemen:
• Terapi
• Vaksinasi
• Pencegahan: pribadi, Seting Faskes, dan masyarakat
Pengobatan
•Belum ada pengobatan yang spesifik untuk monkeypox.
•Pengobatan bersifat simptomatis dan suportif utk meringankan keluhan :
•mempercepat penyembuhan lesi, mencegah demam, mengurangi kehilangan
cairan, mengurangi nyeri, mencegah timbulnya jaringan parut, mencegah
infeksi sekunder.
• Saat ini, belum ada terapi klinis spesifik yang terbukti efektid untuk terapi
infeksi monkeypox
• Seperti penyakit viral lainnya, terapi adalah supportive
• Obati gejala dan atasi komplikasi
• Pemberian antibiotic untuk infeksi sekunder
Kemenkes RI 2022, HTTP://INFEKSIEMERGING.KEMKES.GO.ID
• At this time, there are no specific
treatments available for monkeypox
infection, but monkeypox outbreaks can be
controlled.

• Smallpox vaccine, cidofovir, ST-246, and


vaccinia immune globulin (VIG) can be used to
control a monkeypox outbreak.

Page last reviewed: December 7, 2016Content


source: Centers for Disease Control and
Prevention, National Center for Emerging and Zoonotic
Infectious Diseases
Pada pasien yang rentan terkena infeksi
sekunder harus dipastikan bahwa:
1. Penderita diberikan asupan nutrisi dan cairan yang cukup, dapat
diberikan cairan infus intravena jika diperlukan.
2. Penapisan dan tatalaksana penyakit komorbid dan penyakit infeksi
sekunder lainnya jika ditemukan.
3. Pengawasan dan tatalaksana harian bagi penderita yang dirawat.
4. Seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah/rentan
(immunocompromised) seperti orang dengan HIV/AIDS (ODHIV),
sebaiknya dijauhkan dari penderita monkeypox.
Prognosis ditentukan oleh beberapa factor, antara lain Riwayat vaksinasi
sebelumnya, status Kesehatan, dan ada tidaknya penyakit penyerta
Panduan Terapi Monkeypox
Orang/kelompok orang yang dipertimbangkan diberi terapi:

• Orang2 dengan penyakit berat (seperti penyakit perdarahan, sepsis,


ensefalitis, dan kondisi lain yang memerlukan perawatan inap)
• Orang2 yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya penyakit berat:
• Orang yang imunokompromais
• Anak2, terutama kurang dari 8 tahun
• Perempuan hamil atau menyusui
• orang dengan satu atau lebih komplikasi (missal infeksi sekunder bacterial,
diare dan mual muntah berat, dehidrasi, bronchopneumonia, penyakit
penyerta dan komorbid)
Pengobatan dan Vaksinasi

Obat Vaksin
• Tecovirimat •JYNNEOS
• Vaccinia Immune Globulin • ACAM2000
Intravenous (VIGIV)
Tecovirimat
• Merupakan obat anti virus yang sudah disetujui oleh FDA
untuk terapi penyakit smallpox pada orang dewasa dan
pasien anak dengan berat badan minimal 3 kg
• Juga dikenal sebagai TPOXX atau ST-246
• Fosmulasi kapsul oral dan IV
• Indikasi:
• untuk terapi penyakit smallpox pada orang dewasa dan
pasien anak dengan berat badan minimal 3 kg
• CDC memegang mergency Access Investigational Drug
Protocol untuk penggunaan Tecovirimat untuk infeksi
Orthopoxivirus non-variola (termasuk Monkeypox)
• https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/20
18/208627s000lbl.pdf
Cidofovir dan
Brincidofovir (CMX001)

• Belum ada data efektivitas Cidofovir and


Brincidofovir untuk menterapi Monkeypox
pada manusia.

• Baru menunjukkan bukti aktivitas terhadap


poxvirus secara in vitro dan stui pada
binatang
Vaksin Smallpox
• Karena virus monkeypox sangat dekat berhubungan
dengan virus yang menyebabkan smallpox maka vaksin
smallpox dapat melindungi orang terhadap terkena
monkeypox
• Beberapa ahli meyakini bahwa setelah paparan
monkeypox dapat melindungi dari terjadinya penyakit
atau menjadi lebih ringan
• Vaksin Smallpox sudah termasuk vaksin tua dan tidak
beredar untuk masyarakat umum
JYNNEOS
• Merupakan live vaccine diproduksi dari Modified
Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN), yang
merupakan orthopoxvirus yang dilemahkan dan non
replikatif
• Dikenal juga sebagai IMVAMUNE, IMVANEX, MVA
• Lisensi oleh FDA pada September 2019
• Indikasi:
• Untuk pencegahan penyakit smallpox dan monkeypox
untuk dewasa 18 tahun keatas yang risiko tinggi infeksi
• https://www.fda.gov/vaccines-blood-biologics/jynneos
ACAM2000

• Merupakan live vaccine


• Lisensi oleh FDA pada Agustus 2017
• Indikasi:
• Untuk pencegahan penyakit smallpox dan monkeypox untuk dewasa
18 tahun keatas yang risiko tinggi infeksi
•https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5708a6.htm

•https://www.fda.gov/media/75792/download
Pencegahan

Perorangan
Masyarakat
Faskes
Pencegahan - Perorangan
• Hindari kontak erat kulit-ke-kulit dengan orang yang mempunyai ruam yang meneyrupati
monkeypox
• Jangan sentuh ruam dari orang yang terinfeksi
• Dilarang mencium, memeluk atau hubungan seks dengan orang terinfeksi
• Hindari barang dan material yang pernah digunakan orang terinfkesi
• Jangan berbagi sendok garpu
• Jangan pegang handuk, sprei, atau pakaian dari orang terinfeksi
• CUCI TANGAN sesering mungkin dengan sabun atau gunakan hand-sanitizer berbasis
alcohol, terutama sebelum makan atau memegang wajah dan setelah menggunakan
kamar mandi
• Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada
masyarakat terkait Monkeypox, penularannya, dan
Pencegahannya
• Jangan sampai terjadi stigmatisasi

Pencegahan • Respon terhadap suatu kasus


• Siapapun yang dicurigai terinfkesi Harus
– DIEVALUASI secara MEDIS dan tes terhadap
monkeypox.

Masyarakat/ • Bagi yang positif, lakukan isolasi sampai semua


ruam sudah mengering dan lepas (dan sudah
ada lapisan kulit baru
Komunitas • Bila tidak dapat di rumah, siapkan isolasi
Bersama tapi kamar mandi sendiri2
• Identifikasi orang yang mungkin terpapar
monkeypox
Pencegahan - komunitas
• Pastikan adanya akses cuci tangan – sabun
atau handsanitizer minimal alcohol 60%
• Lakukan pembersihan dan disinfeksi di
tempat2 orang2 yang (pernah) terinfeksi
• Persiapkan APD (Alat Pelinding Diri) untuk
orang2 yang terlibat dalam penyediaan
sarana prasarana isolasi dan orang2 yang
mungkin terpapar
Pencegahan di seting faskes

Isolasi kasus suspek, probable atau dikonfirmasi dalam satu ruangan tersendiri
dengan ventilasi yang memadai, kamar mandi khusus.

Rujukan dan Isolasi mempertimbangkan kapasitas dan kondisi klinis pasien.


Isolasi bisa dilakukan secara mandiri, terpusat maupun di rumah sakit.

Kohort (konfirmasi + konfirmasi, probable + probable) dapat diterapkan jika


kamar tunggal tidak tersedia, memastikan jarak minimal 1 meter antara pasien.

Tindakan isolasi dan precaution berbasis penularan harus dilanjutkan sampai


gejala hilang (termasuk resolusi ruam dan koreng yang hilang dan sembuh).
Perlindungan diri bagi petugas kesehatan yang
melakukan perawatan penderita Monkeypox:

1. Menggunakan APD lengkap : baju pelindung lengan panjang, sarung tangan,


masker wajah, dan goggle.
2. Menggunakan 2 lembar sarung tangan (double gloving) membantu mencegah
kontak langsung dengan virus.
3. Menggunakan sepatu boot karet jika cairan tubuh tidak tertampung dan tercecer di
ruangan/lingkungan.
4. Menghindari kontak langsung tanpa alat pelindung diri dengan penderita, kotoran
atau sampel yang diambil dari penderita, serta lingkungan yang berpotensi
terkontaminasi dengan kotoran/ cairan tubuh penderita.
5. Mengenakan APD lengkap saat memasuki ruang isolasi.
6. Memperhatikan urutan cara melepas APD sehingga permukaan yang mungkin
terkontaminasi tidak akan tersentuh oleh tangan, wajah atau peralatan yang
masih bersih.
7. Mencuci tangan dengan baik dan benar:
• Sebelum memakai APD
• Setiap kali selesai kontak dengan penderita dan atau kotoran atau sekretnya
atau lingkungan yang berpotensi terkontaminasi
• Setelah melepas APD
6. Membatasi kontak yang tidak perlu bagi petugas yang tidak berkepentingan
merawat penderita.
• Setiap petugas kesehatan atau
orang yang merawat harus
memantau kondisi pribadinya
terhadap perkembangan adanya
gejala selama 21 hari setelah
tanggal perawatan/kontak
terakhir. Dapat dilakukan secara
mandiri atau aktif oleh tenaga
kesehatan lain.

• Ketentuan lebih lanjut terkait


kewaspadaan standar, kontak,
droplet dapat mengacu
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
• Meski vaksin smallpox dapat digunakan untuk
pencegahan monkeypox tetapi berdasar Analisa Risko
dan Manfaat maka Vaksinasi Massal tidak dibutuhkan
saat ini
Rekomendas • Vaksin smallpox generasi kedua atau ketiga
diberikan pada yang sudah terpapar, diberikan

i (interim – dalam 4 hari sejak paparan (sampai 14 hari) untuk


mencegah munculnya gejala

sementara)
• Vaksinasi hanya untuk tenaga Kesehatan yang risiko
tinggi untuk terpapar, petugas lab yang bekerja
untuk orthopox virus, petugas lab diagnostik
WHO • Penularan dari Manusia ke Manusia DAPAT
DIKENDALIKAN dengan menggunakan prinsip
Kesehatan Masyarakat yang meliputi: penemuan
kasus, diagnosis dan perawatan, isolasi, dan contact-
tracing
• Lakukan KOORDINASI LINTAS SEKTOR untuk
Rekomendasi WHO penguatan kesiapan untuk respon terhadap
untuk negara yang monkeypox dan hentikan transmisi antar
tidak ada Riwayat manusia
monkeypox pada
• Lakukan interventi pencegahan terjadinya
manusia atau tidak
stigmatisasi dan Tindakan diskriminatif
terdeteksi adanya terhadap orang atau kelompok yang mungkin
kasus dalam 21 terkena
hari terakhir • Promosikan lapor diri secara sukarela,
rujukan perawatan, lindungi HAM
• Lakukan SURVEILANS, teramsuk fasilitas tes
• Peningkatan kewaspadaan dan pelatihan
tenaga Kesehatan, teramsuk layanan primer,
teramsuk klinik dermatologi, HIV, ibu hamil, dll
Rekomendasi WHO
untuk negara yang • Peningkatan kewaspadaan ke masyarakat
tidak ada Riwayat terkain: PENULARAN, PNECEGAHAN, dan
monkeypox pada TANDA GEJALA (terutama missal pada
manusia atau tidak kelompok risiko tinggi, antara lain populasi
terdeteksi adanya gay dan orang dengan multiparner)
kasus dalam 21 hari • Kerjasama dengan kelompok masyarakat
terakhir terkati PENULARAN – bahwa monkeypox
menular antar manusia sehingga perlunya
kewaspadaan atau pembatasan
pertemuan besar dan kepadatan manusia
• Disebabkan oleh virus Monkeypox yang mirip dengan virus
smallpox
Penutup – take • Memberikan gejala ruam seluruh tubuh yang muncul 1-2 minggi
setalah terinfeksi
home message • Demam, pusing, nyeri otot, nyeri punggung, PEMBESARAN
kelenjar limfe, chills (gemetaran/ mriang), kelelahan
terkait • Ruam terkonsentrasi di wajah, tangan, dan kaki, sebelum
menyebar ke seluruh tubuh.
Monkeypox • Kepastian Diagnosis memerlukan tes PCR
• Dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui KONTAK ERAT
dengan lesi, cairan tubuh, droplet pernafasan atau barang2
terkontaminasi
• Belum ada obat (seperti virus lain), hanya ada vaksin lama
• Lakukan PENCEGAHAN Perorangan, di Fasilitas Kesehatan, dan
di Masyarakat,

Anda mungkin juga menyukai