Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN

MONKEYPOX
By: Varla Septrinidya
ETIOLOGI
• Monkeypox virus (genus Orthopoxvirus, family Poxviridae)

Hewan yang dapat menularkan:


Penularan: Primata, tupai pohon, Gambian giant rat, tikus
Kontak langsung dengan hewan/ manusia bergaris, dormice
yang terinfeksi/ benda yang
terkontaminasi Melalui gigitan/ cakaran/ daging hewan liar/
cairan atau benda yang terkontaminasi

Virus masuk melalui:


Kontak dengan kulit yang luka, saluran
pernapasan/ selaput lendir/ plasenta
• Fase masa infeksi:
• Masa penularan: 2-4 minggu (mulai dari • Fase akut/ prodromal (0-5 hari)
onset gejala – krusta mengelupas) • Fase erupsi (1-3 hari setelah muncul demam)
• Fase akut:
• Demam, sakit kepala, limfadenopati, nyeri
• Masa inkubasi: 6 – 13 hari (dapat juga punggung, gejala saluran pernapasan (sakit
5-21 hari) tenggorokan, hidung tersumbat, batuk)
• Fase erupsi:
• Muncul ruam pada kulit
• Lesi kenyal, batas tegas, terdapat umbilikasi
• Butuh waktu s/d 3 minggu sampai fase erupsi
menghilang
LESI MONKEYPOX
• Sering terjadi di daerah genital, anorektal
atau di dalam mulut
• Berawal dari wajah dan/atau genital
• Tidak selalu menyebar di banyak tempat di
tubuh.
• Mungkin terbatas pada beberapa lesi atau
hanya satu lesi.
• Tidak selalu muncul di telapak tangan dan
telapak kaki.
• Lesi sering digambarkan sebagai nyeri kecuali
saat penyembuhan (menjadi gatal)
• Jika ditemukan
satu kasus
konfirmasi mpox
di suatu daerah
maka dinyatakan
sebagai KLB di
daerah tersebut
• Kontak erat tanpa
gejala (asimtomatis)
tidak memerlukan
karantina, namun
tetap dilakukan
pemantauan
DIAGNOSIS BANDING
• Kasus yang memenuhi
kriteria suspek/ probable
mpox hanya dapat
dilakukan konfirmasi
melalui pemeriksaan
laboratorium,  uji PCR
dan/atau sekuensing
Pengobatan Vaksinasi
• Belum ada pengobatan yang • Vaksin yang digunakan selama
spesifik untuk infeksi MPXV. program pemberantasan cacar
(smallpox) berpotensi memberikan
• Pengobatan simtomatis dan perlindungan terhadap mpox.
suportif dapat diberikan untuk
meringankan keluhan yang
muncul
ANTIVIRUS
• Dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada kelompok:
• Klinis berat (sepsis, ensefalitis, lesi luas, manifestasi perdarahan)
• Pasien immunocompromised
• Anak & remaja yang memiliki risiko mpox berat (usia <8 tahun, riwayat atau
dalam kondisi dermatitis atopi, infeksi yang melibatkan daerah
mata/wajah/genital)
• Pilihan antivirus
• Tecovirimat (PO, IV)
• Cidofovir (IV)
• Brincidofovir (PO)
• Lesi pada mata:
• Perawatan mata dengan
menggunakan cairan lubrikans dan
kompres yang mengandung NaCl
0.9%.
• Jika tersedia, dapat digunakan
tetes mata Trifluridine (diberikan
tiap 4 jam selama 7 – 10 hari)
Bayi baru lahir dari ibu susp/ probable/
confirmed mpox
• Mandikan bayi lebih dini sebelum diberikan perawatan rutin seperti
vaksinasi hep B dan vitamin K
• Tidak dianjurkan untuk rawat gabung
• Nutrisi dengan PASI dengan mempertimbangankan AFASS
• Pemantauan ketat gejala mpox hingga 21 hari setelah bayi lahir
KOMPLIKASI
• Infeksi sekunder
• Pneumonia
• Ensefalitis
• Infeksi kornea s/d hilangnya penglihatan
• Gagal ginjal akut
• Miokarditis
KRITERIA SEMBUH

• Bebas demam dalam 72 jam, dan


• Tidak ada lesi baru dalam 48 jam, dan
• Perbaikan gejala respirasi, dan
• Seluruh lesi kulit mencapai fase krusta, mengelupas, dan tumbuh
lapisan kulit baru (umumnya berlangsung 2-4 minggu sejak
munculnya gejala prodromal).
PENCEGAHAN
• Isolasi diri di ruang terpisah dari anggota keluarga lain
• Jika kamar mandi bersama  pastikan menjaga kebersihan tangan
sebelum & sesudah menggunakan kamar mandi
• Hindari kontak dengan anggota keluarga yang tidak terinfeksi sampai
semua lesi menjadi krusta, mengelupas, tumbuh lapisan kulit baru
• Tidak melakukan aktivitas seksual
• Hindari penggunaan alat makan bersama
• Hindari penggunaan barang bersama-sama, seperti linen, baju, handuk
• Hindari penggunaan lensa kontak untuk cegah infeksi pada mata
PENCEGAHAN
• Hindari mencukur rambut untuk mencegah penyebaran
• Sedapat mungkin cegah kontaminasi furniture yang sulit dicuci
• Hindari kontak dengan binatang
• Selalu mencuci tangan menggunakan sabun & air mengalir segera setelah
menyentuh barang-barang yang mungkin terkontaminasi
• Jika harus keluar rumah (untuk perawatan medis)  tutup semua lesi kulit
dengan menggunakan baju & celana panjang, pakai masker, menutup lesi
kulit lain dengan kasa steril untuk daerah yang tidak tertutup pakaian
• Ketika membersihkan rumah, hindari penggunaan sapu/ vacuum cleaner

Anda mungkin juga menyukai